Anda di halaman 1dari 15

A.

PERSAMAAN DIFFERENSIAL LINIEAR TAK-HOMOGEN


Bentuk umum Persamaan Differensial linear tak-homogen adalah:
( n) (n−1 )
an ( x ) + y + a n−1 ( x ) y + . .. + a1 ( x ) y ' + a 0 ( x ) y = f ( x ) ............................(4.6)

Atau secara singkat dapat ditulis:


n
∑ a i ( x ) y (i ) = f ( x )
i =0 ..........................................................................................(4.7)
Fungsi f disebut suku tak-homogen untuk Persamaan Differensial (4.6)

Definisi 4.2
Dengan setiap Persamaan Differensial tak-homogen (4.7), ada satu pautan Persamaan
Differensial ditentukan oleh:
n
∑ a i ( x ) y (i ) = 0
i=0 ......................................................................................(4.8)
(Santoso Widiarto. Persamaan Differensial Biasa dengan Penerapan Modern. 1988:109)
Definisi 4.3
Jika n fungsi-fungsi y1, y2, … ,yn membentuk sistem fundamental penyelesaian untuk
Persamaan Differensial homogen (4.8), maka fungsi yn yang ditentukan oleh:
y n = C1 y 1 + C 2 y 2 + ... + C n y n
dimana Ci konstanta sebarang, disebut sebagai penyelesaian homogen untuk persamaan (4.7).
(Santoso Widiarto. Persamaan Differensial Biasa dengan Penerapan Modern. 1988:109)

Catatan
Penyelesaian homogen pada definisi 4.3 bukan penyelesaian sebenarnya dari persamaan (4.7).
Ini adalah penyelesaian umum dari Persamaan Differensial homogen pautan.
Sekarang, kita perhatikan persamaan tak-homogen orde dua berikut.
} } `+`p left (x right )y rSup { size 8{'} } `+`q left (x right )y`=`f left (x right )} { ¿¿
L[ y] = y ¿
dimana p(x), q(x), dan f(x) adalah fungsi-fungsi kontinu pada suatu interval I. Dalam kasus ini
kita mempunyai teorema-teorema penting berikut.

Teorema 4.3
Jika Y1 dan Y2 adalah solusi-solusi dari persamaan tak-homogen, Dan jika y1 dan y2
adalah basis atau pembangun dari solusi-solusi untuk persamaan homogen, maka y1 dan
y2 merupakan basis ruang Penyelesaian.
(Rustanto Rahadi, dkk. Persamaan Differensial Biasa. 2003:94)

Bukti
Misalkan y1 dan y2 masing-masing merupakan penyelesaian dari masalah nilai awal:
L y 1=0 , y 1 ( x 0 )=1, y '1 ( x0 ) =0

L y 2=0 , y 2 ( x 0 ) =0 , y'1 ( x 0 )=1


Untuk menunjukkan bahwa ruang penyelesaian tersebut membentuk basis, maka langkah
berikutnya adalah membuktikan bahwa c1 dan c2 adalah konstanta-konstanta. Untuk melihat hal
tersebut benar, kita catat dengan definisi y1 dan y2 membangun ruang selesaian. Misalkan
y=u (x) sembarang selesaian dari Persamaan Differensial L y =0 , dan misalkan:
u( x o )= c1 u ' ( x o )=c 2
Dengan C 1, C 2 konstanta. Maka y=u ( x ) merupakan penyelesaian yang tunggal dari masalah nilai
awal:
L y =0
y ( x o )=c 1 y ' ( x o )= c2
Oleh karena itu jika kita definisikan:
w ( x )=C 1 y1 ( x )+ C2 y 2 ( x )
Maka w ( x ) memenuhi masalah nilai awal. Jadi dengan sifat ketunggalan penyelesaian, kita harus
mempunyai
u ( x )=w ( x )
Hal ini adalah,
u=C1 y 1+C 2 y 2
Oleh karena itu, kita dapat menunjukkan bahwa setiap penyelesaian L y =0 dapat ditulis sebagai
kombinasi linear penyelesaian-penyelesaian yang bebas linear y1 dan y2 dan juga penyelesaian ini
membangun ruang penyelesaian. Berarti {y1, y2} merupakan basis ruang penyelesaian tersebut.
Maka solusi umumnya adalah:
u=C1 y 1+C 2 y 2
dengan c1 dan c2 adalah konstanta-konstanta. Kita akan gunakan teorema ini untuk membuktikan
teorema berikut.
Teorema 4.4
Solusi umum persamaan tak-homogen dapat dinyatakan sebagai:
y=ϕ ( t )=c 1 y 1 +c 2 y 2 +Y (t ),
dimana y1 dan y2 adalah basis dari persamaan homogen, c1 dan c2 adalah konstanta-konstanta,
dan Y (t) adalah penyelesaian khusus dari persamaan tak-homogen.
(Rustanto Rahadi, dkk. Persamaan Differensial Biasa. 2003:96)
Bukti
Teorema ini mengikuti langsung dari teorema terdahulu dengan memisalkan:
Y1 = θ(t) dan Y2(t) = Y (t) sehingga:
Y 1−Y 2 =ϕ ( t ) −Y (t)=c 1 y 1 +c 2 y 2

sehingga memberikan ke kita


ϕ ( t )=c 1 y 1+ c2 y 2 +Y (t )

Teorema ini memberikan saran kepada kita bagaimana membangun solusi persamaan tak-
homogen
1. Temukan solusi umum persamaan homogennya
2. Temukan sebuah solusi untuk persamaan tak-homogen
3. Jumlahkan keduanya
4. Temukan c1 dan c2 dari kondisi-kondisi awalnya.

Teorema 4.5
Jika y1, y2, … ,yn membentuk sistem fundamental untuk persamaan (4.8) maka fungsi yh,
dan jika yp suatu penyelesaian khusus (partikuler) dari (4.7), maka penyelesaian dari (4.7)
dapat ditulis dalam bentuk
yu = yh + yp = C1 y1 + C2 y2 + … + Cn yn + yp ........................................ (4.9)
(Santoso Widiarto. Persamaan Differensial Biasa dengan Penerapan Modern. 1988:109)

Bukti
Cukup ditunjukkan bahwa yu seperti yang tertulis dalam pernyataan (4.9) memenuhi
Persamaan Differensial (4.7) dan bahwa setiap penyelesaian y dari Persamaan Differensial (4.7)
dapat ditulis dalam bentuk persamaan (4.9). Dengan mensubstitusikan y ke dalam Persamaan
Differensial (4.8), diperoleh:
n n
(i )
∑ ai (x ) y = ∑ a i ( x ) [ C1 y1 + C 2 y 2 + . . . + C n y n + y p ](i )
i =0 i=0
n
= ∑ ai ( x ) [ C 1 y (1i ) + C 2 y (2i ) + . .. + C n y (ni ) + y (pi ) ]
i =0
n n n n
= C 1 ∑ ai ( x ) y (1i ) + C 2 ∑ ai ( x ) y (2i ) + . . . + C n ∑ ai ( x ) y (ni ) + ∑ ai ( x ) y (pi )
i=0 i =0 i=0 i=0
n
= ∑ ai ( x ) y (1i ) = C1 . 0 + C2 . 0 + .. . . + C n . 0 + f ( x ) = f ( x )
i=0

Dari penyelesaian di atas, fungsi y seperti yang didefinisikan oleh persamaan (4.9)
memenuhi persamaan (4.7). Sekarang, misalkan y sebarang penyelesaian Persamaan
Differensial (4.7). Kita akan membuktikan bahwa dapat ditulis dalam bentuk persamaan (4.9).
Ini sepadan dengan membuktikan bahwa Y-yp memenuhi Persamaan Differensial homogen (4.8).
Nyatalah,
n n n

 a  x  Y  y 
 i
  ai  x  Y  i    a  x  y   F  x  F  x  0
i
i p i p
i 0 i0 i 0

Lengkaplah bukti di atas.


