Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL 1

PENDAHULUAN
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah:
1. Mengamati karakteristik dari wetted wall cooling tower..
2. Mengamati pengaruh dari laju flow rate air dan udara terhadap efektifivitas cooling
tower.

Dasar Teori
1. HUMIDITY
Humidifikasi dalam prosesnya melibatkan perpindahan massa dari fasa liquid menuju
fasa gas. Sedangkan Dehumidifikasi merupakan proses yang berkebalikan dengan
humidifikasi. Humidifikasi merupakan proses penguapan air ke udara yang memiliki tujuan
guna memperbesar kelembaban udara. Sedangkan dehumidifikasi merupakan proses
pengembunan uap air yang berasal dari udara guna memperkecil kelembaban udara. Dalam
proses ini selain terjadi perpindahan massa juga terjadi perpindahan panas. Untuk
merencanakan alat ini diperlukan data koefisien perpindahan panas dan massa.

( Geankoplis , edition, 3rd halaman 525)

Dengan tekanan bagian uap adalah PA atm rasio molal antara uap dan gas pada 1 atm
adalah PA/(1-PA) maka kelembaban adalah :

(1)

Dimana:

H = Humidity ( lb air/ lb udara kering)

PA = Tekanan parsial (atm)

M = Berat molekul

M = Berat molekul

A = Uap

B = GasOpew

Laboratorium Teknik Kimia II


Hubungan antara humidity dan mol fraksi uap (yA) :

(2)

Biasanya H/MA jauh lebih kecil dari 1/MB, sehingga y dianggap berbanding lurus dengan H .

Saturated humidity atau gas jenuh merupakan gas dimana uap yang terkandung di
dalamnya berkesetimbangan dengan zat cair pada temperatur gas tersebut atau dapat
dikatakan tekanan partial uap sama dengan tekanan uap cair pada suhu gas.

𝑀𝐴 . 𝑃'𝐴
𝐻𝑠 = 𝑀𝐵 (1−𝑃'𝐴)
(3)

Dimana :

p’A = Tekanan uap liquid (atm)

Kelembaban relatif didefinisikan sebagai perbandingan antara tekanan uap pada


temperatur gas dengan tekanan uap cairnya. Besaran dinyatakan atas dasar persen dengan
kelembaban 100% berarti gas jenuh, sedangkan kelembaban 0% berarti gas bebas uap.

100 𝑃𝐴
𝐻𝑅 = 𝑃'𝐴
(4)

Dimana :

HR = Relatif humidity

Temperatur wet bulb adalah temperatur non equilibrium, steady state yang terbaca
pada suatu thermometer, bila system ada di dalam kondisi adiabatis dalam suatu aliran gas
yang kontinyu. Kondisi ini dicapai bila aliran gas tersebut melewati suatu termometer yang
dibasahi dengan sedikit cairan. Untuk system udara-air temperature wet-bulb sama dengan
temperature jenuh adiabatis. (Roesyadi achmad, halaman 110 – 113)
Humidifikasi adiabatik merupakan proses humidifikasi yang prosesnya seperti saturasi
adiabatik, hanya saja udara yang keluar dari humidifier belum tentu jenuh serta suhu air yang
masuk dan keluar sama. Pada humidifikasi adiabatik diasumsikan bahwa air yang masuk pada
suhu saturasi adiabatik serta luas area volumetrik dianggap sama, serta suhu dari wet bulb dan
saturasi adiabatik dianggap konstan.

Pada humidifikasi adiabatik berlaku metode Htu dengan persamaan:

𝑍𝑡 𝐺'𝑦
𝐻𝑡𝑢 = 𝑁𝑡
= 𝐾𝑦 𝑀𝑏 𝑎
(5)

Dimana :

Htu : Height of humidity transfer unit

Basis pada transfer panas yang terjadi pada humidifikasi adiabatik bisa dinyaakan dalam
Ntu yang merupakan definisi dari Number of transfer unit, dengan persamaan sebagai berikut:

𝑇𝑦𝑏−𝑇𝑠 𝑍𝑡
𝑁𝑡𝑢 = 𝑙𝑛 𝑇𝑦𝑎−𝑇𝑠
= 𝐻𝑡𝑢
(6)

Dimana :

Ntu : Number of humidity transfer unit


(McCabe, 5th edition, halaman 761)

2. WETTED WALL COLUMN


Alat ini terdiri dari sebuah tabung silinder yang berdiri tegak, dimana liquida
dimasukkan dari atas tabung dan akan turun mengalir pada dinding dalam tabung dengan
membentuk suatu lapisan tipis dan keluar melalui saluran yang ada di bagian bawah. Liquida
tersebut akan berkontak secara counter current dengan udara yang masuk melalui bagian
bawah tabung dan keluar melalui bagian atas tabung. Jika liquida murni digunakan, seluruh
tahanan perpindahan massa terjadi dalam fasa gas, dari permukaan body utama gas dengan
anggapan bahwa resistansi berada pada interface itu sendiri. Tekanan dalam kolom dianggap
konstan selama pressure drop yang melalui kolom lebih kecil dibandingkan dengan tekanan
total.
Jika differensial panjang kolom pada jarak z dari bagian dasar, persamaan rate untuk

panjang ini pada kondisi steady state dapat ditulis sebagai berikut :

(7)

Dimana :
dNa = rate perpindahan massa (lbmol/jam)
KG = koefisien perpindahan massa fase gas (lbmol/jam.ft.atm)
Pai = tekanan parsial uap air pada interface (atm)
PaG = tekanan uap air pada gas (atm)
dA = luas permukaan perpindahan massa (ft)
Neraca massa cooling tower dapat digambarkan sebagai berikut :

Ditinjau dari elemen dz neraca massa total dan neraca massa komponen dapat dibuat:
dL = dV
d(Lx) = d(Vy) = dNa
dimana :
L = laju alir air (lbmol/jam)
V = laju alir udara (lbmol/jam)
x = fraksi mol air dalam fase liquid
y = fraksi mol air dalam fase gas
Jika kesetimbangan antar liquida dan uap diasumsi terjadi pada interface, maka
tekanan parsial pada interface,Pai akan sama dengan tekanan uap air pada suhu interface.
Jumlah uap air yang diuapkan ke udara per unit waktu menunjukkan perpindahan massa yang
terjadi pada seluruh tower. Evaluasi koefisien perpindahan massa kG untuk keperluan
experimem diintegrasikan dari persamaan (5), selama kondisi terminal diketahui dalam
experimen tersebut. Dengan demikian dNa diganti dengan pernyataan yang melibatkan rate
fase gas dan komposisinya. Untuk differensial elemen, total material balance dan komponen
material balance adalah :
dL = dV (8)
d(Lx) = d(Vy) = dNa (9)
karena air adalah liquid murni , maka x = 1, sehingga
dNa = dL = d(Vy) = V dy + y dV
dL- y dV = V dy
dari persamaan (7) didapatkan :

dL (1- y) = V dy ; (10)

persamaan (8) di tulis kembali dalam bentuk ;

(11)

Jika dianggap bahwa campuran uap air dan udara mengikuti hukum gas ideal maka;
pi – pG = P* (yi – y)
dengan memisahkan variabel dari persamaan (9) dan mengintegrasikannya ,

(12)

Pengintegralan sisi kiri dari persamaan (9) ini memerlukan beberapa asumsi.
Pendekatan pertama dianggap kG/V konstan. Variabel yang tidak melibatkan y adalah yi. Jika
temperatur yang melalui tower bervariasi cukup besar , temperatur interface bervariasi dan yi
tidak konstan, dimana yi disini adalah mol fraksi campuran air di udara dan uap air jenuh pada
temperatur interface pada tekanan operasi. Integral tidak dapat dievaluasi kecuali jika
temperatur interface dan variasinya yang melalui tower diketahui. Jika variasi temperatur
liquid tidak terlalu besar , dapat digunakan alasan untuk mengganti y1 dengan konstanta yang
berhubungan dengan harga rata-rata inlet dan outlet, yI`. Dapat juga dianggap bahwa dalam
kondisi ini perbedaan antara temperatur bulk dan interface liquid cukup kecil, sehingga
temperatur bulk dapat digunakan untuk mengganti temperatur interface. Jika hal ini dilakukan
maka :

(13)

dimana y1` konstan.. Integral tersebut dapat dievaluasi secara analitik dan menghasilkan harga
sebagai berikut ;

=A (14)

Lebih lanjut jika yi dan y sangat kecil maka harga (1-y) dapat didekati dengan 1 sehingga
persamaan diatas menjadi :

(15)

sehingga persamaan (13) menjadi :

(16)

harga logmean differensial , biasanya didefinisikan sebagai berikut :

(17)

sehingga :

(18)

substitusi ke persamaan (9) didapat :

(19)

(McCabe, 4th edition, hal 745)


METODOLOGI

Variabel
Dalam percobaan water wetted column, beberapa contoh variabel yang dapat diamati
dan diukur adalah:

● Tinggi kolom air (water column height) - variabel independen yang dapat diubah-ubah
dalam percobaan
● Tekanan uap air (vapor pressure) - variabel dependen yang tergantung pada suhu dan
ketinggian kolom air
● Kecepatan aliran udara (air flow rate) - variabel independen yang dapat diubah-ubah
dalam percobaan
● Kecepatan aliran air (water flow rate) - variabel independen yang dapat diubah-ubah
dalam percobaan

Percobaan wetted wall column (WWC) menggunakan variabel berupa :


rate udara (Q= 4,5; 5,0; 5,5 ;6,5; dan 7,0 m/s),
rate air (Q= 0,1; 0,15; 0,2; 0,25; dan 0,3 l/min).

Metodologi Praktikum
Pada dasarnya, percobaan water wetted column ini dilakukan dengan mengalirkan
udara melintasi kolom air yang menguap. Air yang menguap akan meningkatkan kelembaban
relatif udara sehingga tekanan uap air di dalam tabung kaca akan meningkat. Dengan
mengukur tekanan uap air pada berbagai kondisi variabel independen yang berbeda, maka kita
dapat memperoleh informasi yang berguna tentang hubungan antara tekanan uap air dengan
variabel independen tersebut.

● Menuangkan air dengan suhu 50 C ke dalam tangki feed hingga mencapai level ¾ dari
kapasitasnya.
● Menyalakan pompa dan blower.
● Memompa air ke tangki overflow hingga penuh dengan membuka valve aliran keluar
tangki overflow.
● Mengalirkan air dari tangki overflow ke dinding tabung kolom dengan cara yang
membentuk lapisan tipis.
● Setelah mencapai keadaan yang stabil, langkah selanjutnya adalah menyesuaikan
petunjuk pada anemometer udara dengan skala yang ditentukan dan menyesuaikan
petunjuk rotameter air pada skala yang sesuai dengan variabel yang diinginkan.
● Setelah mencapai kondisi steady, data seperti suhu udara masuk dan keluar (wet bulb
dan dry bulb temperature) serta suhu air masuk dan keluar kolom diamati dan dicatat.
● Langkah-langkah yang sama diulangi untuk skala anemometer udara dan skala
rotameter air yang berbeda-beda.

Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:
1. Peralatan Wetted Wall Column
2. Thermometer
3. Stopwatch
4. Gelas ukur
5. Blower
6. Anemometer
7. Rotameter
8. Bak penampung

Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu:

1. Air (50oC)
2. Udara
Skema Alat

Gambar II.1 Skema Alat WWC

Keteranganan :

A : WWC

B : Blower

C : Pompa

D : Tangki feed

E : Thermometer

F : Thermometer

G : Rotameter

H : Anemometer

I : Tangki overflow
V1 : Valve bypass ke tangki feed

V2 : Valve air masuk ke WWC

V3 : Valve udara masuk ke WWC

V4 : Valve keluaran dari WWC

Gambar II.2 Pengatur Suhu

Keterangan :

1. Anemometer

2. Penunjuk suhu

3. Tombol On/Off untuk layar penunjuk suhu

4. Pemindah suhu

5. Tombol On/Off untuk blower

6. Tombol On/Off untuk pompa


7. Pengatur suhu heater

8. Penunjuk suhu heater jika suhu yang diatur telah tercapai

9. Tombol On/Off untuk heater

10. Penunjuk suhu heater saat sedang proses pemanasan


DAFTAR PUSTAKA

Achmad Roesyadi. (2012). Operasi Teknik Kimia. PT Revka Petra Media: Surabaya.
Geankoplis, C. J. (2003). Transport Processes and Separation. In Process Principles.
Prentice Hall NJ.
Mc.Cabe, Warren l, et.al.. (1985). Unit Operation Of Chemical Engineering. fourth
edition, Mc.Graw Hill Book Company, Singapore.
Mc.Cabe, Warren l, et.al.. (1985). Unit Operation Of Chemical Engineering. fifth
edition, Mc.Graw Hill Book Company, Singapore.

Anda mungkin juga menyukai