Anda di halaman 1dari 9

8.

3 ATURAN-ATURAN DIFERENSIAL

Suatu cara langsung untuk mencari diferensial total dy, jika diketahui suatu fungsi :

y = f (x1, x2 )

adalah dengan mencari derivatif parsial f1 dan f2 dan mensubtitusikannya ke dalam persamaan

dy = f1 dx1 + f2 dx2

Tetapi kadang-kadang akan lebih mudah untuk menggunakan aturan-aturan diferensial tertenu
yang mengingat adanya kesamaan yang mencolok terhadap rumus derivatif yang dipelajari
sebelumnya, mudah sekali diingat.

Misalkan k merupakan suatu konstanta dan u dan v merupakan dua fungsi dari variabel x1
dan x2. Maka, berlaku aturan-aturan berikut :

Aturan I dk = 0 (bandingkan aturan fungsi konstan)

Aturan II d(cun) = cnu n-1 du (bandingkan aturan fungsi pangkat)

Aturan III d(u ± v) = v du ± dv (bandingkan aturan jumlah-perbedaan)

Aturan IV d(uv) = v du + u dv (bandingkan aturan hasil-kali)

𝑢 1
Aturan V d (𝑣 ) = 𝑣2 (v du – u dv) (bandingkan aturan hasil-bagi)

Ketimbang membuktikan aturan-aturan ini, kita hanya akan menggambarkan penggunaannya


secara praktis.

Contoh 1 Carilah diferensial total dy dari fungsi

y = 5𝑥12 = 3x2

Diperlukan cara penilaian dari derivatif parsial f1 = 10x1 dan f2 = 3, yang kemudian akan
memungkinkan kita untuk menulis

dy = f1 dx1 + f2 dx2 = 10x1 dx1 + 3 dx2


Namun, kita dapat menganggap u = 5𝑥12 dan v = 3x2 dan menggunakan aturan-aturan yang
disebut di atas untuk mendapatkan jawaban yang identik sebagai berikut :

dy = d(5𝑥12 ) + d(3x2) ( dari Aturan III)

= 10x1dx1 + 3dx2 ( dari Aturan II)

Contoh 2 Carilah diferensial total dari fungsi

y = 3𝑥12 + x1𝑥22

Karena f1 = 6x1 + 𝑥22 dan f2 = 2x1x2, diferensial yang diinginkan adalah

dy = (6x1 + 𝑥22 ) dx1 + 2x1x2 dx2

Dengan menggunakan aturan yang telah diberikan, maka hasil yang sama dapat diperoleh

dy = d(3𝑥12 ) + d(x1𝑥22 ) ( dari Aturan III)

= 6x1 dx1 + 𝑥22 dx1 + x1 d(𝑥22 ) ( dari Aturan II dan IV)

= (6x1 + 𝑥22 ) dx1 + 2x1x2 dx2 ( dari Aturan II)

Contoh 3 Carilah diferensial total dari fungsi

𝑥1 + 𝑥2
y= 2𝑥12

Karena derivatif parsial dalam fungsi ini adalah

− (𝑥1 + 𝑥2 ) 1
f1 = dan f2 =
2𝑥13 2𝑥12

(buktikan hasil ini sebagai latihan) diferensial yang dicari adalah

− (𝑥1 + 𝑥2 ) 1
dy = dx1 + dx2
2𝑥13 2𝑥12

Namun, hasil yang sama juga dapat diperoleh dengan menggunakan aturan-aturan sebagai
berikut :
1
dy = 4𝑥 4 [2𝑥12 𝑑 (𝑥1 + 𝑥2 ) − (𝑥1 + 𝑥2 ) 𝑑(2𝑥12 ) ] ( dari Aturan V)
1

1
= 4𝑥 4 [2𝑥12 (𝑑𝑥1 + 𝑑𝑥2 ) − (𝑥1 + 𝑥2 ) 4𝑥1 𝑑𝑥1 ] ( dari Aturan III dan II)
1

1
= 4𝑥 4 [− 2𝑥1 (𝑥1 + 2𝑥2 ) 𝑑𝑥1 + 2𝑥12 𝑑𝑥2 ]
1

− (𝑥1 + 2𝑥2 ) 1
= dx1 + 2𝑥 2 dx2
2𝑥13 1

Aturan ini tentu saja dapat diperluas untuk kasus yang menyangkut lebih dari dua fungsi
x1 dan x2 . Secara khusus, kita dapat menambah dua aturan berikut pada kumpulan aturan
sebelumnya :

Aturan VI d ( u ± v ± w ) = du ± dv ± dw

Aturan VII d ( uvw) = vw du ± uw dv ± uv dw

Untuk mendapatkan Aturan VII, kita dapat melakukan cara biasa dengan menetapkan z =
vw, sehingga

d ( uvw) = d(uz) = z du + u dz ( dari Aturan IV)

Kemudian, dengan menggunakan Aturan IV kembali ke dz ; kita peroleh hasil antara

dz = d (vw) = w dv + v dw

Yang, jika disubstitusikan ke dalam persamaan terdahulu, akan memberikan

d(uvw) = vw du + u( w dv + v dw ) = vw du + uw dv + uv dw

sebagai hasil akhir yang diingini. Suatu cara yang sama dapat dilakukan untuk mendapatkan
Aturan VI.

8.4 DERIVATIF TOTAL

Dengan pemikiran diferensial di atas, sekarang kita diperlengkapi untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan pada awal bab ini, yakni, bagaimana kita mencari tingkat perubahan dari fungsi
C(𝑌̅,T0) terhadap T0 , bila 𝑌̅ dan T0 berhubungan. Sebagaimana telah disebutkan terdahulu,
jawabannya terletak dalam konsep derivatif total. Tidak seperti derivatif parsial, derivatif total
tidak mensyaratkan uraian 𝑌̅ tetap konstan bila T0 berubah-ubah, dan dengan demikian
diperkenankan untuk menerima dalil hubungan diantara kedua uraian tersebut.

Mencari Derivatif Total

Untuk meneruskan pembahasan dalam suatu kerangka yang lebih umum, marilah kita
menggunakan fungsi

(8.8) y = f ( x, w ) di mana x = g(w)

Dengan ketiga variabel x,y, dan w berhubungan satu terhadap lainnya seperti dalam Gambar 8.4.
Dalam gambar ini, yang selanjutnya kita acu sebagai peta saluran (channel map) , jelas nampak
bahwa w – dalam hal ini sumber perubahan utama – dapat mempengaruhi y melalui dua saluran :
(1) secara tidak langsung, melalui fungsi g dan kemudian f (tanda panah lurus), dan (2) secara
langsung, melalui fungsi f (tanda panah yang melengkung). Sementara derivatif parsial ; fw
cukup untuk menyatakan akibat langsung saja, suatu derivatif total diperlukan untuk menyatakan
kedua efek (effects) tersebut bersama-sama.

GAMBAR 8.4

Untuk memperoleh derivatif total ini, terlebih dahulu kita mendiferensiasikan y secara
keseluruhan, total untuk mendapatkan diferensial total dy = fxdx + fwdw. Jika kedua sisi dari
persamaan ini dibagi dengan diferensial dw, hasilnya adalah

𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑤
(8.9) = fx𝑑𝑤+ fw𝑑𝑤
𝑑𝑤

𝜕𝑦 𝑑𝑥 𝜕𝑦 𝑑𝑤
= 𝜕𝑥 𝑑𝑤 + 𝜕𝑤 [𝑑𝑤 = 1]
Karena perbandingan dari dua diferensial dapat diinterpretasikan sebagai suatu derivatif ,
pernyataan dy/dw pada sebelah kiri dapat dianggap sebagai semacam ukuran dari tingkat
perubahan y terhadap w. Selanjutnya, bila kedua suku pada sisi kanan dari (8.9) masing-masing
dapat diketahui, sebagai akibat langsung dan tidak langsung dari w terhadap y , maka dy/dw jelas
merupakan derivatif total yang kita cari. Sekarang, suku kedua (dy/dw) telah diketahui untuk
mengukur efek langsung, jadi bersesuaian dengan tanda panah yang melengkung dalam Gambar
𝜕𝑦 𝑑𝑥
8.4. bahwa suku pertama (𝜕𝑥 𝑑𝑤) mengukur efek tidak langsung juga akan menjadi jelas jika kita

menganalisanya dengan bantuan beberapa tanda panah sebagai berikut ;

𝜕𝑦 𝑑𝑥
(𝜕𝑥 )
𝑑𝑤

Perubahan dalam w (yakni, dw) dalam contoh pertama diteruskan ke variabel x, dan melalui hasil
perubahan dalam x (yakni, dx) beranting ke variabel y. tetapi ini jelas merupakan efek tidak
langsung, seperti ditunjukkan oleh urutan tanda panah lurus dalam Gambar 8.4. jadi pernyataan
dalam (8.9) memang menujukkan derivatif total yang dicari. Proses untuk mencari derivatif total
dy/dw merupakan diferensial total dari y terhadap w.

