Anda di halaman 1dari 9

Tujuan PTK

Setiap guru memikul tanggung jawab untuk mewujudkan proses pembelajaran yang
berhasil dan berdayaguna. Beberapa wujud aktifitas keseharian yang dilakukan guru
seperti memberikan pekerjaan rumah kepada siswa, memberikan tugas-tugas latihan,
memberikan dorongan, membuat variasi-variasi mengajar, member teguran bahkan
sanksi kepada siswa, mengikuti pelatihan, penataran, diskusi pendidikan dan
sebagainya, sesungguhnya adalah dalam rangka mewujudkan proses pembelajaran
dan mencapai hasil belajaryang lebih baik. Upaya-upaya tersebut memang penting
untuk dilakukan, terlebih lagi bilamana dapat dilakukan secara terencana, terarah,
sistematik dan berdasarkan evaluasi dan refleksi yang lebih mendalam sehingga dapat
mencapai perubahan yang lebih optimal.
PTK pada prinsipnya merupakan satu bentuk upaya yang terencana dan sistematik
yang diprakarsai guru sendiri untuk mmperbaiki kinerja pembelajaran yang menjadi
tanggungjawabnya. Apalagi hasil-hasil diskusi maupun penelitian menunjukkan
bahwa guru merasakan kebanyakan riset yang dilakukan selama ini tidak bersifat
praktis dan kurang konsisten dengan persoalan-persoalan nyata di kelas, (Oja &
Smulyan, 1989 : 9).

Peningkatan kualitas pembelajaran di kelas merupakan tujuan utama dari pelaksanaan


penelitian tindakan kelas. Bilamana semua komponen yang terlibat dalam kegiatan
pembelajaran di kelas dapat di dorong secara optimal, sehingga pada akhirnya siswa
dapat mencapai perubahan kemampuan dengan baik, maka sekolah tersebut akan
mampu mewujudkan kinerja yang diharapkan.

Upaya-upaya perbaikan dan peningkatan proses pembelajaran di kelas menjadi


tumpuan peningkatan relevansi pendidikan dan peningkatan mutu hasil belajar siswa.
Hammersley (1986) mengemukakan jika kita bermaksud memahami cara kerja
sekolah dan hendak mengubah atau meningkatkan perannya, maka yang sangat
penting dimengerti adalah apa yang terjadi di dalam kelas.

PTK juga bertujuan meningkatkan relevansi pendidikan. Seperti PTK utamanya


diarahkan pada perbaikan kinerja pembelajaran. Dengan berkuaitasnya proses
pembelajaran, berarti pula lembaga pendidikan sekolah mampu menelurkan siswa-
siswa yang berkualitas.

Secara keseluruhan PTK bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perbaikan


dan peningkatan praktik pembelajaran di kelas merupakan tujuan antara, sedangkan
tujuan akhirnya adalah peningkatan mutu hasil pendidikan.

Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan merupakan salah satu komponen tujuan


penting PTK. Peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran, di samping untuk
meningkatkan relevansi dan meningkatkan mutu hasil pendidikan, juga di tunjukkan
untuk meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegrasi di
dalamnya.

Manfaat PTK
Dirjen Dikdasmen (2004 : 9) mengemukakan beberapa kelebihan atau manfaat PTK,
yaitu :

 Menumbuhkan inovasi dan perbaikan.


 Memacu tumbuhnya semangat kolaborasi antar komponen pendidikan di
sekolah, yaitu guru, siswa, staf/pimpinan, masyarakat/orangtua.
 Meningkatkan profesionalisme guru.

Wardani (2003 : 1.16) mendeskripsikan beberapa manfaat PTK bagi guru, bagi siswa
maupun bagi sekolah.
1. Manfaat bagi guru

 Untuk mempebaiki pembelajaran yang dikelolanya, karena sasaran utama


PTK adalah untuk perbaikan pembelajaran.
 Guru dapat berkembang secara professional.
 Mendorong guru untuk lebih percaya diri.
 Dengan melaksanakan PTK berarti guru sudah menunjukkan peran yang nyata
dalam pegembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam upaya mencari cara
atau langkah-langkah inovatif dan praktis untuk memperbaiki proses
pembelajaran. Dengan melakukan PTK guru juga mendapat kesempatan yang
baik untuk belajar, melatih diri mengenali masalah, mengidentifikasi kendala-
kendala pembelajaran, menganalisis dan menilai serta mampu
merancanglangkah-langkahyang dapat dikembangkan dalam perbaikan
pembelajaran di kelasnya.

2. Manfaat bagi pembelajar/siswa


Perbaikan-perbaikan pembelajaran melalui PTK bermanfaat bagi siswa karena
mereka terlibat secara langsung di dalam aktivitas tersebut. Dengan melaksanakan
PTK, kesalahan dalam proses pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki,
sehingga kesalahan tersebut tidak akan berlanjut.

Disamping meningkatkan hasil belajar siswa, PTK yang dilaksanakan guru juga dapat
menjadi model bagi siswa. Guru yang terampil melaksanakan PTK akan selalu kritis
terhadap hasil belajar siswa, sehingga siswa merasa mendapat perhatian khusus dari
guru. Sikap kritis ini dapat menjadi model bagi siswa untuk selalu menyikapi
kinerjanya dengan melakukan analisis seperti yang dilakukan gurunya. Meskipun
siswa tidak paham dan mungkin tidak tahu bahwa guru sedang melakukan PTK di
samping mengajar, tetapi perilaku guru yang juga berperan sebagai peneliti dapat
menjadi model yang bagus bagi para siswa, sehingga diharapkan para siswa juga
dapat berperan sebagai peneliti bagi hasil belajarnya sendiri. Cara kerja yang
sistematik dan terarah merupakan hal-hal positif yang dapat dijadikan contoh bagi
para siswa.

3. Manfaat PTK bagi sekolah


Hargreaves (Hopkins, 1993), sekolah yang berhasil mendorong terjadinya inovasi
pada diri para guru, telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan untuk para
siswa. Pernyataan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan perkembangan sekolah
dengan perkembangan kemampuan guru.

Perubahan-perubahan di luar sekolah terjadi secara pesat. Bilamana guru dan semua
komponen sekolah lamban dalam memprakarsai perubahan, maka eksistensi sekolah
akan sangat sulit diharapkan sesuai dengan harapan dan keinginan masyarakat.
Dengan terbiasanya para guru melakukan PTK, berbagai strategi/tehnik pembelajaran
dapat dihasilkan dari sekolah ini untuk disebarluaskan kepada sekolah lain. Dalam
konteks ini, PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah,
yang tercermin dari peningkatan kemampuan professional para guru, perbaikan
proses dan hasil belajar siswa, serta kondusifnya iklim pendidikan sekolah.

Kondisi yang Dipersyaratkan Dalam Pelaksanaan PTK


Dengan mengkaji pandangan yang dikemukakan oleh Taggart (1991:37), Wardani
(2003:123) dapat disimpulkan beberapa hal berupa kondisi yang dipersyaratkan agar
PTK dapat dilakukan dengan baik di sekolah adalah :
1. Adanya kebebasan untuk melaksanakan PTK
Pelaksanaan PTK di sekolah memerlukan suasana yang bebas dan terbuka. Guru yang
melaksanakan PTK harus mendapatkan kebebasan untuk berdiskusi sesame guru
dalam mengoptimalkan pelaksanaan PTK, menentukan tindakan yang tepat atau
mendiskusikan hasil-hasil yang ditemukan.

Sebelum melaksanakan PTK disarankan untuk melakukan beberapa hal sebagai


berikut : a) jelaskan kepada kepala sekolah, guru dan semua staf sekolah apa yang
akan dilakukan, tujuan melakukannya, apa dampaknya terhadap kegiatan
pembelajaran. b) berikan kesempatan kepada teman-teman guru untuk memberikan
tanggapan, pendapat atau saran-saran terhadap kegiatan PTK yang akan dilakukan.

