Anda di halaman 1dari 56

Persamaan Diferensial

dan Aplikasi
Persamaan Diferensial Orde 2
PD Orde 2
1. Bentuk umum dari PD orde 2 :

y + p(x)y + g(x)y = r(x)


p(x) dan g(x) disebut koefisien jika r(x) =0.

PD dengan nilai r(x) = 0 disebut Persamaan homogen,


sebaliknya disebut non homogen
Prinsip Superposisi
• Jika y1, y2, yk adalah solusi dari PD pada interval I,
maka kombinasi linier yang merupakan
penjumlahan dari tiap solusi

𝑦 = 𝑐1 𝑦1 𝑥 + 𝑐2 𝑦2 𝑥 + ⋯ + 𝑐𝑘 𝑦𝑘 (𝑥)

Ini juga merupakan solusi dari PD tersebut pada


interval I
Reduksi Orde
Bentuk PD orde 2 :
𝑎2 𝑥 𝑦 ′′ + 𝑎1 𝑥 𝑦 ′ + 𝑎0 𝑥 𝑦 = 0
Bentuk ini dapat direduksi menjadi PD orde 1 dengan
menggunakan substitusi yang melibatkan salah satu
solusi yang sudah diketahui sehingga solusi kedua
dapat diketahui setelah PD orde 1 diselesaikan.
Prinsip ini disebut Reduksi Orde
Reduksi Orde
1. Diasumsikan y1 sudah diketahui.
Substitusi
𝑦2 𝑥 = 𝑢(𝑥)𝑦1 𝑥
Ke dalam PD orde 2
2. Bentuk PDnya akan dinyatakan dalam u. Kemudian
dimisalkan 𝑤 = 𝑢′. Substitusi w ke dalam PD.
3. Selesaikan dengan menggunakan prinsip mencari
solusi PD orde 1, bisa menggunakan PD linier atau
Pemisahan Variabel.
Contoh
Diketahui 𝑦1 = 𝑒 𝑥 adalah solusi dari PD orde 2 :
𝑦 ′′ − 𝑦 = 0
Pada interval −∞, ∞. Gunakan reduksi orde untuk
mencari solusi kedua y2
Solusi Homogen
Diketahui
y+ ay + by = 0
Misalkan y=erx
Persamaannya berubah menjadi r2 + ar + b = 0 
disebut persamaan karakteristik.

Jadi kemungkinan akarnya ada 3 yaitu:


1. Akar real berbeda (r1,r2; dimana r1r2)
Memiliki solusi basis y1 = er1 x dan y2 = er2 x dan
mempunyai solusi umum
y = C1er1 x + C2er2 x
Solusi Homogen
2. Akar real kembar (r1,r2; dimana r = r1=r2)
Memiliki solusi basis y1= er x dan y2 =x er x dan
mempunyai solusi umum
y = C1er x + C2 x er x

3.Akar kompleks kojugate (r1 = u + wi, r2 = u – wi)


Memiliki solusi basis y1 = eux cos wx; dan
y2 = eux sin wx dan mempunyai solusi umum
y = eux ( C1cos wx + C2 sin wx )
Latihan
1. 4y’’-y’=0
2. y’’-y’-6y=0
3. y’’+8y’+16y=0
4. 12y’’-5y’-2y=0
5. y’’ +9y=0
6. y’’ -4y’+ 5y=0
7. 3y’’+2 y’ +y=0
8. y’’ – 4y=0, y=4, y’=0 bila x=0
9. y’’ – 5y’+ 6y=0, y=1, y’=0 bila x=0
PD Orde 2 Non Homogen
Bentuk umum:
y + p(x)y + g(x)y = r(x)
dengan r(x)  0
Solusi total : y = yh + yp
Dimana yh = solusi P D homogen
yp = solusi P D partikular

Untuk menentukan yp bisa menggunakan 2 cara :


1. Metode Koefisien Tak Tentu (Pendekatan superposisi
dan Pendekatan Annihilator)
2. Metode Variasi Parameter
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Superposisi)
• pilihlah yp yang serupa dengan r(x) di dalam tabel.
Penggunaan metode ini tidak bisa digunakan jika
r(x) = ln x
r(x) = 1/x
r(x) = tan x
r(x) = arc sin x
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Superposisi)
r(x)
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Superposisi)
2. Subtitusi yp ke dalam PD orde 2
3. Selesaikan PD dan hitunglah nilai Konstanta An
dan Bn
Contoh
1. y” – 3y’ + 2y = e-x

Jawab:
Persamaan karakteristiknya:

r2 – 3 r + 2 = 0  (r – 2) (r – 1) = 0
Sehingga didapat r1 = 2 dan r2 = 1
Jadi solusi homogennya adalah yh = C1 e2x + C2 ex
Untuk yp dipilih yp = A e-x
yp’ = - A e-x  yp” = A e-x
Kemudian masukan ke PD di atas:
A e-x + 3 A e-x + 2 A e-x = e-x  6 A e-x = e-x  A = 1/6
Jadi solusi umum PD di atas adalah
y = C1 e2x + C2 ex + 1/6 e-x
8/24/2019 15
Contoh
2. y” – 3y’ + 2y = cos x

Jawab:
Persamaan karakteristiknya:

r2 – 3 r + 2 = 0  (r – 2) (r – 1) = 0
Sehingga didapat r1 = 2 dan r2 = 1
Jadi solusi homogennya adalah yh = C1 e2x + C2 ex
Untuk yp dipilih yp = A cos x + B sin x
yp’ = - A sinx + B cos x  yp” = - A cos x – B sin x
Kemudian masukan ke PD di atas:
(-A cos x – B sin x)–3(-A sin x + B cos x)+2(A cos x +B sin x)= cos x
(-A-3B+2A) cos x + (-B+3A+2B) sin x= cos x 
(-3B + A) cos x + (3A+B) sin x= cos x  -3B + A = 1 dan 3A+B= 0
8/24/2019 16
Contoh (no. 2 Lanjutan)
Didapat
A = 1/10 dan B = -3/10

Jadi solusi umum PD di atas adalah

y = C1 e2x + C2 ex + (1/10) cos x – (3/10) sin x

3. y” – 3y’ + 2y = e-x + cos x

Jawab:

Dari contoh 1 dan 2 didapat, solusi umumnya adalah

y = C1 e2x + C2 ex + (1/6) e-x + (1/10) cos x – (3/10) sin x

8/24/2019 17
Contoh
4. y” – 3y’ + 2y = ex, y(0)=1, y’(0)=-1

Jawab:
Persamaan karakteristiknya:

r2 – 3 r + 2 = 0  (r – 2) (r – 1) = 0
Sehingga didapat r1 = 2 dan r2 = 1
Jadi solusi homogennya adalah yh = C1 e2x + C2 ex
Untuk yp dipilih yp = A x ex
yp’ = A ex + A x ex  yp” = 2A ex + A x ex
Kemudian masukan ke PD di atas:
2Aex+Axex – 3 (Aex + Axex) + 2 Axex = ex  -A ex = ex
 A = -1
Jadi solusi umum PD di atas adalah y = C1e2x + C2ex – xex
8/24/2019 18
Contoh
Kita punya y(0)=1 dan y’(0)=-1

y = C1 e2x + C2 ex – x ex  1=C1+C2

y’ = 2C1e2x + C2ex – ex – xex  0=2C1+C2


Didapat

C1=-1, dan C2 = 2

Jadi solusi khusus PD di atas adalah

y = – e2x + 2 ex – x ex

8/24/2019 19
Contoh
5. Selesaikan 𝑦 ′′ − 2𝑦 ′ − 3𝑦 = 4𝑥 − 5 + 6𝑥𝑒 2𝑥
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Superposisi)
• Aturan 1 :
Jika r(x) merupakan penjumlahan dua atau lebih yp
yang serupa maka dapat dituliskan keduanya yang
berupa kombinasi linier.
• Aturan 2 :
Solusi Partikular tidak boleh muncul pada solusi
homogennya. Jika hal ini terjadi, kalikan solusi
khususnya dengan faktor x atau x2 atau xn sehingga
tidak memuat lagi solusi homogennya.
Latihan
1. y’’ – 3y’-4y=3x2+2
2. 4y’’ + 9y=15
3. y’’ – 3y’ – 4y=e2x
4. y’’+ 4y=2 sin x
5. y’’ – 3y’-4y=e-x
6. y’’+ 4y=2 cos 2x
7. y’’+2y’=3x2+2
8. y’’ – 4y’+ 4y=e2x
9. y’’ + 3y’ – 4y=3x2+ 2
10. y’’+ 9y= sin 3x+e2x
11. y’’+ y’ =ex+ 3x
12. y’’-4y=(x2-3)sin2x
13. y’’+2y’-24y=16-(x+2)e4x
Latihan
1. y’’ – 4y=4 sin x, y=4, y’=0 bila x=0
2. y’’ – 5y’+ 6y=2ex, y=1, y’=0 bila x=0
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Annihilator)
• Bentuk PD dapat dituliskan juga menjadi :
𝑎𝑛 𝐷 𝑛 𝑦 + 𝑎𝑛−1 𝐷𝑛−1 𝑦 + ⋯ + 𝑎0 𝑦 = 𝑔 𝑥
Dengan demikian bentuk diatas dapat dituliskan juga
menjadi
𝐿 𝑦 =𝑔 𝑥
Dimana 𝐿 = 𝑎𝑛 𝐷𝑛 + 𝑎𝑛−1 𝐷𝑛−1 + ⋯ + 𝑎0
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Annihilator)
• Jika L adalah operator diferensial linier dengan
koefisien konstan sehingga dituliskan
𝐿(𝑓 𝑥 = 0
Maka L dikatakan sebagai annihilator dari fungsi f(x)
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Annihilator)
Cara mencari solusi dengan pendekatan annihilator :
• Tentukan annihilator operator yang sesuai dengan
r(x)
r(x) Operator diferensial

1, x, x2, ... , xn-1 Dn

𝑒 𝛼𝑥 , 𝑥𝑒 𝛼𝑥 , 𝑥 2 𝑒 𝛼𝑥 , … , 𝑥 𝑛−1 𝑒 𝛼𝑥 (𝐷 − 𝛼)𝑛

𝑒 𝛼𝑥 𝑐𝑜𝑠𝛽𝑥, 𝑥𝑒 𝛼𝑥 𝑐𝑜𝑠𝛽𝑥, … , 𝑥 𝑛−1 𝑒 𝛼𝑥 𝑐𝑜𝑠𝛽𝑥 [𝐷2 − 2𝛼𝐷 + 𝛼 2 + 𝛽 2 ]𝑛

𝑒 𝛼𝑥 𝑠𝑖𝑛𝛽𝑥, 𝑥𝑒 𝛼𝑥 𝑠𝑖𝑛𝛽𝑥, … , 𝑥 𝑛−1 𝑒 𝛼𝑥 𝑠𝑖𝑛𝛽𝑥


Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Annihilator)
Cara mencari solusi dengan pendekatan annihilator :
• Subtitusi annihilator operator ke dalam PD orde 2
• Buatlah menjadi persamaan karakteristik
kemudian faktorkan
• Setelah didapatkan faktornya, gunakan aturan PD
homogen untuk menentukan solusinya
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Annihilator)
Cara mencari solusi dengan pendekatan annihilator
(lanjutan) :
• Jika di dalam solusi terkandung solusi
homogennya maka dihilangkan saja, sehingga
yang tersisa hanya solusi partikular
• Selesaikan dengan mencari nilai konstanta A, B, C
Contoh
1. Selesaikan 𝑦 ′′ + 3𝑦 ′ + 2𝑦 = 4𝑥 2
Contoh
2. Selesaikan 𝑦 ′′ − 3𝑦 ′ = 8𝑒 3𝑥 + 4 sin 𝑥
Solusi Partikular dengan Metode Koefisien
Tak Tentu (Pendekatan Annihilator)
Catatan :
• Jika r(x) terdiri dari kombinasi linier yang berbeda
pasangan diferensial operatornya, maka dituliskan
kedua pasangan tersebut kemudian dikalikan
Latihan
Halaman 155 latihan 4.5
Solusi Partikular dengan Metode Variasi
Parameter
 Metode ini digunakan untuk memecahkan persamaan-
persamaan yang tidak dapat diselesaikan dengan
menggunakan metode koefisien tak tentu.
 Persamaan Differensial orde dua non homogen
y + a y + b y = r(x)
memiliki solusi total : y = yh + yp
Solusi Partikular dengan Metode Variasi
Parameter
Langkah-langkah :
1. Buat solusi persamaan diferensial dalam bentuk
misal
yp = u y1 + v y2 dimana u = u(x) ; v = v(x)
yp = u y1 + u y1’ + v y2’ + v y2
yp = uy1 + u y1 + vy2 + vy2
pilih u dan v sehingga :
u y1 + v y2 = 0 ……………….(*)
Solusi Partikular dengan Metode Variasi
Parameter
2. Substitusikan yp , yp’ , yp ke dalam persamaan
awal sehingga di dapatkan :
uy1 + u y1 + vy2 + vy2 + a (u y1 + v y2)+
b ( u y1 + v y2 ) = r(x)

u ( y1 + a y1 + b y1 ) + v ( y2 + a y2+ b y2 ) +


uy1 + vy2 = r (x)

uy1 + vy2 = r (x)…………….(**)


Solusi Partikular dengan Metode Variasi
Parameter
3. Eleminasi (*) dan (**) di peroleh :
u y1 + v y2 = 0
uy1 + vy2 = r (x)
dengan aturan cramer diperoleh
0 y2 y1 0
r( x ) y2' y2 r( x ) y1' r( x ) y r( x )
u'   u   dx v'   v 1 dx
y1 y2 W y1 y2 W
y1' y2' y1' y2'

y1 y2
Keterangan W 
y1 ' y2 '
Contoh
1. y” + y = tan x
Jawab:
Persamaan karakteristiknya:

r2 + 1 = 0  r=±i

Jadi solusi homogennya adalah yh = C1 cos x + C2 sin x


Untuk yp dipilih yp = u y1 + v y2 dengan
y1= cos x y2= sin x
W= y1y’2 – y’1y’2
y’1= - sin x y’2= cos x = cos2 x+sin2 x = 1

Sehingga diperoleh
sin 2 x 1  cos 2 x
dx    (sec x  cos x) dx
sin x tan x
u   dx    dx   
1 cos x cos x
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 37
Contoh (Lanjutan)
   sec x dx   cos x dx   ln sec x  tan x  sin x
Sedangkan,
cos x tan x
v  dx   sin x dx   cos x
1
Jadi solusi non homogen didapat

y p  ln sec x  tan x cos x  sin x cos x  sin x cos x


 ln sec x  tan x cos x

Jadi solusi umum dari persamaan diferensial di atas

y  C1 cos x  C2 sin x  ln sec x  tan x cos x

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 38
Contoh
2. y”+9y = sec2 3x
Jawab:
Persamaan karakteristiknya:

r2 + 9 = 0  r=±3i

Jadi solusi homogennya adalah yh = C1 cos 3x + C2 sin 3x


Untuk yp dipilih yp = u y1 + v y2 dengan
y1= cos 3x y2= sin 3x
W= y1y’2 – y’1y’2
y’1= -3 sin 3x y’2= 3 cos 3x = 3 cos23x+3 sin23x =3

Sehingga diperoleh
sin 3x sec 2 3x 1 1
u   dx    sec 3x tan 3x dx   sec 3 x
3 3 9
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 39
Contoh (Lanjutan)
Sedangkan,
cos 3x sec 2 3x 1 1
v 
3
dx 
3  sec 3 x dx 
9
ln sec 3x  tan 3x

Jadi solusi non homogen didapat

y p   sec 3x cos 3x  ln sec 3x  tan 3x sin 3x


1 1
9 9
y p    ln sec 3x  tan 3x sin 3x
1 1
9 9
Jadi solusi umum dari persamaan diferensial di atas

y  C1 cos 3x  C2 sin 3x   ln sec 3x  tan 3x sin 3x


1 1
9 9

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 40
Latihan
1. y” + y = cosec x cot x
2. y” + y = cot x
ex
3. y” – 3 y’ + 2y = x
e 1
e 2 x
4. y” + 4 y’ + 4 y = 2
x
5. y” + 4 y = 3 cosec 2x
6. y” + 4 y = 3 cosec x
7. 4 y” + y = 2 sec (x/2)
ex
8. y” – 2y’ + y =
1 x2
Metode Variasi Parameter
Metode ini digunakan untuk memecahkan
persamaan-persamaan yang tidak dapat diselesaikan
dengan menggunakan metode koefisien tak tentu.

Persamaan Differensial orde dua non homogen


y + a y + b y = r(x)
memiliki solusi total : y = yh + yp
misal yp = u y1 + v y2 dimana u = u(x) ; v = v(x)
maka yp = u y1 + u y1’ + v y2’ + v y2
pilih u dan v sehingga :
u y[MA v y2 = 0 ……………….(*)
1 +1124]
8/24/2019 KALKULUS II 42
Metode Variasi Parameter

yp = u y1 + v y2


yp = uy1 + u y1 + vy2 + vy2
Substitusikan yp , yp’ , yp ke dalam persamaan
awal sehingga di dapatkan :
uy1 + u y1 + vy2 + vy2 + a (u y1 + v y2)+
b ( u y1 + v y2 ) = r(x)
u ( y1 + a y1 + b y1 ) + v ( y2 + a y2+ b y2 ) + uy1
+ vy2 = r (x)
uy1 + vy2 = r (x)…………….(**)
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 43
Metode Variasi Parameter

Eleminasi (*) dan (**) di peroleh :


u y1 + v y2 = 0
uy1 + vy2 = r (x)
dengan aturan cramer diperolehy1 0
0 y2
y1 ' r ( x ) y r(x)
r(x) y 2 ' y2 r(x) v'   v 1 dx
u'   u   dx y1 y 2 W
y1 y 2 W
y1 ' y 2 '
y1 ' y 2 '
Keterangan: y1 y2
W
y1 ' y2 '

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 44
Contoh
1. y” + y = tan x
Jawab:
Persamaan karakteristiknya:

r2 + 1 = 0  r=±i

Jadi solusi homogennya adalah yh = C1 cos x + C2 sin x


Untuk yp dipilih yp = u y1 + v y2 dengan
y1= cos x y2= sin x
W= y1y’2 – y’1y’2
y’1= - sin x y’2= cos x = cos2 x+sin2 x = 1

Sehingga diperoleh
sin 2 x 1  cos 2 x
dx    (sec x  cos x) dx
sin x tan x
u   dx    dx   
1 cos x cos x
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 45
Contoh (Lanjutan)
   sec x dx   cos x dx   ln sec x  tan x  sin x
Sedangkan,
cos x tan x
v  dx   sin x dx   cos x
1
Jadi solusi non homogen didapat

y p  ln sec x  tan x cos x  sin x cos x  sin x cos x


 ln sec x  tan x cos x

Jadi solusi umum dari persamaan diferensial di atas

y  C1 cos x  C2 sin x  ln sec x  tan x cos x

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 46
Contoh
2. y”+9y = sec2 3x
Jawab:
Persamaan karakteristiknya:

r2 + 9 = 0  r=±3i

Jadi solusi homogennya adalah yh = C1 cos 3x + C2 sin 3x


Untuk yp dipilih yp = u y1 + v y2 dengan
y1= cos 3x y2= sin 3x
W= y1y’2 – y’1y’2
y’1= -3 sin 3x y’2= 3 cos 3x = 3 cos23x+3 sin23x =3

Sehingga diperoleh
sin 3x sec 2 3x 1 1
u   dx    sec 3x tan 3x dx   sec 3 x
3 3 9
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 47
Contoh (Lanjutan)
Sedangkan,
cos 3x sec 2 3x 1 1
v 
3
dx 
3  sec 3 x dx 
9
ln sec 3x  tan 3x

Jadi solusi non homogen didapat

y p   sec 3x cos 3x  ln sec 3x  tan 3x sin 3x


1 1
9 9
y p    ln sec 3x  tan 3x sin 3x
1 1
9 9
Jadi solusi umum dari persamaan diferensial di atas

y  C1 cos 3x  C2 sin 3x   ln sec 3x  tan 3x sin 3x


1 1
9 9

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 48
Latihan
1. y” + y = cosec x cot x
2. y” + y = cot x
ex
3. y” – 3 y’ + 2y = x
e 1
e 2 x
4. y” + 4 y’ + 4 y = 2
x
5. y” + 4 y = 3 cosec 2x
6. y” + 4 y = 3 cosec x
7. 4 y” + y = 2 sec (x/2)
ex
8. y” – 2y’ + y =
1 x2
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 49
Pemodelan PD Orde 2
Penerapan dalam Rangkaian Listrik
L
Perhatikan suatu rangkaian (gambar
samping) dengan sebuah tahanan (R
R C
ohm), dan sebuah kumparan (L Henry)
dan sebuah kapasitor (C farad) dalam S
rangkaian seri dengan sumber gaya
elektromotif yang menyediakan suatu
E(t)
voltase E(t) volt pada saat t. Hukum
Kirchhoff untuk kasus ini,
d 2Q dQ 1
L 2
R  Q  E t 
dt dt C
muatan Q pada kapasitor, diukur dalam
coulomb, memenuhi [MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 51
(Lanjutan)
dQ , diukur dalam ampere, memenuhi
Arus I 
dt
persamaan yang diperoleh dengan pendiferensialan
persamaan di atas terhadap t, yaitu

d2I dI 1
L 2
 R  I  E' t 
dt dt C

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 52
Contoh
Tentukan muatan Q dan arus I sebagai fungsi dari waktu t dari
suatu rangkaian RLC dengan R = 16 ohm, L = 0,02 henry, C = 2 x
10-4 farad dan E = 12 Volt dengan diasumsikan saat awal arus dan
muatannya adalah nol (pada waktu saklar S ditutup)
Jawab

Dari hukum kirchhoff, tentang rangkaian RLC didapat

0,02 Q"16 Q'5000 Q  12


Atau bisa disederhanakan

Q"  800 Q' 250000 Q  600

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 53
Contoh
Persamaan karakteristiknya adalah

r 2  800 r  250000  0
Diperoleh akar – akar persamaannya :

r  400  300i
Solusi homogen :

Qh  e400t C1 cos 300t  C2 sin300t 

Dengan menggunakan metode koefisien tak tentu, dengan


mengambil Qp = A, di dapat

Qp  2,4 x 103
Jadi solusi umumnya adalah
Q  2,4 x 103  e400 t C1 cos 300t  C2 sin 300t 
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 54
Rangkaian RLC
Dengan memasukkan syarat awal Q(0) =0 dan I(0)=0
maka diperoleh

C1   2,4 x 103 dan C2  3,2 x 103


Jadi solusi khususnya adalah


Q  103 2,4  e400 t 2,4 cos 300t  3,2 sin 300t  
Dengan pendiferensialan diperoleh

I(t )  Q' (t )  2e400t sin300t

[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 55
Latihan
1. Hitunglah kuat arus yang mengalir dalam suatu rangkaian
RLC dengan nilai R = 100 ohm, L = 0,1 henry, C = 10-3 farad
yang dihubungkan dengan sumber tegangan E(t) = 155
sin 377 t dengan diasumsikan pada saat awal arus dan
muatannya adalah nol.
2. Tentukan muatan Q sebagai fungsi dari waktu t yang
mengalir dalam suatu rangkaian RC dengan R = 106 ohm,
C = 10 -6 farad dan sumber tegangannya konstan dengan E
= 1 Volt dan diasumsikan saat awal muatannya adalah
nol.[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 56
Latihan
3. Hitunglah muatan dan kuat arus I yang mengalir dalam
suatu rangkaian RLC dengan nilai R = 1000 ohm, L = 3,5
henry, C = 2 x 10-6 farad yang dihubungkan dengan sumber
tegangan E(t) = 120 sin 377t dengan diasumsikan pada
saat awal arus dan muatannya adalah nol.
4. Tentukan kuat arus I sebagai fungsi dari waktu t yang
mengalir dalam suatu rangkaian LC dengan L = 10-2 Henry,
C = 10-7 farad dan sumber tegangannya konstan dengan E =
20 Volt dan diasumsikan saat awal muatan dan arusnya
adalah nol.
[MA 1124]
8/24/2019 KALKULUS II 57

Anda mungkin juga menyukai