Anda di halaman 1dari 6

BAB IV

PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIER ORDE YANG LEBIH TINGGI

Persamaan differensial linier orde n (n > 2) dapat dinyatakan dalam bentuk umum
dn y dn  1y dy
a n ( x)  a n  1( x )  ...  a 1( x )  a 0 ( x ) y  f ( x )
n n 1 dx
dx dx
atau
a n y (n)  a n  1y (n  1)  ...  a 1y ' a 0  f ( x )
dengan an, an-1,…., a1, a0 adalah fungsi x atau konstanta dengan an  0. Apabila an, an-1,…., a1, a0 adalah
konstanta, disebut sebagai persmaan dengan koefisien konstan. Sebaliknya bila fungsi x disebut
persamaan dengan koefisien variabel. Apabila ruas kanan sama dengan nol, persamaan disebut
persamaan homogen, sebaliknya disebut persamaan tak homogen.
1. Persamaan Homogen.
Untuk menentukan solusi umum suatu persamaan homogen dilakukan dengan caara yang
hampir sama seperti pada persamaan differensial linier orde dua, yaitu dengan menentukan akar-akar
persamaan bantu
anmn  an1mn1  ...  a1m  a 0  0
Misalnya jika persamaan bantu dapat difaktorkan menjadi
(m  m1)(m  m 2 ) 3 [r  (   j )][r  (   j )]  0
maka solusi umum untuk persamaan homogen adalah
y h  Ae m1x  (B  Cx  Dx 2 )e m 2 x  e x (E cos  x  F sin  x ) .
Contoh:
Selesaikanlah persamaan homogen
d 4 y d3 y d2 y
  20 0
dx 4 dx 3 dx 2
Penyelesaian:
Persamaan bantu adalah m 4  m3  20m2  m2 (m  5)(m  4)  0 dengan akar-akar –4, 5 dan satu
akar ganda dua yaitu 0. Jadi solusi homogen adalah
y  A  Bx  De 5 x  Ee 4 x 

a. Persamaan Dengan Koefisien Konstan.


Persamaan dengan koefisien konstan, dapat dinyatakan dengan
a n y (n) ( x )  a n  1y (n  1) ( x )  ...  a 1y ' ( x )  a 0 ( x )  0
dengan solusi umum
y( x)  C1 ( x)y 1 ( x)  C 2 ( x)y 2 ( x)  ...  Cn y n ( x)
dengan C1, C2 … Cn adalah konstanta sebarang.
Untuk menentukan n solusi bebas linier dimulai seperti pada persamaan orde dua dengan
mencoba suatu fungsi berbentuk y = emx. Jika dimisalkan L sebagai operator differensial untuk ruas
kiri persmaan yaitu
L [ y ]  a n y (n)  a n1y (n1)  ...  a 1y ' a 0  0
maka persamaan dapat ditulis dengan
L [ y](x)  0

37
38

Untuk y = emx kita peroleh


L [ e mx ]( x )  a n m n e mx  a n1m n1e mx  ...  a 1me mx  a 0 e mx
 e mx ( a n m n  a n1m n1  ...  a 1m  a 0 )  e mx P(m)
di mana P(m) adalah polinom
a n m n  a n1m n1  ...  a 1m  a 0
(a) Akar Berbeda.
Jika persamaan bantu memiliki akar-akar (m1, m2, ... mn) bilangan riil berbeda maka solusi umum untuk
persamaan homogen adalah
y 1 ( x )  e m1x ; y 2 ( x )  e m 2 x  ...  y n ( x )  e mn x
Karena fungsi-fungsi tersebut adalah bebas linier, dan dengan mengasumsikan C1, C2, … Cn adalah
konstanta sebarang maka solusi umum persamaan homogen adalah
y( x )  C 1e m1x  C 2 e m2 x  ...  C n e mn x
Contoh:
Tentukan solusi umum dari y' ' '2y' '5 y'6y  0
Penyelesaian
Persamaan bantu
m 3  2m 2  5m  6  0
Akar akar persamaan itu adalah 1, -2 dan 3, sehingga solusi umum persamaan itu adalah
y ( x )  C 1e x  C 2 e  2 x  C 3 e 3 x
(2) Akar Kompleks.
Apabila persamaan bantu mempunyai akar kompleks saling konjugat  + j dan  - j solusi
yang bersesuaian dengan akar kompleks tersebut adalah
e x cos  x dan e x sin  x
Contoh:
Tentukan solusi umum dari y' ' ' y' ' 3y' 5 y  0
Penyelesaian
Persamaan bantu
m 3  m 2  3m  6  0
Akar akar persamaan itu adalah m1 = - 1, m2 = -1+ j2 dan m3 = -1 – j2. Jadi solusi umum adalah
y( x )  C 1e x  C 2 e  x cos 2 x  C 3 e  x sin 2 x  C 1e x  e  x ( C 2 cos 2 x  C 3 sin 2 x )
(3) Akar Berulang.
Apabila persamaan bantu memiliki sebanyak n akar yang sama (berulang) yaitu m1, maka solusi
umum yang bersesuaian dengan akar berulang tersebut adalah
e m1x ; xe m1x ; x 2 e m1x ...x n1e m1x
Contoh:
1. Tentukan solusi umum dari y ( 4 )  y ( 3)  3 y ' ' 5 y '2 y  0
Penyelesaian
Persamaan bantu:
39

