Daftar isi
1 Sejarah
2 Penggolongan
3 Persamaan diferensial terkenal
4 Lihat pula
5 Referensi
6 Pranala luar
Sejarah
Persamaan diferensial pertama kali eksis dengan penemuan kalkulus oleh Newton
dan Leibniz. Pada bab 2 hasil karyanya tahun 1671 berjudul "Methodus fluxionum
et Serierum Infinitarum",[1] Isaac Newton menuliskan 3 macam persamaan
diferensial:
Secara historis, problema senar bergetar seperti instrumen musik dipelajari oleh
Jean le Rond d'Alembert, Leonhard Euler, Daniel Bernoulli, dan Joseph-Louis
Lagrange.[4][5][6][7] Tahun 1746, d’Alembert menemukan persamaan gelombang
satu dimensi, dan 10 tahun kemudian Euler menemukan persamaan gelombang 3
dimensi.[8]
Penggolongan
Teori persamaan diferensial sudah cukup berkembang, dan metode yang
digunakan bervariasi sesuai jenis persamaan.
Baik persamaan diferensial biasa maupun parsial dapat digolongkan sebagai linier
atau nonlinier. Sebuah persamaan diferensial disebut linier apabila fungsi yang
tidak diketahui dan turunannya muncul dalam pangkat satu (hasilkali tidak
dibolehkan). Bila tidak memenuhi syarat ini, persamaan tersebut adalah nonlinier.
1. 1
Persamaan linier orde pertama. Di dalam bagian ini, kita akan mendiskusikan
cara penyelesaian persamaan diferensial orde pertama, baik secara umum
maupun pada kasus khusus di mana beberapa suku harus dijadikan nol.
Andaikan dan sebagai fungsi dari
Persamaan orde pertama nonlinier. Pada bagian ini, kita akan mendiskusikan
cara penyelesaian persamaan diferensial nonlinier orde pertama tertentu. Tidak
ada satu solusi umum dalam bentuk tertutup, tetapi beberapa persamaan
tertentu dapat diselesaikan dengan menggunakan cara-cara berikut.
o
o Contoh 1.3.
Kasus Misalkan dan sebagai fungsi dari dan Maka sebuah persamaan
diferensial homogen adalah sebuah persamaan di mana dan adalah
fungsi homogen dengan derajat yang sama. Dengan kata lain, fungsi ini
memenuhi kriteria di mana adalah derajat homogenitas. Setiap persamaan
diferensial homogen dapat diubah menjadi dua persamaan terpisah melalui
pengubahan variabel baik atau
o Contoh 1.4. Pembahasan mengenai homogenitas di atas mungkin
sedikit rumit. Mari kita langsung menerapkannya dalam contoh.
Pertama-tama kita bisa melihat bahwa ini adalah sebuah
persamaan nonlinier dalam Kita juga bisa melihat bahwa
persamaan ini tidak bisa dipisahkan. Namun, persamaan ini
adalah persamaan diferensial homogen karena baik pembilang
maupun penyebut memiliki derajat 3. Oleh karena itu, kita bisa
melakukan perubahan variabel
Persamaan ini kini bisa dipisahkan dalam
o Kalikan dengan
o Gunakan aturan rantai pada sisi kiri untuk mengubah persamaan ke
dalam persamaan linier dalam yang kemudian dapat diselesaikan
dengan metode berikut.
Bagian 2
1. 1
Kita sekarang akan melanjutkan dengan menjelaskan dua dari tiga kasus.
Akar berulang akan dijelaskan setelah bagian reduksi orde.
Dua akar riil dan berlainan. Jika keduanya riil dan berlainan, solusi dari
persamaan adalah sebagai berikut.
o
Dua akar kompleks. Sebagai konsekuensi dari teorema fundamental
aljabar, solusi dari persamaan polinomial dengan koefisien riil adalah
akar-akar riil atau dalam pasangan konjugat. Oleh karena itu, jika adalah
bilangan kompleks dan merupakan akar dari persamaan karakteristik,
adalah juga akarnya. Kita bisa menuliskan solusinya dengan tetapi solusi
dalam bilangan kompleks ini kurang disukai sebagai jawaban dari
persamaan diferensial dalam bilangan riil.
Kasus Reduksi orde bisa dilakukan bila kita mengetahui satu solusi dari
persamaan ini, baik ditemukan sendiri atau diberikan dari awal.
o Artinya kita bisa menebak di mana belum diketahui, seperti saat kita
menebak fungsi eksponensial sewaktu memecahkan persamaan
diferensial linier dengan koefisien konstan. Setelah menghitung turunan
dan mensubstitusikannya, kita akan memperoleh seperti di bawah ini.
o Di sini, kita harus mengasumsikan bahwa untuk bisa menggunakan
persamaan karakteristik. Titik disebut titik singular reguler dari
persamaan diferensial, sebuah titik yang menjadi penting saat
menyelesaikan persamaan diferensial menggunakan deret pangkat.
Persamaan ini memiliki dua akar, yang bisa jadi riil dan berlainan,
berulang, atau konjugat kompleks.
Dua akar riil dan berlainan. Jika keduanya riil dan berlainan, solusi dari
persamaan adalah sebagai berikut.
Bahasan
Persamaan diferensial menyatakan relasi sebuah fungsi dengan satu turunannya
atau lebih. Oleh karena relasi seperti ini sangat sering dijumpai, persamaan
diferensial memiliki banyak penerapan dalam dunia nyata, dan karena kita hidup
dalam empat dimensi, persamaan-persamaan ini sering kali muncul dalam
persamaan diferensial parsial. Pada bagian ini kita akan mendiskusikan beberapa
persamaan yang penting.
Tips
Banyak persamaan diferensial yang tidak bisa diselesaikan dengan metode di
atas, terutama pada persamaan yang dijelaskan pada bagian bahasan. Hal ini
terjadi bila persamaan tersebut mengandung koefisien variabel dan tidak
termasuk persamaan Euler-Cauchy, atau persamaannya nonlinier, misalnya.
Namun, metode di atas cukup membantu untuk memecahkan banyak
persamaan diferensial penting yang sering ditemukan dalam sains.
Tidak seperti pada turunan, yang dapat dihitung dari penyataan apa pun, banyak
integral yang tidak dapat dituliskan dalam fungsi elementer. Jadi jangan
memusingkan pernyataan yang tidak dapat diintegralkan. Periksalah tabel
integral untuk memastikan. Solusi persamaan diferensial yang tidak dapat
dituliskan dalam fungsi elementer kadang-kadang dapat ditulis dalam bentuk
integral, tetapi apakah integral tersebut dapat dikerjakan secara analitis tidaklah
penting dalam situasi ini.
Peringatan
Orang bisa salah mengira ketika melihat penampilan sebuah persamaan
diferensial dan menyangka persamaan ini mudah untuk diselesaikan. Misalnya,
mari kita lihat dua persamaan diferensial orde pertama di bawah ini. Persamaan
pertama bisa diselesaikan dengan mudah menggunakan cara yang dijelaskan
dalam artikel ini. Perubahan menjadi yang tampak sederhana pada persamaan
kedua sebenarnya membuatnya menjadi sebuah persamaan nonlinier yang
sangat sulit untuk dipecahkan.
o