Anda di halaman 1dari 15

PERSAMAAN DIFERENSIAL HOMOGEN DAN NON-HOMOGEN

ORDE KE 2

Disusun oleh :
Kelompok 1

Analisti Juliana/ NIM. 7011220085


Arbi Ariandi Wijaya/ NIM. 7011220087
Wida Rahma N / NIM. 7011220005
Givan Hidayatulloh / NIM. 7011220150
Rendyansyah A A / NIM. 7011220013
MATERI YANG AKAN DIBAHAS

PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL


HOMOGEN ORDE KE 2 MENGGUNAKAN
PERSAMAAN KARAKTERISTIK

PENYELESAIAN PERSAMAAN
DIFERENSIAL NON-HOMOGEN ORDE KE 2
MENGGUNAKAN FUNGSI
KOMPLEMENTER
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL
HOMOGEN ORDE KE 2 MENGGUNAKAN
PERSAMAAN KARAKTERISTIK

Rangkaian orde 2 adalah rangkaian yang


karakteristik persamaan arus dan
tegangannya mengikuti persamaan
diferensial orde 2.

Bentuk umum persamaan orde 2 adalah


ay” + by’ + cy = 0

d=0 Homogen
d tidak nol Non-Homogen
PERSAMAAN KARAKTERISTIK
Kita dapat mencari persamaan karakteristik
PDB orde 2 Homogen, dengan
menggunakan pemisalan.
Misal :
Y=e
Y’ = rerx
2 rx
Y” = r e

Subtitusi pemisalan yang telah kita buat ke


bentuk umum PDB orde 2 homogen
ay” + by’ + cy = 0
Ar2erx + rerx + cerx = 0
erx (ar2 + r + c) = 0

Persamaan Karakteristik
Persamaan karakteristik PDB dari orde 2
Homogen, yaitu :

Ar2 + br + c = 0 Homogen

Nah setelah kita memperoleh persamaan


karakteristiknya kita akan mencari nilai
diskriminannya. Nilai diskriminannya untuk apa ?

Nilai diskriminannya itu digunakan untuk mencari


nilai akar-akar nya. Untuk maencari akar-akar
banyak caranya.

Jika bisa langsung difaktorkan maka langsung


faktorkan. Jika tidak bisa maka gunakan rumus
abc.
Kita dapat menggunakan rumus abc seperti :

 b  b  4ac
2

2a

Nah setelah kita memperoleh akar-akarnya kita bisa mengecek dari nilai diskriminannya.
Diskriminannya itu misalkan :

NILAI D NILAI AKAR AKAR SOLUSI UMUM


r x r x
D>0 r1 ≠ r2 Y= c1e 1 + c2e 2
D=0 r1 = r2 Y = c1er1x + c2er2x
D<0 r1.2 = a ± bi Y = eax (c1 cos bx + c2 sin bx)

Ini solusi umum dari persamaan karakteristik PDB orde 2 yang homogen.
Contoh soal :
y” + y’ – 6y = 0
Misalkan Y = e
Y’ = rerx
2 rx
Y” = r e
Penyelesaian
Persamaan Karakteristik
Disubstitusikan menjadi :
r2 + r – 6 = 0
DIFAKTORKAN MENGGUNAKAN
(r + 2) (r - 3) = 0 MEMFAKTORAN ABC
r1 = 2 atau r2 = -3

Solusi umumnya :
Y = c1er1x + c2er2x
Disubstitusikan menjadi :
2x -3x
= c1e + c2e
PENYELESAIAN PERSAMAAN DIFERENSIAL
NON-HOMOGEN ORDE KE 2 MENGGUNAKAN
FUNGSI KOMPLEMENTER

Fungsi komplementer, adalah salah satu


bagian dari penyelesaian persamaan
diferensial linier daan otonom.
Persamaan diferensial biasanya (ODE)
menghubungkan jumlah suatu fungsi dan
turunan.
Teorema :
Penyelesaian umum dari PD (2) adalah y(x) = yp + yc(x) dengan yp(x) adalah penyelesaian
partikular dan yc(x) adalah penyelesaian komplementer atau penyelesaian umum dari
persamaan komplementer (PD) (3))

Bukti :
Akan ditunjukkan bahwa jika y adalah penyelesaian dari PD (2) maka y – yp adalah
penyelesaian dari PD (3)
a(y = yp)” + b(y – yp)’ + c(y – yp)
ay” - a yp” + by’ + byp’ + cy - cyp
ay” + by’ + cy – (a yp” + byp’ + cyp)
Terbukti bahwa y = yc + yp adalah penyelesaian dari PD.

Penyelesaian umum dari persamaan komplementer adalah :


yc(x) = c1y1(x) + c2y2(x).
METODE KOEFISIEN TAK TENTU

Ay” + by’ + cy = G(x) (4)


Akan dijumpai beberapa kasus yang
berkaitan dengan G(x).

Kasus 1
G(x) berbentuk polinomial.
Kita memperkirakan bahwa yp(x) adalah
polinomial dengan pangkat yang sama
dengan polinomial G(x). Karena yp(x)
polinomial maka ay” + by’ + cy juga
polinomial.
CONTOH SOAL

2
Tentukan penyelesaian partikular dari y” +y’ – 2y = x !

Jawab :
Misal y = yp = ax2 + bx + c, maka
Y’ = 2ax + b dan y” = 2a
Substitusikan y, y’, dan y” ke PD didapat
2 2
2a +2ax + b – 2(ax + bx +c) = x
-2ax2 + (2a – 2b)x + 2a + b – 2c = x2
Diperoleh koefisen yang bersesuaian adalah
-2a = 1 a = -1/2
2a – 2b = 0 B = -1/2
2a + b – 2c = 0 C = -3/4
Jadi yp(x) = -1/2 x2 - 1/2 x– 3/4
METODE VARIASI PARAMETER

Dasar dari metode variasi parameter adalah


mengganti konstanta c1 dan c2 pada yc dengan
fungsi u1(x) dan u2(x)

Misal yc = c1y1 +c2y2


Maka didapat y = u1y1 +u2y2 yang merupakan
penyelesaian partikular dari PD awal.
Y = c1y1 +c2y2
y’ = u1’y1 + u1y1’+ u2’y2 + u2y2’
Suku yang memuat u1’ dan u2’ ditentukan sama
dengan nol, sehingga didapat
u1’y1 + u2’y2 = 0
(1)
Y’ = u1y1’ + u2y2’
Y’ = u1y1’ + u2y2’ maka
Y”= u1’y1’ + u1’y1” + u2’y2’ + u2’y2”
Substitusikan y, y’, dan y” ke PD awal didapat
u1’y1’ + u2’y2’ = G(x) (2)

Dari persamaan (1) dan (2) didapat

y2 ( x)G ( x) y1 ( x)G ( x)
u '1 dan u '2
W ( y1 , y2 )( x) W ( y1 , y2 )( x)

Dengan mengintegralkan didapat

y2 ( x)G ( x) y1 ( x)G ( x)
u1   dx  c1 dan u2   dx  c2
W ( y1 , y2 )( x) W ( y1 , y2 )( x)
Penyelesaian Partikularnya adalah :

y2 ( x)G( x) y1 ( x)G( x)
y p   y1  dx  y2  dx
W ( y1, y2 )( x) W ( y1, y2 )( x)

Penyelesaian umumnya adalah :


Y = c1y1 + c2y2 + yc
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai