Anda di halaman 1dari 5

Cara Menyelesaikan Persamaan Diferensial

Persamaan diferensial adalah sebuah persamaan yang menggambarkan relasi


sebuah fungsi dengan satu atau beberapa turunannya. Dalam sebagian besar
penerapannya, fungsi-fungsi ini dipakai untuk menggambarkan besaran fisika,
sementara turunannya digunakan untuk menggambarkan laju perubahan, sementara itu
persamaan diferensial dipakai untuk mendefinisikan relasi di antara keduanya.

Disini kita akan melihat beberapa metode yang dipakai untuk memecahkan
berbagai jenis persamaan diferensial tertentu yang solusinya dapat dituliskan dalam
beberapa fungsi elementer – fungsi polinomial, eksponensial, logaritma, dan
trigonometrik serta inversnya. Beberapa persamaan ini dapat dijumpai di dunia nyata,
tetapi sebagian besar tidak dapat dipecahkan menggunakan cara-cara ini. Solusi
persamaan semacam itu harus dituliskan dalam fungsi khusus, deret pangkat, atau
dihitung menggunakan metode numerik.

Pada bagian ini mengasumsikan bahwa Anda memiliki pemahaman yang baik
dalam kalkulus diferensial maupun integral, dan juga beberapa pengetahuan dalam
turunan parsial. Lebih baik lagi jika Anda memiliki pengetahuan tentang aljabar linier
sebagai dasar teori persamaan diferensial, khususnya untuk bagian persamaan linier
orde kedua, meskipun pemecahannya hanya membutuhkan pengetahuan kalkulus.

Pendahuluan
 Persamaan diferensial memiliki kategori yang luas. Di dalam artikel ini, kita akan
berhadapan dengan persamaan diferensial biasa - persamaan fungsi satu
variabel dan turunan-turunannya. Persamaan diferensial biasa lebih mudah
dipahami dan diselesaikan dibandingkan persamaan diferensial parsial, yaitu
persamaan relasi fungsi dengan lebih dari satu variabel. Kita tidak akan
menyelesaikan persamaan diferensial parsial di dalam artikel ini karena cara
penyelesaian persamaan-persamaan ini sering kali hanya berlaku untuk
persamaan tertentu.

 Di bawah ini adalah beberapa contoh persamaan diferensial biasa.

 Di bawah ini adalah beberapa contoh


 persamaan diferensial parsial
 Kita bisa menentukan orde persamaan diferensial dari turunan tertinggi di
dalamnya. Persamaan pertama di dalam contoh di atas adalah persamaan orde
pertama. Persamaan kedua adalah persamaan orde kedua. Derajat dari sebuah
persamaan adalah angka pangkat pada suku dengan turunan tertinggi.

 Misalnya, persamaan di bawah ini adalah persamaan orde ketiga, derajat kedua

 Kita menyebut sebuah persamaan diferensial adalah persamaan diferensial


linier apabila derajat dan orde dari fungsi dan semua turunannya bernilai 1. Jika
tidak, persamaan tersebut adalah sebuah persamaan diferensial nonlinier.
Persamaan diferensial linier harus mendapat perhatian khusus karena solusinya
dapat dijumlahkan dalam kombinasi linier untuk membentuk solusinya
berikutnya.

 Di bawah ini adalah beberapa contoh persamaan diferensial linier.

 Di bawah ini adalah beberapa contoh persamaan diferensial nonlinier.


Persamaan pertama disebut nonlinier karena mengandung fungsi sinus.

 Solusi umum dari persamaan diferensial biasa tidaklah unik, tetapi mengandung
konstanta tak tentu. Jumlah konstanta ini biasanya sama dengan orde
persamaan tersebut. Dalam penggunaannya, konstanta-konstanta ini biasanya
diberi kondisi awal: nilai fungsi dan turunannya x=0 . Kondisi awal ini diperlukan
untuk mencari solusi partikular dari sebuah persamaan diferensial yang
jumlahnya biasanya sama dengan orde persamaan tersebut.

 Misalnya, pada artikel ini kita akan melihat cara menyelesaikan persamaan di
bawah ini. Persamaan ini adalah persamaan diferensial linier orde kedua. Solusi
umumnya mengandung dua konstanta tak tentu. Untuk mencari nilai kedua
konstanta ini, kita memerlukan kondisi awal pada x (0) and x' (0). Kondisi awal
yang biasa dipakai adalah nilai x = 0,, tetapi tidak ada keharusan untuk itu. Kita
juga akan mendiskusikan cara mencari solusi partikular dari kondisi awal lain di
dalam artikel ini.

1. Persamaan Orde Pertama


Persamaan linier orde pertama. Di dalam bagian ini, kita akan mendiskusikan cara
penyelesaian persamaan diferensial orde pertama, baik secara umum maupun pada
kasus khusus di mana beberapa suku harus dijadikan nol. Andaikan =y(x), p(x), dan q(x)
sebagai fungsi dari x.

Kasus p(x)=0. Dengan teorema fundamental kalkulus, integral dari turunan sebuah
fungsi adalah dirinya sendiri. Kita bisa langsung mengintegralkannya untuk
mendapatkan jawaban. Ingat bahwa perhitungan dari sebuah integral tak tentu
menghasilkan sebuah konstanta tak tentu.

Kasus q(x)=0. Kita bisa menggunakan teknik pemisahan variabel. Pemisahan variabel
secara intuitif meletakkan masing-masing variabel pada sisi persamaan yang berbeda.
Misalnya, kita memindahkan semua suku y di satu sisi dan suku x di sisi lain. Kita bisa
memperlakukan dx dan dy di dalam turunan sebagai sebuah suku yang bisa dipindah-
pindahkan, tetapi ingat selalu bahwa suku ini hanya sebuah ringkasan dari sebuah
perhitungan yang menggunakan aturan rantai. Sifat nyata dari objek ini, yang
dinamakan diferensial, berada di luar cakupan artikel ini.

Anda mungkin juga menyukai