(1)
dimana (x1, y1, h) disebut suatu fungsi yang dapat diinterpretasikan sebagai sebuah slope
rata-rata sepanjang interval. Fungsi tersebut dapat ditulis dalam bentuk umum sebagai
berikut:
= a1k1 + a2 k2 + + ankn
(2)
(3)
(4)
(5)
.
.
.
kn = f(xi + p n-1h, yi + qn-1,1 k1h + qn-1,2 k2h
+ + qn-1,n-1 kn-1h)
(6)
dengan suku-suku pada sebuah perluasan deret taylor. Jadi sekurangkurangnya untuk versi
orde lebih rendah, jumlah suku n biasanya menunjukkan orde pendekatan. Misalnya pada
pasal berikut ini, metode RK orde kedua menggunakan sebuah fungsi inkremen dengan dua
suku (n = 2). Metode orde kedua ini akan eksak bila solusi untuk persamaan persamaan
diferensial adalah kuadratik. Tambahan pula, disebabkan suku-suku dengan h3 danlebih tinggi
dihilangkan, selama penurunan, kesalahan pemotongan lokal 0(h3) dan kesalahan global
adalah 0(h2). Pada pasal-pasal berikutnya dikembangkan metode RK orde ketiga dan keempat
(n = 3 dan 4 ). Untuk kasus-kasus ini, kesalahan-kesalahan pemotongan global masingmasing adalah 0(h3) dan 0(h4).
(7)
k1 = f(xi,yi)
(8)
(9)
dengan:
Harga-harga untuk a1 dan a2, p1, q11 diselesaikan dengan menyamakan persamaan (7)
dengan menggunakan sebuah perluasan deret taylor terhadap orde kedua. Dengan ini dapat
menurunkan tiga persamaan untuk menyelesaikan empat konstanta yang tidak dikenal.
Ketiga persamaan itu adalah:
a1 + a2 = 1
(10)
1
a2 p1 = 2
(11)
a2 q11 =
1
2
(12)
Karena kita memilika tiga persamaan dengan empat yang tidak dikenal, kita harus
menganggap sebuah harga dari salah satu yang tidak dikenal tersebut untuk menentukan
ketiga buah yang lainnya. Misalkan kita nyatakan sebuah harga untuk a2. Kemudian
persamaan (10) sampai (12) dapat diselesakan secara simultan untuk:
a1 = 1 - a2
(13)
1
2 a2
p1 = q11 =
(14)
Karena kita dapat memilih sejumlah tak hingga harga untuk a2, maka terdapat sejumlah tak
hingga metode RK orde kedua. Setiap versi akan mengandung hasil-hasil yang sama secara
eksak, jika solusi untuk PDB adalah kuadratik, linier atau sebuah konstanta. Tetapi versiversi
itu mengandung hasil-hasil yang berbeda kalau (dalam kasus sejenis), solusi tersebut adalah
lebih rumit.
1
1
2
1
2
dan
( 12 k + 12 k ) h
1
(15)
dengan:
k1 = f(xi, yi)
(16)
k2 = f(xi + h, yi + hk1)
(17)
k1 merupakan slope pada awal interval dan k2 adalah slope pada akhir interval.
Konsekuensinya metode RK orde kedua sebenarnya adalah teknik heun dengan sebuah
korektor iterasi tunggal.
1
2
1
2 ).
yi+1 = yi + k2h
(18)
k1 = f(xi, yi)
(19)
1
1
hyi+ h k 1
k2 = f(xi + 2
2
(20)
dengan:
Raltson (1962) serta Raltson dan Rabinowitz (1978) telah menentukan serta memilih a2 =
2
3
yang memberikan suatu batas minimal pada kesalahan pemotongan untuk algoritma RK
1
3
3
dan p1 = q11 = 4
1
2
k + k h
yi+1 = yi + ( 3 1 3 2
dengan:
k1 = f(xi, yi)
(22)
3
3
h , yi+ h k 1
k2 = f(xi + 4
4
Contoh:
Gunakan metode poligon yang diperbaiki dan metode raltson untuk mengintegrasikan secara
numerik dari persamaan berikut ini;
f(x,y) = - 2x3 + 12x2 - 20x + 8,5
dari x = 0 hingga x = 4 dengan menggunakan ukuran langkah = 0,5.
Penyelesaian:
Langkah pertama menggunakan metode poligon yang diperbaiki yaitu dengan menggunakan
persamaan (19) guna menghitung
k1 = - 2 (0)3 + 12 (0)2 20 (0) + 8,5 = 8,5
k2 = - 2 (0,25)3 + 12 (0,25)2 20 (0,25) + 8,5 = 4,21875
y (0,5) = 1 + 4,21875 (0,5) = 3,109375
Pada metode raltson, k1 untuk interval pertama juga berharga 8,5 maka:
k2 = - 2 (0,375)3 + 12 (0,375)2 20 (0,375) + 8,5 = 2,58203125
Slope rata-rata dihitung oleh:
Gambar 1.1 Perbandingan solusi sebenarnya dan solusi numerik dengan menggunakan
tiga buah metode RK orde kedua serta metode Euler