Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL USAHA

Astrids Art Design


Desain, Pengolahan dan Pembuatan Jam Doodle
Diajukan Kepada:
Kementerian Koperasi Dan UKM Republik Indonesia

Astrid Dara Putri Sutejo (3215133260)


Astrids Art Design
Jl. Raya Transyogie, Kp. Rawa Belut Rt. 003/006, Kec. Cileungsi, Kab. Bogor 16820
No. Telp: Astrid Sutejo, 089634818388

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2016

Lembar Pengesahan
1

Jakarta, 20 Mei 2016


Proposal ini telah disetujui oleh:
Dosen Pembimbing
Mata Kuliah Kewirausahaan
Universitas Negeri Jakarta

Dr. Ir. Vina Serevina, M.M


NIP 196510021998032001

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan ii
Daftar Isi

iii

Ringkasan Pola Pembiayaan Desain dan Pembuatan Jam Doodle


1. 1.
1. 2.

Bab I. Pendahuluan

Latar Belakang
Jenis usaha 1

iv

Bab II. Profil Usaha dan Pola Pembiayaan Desain dan Pembuatan Jam
2. 1. Profil Usaha Desain dan Pembuatan Jam Doodle
2. 2. Pola Pembiayaan
3

Bab III. Aspek Pasar dan Pemasaran 4


3. 1.
3. 2.

Aspek Pasar 4
Aspek Pemasaran

Bab IV. Aspek Teknis, Produksi dan Teknologi


4. 1.
4. 2.
4. 3.
4. 4.
4. 5.
4. 6.

Lokasi Pembuatan Jam


9
Proses Produksi
9
Tenaga Kerja 10
Bahan Baku, Fasilitas Produksi dan Peralatan
Teknologi
11
Kendala Produksi
12

Bab V. Aspek Keuangan


5.
5.
5.
5.
5.
5.
5.
5.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Bab V. Kesimpulan

11

13

Fleksibiltas Produk Pembiayaan Syariah


13
Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan
14
Asumsi Parameter Perhitungan
16
Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional 16
Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja 19
Proyeksi Produksi dan Pendapatan 19
Proyeksi Laba Rugi Desain dan Pembuatan Jam
20
Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek 21
23

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN


DESAIN DAN PEMBUATAN JAM DOODLE

No.
1.

Unsur Pembiayaan
Jenis Usaha

Uraian
Pengolahan dan Pembuatan

2.

Skala Usaha

Desain
Doodle
Usaha kecil

3.

Lokasi Usaha

Kecamatan Cileungsi, Kab. Bogor, Jawa Barat

4.

Dana yang diperlukan

Investasi
Modal Kerja
Total

Jam

Rp. 20.470.000

Rp. 15.347.000
Rp. 35.817.000
Lembaga Keungan Syariah (LKS) dan modal
sendiri.
dan a. Plafon pembiayaan dari LKS
- Pembiayaan
Rp. 11.215.000
investasi
- Pembiayaan
Rp. 9.755.000
modal kerja
b. Kontribusi nasabah
- Biaya investasi
Rp. 9.255.000
- Biaya modal kerja
Rp. 5.592.000
- Total
Rp. 14.847.000

5.

Sumber Dana

6.

Plafon
Pembiayaan
Kontribusi Nasabah

13.

Akad Pembiayaan

14.

Jangka Waktu Pembiayaan

15.

Tingkat Margin Murabahah

16.

Periode
Pembayaran Anggaran pokok dan margin dibayarkan setiap
Pembiayaan
bulan.
Kelayakan Usaha

17.

Kebutuhan pembiayaan syariah untuk usaha


desain pengolahan dan pembuatan jam
dipenuhi dengan akad murabahah (jual beli),
hal ini karena sifat kebutuhan pembiayaa
adalah untuk kegiatan desain model produk
dan pengolahan bahan jamnya.
Jangka waktu kredit adalah 2 tahun (kredit
investasi) dan 1 tahun (kredit modal kerja),
tanpa tenggang waktu.
2,5%

Periode Proyek

3 tahun

Kapasitas Produksi

Jam tangan
125 buah jam per bulan, 1 tahun = 12 bulan
Pendapatan pertahun = 125 buah x12 bulan
x Rp. 90.000 = Rp. 135.000.000

No.

Unsur Pembiayaan

Uraian
-

Jam dinding
100 buah jam per bulan, 1 tahun = 12 bulan
Pendapatan pertahun = 100 buah x12 bulan
x Rp. 65.000 = Rp. 78.000.000, sederhana
Total: 213.000.000

23.

Tingkat Teknologi
Produk yang dihasilkan

Pemasaran Produk

Kelayakan Usaha

Jam tangan dan jam dinding


Jam tangan dan jam dinding yang dijual
langsung kepada pedagang pengumpul dan
pemesanan langsung dari konsumen untuk
menentukan desain sesuai selera (online).
a. Total margin yang diperoleh dari
pembiayaan investasi dan modal kerja
adalah Rp. 1.632.500
b. Usaha desain pengolahan pembuatan jam
mampu menghasilkan keuntungan yang
dapat
digunakan
untuk
membayar
kewajiban pembiayaan kepada LKS
c. Usaha desain jam layak untuk diusahakan