m 4  m 3  3 m 2  5m  2  0
Akar akar persamaan itu adalah m1 = 1, m2 = 1, m3 = 1 dan r4 = –j2. Karena 1 adalah akar berulang
tiga kali maka solusi umum adalah
y( x )  C 1e x  C 2 xe x  C 3 x 2 e x C 4 e 2 x
2. Tentukan solusi umum dari y ( 4 )  8 y ( 3)  26 y ' ' 40 y '25 y  0
Penyelesaian
Persamaan bantu
m 4  8m 3  32 m 2  40m  25  0
Akar akar persamaan itu adalah m1 = 2 + j1, m2 = 2 + j1, m3 = 2 + j1 dan r4 = 2 – j1. Jadi solusi umum
adalah
y( x )  C 1e 2 x cos x  C 2 xe 2 x cos x  C 3 e 2 x sin x  C 4 xe 2 x sin x
atau
y( x )  e 2 x ( C 1 cos x  C 2 x cos x  C 3 sin x  C 4 x sin x )

2. Persamaan Tak Homogen.


Untuk menentukan solusi partikulir (solusi tak homogen) yp dapat dilakukan dengan cara yang
hampir sama seperti pada persamaan orde dua.
a. Metode koefisien tak tentu.
Apabila koefisien persamaan adalah konstanta, maka metode koefisien tak tentu dapat
digunakan seperti pada p. d. linier orde dua.
Contoh:
Selesaikanlah y ' ' ' ( t )  3y ' ' ( t )  4 y ( t )  te 2 t .
Penyelesaian:
Solusi homogen persamaan ini adalah
y h ( t )  C1e  t  C 2e 2t  C 3 te 2t .
Misalkan y p (t )  ( A1t 3  A 0 t 2 )e 2t .
Dengan substitusi yp ke y, diperoleh A1 = 1/18 dan A0 = -1/18. Sehingga
1
y p ( t )  ( t 3  t 2 )e 2 t .
18
Dengan demikian solusi umum adalah
1
y = yh + yp = C1e t  C2e 2t  C 3 te 2t . + ( t 3  t 2 )e 2t . 
18
Untuk suatu pemahaman yang lebih baik tentang mengapa metode koefisien tak tentu bekerja
pada persamaan linier koefisien konstan, berikut ini dijelaskan suatu prosedur pemecahan persamaan
tak homogen yang dimulai dengan mentransformasi persamaan tak homogen menjadi persamaan
homogen. Untuk itu diperkenalkan konsep penghapus (annihilator).
Sebuah operator differensial linier A disebut menghapuskan (annihilate) suatu fungsi f jika
A[f](x) = 0 untuk semua x.
yaitu A menghapus f jika f adalah sebuah solusi persamaan differensial linier tersebut.
Sebagai contoh A = D – 3 menghapus f(x) = e3x karena
(D – 3)[e3x] = 3e3x – 3e3x = 0.
Juga A = D – 4D + 20 adalah sebuah penghapus (annihilator) dari e2xsin 4x karena fungsi ini
2

memenuhi persamaan y’’ – 4y’ + 20y = 0.


40

Untuk persamaan bantu (karakteristik) dengan akar berulang, operator differensial (D – r)m,
dengan m bilangan bulat positip menghapus setiap fungsi
erx, xerx, ..., xm-1erx,
Lebih jauh, operator differensial [(D – )2 + ]m menghapus setiap fungsi berbentuk
e  x cos  x, xe  x cos  x, ..., x m  1e  x cos  x
e  x sin  x, xe  x sin  x, ..., xm  1e  x sin  x
karena ini semua adalah solusi bebas linier 2m untuk [(D – )2 + ]m y = 0.
Contoh:
Tentukan operator differensial yang menghapus 6xe-4x + 5exsin 2x.
Jawab:
Dari pemeriksaan didapat bahwa (D + 4)2 menghapus f1(x) = 6xe-4x dan f2(x) = 5exsin 2x
dihapus oleh operator (D – 1)2 + 4. Selanjutnya operator campuran A:= (D + 4)2[(D – 1)2 + 4]
yang sama dengan operator [(D – 1)2 + 4](D + 4)2 menghapus f1 dan f2. Dengan kelinieran, A
juga menghapus f1 + f2.
Sekarang ditunjukkan bagaimana sebuah annihilator dapat digunakan untuk menentukan
solusi partikulir (solusi tak homogen) persamaan tak homogen tertentu. Pandang persamaan
differensial linier orde n koefisien konstanta.
a n y (n) ( x )  a n1y (n1) ( x )  ...  a 1y ' ( x )  a 0 y( x )  f ( x )
yang dapat ditulis dalam bentuk operator
Ly( x)  f ( x)
dengan
L = a n D n y  a n 1D n 1  ...  a 1D  a 0
Asumsikan bahwa A adalah operator differensial dengan koefisien konstan menghapus (annihilate)
f(x) maka
AL y( x)  Af ( x)  0
sehingga setiap solusi untuk Ly( x)  f ( x) adalah solusi untuk AL y( x)  0 yang melibatkan
perpaduan operator A dan L. Karena persamaan terakhir ini memiliki koefisien konstan, kita dapat
memakai metode sebelumnya untuk menentukan solusi umum. Dengan membandingkan kepada
solusi umum dari AL y( x)  0 , adalah mungkin untuk menentukan bentuk solusi partikulir (yp)
untuk persamaan Ly( x)  f ( x) . Metode ini disebut metode Annihilator.
Contoh:
1. Tentukan operator differensial yang menghapus (annihilates) 6xe-4x + 5exsin2x
Penyelesaian:
Perhatikan kedua fungsi dalam penjumlahan tersebut Perhatikan bahwa (D + 4)2 mengannihilate
fungsi f1(x) = 6xe-4x. Lebih jauh f2(x) = 5exsin2x diannihilate oleh operator (D – 1)2 + 4. Jadi gabungan
operator A = (D + 4)2[(D – 1)2 + 4] yang sama dengan operator [(D – 1)2) + 4](D + 4)
mengannihilate f1 dan f2. Dengan sifat kelinieran A juga mengannihilate f1 + f2.
2. Tentukan solusi umum untuk y’’ – y = xex + sin x.
Jawab:
Solusi homogen persamaan itu adalah C1e-x + C2e2x. Ketakhomogenan xex membutuhkan bentuk
solusi x(C3 + C4x)ex. Untuk mengakomodasi ketakhomogenan sin x diperlukan bentuk koefisien tak
tentu C3sin x + C4cos x. Nilai untuk C3 sampai C6 ditentukan melalui substitusi
y p ' ' y p  [C 3 xe x  C 3 x 2e x  C 5 sin x  C 6 cos x ]' '
 [C 3 xe x  C 3 x 2e x  C 5 sin x  C 6 cos x ]  sin x  xe x
Diperoleh C3 = -1/4; C4 = 1/4 ; C5 = - ½ dan C6 = 0. Jadi solusi umum adalah
41

1 1 x 1
y ( x )  C1e  x  C 2 e x  x(   x )e  sin x
4 4 2
b. Metode variasi parameter.
Misalkan sebuah persamaan berbentuk
dn y d n 1 y dy
a n ( x)  a n 1 ( x )  ...  a 1 ( x)  a 0 ( x ) y  g( x)
dx n dx n1 dx
mempunyai solusi homogen
y h ( x)  C1y 1( x)  C 2 y 2 ( x)  ...  Cn y n ( x)
dengan C1, C2, ..., Cn adalah konstanta sebarang dan {y1, y2, ..., yn} adalah suatu solusi fundamental
untuk persamaan homogen yang berpadanan. Asumsikan solusi partikulir (tak homogen) adalah
y p ( x)  v 1 ( x) y 1 ( x)  v 2 ( x) y 2 ( x)  ...  v n ( x) y n ( x) .
Selanjutnya ditentukan vk(x) yaitu
g( x) Wk ( x)
v k ( x) 

Wy 1 , y 2 ,... , y n ( x)
dx, k  1,2,..., n

sehingga
n

 y k ( x) Wy 1, y 2 ,...k , y n ( x) dx


g( x ) w ( x )
y p ( x) 
k 1
dengan
y1 y2 ... yn
... ... ... ...
Wy 1 , y 2 ,..., y n ( x )  (n 2) ( n 2 ) (n 2 )
y1 y2 ... yn
(n1) (n1) (n1)
y1 y2 ... yn
dan
Wk ( x )  ( 1) nk W y 1 ,..., y k 1 , y k  1 ,..., y n ( x ); k  1,2,..., n .

Contoh: Tentukan solusi umum untuk persamaan Cauchy-Euler


x 3 y ' ' '  x 2 y ' '  2 xy '2y  x 3 sin x. , x >0
apabila diberikan {x, x-1, x2} adalah suatu himpunan solusi fundamental untuk persamaan homogen
yang berpadanan.
Penyelesaian:
1 2 2
Bentuk standard persamaan itu adalah y ' ' '  y ' '  y '  y  sin x., x  0
x x2 x3
Di sini kita lihat bahwa g(x) = sin x. Karena {x, x , x } adalah sebuah himpunan solusi fundamental,
-1 2

kita dapat solusi partikulir (tak homogen) berbentuk


yp(x) = v1(x)x + v2(x)x-1 +v3(x)x2.
Selanjutnya dihitung
x x 1 x2
 
W x, x 1, x 2 ( x)  1  x  2 2x  6x 1.
0 2x 3 2

 
W1( x )  ( 1)( 3 1) W x 1, x 2 ( x )  ( 1) 2
x 1
 x 2
x2
2x
 3. ;
42

 
W2 ( x )  ( 1)( 3  2) W x, x 2 ( x )  ( 1)
x x2
1 2x
 x2

 
W3 ( x )  ( 1)( 3  3) W x, x 1 ( x )  ( 1) 0
x x 1
1  x 2
 2 x 1.

Dengan substitusi hasil-hasil ini diperoleh:


2 1
(sin x )3 1 (sin x )(  x ) 2 (sin x )( 2 x )
y p ( x)  x

 6 x 1
dx  x

 6 x 1
dx  x

 6 x 1
dx

1 1 1
 2 6 
 x (  x sin x ) dx  x 1 x 3 sin x dx  x 2
3 
sin x dx
1
 cos x  x sin x .
Dengan demikian solusi umum adalah
y = yh + yp = cos x  x 1 sin x + C1x + C2x –1 + C3x2,
di mana C1, C2, dan C3 adalah konstanta sebarang.

Soal Latihan.
1. Tentukan penyelesaian persamaan differensial berikut
a. y’’’ + y’’ – y’ = 0. b. 6z’’’ + 7z’’ – z’ – 2z = 0.
c. y(4) + 4y’’’ + 6y’’ + 4y’ + y = 0 d. y(4) + 4y’’ + 4y = 0
e. ’’’ + 5’’ + 5’ - 11 = 0.
2. Selesaikan masalah nilai awal berikut
a. y’’’ – y’’ – 4y’ + 4y = 0; y(0) = -4 y’(0) = -1; y’’(0) = -19
b. y’’’ + 7y’’ + 14y’ + 8y = 0; y(0) = 1; y’(0) = -3; y’’(0) = 13
c. y’’’ – 4y’’ + 7y’ – 6y = 0; y(0) = 1; y’(0) = 0; y’’(0) = 0.
3. Gunakan substitusi y = xr untuk membantu menentukan suatu himpunan solusi fundamental
persamaan Cauchy-Euler berikut.
a. x3y’’’ + x2y’’ – 2xy’ + 2y = 0 x>0
b. x4y(4) + 6x3y’’’ + 2x2y’’ – 4xy’ + 4y = 0 x>0
 + j  + j)ln x 
[Petunjuk: x =e( = x {cos( ln x) + jsin( ln x)}].
4. Selesaikan persamaan tak homogen berikut dengan metode koefisien tak tentu.
a. y’’’ – 2y’’ – 5y’ + 6y = ex + x2
b. y’’’ + y’’ – 5y’ + 3y = e-x + sin x
c. y’’’ + 2y’’ – 9y’ – 18y = -18x2 – 18x + 22; y(0) = -2; y’(0) = -8; y’’(0) = -12
d. y’’’ - 2y’’ – 3y’ + 10y = 34xe-2x – 16e-2x – 10x2 + 6x + 34; y(0) = 3; y’(0) = 0; y’’(0) = 0
5. Gunakan metode variasi parameter untuk menyelesaikan persamaan tak homogen
a. y’’’ – 3y’’ + 4y = e2x
b. y’’’ – 2y’’ + y’ = x
c. y’’’ + y’ = tan x; 0 < x < /2
d. x3y’’’ –3x2y’’ +6xy’ - 6y = x -1 , x > 0 . (khusus untuk d., adalah persamaan Cauchy-Euler yang
ditentukan bahwa {x, x2, x3} adalah suatu himpunan solusi fundamental untuk persamaan
homogen yang berpadanan)

Anda mungkin juga menyukai