Anda di halaman 1dari 35

Fungsi Diferensiasi Parsial dari

Banyak Variabel

Materi Ke-5
1. Definisi Turunan Parsil

 y = f(x) fungsi variable tunggal


dengan turunan dy/dx

 Hukum Gas Ideal:

P = f (T,V,n) fungsi banyak variabel

Diferensiasi:

Turunan Parsial
Definisi formal dari turunan parsial dari fungsi z = f(x,y)
diberikan :

f/x = fx = zx f/y = fy = zy

z = f(x,y), x dan y variable bebas


Contoh :

3
2. Turunan Lebih Tinggi

Turunan pertama :

Turunan kedua :
Contoh :
1
Contoh 2:
 Operator /x dan /y commute jika :

Turunan ketiga :

Notasi
• Dalam beberapa aplikasi, khususnya dalam termodinamika,
perlu untuk menentukan secara eksplisit variabel mana (atau
kombinasi variabel) yang harus dijaga konstan. Hal ini
dicapai dengan menambahkan variabel konstan sebagai
subskrip ke simbol biasa untuk turunan parsial. Misalnya,
untuk fungsi tiga variabel f (x, y, z), symbol

• Turunan f terhadap x pada y dan z konstan


3. Perubahan Variabel
 Turunan Pertama
z = F(u,v), u = f (x,y) , v = g(x,y)
Turunan z terhadap y dan x adalah :

Dengan asumsi z, u dan v merupakan fungsi yang dapat


diturunkan
• Aplikasinya merubah koordinat kartesius menjadi
koordinat polar

z = f (x,y)
 Jika : z = F(u,v), dengan u dan v adalah fungsi variabel
tunggal t, u = f (t) , v = g(t)
Turunan z terhadap t adalah :

Contoh : tentukan nilai dz/dt


Solution. We have
z = xy 2  x 2 y
z z
 y 2  2 xy and  x 2  2 xy
x y

dx dy
 2at and  2a
dt dt
dz z dx z dy
 = .  .
dt x dt y dt

 ( y 2  2 xy ).2at  (2 xy  x 2 ).2a

 (4a 2t 2  4a 2t 3 ).2at  (4a 2t 3  a 2t 4 ).2a


 a3 (16t 3  10t 4 )
 Turunan Kedua
z = F(u,v), u = f (x,y) , v = g(x,y)
Turunan pertama z terhadap x adalah :

Turunan kedua z terhadap x adalah :

Dengan menggunakan aturan perkalian :


4. Diferensial Total

z = f(x,y), kita dapat mendefinisikan diferensial z dalam istilah


dz dalam istilah diferensial dy dan dx

Diferensial Total

Contoh :

2
• Contoh fungsi dari dua atau lebih variabel yang
dinyatakan dalam bentuk diferensial yang umum dalam
termodinamika: misalnya,
U = f (S, V

Difrensial total :
Dalam termodinamika kita akan sering menyimpulkan
hubungan dari bentuk :

Diferensial total :

Sifat commutative dari diferensial parsial :


Kita dapat menggunakan sifat ini sebagai kriteria bagi
keberadaan fungsi z = f (x, y) sehingga, untuk

Kondisi ini merupakan hubungan timbal balik Euler yaitu

Diferensial yang memenuhi hubungan ini


disebut diferensial eksak
 Fungsi f yang sesuai dengan diferensial eksak df disebut
fungsi keadaan. Banyak kuantitas penting dalam
termodinamika adalah fungsi keadaan.

 Contoh fungsi dalam termodinamika yang memiliki


diferensial eksak adalah volume, energi dalam U, entalpi
H, entropi S, energi bebas Helmholtz A, energi bebas
Gibbs G, dan fungsi-fungsi ini dikenal sebagai fungsi
keadaan.

 Kerja W dan panas q bukan fungsi keadaan.

 Fungsi keadaan adalah fungsi jika hanya tergantung pada


keadaan awal dan akhir saja, tidak tergantung pada jalannya
proses.
5.Fungsi Implisit
a. Fungsi Variabel tunggal
Kita dapat menggunakan diferensial total untuk
mendapatkan metode alternative untuk diferensial fungsi
implisit dari tipe f(x,y) = 0
Diferensial total :

karena f(x,y) = 0, maka df = 0


Contoh:
1. Tentukan dy/dx untuk x3 + y3 = 6xy.
• Penyelesaian :
f(x, y) = x3 + y3 – 6xy = 0
b. Fungsi dua Variabel
jika F(x,y,z)= 0

Jika y konstan, dy adalah nol dan kita memperoleh (dz / dx)


yang merupakan turunan parsial dari z terhadap x dengan y
konstant; maka

Kita juga bisa mendapatkan dz/dy pada x konstan


6. Transformasi Legendre dan Relasi Maxwell

Diferensial total :
• Kita bisa memperoleh diferensial total sama untuk fungsi
keadaan lain yaitu A, H dan G dari definisi mereka dalam hal
U, S, P, V dan T, yaitu

• Jika f adalah fungsi dari variable, x1, x2, x3…..xn, maka


• Jika kita perhatikan fungsi :

(1)

Diferensial total dari g adalah :

(2)

Transformasi
Legendre
Sehingga :

Dengan menggunakan persamaan (2) diperoleh:


Dengan cara yang sama kita akan mendapatkan :
Mengumpulkan hasil ini bersama dengan diferensial total :

(3)
Karena ekspresi dalam persamaan (3), kita dapat menerapkan
hubungan timbal balik Euler; sebagai contoh :

Hubungan Timbal balik Euler

Digunakan dalam termodinamika untuk menurunkan


Relasi Maxwell
Kita mendapatkan Relasi Maxwell :

Anda mungkin juga menyukai