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Dunia fashion sekarang ini makin banyak digandrungi kaum muda di Indonesia.
Banyak toko-toko online fashion bermunculan seperti Zalora, Shopee, Salestock dan
lainnya. Menjamurnya toko-toko online sekarang ini menunjukkan bahwa usaha
online memiliki peluang yang besar sebagai media promosi lintas daerah yang
murah dan mudah. Maka, jam tangan sebagai salah satu aksesoris yang menunjang
penampilan juga menjadi salah satu daya tarik dalam dunia fashion.
Jam tangan pada umumnya memiliki desain angka satu sampai dengan dua belas
baik dalam bentuk angka maupun romawi. Jam tangan dengan desain seperti ini
5

dirasa kurang menarik perhatian karena desain angka yang selalu mutlak seperti itu.
Maka, perlu diadakan suatu inovasi baru dalam desain jam tangan sehingga jam
tangan itu memiliki keunikan tersendiri. Misalnya penggunaan rumus-rumus atau
persamaan-persamaan yang ada di ilmu matematika dan fisika dapat dijadikan salah
satu inovasi yang dapat menambah keunikan desain jam.
Persamaan-persamaan atau rumus-rumus ini biasanya menjadi momok yang
menakutkan jika dijumpai dalam kegiatan menuntut ilmu. Sudut pandang rumit
telah menjadikan persamaan-persamaan atau rumus-rumus ini dihindari oleh banyak
orang termasuk remaja. Padahal, salah satu seni gambar doodle juga merupakan
gambar penuh yang rumit namun memiliki daya tarik tersendiri dan tengah menarik
perhatian banyak orang.
Berdasarkan paparan sebelumnya, maka jam dalam hal ini dapat berupa jam
tangan sebagai fashion ataupun jam rumah sebagai aksesoris dapat dimodifikasi
desainnya dengan menggunakan sentuhan persamaan-persamaan dalam ilmu
matematika dan fisika yang dikombinasikan dengan gambar doodle agar terlihat
menarik dan memberikan suatu desain yang baru.
1. 2. Jenis Usaha
Jenis usaha yang direncanakan sesuai dengan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang dimiliki adalah:
a. Desain produk jam dengan seni doodle
b. Pengolahan bahan mentah menjadi bahan siap pakai
c. Pembuatan jam dengan desain dan bahan yang telah diolah

BAB II
PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN
DESAIN DAN PEMBUATAN JAM DOODLE
2. 1.

Profil Usaha Desain Pengolahan Pembuatan Jam Doodle


Nama Perusahaan
Nama Pemilik/Pimpinan
Alamat Kantor dan Tempat Usaha

: PT Astrids Art Design


: Astrid Dara Putri Sutejo
: Jl. Raya Transyogie, Kp. Rawa Belut Rt.

003/006,
16820
Bentuk Badan Hukum

Kec. Cileungsi, Kab. Bogor

Perusahaan

1713432561778543890

Teerbatas

No:

Tahun Berdiri

: 2015

STRUKTUR ORGANISASI PT. ASTRIDS ART DESIGN

Direktur
Astrid D.P.
Sutejo

Manajer
Pemasaran
Afrianti E.P.

Manajer
Produksi

Manajer
Personalia

Z. Mutia

Akbar
Perdana

Manajer
Keuangan

Jenis usaha yang direncanakan sesuai dengan Sumber Daya Manusia (SDM)
yang dimiliki adalah:
a. Desain produk jam dengan seni doodle
b. Pengolahan bahan mentah menjadi bahan siap pakai
c. Pembuatan jam dengan desain dan bahan yang telah diolah
2. 2. Pola Pembiayaan
Selama ini pemberian kredit untuk pengembangan usaha desain pembuatan jam
doodle di Kabupaten Bogor sudah dilakukan oleh beberapa perbankan/lembaga
keuangan lainnya, antara lain Bank BRI dan Bank Danamon, baik kantor cabang
maupun kantor unitnya. Pinjaman yang dapat diberikan oleh perbankan untuk usaha
ini dapat berupa kredit investasi maupun kredit modal kerja. Namun bank-bank
tersebut belum memiliki skema pinjaman khusus untuk usaha desain pebuatan jam
doodle. Adapun untuk Bank BRI, skim kredit yang ditawarkan untuk membantu
pengembangan usaha ini adalah melalui Kupedes.
Dalam perkembangan sumber pembiayaan tidak hanya berasal dari bank
konvensional akan tetapi juga berasal dari Lembaga Keuangan Syariah (LKS).
Merujuk pada perkembangan perbankan syariah, maka pada buku ini akan
disampaikan contoh pembiayaan syariah. Salah satu contoh alternative produk

Eno S.
Firmansa

syariah yang digunakan untuk pembiayaan usaha desain pembuatan jam doodle
adalah murabahah (jual beli). Kriteria yang menjadi pertimbangan ank dalam
melakukan analisis kredit/pembiayaan kepada nasabah adalah 5C, yaitu character
(watak), capacity (kemampuan), capital (permodalan), collateral (jaminan) dan
condition (kondisi).
Selain dilakukan oleh lembaga keuangan/perbankan, pembiayaan usaha kecil
desain pembuatan jam doodle di Kabupaten Bogor juga diberikan oleh Pemerintah
Kabupaten Bogor melalui Program Penguatan Modal bagi Pelaku Pembangunan
Usaha Kecil dan Menengah. Program ini dilatarbelakangi oleh krisis moneter yang
terjadi pada tahun 1997/1998 yang memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap menurunnya kegiatan jual beli baik dari segi intensitasnya maupun jumlah
unit yang diusahakan. Harga bahan mentah yang melambung tinggi tidak diimbangi
dengan kenaikan harga jual produk, sehingga banyak usaha perdagangan yang tidak
dapat beroperasi secara optimal. Dampak lainnya adalah semakin meningkatnya
biaya.

