Anda di halaman 1dari 10

NAMA Adela Putri

NIM 1905111376
KELAS 5B Pendidikan Matematika
Mata Kuliah MNASB

5.1. Beberapa Persamaan Diferensial Penting dan Teorema Fundamental


Seperti pada kasus persamaan diferensial biasa, maka persamaan diferensial parsial
dikatakan linier apabila persamaan diferensial parsial tersebut berderajat satu. Di sisi lain suatu
persamaan diferensial parsial juga ada yang disebut homogen dan non-homogen. Berikut adalah
beberapa persamaan diferensial parsial linier penting diperoleh dari suatu proses pemodelan
matematika :
∂2 u 2
2 ∂ u
1) = c Persamaan gelombang 1-dimensi
∂ t2 ∂ x2
∂u ∂2 u
2) ∂ t = c 2 2 Persamaan aliran panas 1-dimensi
∂x
∂2 u ∂2 u
3) + =0 Persamaan Laplace 2-dimensi
∂ x2 ∂ y2
∂2 u ∂2 u
4) + = f (x , y ) Persamaan Poisson 2-dimensi
∂ x2 ∂ y2
∂2 u ∂2 u ∂2 u
5) + + =0 Persamaan Laplace 3-dimensi
∂ x2 ∂ y 2 ∂ z2
dimana c adalah konstanta, t adalah waktu dan x, y, z adalah sumbu koordinat cartesius yang
masing-masing menyatakan dimensi panjang, dimensi lebar dan dimensi tinggi.

Teorema 5.1 (Teorema Fundamental) :


Jika u1 dan u2 merupakan solusi persamaan differensial parsial linier homogen pada suatu daerah,
maka kombinasi linier:
c 1 u 1+ c 2 u2=u . Dengan c 1dan c 2merupakan konstanta sembarang merupakan solusi persamaan
differensial parsial linier homogen pada daerah tersebut.

Prinsip Superposisi Secara Umum:


Jika u1, u2, u3, …, un merupakan solusi persamaan differensial parsial linier homogen pada suatu
daerah, maka : c 1 u 1+ c 2 u2 +c 3 u3+ …+c n un+… = u. Juga merupakan solusi persamaan differensial
parsial linier homogen pada daerah tersebut.

5.2. MSB: Persamaan Gelombang 1-Dimensi (Metode Pemisahan Variabel)


Fenomena atau Masalah :
Jika dawai atau tali sepanjang Lsatuan direntangkan dan kedua ujung-ujungnya
terikat/tetap, kemudian ditarik dengan simpangan (defleksi) awal diberikan oleh f (x) dan dilepas
dengan kecepatan awal diberikan oleh g( x) sehingga tali (dawai) tersebut bergetar. Maka
tentukan seperti apa fungsi gelombang dari tali yang kondisinya seperti ini.

Model/Kalimat Matematika :
∂2 u 2
2 ∂ u
= c , 0 ¿ x < L, t >0 … (5.1)
∂ t2 ∂ x2
u ( 0,1 )=0 ,u ( L ,t )=0 , t ¿ 0 … (5.2)
u ( x , 0 ) =f ( x), 0 ¿ x < L … (5.3)
∂u
∂t |
t =0
= g( x) … (5.4)

ternyata model atau kalimat matematika itu merupakan masalah syarat batas (MSB).

Solusi :
Menyelesaikan MSB itu berarti mencari suatu fungsi u ( x , t ) yang memenuhi PD (5.1) dan
memenuhi syarat batas (5.2), (5.3) dan (5.4). Untuk mencari fungsi tersebut digunakan metoda
pemisahan variabel atau disebut juga dengan metoda hasil kali, kemudian menggunakan teorema
fundamental (prinsip superposisi) dan selanjutnya menerapkan deret Fourier.

Langkah 1. Dua persamaan differensial biasa.


Metode hasil kali ini menghasilkan solusi bagi persamaan gelombang (5.1) yang berbentuk :
u ( x , t )=X ( x ) . T (t) … (5.5)
yang merupakan hasil kali dua fungsi, yang masing-masing tergantung pada salah satu peubah x
atau t. Dengan mendifferensialkan (5.5) diperoleh :
∂2 u ∂2 u
= X ( x ) . T (t dan = X left (x right ) . T(t
∂ t2 ∂ t2
Dengan menyisipkan ini ke dalam persamaan differensial (5.1) akan diperoleh :
X ( x ) . T (t) = {c} ^ {2} X ( x ) . T (t)
Jika dibagi dengan X left (x right ) . T(t) akan didapatkan :
X(x)
X left (x right )} = {{c} ^ {2} T left (t right )} over {T (t )
X left (x right )} over {X left (x right )} = {T ( t )
c2 T ( t)

Ternyata ruas kiri hanya mengandung fungsi X yang bergantung pada variabel x sedangkan ruas
kanan hanya mengandung fungsi T yang bergantung pada t. Ini berarti kesamaan ini hanya
berlaku atau bernilai benar apabila kedua ruas sama-sama merupakan fungsi konstan dan dengan
konstanta yang sama, katakanlah λ , sehingga diperoleh :
X left (x right )} over {X left (x right )} = {T ( t )

c 2 T (t)
Akibatnya akan menghasilkan dua persamaan differensial biasa ordo dua linier, yaitu :
X left (x right ) - λ X left (x right ) = … (5.6)

Atau
T left (t right ) - λ {c} ^ {2} T(t)= … (5.7)

Langkah 2. Memenuhi syarat batas


Sekarang akan dicari fungsi X dan T sebagai solusi bagi (5.6) dan (5.7) sedemikian sehingga
u=X ( x ) . T (t ) memenuhi syarat batas (5.2). Berarti:
u ( 0 , t ) =X ( 0 ) .T (t) = 0 dan u ( L ,t )= X ( L ) .T (t) = 0
Untuk semua t.

Karena persamaan diatas merupakan perkalian antara X(0), X(L) dan T(t), maka bila fungsi T (t )
= 0 , benar persamaan tersebut akan bernilai 0. Tetapi hal ini akan mengakibatkan u ( x , t ) juga
sama dengan nol.
Untuk itu, sengaja diambil T (t ) = 0 untuk menghindari solusi trivial, sehingga:
X ( 0 ) =0 dan X ( L )=0. Jadi diperoleh masalah syarat batas baru :
X left (x right ) - λ X left (x right ) =0, X left (0 right ) = dan X ( L )=0 …
(5.8)
Untuk menyelesaikan MSB (5.8) akan bergantung kepada nilai λ. Karena λ merupakan bilangan
rill. maka ada tiga kemungkinan nilai λyaitu λ> 0 , λ=0 , dan λ< 0. Sehingga untuk mencari solusi
MSB (5.8) tersebut akan ada 3 kasus, yaitu :
Kasus 1
Untukλ> 0, maka persamaan karakteristik PD (5.8) adalah:
n2 −λ=0
( n−√ λ )( n+ √ λ ) = 0
Sehingga diperoleh akar-akar karakteristiknya n1 = √ λ dan n2 = −√ λ, maka diperoleh solusi
umumnya adalah
X ( x )=¿ c 1 e√ λ x + c 2 e−√ λ x
Solusi umum ini harus memenuhi syarat batas :
(i) X ( x )=0
c 1 e0 + c 2 e0 = 0
c 1 +c 2=0
c 1=−c2

(ii) X ( L )=0
c 1 e√ λ x + c 2 e−√ λ x = 0

-c 2 e√ λ x + c 2 e−√ λ x = 0
c 2 ¿) = 0
Karena e−√ λ x −e √ λ x ≠ 0, maka diperoleh c 2 = 0. Karena c 2 = 0 maka c 1 = 0. Sehingga diperoleh
solusi X(x) = 0 (trivial).

Kasus 2
Untukλ=0, maka persamaan karakteristik PD (5.8) adalah:
n2 =0 . Jadi akar-akar karakteristiknya adalah n1 = n2 = 0. Sehingga diperoleh solusi
umumnya adalah
X ( x )=¿ c 1 e( 0) x + c 2 X e( 0) x
X ( x )=¿ c 1 +c 2 X
Solusi umum ini harus memenuhi syarat batas :
(i) X ( x )=0
c 1 +c 2 (0)=0
c 1=0
(ii) X ( L )=0
c 1 +c 2 ( L)=0
c 2=0
Karena c 1dan c 2 = 0 . maka diperoleh solusi MSB (5.8) adalah X(x) = 0 (trivial).

Kasus 3
Untuk λ< 0, maka persamaan karakteristik PD (5.8) adalah n2 + λ=0
Sehingga n=¿ ± √ λ
Berarti akar-akar persamaan karakteristiknya adalah n1 = i √ λ dan n2 = −i √ λ . Maka diperoleh
solusi umumnya adalah :
X ( x )=c 1 cos √ λ x + c 2 sin √ λ x
Solusi umum ini harus memenuhi syarat batas :
(i) X ( x )=0
c 1 cos √ λ(0) + c 2 sin √ λ (0)=0
c 1 cos(0) + c 2 sin(0)=0
c 1=0

(ii) X ( L )=0

c 1 cos √ λ(L) + c 2 sin √ λ (L)=0


c 2 sin √ λ ( L)=0
Karena ada dua kemungkinan yaitu sin ( √ λ L) = 0 atau ( √ λ L) ≠ 0, maka untuk menghindari
terjadinya solusi trivial sengaja dipilih sin ( √ λ L) = 0. Karena ( √ λ L) = 0, berarti boleh c 2 ≠ 0.
Dilain pihak diketahui bahwa :
sin nπ= 0 , n = 1, 2, 3, . . berarti :
n π = √ λ L, sehingga diperoleh :

√λ = L , n = 1, 2, 3, . .

Jadi diperoleh solusi MSB (5.8) adalah :

X ( x )=c 2 sin ( nπL ) x , n = 1, 2, 3, . .

Pilih c 2 = 1, Jadi :

X ( x )=sin ( nπL ) x , n = 1, 2, 3, . . …(5.9)

Sekarang perhatikan PD (5.7), maka untuk mencari solusi PD tersebut tentu diambil pada kasus
yang sama yaitu λ< 0. Jadi untuk λ< 0, maka persamaan karakteristik PD (5.7) adalah
n=¿ ± ic √ λ
Berdasarkan akar-akar persamaan karakteristik tersebut maka diperoleh solusi umum PD (5.7)
adalah:

T ( t )=c 3 cos c √ λ x + c 4 sin c √ λ x . Diperoleh bahwa √ λ = , maka :
L
c nπ c nπ
T ( t )=c 3 cos t + c 4 sin t …(5.10)
L L
Substitusikan (5.9) dan (5.10) ke solusi (5.5) maka diperoleh solusi PD (5.1) dan memenuhi
syarat batas (5.2) yaitu:
u ( x , t )=X ( x ) . T (t)

¿ C 2 sin ( nπL ) x (C cos cnπL t+ C sin cnπL t )


3 4

nπ cnπ nπ cnπ
¿ C C sin ( ) x cos t +¿ C C sin ( ) x sin (
L )
2 3 2 4 t¿
L L L

cnπ cnπ nπ
(
u ( x , t )= C C cos (
2 3
L )
t+C C sin2
L ) ( L)
t sin
4 x

cnπ cnπ nπ
u ( x , t )=( B cos
L ) ( L)
n t+ B ∗sinn t sin x
L

Digunakan simbolik Bn dan Bn∗¿ karena nantinya akan berhubungan dengan deret Fourier Sinus.
Langkah 3. Solusi masalah keseluruhannya
Karena PD (5.1) merupakan PD linier dan homogen, maka berlaku teorema fundamental (prinsip
superposisi). Berdasarkan prinsip superposisi tersebut maka diperoleh:
∞ ∞

u ( x , t )=∑ u n u ( x , t )=∑ ¿ ¿ ¿)sin( ¿x …(5.11)
n=1 n=1 L
juga merupakan solusi dari PD (5.1) dan memenuhi syarat batas (5.2).

Kemudian solusi (5.11) juga harus memenuhi syarat batas (5.3) u(x, 0) = f(x), maka diperoleh :


∑ ¿¿ ¿ sin ( L ¿ x = f(x) n = 1, 2, 3, . . Bila dikaitkan atau diterapkan deret Fourier,
n =1

ternyata bentuk terakhir ini merupakan deret Fourier Sinus, maka berarti koefesien Bn adalah:
L
2
Bn =
L ∫ f ( x ) sin( nπL x ¿ ) dx ¿ n = 1, 2, 3, . . Selanjutnya solusi U(x, t) (5.11) juga harus
0

memenuhi syarat batas (5.4)


∂u (x , t)
|t=0=g ( x ) ,maka :
∂t
∂u ( x , t)
=¿
∂t
∂u (x , t) cnπ nπ
∂t ( ) ( )
|t=0=
L
B n sin
L
x

cnπ nπ
B ∗sin ( ) x=g(x )
n
L L
Juga bila dikaitkan atau ditetapkan deret fourier ternyata bentuk terahkir ini merupakan deret
fourier sinus, maka berarto koefesien fouriernya adalah:
L
cnπ 2 nπ
Bn∗
L ( )
= ∫ g ( x ) sin
L0 L ( )
x dx

L
2 nπ
B ∗¿
n ∫ g ( x ) sin ( ) x dx
cnπ 0 L
Ahkirnya (finally) diperoleh solusi MSB dari persamaan gelombang (5.1) yang memenuhi syarat
batas (5.2), (5.3) dan (5.4) adalah:

cnπ cnπ nπ
u ( x , t )=∑ B n cos
n=1
( L
t+ Bn∗sin
L ) ( )
t sin
L
x , n=1,2,3 , … .

Dengan:
L
2 nπ
Bn= ∫ f ( x ) sin
L0 L
. dx ( )
L
2 nπ
Bn∗¿ ∫
cnπ 0
g ( x ) sin
L ( )
x dx

Bagaimana penerapan atau penggunaan dari rumus ini perhatikan dan ikuti teladan 15 berikut:

Teladan 15 : Tentukan solusi bagi persamaan gelombang jika kecepatan awalnya nol dan
defleksi awalnya berbentuk segitiga

2k L

{
f ( x )= L
x , 0< x <
2k L
L
x , <x<L
2
2

Solusi:

Kita dapat menggambarkan fungsi f(x) seperti berikut:

Adapun model matematikanya adalah:


∂2 u ∂2 u
=c 2 ,0< x< L , t> 0
∂ t2 ∂ x2

u ( 0 , t ) =0 ,u ( L , t ) =0 , t>0

2k L
u ( x , 0 ) =f ( x )=
{2k
L
L
x , 0< x <
L
2
( L−x ), < x < L
2

∂u
∂t |
t=0=g ( x ) =0

Karena kecepatan awalnya nol ¿) maka Bn∗¿ 0

Selanjutnya :

B n=
2
L [ 2k
2
nπx
( ) 2k
L
nπx
∫ L x sin L dx+∫ L ( L−x)sin L dx
0 L
2
( ) ]
nπx L
¿ 2
L nπ
[
4 k −L
x . cos
nπx
L
+
L 2

nπx 1 L
( )( ) ( )
sin +
L 2 nπ
0
(
|
L−x ) . cos
nπx
L

L 2
( )( ) ( )

sin
L|]L
2

4k
¿ ¿
L2

4k L 2 nπ
¿
L 2
.2
nπ( )sin
2

8k nπ
¿ sin
(nπ )2
2

Diketahui bahwa
1 , n=1,5,9
sin

2 {
= 0 , n=2,5,6
−1, n=3,7,1

Sehingga diperoleh Bn=¿

Jadi diperoleh fungsi gelombang yang merupakan solusi dari MSB tersebut


cnπ cnπ nπ
n=1
(
u ( x , t )=∑ B n cos
L
t+ Bn∗sin
L ) ( )
t sin
L
x

8k cπ 8k 3 cπ 3π
¿ cos x− 2 cos t sin x+ …−…
π 2
L 9π L L

Anda mungkin juga menyukai