Dari teorema ini dan kenyataan bahwa beberapa bagian terakhir memberikan keterangan
yang meliputi sistem fundamental penyelesaian dari persamaan (4.8), perlu memusatkan
perhatian pada metode yang berkaitan dengan pencarian penyelesaian khusus yp. Terdapat dua
metode pokok yang terkenal untuk mencari suatu penyelesaian khusus (partikuler), yakni dengan
metode koefisien tak-tentu dan metode variasi parameter. Berikut penjelasannya.
1. Persamaan Differensial Tak-Homogen dengan Metode Koefisien Tak-tentu
Kita tahu persis bagaimana menemukan solusi-solusi homogen (juga sering disebut
solusi komplemen yh). Akan tetapi belum diketahui bagaimana menemukan solusi khusus
persamaan tak-homogen ( juga sering disebut dengan solusi partikular yp). Solusi partikularnya
dapat ditentukan dengan metode koefisien tak-tentu, jika θ(x) mempunyai bentuk yang tepat.
Berikut bentuk-bentuk θ(x) yang mungkin dalam metode koefisien tak-tentu:
a. θ ( x )=Pn (x) ,
Polinomial tingkat ke-n dalam x.
Asumsikan solusinya memiliki bentuk:
y p= A n x n + An−1 x n−1 +…+ A 1 x + Ao
Dimana A j ( j=0,1,2,3 ,… n) adalah konstanta yang harus ditentukan.

Contoh 9:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu
y ' ' − y ' −2 y=4 x2
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ' ' − y ' −2 y=0
x 2−x−2=0
( x−2 ) ( x+1 ) =0
x=2 atau x=−1
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=C 1 e2 x +C 2 e−x
Solusi khusus, misal a 2 x 2+ a1 x +a o
y p=a2 x 2 +a1 x+ ao
y 'p=2a 2 x +a1
y 'p' =2 a2
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:
y ' − y −2 y =4 x 2
2 a2−( 2a 2 x +a1 ) −2 ( a2 x2 + a1 x +ao ) =4 x 2

−2 a2 x2 −( 2 a2 +2 a1 ) x −2 a0−a 1+2 a 2=4 x 2 +0 x+ 0


Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
−2 a2=4 −( 2 a2 +2 a1 ) =0 −2 a0 −a1 +2 a2=0
a 2=−2 −(−4+2 a 1) =0 −2 a0 −2−4=0
a 1=2 a 0=−3
Jika sistem ini diselesaikan, diperoleh a 2=−2 , a1=2 , a0=−3. Jadi diperoleh:
y p=a2 x 2 +a1 x+ ao
¿−2 x 2 +2 x−3
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
¿ C 1 e 2 x +C2 e−x −2 x 3 +2 x −3

Contoh 10:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
y ' ' +3 y ' +2 y=x 2+ 4
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ' ' +3 y ' +2 y=0
x 2+ 3 x +2=0
( x +2 )( x +1 )=0
x=−2 atau x =−1
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=C 1 e−2 x + C2 e−x
Solusi khusus, misal a 2 x 2+ a1 x +a o
y p=a2 x 2 +a1 x+ ao
y 'p=2a 2 x +a1
y 'p' =2 a2 y 'p' =2 a2
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:
y ' ' +3 y ' +2 y=x 2+ 4
2 a2 +3 ( 2 a2 x + a1 ) +2 ( a2 x2 + a1 x +ao ) =x 2 +4

2 a2 x2 + ( 6 a2 x +3 a1 ) +2 a0 +2 a1 x+ 2 a2 x 2=x 2 +0 x+ 4

2 a2 x2 + ( 6 a2 x +2 a1 ) x+2 a 0+ 3 a1+ 2 a2=x 2+ 0 x + 4


Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
2 a2=1 ( 6 a 2+ 2a 1) =0 2 a0 +3 a1 +2 a2 =4
1 3
a 2= ¿ 1− +2 ao=4
2 2
2 a1=−3 a1 2 ao =15/2
−3
a 1= a o=15/ 4
2

Jika sistem ini diselesaikan, diperoleh


1 −3 15
a 2= , a1= , a 0=
2 2 4
Jadi diperoleh y p=a2 x 2 +a1 x+ ao
1 2 3 15 1 2 3 15
¿ x − x+ ¿ x − x+
2 2 4 2 2 4
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
1 3 15
¿ C 1 e−2 x +C 2 e− x + x 2− x +
2 2 4
1 3 15
¿ C 1 e−2 x +C 2 e− x + x 2− x +
2 2 4
Contoh 11:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
y ″ + 2 y ' =x +2
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ″ + 2 y ' =x +2
λ 2+2 λ=0
λ ( λ+ 2 )=0
λ=0 dan λ=−2
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=c1 + c2 e−2 x
Solusi khusus:
y p=x ( A0 + A1 x )= A1 x 2+ A 0 x

y 'p=2 A1 x+ A 0
y 'p' =2 A 1
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam persamaan differensial, diperoleh:
2 A 1 +2 ( A 0 +2 A 1 x )=x +2

