Anda di halaman 1dari 3

Pada pembelajaran Matematika, kita telah mengenal dan sering menemukan istilah

Persamaan dan ini telah kita bahas pada awal-awal sesi mengenai perbedaan persamaan,
pertaksaman, kesamaan dan ketaksamaan. Ketika kita berbicara mengenai persamaan, maka
sejatinya kita akan menentukan penyelesaian. Dalam hal ini suatu nilai yang jika disubtitusi
kedalam persamaan maka akan memenuhi persamaan yang diberikan. Dari sini kita bisa
membedakan jenis-jenis persamaan.
Ketika dikaitkan dengan fungsi maka persamaan ini identik dengan fungsi. Karena pada
fungsi dan persamaan juga memiliki variabel, koefisien dan konstanta, perbedaaannya ialah
fungsi itu sebagai aturan yang akan digunakan untuk menentukan nilai fungsi, sedangkan
persamaan ialah bentuk penggunaan fungsi yang akan ditinjau untuk menentukan daerah asal
yang memenuhi, sebagai Himpunan penyelesaian.
Pengkategorian Persamaan secara grafis dapat dibedakan atas Persamaan Linear dengan
Persamaan Non Linear. Pada dasarnya, maslaah yang akan diselesaikan pada persamaan
adalah menentukan penyelesaiannya, solusi yang memenuhi. Ketika kita berbicara mengenai
fungsi Polinom, maka kita akan menemukan bentuk persamaan Linear (fungsi polynomial
derajat 1) , persamaan Kuadrat (fungsi polynom derajat 2), persamaan kubik (fungsi Polynom
derajat 3).

Pada Bagian ini saya telah mengerti dan memahami Penjelasan di atas.
Dari adanya bentuk atau jenis-jenis persamaan di atas maka dapat, kita lihat bahwa penentuan
solusinya atau penyelesaiannya, kesulitannya bergantung pada bentuk persamaan yang
diberikan. Misal :
Persamaan Linear 1 variabel :
2x+3 = 9, maka nilai x dapat ditentukan dengan :
Kurangkan konstanta pada kedua sisi persamaan: 2x=6
Bagi kedua sisi persamaan dengan koefisien variabel (2): 3x=3
Persamaan Kuadrat (Non Linear) 1 Variabel :
1. x2 - 6x + 9 = 0
2. x2 - 5x + 6 = 0
Penentuan penyelesaiannya dapat dilakukan dengan cara faktorisasi , yaitu :
1. x2 - 6x + 9 = 0.
(x- 3 )(x-3) =0, sehingga x1=3 atau x2=3
Dari sini x1=3 dan x2 = 3 disebut sebagai akar persamaan kuadrat dari x2 - 6x + 9 = 0..
2. x2 - 3x + 6 = 0.
(x-2 )(x-3) =0, sehingga x1=2 atau x2=3
Dari sini x1=2 dan x2 = 3 disebut sebagai akar persamaan kuadrat dari x2 - 3x + 6 = 0...
Dari contoh peneyelesaian Persamaan linear 1 variabel di atas, terlihat bahwa dapat dengan
mudah dilakukan. Hanya berupa Penjabaran sederhana dengan memanipulasi bentuk kedua
ruas dengan perlakukan aljar yang sama pada kedua ruas, yang selanjutnya kita kenal dengan
PINDAH RUAS. Cara tersebut dikenal dengan cara analitik. Demikian dengan teknik
pemfaktoran pada contoh 2 dan 3 di atas.
Selain metode analitik di atas, kita juga memiliki metode lain yaitu metode Horner, metode
Kuadrat Sempurna dan juga Rumus Kuadrat, yaitu dengan : x1,2 = (-b±√(b^2-4ac))/2a
Metode-metode tersebut dikenal sebagai metode penyelesaian persamaan Kuadrat. Metode
tersebut dikenal sebagai penentuan penyelesaian dengan cara analitik. Namun ada kalanya,
metode-metode tersebut tidak dapat menghasilkan solusi, karena dimungkinkan persamaan
yang diberikan dalam bentuk persamaan non linear yang rumit.
2. Persoalan yang muncul di atas bahwa tidak semua bentuk persamaan non Linear dpaat
diselesaiakan dengan Pemfaktoran, atau metode Horner atau lebih dikenal dengan metode
analitik. Lantas muncul pertanyaan, kalau metode analitik tidak bisa lantas metode apa yang
dapat digunakan???..
Pada Kegiatan belajar kali ini diperkenalkan PENEYELSAIAN PERSAMAAN SECARA
NUMERIK sebagai metode penyelesaian alternatif. Dalam hal Penyelesaian Persamaan Non
Linear secara Numerik sebenarnya menjadi topik khusus pada mata kuliah METODE
NUMERIK.
Dimana ada banyak jenis metode numerik dalam menyelesaian persamaan, sebagai
perkenalan, terdapat metode tertutup dan terbuka, pada metode tertutup diperkenalkan
metode Bagi 2, Metode Posisi Palsu, sedangkan pada metode terbuka terdapat Metode Titik
Tetap, metode Newton, Newton Rapson dan Metode Tali Busur.
Namun pada kesempatan kali ini pada Mata kuliah Kalkulus 1, kita hanya akan berfokus pada
METODE NEWTON,
Karena pada metode Newton ini terdapat KONSEP TURUNAN
PEMAHAMAN KONSEP TURUNAN pada METODE NEWTON

