Anda di halaman 1dari 28

I Wayan Astika

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER - PDL


(Linear Differential Equation - LDE)

Persamaan diferensial adalah persamaan


yang mengandung turunan (derivatif)
Pretest
Tuliskan IPK Anda

1. Gambarlah grafik persamaan


linier y = - 4x + 2
2. Gambarlah grafik persamaan
kuadratik y = 2x2 + 2
3. Sebutkan 5 kerajaan yang pernah
ada di pulau Jawa
KAIDAH DASAR DIFERENSIAL
1. d(u  v)/dx = du/dx  dv/dx
2. d(cu)/dx = c du/dx
3. d(u v)/dx = u dv/dx + v du/dx
4. d(u/v)dx = (v du/dx – u dv/dx)/ v2
5. d up /dx = p up-1 du/dx
6. d(eu)/dx = eu du/dx
7. d(ln u)/dx = (1/u) du/dx
8. d(sin u)/dx = cos u du/dx
9. d(cos u)/dx = - sin u du/dx
CONTOH APLIKASI
Rangkaian Elektronika Gerakan harmonik teredam

L
E1
k
R I E
E2
C m
x
L d2I/dt2 + R dI/dt + I/C = E’(t) c

mx” + cx’ + kx = 0
CONTOH APLIKASI

Pertumbuhan Penduduk Perubahan debit air

dP/dt = c P dV/dt = - f(t) V


BENTUK UMUM
a0y(n) + a1y(n-1) + …..+ an-1y + an = F
a0, a1,…,an, F berupa konstanta atau fungsi
n : turunan ke-n.

Jika digunakan sebuah operator Diferensial


linier (L):

L = a0Dn + a1Dn-1 + ….+ an-1D1 + an


Maka PDL dapat ditulis menjadi:

Ly = 0 : homogen
Ly = F : non homogen
PEMECAHAN
Pemecahan dari suatu persamaan
diferensial linier adalah sebuah fungsi f
yang memenuhi persamaan diferensial
tersebut.
Solusi dari PDL memiliki bentuk:
erx atau e(a  ib)x
atau sin(ax), cos(ax)

Dimana: r, a, b adalah konstanta


i adalah bilangan kompleks
i2 = -1
Contoh 1
y” – 5y’ + 6y = 0
memiliki solusi berbentuk:

f1 = e3x dan f2 = e2x


Bukti :
(e 3x)” – 5(e3x)’ + 6(e3x) = 0
Untuk f1 = e3x 
9e3x – 15e3x +6e3x = 0

Untuk f2 = e2x (e2x)” – 5(e2x)’ + 6(e2x) = 0

4e2x – 10e2x + 6e2x = 0


Sifat Solusi PDL
1. Jika f adalah solusi maka cf juga solusi
2. Jika f1 dan f2 adalah solusi, maka f1+ f2
juga merupakan solusi.

3. Jika f1, f2, …., fn adalah solusi maka:

c1f1 + c2f2 + ….. + cn-1fn-1 + cnfn juga


merupakan solusi
Contoh 2
Buktikan persamaan berikut adalah
persamaan diferensial non linier : y’ = - y2
(bukan PDL)

Jawab:
Jika diketahui salah satu solusi dari persamaan
1
tersebut adalah
y= c = konstanta
x+c
Kalau dipilih c = 0 dan c = 1 maka persamaan
berikut juga solusi.
1 1
y1 = dan y2 =
x x+1
Tetapi f = y1+y2 tidak memenuhi sifat di atas,
maka persamaan y’ = - y2 bukan PDL
Solusi yang dicari adalah solusi yang
bebas linier satu sama lain. Uji untuk
mengetahui apakah fungsi-fungsi saling
bebas linier adalah dengan menguji
Wronskian dari fungsi-fungsi tersebut.
Apabila Wronskian dari fungsi-fungsi tidak
sama dengan nol maka fungsi-fungsi
tersebut saling bebas linier.
Wronskian
Misal f1 dan f2 adalah solusi dari
Persamaan diferensial linier, maka

f1 f2 + -
W(x) = 0
f 1’ f 2’
Determinan

Jika f1 x f2’ – f2 x f1’  0, f1 dan f2 saling


bebas linier
Contoh 3
y” – 5 y’ + 6y = 0  (r – 3)(r – 2)y = 0

Memiliki solusi : f1 = e2x dan f2 = e3x

Wronskian dari solusi tersebut adalah:

e2x e3x + -
W(x) = = e5x  0
2e2x 3e3x

Maka f1 dan f2 adalah bebas secara linier. Oleh


karena itu f1 =e2x dan f2 = e3x keduanya
merupakan solusi yang bebas linier.
Akan tetapi bila ada fungsi lain f3 = ce3x,
yang juga merupakan solusi, maka
Wronskian f2 dan f3 adalah:

e2x ce3x
W(x) = = 3ce5x – 2ce5x = ce5x  0
2e2x 3ce3x
Tetapi Wronskian f1 dan f3 :
e3x ce3x
W(x) = = 3ce6x – 3ce6x = 0
3e3x 3ce3x

Sehingga walaupun f3 bebas linier dengan f2,


namun f3 tidak bebas linier dengan f1 sehingga f3
sebenarnya bukan solusi yang berbeda dengan f1
Solusi Umum PDL
Solusi Umum PDL Homogen:
a0y(n) + a1y(n-1) + … + a n-1 y + an = 0
berbentuk:

c1f1 + c2f2 + … + c n-1 f n-1 + cnfn.


Jadi solusi umum sebenarnya adalah
himpunan dari solusi-solusi yang bebas
linier.
Contoh 4
Buktikan bahwa y = c1f1 + c2f2 = c1e3x + c2e2x
Merupakan solusi umum dari : y” – 5y’ + 6y = 0

(c1e3x + c2e2x)” – 5(c1e3x + c2e2x)’ +


6(c1e3x + c2e2x) = 0
9c1e3x + 4c2e2x – 15c1e3x – 10c2e2x +
6c1e3x + 6c2e2x = 0
e3x(9c1 – 15c1 + 6c1) + e2x(4c2 –10 c2
+ 6c2) = 0
Terbukti y3 = c1e3x + c2e2x solusi.
Dengan demikian solusi umumnya : y = c1e3x + c2e2x
Solusi Khusus PDL
Selain solusi umum, ada solusi khusus jika
kondisi awal (initial Condition) diketahui:
misal : y(x0) = k0, y’(x0) = k1, …., yn-1(x0) = kn-1
dimana x0 merupakan variabel bebas yang
variabel dependentnya sudah diketahui.
Dalam pemecahan khusus kita harus mencari
koefisien-koefisien c1, c2 …, cn yang ada pada
pemecahan umumnya.
c1f1(x0) + c2f2(x0) + …..+ cnfn(x0) = k0
c1f’1(x0) + c2f’2(x0) + … + cnf’n(x0) = k1
……………………………………………
c1f1(n-1)(x0) + c2f2(n-1)(x0) + …+ cnfn(n-1)(x0) = k(n-1)
Contoh 5
Tentukan pemecahan khusus dari pemecahan
umum berikut ini: y = c1e3x + c2e2x apabila
diketahui y(0) = 3, dan y’(0) = 1.

Jawab:
C1e3(0) + c2e2(0) = 3  c1 + c2 = 3
C13e3(0) + c22e2(0) = 1  3c1 + 2c2 = 1
c1 = -5, c2 = 8 
Maka solusi khususnya adalah:
y = - 5e3x + 8e2x
Operator Polinomial
Operator polinomial biasanya dipergunakan
untuk menyatakan PDL dengan koefisien
konstanta. PDL ini dinyatakan sebagai:

Ly = F
Dimana: L = a0Dn + a1Dn-1 + ….+ an-1D1 + an
Jika a0  an merupakan konstanta, maka
operator tsb dapat diasosiasikan dengan
operator polinomial P shg dapat ditulis:

P(D) = a0Dn + a1Dn-1 + ….+ an-1D1 + an


Dimana P(D) adalah operator polinomial.
Pemecahan PDL Homogen dg
Operator Polinomial
Persamaan diferensial linier homogen ordo n
dengan koefisien konstanta dalam operator
polinomial P(D) dinyatakan sebagai:
P(D) = 0
Sekarang perhatikan sebuah polinomial lain:
P( r ) = a0rn + a1rn-1 + ….+ an-1r1 + an
Yang dapat diuraikan menjadi hasil kali dari
faktor-faktor linier:

P(r) =a0(r- r1)(r- r2)…..(r- rn)


Faktor linier tersebut dapat diuraikan
lebih lanjut menjadi:

(r – r1) = 0  r = r1  solusi = er1x

Dengan cara yang sama, maka faktor linier


lain yang akan menjadi solusi adalah:

r = r2  er2x
r = r3  er3x Sehingga pemecahan umumnya
.
adalah
r = rn  ernx
y = c1er1x + c2er2x + …+ cnernx
Contoh 6
Tentukan pemecahan umun dari persamaan
diferensial berikut ini:
y” – 4y’ + 3y = 0
Jawab: dalam polinomial P(D) dan P( r ):
P(D)=(D2 – 4D + 3)y = 0  P(r) = r2 – 4r + 3 = 0

P(r) = (r – 3)(r – 1)  Diuraikan menjadi


r1 = 3 dan r2 = 1. faktor linier
Maka pemecahan dari persamaan tersebut
adalah:
y = c1e3x + c2ex
Untuk akar-akar yang berbeda tetapi
mencakup bilangan kompleks, maka akar-akar
dari persamaan karakteristiknya adalah 1 dan
2 dimana 1 = a + ib dan 2 = a - ib

y = K1e(a + ib)x + K2 e(a – ib)x

Sehubungan dengan aturan Euler:


e(a + ib) = ea(cosb + i sinb) dan
e(a – ib) = ea(cosb – i sinb)
Maka:

y = eax{K1(cos(bx) + isin(bx)) + K2(cos(bx)- isin(bx))}


y = eax{cos(bx)(K1+ K2) + i sin(bx)(K1 – K2)}
Karena yang dibutuhkan adalah persamaan riil,
maka konstanta K1 dan K2 dapat dinyatakan
dengan konstanta lain.

Jika digunakan konstanta c1 dan c2 sehingga:


c1 = K1 + K2 dan c2 = i(K1 – K2), maka persamaan
diatas menjadi:
y = eax {c1 cos(bx) + c2 sin(bx)}
Contoh 7
Tentukan pemecahan khusus dari:
(D2 + 4D + 5)y = 0, y(0) = 0, y’(0) = - 3.
Jawab:
r2 + 4r + 5 = 0  r1 = -2 + i ; r2 = -2 – i
Solusi umumnya:
y = e-2x{c1 cos(bx) + c2 sin(bx)}
karena a = -2 dan b = 1, maka
y = e-2x{c1 cos(x) + c2 sin(x)}
Masukkan kondisi awal pertama y(0) = 0
0 = e-2(0){c1 cos(0) + c2 sin(0)}
Cos(0) = 1; sin(0) = 0; C1 = 0
Masukkan kondisi awal kedua y’(0) = - 3
y = e-2x{c1 cos(x) + c2 sin(x)}
Y’ = {c1 e-2x(-sin x) - 2 c1 e-2x cos(x)} +
{c2 e-2x cos(x) – 2 c2 e-2x sin(x)}
Y’ = e-2x{-c1 sin(x) + c2 cos(x)} –
2 e-2x{c1 sin(x) + c2 cos(x)}
-3 = e-2(0){-c1sin(0) + c2cos(0)} + {c1cos(0) + c2 sin(0)}(-2) e-2(0)

- 3 = c2 – 2c1 karena c1 = 0, maka c2 = - 3

Dengan demikian pemecahan khususnya menjadi:

y = e-2x (- 3 sin(x))
Dikumpulkan minggu depan sebelum mulai
kuliah.

Tentukan pemecahan umum atau khusus


dari persamaan berikut ini:
1. y” – 8y’ + 15y = 0; y(0) = 2, y’(0) = 3
2. y’’’ + 2y” + y’ + 2y = 0.
3. y” – 6y’ + 13y = 0
4. y” + 4y’ = 0; y(0) =1; y’(0) = - 4
5. Buatlah persamaan diferensial pertambahan
penduduk (dP/dt) dan solusinya berupa persamaan
jml penduduk P(t); Dimana P(0)=234 dan laju
pertambahan penduduk pada t=0 adalah 0.0013:
Kapankah penduduk menjadi 2 kali lipat?
Sekian
Sampai jumpa minggu depan

Anda mungkin juga menyukai