( 2 A 1 +2 A 0 ) +4 A 1 x=x +2

Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:


4 A 1=1 2 A 1 +2 A 0=2
1 1
A 1= +2 A 0=2
4 2
3
2 A 0=
2
3
A0 =
4
1 3
Jika sistem ini diselesaikan, kita memperoleh a 1= , a0= Jadi diperoleh : y p=a1 x +a o
4 4

¿x ( 34 + 14 x)
3 1
¿ x+ x 2
4 4
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
3 1
¿ c 1 +c 2 e−2 x + x + x 2
4 4
b. θ ( x )=k e αx
k dan α adalah konstanta-konstanta yang diketahui.
Asumsikan solusinya memiliki bentuk:
y p= A eαx
Dimana A adalah konstanta yang harus ditentukan.

Contoh 12:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
y ' ' −3 y ' −4 y =3 e 2t
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ' ' −3 y ' −4 y =3 e 2t
2
λ −3 λ−4=0
( λ+ 1) ( λ−4 )=0
λ=−1, λ=4
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=c1 e− x +c 2 e 4 x
Solusi khusus,
y p= Ae2 t
y p '=2 Ae2 t
y p ″=4 Ae2 t
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:
4 Ae 2t −3(4.2) Ae2 t −4 Ae2 t =3 Ae 2t
Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
Karena e 2 t ≠0 maka membagi kedua ruas persaman dengan e 2 t ,yang akan menghasilkan
4 A−6 A−4 A=3
−1
A=
2
−1
Jika sistem ini diselesaikan, maka diperoleh A= , sehingga:
2
y p=−1/2e 2 t
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
¿ c 1 e−x +c 2 e 4 x −1/2 e2 t
Contoh 13 :
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
y ' ' + y ' −6 y=( x +3) e x
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ' ' + y ' −6 y=( x +3) e x
2
λ + λ−6=0
( λ+ 3) ( λ−2 )=0
λ=−3, λ=2
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=c1 e−3 x +c 2 e2 x
Solusi khusus,
y p=e x A o+ e x A 1 x
y 'p=e x A o+ e x A 1 x+ A 1 e x
y p ″=e x A o +e x A 1 x +2 A 1 e x
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:
exA0 + exA1x + 2 A1ex + exA0 + exA1x + A1ex – 6(exA0 + exA1x) = (x +3) ex
−4 e x A o−4 e x A 1 x +3 A 1 e x =e x x+3 e x
3 A 1 e x −4 ❑ A o e x −4 e x A 1 x=3 e x +e x x
Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
−4 e x A 1 x=e x x3 A 1 e x −4 ❑ A o e x =3 e x −4 e x A 1 x=e x x
−1
A1=
4
−1
( 3 A1−4 A o ) e x =3 e x A1=
4
−3 −15
−4 A o=3 , A o=
4 16
−1 −15
Jika sistem ini diselesaikan, kita memperoleh A1= , A o= Jadi diperoleh:
4 16

−15 x 1 x
y p= e− e x
16 4
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
15 x 1 x
¿ c 1 e−3 x + c 2 e 2 x − e− e x
16 4

Contoh 14:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
y ' ' − y ' −2 y=e 3 x
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ' ' − y ' −2 y=e 3 x
2
λ −λ−2=0
( λ+ 1) ( λ−2 )=0
λ=−1, λ=2
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=c1 e− x +c 2 e 2 x
Solusi khusus,
y p= Ae3 x
y p '=3 Ae3 x
y p ″=9 Ae 3 x
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:
9 Ae3 x −3 Ae3 x −2 Ae3 x = Ae3 x
Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
Karena e 3 x ≠0 maka membagi kedua ruas persamaan dengan e 3 x ,yang akan menghasilkan:
9 A−3 A−2 A=1
1
A=
4
1 1
A= Jika sistem ini diselesaikan, diperoleh A= sehingga:
4 4
1 3 x y = 1 e3 x
y p= e p
4 4
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
1
¿ c 1 e−x +c 2 e 2 x + e 3 x
4
c. θ ( x )=k 1 sin βx+ k 2 cos βx
Dimana k 1, k 2dan β adalah kostanta- konstanta yang diketahui,
Asumsikan solusinya memiliki bentuk :
y p= A sin βx + β cos βx
Dimana A dan B adalah kostanta-konstanta yang harus ditentukan.