2. Meminimalisasi hirarki dan birokrasi di sekolah


Tahapan-tahapan pelaksanaan PTK membutuhkan lebih banyak konsultasi, diskusi,
dan dukungan kebijakan kepala sekolah serta partisipasi staf sekolah. Oleh sebab itu,
birokrasi dan hirarki yang berlaku di sekolah tidak boleh berlangsung secara kaku.
Bentuk-bentuk dukungan guru sejawat ini misalnya kesediaan memberikan informasi
tentang keadaan siswa, memberikan saran-saran bahkan kesediaan membantu
pengumpulan data ketika PTK dilaksanakan jika guru tersebut membutuhkan
bantuan.

3. Sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk terjadinya perubahan


PTK saat ini dapat dikatakan sebagai salah satu bentuk inovasi baru yang berkaitan
langsung dengan upaya perbaikan kinerja pembelajaran. Jika semua pihak, khususnya
unsure-unsur sekolah menyadari dengan baik manfaat PTK dan memiliki komitmen
untuk mewujudkan perubahan, maka diyakini mereka akan memberikan dukungan
sesuai peran dan kemampuan yang mereka miliki. Ada beberapa strategi yang perlu
diperhatikan terutama jika sebagai peniliti pemula (Hardjodiputro,1997 : 102), yaitu :
a. Jangan menyerah, keberanian dan keuletan diperlukan dalam revolusi gagasan.
b. Terimalah bantuan rekan-rekan Anda.
c. Bersikaplah positif, hindari sikap defensive
d. Bersabar.
e. Laksanakan secara terbuka.
f. Bila ada kesempatan, bergabunglah dengan para peneliti PTK di lingkungan
sekitar.
g. Ekpose temuan-temuan penelitian.
h. Upayakan menerbitkan hasil penelitian pada jurnal, bulletin maupun majalah
ilmiah lainnya sehingga aktivitas dan hasil-hasil penelitian diketahui oleh masyarakat
secara luas.
i. Percayalah kepada pengetahuan pribadi.

4. Keterbukaan semua staf sekolah


Keterbukaan mengandung pengertian dimana semua staf skolah bersedia melihat
persoalan yang ada di sekolah sebagai bagian dari masalah bersama. Kemajuan dan
keberhasilan belajar siswa adalah masalah bersama sehingga setiap unsure harus
dipacu untuk berupaya secara sungguh-sungguh dan terus menerus mewujudkannya
sesuai peran masing-masing.

5. Sikap kepala sekolah dan staf administrasi yang mendukung


Perhatian dan kepedulian yang ditunjukkan kepala sekolah terhadap aktivitas yang
dilakukan guru di sekolah mempunyai arti penting dalam mendukung pelaksanaan
PTK. Sikap kepala sekolah yang positif dengan memberikan perhatian, kepedulian
dan motivasi bagi guru sebagai peneliti pemula memiliki arti yang sangat penting.
Sebaliknya sikap kepala sekolah yang terkesan tidak peduli, kurang menghargai
apabila jika cenderung mencari kesalahan, akan menyebabkan keberanian dan rasa
percaya diri guru akan semakin berkurang sehingga semakin tidak memiliki
keberanian untuk mencoba melakukan penelitian yang direncanakan.

6. Adanya rasa percaya diri guru dan siswa yang melaksanakan PTK
Rasa percaya diri akan menjadi dorongan yang kuat untuk menumbuhkan keberanian
melakukan perubahan yang perlu dilakukan dalam perbaikan pembelajaran. Untuk
menumbuhkan rasa percaya diri ini guru harus memiliki keyakinan bahwa dirinya
mampu melaksanakan PTK sebagimana ia pahami.

