Anda di halaman 1dari 30

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pompa Air


Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakkan oleh tenaga mesin
yang digunakan untuk memindahkan cairan (fluida) dari suatu tempat ke tempat
lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan tekanan,
selain itu pompa memberikan energi kinetik atau energi potensial pada fluida non
compressible (cairan) sehingga fluida tersebut dapat berpindah dari suatu tempat ke
tempat yang lain.

3.1.1 Diagram Alir Pompa Air Seri & Paralel


Dibawah ini adalah diagram alir praktikum pompa:

Mulai

Persiapan
Pengujian

Pengambilan Data:
1. Tekanan Hisap 5. Bukaan flowmeter
2. Tekanan Buang 6. Tegangan Motor Pompa
3. Waktu Aliran 7. Kuat Arus Motor Pompa
4. Volume Aliran

Perhitungan Data:
1. Head Total
2. Kapasitas Aliran
3. Daya Input
4. Daya Output/ WHP
5. Efisiensi Pompa

36
37

Nilai efisiensi
Pompa
Meyakinkan?

Hasil dan Kesimpulan

Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Pengambilan Data Pompa Sentrifugal Pemasangan Seri
dan Paralel

3.1.2 Penjelasan Diagram Alir Seri & Paralel


Penjelasan diagram Alir praktikum Pompa dibawah ini:
1. Memulai dengan menyiapkan alat penghitung untuk melakukan percobaan
pengujian performa/efisiensi pada rangkaian pompa tunggal, seri dan
paralel.
2. Mengatur sudut bukaan katup untuk mengetahui tekanan hisap-buang dan
debit aliran dalam satu kali rotasi sudu,
3. kemudian memasukkan data tersebut ke tabel pengamatan.
4. Menghitung data yang sudah diperoleh dalam pengujian pompa rangkaian
tunggal, seri dan paralel, seperti besarnya nilai Head total (H), kapasitas
aliran, BHP dan WHP pada rangkaian pompa sampai hasil untuk efisiensi
rangkaian pompa tersebut.
5. Menganalisa hasil performa/efisiensi dari percobaan pompa tunggal, seri
dan paralel dari data perhitungan.
6. Dan hasil dari analisa efisiensi pompa dapat diambil kesimpulannya dari
setiap rangkaian pompa.
38

3.1.3 Pengambilan Data


Berikut merupakan penjelasan skema dan cara pengambilan data praktikum
pompa air:

Gambar 3.2 Rangkain Pompa Secara Seri

1. Penjelasan Skema Pompa Secara Seri


Rangkaian seri menggunakan satu inputan melewati dua pompa pertama.
Buka semua ball valve Nyalakan kedua pompa lalu air pada tang akan terhisap
menuju header yang melewati pump 1 dan hisap lagi oleh pump 2. Ini bertujuan
untuk meningkatkan pressure air atau meningkatkan debit aliran maka akan
terjadi perbedaan tekanan pada PG 1 dan PG 2 di mana pada PG 2 akan lebih
besar, Begitu juga debit tergantung pada bukaan ball valve setelah PG 2 setelah
itu aliran air akan kembali melewati flowmeter 3 sampai ke tangki.
39

Gambar 3.3 Rangkaian Pompa Secara Pararel

2. Penjelasan Skema Pompa Secara Pararel


Rangkaian paralel memiliki 2 pompa outputnya dibikin 1 input 2 keluar 1
pada tangki dihisap terpisah dengan pompa 1 dan pompa 2 dengan kondisi gate
valve Sudah terbuka VG 1 dan VG 2 mengukur tekanan hisap masing-masing
pompa, lalu air didorong pompa masing-masing menuju Flowmeter tekanan
dorong pompa akan terdeteksi oleh PG masing-masing atur debit. Pada
flowmeter menggunakan gate valve atur sesuai yang kita inginkan lalu air akan
menuju header dan mengalir ke flowmeter 3 lalu kembali ke tangki.

3. Cara pengambilan data pada rangkain seri


a. Menutup kran pada discharge pada pompa 1 dan menutup kran suction
pada pompa 2 maka rangkaian ini akan terhubung secara seri
b. Menyalakan pompa
c. Mengatur besaran gate valve
d. Mengatur varian debit menggunakan gate valve
40

e. Setelah itu membaca vaccum gauge dan pressure gauge dipompa 1 dan
2
f. Mengatur voltase dan arus menggunakan Clamp Meter

4. Cara pengambilan data pada rangkaian pararel


a. Menghubungkan 2 pompa pada saluran ke output yang sama dan
menutup kran 3 maka rangkaian ini akan terhubung secara pararel
b. Menyalakan pompa
c. Mengatur besaran gate valve
d. Mengatur varian debit menggunakan gate valve
e. Setelah itu membaca vaccum gauge dan pressure gauge dipompa 1
dan 2
f. Mengatur voltase dan arus menggunakan Clamp Meter

3.1.4 Data Pengamatan


Berdasarkan data pengamatan yang telah diperoleh dari hasil praktikum,
sebagai berikut:
Data Konversi:
1 Lpm = 0.000167 m3/sCos Φ = 0.85
1CmHg = 0.013332 Bar = 1333.2 Pa
1 Kg/cm2 = 0.980665 Bar = 98066.5 Pa
g = 9.814 m/s2
ρ = 995.7 Kg/m3

Tabel 3.1 Pengambila data Pararel Pompa 1


Suction Discharge Tegangan
No Debit (LPM) Arus (A)
(Cmhg) (Kg/cm2) (Volt)

1 130 -13 0,95 220 3,1


2 120 -12 1,1 220 2,9
3 110 -11 1,15 220 2,7
41

Tabel 3.2 Pengambilan data Pararel Pompa 2


Suction Discharge Tegangan
No Debit (LPM) Arus (A)
(Cmhg) (Kg/cm2) (Volt)

1 130 -17 1,1 220 3,4


2 120 -15 1,15 220 3,2
3 110 -13 1,2 220 2,9

Tabel 3.3 Pengambilan data Seri Pompa 1


Suction Discharge Tegangan
No Debit (LPM) Arus (A)
(Cmhg) (Kg/cm2) (Volt)

1 190 -28 0 220 4,2


2 180 -35 0 220 4,3
3 170 -53 0 220 4,4

Tabel 3.4 Pengambilan data Seri Pompa 2


Suction Discharge Tegangan
No Debit (LPM) Arus (A)
(Cmhg) (Kg/cm2) (Volt)

1 190 -32 0,75 220 4,7


2 180 -44 0,6 220 4,9
3 170 -53 0,5 220 5

3.1.5 Hasil perhitungan dan Analisa


Berdasarkan perhitungan yang dilakukan didapat hasil perhitungan sebagai
berikut:
42

1. Hasil perhitungan

Tabel 3.5 Pengamatan Paralel Pompa 1 Setelah di Konversikan


Discharge Tegangan
No Debit (m3/s) Suction (Pa) Arus (A)
(Pa) (Volt)

1 0,002171 -17331,22 93163,175 220 3,1


2 0,002004 -15998,64 107873,15 220 2,9
3 0,001837 -14665,42 0,5 220 2,7

Tabel 3.6 Pengamatan Paralel Pompa 2 Setelah di Konversikan


Discharge Tegangan
No Debit (m3/s) Suction (Pa) Arus (A)
(Pa) (Volt)

1 0,002171 -22 93163,175 220 3,1


2 0,002004 -15998,64 107873,15 220 2,9
3 0,001837 -14665,42 0,5 220 2,7

Tabel 3.7 Pengamatan seri Pompa 2 Setelah di Konversikan


Discharge Tegangan
No Debit (m3/s) Suction (Pa) Arus (A)
(Pa) (Volt)

1 0,003173 -37330,16 73549,875 220 4,7


2 0,003006 -58662,68 58839,9 220 4,9
3 0,002839 -70660,66 49033,25 220 5

Tabel 3.8 Pengamatan seri Pompa 2 Setelah di Konversikan


Discharge Tegangan
No Debit (m3/s) Suction (Pa) Arus (A)
(Pa) (Volt)

1 0,003173 -37330,16 0 220 4,2


2 0,003006 -46662,7 0 220 4,3
3 0,002839 -70660,66 0 220 4,4
43

2. Analisa

EFISIENSI POMPA PARAREL


35.2
35
34.8
34.6
EFESIENSI

34.4
34.2
34
33.8
33.6
33.4
90 100 120 130 140 150 160 170
DEBIT

Gambar 3.4 Grafik Efisiensi Pompa Pararel

Dapat dapat dilihat dari grafik efisiensi pompa paralel di atas tingkat
efisiensi pada gambar pompa semakin sedikit efisiensi maka daya tenaga fluida
cenderung meningkat jika umur Pompa sudah lama maka semakin kecil debit
pompa paralel.

