Anda di halaman 1dari 9

BAB 12 TERMODINAMIKA

Termodinamika mencakup hubungan antara kalor, kerja, sifat-sifat makroskopik (seperti tekanan, volume,
suhu). Termodinamika dapat memberikan informasi tentang suatu zat, campuran atau senyawa tertentu.
Informasi berguna untuk pemakaian zat tersebut dalam berbagai maksud, juga berguna dalam berbagai
penelitian terhadap struktur makroskopik zat tersebut.

Termodinamika sangat penting dalam segala macam mesin (konversi energi kalor menjadi kerja), dalam
biologi, fisiologi, dimana saja ada perpindahan kalor dan energi lain. Dasar teoritis dari termodinamika
terungkap dari hukum I dan hukum II termodinamika.

12.1 Pengertian Dasar

Sebelum membahas lebih lanjut tentang perumusan termodinamika, lebih dahulu mendefenisikan beberapa
istilah :
- Sistem adalah bagian semesta yang dipilih untuk ditinjau (dipelajari).
Misalnya sejumlah gas, cairan, sepotong besi, batu baterei, dan sebagainya.
- Lingkungan adalah segala sesuatu diluar sistem yang dapat berintegrasi dengan lingkungan.
- Alam semesta adalah semua yang termasuk sistem dan lingkungan
- Koordinat sistem

Setiap sistem termodinamika dapat digambarkan dari sejumlah besaran yang disebut koordinat sistem. Untuk
gas besaran yang biasa digunakan adalah Volume (V), tekanan (P) dan Suhu (T). Setiap sistem memiliki
koordinatnya sendiri-sendiri.

Sistem dikatakan dalam keadaan setimbang dengan lingkunganya bila nilai koordinatnya tidak bergantung
terhadap waktu. Hubungan antara koordinat-koordinat sistem disebut persamaan keadaan yang hubungannya
sebagai berikut

f (P,V,T) = 0 (12.1)

Sebagai contoh hubungan ini adalah PV = nRT, yaitu hubungan persamaan gas ideal. Persamaan lain yang
juga sering digunakan adalah persamaan gas Van der Wals.

- Diagram Termodinamika
Pada diagram termodinamika (apakah itu diagram P-V ; P-T; V-T) suatu keadaan kesimbangan sistem ditulis
sebagai suatu titik. Misalkan titik pada Gambar 1 dimana bertekanan P dan bervolume V. Suhunya dapat
dihitung dari persamaan keadaanya. Contoh untuk gas ideal

P(Pa) Px Vx
x
Tx  (12.2)
Px nR

V(m3)
Tx
Gambar 1

- Bentuk implisit dan eksplisit


Bentuk persamaan keadaan f(P,V,T) = 0 disebut bentuk implisit, karena belum ditentukan mana koordinat
bebas dan mana koordinat yang terikat. Sedang persamaan eksplisit adalah yang sudah ditentukan
koordinat bebas dan terikatnya. Contoh untuk gas ideal

1
n RT
V  (3)
P
12.2 Proses Kuasistatik

Proses kuasistatik yaitu proses yang membawa sistem dari keadaan setimbang ke satu keadaan setimbang lain
sedemikian rupa sehingga sistem selalu dalam keadaan setimbang. Jadi selama proses berlangsung
persamaan keadaannya tetap berlaku. Dari pengertian ini, maka proses kuasistatik berjalan sangat lambat dan
sambung menyambung dan perubahannya sangat kecil. Proses seperti ini disebut kuasistatik infinitisimal.
Apabila V=V(T,P) menggambarkan suatu keadaan setimbang, maka

 V   V 
dV    dT    dP (12.3)
 T  p  P T

menggambarkan proses kuasistatik infinit dengan volume sistem sebanyak dV, perubahan suhu dT dan
n RT
tekanan berubah sebanyak dP. Secara khusus untuk gas ideal V  maka
P
 V  nR
  
 T  p P
 V  n RT
  
 P T P2
sehingga
nR n RT
dV  dT  dP
P P2
1  
sehubungan dengan ini besaran    disebut koefisien muai sistem (pada p tetap) karena
V  T  P
1  v 
menggambarkan perubahan relatif volume terhadap perubahan suhu, dan      disebut
V  P  T
kompresibilitas gas.

12.3 Usaha kuasistatik

Salah satu interaksi antara sistem dan lingkungan adalah usaha. Usaha luar selalu melibatkan perubahan
volume pada sistem. Perhatikan gas dalam sebuah silinder tertutup piston dengan luas A yang tertutup (lihat
Gambar 2) dan tidak mengalami gesekan luar, tetapi oleh udara luar piston mengalami tekanan kedalam,
sehingga padanya bekerja gaya F dan F’

Misal piston didorong keluar oleh gas sejauh ds maka menurut mekanika gas telah melakukan usaha sebesar :
dw = F.ds = F ds
P A ds = P dv A (12.4)

Gambar 2

12.4 Energi Dalam


Usaha luar (w); dan kalor (Q) berupa energi eksternal yang berperan pada interaksi antara sistem dan
lingkungan. Ada bentuk energi ketiga yakni energi dalam, U. (internal energi) yang dimiliki setiap sistem.

2
Energi dalam adalah jumlah semua energi (kinetik, potensial dan lain-lain) yang dimiliki partikel.
Persamaannya :

U =  i (12.5)
Berbagai ekperimen menunjukan bahwa U merupakan fungsi koordinat sistem (merupakan fungsi keadaan).
Namun gas ideal hanya fungsi T saja. Karena merupakan fungsi keadaan maka dU adalah defrensial eksak
f
sehingga i
d U berarti
Uif = Uf - Ui (12.6)
f
U adalah perubahan energi dalam yang dialami sistem 
i
d U tidak bergantung pada sifat proses.

12.5 Perumusan Hukum Termodinamika

Hukum I Termodinamika

Proses apapun yang dialami sistem dari lingkungannya tidak boleh melanggar hukum kekekalan energi
sebagai suatu hukum alam. Secara eksperimental didapati bahwa hubungan antara Q, W, U adalah

Q = U - W (12.7)

dengan
Q = menyatakan kalor yang terlibat dalam sistem tersebut (bertanda positif jika kalor masuk sistem)
W = menyatakan usaha luar antara sistem dan lingkungan (bertanda positif jika sistem melakukan
usaha)
U = Uakhir - Uawal menyatakan perubahan energi dalam yang dialami sistem selama proses.

Pada proses adiabatik (tidak ada kalor yang masuk maupun keluar dari sistem). Kerja yang masuk ke sistem
tidak bergantung pada proses /lintasan, kerja menjadi tambahan energi dalam sistem. Sehingga dapat
dituliskan

dU = dW (12.8)

P kurva isotermal

kurva adiabatik
P1 (1)
kurva isotermal
(2) T1
P2
T2
V1 V2 V
Gambar 3

Jika proses tidak adiabatik, hukum I menjadi ditambahan energi sistem sama dengan jumlah kerja dari luar
dan kalor dari luar.
dU = dW + dQ (12.9)
Bila kerja adalah kerja hidrostatik maka dW = - PdV sehingga :
dQ = dU + P dV (12.10)
Jika U dipandang sebagai fungsi T dan V
 U   U 
dU    dT    dV
 T V  V  T
 U   U  
dQ    dT     P  dV (12.11)
 T V  V T 
pada proses isokhorik/isovolum dV = 0

3
 Q   U 
cv      0
 T V  T V

 U  
dQ  cv dT     p  dV (12.12)
 V T 

P
P2 (2)

P1 (1)

V
Gambar 4 Proses Isokhorik

pada proses isobarik :

dQ   U  
cP     cV     P  dV
 dT  P   V T 
  U    V 
jadi : cP  cV     P   
  V T    T T

 V   V 
karena : d V (T , P )   dT    dP
 T  P  P T
 dV   V 
jadi :    
 dT  p  T  p
kasus gas ideal PV = n RT
 n RT 
 
 dV   P P nR
jadi :     maka
 dT  P T p

nR
c p  cv  P  nR (12.13)
P
P

P (1) (2)

