Anda di halaman 1dari 9

SIMULASI PEMISAHAN SISTEM BINER DENGAN

DISTILASI BATCH SEDERHANA


N. Soewarno1) N. K. Sari2), Kuswandi3), R. Handogo4)
1), 3), 4)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri ITS Surabaya
2)
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jatim

Abstract
A simulation on separating binary system has been studied to investigate the temperature and liquid
compositions profiles in the bottom changing with time. By having temperature and liquid compositions
profiles in the bottom, one can find whether the binary mixture forms azeotropes or zeotropes mixtures.
Antoine equation has used to calculate saturated vapour pressure at atmospheric pressure. The activity
coefficient was calculated using UNIQUAC. Forward finite-difference was used to get the calculated
value of the bottom still composition at a given time starting from a given initial composition of binary
system. Several initial values of the composition binary system had been chosen to complete liquid
compositions in the bottom. The results showed that the temperature profiles of acetone-n-butanol and
ethanol-n-butanol binary system have differences characteristic from acetone-ethanol binary system.
Those can be seen from activity coefficient profile. The results showed that the binary system formed
zeotropes mixture, without having any azeotropes mixtures of its components. The results simulation
on separation binary system has been validated with hydrocarbon binary system benzene-toluene
mixture.

Kata kunci : Azeotropik, distilasi batch sederhana, sistem biner, zeotropik.

LLE NRTL model. Dari ketiga model yang


Pendahuluan digunakan diperoleh temperatur azeotropik yang
Pada awalnya distilasi batch sederhana berbeda-beda. Jika hasil simulasi yang diperoleh
digunakan untuk memisahkan sistem biner yaitu dari ketiga model yang digunakan, kemudian
campuran HCl-H2O, H2SO4-H2O, NH3-H2O. dibandingkan dengan data eksperimen maka
Adapun asumsi yang digunakan adalah liquida hasil yang mendekati adalah biner NRTL model
tercampur sempurna pada still-pot, kondensasi (Fidkowski dkk., 1990). Dari penelitian sistem
menggunakan total kondensor dan relative biner yang telah dilakukan oleh peneliti
volatility (α) dianggap konstan (Rayleigh, 1902) terdahulu, dalam penelitian ini dilakukan
dan kemudian ditulis ulang dalam buku panduan simulasi pemisahan sistem biner dengan distilasi
Separation Process Principles oleh Henley dan batch sederhana. Dalam menghitung koefisien
Seader (1998). Pemisahan sistem biner etanol-air aktifitas menggunakan persamaan UNIQUAC.
secara eksperimen dengan distilasi batch Metoda yang digunakan menggunakan metoda
sederhana dan secara simulasi dengan program rigorous dengan model Differential-Algebraic-
Basic. Dalam menghitung koefisien aktifitas (γ) Equations (DAEs) untuk sistem biner. Dari hasil
menggunakan persamaan Margules, Van Laar, simulasi yang diperoleh kemudian divalidasi
Wilson, NRTL dan UNIQUAC. Hasil penelitian dengan sistem biner hidrokarbon yaitu sistem
dibuat dalam kurva kesetimbangan temperatur, biner benzene-toluene.
komposisi liquida dan komposisi uap. Dari
persamaan yang digunakan diperoleh mean Model DAEs
deviation antara hasil eksperimen dan hasil
simulasi untuk temperatur dan komposisi uap Persamaan yang berlaku untuk pemisahan
dari persamaan UNIQUAC yang paling kecil sistem terner pada distilasi batch sederhana
(Schweitzer, 1996). dapat dijabarkan dari pengurangan kecepatan
Pemisahan sistem biner dari campuran aliran dalam still pot dan kecepatan aliran keluar
benzene-etanol-air dengan menggunakan seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
bermacam-macam model antara lain: reguler
solution model, biner NRTL model dan terner

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 1


QC Persamaan (11) merupakan model DAEs untuk
Vm, yD distilasi batch sederhana sistem biner, dengan
Kondensor asumsi tidak membentuk dua phase liquida.
Persamaan (11) telah ditulis oleh Doherty dan
Perkins (1978) sebagai berikut:
D, yD - dx i
QB xD = yD dξ = (12)
Still-Pot ( x i - yi )
Dengan forward-finite-difference, dari
W, xW Persamaan (11) akan diperoleh komposisi
Gambar 1. Sketsa aliran distilasi batch liquida di bottom (xi,j+1) sebagai fungsi ∆ξ,
sederhana sehingga didapat Persamaan (13):
dxi = (yi – xi) dξ
Vm = - d/dt (W . xW) (1) ∆xi = (yi – xi) ∆ξ (13)
Vm = - W.xW /dt - xW . dW/dt (2) xi,j+1 = xi,j + (yi,j – xi,j) ∆ξ (14)
Vm = D . yD (3) Dimana komposisi liquida mula-mula di bottom
dW (xi,j) dan ∆ξ ditentukan, sedangkan komposisi
D = - (4) uap (yi,j) dihitung menggunakan Persamaan
dt
Pengurangan kecepatan aliran dalam kolom = BUBL T (Prausnitz, 2001). Pada tekanan rendah
kecepatan aliran keluar fase uap mendekati gas ideal, sehingga harga φi
W . dxW /dt + xW . dW/dt = - D . yD = φisat = 1, sehingga faktor poynting dapat pula
dianggap sama dengan satu, pengambilan asumsi
dx w dW bahwa φi = 1 menimbulkan kesalahan yang kecil
= (y D - x W ) (5)
dt W dt untuk kesetimbangan uap liquid tekanan rendah,
Dalam pemisahan sistem terner, diasumsikan sehingga diperoleh persamaan untuk menghitung
bahwa liquida bercampur sempurna dimana xw = komposisi uap (yi) :
xi dan yD = yi, maka Persamaan (5) ditulis berikut yi . P
(Henley dan Seader, 1998): γi = sat
(15)
x i .Pi
dx i dW
= (y i - x i ) (6) Persamaan (15) ini dikenal juga sebagai
dt W dt persamaan Raoult yang dimodifikasi. Salah satu
dx i dW Persamaan yang digunakan untuk menghitung
= (7) koefisien aktifitas (γ) adalah persamaan
(y i -x i ) W
UNIQUAC. Konstanta kesetimbangan antara
Dengan kondisi awal : x = x0 dan W = W0, fase uap dan fase liquid didefinisikan sebagai
kemudian Pers. (7) diintegralkan menjadi: berikut :
x dx i w dW W yi
sat
γ i .Pi
∫ = ∫ = ln   (8) Ki = = (16)
x o (y i -x i ) wo W  W0  xi P
Prosedur iterasi untuk mencari temperatur bubble
dx i W yaitu mencari harga temperatur jenuh dari
= d ln   (9)
komponen murni Tisat pada P (Prausnitz dkk.,
(y i -x i )  W0  2001).
Didefinisikan dimensionless waktu (ξ) adalah
sat Bi
sebagai berikut: Ti = − Ci (17)
 Wo  A i - log P
ξ = ln   (10) dimana A, B, C adalah konstanta Antoine untuk
W 
  spesies i , untuk semua estimasi awal.
sat
Dimana, ξ = bilangan tak berdimensi yang T = ∑ x i Ti (18)
tergantung pada waktu. i

Persamaan (10) disubstitusi ke dalam Persamaan Harga T sebagai harga awal akan digunakan
(9), sehingga diperoleh Pers. untuk mengetahui tekanan uap jenuh suatu zat
dx i yang akan diestimasi dengan Persamaan Antoine.
= dξ (11)
(y i -x i )

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 2


sat Bi
log (Pi ) = Ai − (19) Metode Penelitian
Ci + T Penyelesaian model DAEs dengan metoda
Pisat dapat dicari dari persamaan Antoine, dimana Euler menggunakan program Mathlab versi 6.1.
Pisat adalah untuk semua spesies termasuk j, yang Dalam menentukan komposisi liquida sistem
mana ini merupakan spesies yang dipilih dari set biner dengan menentukan komponen volatile
(i). besar dan komponen non-volatile kecil atau
Identify spesies j: sebaliknya. Dimulai dari komposisi komponen
Mencari tekanan uap jenuh spesies j untuk volatile 0,8 dan komposisi komponen non-
komponen-1: volatile 0,2 dengan interval antara Run sebesar
Ptotal = x 1 γ1 P1
sat
+ x 2 γ 2 P2
sat
(20) 0,1. Sebagai contoh komposisi liquida sistem
biner aseton-n-butanol seperti Tabel 1, hal yang
sat sat
x1 γ1 P1 = P − ∑ x j γ j Pj (21) sama untuk komposisi liquida sistem biner
sat aseton-etanol, etanol-n-butanol dan benzene-
sat
P − ∑ x j γ j Pj toluene.
P1 = (22)
x 1 γ1
Tabel 1. Komposisi liquida sistem biner aseton-
Untuk j = 2 n-butanol
Sedangkan harga T baru dicari menurut
Komposisi Liquida (fraksi mol)
Persamaan (23):
Run Aseton n-butanol
Bj
T= sat
− Cj (23) 1 0,8 0,2
A j - log Pj 2 0,7 0,3
3 0,6 0,4
Kemudian dilakukan normalisasi antara T baru 4 0,5 0,5
dengan T awal, dengan Persamaan (24): 5 0,4 0,6
(Tbaru − Tawal) 6 0,3 0,7
≤e (24) 7 0,2 0,8
Tbaru
Untuk menghitung tekanan uap jenuh masing-
Tabel 3. nteraksi biner UNIQUAC sistem biner masing komponen digunakan persamaan
aseton-n-butanol, aseton-etanol dan etanol-n- Antoine, data parameter Antoine seperti Tabel 2
butanol (Prausnitz, 2001), dimana suhu (T) dalam satuan
Komponen Aseton n-Butanol Etanol K dan tekanan uap jenuh (Psat) dalam satuan Bar.
Aseton 0 -198,659 98,752
Tabel 2. Parameter Antoine aseton, n-butanol,
n-Butanol 453,669 0 38,707 etanol, benzene dan toluene.
Etanol 94,242 75,355 0 Parameter Antoine
Komponen A B C
Tabel 4. Interaksi biner UNIQUAC sistem biner
benzene-toluene Aseton 4,2184 4,6493 5,3365
n-Butanol 197,01 1395,14 1648,22
Etanol 228,06 182,739 230,918
Komponen r q
Benzene 3,98523 1184,24 217,572
Aseton 2,5735 2,3359
n-Butanol 3,4542 3,0520 Toluene 4,05043 1327,62 217,625
Untuk menghitung koefisien aktivitas (γ)
Etanol 2,1054 1,9720
campuran menggunakan Persamaan UNIQUAC
Benzene 3,1878 2,4000 dimana harga parameter interaksi biner
Toluene 3,9228 2,9680 UNIQUAC (uij), seperti Tabel 3 dan Tabel 4
Tabel 5. Volume dan luas permukaan molekuler (Gmehling dan Onken, 1977). harga z = 10.
aseton, n-butanol, etanol, benzene dan toluene.
Komponen Benzene Toluene Data volume molekuler (r) dan luas permukaan
Benzene 0 -118,908 molekuler (q) seperti Tabel 5 (Prausnitz, 2001).
Toluene 131,371 0

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 3


Prosedur Simulasi Sistem Biner: Semakin banyak komposisi aseton yang
- Memasukkan harga, komposisi liquida mula- menguap maka profil temperatur naik, hingga
mula (xi), dimensionless waktu (∆ξ, tekanan saat tertentu komposisi aseton habis teruapkan
(P), data parameter Antoine (A, B, C) dan profil temperatur konstan.
- Menghitung harga temperatur uap jenuh (Tisat) 120
dengan persamaan (17), kemudian menghitung 115
temperatur (Ti) dengan persamaan (18). 110 Run-7
- Menghitung harga tekanan uap jenuh (Pisat) 105
dengan persamaan (19). 100 Run-6

Temperatur( C)
95
- Menghitung harga koefisien Aktivitas (γi) 90 Run-5
dengan persamaan UNIQUAC. 85
- Identify species j, dengan menghitung tekanan 80
Run-4
uap jenuh komponen-1 (P1sat) menggunakan 75
persamaan (22). 70
- Menghitung harga temperatur yang baru (Ti 65 Run-3
60
baru) dengan persamaan (23). Run-2
55
- Menormalisasi temperatur yang baru (Ti baru), 50
Run-1
yaitu dengan cara membandingkan temperatur 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
yang baru dengan temperatur yang lama
Dimensionless Waktu
dengan persamaan (24).
- Apabila memenuhi syarat sesuai dengan Gambar 2. Profil temperatur aseton-n-butanol
kesalahan yang kita tetapkan maka program untuk Run-1 sampai Run-7
dilanjutkan, jika tidak memenuhi kembali
menghitung harga tekanan uap jenuh (Pisat). 1.6

Hasil dan Pembahasan 1.5


Dari hasil simulasi sistem biner yang akan
ditinjau masalah profil temperatur dan profil 1.4 Aseton
Koefisien Aktifitas

komposisi liquida di bottom terhadap waktu.


1.3
Profil temperatur hasil simulasi merupakan profil
temperatur campuran. Profil temperatur di 1.2
bottom menunjukkan hasil yang hampir sama
dengan temperatur di distilat, karena proses 1.1
distilasi batch sederhana beroperasi dalam n-Butanol
kondisi total refluks. 1.0

0.9
Hasil Simulasi Aseton-n-Butanol 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
Gambar 2 menunjukkan profil temperatur
aseton-n-butanol untuk Run-1 sampai Run-7 Dimensionless Waktu
secara keseluruhan makin naik terhadap Gambar 3. Profil koefisien aktifitas aseton-n-
dimensionless waktu, karena komponen aseton butanol Run-1
diuapkan terlebih dahulu kemudian disusul
komponen n-butanol. Gambar 3 menunjukkan profil koefisien
Kecuali pada dimensionless waktu dari 0 aktifitas aseton naik dan n-butanol turun, saat
sampai 0,25 profil temperatur turun. Hal ini dimensionless waktu 2,5 profil koefisien aktifitas
disebabkan karena sifat karakteristik campuran konstan. Hal ini disebabkan karena pada awal
aseton-n-butanol, ditunjukkan dari koefisien proses distilasi batch sederhana komponen
aktifitas aseton dan n-butanol seperti Gambar 3. aseton diuapkan dengan porsi yang lebih besar
Hal lain disebabkan karena n-butanol dalam sehingga profil koefisien aktifitas juga ikut naik.
campuran mempunyai sifat yang sangat tidak Pada saat profil koefisien aktifitas konstan,
ideal dan sifat membentuk campuran azeotropik. jumlah komponen aseton di distilat hampir sama
Semakin besar komposisi n-butanol pada umpan komponen aseton di bottom, maka profil
masuk menunjukkan slope penurunan temperatur koefisien aktifitas aseton konstan ditunjukkan
yang lebih curam dan lebih pendek, karena pada Pers. (15), hal yang sama juga untuk
temperatur campuran aseton-n-butanol besar komponen n-butanol.
sehingga dibutuhkan waktu yang lebih pendek.

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 4


1.0 maka akan diperoleh nilai komposisi masing-
masing campuran negatif, hal seperti ini tidak
0.9
dikehendaki.
Komposisi Liquida di Bottom
0.8
n-Butanol 80
0.7
(fraksi mol)

0.6 75

0.5

Temperatur ( C)
70
0.4
0.3 65
Run-7
0.2
Aseton 60 Run-6
0.1
Run-5
0.0 55
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
Run-4
Dimensionless Waktu 50
Run-1 Run-2 Run-3
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
Gambar 4. Profil komposisi liquida di bottom
Dimensionless Waktu
aseton-n-butanol Run-1
Gambar 5. Profil temperatur aseton-etanol
Gambar 4 menunjukkan profil Run-1 sampai Run-7
komposisi aseton menurun dan komposisi n-
butanol menunjukkan profil naik dari komposisi 1.5
awal. Karena komponen aseton merupakan
komponen volatile sedangkan komponen n-
butanol merupakan komponen non-volatile, pada
1.4 Etanol
Koefisien Aktifitas