7. Kesiapan menghadapi konflik


PTK sebagai bentuk inovasi baru dalam upaya perbaikan kinerja pembelajaran juga
membutuhkan waktu agar dapat diterima oleh semua guru dan staf sekolah. Dalam
keadaan demikian guru yang melakukan PTK mungkin akan berhadapan dengan
berbagai tantangan, antara lain berupa sikap guru lain bahkan kepala sekolah yang
belum menerima atau belum merasa yakin bahwa PTK merupakan cara yang mampu
memperbaiki kinerja pembelajaran. Itulah sebabnya maka guru yang akan
melaksanakan PTK diharapkan memiliki kesiapan mental jika terjadi konflik.
Kesiapan mental ini merupakan hal yang penting agar guru tidak merasa terkejut jika
hal itu terjadi.

Hodkinson (Depdiknas,2004 : 10) mengemukakan keberhasilan PTK dalam


menumbuhkan inovasi dan perbaikan pembelajaran, memacu semangat kolaborasi
antara komponen-komponen pendidikan di sekolah, dan meningkatkan
profesionalisme guru akan dapat diwujudkan bilmana didukung oleh beberapa
kondisi berikut :

 Ada kesediaan dari para guru untuk mengakui kekurangan-kekurangan diri.


 Adanya kesempatan bagi guru untuk menemukan sesuatu yang baru (inovasi).
 Ada dorongan untuk mengemukakan gagasan baru.
 Tersedianya waktu yang cukup untuk melakukan percobaan.
 Ada kepercayaan timbale balik antara orang-orang yang terlibat.

8. Adanya rencana jangka panjang


Guru yang mengembangkan PTK atau yang belum memiliki kesempatan untuk
melakukannya hendaknya meletakkan aktivitas ini sebagai bagian dari strategi atau
upaya pencapaian tujuan jangka panjang sekolah dalam rangka peningkatan kinerja
sekolah secara keseluruhan. Bilamana pemahaman ini dapat ditumbuhkan maka guru
yang melaksanakan PTK akan lebih mudah mensosialisasikan kegiatannya kepada
staf sekolah yang lain, sehingga dimungkinkan lebih mudah pula mendapatkan
dukungan untuk melaksanakannya.

B. Masalah-masalah Pembelajaran yang dapat Dikaji Melalui PTK


1. Masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari

Milss (2000), mengemukakan di antara masalah yang dapat dikaji melalui PTK
adalah masalah-masalah dimana guru merasa sangat familiar karena seringkali terjadi
yaitu berkaitan dengan kegiatan pembelajaran sehari-hari. Dibawah ini contoh
beberapa di antara masalah pembelajaran sehari-hari yang berhasil di identifikasi
guru-guru melalui kegiatan PTK

a. Kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan diskusi.


b. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar.
c. Siswa kurang mampu mengerjakan latihan.
d. Rendahnya kemampuan dan keberanian siswa yang mengajukan pertanyaan dan
mengemukakan pendapat dalam proses pembelajaran.
e. Rendahnya kemampuan siswa mengerjakan soal-soal cerita pada pelajaran
matematika.
f. Sulitnya siswa mengenal dan memahami peta buta dalam pelajaran IPS.
g. Rendahnya kemampuan siswa dalam mengarang.

2. Cakupan masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit


PTK tidak di arahkan untuk mengkaji masalah-masalah yang cakupannya terlalu luas
sehingga di luar kemampuan guru untuk merancang dan melaksanakan tindakan guna
perbaikan yang diharapkan. Adakalanya masalahnya luas dan cakupan atau ruang
lingkupnya juga luas. Namun ada juga ruang lingkupnya tidak luas, misalnya kelas
akan tetapi masalahnya terlalu luas. Masalah yang luas dan ruang lingkup yang luas
misalnya rendahnya hasil Ebtanas seluruh bidang studi atau beberapa bidang studi
SMP di suatu kecamatan, satu kabupaten atau satu provinsi. Kemudian guru sebagai
peneliti bermaksud melakukan penelitian untuk memperbaiki keadaan tersebut. Pada
sisi lain bias juga terjadi ruang lingkup penelitiannya tidak luas, akan tetapi masalah
yang dikaji masih terlalu luas. Misalnya seorang guru mengkaji atau meneliti cara
untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa, kemampuan menyimpulkan
pelajaran dan kemampuan mengerjakan soal-soal latihan pada kelasa tertentu dalam
waktu bersamaan atau satu rancangan PTK. Keadaan ini tentu akan menyulitkan
guru, karena tindakan untuk meningkatkan kemampuan bertanya siswa, mungkin
hanya akan akurat untuk meningkatkan kemampuan bertanya dan belum tentu
sekaligus mampu menyimpulkan pelajaran dan mengerjakan soal-soal latihan.

