Anda di halaman 1dari 11

PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER HOMOGEN ORDE 2

Oleh: Ir. Sigit Kusmaryanto, M.Eng


http://sigitkus@ub.ac.id

Pengantar:
Persamaan Diferensial Linier Homogen Orde 2 menjadi dasar penyelesaian persamaan diferensial
orde n . Modul ini membahas dasar dasar penyelesaian Persamaan Diferensial Homogen Linier Orde
2 yang dilanjutkan pada PD Linier Homogen orde-n. Isi modul ini : Ketakbebasan Linier Himpunan
Fungsi, Determinan Wronski, Prinsip Superposisi, PD Linier Homogen Koefisien Konstanta, Persamaan
Diferensial Linier Homogen Orde -2, Persamaan Cauchi-Euler, PD Linier Homogen Orde n.

Tujuan Instruksional Umum:


Setelah mengikuti modul ini mahasiswa diharapkan mampu memahami Persamaan Diferensial Linier
Orde -2

3.1 Persamaan Diferensial Linier Homogen


Tujuan Instruksional Khusus:
o
o
o
o
o

Mahasiswa dapat memahami konsep ketakbebasan linier dan prinsip superposisi


Mahasiswa dapat menghitung determinan Wronski
Mahasiswa dapat menentukan akar Persamaan Karakteristik
Mahasiswa dapat menyelesaiakan Persamaan Cauchy-Euler
Mahasiswa dapat menyelesaiakan PD Homogen Orde-n

Bentuk umum PD Linier orde-n adalah


( )

( )

( )

+ +

( )

( ) = ( )

PD yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk di atas dikatakan tidak linier.
Contoh:
+3
+

adalah PD Linier orde 2


adalah PD Tak-Linier orde 2

Selanjutnya pembahasan penyelesaian PD Linier orde-n dalam modul ini dimulai pada PD Linier Orde2, yang kemudian dibuat kasus umum untuk penyelesaian PD orde-n.
Untuk menyelesaikan PD Linier berbentuk
(D)y = F(x) dengan F(x) 0,
kita misalkan Yc(x) adalah solusi umum PD homogen dari (D)y=0, maka penyelesaian umum PD
Linier adalah dengan menjumlahkan penyelesaian umum PD homogen dan penyelesaian khusus,
yaitu:
y = Yc(x) + Yp(x)
Contoh:
Solusi umum PD homogen: (D2-3D+2)y=0 adalah y=c1ex+c2e2x dan solusi khusus PD : (D2-3D+2)y=4x2
adalah 2x2+6x+7, maka solusi umum PD lengkap/tak homogen dari (D2-3D+2)y=4x2 adalah
y= c1ex+c2e2x+2x2+6x+7

3.1.1 Ketakbebasan Linier


Himpunan n fungsi y1(x), y2(x), , yn(x) dikatakan takbebas linier pada suatu selang jika ada n
konstanta c1, c2, , cn yang tidak semua nol, sehingga berlaku:
c1 y1(x)+ c2 y2(x)+ + cn yn(x) = 0
jika tidak maka himpunan fungsi tersebut dikatakan bebas linier.
Contoh 1:
2e3x, 5e3x,e-4x takbebas linier pada suatu selang karena dapat ditentukan konstanta c1, c2, c3
yang tidak semua nol sehingga:
c1(2e3x)+ c2 (5e3x)+c3 (e-4x) = 0 dengan c1 =-5, c2 =2, c3 =0
Contoh 2:
ex dan xex adalah bebas linier karena c1(ex)+ c2 (xex)=0 hanya jika c1 =0, c2 =0
Latihan soal:
1. Tunjukkan bahwa himpunan fungsi berikut bebas linier!
,
( )
,
( )
( )
,
(!)
,
( )
,
(")
,
2. Tunjukkan bahwa himpunan fungsi berikut tak-bebas linier!
( ) 2 ,
( )
,4

3.1.2 Determinan Wronski


Himpunan fungsi y1(x), y2(x), , yn(x) (yang mempunyai turunan) adalah bebas linier pada suatu
selang jika determinan:
( )
( )

( )
&
&
&
( )

( )
$( , , , ) = % ( )

%0

( )
( )
( )
Determinan tersebut dinamakan determinan Wronski.