Dari hasil pembacaan saya mengenai metode Newton pada halaman 8.21 Modul Klakulus 1
(Warsito), saya dapat memahami konsep dari Newton ini dengan melihat ilustrasi Gambar
8.2.1 bahwa :

1. Dari grafik y = f(x), kurva memotong sumbu-x tepat di x=r , dari sini dapat dikatana bahwa
x=r ini merupakan akar persamaan,karena f(r) = 0 menghasilkan titik (r,0). Jika kita ingin
menentukan posisi r, maka kita dapat mengambil x1 sebagai titik awal yang menghasilkan x2,
dan dari x2 menghasilkan x3, di mana x3 sebagai titik pendekatan terbaik terhadap titik r.
2. Dari adanya x1 yang menghasilkan f(x1) dan berada pada titik (x1,f(x1)). Dari titik
(x1,f(x1)) ini dijadikan sebagai titik singgung yang memotong sumbu-x dgn garis singgung
g1 ini, dan menghasilkan x2. Dari kemiringan garis singgung inilah, konsep turunan
digunakan. Dalam hal ini kemiringan garis singgung dituliskan dengan notasi f’(x1)
(persamaan 8.2.1), selanjutnya berulang yaitu posisi x1 tadi sebelumnya digantikan oleh x2
dengan cara
x_2=x_1-f(x^1 )/f(x_1 )
selanjutnya berulang yaitu pada posisi x2 tadi sebelumnya digantikan oleh x3 dengan cara
yang sama.
Selanjutnya jika kita kitaingin melanjutkan hingga ke x4, maka x4 dapat kita peroleh dengan
iterasi yang serupa.
Jika hal ini dilakukan hingga ke xn maka terlihat pada gambar bahwa akan semakin mendekat
ke r , yaituakar persamaan yang kita akan cari. Dari adanya perhitungan yang berkelanjutan
diperoleh rumus rekursi atau skema iterasi dari metode Newton yaitu
x_(n+1)=x_n-f(x_n )/(f^' (x_n ) )

3. Untuk memahami teknis atau penggunaan dari Metode Newton ini, terdapat beberaa
contoh soal dilengkapi dengan uraian jawaban yaitu contoh 8.2.1, 8.2.2, 8.2.3, 8.2.4 dari 4
contoh tersebut, saya akan coba membahas 2 contoh yaitu 8.2.1 dan contoh lainnya.
Pada contoh 8.2.1 yang saya pahami adalah bahwa kita memiliki suatu persamaanf(x)=0, dan
kita ingin mencari akar persamaannya menggunakan Metode Newton. Langkah-langkahnya
melibatkan tebakan awal x1 yang kemudian diiterasi untuk mendapatkan tebakan yang
semakin mendekati akar sebenarnya.

Sedangkan pada contoh lainnya yang dapat saya jelaskan adalah bahwa kita mungkin
memiliki persamaan berbeda g(x)=0 dan tebakan awal x1 yang berbeda. Dengan
menggunakan Metode Newton, kita dapat mengiterasi untuk mendekati akar persamaan
g(x)=0.

Anda mungkin juga menyukai