Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang

Matematika merupakan simbol-simbol dan kumpulan angka yang harus kita pahami dan
berkonsentrasi dalam setiap pemikirannya, yang bahkan terdiri dari konsep-konsep yang bersifat
abstrak, sehingga memerlukan pemahaman yang tekun dan teliti (Leonard, 2015). Setiap siswa
mempunyai kemampuan pemahaman yang berbeda, ada yang cepat dan ada yang lambat
sehingga berpotensi hanya sebagian siswa yang dapat memahami pengetahuan baru dan sebagian
lambat memahami pengetahuan. Penguasaan terhadap pengetahuan prasyarat sangat penting bagi
siswa jika ingin mempelajari pengetahuan yang baru. Sebab, jika siswa tidak mampu menguasai
pengetahuan prasyarat maka pengetahuan yang baru sulit untuk dipahami. (Ruseffendi, 2004)
mengatakan bahwa keberhasilan peserta didik dalam suatu pelajaran atau pendidikan juga
tergantung dari kesiapan anak. Kesiapan anak ini ada dua macam, perkembangan mentalnya
sudah siap dan pengetahuan prasyaratnya sudah dimiliki.
Berdasarkan data TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Sudy) tahun
2003 dan 2007 menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep siswa masih lemah dalam
menyelesaikan soal-soal non rutin. Faktanya, setelah melakukan wawancara dengan guru
mengatakan bahwa yang menjadi permasalahan didalam pembelajaran salah satu diantaranya
yaitu siswa tidak menguasai materi prasyarat. Ternyata setelah melakukan observasi ditemukan
siswa yang tidak memahami konsep dasar terkait materi eksponen yaitu menghubungkan
pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah dipelajari, siswa tidak hanya kesulitan dalam
menjelaskan definisi, bahkan ia cenderung menghafal sifat-sifat dari eksponen itu sendiri.
Contohnya ketika diberikan soal (52)-2 x (54)-5 dengan menggunakan sifat eksponen am x an = am+n
hasil yang diperoleh siswa (52+4)-2+(-5) = (56)-7. Ini mengindikasikan bahwa siswa tersebut salah
dalam mengartikan terhadap suatu bilangan yang berpangkat jika dikalikan dengan bilangan
yang berpangkat diperoleh hasil untuk setiap pangkatnya dijumlahkan tanpa memperhatikan
tanda kurung. Siswa akan merasa kesulitan mempelajari eksponen apabila ia belum mengetahui
bilangan bulat berpangkat positif, negatif dan nol. Dari contoh tersebut membuktikan bahwa
konsep dasar yang dibangun oleh siswa sangat berpengaruh terhadap pengetahuan baru.
Salah satu faktor penyebab rendahnya penguasaan siswa terhadap pengetahuan prasyarat
disebabkan oleh peran guru yang masih bertindak sebagai motivator dalam hal ini siswa kurang
terlibat aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya untuk memahami konsep-konsep yang
dipelajari. Sehingga seringkali siswa tidak mampu menjawab soal yang berbeda dari contoh yang
diberikan oleh guru. Bahkan, siswa juga merasa kesulitan menjawab soal dikarenakan siswa
tidak paham menggunakan konsep mana yang harus digunakan. Oleh karena itu, model
pembelajaran dengan pendekatan penemuan terbimbing salah satu alternatif untuk membantu
siswa memperdalam pengetahuan. Hal ini dikarenakan model pembelajaran penemuan
sebagaimana yang telah dikembangkan oleh Bruner bahwa siswa akan lebih mudah mengerti
apabila ia mampu menghubungkan beberapa ide-ide penyelesaian dengan menggunakan
beberapa cara untuk memudahkan siswa dalam mengingat konsep, struktur atau rumus yang
telah ditemukan (Rochaminah, 2010).
Daftar Pustaka
Putra, H.D. Setiawan, H. Nurdianti, D. Retta, I. Desi, A. (2018). Kemampuan Pemahaman
Matematis Siswa SMP di Bandung Barat. JPPM, (Online), Vol. 11, No. 1,
(http://www.jurnal.untirta.ac.id/index.php/JPPM/article/view/2981), diakses pada 6 Maret 2020.

Lestari, W. (2017). Pengaruh Kemampuan Awal Matematika dan Motivasi Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika. Jurnal Analisa, (Online), Vol. 3, No. 1,
(http://journal.uinsgd.ac.id/index.php/analisa/index), diakses pada 6 Maret 2020.

Annajmi. (2016). Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep matematik Siswa SMP melalui
Metode Penemuan Terbimbing berbantuan Software Geogebra. Journal of mathematics
Education and Science, (Online), Vol. 2, No. 1,
(https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/mesuisu/article/view/110), diakses pada 6 Maret 2020.

Latif, S. (2016). The Profile of Teacher’s Understanding on Student’s Mathematics Ability based
on Teacher‘s Teaching Experience at SMPN 1 Gantarangkeke. Jurnal Daya Matematis, (Online),
Vol. 4, No. 2, (https://ojs.unm.ac.id/index.php/JDM/article/view/2899), diakses pada 6 Maret
2020.

Warsita, B. (2008). Teori Belajar Robert M. Gagne dan Implikasinya pada Pentingnya Pusat
Sumber Belajar. (Online), Vol. 12, No. 1,
(https://jurnalteknodik.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalteknodik/article/view/421, diakses pada
6 Maret 2020.
BAB II
KAJIAN TEORI

1. Hakikat Matematika
2. Pengetahuan Prasyarat
Dalam mempelajari suatu materi pembelajaran dibutuhkan kemampuan pemahaman
siswa yang menjadi bekal bagi siswa sebelum melanjutkan ke materi berikut.
3. Hierarki Belajar Matematika
4. Pembelajaran Bermakna
5. Pembelajaran bermakna dan pemantapan pengetahuan prasyarat

Mengidentifikasi masalah
Jangan menambah masalah jika tidak mampu memberikan solusi
Kesimpulan
Sampai saat ini saya tidak dapat menemukan masalah sehingga saya tidak perlu mencari solusi

Anda mungkin juga menyukai