Anda di halaman 1dari 4

Deret Fourier

Deret Fourier adalah fungsi polinomial trigonometri yang mempunyai fleksibilitas tinggi.
Dengan ekspansi ke dalam bentuk deret Fourier, suatu fungsi periodik bisa dinyatakan
sebagai jumlahan dari beberapa fungsi harmonis, yaitu fungsi dari sinus dan cosinus, yang
termasuk fungsi sinusoidal. Diberikan definisi umum deret Fourier secara matematis sebagai
berikut

Definisi 1

Jika diberikan f ( x) merupakan suatu fungsi yang dapat diintegralkan dan diferensiabel
pada interval [ a , a+2 L ] , maka representasi deret Fourier pada interval tersebut yang
berkaitan dengan f ( x) yang memuat komponen trigonometri sinus dan cosinus adalah
sebagai berikut

a0 ∞
f ( x )= + ∑ (a cos k ¿ x+ bn sin k ¿ x) (1)
2 n=1 n

¿ nπ
dengan k ≈ ; n=1 , 2 ,3 , …. Adapun koefisien Fourierditentukan oleh formulasi berikut
L

a+2 L
1
a 0=
L
∫ f ( x ) dx
a

a+2 L
1
a n=
L
∫ ¿
f ( x ) cos k x dx
a

a+2 L
1
b n=
L
∫ ¿
f ( x ) sin k x dx
a

(Suslov, 2003)

Selanjutnya diberikan definidi terkait deret cosinus Fourier dan deret sinus Fourier

Definisi 2

Jika f ( x) fungsi gena, atau jika f (−x )=f ( x ) , maka koefisien Fourier b n=0. Dengan
demikian deret Fouriernya disebut deret cosinus Fourier. Jika f (x) dapat diintegralkan dan
diferensiabel pada interval [ 0 , L ] , maka deret cosinus Fouriernya sebagai berikut
a0 ∞
f ( x )= + ∑ an cos k ¿ x (2)
2 n=1

¿ nπ
dengan k ≈ :n=1 , 2 ,3 , … Adapun koefisien Fourier ditentukan oleh formula berikut:
L

L
2
a 0=
L0
∫ f ( x ) dx
L
2
a n= ∫ f ( x ) cos k x dx
¿
L 0

(Suslov, 2003)

Definisi 3

Jika f (x) fungsi gasal, atau jika f (−x )=−f ( x ) , maka koefisien Fourier a n=0. Dengan
demikian deret Fouriernya disebut deret sinus Fourier. Jika f ( x) dapat diintegralkan dan
diferensiabel pada interval [ 0 , L ] , maka deret sinus Fouriernya sebagai berikut

a0 ∞
f ( x )= + ∑ b sin k ¿ x (3)
2 n=1 n

¿ nπ
dengan k ≈ :n=1 , 2 ,3 , … Adapun koefisien Fourier ditentukan oleh formula berikut:
L

L
2
a 0= ∫ f ( x ) dx
L0
L
2
b n= ∫ f ( x ) sin k x dx
¿
L 0

(Suslov, 2003)

Oleh karena sifatnya yang periodik dan mampu mendekati pola data. Deret Fourier
sering digunakan sebagai estimator untuk suatu kurva regresi nonparametrik. Dengan
penyesuaian formulasi deret Fourier, Bilodeau (1992) mengkonstruksi estimator deret cosinus
Fourier pada (2) sebagai berikut

a^ 0 K
^f ( x)= + ∑ a^ cos kx (4)
2 k =1 k
jika terdapat pola tren dari suatu hubungan antara prediktor terhadap respon maka (4)
menjadi

a^ 0 K
^f ( x )= γ^ 1 x+ + ∑ a^ cos kx (5)
2 k =1 k

berbeda dengan Bilodeau (1992), Dette et al., (2009), dan (2016) menggunakan basis cosinus
dan sinus dari deret Fourier sebagai berikut

c^ 0 K
^f ( x )= + ∑ ( a^ cos kx + b^ k sin kx ) (6)
2 k=1 k

dengan c^ 0= a^ 0 + b^ 0 . Jika terdapat pola tren dari suatu hubungan antara prediktor terhadap
respon maka (6) menjadi

K
^f ( x )= γ^ 2 x+ c^ 0 +∑ ( a^ k cos kx + b^ k sin kx ) (7)
2 k=1

dengan konsep yang sama seperti pendekatan Bilodeau (1992), Dette et al., (2009), dan
(2016), dalam penelitian ini diusulkan pendekatan deret sinus Fourier sebagai berikut

^ K
^f ( x)= b 0 + ∑ b^ sin kx (8)
2 k=1 k

Jika terdapat pola tren dari suatu hubungan antara prediktor terhadap respon maka (8)
menjadi

^ K
^f ( x )= γ^ 3 x+ b 0 + ∑ b^ k sin kx (9)
2 k=1

dengan γ 1 , γ 2 , γ 3 , a 0 , b 0 , a k , b k , merupakan parameter yang nilainya diperoleh dari hasil


estimasi.

Pendekatan Bilodeau (1992) selama ini merupakan pendekatan yang sering digunakan
dalam penelitian regresi nonparametrik dan semiparametrik dengan pedekatan deret Fourier,
karena secara konsep dalam pemilihan k , yang disebut parameter osilasi sebagai representasi
bandwidth, optimal lebih mudah dibandingkan Dette et al., (2009), dan (2016) yang
menerapkan analisis aljabar dalam memilih k optimal.

Anda mungkin juga menyukai