Anda di halaman 1dari 6

Astrid Dara Putri Sutejo (3215133260)

Citra Media Pertiwi (3215136356)


Kelompok 8 (genap)
Pendidikan Fisika Bilingual 2013

Persamaan Diferensial Biasa Metode Runge-Kutta Orde Dua


Metode Runge-Kutta
Metode Runge-Kutta mencapai ketelitian suatu pendekatan deret taylor tanpa
memerlukan kalkulasi turunan yang lebih tinggi. Banyak perubahan terjadi, tetapi semuanya
dapat ditampung dalam bentuk umum dari persamaan:
Yi+1 = y1 + (x1, y1, h) h

(1)

dimana (x1, y1, h) disebut suatu fungsi yang dapat diinterpretasikan sebagai sebuah slope
rata-rata sepanjang interval. Fungsi tersebut dapat ditulis dalam bentuk umum sebagai
berikut:
= a1k1 + a2 k2 + + ankn

(2)

dimana setiap a adalah konstanta dan setiap k besarnya adalah:


k1 = f(xi , yi )

(3)

k2 = f(xi + p1h, yi + q11k1h)

(4)

k3 = f(xi + p2h, yi + q21k1h + q22k2h)

(5)

.
.
.
kn = f(xi + p n-1h, yi + qn-1,1 k1h + qn-1,2 k2h
+ + qn-1,n-1 kn-1h)

(6)

Semua harga k berhubungan secara rekursif. Artinya k1 muncul dalam persamaan


untuk k2, yang muncul lagi dalam persamaan untuk k3, dan seterusnya. Rekurensi ini
membuat metode RK efisien untuk kalkulasi oleh komputer.
Berbagai jenis metode Runge-Kutta dapat direncanakan dengan melaksanakan jumlah
suku-suku yang berbeda pada fungsi tersebut seperti dinyatakan oleh n. Pada RK orde
pertama dengan n = 1 ternyata adalah metode Euler. Sekali n telah dipilih, hargaharga untuk
setiap a, p, dan q dievaluasikan dengan memberikan harga persamaan: yi+1 = yi + h sama

dengan suku-suku pada sebuah perluasan deret taylor. Jadi sekurangkurangnya untuk versi
orde lebih rendah, jumlah suku n biasanya menunjukkan orde pendekatan. Misalnya pada
pasal berikut ini, metode RK orde kedua menggunakan sebuah fungsi inkremen dengan dua
suku (n = 2). Metode orde kedua ini akan eksak bila solusi untuk persamaan persamaan
diferensial adalah kuadratik. Tambahan pula, disebabkan suku-suku dengan h3 danlebih tinggi
dihilangkan, selama penurunan, kesalahan pemotongan lokal 0(h3) dan kesalahan global
adalah 0(h2). Pada pasal-pasal berikutnya dikembangkan metode RK orde ketiga dan keempat
(n = 3 dan 4 ). Untuk kasus-kasus ini, kesalahan-kesalahan pemotongan global masingmasing adalah 0(h3) dan 0(h4).

Metode Rungga-Kutta Orde Kedua


Versi orde kedua dari persamaan (1)
yi+1 = yi + (xi, yi, h) h
yi+1 = yi + (a1k1 + a2k2 ) h

(7)

k1 = f(xi,yi)

(8)

k2 = f(xi + p1h, yi + q11k1h)

(9)

dengan:

Harga-harga untuk a1 dan a2, p1, q11 diselesaikan dengan menyamakan persamaan (7)
dengan menggunakan sebuah perluasan deret taylor terhadap orde kedua. Dengan ini dapat
menurunkan tiga persamaan untuk menyelesaikan empat konstanta yang tidak dikenal.
Ketiga persamaan itu adalah:
a1 + a2 = 1

(10)

1
a2 p1 = 2

(11)

a2 q11 =

1
2

(12)

Karena kita memilika tiga persamaan dengan empat yang tidak dikenal, kita harus
menganggap sebuah harga dari salah satu yang tidak dikenal tersebut untuk menentukan

ketiga buah yang lainnya. Misalkan kita nyatakan sebuah harga untuk a2. Kemudian
persamaan (10) sampai (12) dapat diselesakan secara simultan untuk:
a1 = 1 - a2

(13)

1
2 a2

p1 = q11 =

(14)

Karena kita dapat memilih sejumlah tak hingga harga untuk a2, maka terdapat sejumlah tak
hingga metode RK orde kedua. Setiap versi akan mengandung hasil-hasil yang sama secara
eksak, jika solusi untuk PDB adalah kuadratik, linier atau sebuah konstanta. Tetapi versiversi
itu mengandung hasil-hasil yang berbeda kalau (dalam kasus sejenis), solusi tersebut adalah
lebih rumit.
1

Metode Heun Dengan Korektor Tunggal (a2 = 2 ).


Jika a2 dianggap =

1
2

Persamaan (13) dan (14) dapat diselesaikan untuk a1 =

1
2

dan

p1 = q11 = 1. Parameterparameter ini kemudian dimasukkan kedalam persamaan (7) sehingga:


yi+1 = yi +

( 12 k + 12 k ) h
1

(15)

dengan:
k1 = f(xi, yi)

(16)

k2 = f(xi + h, yi + hk1)

(17)

k1 merupakan slope pada awal interval dan k2 adalah slope pada akhir interval.
Konsekuensinya metode RK orde kedua sebenarnya adalah teknik heun dengan sebuah
korektor iterasi tunggal.

Metode Titik Tengah Yang Diperbaiki (a2 =

Jika dianggap a2 = 1, maka a1 = 0, p1 = q11 =

1
2

1
2 ).

dan persamaan (7) menjadi:

yi+1 = yi + k2h

(18)

k1 = f(xi, yi)

(19)

1
1
hyi+ h k 1
k2 = f(xi + 2
2

(20)

dengan:

Ini adalah titik tengah yang diperbaiki.

Metode Raltson (a2 = 3 )

Raltson (1962) serta Raltson dan Rabinowitz (1978) telah menentukan serta memilih a2 =
2
3

yang memberikan suatu batas minimal pada kesalahan pemotongan untuk algoritma RK

orde kedua. Untuk versi ini, a1 =

1
3

3
dan p1 = q11 = 4

1
2
k + k h
yi+1 = yi + ( 3 1 3 2
dengan:
k1 = f(xi, yi)

(22)

3
3
h , yi+ h k 1
k2 = f(xi + 4
4

Contoh:
Gunakan metode poligon yang diperbaiki dan metode raltson untuk mengintegrasikan secara
numerik dari persamaan berikut ini;
f(x,y) = - 2x3 + 12x2 - 20x + 8,5
dari x = 0 hingga x = 4 dengan menggunakan ukuran langkah = 0,5.
Penyelesaian:

Langkah pertama menggunakan metode poligon yang diperbaiki yaitu dengan menggunakan
persamaan (19) guna menghitung
k1 = - 2 (0)3 + 12 (0)2 20 (0) + 8,5 = 8,5
k2 = - 2 (0,25)3 + 12 (0,25)2 20 (0,25) + 8,5 = 4,21875
y (0,5) = 1 + 4,21875 (0,5) = 3,109375
Pada metode raltson, k1 untuk interval pertama juga berharga 8,5 maka:
k2 = - 2 (0,375)3 + 12 (0,375)2 20 (0,375) + 8,5 = 2,58203125
Slope rata-rata dihitung oleh:

yang digunakan untuk memprediksikan:


y (0,5) = 1 + 4,5546875(0,5) = 3,27734375

Gambar 1.1 Perbandingan solusi sebenarnya dan solusi numerik dengan menggunakan
tiga buah metode RK orde kedua serta metode Euler

Anda mungkin juga menyukai