V1 V2 V
Gambar 12.5 Proses Isobar

Jika ditinjau proses adiabatik pada gas ideal :


dQ = cv dT + p dV
kalau diingat hubungan pV = nRT untuk d(pv) = nR dT, maka
4
PdV + VdP = nRdT sehingga dQ menjadi :
dQ = cp dT - V dP
dQ = 0 = cv dT + PdV ========> PdV = -cv dT
dQ = 0 = cp dT - VdP ========> VdP = -cp dT
dengan pembagian diperoleh

dV P c 1 cp
  v  dengan   1
V dP cp  cv
dV dP
   ln v   ln p  c1
V P
dengan
ln P V   c1 atau PV

 konstan

12.6 LATIHAN SOAL TEORI


1. Untuk gas ideal buktikan :
1 1
a.   b.  
T p

2. Apabila dalam suatu proses isobarik suhu gas ideal menjadi 3 x semula, berapakah perubahan volum
yang terjadi ?

3. Pada diagram disamping terlihat dua buah kurva isoterm (T tetap) suatu gas ideal untuk suhu T1 dan
T2. Maka buktkan T2 > T1 P

T2
T1
V
4. Pada sistem gas dihantarkan kalor sebanyak 1 kJ. Gas ternyata melakukan usaha sebesar 900 J,
maka berapa perubahan energi dalam yang dialami sistem ?

5. Diketahui 1m3 gas ideal bertekanan 2 Atmosfir diekspansi secara isotermal sehingga volumenya
menjadi 3 m3
a. Gambarkan proses tersebut
b. Tentukan tekanan gas pada keadaan akhir.

6. Selama suatu proses, kalor sebanyak 8000 kal dihantarkan pada sistem, sedangkan sistem
melakukan usaha 6000 J. Berapa perubahan energi dalam dialami sistem itu ?

7. Kalau es berubah menjadi air, energi dalamnya naik. Berapakah energi dalam 5 gr es akan naik bila
berubah menjadi air pada 00C. (Perubahan volume yang menyertai proses ini demikian kecilnya
sehingga boleh diabaikan).

8. Sebuah kubus besi (rusuk 6 cm) dipanasi dari suhu 20 0C menjadi 3000C. Berapakah W dan U?
Diketahui : massa kubus 1700 gr ; c-besi = 0,11 kal/gr0C ; koefisien muai kubik besi = 3,6  10-5
0 -1
C

9. Sebuah mesin kecil (0,4 hp) dipakai untuk mengaduk 5 kg air. Karena menerima usaha, suhu air
naik disebabkan adanya gesekan di dalam air. Dengan memisalkan bahwa seluruh usaha dapat
diubah menjadi kalor ini, berapa lamakah mesin harus dihidupkan agar suhu air itu naik 6 0C?

10. Tentukan perubahan energi-dalam sistem dalam ketiga proses berikut :


(a) sistem menyerap kalor sebanyak 500 kal, dan pada saat yang sama melakukan usaha 400 J

5
(b) sistem menyerap kalor sebanyak 300 kal, dan pada saat yang sama usaha 420 J dilakukan
padanya
(c) kalor sebanyak seribu dua ratus kalori dikeluarkan dari suatu gas pada V tetap

12.7 JAWABAN LATIHAN SOAL TEORI


1
1. a. Bukti  
T
1  v  n RT
dari definisi     v
v  T  p p

 v  nR
  
 P  T p
p nR 1
  
n RT p T
1
b. Bukti :  
p
1  v  n RT
dari definisi      v
v  T  p p
 v  nR
    2
 p  T p
p n RT 1
  x  2
 terbukti
n RT p p

2. Diketahui T2  3 T
T
c
v
T1 T2

v1 v 2
T1 3 T1
 akhirnya v 2  3 v1
v1 v2

n RT
3. pV = nRT ========> p 
V

n R T1 n R T2
pB =======================> 
VB VB
n R T1 n R T2
pA ======================> 
VB VB
Jadi pA > pB
n R T1 n R T2
 akhirnya T2 > T1 Terbukti
VB VB

4. Dari persamaan
Q = U - W

6
+ 1000 J = U - (-900J)
akhirnya : U = 100 J
Jadi dapat dikatakan bahwa kalor 1000 J yang diserap sebagian digunakan untuk meiakukan usaha
luar dan sisanya digunakan untuk menaikan energi dalam sistem.