BAB III
ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3. 1. Aspek Pasar
3. 1. 1. Permintaan
Akhir dekade ini belanja online mulai digandrungi masyarakat Indonesia.
Menurut survei yang di kutip dari visa.co.id, pembeli online di Indonesia
adalah masyarakat yang berusia lebih muda dan lebih bersedia
membelanjakan lebih banyak uang diberbagai situs online. Sekitar 76%
pengguna internet pernah melakukan belanja online dengan rentang usia 1830 tahun. Bahkan, dilansir dari bukalapak.com menyebutkan bahwa Asosiasi
Ecomerce Indonesi (Idea) memprediksi bahwa total nilai pasar e-commerce

Indonesia hingga tahun 2013 mencapai 8 milyar dolar AS dan akan terus
meningkat mencapai 24 milyar AS di tahun 2016. Riset yang dilakukan Idea
ini dilakukan di 12 kota besar di Indonesia dari pertengahan 2013 sampai
awal tahun 2014. Jenis b
Dari survey yang dilakukan oleh eMarketer menyatakan bahwa dari
tahun ke tahun, nilai transaksi belanja online semakin meningkat, seperti
yang digambarkan pada grafik dibawah:

Peningkatan Nilai Transaksi Belanja Online


4
3.5
3
2.5
2
Nilai Transaksi
(dalam milyar dollar AS) 1.5
1
0.5
0
2012

2013

2014

2015

Tahun

Grafik 1. Peningkatan Nilai Transaksi Belanka Online

Survey lainnya yang diikutip dari startupbisnis.com menyebutkan bahwa


fashion menempati posisi pertama atau paling laris dijual secara online,
kemudian di susul produk telepon genggam dan aksesorisnya serta yang
paling rendah yaitu produk elektronik. Hal ini senada dengan hasil survei
yang dilakukan oleh Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) yang
dilakukan di Jabodetabek, bahwa jenis barang yang laku di pasar online yaitu
fashion, seperti ditunjukkan pada grafik dibawah:

Jenis Barang yang Dibeli Secara Online


1%
2%
3%
4%
5%
8%
8%
10%
10%

Jenis Barang

26%
79%
0%

20%

40%

60%

80% 100%

Presentase

Grafik 2. Jenis Barang yang Dibeli Secara Online

Berdasarkan hasil survey yang telah disebutkan diatas, transaksi online


semakin meningkat dari tahun ke tahun dengan jenis barang yang paling
sering dipesan adalah fashion sebagai penunjang utama penampilan. Jam
tangan sebagai salah satu faktor penunjan penampilan juga memiliki daya
tarik yang cukup besar, yaitu sekitar 7,6% dari 435 orang melakukan
transaksi online barang berupa jam tangan.
Selain besarnya minat masyarakat Indonesia untuk bertransaksi online,
doodle art juga mulai di gandrungi masyrakat khusunya kaum remaja.
Doodle art merupakan suatu gaya menggambar dengan cara mencoret,
terlihat abstrak, ada yang tidak bermakna juga ada yang bermakna, terkadang
karya yang dihasilkan tidak memiliki bentuk yang benar namun terlihat unik
dan menarik. Doodle art saat ini banyak dipakai sebagai salah satu elemen
dalam desain grafis. Banyak iklan di baliho, TV dan lainnya yang
menggunakan elemen doodle. Contohnya, telkomsel dan pop mie.
Dengan memadukan doodle art dalam mendesain jam, hal ini tentunya
akan berdampak pada peningkatan permintaan pembuatan jam tangan akan
semakin meningkat pada tahun-tahun mendatang.
3. 1. 2. Penawaran
Pada hakikatnya, jam tangan berfungsi mempermudah dalam hal
mengetahui waktu karena hanya tinggal melihat ke arah lengan saja. Akan
10

tetapi dewasa ini jam tangan lebih difungsikan sebagai alat elengkap dalam
segi penampilan atau fashion, survei menunjukkan bahwa 73% pengguna jam
merasa lebih percaya diri ketika memakai jam ketimbang tidak memakainya.
Selain untuk urusan kepercayaan diri, jam tangan juga ternyata dapat
menentukan tingkat ekonomi seseorang.
Jam tangan sebagai salah satu barang yang paling diminati pelanggan
dengan transaksi online, ternyata memiliki jumlah penjual yang terbilang
cukup tinggi, yaitu diurutan keempat dari urutan kategori survey yang
dilakukan jakpat.net.
Jakpat.net melakukan survey perilaku penjual di instagram dengan
jumlah responden 379 orang yang menjual produknya di akun media sosial
instagram. Hasil survey menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden
menjual produk fashion, yaitu dengan rincian:

Banyak Penjual Online di Instagram Berdasarkan Jenis Produk


3.17%
1.58%
10.03%
0.79%
10.29%
10.82%
10.82%
Jenis Barang

0.00%

20.00%

52.51%
40.00%

60.00%

Presentase

Grafik 3. Banyak Penjual Online di Instagram Berdasrkan Jenis Produk

Berdasarkan survey jakpat.net maka hanya sekitar 38 orang dari 379


orang yang menjual produk berupa jam tangan. Maka pasar untuk menjual
jam tangan masih besar dan cuku menjanjikan.
3. 1. 3. Analisis Peluang Pasar dan Persaingan
Meskipun animo masyarakat akan produk jam tangan tidak setinggi baju,
sepatu dan tas, namun jam tangan masih bisa dikatakan bahwa produk ini
diminati masyarakat. Namun, ketersediaan jam tangan dipasaran masih
belum memadai. Sehingga potensi usaha desain pembuatan jam cukup besar.
Hal ini dapat dilihat dari potensi meningkatnya transaksi online masyarakat
Indonesia yang melambung dan menembus angka 3,5 milyar dollar AS di
tahun 2015 dan diperkirakan akan terus meningkat di tahun berikutnya.
11

Desain jam tangan yang mengadaptasi seni doodle menjadikan nilai


tambah produk agar dapat menarik dan diminati pelanggan. Tidak hanya
dengan menggunakan desain doodle, pembuatan desain jam juga dapat
dilakukan oleh pelanggan, sehingga pelanggan akan menentukan desain jam
yang ingin dibelinya. Pengembangan produk yang di produksi perusahaan
tidak hanya sebatas jam tangan, namun juga termasuk jam dinding dengan
desain lucu dan menarik.
Jam tangan yang diproduksi akan dijual tidak hanya di satu akun media
sosial instagram, namun juga merambah ke akun atau website jual beli
lainnya.
3. 2. Aspek Pemasaran
Pada aspek pemasaran desain pembuatan jam ini akan dibahas tentang kondisi
harga jual baik di tingkat konsumen langsung maupun pedagang pengumpulnya.
3. 2. 1. Harga
Harga jual jam akan dibagi dalam beberapa jenis, yaitu jam tangan dan
jam dinding. Harga kedua jenis jam tersebut berfluktuasi karena pengaruh
permintaan dan penawara (pengaruh musim). Namun secara rata-rata dapat
disebutkan bahwa harga untuk jam tangan yaitu Rp. 47.500,- dan jam
dinding seharga Rp. 32.000,- kedua harga tersebut adalah untuk harga
pengepul dan untuk harga konsumen secara langsung di kios (secara offline)
adalah sekitar Rp. 52.000,- untuk jam tangan dan Rp. 40.000,- untuk jam
dinding. Saat lebaran, ketika penawaran meningkat, harga jam tangan dan
jam dinding meningkat sebesar Rp. 2000,-.
3. 2. 2. Jalur Pemasaran
Pemasaran jam di Kabupaten Bogor dan kota lainnya dilakukan secara
offline, yaitu dengan membuka kios-kios jam di tempat strategis seperti di
mall dan tempat ramai lainnya. Pemasaran jam juga dilakukan secara
domestik (dalam negeri) di berbagai pulau di Indonesia dengan cara
pemesanan secara online. Namun, dengan pemesanan online, dapat
memungkinkan pemasaran jam dapat dilakukan ke luar negeri.
Jalur pemasaran jam secara ringkas dapat dijelaskan pada tabel berikut:
Tabel 1. Jalur Pemasaran Jam

No.

Keterangan

Jam Tangan

12

Jam Dinding

1.

Online

2.

Offline

Perusahaan

Pengepul

Konsumen

Perusahaan

Konsumen

Perusahaan

Pengepul

Konsumen

Perusahaa Perusahaan

Konsumen
Pengepu
l

Konsumen
Perusahaan

Pengepul

Konsumen

3. 2. 3. Kendala Pemasaran
Kendala pemasaran jam yang terjadi terutama dialami oleh konsumen
yang membeli langsung secara online adalah kemungkinan rusaknya produk
selama proses pengiriman barang oleh pihak distributor. Meskipun dipasang
sticker bertanda fragile, terkadang dalam proses pengiriman, barang tetap
dibanting-banting dan dapat memungkinkan kerusakan barang yang dikirim
sesampainya di tempat tujuan. Untuk pemasaran secara offline, konsumen
dapat memeriksa keadaan barang sebelum transaksi jual beli. Kendala yang
dihadapi pengepul biasanya harga sewa kios di tempat ramai seperti mall
yang cukup tinggi.

BAB IV
ASPEK TEKNIS, PRODUKSI DAN TEKNOLOGI

4. 1. Lokasi Pembuatan Jam

13

Syarat-syarat lokasi yang harus dipenuhi agar proses pembuatan jam dapat
berlangsung adalah sebagai berikut:
a. Lokasi pembuatan jam harus ditempat yang suhunya tidak ekstrim,
seperti suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Suhu yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah dapat membuat komponen jam rusak.
b. Tempat yang dijadikan lokasi pembuatan jam harus terhindar dari angin
laut atau limbah atau cairan yang bersifat korosif, sehingga tidak
merusak bahan baku jam menjadi berkarat.
c. Lokasi pembuatan jam untuk bagian penyimpanan kaca harus terhindar
dari jamur.
d. Karena komponen jam kecil, maka dibutuhkan konsentrasi yang tinggi.
Sehingga, pembuatan jam harus dilakukan ditempat yang kedap suara,
pencahayaan yang cukup.
e. Lokasi pembuatan jam juga harus diperhatikan instalasi listriknya,
karena dalam mendesain jam, dibutuhkan komputer dan print sablon.
4. 2. Proses Produksi
Proses produksi jam dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu diuraikan
sebagai berikut:
a. Jam Tangan
Penyediaan bahan baku jam, seperti komponen jam, bahan tali,
pengati, kertas print desain, dsb.
Pendesainan jam yang dilakukan oleh staff desaigning. Hal-hal
yang di desain yaitu bentuk tampilan jam tangan, serta motif
desaign nya, yaitu gambar doodle.
Proses pendesainan untuk motif dapat dilakukan oleh staff maupun
pelanggan (custom design) sehingga motif pada jam sesuai
keinginan pelanggan.
Setelah desain ditentukan, maka desain dicetak.
Proses perakitan bahan baku jam tangan, yaitu kaca, tali jam,
pengait dan sebagainya.
Pemasangan desain pada jam tangan.
Proses finishing dan pengecekan untuk melihat kelayakan produk.
Packaging atau pengemasan. Produk yang sudah siap kemudian
dikemas dalam kotak hitam bertutup transparan.
Pendsitribusian produk kepada pengepul.
Untuk pemesanan langsung oleh pelanggan, setelah packaging,
pihak perusahaan mengirimkan produk ke agen kurir untuk
dikirim ke alamat pelanggan.
b. Jam Dinding
Penyediaan bahan baku jam, seperti komponen jam, bahan jam
seperti kayu vintage, kertas print desain, dsb.

14

Pendesainan jam yang dilakukan oleh staff desaigning. Hal-hal


yang di desain yaitu bentuk tampilan jam tangan, serta motif
desaign nya, yaitu gambar doodle atau rumus fisika untuk
menunjukkan angka, atau gambar costum lainnya.
Proses pendesainan untuk motif dapat dilakukan oleh staff
maupun pelanggan (custom design) sehingga motif pada jam
sesuai keinginan pelanggan.
Setelah desain ditentukan, maka desain dicetak.
Proses perakitan bahan baku jam tangan, yaitu kaca, bingkai,
kayu vintgae, dan sebagainya.
Pemasangan desain pada jam tangan.
Proses finishing dan pengecekan untuk melihat kelayakan
produk.
Packaging atau pengemasan. Produk yang sudah siap kemudian
dikemas dalam kotak hitam bertutup transparan.
Pendsitribusian produk kepada pengepul.
Untuk pemesanan langsung oleh pelanggan, setelah packaging,
pihak perusahaan mengirimkan produk ke agen kurir untuk
dikirim ke alamat pelanggan.

