Anda di halaman 1dari 17

MODUL 3

PERSAMAAN NON LINIER

BAB I.

PENDAHULUAN

1.1. Tujuan Praktikum


a. Mahasiswa memahami metode penyelesaian persamaan tak linier
b. Membuat program untuk menyelesaikan persamaan tak linier
c. Menyelesaikan masalah-masalah menyangkut Teknik Kimia dengan
menggunakan persamaan tak linier
1.2. Batasan Masalah
Batasan masalah pada praktikum ini yaitu menyelesaikan persamaan non
linier dengan menggunakan penyelesaian numerik. Selain itu membahas bentuk
komputasi persamaan linear pada metode polinomial pada suatu angka reaksi
aplikasi teknik kimia.
1.3. Dasar Teori
1.3.1. Pengerttian Non-Linear
Sistem persamaan non linear adalah kumpulan dari dua atau lebih
persamaan persamaan non linear. Berikut ini beberapa contoh persamaan non
linier:

Tabel 3.1 Persamaan Non Linier


Penyelesaian persamaan non linier adalah penentuan akar-akar persamaan
non linier. Akar sebuah persamaan f(x) =0 adalah nilai-nilai x yang menyebabkan
nilai f(x)=0. Dengan kata lain akar persamaan f(x) adalah titik potong antara
kurva f(x) dan sumbu X.

Dalam aplikasinya di bidang teknik kimia, persamaan tak linier memiliki


peranan yang sangat penting.

Tabel 3.2 Aplikasi Persamaan Tak Linier dalam Bidang Teknik Kimia

1.3.2. Jenis Persamaan Non-Linear

A. Persamaan kuadrat

Persamaan kuadrat merupakan suatu persamaan polinomial berorde


2. Bentuk umum persamaan kuadrat yaitu y = ax2 + bx + c dengan a ≠ 0 dan a
merupakan koefisien dari x2, b merupakan koefisien dari x, sedangkan c adalah
koefisien konstanta atau biasa disebut juga suku bebas.

Persamaan ax2 + bx + c = 0 dapat diselesaikan dengan cara menentukan


nilai pengganti x yang memenuhi persamaan tersebut. Nilai pengganti tersebut
mengubah kalimat terbuka (persamaan kuadrat) menjadi sebuah pernyataan yang
bernilai benar. Penyelesaian dari persamaan kuadrat disebut akar-akar
persamaan kuadrat. Ada beberapa cara untuk menyelesaikan (menemukan akar-
akar) dari persamaan kuadrat di antaranya dengan cara berikut:
a. Memfaktorkan
b. Melengkapkan kuadrat sempurna
c. Menggunakan rumus abc
Persamaan kuadrat ax2 + bx + c = 0 mempunyai akar-akar persamaan

Nilai b2 – 4ac disebut diskriminan (D). D = b2 – 4ac dapat membedakan jenis-


jenis akar persamaan kuadrat satu dengan yang lain:

1. D > 0, persamaanax2 + bx + c = 0 mempunyai dua akar real dan berbeda.


2. D = 0, persamaan ax2+ bx + c = 0 mempunyai dua akar yang kembar dan
real.
3. D < 0, persamaan ax2+ bx + c = 0 mempunyai dua akar yang imaginer
(tidak mempunyai persamaan akar real).

B. Polinomial
Polinomial atau disebut juga suku banyak, adalah pernyataan matematika
yang melibatkan jumlahan perkalian pangkat dalam satu atau lebih variabel
dengan koefisien. Secara sederhana, polinomial adalah suatu bentuk matematika
yang memuat variabel berpangkat. Polinomial sendiri berasal dari 2 kata,
yaitu poli yang berarti banyak, dan nomial yang berarti nilai. Sebuah polinomial
terlihat seperti ini:

Sebuah polinomial bisa memiliki:

a. Variabel (merupakan nilai yang dapat berubah, seperti x, y, z dalam


sebuah persamaan; boleh memiliki lebih dari 1 variabel)
b. Koefisien (merupakan konstanta yang mendampingi variabel)
c. Konstanta (sebuah nilai tetap dan tidak berubah)
d. Eksponen atau pangkat merupakan pangkat dari variabel; bisa juga disebut
sebagai derajat sebuah polinomial

Ada juga syarat-syarat sehingga suatu persamaan dapat dikatakan sebagai


‘polinomial’, yaitu berikut ini:

a. Variabel tidak boleh memiliki pangkat pecahan atau negatif


b. Variabel tidak boleh masuk dalam suatu persamaan trigonometri

Sebagai contoh:

C. Persamaan Transenden

FUNGSI : Suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan


ketergantungan (hubungan fungsional) antara suatu variabel dengan variabel lain.