Disamping tidak disarankan untuk mengkaji masalah yang terlalu luas, juga
diharapkan masalah yang dikaji melalui PTK tidak terlalu sempit. Jika masalah yang
terlalu luas akan menyebabkan kesulitan guru untuk menentukan tindakan yang tepat
dan sesuai untuk memperbaiki keadaan tersebut dan tentu akan berakibat pada
pencapaian hasil yang tidak tepat, serta akan mengalami banyak kesulitan dalam
implementasinya, maka pemilihan masalah yang terlalu sempit juga dapat
menyebabkan hasil yang dicapai tidak seimbang dengan waktu, tenaga serta usaha
yang dilakukan guru.

3. Sesuai kemampuan guru


Dalam sebuah tulisan yang dimuat pada Pelangi Pendidikan dikemukakan beberapa
ilustrasi. Jika anda yakin bahwa ketiadaan buku yang menyebabkan siswa sukar
membaca kembali materi pelajaran dan mengerjakan PR di rumah, anda tidak perlu
melakukan PTK. Dengan di belikan buku masalah tersebut akan terpecahkan, dan itu
di luar kemampuan anda. Dengan perkataan lain, yakinkan bahwa masalah yang anda
pecahkan cukup layak, berada di wilayah pembelajaran yang dikuasai. Dikemukan
pula contoh lain masalah yang berada di luar kemampuan guru : kebisingan kelas
karena sekolah berada di jalan raya.

4. Masalah yang stratgis


Ukuran strategis dapat dinilai apakah tindakan perbaikan yang dilakukan itu memang
prinsip dan berkontribusi bagi sebagian besar siswa dalam kerangka perbaikan
pembelajaran. Kemampuan menyelesaikan soal-soal latihan tentu merupakan hal
prinsip karena berkaitan langsung dengan capaian hasil belajar siswa. Kemampuan
mengemukakan pendapat dan mengajukan pertanyaan merupakan hal prinsip karena
berkaitan dengan pengembangan potensi siswa dan menjadi balikan untuk menilai
keberhasilan mengajar guru.

5. Masalah yang membutuhkan penanganan yang relative segera


Salah satu ciri PTK adalah bahwa PTK merupakan cara pemecahan masalah yang
hasilnya dapat dipergunakan langsung untuk memperbaiki pembelajaran. Sangat
berbeda bentuk penelitian lain yang memerlukan waktu lama untuk dapat
diimplementasikan oleh guru bagi perbaikan kinerja pembelajaran. Karena sifatnya
yang demikian, maka masalah yang dikaji melalui PTK juga disarankan adalah
masalah-masalah yang memerlukan penanganan relative segera, dimana jika masalah
tersebut tidak cepat dicari solusi pemecahannya akan menimbulkan kendala bagi
perbaikan proses dan hasil belajar yang dicapai. Pihak yang paling memahami
masalah-masalah apa saja yang membutuhkan penanganan segera adalah guru. Oleh
sebab itu, untuk mengingatkan kita bersama, andaikata PTK dilakukan secara
kolaboratif (misalnya kolaborasi, dosen LPTK dan guru), maka yang harus
menentukan masalah-masalah apa yang menjadi kebutuhan segera untuk di pecahkan
adalah guru. Peran dosen dalam hal ini adalah membantu memperjelas masalah
tersebut, bukan menentukan.