4. 3. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan desain pembuatan jam ini relatif
tidak terlalu banyak. Jumlah tenaga kerja untuk staff desain yaitu 2-3 orang. Perakitan
rangka jam dilakukan oleh 3 staff. Para karyawan ini dibayar secara mingguan.
Kebrhasilan usaha desain pembuatan jam ditentukan oleh kejujuran dan
kedisiplinan karyawan atau pelaksana kerja sehari-hari. Kontrol yang ketat merupakan
salah satu alternatif untuk mengatasi kebocoran-krbocoran yang erakibat pembengkakan
pada biaya operasional. Pada usaha desain pembuatan jam yang sering terjadi adalah
pada sisa kertas yang dilakukan untuk pencetakan desain. Dengan jumlah karyawan
yang kiranya sudah cukup dapat memenuhi pesanan pelanggan dalam waktu 1-3 hari
tegantung banyaknya pesanan.
4. 4. Bahan Baku, Fasilitas Produksi dan Peralatan
Input utama yang digunakan untuk kegiatan desain pembuatan jam
sendiri adalah desain utama yang dibuat perusahaan, karena desain yang dibuat
perusahaan merupakan desain original dan telah menjadi khas produk
perusahaan Asrids Art Design, sehingga desain perusahaan ini merupakan
pembeda dengan perusahaan lain.
Selain desain, hal lain yang digunakan sebagai input adalah bahan tali
jam yang dapat beraneka ragam, serta bahan lainnya yang berkualitas. Dalam
proses pendesainan dan pembuatan jam, diperlukan peralatan penunjang dan
15

sarana produksi utama pembuatan jam, adapun fasilitas produksi dan jenis
peralatan yang digunakan dalam satu kali produksi dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2. Fasilitas dan Peralatan untuk Desain dan Pembuatan Jam

No.
1.

Komputer

Nama Fasilitas dan Peralatan

Jumlah
2 unit

2.

Printer

1 unit

3.

Pemotong Kaca

4 unit

4.

Obeng

4 unit

5.

Tang

4 unit

6.

Gergaji Kayu

2 unit

7.

Meja Kerja

8 unit

8.

AC

2 unit

4. 5. Teknologi
Ada beberapa teknik pembuatan jam tangan maupun jam dinding yang
biasa dilakukan, yaitu perakitan desain vintage untuk jam dinding.
1). Perakitan Desain Vintage pada Jam Dinding
Desain vintage yang divariasikan pada jam dinding dilakukan dengan
menggunakan kayu yang kemudian diukir, sehingga jam dinding yang
dibuat tidak memerlukan bahan desain yang di print. Jam dinding vintage
ini dapat dibuat dengan menggunakan bahan daur ulang, sehingga dapat
menekan harga produksi.
4. 6. Kendala Produksi
Salah satu kendala yang sering dihadapi oleh perusahaan jam adalah
ketersediaan bahan baku. Ketersediaan bahan baku kerap kali menghambat
proses produksi. Bahan baku produksi rentan dengan suhu dan mudah korosif
karena bahan komponen jam menggunakan besi.
Maka untuk mencegah kerugian, penyimpanan bahan baku komponen jam
disimpan dalam tempat khusus yang suhunya tidak ekstrim dan kedap air.
Pencegahan juga dapat dikurangi dengan membeli bahan komponen jam

16

secukupnya, sehingga mengurangi resiko rusaknya komponen jam yang ditaruh


di ruang penyimpanan bahan baku.

BAB V
ASPEK KEUANGAN
Analisis aspek keuangan dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis apakah
uasaha desain dan pembuatan jam akan memperoleh pendapatan yang secara ekonomis
menguntungkan serta mampu mengembalikan pembiayaan yang diberikan Lembaga
Pembiayaan Syariah/LKS dalam jangka waktu yang wajar. Hasil analisis ini juga dapat

17

dijadikan masukan bagi LKS dalam menilai setiap permohonan pembiayaan yang
diajukan untuk usaha dari sisi keuangan sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengelola
usaha.
5. 1. Fleksibilitas Produk Pembiayaan Syariah
Produk pembiayaan konvensional hanya mengenal satu macam produk yaitu
pembiayaan dengan sistem perhitungan suku bunga. Sedangkan pada pola syariah
mempunyai keragaman produk pembiayaan dan perhitungan keuntungan (perolehan
hasil) yang fl eksibel.
Untuk produk syariah banyak ragamnya, diantaranya mudharabah, musyarakah,
salam, istishna, ijarah dan murabahah (lampiran 1). Dari produk tersebut, setiap produk
juga masih mempunyai turunannya. Oleh karena itu, pada pola pembiayaan syariah satu
usaha bisa memperoleh pembiayaan lebih dari satu macam produk.
Sedangkan untuk menghitung tingkat keuntungan yang diharapkan bisa
menggunakan sistem margin atau nisbah bagi hasil. Margin merupakan selisih harga beli
dengan harga jual sebagai besar keuntungan yang diharapkan. Nisbah bagi hasil adalah
proporsi keuntungan yang diharapkan dari suatu usaha. Pada perhitungan nisbah bagi
hasil dapat menggunakan metode bagi untung dan rugi (profi t and loss sharing/PLS)
atau metode bagi pendapatan (revenue sharing). Profi t sharing, nisbah bagi hasil
diperhitung -kan setelah dikurangi seluruh biaya (keuntungan bersih). Sementara
revenue sharing perhitungan nisbah berbasis dari pendapatan usaha sebelum dikurangi
biaya operasionalnya.
Keragaman produk pembiayaan dan perhitungan tingkat keuntungan ini dapat
memberi keluwesan/fl eksibilitas baik untuk pihak LKS maupun pengusaha guna
memilih produk pembiayaan yang sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya
masing-masing. Bagi pihak LKS, pemilihan ini dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan
dan tingkat risiko terhadap nasabah dan usahanya. Sehingga bisa terjadi untuk usaha
yang sama, mendapat produk pembiayaan maupun besaran margin atau nisbah per
nasabahnya berbeda.