Contoh 15:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
t t
y ' ' −6 y ' + 25 y =2 sin −cos
2 2
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
t t
y ' ' −6 y ' + 25 y =2 sin −cos
2 2
2
λ −6 λ+ 25=0
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=c1 e 3 t cos 4 t +c 2 e3 t sin 4 t
Solusi khusus,
t t
y p=2sin + B cos
2 2
A t B t
y 'p= cos − sin
2 2 2 2
−A t B t
y 'p' = sin − cos
4 2 4 2
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:
t t
(− A4 sin 2t − B4 cos 2t )− 6 ( A2 cos 2t − B2 sin 2t )+ 25  2 sin 2t  B cos 2t   2 sin  cos
2 2
99 t 99 t t t
(
4 2 (
A+ 3 B) sin + −3 A+ B cos =2sin −cos
4 2 2 )2
Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
99 99
A+3 B=2−3 A + B=−11
4 4
56 −20
Jika sistem ini diselesaikan, diperoleh A= dan B=
663 663
Sehingga:
56 t 20 t
y p= sin − cos
663 2 663 2
Maka solusi umumnya adalah
y= y h+ y p
56 t 20 t
¿ c 1 e3 t cos 4 t + c 2 e 3 t sin 4 t + sin − cos
663 2 663 2

Contoh 16:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
y ' ' − y ' −2 y=sin 2 x
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ' ' − y ' −2 y=sin 2 x
2
λ −λ−2=0
( λ+ 1) ( λ−2 )=0
λ=−1 λ=2
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=c1 e− x +c 2 e 2 x
Solusi khusus,
y p= A sin βx + β cos βx

y 'p=2 Acos 2 x−2 B sin 2 x


y ″p=−4 A sin 2 x−4 B cos 2 x

Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:


−4 A sin 2 x−4 B cos 2 x−2 Acos 2 x−2 B sin 2 x−2( A sin βx + β cos βx)=sin 2 x
(−6 A+2 B ) sin2 x + ( 6 B−2 A ) cos 2 x= ( 1 ) sin 2 x+ ( 0 ) cos 2 x
Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
−6 A+2 B=1−2 A−6 B=0
−3 1
Jika sistem ini diselesaikan, maka A= dan B= , sehingga:
20 20
−3 1
y p= sin 2 x + cos 2 x
20 20
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
3 1
¿ c 1 e−x +c 2 e 2 x − sin2 x + cos 2 x
20 20

Contoh 17:
Tentukan penyelesaian umum dari PD berikut dengan menggunakan metode koefisien tak-tentu:
y ' ' − y ' −2 y=10 sin x
Penyelesaian
Solusi homogen (yh)
y ' ' − y ' −2 y=10 sin x
2
λ −λ−2=0
( λ+ 1) ( λ−2 )=0
λ=−1 λ=2
Untuk menentukan penyelesaian homogen, cari dulu persamaan bantu sehingga diperoleh:
y h=c1 e− x +c 2 e 2 x
Solusi khusus,
y p= A sin βx + B cos βx

y 'p= Acos x−B sin x


y ″p=−A sin x−B cos x
Dengan memasukkan hasil-hasil ini ke dalam Persamaan Differensial, diperoleh:
− A sin x−B cos x−( Acos x −B sin x )−2( A sin βx + β cos βx)=10 sin x
Dengan menyetarakan koefisien-koefisien yang memiliki pangkat yang sama, diperoleh:
−3 A+ B=10 A+3 B=0
Jika sistem ini diselesaikan, diperoleh A=−3 dan B=1. Sehingga:
y p=−3 sin x +cos x
Maka solusi umumnya adalah y= y h+ y p
¿ c 1 e−x +c 2 e 2 x −3 sin x +cos x

Anda mungkin juga menyukai