Anda di halaman 1dari 6

Nama : Irdatul Wardah

NIM : 181810003
Prodi : Pendidikan IPA
Mata Kuliah : Gelombang dan Optik
Dosen Pengampu : Binar Ayu Dewanti, M.Pd

RESUME
A. Pelayangan Bunyi
Layangan bunyi atau pelayangan bunyi adalah terjadinya pengerasan bunyi dan
pelemahan bunyi tersebut karena efek dari interferensi gelombang bunyi. Bunyi
termasuk sebagai gelombang dan sebagai salah satu sifat gelombang yang dapat
berinterferensi. Peristiwa interferensi dapat terjadi bila dua buah gelombang bunyi
memiliki frekuensi yang sama atau berbeda sedikit dan berada dalam satu ruang dengan
arah yang berlawanan. Interferensi semacam ini sering disebut interferensi ruang.
Interferensi dapat juga terjadi jika dua gelombang bunyi yang mempunyai frekuensi
sama atau berbeda sedikit yang merambat dalam arah yang sama, interferensi yang
terjadi disebut interferensi waktu.
Pelayangan bunyi adalah fenomena yang terjadi ketika ada dua sumber bunyi
dengan dua frekuensi yang berbeda berada pada suatu tempat. Maka pelayangan buyi
didefinisikan sebagai selisih mutlak antara dua frekuensi bunyi tersebut dirumuskan.
Pelayangan adalah peristiwa perubahan frekuensi bunyi yang berubah ubah dengan tajam
karena ada dua sumber bunyi dengan perbedaan frekuensi yang kecil. Berarti pelayangan
terjadi jika perbedaan frekuensi kedua sumbernya kecil. Pelayangan (beats) merupakan
fenomena yang menerapkan prinsip interferensi gelombang. Pelayangan akan terjadi jika
dua sumber bunyi menghasilkan frekuensi gelombang yang mempunyai beda frekuensi
yang kecil. Kedua gelombang bunyi akan saling berinterferensi dan tingkat suara pada
posisi tertentu naik dan turun secara bergantian. Peristiwa menurun atau meningkatnya
kenyaringan secara berkala yang terdengar ketika dua nada dengan frekuensi yang
sedikit berbeda dibunyikan pada saat yang bersamaan disebut pelayangan. Gelombang
akan saling memperkuat dan memperlemah satu sama lain bergerak di dalam atau di luar
dari fasenya.
Bentuk Gelombang Layangan Bunyi Atau Pelayangan Bunyi
Fenomena pelayangan terjadi sebagai akibat superposisi dua gelombang bungi
dengan beda frekuensi yang kecil. Gambar (a) menunjukkan pergeseran yang dihasilkan
sebuah titik di dalam ruang di mana rambatan gelombang terjadi, dengan dua gelombang
secara terpisah sebagai sebuah fungsi dari waktu. Kita anggap kedua gelombang tersebut
mempunyai amplitudo sama. Pada gambar (b) menunjukkan resultan getaran di titik
tersebut sebagai fungsi dari waktu.
Dalam peristiwa interferensi gelombang bunyi yang berasal dari dua sumber
bunyi yang memiliki frekuensi yang berbeda sedikit, misalnya frekuensinya f1 dan f2,
maka akibat dari interferensi gelombang bunyi tersebut akan kita dengar bunyi keras dan
lemah yang berulang secara periodik.
Terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi tersebut adalah efek dari
interferensi gelombang bunyi yang disebut dengan istilah layangan bunyi atau
pelayangan bunyi. Kuat dan lemahnya bunyi yang terdengar tergantung pada besar kecil
amplitudo gelombang bunyi. Demikian juga kuat dan lemahnya pelayangan bunyi
bergantung pada amplitudo gelombang bunyi yang berinterferensi. Banyaknya
pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik disebut frekuensi layangan
bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua gelombang bunyi yang
berinterferensi tersebut. Besarnya frekuensi layangan bunyi dapat dinyatakan dalam
persamaan :
fp = | f1 – f2 |
dengan :
f1 = frekuensi gelombang y1 (Hz)
f2 = frekuensi gelombang y2 (Hz)
fp = frekuensi layangan bunyi (Hz)

Contoh Soal
Jika dua buah sumber bunyi masing-masing dengan frekuensi 1000 Hz dan 1016
Hz berbunyi dengan serentak, maka akan timbul pelayangan bunyi dengan frekuensi ...
Pembahasan :
B. Efek Doppler
Fenomena efek doppler merupakan peristiwa terjadinya perbedaan frekuensi yang
di dengar atau ditangkap pengamat dengan frekuensi yang dipancarkan oleh sumber
bunyi yang bergerak. Efek doppler pertama kali diamati oleh fisikawan bernama
Christian Doppler. Doppler adalah seorang fisikawan asal Australia yang sempat
mengalami kelemahan fisik di masa mudanya. Ia mengamati ketika sumber
bunyi bergerak akan terjadi perubahan frekuensi relatif bunyi yang di dengar oleh
pengamat. Misalnya, sebuah mobil pemadam kebakaran dengan sirine berbunyi
mendekati pengamat, maka frekuensi bunyi sirine yang pengamat dengar akan lebih
tinggi dari frekuensi yang dipancarkan oleh sirine pemadam kebakaran. Selama
mendekati pengamat maka frekuensi yang didengar pengamat akan lebih tinggi dan
sebaliknya, ketika sumber bunyi menjauhi pengamat maka frekuensi yang di dengar
pengamat akan lebih rendah dari frekuensi aslinya. Itulah gambaran inti dari bunyi efek
doppler.
Penyebab terjadinya perbedaan frekuensi pada efek doppler adalah ketika sumber
bunyi mendekat, berarti masing-masing puncak gelombang yang dipancarkan akan
menempuh jarak yang semakin dekat dengan pengamat. Misal gelombang 1 menempuh
100 m, maka gelombang 2 akan menempuh jarak kurang dari 100 m untuk sampai ke
pengamat. Oleh karena itu selang waktu kedatangan gelombang satu dengan gelombang
berikutnya akan semakin pendek dan panjang gelombanpun (λ) akan semaki kecil. Inilah
yang menyebabkan peningkatan frekuensi yang didengar menjadi lebih tinggi. Berlaku
juga sebaliknya, ketika sumber bunyi bergerak setiap gelombang secara berurutan akan
menempuh jarak yang lebih jauh, selang waktu kedatangan gelombang akan semakin
besar, panjang gelombang semakin besar (λ) sehingga frekuensi menjadi lebih rendah.
Berdasarkan rumus frekuensi v = λ.f atau f = v/λ maka dengan v (kecepatan
bunyi) yang tetap, maka semakin kecil panjang gelombang (λ) maka akan semakin besar
frekuensi dan sebaliknya frekuensi akan semakin kecil jika λ semakin besar. Rumus Efek
Doppler sebagai berikut :

( )=( ) atau fp = x fs
dengan :
fp = frekuensi yang didengar pendengar (Hz)
fs = frekuensi dari sumber bunyi (Hz)
v = capat rambat gelombang bunyi (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)

jika P mendekati S maka vp = +


P menjauhi S maka vp = -
S mendekati P maka vp = -
S menjauhi P maka vp = +
Penggunaan Tanda +/-
Kecepatan/Tanda + (Plus) - (Minus)
Pengamat (Vp) Mendekati sumber Menjauh sumber
Sumber (Vs) Menjauhi pendengar Mendekati pendengar
Aplikasi Efek Doppler
Sirene – Suara yang dikeluarkan sirene pada mobil ambulans, polisi, ataupun pemadam
kebakaran dirancang untuk memanfaatkan efek Doppler semaksimal mungkin sehingga
pendengar akan makin waspada terhadap mobil-mobil tersebut saat bergerak mendekati
pendengar.

Radar – Efek Doppler dipakai pada aplikasi beberapa jenis radar untuk mengukur
kecepatan objek yang diamati. Dengan mengukur perubahan frekuensi yang diterima,
maka kita dapat mengukur kecepatan objek tersebut.
Kesehatan – Echocardiogram merupakan perangkat kesehatan yang menggunakan
fenomena efek Doppler untuk mengukur kecepatan aliran darah dan karakteristik
jaringan tissue secara akurat. Alat ini juga dapat menghasilkan gambar jantung dan
aliran-aliran darah dengan menggunakan suara ultrasonik Doppler 2 dimensi dan 3
dimensi.
Industri – Terdapat beberapa instrumen yang digunakan insinyur untuk mengetahui
kecepatan aliran fluida di dalam pipa ataupun aliran eksternal seperti Laser Doppler
velocimeter (LDV), accoustic Doppler velocimeter (ADV), dan Ultrasonic Doppler
velocimetry (UDV) yang menggunakan prinsip efek Doppler. LDV dapat juga dipakai
untuk mengukur getaran tanpa kontak langsung dengan permukaan yang akan diukur.
Komunikasi – Satelit komunikasi yang mengorbit bumi setiap saat dapat mengalami
fenomena efek Doppler akibat perubahan ketinggian permukaan bumi yang dilewati.
Maka, diperlukan suatu kompensasi Doppler Dinamik agar satelit dapat menerima sinyal
dengan frekuensi yang konstant.
Astronomi – Fenomena Efek Doppler terjadi di luar angkasa. Perubahan frekuensi
gelombang elektromagnetik dihasilkan dari bintang-bintang yang bergerak di galaksi kita
dan di luar galaksi. Efek Doppler digunakan untuk mencari informasi mengenai
karakteristik bintang-bintang tersebut dan galaksi-galaksi.

Contoh Soal 1
Sebuah mobil polisi dengan sirine menyala yang berfrekuensi 940 Hz bergerak dengan
kecepatan 90 km/jam mendekati seseorang yang sedang berdiri di pinggir jalan. Jika
kecepatan suara di udara sebesar 340 m/s, berapa frekuensi bunyi sirine yang didengar
oleh orang tersebut?
Pembahasan:
Diketahui bahwa vs = 90 km/jam = 25 m/s.
Karena sumber suara mendekati pendengar, maka vs (-)
Karena pendengar dalam kondisi diam, maka vp = 0.
sehingga

fp = x fs

fp = x 940

fp = x 940
fp =

Anda mungkin juga menyukai