6. Masalah yang dikembangkan harus nyata

PTK menghendaki hasil yang nyata dan dalam waktu yang singkat dapat
dipergunakan langsung untuk memperbaiki pembelajaran. Oleh sebab itu masalah-
masalah yang dapat dikaji melalui PTK adalah masalah yang benar-benar nyata yang
memungkinkan guru dapat secara jelas menentukan tindakan perbaikan. Jika guru
merasa bahwa masalah yang ia hadapi masih bersifat samar-samar, maka terlebih
dahulu perlu dikaji dan dikenali secara cermat. Meskipun menurut pengamatan
sementara, guru melihat ada beberapa masalah yang saling terkait, maka guru harus
cerdas memutuskan satu masalah utama yang membutuhkan penanganan segera.

7. Memerlukan penanganan secara berkelanjutan


Salah satu ciri PTK yaitu adanya siklus yang berkelanjutan. Siklus ini memungkinkan
guru menentukan cara dan langkah perbaikan sekaligus menilai tingkat keberhasilan
cara yang ditempuh pada setiap siklus tertentu dan selanjutnya menyempurnakan
tindakan perbaikan jika hasil yang dicapai belum optimal. Sebelumnya juga telah
dibahas bahwa di antara masalah pembelajaran yang disarankan untuk dikaji melalui
PTK adalah masalah-masalah strategi dalam pembelajaran. Masalah-masalah strategi
umumnya jarang sekali dapat diperbaiki atau diselesaikan dalam satu siklus penelitian
apalagi dengan hanya melakukan satu kali tindakan perbaikan, akan tetapi biasanya
menghendaki tahapan-tahapan yang cukup lama untuk mencapai perubahan yang
optimal. Terkait dengan ciri ini, maka masalah yang akan dikaji atau dipecahkan
melalui PTK adalah masalah-masalah pembelajaran yang memerlukan penanganan
secara berkelanjutan.

PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Secara keseluruhan PTK bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Perbaikan


dan peningkatan praktik pembelajaran di kelas merupakan tujuan antara, sedangkan
tujuan akhirnya adalah peningkatan mutu hasil pendidikan.

Wardani (2003 : 1.16) mendeskripsikan beberapa manfaat PTK bagi guru, bagi siswa
maupun bagi sekolah. Bagi guru, akan meningkatkan rasa percaya diri serta
meningkatkan profesionalisme, guru juga mendapat kesempatan yang baik untuk
belajar, melatih diri mengenali masalah, mengidentifikasi kendala-kendala
pembelajaran, menganalisis dan menilai serta mampu merancanglangkah-
langkahyang dapat dikembangkan dalam perbaikan pembelajaran di kelasnya. Bagi
siswa, PTK dapat memberikan pengaruh bagi peningkatan hasil belajar siswa. Bagi
sekolah, Hargreaves (Hopkins, 1993), sekolah yang berhasil mendorong terjadinya
inovasi pada diri para guru, telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan
untuk para siswa. Pernyataan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan
perkembangan sekolah dengan perkembangan kemampuan guru.

Wardani (2003:123) dapat disimpulkan beberapa hal berupa kondisi yang


dipersyaratkan agar PTK dapat dilakukan dengan baik di sekolah adalah :

1. Adanya kebebasan untuk melaksanakan PTK


2. Meminimalisasi hirarki dan birokrasi di sekolah
3. Sekolah harus memiliki komitmen bersama untuk terjadinya perubahan
4. Keterbukaan semua staf sekolah
5. Sikap kepala sekolah dan staf administrasi yang mendukung
6. Adanya rasa percaya diri guru dan siswa yang melaksanakan PTK
7. Kesiapan menghadapi konflik
8. Adanya rencana jangka panjang

Masalah-masalah Pembelajaran yang dapat Dikaji Melalui PTK


1. Masalah yang berkaitan dengan pembelajaran sehari-hari
2. Cakupan masalahnya tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
3. Sesuai kemampuan guru
4. Masalah yang strategis
5. Masalah yang membutuhkan penanganan yang relative segera
6. Masalah yang dikembangkan harus nyata
7. Memerlukan penanganan secara berkelanjutan

Saran
Disarankan untuk mempelajari materi ini dengan cermat, baik secara mandiri maupun
kelompok menelaah sumber-sumber buku yang relevan untuk membantu pemahaman
terhadap materi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai