POMPA
KELOMPOK IX-A
GESTIARI MAHARANI (2312 030 019)
HERLINDA SEPTIANY (2312 030 033)
TOMMY ADAM B. (2312 030 053)
RIZQA FAUZIYAH (2312 030 097)
LILYANA DESHINTA S (2312 030 107)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1Latar Belakang
Dalam industri teknik kimia sering digunakan
pompa sebagai alat transportasi fluida. Pompa
yang
biasanya
digunakan
adalah
pompa
sentrifugal, dimana harus dilakukan pemancingan
terlebih dahulu sebelum dilakukan pengoperasian.
Pompa
sentrifugal
mempunyai
karakteristik
tertentu tergantung pada pemasangannya. Untuk
itu dirasa perlu mempelajari lebih lanjut tentang
sistem pemasangannya dan karekteristik pompa,
salah satu caranya adalah dengan melakukan
percobaan karakteristik pompa ini.
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar Teori
Fluida adalah suatu zat yang mengalir, kata
fluida mencakup zat cair, air dan gas karena kedua
zat ini dapat mengalir, sebaliknya batu dan benda
benda keras atau seluruh zat padat tidak
digolongkan kedalam fluida karena tidak bisa
mengalir.
Secara umum fluida dapat diklasifikasikan menjadi 2
macam :
1. Fluida Statis
Fluida statis adalah fluida yang tidak bergerak atau
dalam keadaan diam, misalnya air dalam gelas.
2. Fluida Dinamis
Fluida
ada
sekitarnya.
gerakan
antaraOPERASI
elemen-elemen
LABORATORIUM
TEKNIK KIMIA 1
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
POMPA SENTRIFUGAL adalah suatu pompa yang
memindahkan cairan dengan memanfaatkan
gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh putaran
impeler. Pompa sentrifugal mengubah enegi
kecepatan menjadi energi tekanan.
Cara kerja pompa sentrifugal :
Fluida masuk menuju Ruangan pompa dimana
terjadi perbedaan tekanan permukaan fluida dan
ruangan pompa, kemudian masuk ke impeller
yang berfungsi memutar dan mendorong fluida
untuk keluar menuju discharge.
TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip Bernoulli
Kerja pompa dalam persamaan Bernoulli.
Pompa digunakan dalam sistem aliran untuk
meningkatkan energi mekanik fluida yang mengalir.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
Atau
Karakteristik Pompa
Tahanan Sistem (Head)
Tekanan diperlukan untuk memompa cairan
melewati sistim pada laju tertentu. Tekanan ini
harus cukup tinggi untuk mengatasi tahanan sistim,
yang juga disebut head. Head total merupakan
jumlah dari head statik dan head gesekan/ friksi.
Head statik
Head statik merupakan perbedaan tinggi antara
sumber dan tujuan dari cairan yang dipompakan.
Head statik merupakan aliran yang independen.
Head statik pada tekanan tertentu tergantung pada
berat cairan dan dapat dihitung dengan persamaan
berikut:
......................................
Pers.II.1.4
Menghitung Head
Head adalah jarak vertikal antara garis pusat
pompa dan permukaan cairan dalam tangki tujuan.
Head loss :
Untuk pipa dengan aliran aliran penuh, radius
hidrolik yaitu sama dengan
diameter pipa,
sehingga persamaan head loss menjadi:
Dimana Rh adalah hydraulic radius ( diameter pipa)
dan f f adalah fanning friction factor (Geankoplis,
2003).
Faktor Friksi
Persamaan Haaland digunakan untuk memecahkan
secara langsung untuk Darcy-Weisbach faktor gesekan
f untuk pipa melingkar penuh mengalir. Ini adalah
perkiraan dari persamaan Colebrook-White implisit,
namun perbedaan dari data eksperimen baik dalam
akurasi data. Ini dikembangkan oleh S. E. Haaland
pada tahun 1983. Persamaan Haaland didefinisikan
sebagai:
A1
A2
V2
A1
A2
Velocity head
Horse Power
Menghitung efisiensi
Efisiensi pompa merupakan perbandingan daya
yang diberikan pompa kepada fluida dengan daya
yang diberikan motor listrik kepada pompa.
Efisiensi total pompa dipengaruhi oleh efisiensi
hidrolis, efisiensi mekanis dan efisiensi volumetric
(Anonim, 2011).
Efisiensi dinyatakan sebagai persentase yang
mewakili sebuah unit ukuran yang menggambarkan
perubahan gaya sentrifugal dan dinyatakan
sebagai perubahan kecepatan menjadi energi
tekanan.
.Pers.II.1.19
TDH F SDh
TSH F SSh
...............................................
.Pers.II.1.20
...............................................
.Pers.II.1.21
Keterangan :
F = Jumlah total friksi
SDh = Static Discharge Head
SSh = Static Suction Head
Bilangan Reynoldmerupakan besaran fisis yang tidak berdimensi.
Bilangan ini dipergunakan sebagai acuan dalam membedakan aliran
laminier dan turbulen di satu pihak, dan di lain pihak dapat
dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengetahui jenis-jenis aliran yang
berlangsung
dalam
air. v(ft/s)
D(ft)
(lb/cuft)
...............................................
Nre
(lbm/fts)
.Pers.II.1.22
LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA 1
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Pipa
1
inch
Pipa 1
inch
Pipa inch
Pipa
inch
Pipa
1
inch
Keterangan :
= Sirkuit 1
= Sirkuit 2
dan Viskositas ()
Mulai
Mengukur temperatur pada fluida yang
terdapat didalam tangki dengan
menggunakan termometer
Menetapkan nilai densitas dan
viskositas dengan menggunakan
temperatur fluida yang telah diukur
sebagai fungsi suhu terhadap
densitas dan viskositas dengan
melihat buku Geankoplis 3rd edtion
Appendix A.2. Physical Properties of
Water Tabel A.2-3 Density of Liquid
Water dan Tabel A.2-4 Viscosity of
Liquid Water
Selesa
i
Mulai
Melakukan tahap percobaan pada
sirkuit 1 terlebih dahulu dengan
membuka valve pada sirkuit 1 dan
menutup valve pada sirkuit 2
Mengatur bukaan valve sirkuit 1 untuk
mendapatkan debit 1 (Q1=21 ml/s)
dengan cara melakukan trial secara
terus menerus hingga volume yang
didapatkan selama 2 detik sesuai
dengan debit yang ditentukan
A
Setelah didapatkan debit yang sesuai
dengan variabel yang diberikan,
kemudian melihat tekanan pada
barometer yang terdapat pada
rangkaian alat
Melihat putaran pada Kwh meter tiap
detik
Melakukan tapa percobaan yang sama
pada variabel debit berikutnya yaitu :
Q2= 31,5 ml/s, Q3=65,5 ml/s,
Q4=123,5 ml/s, Q5=170 ml/s,
Q6=200,5 ml/s, dan Q7= 211 ml/s
B
Menghitung Faktor
HALLAND untuk
Frksi
dengan
Menggunakan
Persamaan
f. Menghitung friksi pada setiap fitting yang ada pada sirkuit 1 dan
sirkuit 2 (Dengan menggunakan Persamaan II.1.9)
Keterangan :
Nilai Kf setiap sambungan berbeda, tergantung jenisnya. Dapat
dilihat di Geankoplis. Jumlah sambungan disesuaikan dengan
rangkaian alat sesuai dengan sirkuitnya.
BAB IV
Hasil Percobaan dan Pembahasan
IV.1 Hasil Percobaan
Suhu
= 25 oC
Viskositas
= 0,0006054 lbm/ft.s
Densitas
= 62,2477044lbm/ft3
Q max sirkuit 1
= 277,00831 ml/s
Q max sirkuit 2
= 265,1466 ml/s
Spesific grafity
= 0,998847961
SSH
= 1,082664 ft
SDH
= 1,902864 ft
Tabel IV.1.1 Hasil Percobaan Pengeluaran Debit pada Sirkuit 1 (Dengan nilai
, , SSH, dan SDH konstan)
Pengulangan
Q rata-rata
Debit
(ml/s)
1 (ml/s)
2 (ml/s)
3 (ml/s)
Q1
21
21
21,5
21
Q2
31
31
32
31
Q3
65,5
65
66
65,5
Q4
123,5
125
122
123,5
Q5
170
170
169
170
Q6
200,5
200
201
200,5
Q7
211
212,5
210
211
Kwh rata-rata
Q1
0,25
Q2
0,413
Q3
0,27
Q4
0,43
Q5
0,245
Q6
0,7
Q7
1,1
Pengulangan
Q rata-rata
Debit
1 (ml/s)
2 (ml/s)
3 (ml/s)
Pengulangan
(ml/s)
Q rata-rata
Debit
1 (ml/s)
2 (ml/s)
3 (ml/s)
(ml/s)
Q1
21
21,5
20,5
21
Q2
31,5
32
31
31,5
Q3
65,5
65
66
65,5
Q4
123,5
123
124
123,5
Q5
170
171
169
170
Q6
200,5
201
200
200,5
Q7
211
211
212
211
Kwh rata-rata
Q1
0,299
Q2
0,52
Q3
0,722
Q4
0,53
Q5
0,25
Q6
0,33
Q7
0,254
Kg/cm2
Psia (lb/in2)
Kwh
21
3,028
43
0,25
31,5
2,99
42,5
0,413
65,5
2,88
41
0,27
123,5
2,75
39
0,43
170
2,6
37
0,245
200,5
2,39
34
0,7
211
2,32
33
1,1
Kg/cm2
Psia(lb/in2)
Kwh
21
3,09
44
0,299
31,5
3,03
43
0,52
65,5
3,03
43
0,722
123,5
2,82
40
0,53
170
2,53
36
0,25
200,5
2,53
36
0,33
211
2,46
35
0,254
v (ft/s)
NRe
vh(ft)
21
0,351471082
1888,321867
0,05372493
0,001919748
31,5
0,527206623
2832,4828
0,04731403
0,004319432
65,5
1,096255042
5889,765823
0,0389128
0,018676184
123,5
2,066984698
11105,13098
0,03406784
0,066395626
170
2,845242094
15286,41511
0,03226481
0,125806592
200,5
3,355711999
18028,97783
0,03147436
0,174998491
211
3,53144754
18973,13876
0,03124759
0,193807449
v (ft/s)
NRe
vh(ft)
21
0,251471082
1888,321867
0,05372493
0,001919748
31,5
0,527206623
2832,4828
0,04731403
0,004319432
65,5
1,096255042
5889,765823
0,0389218
0,018676184
123,5
2,066984698
11105,13098
0,03406784
0,066395626
170
2,845242094
15286,41511
0,03226481
0,125806592
200,5
3,355711999
18028,97783
0,03147436
0,174998493
211
3,53144754
18973,13876
0,03124759
0,193807449
21
0,251471082
1888,321867
0,05372493
0,001919748
31,5
0,527206623
2832,4828
0,04731403
0,004319432
65,5
1,096255042
5889,765823
0,0389218
0,018676184
123,5
2,066984698
11105,13098
0,03406784
0,066395626
170
2,845242094
15286,41511
0,03226481
0,125806592
200,5
3,355711999
18028,97783
0,03147436
0,174998493
211
3,53144754
18973,13876
0,03124759
0,193807449
Tabel IV.2.2.1 Hasil Perhitungan TDH, WHP, BHP, dan Efisiensi pada
Sirkuit 1
Q (ml/s)
TDH (ft)
WHP (hp)
BHP (hp)
21
1,214558053
8,49149E-05
0,002248724
3,776138828
31,5
1,372653781
0,000143952
0,003373086
4,26766858
65,5
2,298151921
0,000501149
0,007013878
7,145101611
123,5
5,324474035
0,002189224
0,013224639
16,55413102
170
9,063698698
0,005129806
0,018203957
28,17962014
200,5
12,14980473
0,008110175
0,021469961
37,77452158
211
13,32829012
0,00936275
0,022594323
41,4385082
Tabel IV.2.2.2 Hasil Perhitungan TDH, WHP, BHP, dan Efisiensi pada
Q (ml/s)
TDH (ft) SirkuitWHP
BHP (hp)
2 (hp)
21
0,864569935
7,25918E-05
0,002248724
3,228130728
31,5
1,033007784
0,000130101
0,003373086
3,857043875
65,5
2,010551904
0,000526532
0,007013878
7,506997551
123,5
5,186365734
0,002560932
0,013224639
19,36484941
170
9,098747642
0,006184412
0,018203957
33,97289874
200,5
12,32386547
0,009879369
0,021469961
46,01484183
211
13,55485229
0,011435235
0,022594323
50,61109974
Sirkuit 1
2
1
0
-1
50
100
150
200
250
-2
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs TSH (ft) pada Sirkuit 2
3.5
3
2.5
2
1.5
Sirkuit 2
Total Suction
Head
1
(Ft)
0.5
0
-0.5
50
100
150
200
250
-1
-1.5
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs TSH (ft) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
Q (ml/s) vs TSH (Ft)
7
6
Sirkuit 1
Sirkuit 2
Sirkuit 2
Sirkuit 1
Sirkuit 2
5
4
3
2
1
0
-1
50
100
150
200
250
-2
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs TDH (ft) pada Sirkuit 1
8
7
6
5
Sirkuit 1
3
2
1
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs TDH (ft) pada Sirkuit 2
12
10
8
Sirkuit 1
Sirkuit 2
Sirkuit 2
6
4
2
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs TDH (ft) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
12
10
Sirkuit 1
Sirkuit 2
Sirkuit 2
Sirkuit 1
Sirkuit 2
6
4
2
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs Total Differential Head (ft) pada Sirkuit 1
14
12
10
Sirkuit 1
6
4
2
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs Total Differential Head (ft) pada Sirkuit 2
16
14
12
10
Sirkuit 2
6
4
2
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q (ml/s) vs Total Differential Head (ft) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
16
14
12
10
Sirkuit 1
Sirkuit 2
8
6
4
2
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs WHP (hp) pada Sirkuit 1
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs WHP (hp) pada Sirkuit 2
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q (ml/s) vs WHP (hp) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0
0
0
0
50
100
150
200
250
perbedaan
WHP
yang
cukup
tinggi
dikarenakan perbedaan variabel Q yang
cukup banyak.
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs BHP (hp) pada Sirkuit 1
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs BHP (hp) pada Sirkuit 2
0.03
0.02
0.02
0.01
0.01
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q(ml/s) vs BHP (hp) pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
0.03
0.02
0.02
0.01
0
0
50
100
150
200
250
perbedaan
BHP
yang
cukup
tinggi
dikarenakan perbedaan variabel Q yang
cukup banyak.
Efisiensi
()
25
20
15
10
5
0
0
50
100
150
200
250
50
40
Efisiensi
()
30
20
10
0
0
50
100
150
200
250
Hubungan Kurva Karakteristik Pompa antara Q (ml/s) vs pada Sirkuit 1 dan Sirkuit 2
60
50
40
Efisiensi
()
30
20
10
0
0
50
100
150
200
250
BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan dan hasil perhitungan diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
5.
Nilai Volumetric Flow rate (Q) dan Total Differensial Head (TDH)
berbanding lurus. Semakin besar nilai (Q), maka semakin besar pula nilai
TDHnya.
Nilai Volumetric Flow rate (Q) dan Water Horse Power (WHP) berbanding
lurus. Semakin besar nilai (Q), maka semakin besar pula nilai WHPnya.
Nilai Volumetric Flow rate (Q) dan Brake Horse Power (WHP) berbanding
lurus. Semakin besar nilai (Q), maka semakin besar pula nilai BHPnya.
Nilai Volumetric Flow rate (Q) dan Efisiensi () berbanding lurus. Semakin
besar nilai (Q), maka semakin besar pula nilai efisiensinya.
Fenomena yang terjadi pada grafik WHP yang terbentuk menjadi grafik
eksponensial dikarenakan nilai TDH yang terdapat dalam persamaan
tersebut memiliki persamaan ekponensial. Persamaan eksponensial yang
terdapat dalam TDH yaitu terletak pada persamaan jumlah total
friksinya. Dalam persamaan friksi terdapat velocity head. Pada
persamaan velocity head, kecepatan linier berpangkat 2, sehingga
menyebabkan grafik WHP, memiliki grafik eksponensial.