5. 2. Pemilihan Pola Usaha dan Pembiayaan


5.2.1 Pemilihan Pola Usaha
Usaha desain dan pembuatan jam saat ini telah berkembang di
Kabupaten Bogor maupun daerah-daerah lain. Hal ini karena jam banyak
digunakan, baik jam dinding maupun jam tangan yang penggunaannya
untuk menunjukkan waktu dibutuhkan bagi setiap orang, desain uniknya
yang menarik minat, serta kualitas jam yang kedap air.
Pola usaha yang dijalankan dalam desain dan pembuatan jam
adalah pendesainan yang dilakukan dengan ahli desain yang dipadukan

18

dengan seni doodle. Desain diprint dengan print sablon dan kemudian
dijadikan bahan yang dugunakan untuk background jam serta tali.
5.2.2 Pola Usaha dan Pembiayaan
Pola usaha yang dipilih adalah desain dan pembuatan jam.
Kegiatan ini mempunyai prospek usaha yang cukup baik. Mengingat jam
merupakan salah satu produk yang paling dicari orang saat belanja online
setelah baju, sepatu dan tas.
Perhitungan analisis keuangan ini didasarkan pada kelayakan
usaha desain dan pembuatan jam. Model kelayakan usaha yang telah
berjalan dan diharapkan dapat mendorong kemandirian usaha serta upaya
replikasi usaha ini di wilayah lain.
Pada buku ini, model kelayakan usaha budidaya desain dan
pembuatan jam diasumsikan untuk usaha baru. Kebutuhan pembiayaan
yang diperlukan meliputi biaya investasi dan modal kerja yang dipenuhi
dengan pembiayaan yang bersumber pengusaha dan LKS. Pembiayaan
yang diberikan oleh LKS meliputi biaya investasi untuk modal komputer
dan mesin print, sedangkan biaya modal kerja berupa pembiayaan modal
kerja selama satu tahun dan dapat diperpanjang setiap tahunnya.
Merujuk pada system keuangan syariah yang mempunyai banyak
ragam produk pembiayaan, system pembiayaan syariah yang sesuai
untuk pembiayaan investasi dan modal kerja dimaksud adalah akad
murabahah (jual-beli). Pertimbangannya adalah karena dengan produk
murabahah
pengusaha
dapat
membiayai
pengadaan
barang/peralatan/mesin/bahan baku sesuai kemampuannya. Di samping
itu pembiayaan murabahah juga memberi pilihan pada bank maupun
nasabah/pengusaha apakah pembiayaan akan digunakan untuk
membiayai seluruh komponen.
5.2.3 Produk Murabahah
Produk pembiayaan murabahah (jual beli) merupakan produk yang
paling banyak dimanfaatkan baik oleh Lembaga Keuangan Syariah
(LKS) maupun oleh nasabah. Untuk mengenal produk murabahah lebih
jauh, berikut disampaikan penjelasan tentang produk murabahah yang
diambil dari Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional dan Peraturan
Bank Indonesia No: 7/46/PBI/2005 tentang Akad Penghimpunan dan
Penyaluran Dana bagi Bank yang melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah.

19

Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan murabahah harus


memenuhi rukun yaitu ada penjual (bai), ada pembeli (musytari), obyek
barang yang diperjual belikan jelas, harga (tsaman) dan ijab qabul
(sighat).
Syarat-syarat yang berlaku pada murabahah antara lain:
1. Harga yang disepakati adalah harga jual, sedangkan harga beli harus diberitahukan.
2. Kesepakatan margin harus ditentukan satu kali pada awal akad dan tidak berubah
selama periode akad.
3. Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah ke bank /Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) berdasarkan kesepakatan.
4. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah
disepakati kualifikasinya.
5. Dalam hal bank mewakilkan kepada nasabah (wakalah) untuk membeli barang, maka
akad murabahah harus dilakukan setelah barang secara prinsip menjadi milik bank.
6. Pembayaran secara murabahah dapat dilakukan secara tunai atau dengan cicilan.
7. Bank dapat meminta nasabah untuk membayar uang muka (urbun) saat menandatangani
kesepakatan awal pemesanan barang oleh nasabah. Dalam hal bank meminta nasabah
untuk membayar uang muka maka berlaku ketentuan:
a. Jika nasabah menolak untuk membeli barang setelah membayar uang muka, maka biaya
riil bank harus dibayar dari uang muka tersebut dan bank harus mengembalikan
kelebihan uang muka kepada nasabah. Namun jika nilai uang muka kurang dari nilai
kerugian yang ditanggung oleh bank, maka bank dapat meminta pembayaran sisa
kerugiannya kepada nasabah,
b. Jika nasabah batal membeli barang, maka urbun yang telah dibayarkan nasabah menjadi
milik bank maksimal sebesar kerugian yang ditanggung oleh bank akibat pembatalan
tersebut. Jika urbun tidak mencukupi, nasabah wajib melunasi kekurangannya.
5. 3. Asumsi Parameter Perhitungan
Perhitungan finansial mengenai pendapatan dan biaya usaha, kemampuan usaha untuk
membayar kredit dan kelayakan usaha memerlukan dasar-dasar perhitungan yang diasumsikan
berdasarkan hasil survei dan pengamatan yang terjadi di lapangan serta informasi dari beberapa
literatur. Asumsi yang digunakan dalam perhitungan aspek keuangan ini disajikan pada Tabel 3
berikut:
Tabel 3. Asumsi Teknis dalam Usaha Desain dan Pembuatan Jam

No
.
1.
2.

