PEMBAHASAN
Mulai
Persiapan
Pengujian
Pengambilan Data:
1. Tekanan Hisap 5. Bukaan flowmeter
2. Tekanan Buang 6. Tegangan Motor Pompa
3. Waktu Aliran 7. Kuat Arus Motor Pompa
4. Volume Aliran
Perhitungan Data:
1. Head Total
2. Kapasitas Aliran
3. Daya Input
4. Daya Output/ WHP
5. Efisiensi Pompa
36
37
Nilai efisiensi
Pompa
Meyakinkan?
Selesai
Gambar 3.1 Flowchart Pengambilan Data Pompa Sentrifugal Pemasangan Seri
dan Paralel
e. Setelah itu membaca vaccum gauge dan pressure gauge dipompa 1 dan
2
f. Mengatur voltase dan arus menggunakan Clamp Meter
1. Hasil perhitungan
2. Analisa
34.4
34.2
34
33.8
33.6
33.4
90 100 120 130 140 150 160 170
DEBIT
Dapat dapat dilihat dari grafik efisiensi pompa paralel di atas tingkat
efisiensi pada gambar pompa semakin sedikit efisiensi maka daya tenaga fluida
cenderung meningkat jika umur Pompa sudah lama maka semakin kecil debit
pompa paralel.
12 11.92
11.81 11.83
11.9
11.8 11.72
11.7
11.6 11.76
175 180 185 190 195 200 205
DEBIT
Dapat lihat pada gambar grafik perbandingan di atas Jika rangkaian paralel
semakin sedikit alirannya maka haid yang di dapat semakin tinggi.
29.5
29
28.5
28 28
27.5
27
26.5
160 170 180 190 200
DEBIT
Dapat dilihat pada gambar grafik di atas Jika debit fluida semakin dikit
maka efisiensinya semakin besar.
9.2
9.12
9 9.03
8.8
8.6
8.4
160 170 180 190 200
DEBIT
Pompa 1 Pompa 2
Dapat dilihat pada gambar diatas terlihat perbandingan yang cukup besar
dikarenakan dari pompa rangkaiannya head yang tinggi
Mulai
Menghitung Head
Mengambil Torsi
A
46
Analisis
Selesai
Data Pengujian Ke -
1 2 3 4 5
Koefisien gesek 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29
Kecepatan aliran (m/s) 10.63 11.96 13.29 14.62 15.95
Laju aliran massa (kg//s) 0.13 0.14 0.16 0.18 0.19
Head (m) 20.46 20.46 20.46 20.46 20.46
Daya Kinetik (watt) 7.34 10.01 14.12 19.23 24.16
Daya Tekan (watt) 26.72 30.06 33.4 36.74 40.08
Daya Total (watt) 34.06 40.07 47.52 55.91 64.24
Gaya (N) 1.2 1.54 1.9 2.08 2.41
Usaha (N.m atau joule) 99.7 173.16 140.97 340.45 435.49
BHP (watt) 1.66 2.88 2.34 5.67 7.25
Efesiensi (%) 4.87 7.18 4.92 10.13 11.29
50
Data Pengujian Ke -
1 2 3 4 5
Koefisien gesek 0.29 0.29 0.29 0.29 0.29
Kecepatan aliran (m/s) 10.63 11.96 13.29 14.62 15.95
Laju aliran massa
(kg//s) 0.13 0.14 0.16 0.18 0.19
Head (m) 20.46 20.46 20.46 20.46 20.46
Daya Kinetik (watt) 7.34 10.01 14.12 19.23 24.16
Daya Tekan (watt) 26.72 30.06 33.4 36.74 40.08
Daya Total (watt) 34.06 40.07 47.52 55.97 64.24
Gaya (N) 0.95 1.32 1.48 1.81 2.21
Usaha (N.m atau joule) 135.53 212.4 287.12 386.25 519.29
BHP (watt) 2.25 3.54 4.78 6.43 8.65
Efesiensi (%) 6.6 8.83 10.05 11.5 13.47
1. Analisa
300 40
351.91
250
273.49 30
200 32.5
150 20
175.41
100
103.02 10
50
0 0
0 100 200 300 400 500 600 700 800
Putaran N (RPM)
Gambar 3.10 Grafik Putaran vs Usaha Dan Daya Total Nozzle 90o
D ilihat pada grafik di atas yaitu grafik beban pengereman vs putaran grafik
warna biru menunjukkan nozzle dengan 60° sedangkan grafik merah nozzle 60°.
Di mana pada nozzle 90 ° putaran RPM dan beban pengereman terus naik hingga
51
0,779 beban pengereman dan rpm nya dimulai 600 sehingga 100 RPM.
Sedangkan grafik warna merah nozzle 60 derajat dimulai dari 200 RPM dan 700
RPM dan untuk beban pengeremannya adalah 0,336 hingga 0,779 kg.
400 39.99
401.19 40
300 32.5
30
200 291.0017
20
217.23
100 10
142.67
0 0
0 200 400 600 800 1000 1200
Putaran N (RPM)
Gambar 3.11 Grafik Putaran vs Usaha Dan Daya Total Nozzle 90o
Dilihat pada grafik di atas menunjukkan bahwa grafik putaran vs usaha dan
daya total nozzle 90º di mana pada grafik pada daya total lebih besar
dibandingkan usaha. Grafik gaya total dengan 300 RPM dan di akhir ± 500 RPM
Sedangkan untuk grafik usaha dimulai dari 100 dan berakhir ±400 RPM.
52
300
40
250
30
200
150 20
100
10
50
0 0
339.2 459.1 575.6 668.3 737.8
Putaran n (RPM)
Dilihat pada grafik di atas yaitu grafik putaran vs usaha dan daya total nozzle
60º di mana nilai dari daya total tempat stabil di angka ± 150 kemudian
meningkat ke titik tertinggi menjadi putaran 737,8.
53
0.0002
DEBIT Q (M3/S)
0.00015
0.0001
0.00005
0
4.87 8.7 4.92 10.13 11.29 6.6 8.24 4.92 11.5 13.45
EFESIENSI (%)
Dilihat dari grafik di atas yaitu grafik debit aliran vs efisiensi di mana nilai
efisiensi nampak kurang stabil Jika dilihat 0,0015 efisiensinya nilai 10,13% dan
jika dinilai debit 0,0015.
3.3 Refrigerator
Refrigerator adalah suatu alat yang dikondisikan untuk sistem refrigerasi.
Refrigerasi merupakan suatu proses penarikan panas/kalor dari suatu
benda/ruangan sehingga temperatur benda/ruangan tersebut lebih rendah dari
temperatur lingkungannya.
Mulai
Pengolahan
Data
Yes
Hasil Pengolahan
Data
Kesimpulan
Selesai
untuk refrigerasi itu sendiri menghisap dari udara sekitar lalu dihembuskan
kembali di bagian kondensor ini refrigerant dimanfaatkan akan berubah fase dan
meningkatkan refrigerant fase uap menjadi cair. Bagain - bagian dari
refrigerator merupakan evaporator kompresor pipa kapiler kondensor katup
ekspansi fungsi dari evaporator adalah alat untuk mengubah cairan menjadi gas
melalui perpindahan panas. Kompresor berguna untuk mengedarkan dan
memanfaatkan refrigerant ke seluruh AC. Pipa kapiler memiliki fungsi yaitu
menurunkan tekanan dan mengatur aliran refrigerant evaporator dan untuk
kondensor itu sendiri ialah berfungsi untuk menukar kalor.
70 4.82 3,81
In
T1oC T2 oC T3 oC Rh1% Rh2% Rh3%
32.5 31.2 32.8 50 47 49
Out
T1 oC T2 oC Rh1% Rh2%
46.3 32.2 50 48
1. Hasil perhitungan
2. Analisa
Coefficient of perfomance (COP) Merupakan perbandingan dari efek
refridiasi dengan kerja kompresor efek refrigrasi masuk ke kompresor atau
sesudah evaporator dibagi menjadi dengan entalpy refrigerant masuk ke
evaporator atau sesudah katup ekspansi melihat dari perhitungan COP panas dan
COP dingin. COP panas memiliki nilai sebesar 6,9 dan COP pendingin memiliki
nilai 5,89 dari perhitungan sudah sesuai dengan aturan persamaan gas ideal yang
menyatakan bahwa temperatur berbanding lurus.
Mulai
Persiapan Pengujian
Pengambilan data:
1. Melihat tekanan hidrostatis pada pressure
gauge rem hidrolik.
2. Melihat konsumsi bahan bakar pada gelas ukur dalam
waktu yang telah ditentukan.
Perhitungan data
1. T = Torsi (Nm)
2. BHP = Break Horde Power (Watt)
3. BFC = Break Fuel Comsumption (L/h)
4. SFC = SpecificFuel Consumtion and Power
(liter/KWH)
5. η = Perbandingan daya keluar /masuk
A
60
A A
YA
Kesimpulan
Selesai
TORSI (τ )
No n (rpm) P t (s) Vg (ml)
(Kg/cm²) Nm
1 355 11,2 37,8 25 19,92
2 345 12,3 35,8 25 21,15
3 339 12,9 34,5 25 21,82
4 285 14,3 34,1 25 23,38
5 275 14,9 32,9 25 24,06
1. Hasil perhitungan
2. Analisa
140
131.7
120
101.4 intake
Suhu (C)
100
out knalpot
80
71.1 57 in radiator
60 50.6
40.8 47.3 49.3 out radiator
45.3 46.8 47.2
40 46.6
28.6 34.6 29.3
36.9 31.6 32.5
20 30
0
1 2 3 4 5
Bisa kita lihat bahwa nilai T1 (intake) tersebut yang memiliki nilai terbesar
yaitu pada data ke 5 dengan hasil 34.9ºC. Untuk nilai T2 (out exhaust) yang
memiliki nilai terkecil yaitu pada data ke 1 dengan hasil 97.5ºC, untuk nilai T3 (in
radiator dan T4 (out radiator) yang memiliki nilai tengah yatu data ke 3 dengan
hasil 42.3ºC dan 39.3ºC
64
250
200
150
100
50
0
11 12.2 13.4 14.6 15.8
Beban Pengereman (Kg/cm2)
Gambar 3.19 Grafik Beban Pengereman vs Putaran
Pada gambar diatas bisa kita lihat bahwa nilai putaran memiliki nilai terbesar
yaitu pada data nol dengan hasil 355 RPM dan nilai terkecil yaitu pada data no 5
dengan hasil 275 RPM. Untuk nilai beban pengereman yang memiliki nilai
terbesar yaitu data no 5 dengan hasil 14.9 kg/cm²
777.0024 0.00074
BFC
780
0.000698 0.00072
775
770 0.0007
762.53
765 0.000676 0.00068
760 0.00066
0 5 10 15 20
Beban Pengereman (Kg/cm2)
BHP BFC
Pada gambar diatas bisa kita lihat bahwa nilai BHP yang memiliki nilai
terbesar yaitu pada data no 2 dengan hasil 763.72 watt. Untuk nilai beban
pengereman yang memiliki nilai terkecil yaitu data no 11.2 kg/cm², untuk nilai
terbesar yaitu pada data no 3 dengan hasil 0.000724 L/S (BHP)