Contoh 1:
Tentukan determinan Wronski (Wronskian) untuk fungsi-fungsi berikut:
( ) )
3 ,
3 *
( ) ) , ,
Penyelesaian:
3
3
( ) $( ) = ,
3 3
3 = 3
, = 3
3
3
3
3
( ) $( ) = -1
0

2
2

3 - = 12
6

+0+2

06

=2

+*

Contoh 2:
Tunjukkan himpunan fungsi )1 , 1 + , 1 3 * adalah takbebas linier untuk semua nilai x!
Penyelesaian:
(a) kita dapat menunjukkan dengan memilih konstanta c1, c2, c3 yang tidak semuanya nol sehingga
c1(1-x)+c2(1+x)+c3(1-3x)=0, jika ditentukan c1=1, c2=-1, c3=0 maka 1-x-1-x+0=0, sehingga
himpunan fungsi )1 , 1 + , 1 3 * adalah takbebas linier.

(b) kita juga dapat menghitung determinan Wronski-nya, yaitu:


1
1+
13
$( ) = - 1
1
3 - = 0
0
0
0
terbukti bahwa Wronskian =0 berarti himpunan fungsi )1 , 1 + , 1 3 * tak bebas linir
untuk semua x
Soal Latihan:
1. Buktikan himpunan fungsi berikut bebas linier!
,
( )
( ) ,
,
( )
(2 ),
(2 )
2. Misalkan 1( ) dan 2( ) adalah penyelesaian

&&

+ 0( )

(a) Buktikan bahwa determinan Wronskinya $ =


+
(b) Tentukan nilai c, sehingga 1( ) dan 2( ) bebas linier
&

&

+ 1( ) = 0
&

2 3

3.1.3 Prinsip Superposisi


Jika y1(x), y2(x), , yn(x) adalah n penyelesaian bebas linier dari persamaan linier orde-n, (D)y=0
maka solusi umumnya:
y = c1y1(x) + c2y2(x) + + cnyn(x)
dgn c1, c2, , cn = konstanta.
Contoh:
Jika
( )
dan
( )
adalah
solusi
persamaan
diferensial
homogen
&&
&
+ 4( ) + 5( ) = 0 maka kombinsi linier
( ) +
( ) juga solusi persamaan
diferensial.
Bukti:
( ) dan ( ) solusi && + 4 & + 5 = 0 maka
&&
+4 &+5 = 0
dan
&&
+4 &+5 =0
dari solusi =
+
, maka:
&
&
&
=
+
&&
&&
&&
=
+
substitusi ke persamaan diferensial diperoleh:
&&
+ 4( ) & + 5( ) = 0
&&
&&
&
&
+
+ 4(
+
) + 5(
+
)=0
&&
&&
&
+
+ 4
+ 4 &+ 5
+ 5 =0
( && + 4 & + 5 ) + ( && + 4 & + 5 ) = 0
.0 + .0 = 0

3.1.4 Penyelesaian PD Linier Homogen Orde -2 Koefisien Konstanta


PD Linier Homogen orde-2 dengan koefisien konstan adalah:
&&

dimisalkan solusi umum PD:

&

=0

, , =7

sehingga jika kita substitusi ke dalam PD maka:

+
=0
9
;
+ ;
+ 9 =0
( ; + ;+ ) 9 =0
Jadi < = =>? menjadi solusi PD jika ; + ; + = 0 (disebut Persamaan Ciri/Karakteristik)
&&

&

Akar-akar Persamaan Ciri/ Karakteristik adalah:


;

4
2

Jika 4
umumnya:

> 0, maka ;

adalah dua akar Real yang berbeda dengan ; , R maka solusi

Jika

= 0 , maka ; = ; dengan ; , R, maka solusi umumnya:


< = CD =>? + CE ? =>?

Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Ciri:


1.

2.
3.

Jika

4
4

< = CD =>D? + CE =>E?

< 0 , maka ; , = i dengan , R maka solusi umumnya:

< = CD =( G H)? + CE =( H)?


dengan rumus Euler , yaitu =H? = CIJ ? + K JKL ? maka bentuk trigonometri rumus dapat
ditentukan:
< = CD =( G H)? + CE ? =( H)?
= CD =? ( CIJ ? + K JKL ? ) + CE =? ( CIJ ? K JKL ?); CIJ ? = CIJ ?
= (CD + CE )=? ( CIJ ? ) + K(CD CE )=? ( JKL ? )
= O=? CIJ ? + P=? JKL ? , O, P RILJSTLST UKV. RI>WV=RJ

Contoh:
Tentukan solusi umum persamaan difrensial berikut:
&&
+5 &6 =0
Penyelesaian:
Akar-akar Persamaan Karakteristik pada PD di atas adalah:
; + 5; 6 = 0
(; 1)(; + 6) = 0
; = 1 ! ; = 6
dua solusi bebas linier PD adalah :
( )=
dan ( ) =
Jadi solusi umum PD adalah:
Y
( )=
+

Penyelesaian menggunakan Program MATLAB:


>> syms x
>> y=dsolve('D2y+5*Dy-6*y=0')
y =C2*exp(t) + C4/exp(6*t)

Contoh:
Selesaikan persamaan diferensial berikut:

= 0 , (0) = 1,
Penyelesaian:

(0) = 0

Akar-akar Persamaan Karakteristik pada PD di atas adalah:


; 1=0

(; 1)(; + 1) = 0
; = 1 ; ; = 1

( )=

dua solusi bebas linier PD adalah :

( )=

Jadi solusi umum PD adalah:


masalah nilai awal (0) = 1,

&

( )=

(0) = 0
(0) = 1

Jadi solusi khusus PD adalah:

(0) = 0
1
= ,
2
1
2

( )=

1
2

=1

=0
1
=
2

Penyelesaian menggunakan Program MATLAB:


>> syms x
>> y=dsolve('D2y-y=0','y(0)=0','Dy(0)=1')
y =exp(t)/2 - 1/(2*exp(t))
Contoh:
Tentukan penyelesaian umum PD

+4

+4 =0

Penyelesaian:
Akar-akar Persamaan Karakteristik pada PD di atas adalah:
; + 4; + 4 = 0

(; + 2)(; + 2) = 0
;

= 2

Diperoleh akar-akar yang sama, sehingga solusi umum PD mestinya adalah:


( )=

karena PD orde 2 akan memberikan dua solusi bebas linier dengan dua variabel konstanta maka
solusi kedua dapat ditentukan dengan metode Reduksi Orde PD , yaitu:
bentuk umum PD homogen orde-2:
akar-akar persamaan karakteristik jika

^
satu solusi PD: ( ) =
bentuk persamaan reduksi orde yaitu:
]

= _ ( )

=0,; =; =

= _( )
[
\

=0

[
\

_( )

[
\

[
\

substitusi

&

&&

`_ && ( )

ke PD

_ &( ) +

kedua ruas dibagi

]
^

`_ ( )

karena
sehingga:

&&

= `_ ( )

&

= 0 , maka:

[
\

_( )a

, maka:

_ ( ) +

_ ( ) +

+ b_ & ( )

[
\

_( )a + b_ ( )

_ ( ) `

_ ( ) `

4
4

jadi satu solusi lain ( ) adalah ( ) = _( )

]
^

karena satu solusi PD telah diketahui yaitu ( ) =

_( ) c

= (

]
^

Penyelesaian:
akar-akar persamaan karakteristik:

+2

]
^

+4 =0

; + 2; + 4 = 0

2 12
= 1 3
2
karena =-1 dan =3 maka penyelesaian umum PD:
;

< = O= ? CIJ 3? + P=
c

JKL 3?

3.1.5 PD Linier Homogen orde-2: Persamaan Cauchy-Euler


Bentuk umum persamaan Cauchy-Euler-orde2 adalah:
( + ) && + ( + )

0, , ,
=7
8 8 7e e
Penyelesaian persamaan Cauchy-Euler-orde2 adalah:
misal solusi PD = fg dengan 8 = h ( + ), maka
! !8
&
=
.
= i fg .
!8 !
+
!
!8
! ! 8
i fg
&&
=
.b c +
.
=

( + )
(
!8
!
!8 !

&

&
&&

=0

adalah:

i fg
+ )

[
\

+ _( )

[
\

_( ) c + _( ) = 0

a _( ) = 0

^
maka solusi lain yang dimaksud adalah ( ) =
untuk kasus contoh soal di atas penyelesaian umum PD menjadi:
( )=
+

Contoh:
Tentukan penyelesaian umum PD berikut:

a _( ) = 0

= 0 maka persmaan menjadi:


_ && ( ) = 0
_( ) =

[
\

_( )a

=0

Substitusi , & ,
( + )
(
n

p
n

&&

+ ) j
(

fg

pada PD didapatkan :
+ ( + ) &+

&&

i +(

(
+ )

i +

fg

fg o

i+

)i +

i
o

=0

i
k+
+ )
fg

fg

fg

fg

sehingga persamaan karaktristik-nya:


i +(
)i +
=0
(

fg

=0

=0

Jika r(
umumnya:

) 4

Jika r(

) 4

=0

+ ) li

) r(
2

Akar-akar Persamaan Karakteristik adalah:


i, =

fg

m+

fg

=0

) 4

> 0, maka i , adalah dua akar Real yang berbeda maka solusi

Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Ciri:


1.

2.
3.

Jika r(

< = CD (T? + U)sD + CE (T? + U)sE

> 0 = 0 , maka i = i maka solusi umumnya:


< = (T? + U)sD nCD + CE VL(T? + U)o

) 4
< 0 , maka i , = i maka solusi umumnya:

< = (T? + U) pCD CIJtVL(T? + U)u + CE JKL (VL(T? + U))q

Contoh:
Tentukan persamaan karakterisik pada persamaan Cauchy-euler jika a=1 dan b=0!
Penyelesaian:
persamaan Cauchy-Euler: ( + ) && + ( + ) & +
=0
jika a=1 dan b=0, persamaan menjadi:
( ) && + ( ) & +
=0
persamaan karakteristik:
i +(
)i +
=0
i +(

Contoh:
Tentukan penyelesaian PD berikut:

&&

1)i +
&

+6 =0

Penyelesaian:
misal solusi umum PD = fg dengan 8 = h
persamaan karakteristik: i 5i + 6 = 0, i = 2, i = 3
penyelesaian umum PD:
+
=
Contoh:

=0

Tentukan penyelesaian PD berikut:

Penyelesaian:
misal solusi umum PD = fg dengan 8 = h
persamaan karakteristik: i + 2i + 1 = 0, i , = 1
penyelesaian umum PD:
n +
=
Contoh:
Tentukan penyelesaian PD berikut:
3(2 5)

&&

=0

h ( )o

(2 5)

&

+2 =0

Penyelesaian:
misal solusi umum PD = fg dengan 8 = h (2 5)
persamaan karakteristik: 6i 7i + 1 = 0, i = 1, i = 6
penyelesaian umum PD:
= (2 5) + (2 5)
Latihan Soal:
Tentukan solusi umum PD Cauchy-Euler berikut:
1 & 3