Uraian

Nilai

Luas bangunan
Biaya sewa bangunan

120
2.453.600
20

Satuan
m2
Rupiah

3.
4.
5.
6.

Harga jual jam tangan


Harga jual jam dinding
Jumlah pekerja dan pengelola
Gaji pengelola per bulan

90.000
65.000
7

7.

Biaya tenaga kerja per bulan

8.
9.
10.
11.

Tingkat suku bunga


Biaya perawatan alat
Biaya pembuatan pondok jaga/gudang
Biaya bahan pembuatan jam

1.200.000
720.000
2,5
2.460.000
2.295.000
7.737.000

Unit
Unit
Orang
Rupiah/oran
g
Rupiah/oran
g
Persen
Rupiah/bulan
Rupiah
Rupiah/bulan

5. 4. Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional


5.4.1. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya tetap yang dikeluarkan pada saat memulai
suatu usaha. Biaya investasi desain dan pembuatan jam meliputi
pengadaan dan sertifikasi bangunan (kecuali bila bangunan sewa), biaya
perijinan, konstruksi bangunan, dan peralatan pembantu lainnya
sebagaimana nampak pada Tabel 4:

Tabel 4. Biaya Investasi Desain dan Pembuatan Jam

No
Komponen Biaya
.
Investasi
A. Biaya Prasarana
1.
Sewa bangunan
2.
Gudang/pondok jaga
3.
Pasang listrik 900w
4.
Perijinan
B. Biaya Peralatan
1.
Komputer
2.
Printer
3.
Obeng
4.
Gergaji Kayu
5.
Tang
6.
Pemotong Kaca
7.
AC
8.
Meja Kerja

Volume

Satuan

120
15
1
1
Subtotal I

m2
m2
ls
ls

2
1
4
2
4
4
2
8
Subtotal II

Unit
Unit
Buah
Buah
Buah
Buah
Unit
Unit

C. Total Biaya Investasi

Harga per
Unit (Rp.)

Nilai (Rp.)

20.442
15.300
770.000
255.000

2.453.600
2.295.000
770.000
255.000
5.773.000

3.215.000
3.452.000
15.000
75.500
25.000
20.0000
1.700.000
150.500

6.250.000
3.452.000
60.000
151.000
100.000
80.000
3.400.000
1.204.000
14.697.000
20.470.000

Keterangan: Depresiasi/amortisasi dengan menggunakan metode garis lurus dengan


nilai sisa 0 (nol).

21

Dari tabel 4 diatas, dapat diketahui bahwa untuk asumsi luas bangunan
120 m2 jumlah biaya investasinya adalah sebesar Rp. 20.470.000,-.
5.4.2. Biaya Operasional
Biaya operasional untuk usaha desain dan pembuatan jam meliputi biaya
tenaga kerja (gaji pengelola dan upah pekerja), bahan baku, biaya listrik
serta biaya pengemasan. Rincian biaya operasional desain dan pembuatan
jam per tahun selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut:

22

Tabel 5. Biaya Operasional Desain dan Pembuatan Jam

No.
A.
1.
2.

B.
1.
2.
3.
4.

C.
D.

Komponen Biaya
Operasional
Biaya Tenaga Kerja
Gaji Pengelola
Upah Pekerja

Volume

Satuan

Harga satuan
(Rp.)

Biaya 1 Bulan
(Rp.)

Biaya 1 Tahun
(Rp.)

2
5
Total Biaya Tenaga Kerja

Orang
Orang

1.200.000
720.000

2.400.000
3.600.000
5.000.000

28.800.000
43.200.000
60.000.000

9
5
7
5
Total Biaya Bahan
Biaya Listrik
1
Biaya Pemeliharaan Alat
2
Total Biaya Operasional

Unit/hari
Unit/hari
Unit/hari
Balok

18.800
13.500
8.000
85.000

Bulan
bulan

150.000
1.230.000

4.224.500
1.687.500
1.400.000
425.000
7.737.000
150.000
2.460.000
15.347.000

50.694.000
20.250.000
16.800.000
5.100.000
92.844.000
1.800.000
29.520.000
184.164.000

Biaya Bahan
Komponen Jam
Bahan Tali Jam
Pengait Jam
Kayu cat

23

5. 5. Kebutuhan Dana untuk Investasi dan Modal Kerja


Kebutuhan dana untuk desain dan pembuatan jam dapat dirinci atas dasar biaya
investasi dan biaya operasional. Pengelola biasanya membutuhkan pembiayaan di awal
usaha, yaitu untuk biaya investasi dan biaya operasional.
Besarnya dana usaha desain dan embuatan jam secara terperinci dapat dilihat
pada Tabel 6.
Tabel 6. Kebutuhan Dana Desain dan Pembuatan Jam

No.
1.
2.
3.

4.

Uraian
Total Biaya Investasi
Pembiayaan untuk sewa bangunan
Total Biaya Modal Kerja
Pembiayaan pembelian bahan baku
Total Biaya Produksi
a. Pembiayaan
b. Modal sendiri
Total Pembiayaan dan Margin
a. Pembiayaan investasi
Margin investasi
b. Pembiaayaan modal kerja
Margin modal kerja
c. Total margin

Jumlah (Rp.)
20.470.000
2.453.600
15.347.000
7.737.000
35.817.000
10.190.600
25.626.400
13.455.600
2.453.600
1.280.000
7.737.000
252.500
1.632.500

5. 6. Proyeksi Produksi dan Pendapatan


Usaha desain dan pembuatan jam langsung mulai dapat menghasilkan pada
tahun pertama, tepatnya yaitu pada tahun pertama bulan pertama. Hasil produksi
sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:

Tabel 7. Perhitungan Jumlah Produksi dan Pendapatan

Keteranga
n

1
Bulan

Jumlah
125
Produksi
Jam Tangan
(unit)
Jumlah
100
Produksi

Faktor
Pembagi/Pengal
i
90.000

65.000

24

11.250.000

12

Pendapata
n per
Tahun
135.000.000

6.500.000

12

78.000.000

Pendapara
n per Bulan

Jumlah
Bulan

Keteranga
n
Jam
Dinding
(unit)
Jumlah
Pendapatan
(Rp.)