Contoh 1 Carilah derivatif total dy/dw, jika diketahui fungsi

y = f (x,w) = 3x – w2 di mana x = g(w) = 2w2 + w + 4

Berdasarkan atas (8.9), derivatif total akan menjadi

𝑑𝑦
= 3(4𝑤 + 1) + (−2𝑤) = 10𝑤 + 3
𝑑𝑤

Sebagai pemeriksaan, kita dapat mensubstitusikan fungsi g ke fungsi f, untuk memperoleh

y = 3(2w2 + w + 4) – w2 = 5w2 + 3w + 12

yang merupakan fungsi dari hanya w. Maka secara mudah dy/dw dapat diperoleh menjadi 10w +
3, jawaban yang identik sama.

Contoh 2 Bila kita mempunyai fungsi kegunaan U = U (c,s), dimana c adalah jumlah dari kopi
yang dikonsumsi dan s merupakan jumlah gula yang dikonsumsi, dan fungsi lain s = g (c)
menunjukkan saling melengkapi (complementarity) di antara kedua barang ini, maka secara
mudah kita dapat menulis

U = U [𝑐, 𝑔(𝑐)]

Selanjutnya dari sini menjadi

𝑑𝑈 𝜕𝑈 𝜕𝑈
= + 𝜕𝑔(𝑐) g’(c)
𝑑𝑐 𝜕𝑐

Suatu Variasi dari Tema Tersebut

Keadaannya sedikit lebih rumit jika kita mempunyai

𝑥1 = 𝑔 (𝑤)
(8.10) y = f (x1, x2, w) di mana {
𝑥2 = ℎ (𝑤)

y x1 g

h w
1
x2

GAMBAR 8.5

Peta saluran sekarang akan Nampak seperti dalam Gambar 8.5. Kali ini, variabel w dapat
mempengaruhi y melalui tiga saluran : (1) tidak langsung, melalui fungsi g dan kemudian f, (2)
juga tidak langsung, melalui fungsi h dan kemudian f. Dari pengalaman yang lalu, ketiga efek
𝜕𝑦 𝑑𝑥1 𝜕𝑦 𝑑𝑥2 𝜕𝑦
ini masing-masing diperkirakan dapat dinyatakan, sebagai , , dan . perkiraan
𝜕𝑥1 𝑑𝑤 𝜕𝑥2 𝑑𝑤 𝜕𝑤

ini hasilnya benar, karena jika kita mengambil diferensial total y , dan kemudian membagi kedua
sisi dengan dw , kita peroleh

𝑑𝑦 𝑑𝑥 𝑑𝑥 𝑑𝑤
(8.11) = f1 𝑑𝑤1 + f2 𝑑𝑤2 + fw 𝑑𝑤
𝑑𝑤

𝜕𝑦 𝑑𝑥1 𝜕𝑦 𝑑𝑥2 𝜕𝑦
= 𝜕𝑥 + 𝜕𝑥 + 𝜕𝑤
1 𝑑𝑤 2 𝑑𝑤
Yang dapat dipersamakan dengan (8.9) di atas.

Contoh 3 Misalkan fungsi produksi adalah

Q = Q ( K, L , t )

Di mana, selain dari kedua input K dan L , terdapat uraian yang ketiga, t, yang menujukkan
waktu. Kehadiran dari uraian t ini menunjukkan bahwa fungsi produksi dapat bergeser sepanjang
waktu, yang mencerminkan perubahan teknologi. Jadi ini adalah suatu fungsi produksi yang
dinamis ketimbang statis. Karena modal dan tenaga kerja juga dapat berubah sepanjang waktu,
maka kita dapat menulis

K = K (t) dan L = L (t)

Maka tingkat perubahan output terhadap waktu dapat dinyatakan, sejalan dengan rumus derivatif
total (8.11), sebagai

𝑑𝑄 𝜕𝑄 𝑑𝐿 𝜕𝑄
= 𝜕𝐿 +
𝑑𝑡 𝑑𝑡 𝜕𝑡

Atau, dengan cara lain menggunakan symbol

𝑑𝑄
= Qk K’(t) + QL L’(t) + Qt
𝑑𝑡

Variasi Lain dari Tema Tersebut

Jika sumber pokok perubahan, w dalam (8.10) ditukar oleh dua sumber yang berdampingan, u
dan v,situasinya akan menjadi sebagai berikut

𝑥1 = 𝑔 (𝑢, 𝑣)
(8.12) y = f (x1 , x2 , u, v) di mana {
𝑥2 = ℎ (𝑢, 𝑣)

Walaupun peta saluran tersebut sekarang akan berisi lebih banyak tanda panah, tetapi prinsip
pembentukannya tetap sama ; karena itu, kita akan menyerahkan pada Anda untuk
menggambarkannya. Untuk mencari derivatif total dari y terhadap u ( sementara v tetap konstan),
kembali kita dapat menggunakan diferensial total dari y , dan kemudian langsung membaginya
dengan diferensial du, hasilnya :
𝑑𝑦 𝜕𝑦 𝑑𝑥1 𝜕𝑦 𝑑𝑥2 𝜕𝑦 𝑑𝑢 𝜕𝑦 𝑑𝑣
= 𝜕𝑥 + 𝜕𝑥 + 𝜕𝑢 𝑑𝑢 + 𝜕𝑣 𝑑𝑢
𝑑𝑢 1 𝑑𝑢 2 𝑑𝑢

𝜕𝑦 𝑑𝑥1 𝜕𝑦 𝑑𝑥2 𝜕𝑦 𝑑𝑣
= 𝜕𝑥 + 𝜕𝑥 + 𝜕𝑢 [𝑑𝑢 = 0 karena 𝑣 tetap konstan]
1 𝑑𝑢 2 𝑑𝑢

Namun, mengingat bahwa kita mengubah-ubah u sementara v tetap konstan (sebagai suatu
derivatif tunggal tidak dapat menangani perubahan dalam u dan v), hasil di atas harus diubah
dalam dua cara : (1) derivatif dx1 / du dan dx2 / du di sebelah kanan harus ditulis kembali dengan
tanda parsial sebagai 𝜕𝑥1/𝜕𝑢 dan 𝜕𝑥2/ 𝜕𝑢, yang sejalan dengan fungsi g dan h dalam (8.12); dan
(2) perbandingan dy/du di sebelah kiri juga harus ditafsirkan sebagai suatu derivatif parsial,
meskipun – karena diperoleh melalui proses diferensial total dari y – sebenarnya berwujud
derivatif total. Untuk alasan ini, kita akan menggunakan nama derivatif parsial (partial total
derivatif), dan penulisannya dengan §𝑦 / §𝑢 ( menggunakan § daripada 𝜕) untuk
membedakannya dari derivatif parsial 𝜕𝑦/𝜕𝑢 yang sederhana, seperti hasil yang ditunjukkan di
atas, tidak lain merupakan tiga komponen yang jumlahnya adalah derivatif total parsial.

§𝑦 𝜕𝑦 𝜕𝑥1 𝜕𝑦 𝜕𝑥2 𝜕𝑦
(8.13) = 𝜕𝑥 + 𝜕𝑥 + 𝜕𝑢
§𝑢 1 𝜕𝑢 2 𝜕𝑢

Yang sebanding dengan (8.11). Perhatikan penampilan symbol 𝜕𝑦/𝜕𝑢 di sebelah kanan, yang
menghruskan penggunaan symbol baru §𝑦 / §𝑢 di sebelah kiri untuk menujukkan konsep yang
luas dari derivatif total parsial. Dengan cara yang sama, kita dapat memperoleh derivatif total
parsial yang lain, §𝑦 / §𝑢. Namun, karena peranan u dan v simetris dalam (8.12), maka tersedia
alternative yang mudah. Semua yang harus kita lakukan untuk memperoleh §𝑦 / §𝑢 adalah
menukar seluruh symbol u dalam (8.13) dengan v.

Penggunaan symbol yang baru §𝑦 / §𝑢 dan §𝑦 / §𝑣 untuk derivative total parsial, bila
tidak konvensional, merupakan tujuan yang baik untuk menghindri keraguan dengan derivati
parsial yang sederhana 𝜕𝑦/𝜕𝑢 dan 𝜕𝑦/𝜕𝑣 yang dapat timbul dari fungsi f sendiri dalam (8.12).
namun, dalam kasus khusus dimana fungsi f menggunakan bentuk y = f (x1 , x2) tanpa uraian u
dan v, maka derivative parsial yang sederhana 𝜕𝑦/𝜕𝑢 dan 𝜕𝑦/𝜕𝑣 tidak ditentukan. Jadi, dalam
kasus seperti itu tidak tepat untuk menggunakan symbol yang terakhir untuk derivatif total
parsial dari y terhadap u dan v, selama tidak ada keraguan yang mungkin timbul. Meskipun
dalam keadaan ini, sebaiknya digunakan symbol khusus demi kejelasan.

Anda mungkin juga menyukai