=0
1. &&

/Y

&&
2.
+ & =0
&&
7 & + 16 = 0
3.
&&
4. 4
+ 12 & + 3 = 0
&&
5.
+3 &+5 =0
&&
6.
+ 1,25 = 0
7. ( + 2) && ( + 2) & + = 0
8. ( + 1) && + 5( + 1) & + 3 = 0
9. (2 3) && + 7(2 3) & + 4 = 0
10. (1 ) && (1 ) & + = 0
11. 2(1 2 ) && + 11(2 1) & 2 = 0

3.1.6 PD Linier Homogen orde-n dengan Koefisien Konstan


(
)
&
+
+ +
+
=0 ,
0
Jika , , ,
adalah penyelesaian khusus PD Linier homogen, maka kombinasi liniernya juga
penyelesaian PD Linier homogen, dirumuskan:

Persamaan Diferensial Linier Homogen orde-n dengan koefisien konstan mempunyai bentuk umum:
( )

=7

+7

+ +7

= z 7{
{|

, 7 ,7 ,,7

Penyelesaian PD Linier homogen orde-n dengan substitusi


karakteristik:

=7

sehingga didapatkan persamaan

i +
i
+ + i +
=0
Untuk selanjutnya dengan teknik faktorisasi dapat ditentukan akar-akar persamaan karakteristik,
yaitu:
i +

+ +

i +

(i i )(i i ) (i i ) = 0

Akar-akar persamaan karakteristik di atas dapat bernilai sama atau disebut akar rangkap
(multiplicity). Dua kasus akar rangkap untuk solusi PD Linier Homegen orde-n, yaitu:
Kasus I.
Jika Akar rangkap adalah r=bilangan riil, terdapat k penyelesaian bebas linier.
k solusi bebas linier:
=s? , ?=s? , , ?R D =s? ; R D
solusi umumnya:

Kasus II.

< = CD =s? + CE ?=s? + + CR ?R


~

= 7

8 7 7

D s?

Jika Akar rangkap adalah r=bilangan komplek (r=i). terdapat k penyelesaian bebas
linier.
k solusi bebas linier:
=? CIJ ?, ?=? CIJ ?, , ?R D =? CIJ ?,
=? JKL ?, ?=? JKL ?, , ?R

= JKL ?

D ?

solusi umumnya:
< = =? p(CD CIJ ? + CE JKL ?) + ?(C CIJ ? + C JKL ?) +
+ ?R

D (C
R D CIJ ? + CR JKL

Contoh:
Selesaikan persamaan diferensial berikut:

()

Penyelesaian:
persamaan karakteristik:

?)o

()

+3

=0

i 3i + 3i + i = 0
akar-akar persamaan karakteristik i = i = 0, i+ = i = i = 1
solusi bebas linier:
,
, ,
,
Jadi solusi umumnya:
Contoh:
Tentukan penyelesaian PD berikut:

+(

+2 =0

i + 2i + i + 2 = 0

persamaan karakteristik:

akar-akar persamaan karakteristik i = 1, i = 1, i+ = 2


solusi bebas linier:
, ,
=

Jadi solusi umumnya:

Contoh:
Tentukan penyelesaian PD berikut:
persamaan karakteristik:

()

+ 14 20

+ 25 = 0

i 4i + + 14i 20i + 25 = 0

akar-akar persamaan karakteristik i = i = 1 + 2 , i+ = i = 1 2


solusi bebas linier:
(2 ),
(2 ),
(2 ),
(2 )
Jadi solusi umumnya:
=

(2 ) +

(2 ) +

(2 ) +

(2 )

Latihan Soal:
Tentukan penyelesaian umum PD berikut:
1.
2.

4.
5.

3.
6.

()
()

()

=0

5 +4 =0

=0

+2

+ 3 + 3
3

+3

+3

=0

=0

+2

=0

Untuk soal berikut tentukan solusi PD dengan syarat awal berikut:

7. = 0,
(0) = 4,
(0) = 0,
(0) = 9
8.
9.