5.a. Gambar proses tersebut adalah :

b. Dari persamaan pV = konstan maka :


p1V1 = p2V2
(1,01x105) x 1 = 3 p2
akhirnya p2 = 0,337 x 10 5 N m-2

 J 
6. Q  8000 kal  4 ,184   33,5kJ
 kal 
w  6 kJ
Q  U  W
Dari hukum pertama diperoleh :
U  Q  W  33,5kJ  27 ,5kJ

7. kalor yang diperlukan untu mencairkan jumlah es tersebut adalah :


 kal 
Q  mH f  5 gr  80   400 kal
 gr 
Es tidak melakukan usaha apapun sewaktu mencair, hingga W = 0. Maka dari hukum pertama
Q = U + W diperoleh bahwa U = Q, jadi
U = Q = (400 kal) (4,184 J/kal) = 1670 J

8. Q = c m T = (0,11 kal/gr 0C) (1700 gr) (2800C) = 52000 kal

Volume kubus V = (6 cm)3 = 216 cm3. Dari (V)/V =  T,


Diperoleh,
V = V  T = (216  10-6 m3) (3,6  10-5 0C-1) (280 0C) = 2,18  10-6 m3
Andaikan tekanan udara luar adalah 1  105 Pa, maka
W = pV = (1  105 N/m2) (2,18  10-6 m3) = 0,22 J
Dari hukum pertama diperoleh
U = Q - W = (52000 kal) (4,184 J/kal) – 0,22 J = 218000 J – 0,22 J  218 000 J

9. Kalor yang diperlukan = Q = m c T = (5000 gr) (1 kal/gr 0C) (6 0C) = 30000 kal
Usaha yang harus dilakukan = kalor yang diperlukan
= Q = (30000 kal) (4,184 J/kal) = 126 kJ
Usaha ini = usaha yang dihasilkan mesin kecil tersebut dalam waktu t
Usaha mesin dalam waktu
t = (daya mesin) (t) = (0,4 hp  746 W/hp) ( t )
Dari dua persamaan terakhir diperoleh
1,26  10 5 J
t  420 s  7 menit
0 ,4 746 W
10. (a) U = Q - W = (500 kal) (4,184 J/kal) – 400 J = 1700 J

7
(b) U = Q - W = (300 kal) (4,184 J/kal) – 420 J = 1680 J
(c) U = Q - W = (-1200 kal) (4,184 J/kal) – 0 =-5000 J

12.9 Rangkuman
Hukum Termodinamika Pertama menyatakan bahwa perubahan energi dalam U dari sebuah sistem
sama dengan kalor yang ditambahkan ke sistem, Q, dikurangi W, yang dilakukan oleh sistem :
U = Q - W
Persamaan ini merupakan pernyataan kekekalan energi, dan ternyata berlaku untuk semua jenis
proses. Proses isotermal adalah proses yang dilakukan pada temperatur konstan. Proses adiabatik, tidak ada
kalo yang dipertukarkan (Q = 0). Kerja W yang dilakukan oleh gas pada tekanan konstan, P dinyatakan
dengan
W = pV
Dimana V adalah perubahan volume gas.

12.10 Tes Formatif

1. Sejumlah panas sebesar 2500 J ditambahkan pada sistem, dan 1800 J kerja yang dilakukan pada
sistem. Berapa perubahan energi dalam sistem.
a. 1200 J
b. 4260 J
c. 2345 J
d. 4300 J
e. 3600 J
2. Suatu gas ideal secara perlahan ditekan dari 10,0 L sampai 2,0 L pada tekanan konstan 2,0 atm.
Proses ini digambarkan seperti gambar berikut sebagai lintasan B ke D. Pada proses ini, sebagian
kalor mengalir mengalir keluar dan temperatur turun. Kalor kemudian ditambahkan ke gas, dengan
menahan agar volume konstan, tekanan dan temperatur dibiarkan naik sampai temperatur mencapai
Nilai awalnya. Proses ini adalah D ke A pada gambar. Kerja total yang dilakukan oleh gas pada
proses BDA adalah
a. -1,6 x 103 J P A
b. 1,6 x 103 J P A
c. 2,4 x 103 J
d. 3,0 x 103 J PB B
e. 3,2 x 103 J D
V
VA VB