PERBANDINGAN HEAD DAN DEBIT


POMPA PARAREL
Pompa 1 Pompa 2
12.33
12.4
12.3
12.2
12.1
HEAD

12 11.92
11.81 11.83
11.9
11.8 11.72
11.7
11.6 11.76
175 180 185 190 195 200 205
DEBIT

Gambar 3.5 Grafik Perbadingan Head dan Debit Pompa Pararel


44

Dapat lihat pada gambar grafik perbandingan di atas Jika rangkaian paralel
semakin sedikit alirannya maka haid yang di dapat semakin tinggi.

EFISIENSI POMPA SERI


31.5
31 31
30.5
30 30
EFESIENSI

29.5
29
28.5
28 28
27.5
27
26.5
160 170 180 190 200
DEBIT

Gambar 3.6 Grafik Efisiensi Pompa Seri

Dapat dilihat pada gambar grafik di atas Jika debit fluida semakin dikit
maka efisiensinya semakin besar.

PERBANDINGAN HEAD DAN DEBIT POMPA


SERI
10
9.89 9.93
9.8
9.6
9.48 9.48
9.4
HEAD

9.2
9.12
9 9.03
8.8
8.6
8.4
160 170 180 190 200
DEBIT

Pompa 1 Pompa 2

Gambar 3.7 Grafik Perbadingan Head dan Debit Pompa Seri


45

Dapat dilihat pada gambar diatas terlihat perbandingan yang cukup besar
dikarenakan dari pompa rangkaiannya head yang tinggi

3.2 Turbin Air


Turbin air dikembangkan pada abad 19 dan digunakan secara luas untuk
tenaga industri untuk jaringan listrik. Sekarang lebih umum dipakai untuk generator
listrik. Turbin kini dimanfaatkan secara luas dan merupakan sumber energi yang
diperbaharukan.

3.2.1 Diagram Alir Turbin Air


Dibawah ini adalah diagram alir praktikum Turbin Air:

Mulai

Menghitung Koefisien Gesek

Menghitung luas penampang nozzle

Menghitung Head

Menghitung massa aliran

Mengambil Torsi

Menghitung Daya input dan output

A
46

Analisis

Selesai

Gambar 3.8 Diagram Alir Praktikum Turbin Air

3.2.2 Penjelasan Diagram Alir Turbin Air


Penjelasan diagram alir praktikum Turbin Air dibawah ini:
1. Memulai dengan menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan
pengujian turbin air dengan jenis turbin pelton.
2. Menghitung keofisien gesek dengan spesifikasi yang telah ditentukan.
3. Menyalakan pompa.
4. Mengatur sudut bukaan katup untuk mengalirkan air dari pompa air.
5. Dan mengambil data volume, debit air, lamanya waktu dalam sekali
percobaan dan putaran pada turbin (RPM).
6. Mengambil data tekanan
7. Hasil pengolahan atau perhitungan data selanjutnya dimasukkan ke tabel
pengolahan data.
8. Selesai.

3.2.3 Pengambilan Data


Berikut merupakan skema dan cara pengambilan data praktikum turbin
air:
47

Gambar 3.9 Skema Alat Uji Turbin Pelton

1. Penjelasan Skema Alat Uji Turbin Pelton


Pada skema alat uji Proton air ditampung oleh bak penampungan air
kemudian air yang disimpan pada bak penampung dihisap oleh pompa. Pompa
berfungsi untuk menghisap dan memompa, air yang dialirkan ke sudut turbin
air akan mengalir dari water tank menuju pompa, dari pompa air akan mengalir
menuju gate valve air menuju Flowmeter. Kemudian setting debit air di
flowmeter menggunakan gate valve, kemudian katup tersebut terhubung dengan
saluran nozzle 60º atau 90 º pada saat turbin berputar ukur panas menggunakan
alat termometer lalu air yang telah digunakan untuk memutar sudut turbin jatuh
ke dalam bak penampung.
2. Cara pengambilan data pada nozzle 90o
a. Membuka kran pada nozzle 90o dan menutup kran pada nozzle 60o
b. Menyalakan pompa dengan menekan tombol on.
c. Menentukan debit aliran yang diatur pada gate valve.
d. Menentukan beban pengereman.
e. Mencari besarnya RPM dari rotasi turbin.
f. Mencari tekanan pada pressure gauge yang ada pada buffer tank
48

3. Cara pengambilan data pada nozzle 60o


a. Membuka kran pada nozzle 60o dan menutup kran pada nozzle 90o
b. Menyalakan pompa dengan menekan tombol on.
c. Menentukan debit aliran yang diatur pada gate valve.
d. Menentukan beban pengereman.
e. Mencari besarnya RPM dari rotasi turbin.
f. Mencari tekanan pada pressure gauge yang ada pada buffer tank

3.2.4 Data Pengamatan


Berikut ini merupakan data spesifikasi turbin air, yaitu meliputi :
Diameter nozzle (d) = 4 mm
Radiud pulley (r) = 39 mm
Panjang lengan (L) = 330 mm
Berat pendulum (Mb) = 397 gr
Beban pengereman (Ma) = 11380 gr
Sudut nozzle = 60o dan 90o
Luas penampang nozzle (A) = 0,00001256 m2
Temperatur Air = 30 oC (ρ = 995,7 kg/m3)
Gravitasi = 9,814 m/s2

Tabel 3.9 Pengambilan Data Untuk Nozzle 90°


Beban Pengeraman Debit Tekanan Putaran
NO
Mr (gr) Q (L/m) P (Bar) n (rpm)
1 422 8 2 339,2
2 533 9 2 459,1
3 657 10 2 575,6
4 734 11 2 668,3
5 848 12 2 737,8
49

Tabel 3.10 Pengambilan Data Untuk Nozzle 60°


Beban Pengeraman Debit Tekanan Putaran
NO
Mr (gr) Q (L/m) P (Bar) n (rpm)
1 336 8 2 582,5
2 457 9 2 657,0
3 512 10 2 792,1
4 639 11 2 871,3
5 774 12 2 959,4

3.2.5 Hasil Perhitungan Dan Analisa


Berdasarkan perhitungan yang dilakukan didapat hasil perhitungan sebagai
berikut:

Tabel 3.11 Tabel hasil perhitungan 90º

Data Pengujian Ke -
1 2 3 4 5
Koefisien gesek 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29
Kecepatan aliran (m/s) 10.63 11.96 13.29 14.62 15.95
Laju aliran massa (kg//s) 0.13 0.14 0.16 0.18 0.19
Head (m) 20.46 20.46 20.46 20.46 20.46
Daya Kinetik (watt) 7.34 10.01 14.12 19.23 24.16
Daya Tekan (watt) 26.72 30.06 33.4 36.74 40.08
Daya Total (watt) 34.06 40.07 47.52 55.91 64.24
Gaya (N) 1.2 1.54 1.9 2.08 2.41
Usaha (N.m atau joule) 99.7 173.16 140.97 340.45 435.49
BHP (watt) 1.66 2.88 2.34 5.67 7.25
Efesiensi (%) 4.87 7.18 4.92 10.13 11.29
50

Tabel 3.12 Tabel hasil perhitungan 60º

Data Pengujian Ke -
1 2 3 4 5
Koefisien gesek 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29
Kecepatan aliran (m/s) 10.63 11.96 13.29 14.62 15.95
Laju aliran massa
(kg//s) 0.13 0.14 0.16 0.18 0.19
Head (m) 20.46 20.46 20.46 20.46 20.46
Daya Kinetik (watt) 7.34 10.01 14.12 19.23 24.16
Daya Tekan (watt) 26.72 30.06 33.4 36.74 40.08
Daya Total (watt) 34.06 40.07 47.52 55.97 64.24
Gaya (N) 0.95 1.32 1.48 1.81 2.21
Usaha (N.m atau joule) 135.53 212.4 287.12 386.25 519.29
BHP (watt) 2.25 3.54 4.78 6.43 8.65
Efesiensi (%) 6.6 8.83 10.05 11.5 13.47

1. Analisa

Grafik Putaran VS Usaha dan Daya Total Nozzle 90°


500 70
63.65
450
53.26 60
400 48.54
451.76
Daya Total (Watt)
350 50
39.99
Usaha W (J)

300 40
351.91
250
273.49 30
200 32.5
150 20
175.41
100
103.02 10
50
0 0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Putaran N (RPM)

Usaha Daya Total

Gambar 3.10 Grafik Putaran vs Usaha Dan Daya Total Nozzle 90o
D ilihat pada grafik di atas yaitu grafik beban pengereman vs putaran grafik
warna biru menunjukkan nozzle dengan 60° sedangkan grafik merah nozzle 60°.
Di mana pada nozzle 90 ° putaran RPM dan beban pengereman terus naik hingga
51

0,779 beban pengereman dan rpm nya dimulai 600 sehingga 100 RPM.
Sedangkan grafik warna merah nozzle 60 derajat dimulai dari 200 RPM dan 700
RPM dan untuk beban pengeremannya adalah 0,336 hingga 0,779 kg.

Grafik Putaran VS Usaha dan Daya Total Nozzle 60°


600 63.65 70
500 53.26 60
48.54 533.4
50
Usaha W (J)

400 39.99
401.19 40
300 32.5
30
200 291.0017
20
217.23
100 10
142.67
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Putaran N (RPM)

Usaha Daya total

Gambar 3.11 Grafik Putaran vs Usaha Dan Daya Total Nozzle 90o

Dilihat pada grafik di atas menunjukkan bahwa grafik putaran vs usaha dan
daya total nozzle 90º di mana pada grafik pada daya total lebih besar
dibandingkan usaha. Grafik gaya total dengan 300 RPM dan di akhir ± 500 RPM
Sedangkan untuk grafik usaha dimulai dari 100 dan berakhir ±400 RPM.
52

BEBAN PENGEREMAN VS PUTARAN


500 70
450
60
400
350 50

Daya Total (Watt)


Usaha W (J)

300
40
250
30
200
150 20
100
10
50
0 0
339.2 459.1 575.6 668.3 737.8
Putaran n (RPM)

Usaha (W) Daya Total

Gambar 3.12 Grafik Beban Pengereman vs Putaran

Dilihat pada grafik di atas yaitu grafik putaran vs usaha dan daya total nozzle
60º di mana nilai dari daya total tempat stabil di angka ± 150 kemudian
meningkat ke titik tertinggi menjadi putaran 737,8.
53

Grafik Debit Aliran vs Efesiensi


0.00025

0.0002
DEBIT Q (M3/S)

0.00015

0.0001

0.00005

0
4.87 8.7 4.92 10.13 11.29 6.6 8.24 4.92 11.5 13.45
EFESIENSI (%)

Gambar 3.13 Grafik Debit Aliran vs Efisiensi

Dilihat dari grafik di atas yaitu grafik debit aliran vs efisiensi di mana nilai
efisiensi nampak kurang stabil Jika dilihat 0,0015 efisiensinya nilai 10,13% dan
jika dinilai debit 0,0015.

3.3 Refrigerator
Refrigerator adalah suatu alat yang dikondisikan untuk sistem refrigerasi.
Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan panas/kalor dari suatu
benda/ruangan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari
temperatur lingkungannya.

3.3.1 Diagram Alir Refrigerator


Dibawah ini adalah diagram alir praktikum refrigerator:
54

Mulai

Menyalakan MCB Pada Kelistrikan dan


menyalakakan AC Dengan
Menggunakan remote AC

Proses Pengambilan Data Tekanan


(P), Suhu (T), Kelembaman (Rh),
Kecepatan Udara (v)

Mencari Nilai Entalphi (h),


Densitas (rho), Moiseture Content No
(Me), Luas Area (A)

Pengolahan
Data

Yes
Hasil Pengolahan
Data

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.14 Diagram Alir Praktikum Refrigerator


55

3.3.2 Penjelasan Diagram Alir Refrigerator


1. Pertama-tama dimulai dengan menyalakan MCB pada kelistrikan AC.
2. Selanjutnya nyalakan dan atur temperature AC dengan menggunakan
Remote AC.
3. Setelah itu adalah proses pengambilan data actual dengan parameter T
dan P.
4. Setelah pengambilan data actual kemudian dilanjutkan dengan mencari
nilai entalpi yang berdasarkan dari diagram psikometri R22.
5. Selanjutnya yaitu pengolahan data, jika data yang didapat tidak sesuai
maka kembali lagi dari proses pengambilan data actual.
6. Setelah hasil dari pengolahan data telah didapatkan selanjutnya adalah
membuat sebuah kesimpulan dari hasil pengambilan data praktikum
refrigerator yang telah dilakukan.
7. Proses pengambilan data pun selesai dan kemudian dilanjutkan dengan
proses pengolahan data untuk mengetahui efisiensi dari AC tersebut.

3.3.3 Pengambilan Data


Berikut merupakan skema dan cara pengambilan data praktikum
refrigerator:

Gambar 3.15 Skema Kerja Refrigerator

1. Penjelasan Skema Kerja Refrigerator


Kompresor yang ada pada sistem refrigerasi berfungsi sebagai alat untuk
memanfaatkan fluida atau refrigerasi. Refrigerant itu fluida yang digunakan
56

untuk refrigerasi itu sendiri menghisap dari udara sekitar lalu dihembuskan
kembali di bagian kondensor ini refrigerant dimanfaatkan akan berubah fase dan
meningkatkan refrigerant fase uap menjadi cair. Bagain - bagian dari
refrigerator merupakan evaporator kompresor pipa kapiler kondensor katup
ekspansi fungsi dari evaporator adalah alat untuk mengubah cairan menjadi gas
melalui perpindahan panas. Kompresor berguna untuk mengedarkan dan
memanfaatkan refrigerant ke seluruh AC. Pipa kapiler memiliki fungsi yaitu
menurunkan tekanan dan mengatur aliran refrigerant evaporator dan untuk
kondensor itu sendiri ialah berfungsi untuk menukar kalor.

2. Cara pengambilan data


a. Menyalakan ac dengan menekan tombol on.
b. Mencari nilai temperatur menggunakan termo couple.
c. Mencari nilai tekanan menggunakan pressure gauge didalam sistem di
4 titik yang berbeda.
d. Mencari besar kecepatan dan temperatur udara yang diserap oleh
anemometer pada sisi masuk di 3 titik berbeda dan sisi keluar pada
kondesor di 2 titik yang berbeda.
e. Mencari nilai Rh atau kadar air dalam udara menngunakan hydrometer
pada sisi masuk di 3 titik berbeda dan sisi keluar pada kondesor di 2 titik
yang berbeda.
f. Mencari besar kecepatan dan temperatur udara yang diserap oleh
anemometer pada sisi masuk di 3 titik berbeda dan sisi keluar pada
evaporator di 2 titik yang berbeda.
g. Mencari nilai Rh atau kadar air dalam udara menngunakan hydrometer
pada sisi masuk di 3 titik berbeda dan sisi keluar pada evaporator di 2
titik yang berbeda.
h. Setelah selesai matikan ac.
57

3.3.4 Data Pengamatan


Tabel 3.13 Pengamatan Freon R22
Freon R22
𝑇1 𝑇2 𝑇3 𝑇4 𝑃1 𝑃2 𝑃3 𝑃4
(°C) (°C) (°C) (°C) (bar) (bar) (bar) (bar)
23.7 93.5 38.5 15.7 5.3 25.5 25.5 6.6

Tabel 3.14 Pengamatan Udara di Sekitar Kondensor


Udara Di Sekitar Kondensor
Altitude (m) V1 (m/s) V2 (m/s)

70 4.82 3,81

In
T1oC T2 oC T3 oC Rh1% Rh2% Rh3%
32.5 31.2 32.8 50 47 49
Out
T1 oC T2 oC Rh1% Rh2%
46.3 32.2 50 48

Tabel 3.15 Pengamatan Udara di Sekitar Evaporator


Udara Di Sekitar Evaporator
Altitude (m) V1 (m/s) V2 (m/s) V3 (m/s)
70 2.22 2.58 2,80
In
T1 T2 T3 Rh1 Rh2 Rh3
27.6 28.5 28.7 68 72 69
Out
T1 T2 T3 Rh1 Rh2 Rh3
24.5 23.8 22.9 58 56 57
58

3.3.5 Hasil Perhitungan Dan Analisa


Berdasarkan perhitungan yang dilakukan didapat hasil perhitungan sebagai
berikut:

1. Hasil perhitungan

Tabel 3.16 Hasil Perhitungan Refrigerator


Qkond Qevap mu kond mu evap mf kond mf evap mf wkompressor
(m3/s) (m3/s) (kg/s) (kg/s) (kg/s) (kg/s) (kg/s) (kJ/s)

0.40 0.092 0.45 0.01 0.059 0.013 0.03015 0.891

Tabel 3.17 Hasil Perhitungan COP

COP Pemanas COP Pendingin


6.3 5.89

2. Analisa
Coefficient of perfomance (COP) Merupakan perbandingan dari efek
refridiasi dengan kerja kompresor efek refrigrasi masuk ke kompresor atau
sesudah evaporator dibagi menjadi dengan entalpy refrigerant masuk ke
evaporator atau sesudah katup ekspansi melihat dari perhitungan COP panas dan
COP dingin. COP panas memiliki nilai sebesar 6,9 dan COP pendingin memiliki
nilai 5,89 dari perhitungan sudah sesuai dengan aturan persamaan gas ideal yang
menyatakan bahwa temperatur berbanding lurus.