Bentuk :
Dimana:

y = dependent variabel
a = konstanta
b = koefisian variabel x
x = independent variabel
Jenis – jenis fungsi :

Persamaan Logaritmik

Persamaan logaritma adalah suatu persamaan yang peubahnya merupakan


merupakan numerus atau bilangan pokok logaritma.
Contoh : Tentukan semua x yang memenuhi persamaan 2log x = 3

Jawab :

Dari definisi logaritma kita dapatkan


2
log x = 3 ⟺ 23= x
Jadi x = 23

Dengan cara lain kita dapat mengubah ruas kanan menjadi bentuk logaritma
dengan bilangan pokok yang sama dengan bilangan pokok ruas kiri yaitu:

2
log x = 3 ⟺ 2log x = 2log 23

Dari cara pertama diperoleh x = 23. Sehingga kita sesuaikan dengan bentuk
terakhir kita dapat menghapus tanda logaritma.

1.3.3. Penyelesaian Persamaan Non-Linear

A. Analitik

1. Metode abc

−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥1 , 𝑥2 =
2𝑎

2. Metode faktorisasi
𝑥 2 − 4𝑥 + 4 = 0
(𝑥 − 2)(𝑥 − 2) = 0
B. Numeris
1. Metode Biseksi
Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N
bagian. Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua
bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak
mengandung akar dibuang.Hal ini dilakukan berulang- ulang hingga diperoleh
akar persamaan.
Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a)
dan batas atas (b).Kemudian dihitung nilai tengah :
𝑎+𝑏
x= 2

Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara matematik,
suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau
dituliskan : f(a) . f(b) < 0. Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka
batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang
mempunyai akar.
2. Regula Falsi
Metode regula falsi adalah metode pencarian akar persamaan dengan
memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti
halnya metode biseksi, metode ini bekerja secara iterasi dengan melakukan update
range.Titik pendekatan yang digunakan oleh metode regula-falsi adalah :
𝑓(𝑏)𝑎−𝑓(𝑎)𝑏
X= 𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)

3. Metode Newton-Raphson

Metode newton raphson adalah metode pendekatan yang menggunakan satu


titik awal dan mendekatinya dengan memperhatikan slope atau gradien pada titik
tersebut.

𝑓(𝑥 )
x  xold  𝑥𝑛𝑒𝑤 = 𝑥𝑜𝑙𝑑 − 𝑓′ (𝑥𝑜𝑙𝑑
𝑛𝑒𝑤 )

Iterasi dihentikan ketika

 xold ≈ xnew
 f(xold) ≈ 0
4. Secant
Metode secant merupakan perbaikan dari metode regula-falsi dan newton
raphson dimana kemiringan dua titik dinyatakan sacara diskrit, dengan mengambil
bentuk garis lurus yang melalui satu titik. Dalam bidang teknik sering didapatkan
persamaan non linear : f(x) = 0. Ingin dicari harga x yang memenuhi persamaan
tersebut. Ada beberapa cara numeris yang dapat digunakan. Di sini akan dibahas
cara Newton Rhapson.
Mula – mula diramal suatu harga x, (misal xold), yang kira – kira dapat
memenuhi. Berdasarkan harga tersebut dicari harga x yang lebih baik, yaitu x new,
yang didapatkan dengan persamaan :
𝑓(𝑥𝑜𝑙𝑑 )
𝑥𝑛𝑒𝑤 = 𝑥𝑜𝑙𝑑 − ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (3.1)
𝑓 ′ (𝑥𝑛𝑒𝑤 )
Selanjutnya harga xnew menjadi xold untuk mencari xnew berikutnya.
Demikian seterusnya hingga diperoleh harga x yang cukup baik. Hal ini ditandai
dengan harga xnew mendekati xold atau harga : f(xnew) ≈ 0.

BAB II

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

2.1 Hasil Pengamatan

Percobaan yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu menyelesaikan


persamaan non linier yang ada pada bidang teknik kimia. Seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa persamaan tak linier dapat diselesaikan dengan metode
numerik seperti metode Bisection, metode Newton-Raphson dan lain sebagainya
maka pada percobaan ini akan dilakukan penyelesaian persamaan non linier
berikut. Seperti pada contoh untuk mencari akar-akar persamaan kuadrat
x2+4x+3=0, dengan metode penyetengahan interval, pada MatLab diselesaikan
dengan cara menuliskan perintah pada M-file seperti yang terlihat pada M-file
kuadrat berikut:

Selanjutnya dituliskan perintah pada Command Window sebagai berikut:

>>biseksi(‘kuadrat’,-2,1,1e-6)

Hasil yang ditampilkan pada Command Window

ans =
-1.0000

>> biseksi('kuadrat',-2,-4,1e-6)

ans =

-3.0000

Dari perhitungan menggunakan Metode Bisection diperoleh akar-akar dari


persamaan kuadrat diatas yaitu [-1,3]. Persamaan kuadrat ini juga dapat
diselesaikan dengan Metode Newton-Raphson dengan hasil yang sama.