3. Tentukan perubahan energi dalam dari 1,0 liter air jika semua air menguap menghasilkan 1601 liter
uap pada temperatur 1000C. Anggap proses berlangsung pada tekanan atmosfir. Gunakan panas
laten penguapan air adalah 22,6 x 105 J/kg.
a. 11,2 x 105 J
b. 21,0 x 105 J
c. 28,4 x 105 J
d. 32,0 x 105 J
e. 36,9 x 105 J
4. Pada sebuah mesin, 0,25 mol gas dalam silinder memuai dengan cepat dan secara adiabatik terhadap
piston. Pada proses ini, temperatur turun dari 1150 K menjadi 400 K. Berapa besar kerja yang
dilakukan gas? Anggap gas ideal.
a. -2300 J
b. 2300 J
c. 2400 J
d. -2400 J
e. 2500 J
5. Jika gas mengembang secara adiabatik dan ternyata melakukan usaha 5 J, perubahan energi-dalam
kedua proses adiabatik adalah
8
a. -5 J
b. -6 J
c. -7 J
d. -8 J
e. -9 J
6. Gas helium mula-mula pada keadaan A bervolum 75 liter, bertekanan 10 5 N/m2, bertemperatur 300
K. Anggap helium gas ideal. Gas ini mengalami proses adiabatik sampai bervolum 125 liter pada
keadaan B. Tekanan gas dalam keadaan B adalah
a. 4,3  104 N/m2
b. 4,5  104 N/m2
c. 4,7  104 N/m2
d. 4,9  104 N/m2
e. 5,3  104 N/m2

7. Gas ideal berekspansi secara isotermik hingga volume awal 3 liter menjadi 24 liter, tekanan awal 20
atm. Usaha yang dilakukan adalah
a. 12,0 kJ
b. 12,2 kJ
c. 12,6 kJ
d. 12,8 kJ
e. 13,0 kJ

8. Gas monoatomik (volume 20cm3, suhu 120C, tekanan 100kPa) tiba-tiba dikompresi secara adiabatik
hingga volumenya tinggal 0,5cm3. Tekanan akhir yang dicapai adalah
a. 45,4 MPa
b. 46,4 MPa
c. 47,4 MPa
d. 48,4 MPa
e. 49,7 MPa

9. Tiga kilomole (6,0kg) dari gas hidrogen pada keadaan tekanan dan temperatur standar (STP)
memuai secara isobar hingga menadi dua kali volumenya. Temperatur akhir dari gas adalah
a. 546 K
b. 556 K
c. 566 K
d. 576 K
e. 586 K

10. Gas N2 sebanyak 5 kg suhunya dinaikkan dari 100C menjadi 1300C. Keadaan ini berlangsung pada
0
tekanan tetap, jika diketahui untuk gas N2 cV  0,177kal / gr C , maka kenaikan energi-dalam
U adalah
a. 432 kJ
b. 434 kJ
c. 243 kJ
d. 343 kJ
e. 443 kJ

H. REFERENSI
1. Tim Fisika Dasar, Fisika Dasar I, Prodi Pendidikan Fisika, Untad, Palu
2. Halliday, D dan Resnick, R., 1994, Fisika I, Erlangga, Jakarta
3. Sutrisno, 1985, Seri Fisika Dasar: Mekanika, ITB, Bandung
4. Sears, F.W., M.W. Semansky and J. Yong, University Physics, Addison Wesley Co. Inc.
Philadelpia.
5. Tipler, P.A., 1998, Fisika Untuk Sains dan Teknik, Jilid I Edisi I, Erlangga, Jakarta.
6. Giancolli, 2001, Fisika, Jilid 1 Edisi Kelima, Erlangga, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai