PENDAHULUAN
Pompa adalah suatu alat atau mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari
suatu tempat ke tempat yang lain melalui suatu media perpipaan dengan cara
menambahkan energi pada cairan yang dipindahkan dan berlangsung secara terus
menerus. Peran pompa pada suatu pabrik sangat besar dimana seluruh pabrik
menggunakan peralatan ini dengan fungsi-fungsi yang ada. Untuk menggerakkan pompa
diperlukan tenaga yang diperoleh oleh motor listrik yang dipindahkan dengan tenaga
melalui kopling untuk memutar poros pompa. Dengan tenaga yang didapat dari motor
listrik ini, pompa dapat memindahkan banyak cairan, tinggi dan jarak pemindahan yang
dicapainya (Maisur, 2018). Pompa bekerja berdasarkantekanan (head) dan debit yang
dihasilkan serta tergantung kepada sistem pemipaan. Dengan demikian karakteristik
pompa dan sistem pemipaan merupakan factor utama yang mempengaruhi efektivitas dan
efisiensi di dalam proses pengadaan zat cair. Pompa yang umum digunakan baik di
industri maupun rumah tangga adalah pompa sentrifugal. Pompa sentrifugal merupakan
jenis pompa dinamik tidak tersekat, sehingga alirannya kontinyu. Pada penerapannya
pompa dapat dipasang single, seri atau parallel sesuai kebutuhannya agar fluida dapat
berpindah. Dengan mempelajari penggunaan sistem perpipaan dan pompa baik single
maupun seri diharapkan dapat mengetahui perbandingan power pompa yang disusun seri
serta hanya single dan mengetahui perbandingan antara efisiensi pompa single dan seri.
1.2. Tujuan
Menentukan energi, daya, dan efisiensi pompa single dan series.
1
tenaga yang diperoleh oleh motor listrik yang dipindahkan dengan tenaga melalui kopling
untuk memutar poros pompa. Dengan tenaga yang didapat dari motor listrik ini, pompa
dapat memindahkan banyak cairan, tinggi dan jarak pemindahan yang dicapainya
(Maisur, 2018).
Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik ke
dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu tekanan fluida yang sedang
dipompa. Pompa sentrifugal juga merupakan salah satu pompa yang mempunyai
konstruksi yang sederhana dan yang paling banyak dipakai pada dunia industri. Gaya
sentrifugal adalah sebuah gaya yang timbul akibat adanya gerakan sebuah benda atau
partikel melalui lintasan lengkung (melingkar). Pompa sentrifugal bekerja dengan prinsip
dasar, yaitu gaya sentrifugal yang bekerja pada impeller untuk mendorong fluida ke sisi
luar sehingga kecepatan fluida meningkat lalu kecepatan fluida yang tinggi tersebut
diubah oleh casing pompa (volute atau diffuser) menjadi tekanan atau head (Tarigan,
2020).
Performansi pompa merupakan serangkaian data yang menunjukkan kekuatan
pompa dalam memindahkan fluida. Data tersebut terdiri dari kapasitas pompa, head,
daya air (WHP) dan efisiensi pompa (Suarda, 2017). Kapasitas pompa yakni jumlah liter
fluida yang mampu dipindahkan oleh pompa persatuan waktu (Wahyudi, 2019).
Efisiensi sendiri secara spesifik pada pompa dibagi menjadi efisiensi hidrolis yang
disebabkan adanya kerugian head akibat gesekan antar partikel fluida dengan dinding
rumah pipa, volumetris yang disebabkan adanya kebocoran fluida dari dalam rumah
pompa ke luar, internal/indikatif karena kerugian head dan kapasitas menyebabkan
kerugian daya, efisiensi mekanis timbul karena kerugian gesekan antara bantalan dan
poros pompa, serta efisiensi total yakni perbandingan daya air dengan daya yang masuk
ke poros pompa (Suarda, 2017).
Persamaan untuk menghitung power pompa secara hidrolik ditulis sebagai berikut.
...................(1)
...................(2)
2
sedangkan untuk menghitung power pompa secara mekanik menggunakan
persamaan berikut.
...................................(3)
Untuk membandingkan tipe pompa yang paling efisien, maka dapat dihitung
efisiensi pompa menggunakan persamaan berikut.
…………....................(4)
3
BAB II
METODOLOGI
1. Alat
Alat yang dipakai dalam percobaan kali ini adalah Unit PBSPB (series and
parallel pumps bench) yang terdiri dari :
a) Rotameter
f) Pengukur torsi
2. Bahan
Variabel yang dipakai pada percobaan kali ini yaitu lima varian kecepatan aliran yang
disamakan untuk single dan seri.
Prosedur Percobaan :
4
2. Mengaktifkan PBSPB dengan menekan tombol power pada (monitor)
3. Untuk pipa single, tombol pompa kedua pada (monitor) tidak perlu dinyalakan.
5
II.4.2 Data Eksperimen
4. Specific weight
5. Kecepatan gravitasi
6. Jari-jari pipa
6
BAB III
III.1. Hasil
P inlet P outlet
n P outlet Pompa Torsi Q
Pompa Pompa2
(rpm) 1 (bar) (nm) (m3 /s)
1(bar) (bar)
III.2. Pembahasan
Pengujian pompa rangkaian single dan series dilakukan dengan menggunakan alat
7
pengujian (PBSBP) yang memiliki 2 pompa sentrifugal yang identik. Pengujian
dilakukan dengan mengatur valve sedemikian rupa sehingga sistem memiliki rangkaian
single dan series. Pada percobaan series pompa yang digunakan adalah pompa 1 saja dan
pada percobaan series kedua pompa digunakan. Pompa dinyalakan melalui kontrol panel
yang ada pada alat sekaligus mengatur kecepatan pompa yang pada percobaan ini
digunakan kecepatan 503, 807, 1103, 1403, 1703 rpm. Setelah kecepatan diatur, seluruh
variabel yang dibutuhkan dicatat hasilnya.
Variabel yang diamati pada percobaan ini adalah torsi pompa, tekanan suction &
discharge, dan flowrate. Selain itu, terdapat pula variabel terikat yang didapatkan dari
hasil perhitungan, diantaranya energi (head), hydrolic power, mechanical power, d an
efisiensi. Variabel-variabel tersebut besar kecilnya akan dipengaruhi oleh nilai variabel
bebas yang diambil. Variabel bebas yang ada pada percobaan ini adalah besarnya bukaan
VR-2 dan kecepatan pompa.
Dari percobaan yang telah dilakukan, diperoleh data variabel pada Tabel 1 dan
Tabel 2 Kemudian, dilakukan perhitungan mencari power dengan perhitungan hidrolik
dan perhitungan mekanikal serta mencari efisiensi yang prosesnya terdapat pada lampiran
apendiks. Sehingga didapatkan data hasil perhitungan sebagai berikut :
Dari data percobaan dan hasil perhitungan tersebut, dibentuk grafik untuk melihat
pengaruh variabel bebas (kecepatan) terhadap variabel terikat (energi, power, dan
efisiensi pompa) berikut.
8
Gambar 3.1. Grafik Q vs Kecepatan pada Pompa Single dan Seri
Grafik Q vs Kecepatan
3500
Q(Flow rate dalam m3/s)
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
0 500 1000 1500 2000
Kecepatan (Rpm)
Pada gambar 3.1 yakni grafik Q vs kecepatan, dimana pada pompa single
kenaikan Q cenderung datar pada kecepatan 503 rpm dan 807 rpm, hal itu dapat
disebabkan karena kecepatan di kisaran tersebut cenderung rendah sehingga tidak cukup
kuat untuk mengubah pengukuran debit air yang mengakibatkan Q yang terbaca pada alat
dalam kecepatatan 503 rpm dan 807 rpm adalah nol. Sedangkan tan 503 rpm dan 807 rpm
adalah nol. Sedangkan pada range kecepatan 807 rpm – 1103 rpm, grafik menunjukkan
kenaikan yang cukup drastis serta nilai debit yang konstan sebesar 3000 m3 /s hal ini bisa
disebabkan karena kerusakan pada alat pengukuran. Namun berdasarkan grafik Q vs
kecepatan didapatkan persamaan pada pompa kondisi single dan seri yaitu semakin
besar kecepatan, semakin besar pula debit air yang dihasilkan (Wahyudi, 2019). Hal
tersebut sudah sesuai dengan teori dimana kecepatan berbanding lurus dengan debit air.
Gambar 3.2. Grafik Torsi vs Kecepatan pada Pompa Single dan Seri
Torsi vs Kecepatan
0.6
0.5
Torsi dalam Nm
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Kecepatan
9 (Rpm)
Rangkaian Seri Pompa Single
Pada gambar 3.2 yakni grafik Torsi vs Kecepatan pada Pompa Single dan
Seri, dengan sumbu y sebagai torsi dan sumbu x sebagai kecepatan menunjukkan bahwa
semakin besar torsi yang dihasilkan semakin besar kecepatan yang didapatkan .Hal
tersebut sesuai dengan teori bahwa semakin meningkatnya kecepatan maka rotasi linier
pada mesin motor pompa juga akan meningkat, sehingga torsi motor akan meningkat
(Suarda, 2017).
Gambar 3.3. Grafik P (out) vs Kecepatan pada Pompa Single dan Seri
P(out) vs Kecepatan
0.6
0.5
P(out dalam bar)
0.4
0.3
0.2
0.1
Pada gambar 3.3 yakni grafik P (out) vs Kecepatan pada Pompa Single dan Seri,
berdasarkan grafik untuk pompa single, pada kecepatan kisaran 503 rpm – 1403 rpm nilai
tekanan inlet konstan yang bernilai nol positif dikarenakan arah aliran air masih sesuai
dengan penambahan skala pada alat pengukur tekanan inlet pompa,namun pada
kecepatan 1703 rpm terjadi perubahan arah aliran sehingga bernilai minus. Pada profil
Pin single, karena acuannya pada 0,05 bar maka sebenarnya Pin bertambah namun
berubah arah seiring bertambahnya kecepatan, hal tersebut disebabkan karena kekuatan
menyedot air juga meningkat sehingga sebenarnya sesuai Pin bertambah seiring
bertambahnya kecepatan namun hanya berbeda pada arah saja (Tarigan, 2020).
10
Sedangkan untuk pada pompa seri dari grafik yang didapat, terdapat nilai minus pada
P inlet, tanda minus ini merupakan arah aliran air yang arahnya berlawanan arah karena
sifatnya “menarik” aliran air. Sehingga pada umumnya semakin tinggi kecepatan maka
Pinlet yang dihasilkan juga semakin besar, namun terdapat error pada data kedua dimana
menunjukkan Pin yang lebih tinggi dibanding data ketiga, hal tersebut dapat disebabkan
karena kesalahan pengukuran serta kerusakan alat percobaan yang menjadikan hasilnya
kurang optimal. Sedangkan pada data ketiga hingga kelima sudah menunjukkan
hubungan yang tepat dimana Pin meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan
(Eko, 2020).
Gambar 3.4. Grafik Efisiensi vs Kecepatan pada Pompa Single dan Seri
Efisiensi vs Kecepatan
1200000
1000000
800000
Efisiensi
600000
400000
200000
0
0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800
Kecepatan (Rpm)
Pada gambar 3.4 yakni Grafik Efisiensi vs Kecepatan pada Pompa Single dan Seri,
pada grafik pompa single, nilai P outnya hanya memiliki nilai pada kecepatan 1703 rpm
yaitu 0,05 bar, namun pada kisaran kecepatan 503 rpm – 1403 rpm, pada alat pengukur
tekanan tidak menunjukkan perubahan spesifik sehingga hasil yang didapat dari alat
pengukur sebesal nol. Hasil tersebut sebenarnya sudah sesuai dengan teori karena
semakin tinggi kecepatan maka P out yang dihasilkan semakin besar pula. Dengan
demikianlah dipasangnya pompa pada sistem perpipaan yang bertujuan untuk menaikkan
11
tekanan agar fluida dapat berpindah dari titik yang energi rendah ke titik yang berenergi
tinggi (Eko, 2020).
12
BAB IV
KESIMPULAN
Pada percobaan pompa single dan seri ini dapat dtarik keisimpulan sebagai berikut :
1. Hasil perhitungan energi, daya, dan efisiensi pompa terdapat pada tabel 3.3. Hasil
ini menunjukkan bahwa energi, daya, dan efisiensi pada rangkaian pompa series
lebih besar dibandingkan pompa single.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
Lampiran
APPENDIKS
Data yang diketahui :
Zdp1 = 0,43 m g = 9,8 m/s^2
Zdp2 = 0,43 m Pdp = 0 bar
Zap1 = 0,2 m Pap = 0,05 bar
Zap2 = 0,2 m A = 0,05473 m^2
r = 0,132 m
ϒ = 9810
n (rpm) P inlet Pompa 1 (bar) P outlet Pompa 1 (bar) Torsi Q (m3 /s)
15
Tabel 2 Data percobaan sistem pompa seri
P outlet
n P inlet Pompa 1 P outlet Pompa Torsi Q
Pompa2
(rpm) (bar) 1 (bar) (nm) (m3 /s)
(bar)
Contoh Perhitungan
Dengan menggunakan data :
Torsi :0,125 Nm
Kecepatan : 503 rpm
Laju alir: 3000 m^3/s
1. Perhitungan Ht
Ht = (Zdp – Zap) +
(𝑃𝑑𝑝−𝑃𝑎𝑝)
𝑌
+
𝑄²
2𝑔
* ( 𝐴𝑑𝑝
1
-
1
𝐴𝑎𝑝
)
𝑚3
(0−(0,1))𝑏𝑎𝑟 30002
Ht = (0,43-0,2) m +
9807
+ 𝑚
2∗9,8 2
𝑠
* ( 1
0,0543 𝑚2
-
𝑠
1
0,0543 𝑚2
)
Ht = 0.23001
2. Perhitungan Nh
Nh = Y * Q * Ht
Nh = 9807 * 3000 * 0.23001
16
Nh = 6767130
3. Perhitungan Nm
𝜋
Nm = M * n *
30
𝜋
Nm = 0,125 * 503 * *
30
Nm = 6,58092
4. Perhitungan Efisiensi
𝑁ℎ
η= 𝑁𝑚
Single
Seri
Variabel Ht Nh (W) Nm(W) Efisiensi
Kecepatan
(rpm)
503 0,23001 6767130 6,580917 1028296
807 0,230014 6767250 15,96407 423905
17
1103 0,230013 7049188 30,13175 233945,5
1403 0,230013 7331155 52,4245 139842,2
1703 0,230016 7444041 85,55872 87005,05
18
LAPORAN SEMENTARA
Nama anggota :
1. Angga Adhi Nugraha (5008201057)
2. Rizky Firliansyah (5008201074)
Tabel 1 Data percobaan sistem pompa single
n (rpm) P inlet Pompa 1 (bar) P outlet Pompa 1 (bar) Torsi Q (m3 /s)
Asisten Lab
19