Persamaan tak linier tunggal dapat dilakukan dengan menggunakan


subrutin fzero pada Matlab. Fzero merupakan salah satu subrutin roots yang
digunakan untuk menyelesaikan persamaan linier tunggal. Penulisan fzero di
Matlab Command window:

X =fzero(‘fungsi’,x0)

Contoh penggunaan fzero yang dilakukan: x2+4x+3 = 0

Penulisan perintah pada Command window yaitu:

>> fzero('x^2+4*x+3',0)

Tampilan yang muncul di Command window :

ans =

-1

Kemudian untuk keteraturan dan kemudahan panggilan maka didefinisikan fungsi


pada m-file:

%kuadrat.m
function y = kuadrat(x)
y = x^2+4*x+3

Gambar 1. Penulisan Fungsi pada M-File


Kemudian dilakukan pemanggilan fungsi dari Matlab dengan cara mengetikkan
perintah berikut di Command window
>> x = fzero('kuadrat',0).

Gambar 2. Fzero
Akan tetapi seperti yang dilihat pada gambar terjadi error pada line 2 column 20
pada M-file sehingga tidak dapat dilakukan pemanggilan fungsi dari Matlab. Hal
ini terjadi dikarenakan ada kesalahan pada penulisan fungsi tersebut.
Selain subrutin fzero juga terdapat subrutin roots yang akan dicoba pada
kasus 3 berikut ini:
Kasus 3 Aplikasi subrutin roots
Tekanan uap n-butana pada temperatur 350 K adalah 9.4573 bar. Hitunglah
volume molar uap jenuh dan cair jenuh n-butana pada kondisi tersebut dengan
menggunakan persamaan gas Van der Waals.
(R=8.314j/mol.K ;Tc=425.1 K; Pc=37.96 bar)
Persamaan Van der Waals

𝑅𝑇 𝑎 27 𝑅 2 𝑇𝑐2 1 𝑅𝑇𝑐
𝑃 = 𝑉−𝑏 − 𝑉 2 𝑎 = 64 dan 𝑏=8
𝑃𝑐 𝑃𝑐

Kemudian dilakukan transformasi persamaan ke dalam bentuk umum persamaan


polinomial
Selanjutnya dilakukan penulisan perintah pada Command window

% kasus3.m
clear
clc
% Masukan kondisi operasi
P = input('masukan tekanan, Pa = ');
T = input('masukan temperatur, K = ');
R = 8314 ; %J/(kmol.K)
Pc = 37.96e5; %Pa
Tc = 425.1; %K
% Hitung konstanta a & b
a = (27/64)*R^2*Tc^2/Pc;
b = (1/8)*R*Tc/Pc;
% Definisikan koefisien polinomial
VdW=[P, -(P*b + R*T), a, -a*b];
vol = roots(VdW) %liter/mol

Gambar 3. Script Kasus 3


Gambar 4. Hasil Penyelesaian Kasus 3

Dari hasil eksekusi pada Command Window, dimasukkan tekanan dan temperatur
yang diketahui maka didapat volume molar uap jenuh dan cair jenuh n-butana
pada kondisi tersebut yaitu 2,6669; 0,3354; 0,1910.

Kasus 4 Aplikasi Subrutin fzero

Kasus berikutnya yaitu penyelesaian dengan subrutin f-zero. Diketahui persamaan


kapasitas panas sebagai berikut:

Langkah pertama penyelesaian yaitu membuat fungsi yang akan dinolkan.


Persamaan kapasitas panas di transformasikan dalam bentuk polynomial
kemudian dinyatakan dalam fungsi f. Selanjutnya yaitu membuat program
pengeksekusi dimana dalam program ini fungsi f dipanggil dan dinyatakan dalam
Cp seperti pada gambar 5. Selanjutnya eksekusi kasus pada command window
dimana harga Kapasitas panas yang dimasukan adalah 1 Kj/kg, maka akan
didapatkan hasil T= 189.7597 seperti pada gambar 6.

Gambar 5. Skript Kasus 4


Gambar 6. Penyelesaian Kasus 4
Penyelesaian persamaan tak linier tunggal dengan subrutin MatLab juga
dilakukan seperti pada tugas 4 berikut ini:

Hitunglah volume molar uap jenuh dan cair jenuh n-butana pada kondisi itu.

Penyelesaian yang dilakukan menggunakan subrutin roots dengan membuat M-


file berisi perintah berikut:

% tugas4.m
clear
clc
% Masukan kondisi operasi
P = input('masukan tekanan, Pa = ');
T = input('masukan temperatur, K = ');
R = 8314 ; %J/(kmol.K)
Pc = 37.96e5; %Pa
Tc = 425.1; %K
w=0.1931;
% Hitung konstanta a & b
a = 0.4278*R^2*Tc^2/Pc;
b = 0.0867*R*Tc/Pc;
c=[1+s(1-sqrt(T)/(Tc))^-2];
s=0.48508+1.55171*w-0.15613*w^2;
A=c*a*P/R^2*T^2;
B=b*P/R*T;
Z=P*V/R*T;
% Definisikan koefisien polinomial
VdW=[Z^3-Z^2+(A-B-B^2)*Z-A*B];
vol = roots(VdW) %liter/mol
Setelah M-file tadi disave, lalu klik run maka hasil eksekusi akan meminta kita
untuk menginput data tekanan dalam satuan Pa dan temperatur dalam satuan
Kelvin. Data tekanan dan temperatur yang dimasukkan sesuai dengan soal yaitu
untuk T = 350 K dan P diubah dari 9.4573 bar menjadi Pa = 945730.

Tugas 5. Menyelesaikan sistem persamaan tak linier dengan menggunakan


subrutin MATLAB

Suatu reaksi elementer AB+C berlangsung dalam sebuah reaktor tangki


berpengaduk kontinu. Laju umpan murni A, 12 mol/s pada temperatur 25C.
Reaksi bersifat eksotermik, untuk itu digunakan air pendingin bertemperatur 50C
untuk menyerap kalor yang dibebaskan reaksi. Asumsi konstanta kapasitas panas
sama baik di sisi reaktan maupun produk, neraca energi untuk sistem ini
dirumuskan sebagai berikut:
FA0 = laju molar umpan, mol/s.

X = konversi

∆HR = Kalor reaksi, J/(mol.K)

CP,A = kapasitas panas A, J/(mol.K)

T = temperatur reaktor, C

T0 = temperatur referensi, 25 C

Ta = temperatur air pendingin, C

U = koefisien pindah panas total, W/(m2.K)

A = luas pindah panas, m2

Untuk reaksi orde pertama konversi dirumuskan sebagai berikut:

Dengan τ adalah waktu tinggal dalam sekon, dan k adalah laju reaksi spesifik
dalam s-1 dihitung dengan menggunakan persamaan Arrhenius:

3800
𝑘 = 650exp[− ]
𝑇 + 273

Hitunglah harga temperatur reaktor dan konversinya!

Penyelesaian

Ditulis perintah pada M-file

%kasus 5
%masukkan kondisi operasi
FAO = 12; %satuan= mol/s
Cpa = 4500; %satuan=J/mol.K
HR = -1500*10^3; %satuan=J/mol
TO = 25; %satuan=C
Ta = 50; %satuan=C
t = 10; %satuan=s
UA = 700*FAO %satuan=W/mol.K
i = input('masukkan tebakan awal T,=');
%mencari temperatur reaktor
T = fzero(@(T)fungsi_reaktor(FAO,Cpa,T,TO,UA,Ta,HR,t),i) %satuan=C
%mencai nilai Konversi A
X = ((t*(650*exp(-3800/(T+273))))/(1+(t*(650*exp(-3800/(T+273))))))*100
%satuan=%
Hasil pada Command window dimasukkan tebakan awal dan akan keluar nilai T
dan X dengan tebakan awal = 273 maka didapat hasil T= 279.2507 dan X=
86.9736.

BAB. III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat simpulan bahwa


Matlab dapat menyelesaikan persamaan tak linier seperti persamaan tak linier,
persamaan polynomial, persamaan trasenden dan persamaan logaritmik yang
sering dijumpai pada masalah teknik kimia seperti menentukan volume molar
suatu larutan dalam keadaan tertentu.

3.2. Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu pada penulisan suatu fungsi sebaiknya
dilakukan ketelitian karena bahasa Matlab cukup sensitif sehingga kesalahan titik
koma atau huruf besar saja sangat mempengaruhi hasil yang ditampilkan di
Command window.
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Basuki, Nana Ramadijanti, 2002, ”Pratikum Metode Numerik sebagai


Algoritma komputasi Progra, Diploma IV”, modul ajar metode
numerik,PENS.

Anonim, 2008, http://diyarkholisoh.files.wordpress.com/2008/12/optimasi-


numerik-doc-dy.pdf, Diakses pada tanggal 20 Desember 2019.

Ardi Pujiyanta, 2007, ”Komputasi Numerik dengan Mathlab”,Graha ilmu.

Karmana. A, 2009. “Transendens”,


http://aguskarmana.blogspot.com/2009/04/transenden.html, Diakses pada 20
Desember 2019.

Yanto, 2010, http://yantokmatematika.blogspot.com/2010/09/persamaan-


logaritma.html, Diakses pada 20 Desember 2019.

Anda mungkin juga menyukai