1
Bulan

Faktor
Pembagi/Pengal
i

225

Pendapara
n per Bulan

17.750.000

Jumlah
Bulan

Pendapata
n per
Tahun

12

213.000.000

Keterangan: *

Berdasarkan wawancara dengan penjual jam, harga jam tangan dan jam
dinding berada pada kisaran Rp. 40.000,- sampai dengan 120.000,- per satu unit.
Namun dalam analisis keuangan ini, harga jam tangan dan jam diidng diasumsikan
tetap selama periode proyek yaitu sebesar Rp 65.000 sampai Rp. 90.000,- per satu
unit.
5. 7. Proyeksi Rugi Laba Usaha dan Break Even Point (BEP)
Secara lebih rinci besarnya keuntungan, profi t margin dan BEP setiap tahunnya
ditunjukkan pada Tabel 8.
Tabel 8. Proyeksi Laba Rugi Desain dan Pembuatan Jam

No.
A. Penerimaan

1
213.000.000

Tahun
2
213.000.000

B. Pengeluaran

185.000.000

184.148.000

183.296.000

a. Biaya Operasional
b. Penyusutan
c. Angsuran margin
pembiayaan
C. R/L sebelum pajak

184.164.000
530.000
306.000

184.164.000
530.000
53.500

184.164.000
530.000
-

28.000.000

28.852.000

29.704.000

4.200.000

4.327.800

4.455.600

23.800.000

24.524.200

25.248.400

11.17%

11.51%

11.85%

6.175.198

4.310.081

3.914.898

Uraian

D. Pajak (15%)
E.

Laba setelah pajak

F.

Profit on Sales

G. BEP : rupiah

25

3
213.000.000

No.

Uraian

Tahun
2

BEP : produksi-unit
(Per
unit
rata-rata
77.500)
BEP Rp/unit berdasarkan
- Biaya operasional
- Total biaya
BEP rata-rata
- rupiah
- produksi-unit

80

56

51

51
65

51
53

51
51

1.600.019
21

5. 8. Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek


Tabel 9. Hasil Analisis Kelayakan Usaha Desain dan Pembuatan Jam

No
.
A.

Uraian
Arus Masuk
1. Penerimaan
2. Pembiayaan
a. Investasi
b. Modal Kerja
3. Modal Sendiri
4. Nilai Sisa
Total Arus Masuk

B.

Arus Masuk untuk


menghitung IRR
Arus Keluar
1. Biaya Investasi
2. Biaya
Modal
Kerja
3. Biaya Variabel
Operasional
4. Anggaran Pokok
Pembiayaan
5. Anggaran
Margin
Pembiayaan
6. Pajak (15%)
Total Arus Keluar

Tahun
0
-

11.215.000
9.755.000
14.847.000
35.817.000

1
213.000.000

213.000.000

213.000.000

20.470.000
15.347.000

184.164.000

35.817.000

2
213.000.00
0

213.000.000

213.000.00
0
213.000.00
0

213.000.000

20.205.000

184.164.00
0
12.454.000

306.000

53.500

4.200.000
208.875.000

4.327.800
200.999.30
0

26

213.000.000
-

184.164.000
-

4.455.600
188.619.600

No
.
C.
D.

Uraian
Arus Keluar untuk
menghitung IRR
Total Arus Kas untuk
menghitung IRR
Kumulatif Arus Kas

0
35.817.000

Tahun
1
2
188.364.000 188.491800

3
188.619.600

4.125.000

12.000.700

24.380.400

4.125.000

16.125.700

40.506.100

27

BAB VI
KESIMPULAN
1. Secara umum usaha desain dan pembuatan jam mempunyai prospek pasar yang
cerah. Dengan adanya peluang pasar yang masih terbuka tersebut maka usaha desain
dan pembuatan jam merupakan sebuah usaha yang masih sangat menjanjikan.
2. Kebutuhan modal usaha desain pembuatan jam doodle yang dapat dibiayai oleh
LKS adalah 20.970.000,-.
3. Akad murabahah sesuai untuk pembiayaan yang peruntukkannya adalah pengadaan
barang/peralatan/mesin/bahan baku. Akad ini memberi keleluasaan bagi pengusaha
untuk memilih barang dengan kualitas dan kuantitas yang sesuai dengan
kemampuan keuangannya.
4. Hasil analisis Laba Rugi menunjukkan bahwa bahwa usaha desain dan prmbuatan
jam doodle mampu menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 23.800.000,dengan profit penjualan sebesar 11,17% dan terus meningkat pada tahun berikutnya.
5. Berdasarkan analisis kelayakan keuangan usaha desain dan pembuatan jam layak
untuk diusahakan. Dengan masa proyek 3 tahun dan tingkat margin 2,5%, usaha ini
dapat membayar kewajiban LKS.
6. Usaha desain dan pembutan jam memberikan dampak positif terhadap kehidupan
ekonomi masyarakat dalam bentuk penyerapan tenaga kerja/mengurangi
pengangguran, meningkatkan pendapatan pekerja/pengrajin maupun pelaku usaha
yang terlibat secara tidak langsung seperti pedagang pengepul, pengangkutan serta
para penyedia jasa lainnya yang berkaitan dengan adanya usaha desain dan
pembuatan jam.

28

Anda mungkin juga menyukai