saat proses distilasi batch sederhana komponen


aseton dalam porsi yang lebih besar diuapkan 1.3

dan sisanya adalah komponen n-butanol. Kedua


komponen menunjukkan profil komposisi yang 1.2
konstan pada saat dimensionless waktu
menunjukkan nilai 2,5 karena komposisi aseton 1.1 Aseton
pada umpan masuk besar sehingga dibutuhkan
waktu distilasi yang lebih kecil untuk
1.0
memperoleh komposisi lebih murni dari 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
komposisi awal.
Dimensionless Waktu
Hasil Simulasi Aseton-Etanol Gambar 6. Profil koefisien aktifitas aseton-
Gambar 5 menunjukkan profil etanol Run-1
temperatur aseton-etanol untuk Run-1 sampai
Run-7 secara keseluruhan makin naik terhadap Gambar 6 menunjukkan profil koefisien
dimensionless waktu. Untuk daerah aktifitas aseton dan etanol naik saat
dimensionless waktu 0 sampai 0,25 profil dimensionless waktu 0 sampai 0,25. Akan
temperatur menunjukkan profil naik, karena berpengaruh pada profil temperatur, karena pada
karakteristik campuran aseton-etanol seperti awal proses distilasi batch sederhana baik
yang ditunjukkan profil koefisien aktifitas. Hal komponen aseton maupun komponen etanol
lain disebabkan karena etanol dalam campuran nenunjukkan profil naik sehingga profil
mempunyai sifat membentuk campuran temperatur naik.
azeotropik kecil. Untuk daerah dimensionless Profil koefisien aktifitas aseton naik karena pada
waktu 3,5 profil temperatur belum konstan, proses distilasi batch sederhana yang diuapkan
karena campuran aseton-etanol mempunyai dalam porsi yang lebih besar adalah komponen
temperatur campuran yang lebih kecil aseton, hal sebaliknya untuk komponen n-
dibandingkan sistem biner lainnya, sehingga butanol mengikuti Persamaan (15).
dibutuhkan dimensionless waktu yang lebih
besar untuk memperoleh profil temperatur yang
konstan. Jika distilasi batch sederhana diteruskan
sampai dimensionless waktu yang sangat besar

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 5


1.0 120
Komposisi Liquida di Bottom 0.9 115

0.8 110
Aseton Run-7

Temperatur ( C)
0.7 105
100
(fraksi mol)

0.6
95 Run-6
0.5

0.4 90
Run-5
0.3 85
Etanol 80
Run-4
0.2
75 Run-3
0.1
Run-1 Run-2
70
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
Dimensionless Waktu Dimensionless Waktu

Gambar 7. Profil komposisi liquida di bottom Gambar 8. Profil temperatur etanol-n-butanol


aseton-etanol Run-1 untuk Run-1 sampai Run-7

Dari Gambar 7 menunjukkan profil 1.05


komposisi liquida di bottom Run-1, komposisi
aseton menunjukkan profil menurun dari 1.04
komposisi awal dan komposisi etanol Koefisien Aktifitas
n-Butanol
menunjukkan profil naik dari komposisi awal. 1.03
Karena komponen aseton merupakan komponen Etanol
volatile sedangkan komponen etanol merupakan 1.02
komponen non-volatile, pada saat proses distilasi
batch komponen volatile dalam porsi yang lebih 1.01
besar diuapkan dan sisanya adalah komponen
non-volatile. Kedua komponen belum 1.00

menunjukkan profil komposisi konstan, sehingga


0.99
dibutuhkan dimensionless waktu yang lebih
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5
besar untuk memperoleh komponen etanol yang
lebih murni . Dimensionless Waktu

Gambar 9. Profil koefisien aktifitas etanol-n-


Hasil Simulasi Etanol-n-Butanol butanol Run-1
Dari Gambar 8 menunjukkan profil
temperatur etanol-n-butanol untuk Run-1 sampai Untuk daerah dimensionless waktu 0 sampai
Run-7 secara keseluruhan makin naik terhadap 0,25 profil temperatur menurun untuk semua run,
dimensionless waktu kecuali pada dimensionless karena hal ini disebabkan sifat karakteristik
waktu dari 0 sampai 0,25 profil temperatur turun. campuran etanol-n-butanol, ditunjukkan dari
Hal ini disebabkan karena komponen yang koefisien aktifitas etanol-n-butanol seperti
diuapkan dengan porsi yang lebih besar adalah Gambar 9 yang tidak monoton naik atau turun.
komponen etanol, sehingga dibutuhkan Hal lain disebabkan karena campuran etanol-n-
temperatur yang lebih besar untuk menguapkan butanol dalam campuran mempunyai sifat ideal
komponen n-butanol yang belum diuapkan. dan membentuk campuran zeotropik, sehingga
Semakin besar komposisi n-butanol pada umpan profil koefisien aktifitas etanol-n-butanol yang
masuk menunjukkan slope penurunan temperatur ditunjukkan mendekati satu.
yang lebih curam dan lebih pendek, karena Dari Gambar 10 menunjukkan profil
temperatur campuran etanol-n-butanol besar komposisi liquida di bottom Run-1, komposisi
sehingga dibutuhkan waktu yang lebih pendek. etanol menunjukkan profil menurun dari
Semakin banyak komposisi etanol yang komposisi awal dan komposisi n-butanol
menguap maka profil temperatur menunjukkan menunjukkan profil naik dari komposisi awal.
kenaikan terus menerus, hingga saat tertentu Karena komponen etanol merupakan komponen
komposisi etanol habis teruapkan dan profil volatile sedangkan komponen n-butanol
temperatur menunjukkan konstan.

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 6


merupakan komponen non-volatile, pada saat dengan porsi yang lebih besar adalah komponen
proses distilasi batch komponen volatile dalam benzene, sehingga dibutuhkan temperatur yang
porsi yang lebih besar diuapkan dan sisanya lebih besar untuk menguapkan komponen
adalah komponen non-volatile. Kedua komponen toluene yang belum diuapkan. Untuk daerah
menunjukkan profil komposisi yang konstan dimensionless waktu 0 sampai 0,25 profil
pada saat dimensionless waktu menunjukkan temperatur menunjukkan profil naik, karena
nilai 3,5 sehingga dibutuhkan dimensionless karakteristik campuran benzene-toluene seperti
waktu yang lebih kecil untuk memperoleh yang ditunjukkan profil koefisien aktifitas.
komponen n-butanol yang lebih murni dari Untuk daerah dimensionless waktu sama dengan
komposisi awal. 3,5 menunjukkan profil temperatur belum semua
profil konstan, karena campuran benzene-toluene
1.0 mempunyai temperatur campuran yang lebih
besar dibandingkan sistem biner lainnya,
0.9
sehingga dibutuhkan dimensionless waktu yang
Komposisi Liquida di Bottom

0.8 lebih besar untuk memperoleh profil temperatur


Etanol
0.7 yang konstan.
(fraksi mol)

0.6 1.100

0.5 1.075
0.4
1.050
Benzene

Koefisien Aktifitas
0.3
n-Butanol 1.025
0.2
1.000
0.1
0.975
0.0
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 0.950
Toluene
Dimensionless Waktu
0.925
Gambar 10. Profil komposisi liquida di bottom
0.900
etanol-n-butanol Run-1 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5

Dimensionless Waktu
Validasi Hasil Simulasi
Gambar 12. Profil koefisien aktifitas benzene-
120 toluene Run-1
115
Run-7
Run-6
Run-5 Gambar 12 menunjukkan profil koefisien
110
aktifitas benzene-toluene sama dengan satu,
Temperatur( C)

105 karena campuran benzene-toluene merupakan


100 campuran hidrokarbon yang bersifat ideal,
dipakai sebagai validasi sistem biner seperti
95
aseton-n-butanol, aseton-etanol dan etanol-n-
90 butanol.
85 Run-4 Gambar 13 menunjukkan profil
Run-3 komposisi liquida di bottom Run-1, komposisi
80
Run-1 Run-2 benzene menunjukkan profil menurun dari
75 komposisi awal dan komposisi toluene
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 menunjukkan profil naik dari komposisi awal.
Dimensionless Waktu Karena komponen benzene merupakan
komponen volatile sedangkan komponen toluene
Gambar 11. Profil temperatur benzene-toluene merupakan komponen non-volatile, pada saat
untuk Run-1 sampai Run-7. proses distilasi batch komponen volatile dalam
porsi yang lebih besar diuapkan dan sisanya
Gambar 11 menunjukkan profil adalah komponen non-volatile. Kedua komponen
temperatur benzene-toluene untuk Run-1 belum menunjukkan profil komposisi liquida di
sampai Run-7 secara keseluruhan makin naik bottom konstan sehingga dibutuhkan
terhadap dimensionless waktu. Hal ini dimensionless waktu yang lebih besar untuk
disebabkan karena komponen yang diuapkan memperoleh komponen toluene yang lebih murni

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 7


dari komposisi awal. Dari profil komposisi Daftar Notasi
liquida di bottom campuran benzene-toluene A : parameter Antoine
digunakan validasi campuran aseton-n-butanol, B : parameter Antoine
aseton-etanol dan etanol-n-butanol. C : parameter Antoine
D : distilat, mol s-1
1.0 d : diferensial
0.9
K : konstanta kesetimbangan
P : tekanan, Bar
Komposisi Liquida di Bottom

0.8 Toluene
q : volume parameter UNIQUAC
0.7 r : luasan parameter UNIQUAC
(fraksi mol)

0.6 t : waktu, s
0.5 uji : parameter interaksi biner UNIQUAC,
0.4 J mol-1
uji : parameter interaksi biner UNIQUAC,
0.3
J mol-1
0.2 Benzene V : kecepatan aliran uap, mol s
-1

0.1 -1
W : kecepatan aliran liquida, mol s
0.0 x : komposisi liquida, fraksi mol
0.0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 y : komposisi uap, fraksi mol
Dimensionless Waktu Huruf Yunani
Gambar 13. Profil komposisi liquida di bottom γ : koefisien aktivitas
benzene-toluene Run-1 ξ : dimensionless waktu
Superscripts
Kesimpulan Sat : liquida jenuh
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Subscripts
terdapat beberapa hal yang dapat disimpulkan B : boiler
diantaranya: C : kondensat
1. Profil temperatur sistem biner secara D : distilat
keseluruhan menunjukkan profil naik, kecuali i : komponen i
sistem biner aseton-n-butanol dan etanol-n-
butanol menunjukkan profil turun pada saat Daftar Pustaka
dimensionless waktu menunjukkan 0 sampai
0,25 ; karena komponen etanol dan n-butanol Doherty, M. F. and J. D. Perkins, (1978), On the
dalam campuran mempunyai sifat ideal dan Dynamics of Distillation Processes: II. The
membentuk campuran zeotropik. Simple Distillation of Model Solutions,
2. Profil komposisi liquida di bottom untuk ke- Chem. Eng. Sci., 33, pp. 281-301.
tiga sistem biner menunjukkan bahwa setelah Fidkowski, Z. T., M. F. Doherty and M. F.
dilakukan simulasi pemisahan sistem biner Malone, (1990), Feasibility of Separations
membentuk campuran zeotropik, tanpa for Distillation of Non ideal Ternary
membentuk campuran azeotropik dari Mixtures, AIChE Journal, 39, No. 8, 1303 -
masing-masing komponen. 1321.
3. Simulasi sistem biner aseton-n-butanol, Gmehling, J. and U. Onken, (1977), “Vapor-
aseton-etanol dan etanol-n-butanol setelah Liquid Equilibrium Data Collection”,
divalidasi dengan sistem biner benzene- DECHEMA Chemistry Data Series, I,
toluene memenuhi syarat, dimana koefisien DECHEMA, Frankfurt.
aktifitas sama dengan satu. Henley, E. J. and J. D. Seader, (1998),
“Separation Process Principles”, pp. 586-
Ucapan Terima Kasih 712, John Wiley & Sons, Inc., New York.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Prausnitz, J. M., (2001), “The Properties of
Direktur Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Gases and Liquids”, ed. 5, pp. A.50 – A. 51,
Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Mc. Graw-Hill, New York.
Tinggi, yang telah mendanai penelitian kami Rayleigh, L., (1902), Phil. Mag. [vi.], No. 4 (23),
pada Hibah Pascasarjana nomor kontrak: pp. 521.
130/P21PT/DPPM/HTTP/IV/2004. Schweitzer, P. A. (1996), “Handbook of
Separation Techniques for Chem. Eng.”,

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 8


Edisi III, McGraw-Hill Companies, New
York.
j : indek j
W : bottom

Jurnal Teknik Kimia , Vol. 1, No. 1, September 2006 9

Anda mungkin juga menyukai