3.4 Motor Bakar


Motor bakar adalah engine atau pesawat yang mengubah energi kimia dari
bahan bakar dan udara menjadi energi mekanik pada gerakan naik turun piston.
Dimana energi kimia dari bahan bakar tersebut menghasilkan energi panas dan
menggunakan energi tersebut untuk melakukan kerja mekanik.
59

3.4.1 Diagram Alir Motor Bakar


Dibawah ini adalah diagram alir praktikum motor bakar:

Mulai

Persiapan Pengujian

Penyetelan putaran mesin (RPM)


dan memasukan transmisi

Pengambilan data:
1. Melihat tekanan hidrostatis pada pressure
gauge rem hidrolik.
2. Melihat konsumsi bahan bakar pada gelas ukur dalam
waktu yang telah ditentukan.

Perhitungan data
1. T = Torsi (Nm)
2. BHP = Break Horde Power (Watt)
3. BFC = Break Fuel Comsumption (L/h)
4. SFC = SpecificFuel Consumtion and Power
(liter/KWH)
5. η = Perbandingan daya keluar /masuk

A
60

A A

TIDAK Analisa Efisiensi


dan Perhitungan

YA

Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.16 Diagram Alir Praktikum Motor Bakar

3.4.2 Penjelasan Diagram Alir Motor Bakar


1. Memulai dengan menyiapkan alat dan bahan untuk melakukan percobaan
pengujian performa/efisiensi pada mesin motor bakar bensin.
2. Mengatur putaran poros mesin (RPM) dengan RPM awal lebih rendah dan
kemudian memasukkan transmisi/gigi perseneling.
3. Mencatat data-data pada proses motor bakar bensin bekerja, dengan
mencatat dari hasil konsumsi bahan bakar pada gelas ukur dalam waktu yang
telah ditentukan dan hasil putaran poros transmisi.
4. Menghitung data yang sudah diperoleh dalam pengujian motor bakar bensin,
seperti besarnya nilai torsi (τ) pada putaran roda sampai hasil untuk efisiensi
motor bakar tersebut.
5. Menganalisa hasil performa/efisiensi mesin motor bakar bensin dari
perhitungan.
6. Dan hasilnya dimasukkan ke tabel hasil pengujian.
7. Hasil dari analisa dari perhitungan besar kecilnya efisiensi dapat diambil
sebuah kesimpulan.
8. Selesai
61

3.4.3 Pengambilan Data


Berikut merupakan skema dan cara pengambilan data praktikum motor
bakar:

Gambar 3.17 Skema Kerja Motor Bakar


1. Penjelasan Skema Motor Bakar
Cara kerja dari motor bakar bensin ialah diawalli dengan pembakaran bahan
bakar dan udara di bawah pengaruh tekanan yang tinggi, akibat adanya
penempatan didalam ruang bakar dan pembakaran yang dilakukan oleh busi
menimbulkan ledakan, diteruskan proses mekanik campuran keduanya akan
masuk keruang pembakaran mesin. Pembakaran yang dimana terdapat 4 langkah
yaitu dihisap, di kompresi, diusaha, dan di buang. Jika pembakaran sudah selesai
maka akan menuju saluran pembuangan atau exhaust.
2. Cara pengambilan data
a. Memutar kunci kontak pada posisi on.
b. Mengukur suhu pada intake manifold dan exhaust manifold.
c. Mengukur suhu in dan out pada radiator.
d. Mengambil data RPM untuk mencari torsi yang dihasilkan.
e. Mengambil data tekanan dengan menginjak kopling kemudian masukan
transmisi ke gigi 1 setelah itu atur tekanan pengeremannya.
f. Mengambil data RPM Ketika diberikan beban pengereman.
g. Mengambil data konsumsi bahan bakar.
62

3.4.4 Data Pengamatan


Berikut merupakan data pengamatan pada praktikum motor bakar:

Tabel 3.18 Pengamatan Gasoline Engine 4 Stroke (T = Temperatur)

TORSI (τ )
No n (rpm) P t (s) Vg (ml)
(Kg/cm²) Nm
1 355 11,2 37,8 25 19,92
2 345 12,3 35,8 25 21,15
3 339 12,9 34,5 25 21,82
4 285 14,3 34,1 25 23,38
5 275 14,9 32,9 25 24,06

Tabel 3.19 Pengamatan Suhu Engine (T = Temperatur)


T1 T2 T3 T4
NO (In Intake) (Out Knalpot) (In Radiator) (Out Radiator)
C C C C
1 28,1 97,5 35 33,3
2 29,1 135 38,9 34,8
3 30,5 139 42,3 39,3
4 33,3 147 45,4 42,5
5 34,9 155 48,3 43,6

3.4.5 Hasil Perhitungan Dan Analisa


Berdasarkan perhitungan yang dilakukan didapat hasil perhitungan sebagai
berikut:
63

1. Hasil perhitungan

Tabel 3.20 Hasil Perhitungan Gasoline Engine 4 Stroke


Data Pengujian Ke -
1 2 3 4 5
n (RPM) 355 345 339 285 275
P (Kg/Cm²) 11.2 12.3 12.9 14.3 14.9
t (s) 37.8 35.8 34.5 34.1 34.1
Vg (l) 0.025 0.025 0.025 0.025 0.025
Torsi (Nm) 19.29 21.15 21.82 23.8 24.06
BHP (Watt) 740.16 763.72 774.21 697.42 692.52
BFC (L/s) 0.000661 0.000698 0.000724 0.000733 0.000759
SFC (L/J) 0.000008930 0.000009139 0.000009351 0.00000105 0.000001095
ƞ Thermal % 3.29 3.21 3.14 2.79 2.68

2. Analisa

Grafik Profil Suhu


180
160 162.1

140
131.7
120
101.4 intake
Suhu (C)

100
out knalpot
80
71.1 57 in radiator
60 50.6
40.8 47.3 49.3 out radiator
45.3 46.8 47.2
40 46.6
28.6 34.6 29.3
36.9 31.6 32.5
20 30

0
1 2 3 4 5

Gambar 3.18 Grafik Profil Suhu

Bisa kita lihat bahwa nilai T1 (intake) tersebut yang memiliki nilai terbesar
yaitu pada data ke 5 dengan hasil 34.9ºC. Untuk nilai T2 (out exhaust) yang
memiliki nilai terkecil yaitu pada data ke 1 dengan hasil 97.5ºC, untuk nilai T3 (in
radiator dan T4 (out radiator) yang memiliki nilai tengah yatu data ke 3 dengan
hasil 42.3ºC dan 39.3ºC
64

Grafik Beban Pengereman VS Putaran


400 370
353
336
350 319
304
300
Putaran (rpm)

250
200
150
100
50
0
11 12.2 13.4 14.6 15.8
Beban Pengereman (Kg/cm2)
Gambar 3.19 Grafik Beban Pengereman vs Putaran

Pada gambar diatas bisa kita lihat bahwa nilai putaran memiliki nilai terbesar
yaitu pada data nol dengan hasil 355 RPM dan nilai terkecil yaitu pada data no 5
dengan hasil 275 RPM. Untuk nilai beban pengereman yang memiliki nilai
terbesar yaitu data no 5 dengan hasil 14.9 kg/cm²

Grafik Beban Pengereman VS BHP dan BFC


800 797.38 0.0008
0.000776 791.98
795 0.00078
790 0.000749 787.06
0.00076
785
0.000723
BHP

777.0024 0.00074
BFC

780
0.000698 0.00072
775
770 0.0007
762.53
765 0.000676 0.00068
760 0.00066
0 5 10 15 20
Beban Pengereman (Kg/cm2)

BHP BFC

Gambar 3.20 Grafik Beban Pengereman vs BHP Dan BFC


65

Pada gambar diatas bisa kita lihat bahwa nilai BHP yang memiliki nilai
terbesar yaitu pada data no 2 dengan hasil 763.72 watt. Untuk nilai beban
pengereman yang memiliki nilai terkecil yaitu data no 11.2 kg/cm², untuk nilai
terbesar yaitu pada data no 3 dengan hasil 0.000724 L/S (BHP)

Anda mungkin juga menyukai