10.

()
()

+3

= 0,

(0) = 5,

4 = 0, (0) = 0,

+4

2 = 0,

(0) = 2,

(0) = 1,

(0) = 1,

(0) = 1,

(0) = 5,

(0) = 0,

(0) = 2

(0) = 0

(0) = 1

3.1.7 Rangkuman
Himpunan n fungsi y1(x), y2(x), , yn(x) dikatakan takbebas linier pada suatu selang jika ada n
konstanta c1, c2, , cn yang tidak semua nol, sehingga berlaku: c1 y1(x)+ c2 y2(x)+ + cn yn(x) = 0
Himpunan fungsi y1(x), y2(x), , yn(x) (yang mempunyai turunan) adalah bebas linier pada suatu
selang jika determinan Wronski:
( )
( )

( )
&
&
&
( )

( )
$( , , , ) = % ( )

%0

( )
( )
( )

Jika y1(x), y2(x), , yn(x) adalah n penyelesaian bebas linier dari persamaan linier orde-n, (D)y=0
maka solusi umumnya: y = c1y1(x) + c2y2(x) + + cnyn(x)

PD Linier Homogen orde-2 dengan koefisien konstan adalah:


+ +
=0 , , =
>?
7
8 8 Jika diduga solusi umum < = = maka akan diperoleh Persamaan Ciri/Karakteristik
; + ;+ =0

Akar-akar Persamaan Karakteristik adalah:

4
2
Terdapat tiga kemungkinan akar-akar nilai m pada Persamaan Ciri:
1.

Jika 4
umumnya:

> 0, maka ;

adalah dua akar Real yang berbeda dengan ; , R maka solusi

2.
3.

Jika

Jika

< = CD =>D? + CE =>E?

= 0 , maka ; = ; dengan ; , R, maka solusi umumnya:


< = CD =>? + CE ? =>?

< 0 , maka ; , = i dengan , R maka solusi umumnya:

< = CD =( G H)? + CE =( H)?


dengan rumus Euler , yaitu =H? = CIJ ? + K JKL ? maka bentuk trigonometri rumus dapat
ditentukan: < == O=? CIJ ? + P=? JKL ? , O, P RILJSTLST UKV. RI>WV=RJ

3.1.8 Test Formatif


1. 3
2. 3

4. 3
5. 3

=0

Tentukan penyelesaian umum PD berikut:


3. 3
6. 3

()
()

()

5 + 4 = 0

=0

+2

+ 3 + 3
3

+3

+3

=0

=0

+2

=0

Untuk soal berikut tentukan solusi PD dengan syarat awal berikut:

7. 3 = 0,
(0) = 4,
(0) = 0,
(0) = 9
8. 3
9. 3

10. 3

()
()

+3

= 0,

(0) = 5,

4 = 0, (0) = 0,

+4

2 = 0,

(0) = 2,

(0) = 1,

(0) = 1,

(0) = 1,

(0) = 5,

(0) = 0,

(0) = 2

(0) = 0

(0) = 1

3.3 Daftar Pustaka


[1] Sigit Kusmaryanto, Buku Ajar Matematika Teknik I,2012
[2] Kreyszig, Erwin, Matematika Teknik lanjutan. Jakarta: Gramedia, 1988.
[3] Stroud, K.A., Matematika untuk Teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga, 1987.
[4] Farlow, Stanley J., An Introduction to Diffrenential Equations and Their Applications, McGraw-Hill,
Singapore, 1994
[5] Howard, P., Solving ODE in MATLAB, Fall, 2007
[6] Thompson, S., Gladwell, I., Shampine, L.F., Solving ODEs with MATLAB, Cambridge University
Press, 2003
[7] Rosenberg, J.M., Lipsman, R.L., Hunti, B.R., A Guide to MATLAB for Beginners and Experienced
Users, Cambridge University Press, 2006

Anda mungkin juga menyukai