Bidang SDA
Sejarah Singkat
Metoda Selisih Hingga diterapkan dalam aplikasi praktis pada awal
tahun 50’an. Salah satu penerapan yang bersejarah adalah saat
Pembangunan Bendungan Aswan di Sungai Nil (Mesir).
Meskipun demikian beberapa konsep yang mendasari metoda ini
(Misal Deret Taylor) ditemukan jauh sebelum penerapan
praktisnya.
Meskipun nampak berbeda, Metoda Selisih Hingga memiliki kaitan
yang erat dengan Metoda Elemen Hingga dan Metoda Volume
Hingga.
2 2 3 3 n n
∂ F Δx ∂ F Δx ∂ F Δx ∂ F
F( x +Δx ) = F ( x )+Δx + + +⋯+ +⋯
∂ x 2 ! ∂ x 3 ! ∂x
2 3 n ! ∂ xn
F(x)
B
x
x
x x+x
1
∂F
selanjutnya ∂x dapat dinyatakan sebagai
2 2 3 n−1 n
∂ F F (x +Δx ) − F( x ) Δx ∂ F Δx ∂ F Δx ∂ F
= + + +⋯+ +⋯
∂x Δx 2 ! ∂ x 3 ! ∂x
2 3 n ! ∂ xn
Jika suku-suku orde tinggi 0(x) diabaikan, akan didapat Pendekatan
Beda Maju (Forward Difference) dengan ketelitian orde-1sbb :
∂ F F ( x+ Δx)−F ( x )
= + 0( Δx )
∂x Δx
Jika notasi subsript digunakan, maka i = x dan i+1 = x+x, sehingga
∂ F F i+1 −Fi
= + 0( Δx )
∂x Δx
∂ F F (x )−F( x− Δx)
= + 0 ( Δx)
∂x Δx
atau dalam Notasi Subscript
2
∂ F F i−F i−1
= + 0 ( Δx)
∂x Δx
∂F
Maka ∂ x dapat dinyatakan sebagai :
3 3
∂ F F ( x+ Δx) − F( x− Δx) Δx ∂ F
= +2 +⋯
∂x 2 Δx 3 ! ∂ x3
Jika suku-suku orde tinggi 0(x2) diabaikan, akan didapat Pendekatan
Beda Tengah (Central Difference) dengan ketelitian orde ke-2 sbb :
∂ F F ( x+ Δx) − F( x− Δx)
= + 0 ( Δx 2 )
∂x 2 Δx
Dalam notasi subscript
∂ F Fi + 1 − F i − 1
= + 0 ( Δx 2 )
∂x 2 Δx
3
2. Langkah Penerapan Metoda Beda Hingga
4
tersedia, dapat dilakukan perbandingan hasil numerik dengan hasil
analitik.
Muka Air
Aquife
H
X
Untuk problem aliran air tanah diatas, dapat ditunjukan bahwa model
matematik yang menggambarkan problem fisik tsb dapat dinyatakan
sbb :
Persamaan Pengatur
2h
T q
x 2 (0 < x < L)
Syarat batas
h(0)
0
x di x=0 S.B. Neumann
h(L ) H di x=L S.B. Dirichlet
5
Dapat ditunjukan bahwa solusi analitik problem tsb adalah
(L2 x 2 )
hq H
2T
Titik Cermin
X = L/4
0 1 2 3 4 5
6
2) Diskritisasi Persamaan : Pada Model matematik terlihat bahwa
operator differensial pada persamaan pengatur adalah orde-2.
2h
T q
x 2 Bentuk Kontinyu (Continous Form)
Dengan operator beda hingga yang sesuai dan diskritisasi domain
seperti pada Gambar-2, diskritisasi dilakukan dengan pendekatan
beda tengah sbb :
h 2 h i h i1
Ti i1 2 q i
x Bentuk Diskrit (Discrete Form)
qi x 2
h i1 2 h i h i1
Ti
Karena q dan T sama untuk setiap titik grid, maka untuk titik
tengah (2 s/d 4) berlaku
h 2 h i h i1
Ti i1 q i
x 2
Dengan demikian
Titik-1 h0 2 h1 + h2 = q x2/T
Titik-2 h1 2 h2 + h3 = q x2/T
Titik-3 h2 2 h3 + h4 = q x2/T
Titik-4 h3 2 h4 + h5 = q x2/T
7
2 2 h1 q x 2 / T
1 2 1 h
2 q x 2 / T
2
1 2 1 h 3 q x / T
1 2 h 4 q x 2 / T H
qx= − ( )
T ∂h
B ∂x
Dengan pendekatan beda kebelakang didapat
qx= −
B (
T hi − hi−1
Δx )
=− (
1000 50−120
100 100 )
=7 . 0 m/hari →
8
Analitik Numerik
250
200
150
H (m)
100
50
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
x (m)
∂h(0 ) h2 −h0
=0 =0 h2 =h0
∂x 2 Δx atau
9
dapat disimpulkan bahwa metoda cermin adalah sama dengan
pendekatan beda tengah orde-2.
∂h(0 ) h2 −h1
=0 =0
∂x Δx atau h2 =h1
Setelah memasukan syarat batas Dirirclet pada titik-5 yaitu h 5 = H.
didapat
Titik-2 h1 2 h2 + h3 = q x2/T
Titik-3 h2 2 h3 + h4 = q x2/T
Titik-4 h3 2 h4 + H = q x2/T
Atau
[ ]{ } { }
−1 1 h2 −qΔx 2 /T
1 −2 1 h3 = −qΔx 2 /T
1 −2 h −qΔx 2 /T −H
4
∂h(0 ) −3 h1 + 4 h2 −h 3 4 h 2−h3
=0 =0 h1 =
∂x 2 Δx atau 3
Setelah memasukan syarat batas Dirirclet pada titik-5 yaitu h 5 = H.
didapat
Titik-2 h1 2 h2 + h3 = q x2/T
Titik-3 h2 2 h3 + h4 = q x2/T
Titik-4 h3 2 h4 + H = q x2/T
atau
10
[ ]{ } { }
−2/ 3 2/ 3 h2 −qΔx 2 / T
1 −2 1 h3 = −qΔx 2 / T
1 −2 h −qΔx 2 / T −H
4
11
Analitik Cara-1 dan 3 Cara-2
250
200
150
H (m)
100
50
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
x (m)
12
3.3 Penerapan Pada Persamaan Elliptic 2-D
13
Dalam persoalan diatas, Syarat Batas Dirichlet ditetapkan sebesar 0
= 100 m, Ketebalan aquifer B = 50 meter, Transmisibilitas T(x,y)
dianggap konstant sebesar T = 1000 m2/hari
Dirichlet BC
=
2 2
T( x, y ) 2 P( x, y )
2
x y dalam
14
Dengan operator beda hingga yang sesuai dan diskritisasi domain
seperti pada Gambar-6, diskritisasi dilakukan dengan pendekatan
beda tengah. Tinjau grid point (i,j ). Pada titik (i,j) turunan kedua
didekati dengan
2 2 i, j i,1j
i1, j 0( x ) 2
x 2 ( x ) 2
i, j
2 2 i, j i, j1
i, j1 0( x ) 2
y
2
( y ) 2
i, j
Maka bentuk diskrit pers pengatur adalah sebagai berikut :
Titik-(2,3)
1,3 2(1 ) 2,3 3,3 2,2 2,4 0
15
Titik-(3,3) 2,3 2(1 ) 3,3 4,3 3,2 3,4 P(i, j)
2,3 2(1 ) 3,3 4,3 3,2 3,4 Q p
1 0 0 0 0 0 0 2,2 (1 ) 0
1 1
0 0 0 0 0 3,2 0
0 1 0 0 0 0 0 4,2 (1 ) 0
0 0 1 0 0 0 2,3 0
0
0 1 1 0 0 3,3 Qp
0 0 0 1 0 0 4,3
0
0 0 0 0 0 1
0 2,4 (1 ) 0
0 0 0 0 0 1 1 3,4 0
0 0 0 0 0 0 1 4,4 (1 ) 0
16
2,4 = 87.5 m, 3,4 = 75.5 m, 4,4 = 87.5 m,
3) Perhitungan Variabel Sekunder : Dari harga variable pada titik-
titik grid selanjutnya dapat dihitung beberapa besaran tambahan
(disebut variable sekunder). Misal diinginkan menghitung flux
kecepatan pada titik (2,4). Dari rumus Darcy
T T
qx qy
B x B y
Dengan pendekatan beda tengah didapat
T i1, j i1,h 1000 75.5 87.5
qx 2.02 m/hari
B 2X
50 500
120
J=2 J=3 J=4
100
80
H (m)
60
40
20
0
0 200 400 600 800 1000
X (meter)
17
Gambar-7 : Gambar Penurunan Tekanan
Internal BC = 5
External BC = 10
Jika hasil solusi diplot dalam bentuk kontur, potongan muka air dan
prespektif permukaan air 3-D akan didapat hasil seperti ditunjukan
pada Gambar-9.
18
(a) Kontur Muka Air (b) Potongan J = 50
19