BAB I.
PENDAHULUAN
Tabel 3.2 Aplikasi Persamaan Tak Linier dalam Bidang Teknik Kimia
A. Persamaan kuadrat
B. Polinomial
Polinomial atau disebut juga suku banyak, adalah pernyataan matematika
yang melibatkan jumlahan perkalian pangkat dalam satu atau lebih variabel
dengan koefisien. Secara sederhana, polinomial adalah suatu bentuk matematika
yang memuat variabel berpangkat. Polinomial sendiri berasal dari 2 kata,
yaitu poli yang berarti banyak, dan nomial yang berarti nilai. Sebuah polinomial
terlihat seperti ini:
Sebagai contoh:
C. Persamaan Transenden
Bentuk :
Dimana:
y = dependent variabel
a = konstanta
b = koefisian variabel x
x = independent variabel
Jenis – jenis fungsi :
Persamaan Logaritmik
Jawab :
Dengan cara lain kita dapat mengubah ruas kanan menjadi bentuk logaritma
dengan bilangan pokok yang sama dengan bilangan pokok ruas kiri yaitu:
2
log x = 3 ⟺ 2log x = 2log 23
Dari cara pertama diperoleh x = 23. Sehingga kita sesuaikan dengan bentuk
terakhir kita dapat menghapus tanda logaritma.
A. Analitik
1. Metode abc
−𝑏 ± √𝑏 2 − 4𝑎𝑐
𝑥1 , 𝑥2 =
2𝑎
2. Metode faktorisasi
𝑥 2 − 4𝑥 + 4 = 0
(𝑥 − 2)(𝑥 − 2) = 0
B. Numeris
1. Metode Biseksi
Ide awal metode ini adalah metode table, dimana area dibagi menjadi N
bagian. Hanya saja metode biseksi ini membagi range menjadi 2 bagian, dari dua
bagian ini dipilih bagian mana yang mengandung dan bagian yang tidak
mengandung akar dibuang.Hal ini dilakukan berulang- ulang hingga diperoleh
akar persamaan.
Untuk menggunakan metode biseksi, terlebih dahulu ditentukan batas bawah (a)
dan batas atas (b).Kemudian dihitung nilai tengah :
𝑎+𝑏
x= 2
Dari nilai x ini perlu dilakukan pengecekan keberadaan akar. Secara matematik,
suatu range terdapat akar persamaan bila f(a) dan f(b) berlawanan tanda atau
dituliskan : f(a) . f(b) < 0. Setelah diketahui dibagian mana terdapat akar, maka
batas bawah dan batas atas di perbaharui sesuai dengan range dari bagian yang
mempunyai akar.
2. Regula Falsi
Metode regula falsi adalah metode pencarian akar persamaan dengan
memanfaatkan kemiringan dan selisih tinggi dari dua titik batas range. Seperti
halnya metode biseksi, metode ini bekerja secara iterasi dengan melakukan update
range.Titik pendekatan yang digunakan oleh metode regula-falsi adalah :
𝑓(𝑏)𝑎−𝑓(𝑎)𝑏
X= 𝑓(𝑏)−𝑓(𝑎)
3. Metode Newton-Raphson
𝑓(𝑥 )
x xold 𝑥𝑛𝑒𝑤 = 𝑥𝑜𝑙𝑑 − 𝑓′ (𝑥𝑜𝑙𝑑
𝑛𝑒𝑤 )
xold ≈ xnew
f(xold) ≈ 0
4. Secant
Metode secant merupakan perbaikan dari metode regula-falsi dan newton
raphson dimana kemiringan dua titik dinyatakan sacara diskrit, dengan mengambil
bentuk garis lurus yang melalui satu titik. Dalam bidang teknik sering didapatkan
persamaan non linear : f(x) = 0. Ingin dicari harga x yang memenuhi persamaan
tersebut. Ada beberapa cara numeris yang dapat digunakan. Di sini akan dibahas
cara Newton Rhapson.
Mula – mula diramal suatu harga x, (misal xold), yang kira – kira dapat
memenuhi. Berdasarkan harga tersebut dicari harga x yang lebih baik, yaitu x new,
yang didapatkan dengan persamaan :
𝑓(𝑥𝑜𝑙𝑑 )
𝑥𝑛𝑒𝑤 = 𝑥𝑜𝑙𝑑 − ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ ⋯ (3.1)
𝑓 ′ (𝑥𝑛𝑒𝑤 )
Selanjutnya harga xnew menjadi xold untuk mencari xnew berikutnya.
Demikian seterusnya hingga diperoleh harga x yang cukup baik. Hal ini ditandai
dengan harga xnew mendekati xold atau harga : f(xnew) ≈ 0.
BAB II
>>biseksi(‘kuadrat’,-2,1,1e-6)
ans =
-1.0000
>> biseksi('kuadrat',-2,-4,1e-6)
ans =
-3.0000
X =fzero(‘fungsi’,x0)
>> fzero('x^2+4*x+3',0)
ans =
-1
%kuadrat.m
function y = kuadrat(x)
y = x^2+4*x+3
Gambar 2. Fzero
Akan tetapi seperti yang dilihat pada gambar terjadi error pada line 2 column 20
pada M-file sehingga tidak dapat dilakukan pemanggilan fungsi dari Matlab. Hal
ini terjadi dikarenakan ada kesalahan pada penulisan fungsi tersebut.
Selain subrutin fzero juga terdapat subrutin roots yang akan dicoba pada
kasus 3 berikut ini:
Kasus 3 Aplikasi subrutin roots
Tekanan uap n-butana pada temperatur 350 K adalah 9.4573 bar. Hitunglah
volume molar uap jenuh dan cair jenuh n-butana pada kondisi tersebut dengan
menggunakan persamaan gas Van der Waals.
(R=8.314j/mol.K ;Tc=425.1 K; Pc=37.96 bar)
Persamaan Van der Waals
𝑅𝑇 𝑎 27 𝑅 2 𝑇𝑐2 1 𝑅𝑇𝑐
𝑃 = 𝑉−𝑏 − 𝑉 2 𝑎 = 64 dan 𝑏=8
𝑃𝑐 𝑃𝑐
% kasus3.m
clear
clc
% Masukan kondisi operasi
P = input('masukan tekanan, Pa = ');
T = input('masukan temperatur, K = ');
R = 8314 ; %J/(kmol.K)
Pc = 37.96e5; %Pa
Tc = 425.1; %K
% Hitung konstanta a & b
a = (27/64)*R^2*Tc^2/Pc;
b = (1/8)*R*Tc/Pc;
% Definisikan koefisien polinomial
VdW=[P, -(P*b + R*T), a, -a*b];
vol = roots(VdW) %liter/mol
Dari hasil eksekusi pada Command Window, dimasukkan tekanan dan temperatur
yang diketahui maka didapat volume molar uap jenuh dan cair jenuh n-butana
pada kondisi tersebut yaitu 2,6669; 0,3354; 0,1910.
Hitunglah volume molar uap jenuh dan cair jenuh n-butana pada kondisi itu.
% tugas4.m
clear
clc
% Masukan kondisi operasi
P = input('masukan tekanan, Pa = ');
T = input('masukan temperatur, K = ');
R = 8314 ; %J/(kmol.K)
Pc = 37.96e5; %Pa
Tc = 425.1; %K
w=0.1931;
% Hitung konstanta a & b
a = 0.4278*R^2*Tc^2/Pc;
b = 0.0867*R*Tc/Pc;
c=[1+s(1-sqrt(T)/(Tc))^-2];
s=0.48508+1.55171*w-0.15613*w^2;
A=c*a*P/R^2*T^2;
B=b*P/R*T;
Z=P*V/R*T;
% Definisikan koefisien polinomial
VdW=[Z^3-Z^2+(A-B-B^2)*Z-A*B];
vol = roots(VdW) %liter/mol
Setelah M-file tadi disave, lalu klik run maka hasil eksekusi akan meminta kita
untuk menginput data tekanan dalam satuan Pa dan temperatur dalam satuan
Kelvin. Data tekanan dan temperatur yang dimasukkan sesuai dengan soal yaitu
untuk T = 350 K dan P diubah dari 9.4573 bar menjadi Pa = 945730.
X = konversi
T = temperatur reaktor, C
T0 = temperatur referensi, 25 C
Dengan τ adalah waktu tinggal dalam sekon, dan k adalah laju reaksi spesifik
dalam s-1 dihitung dengan menggunakan persamaan Arrhenius:
3800
𝑘 = 650exp[− ]
𝑇 + 273
Penyelesaian
%kasus 5
%masukkan kondisi operasi
FAO = 12; %satuan= mol/s
Cpa = 4500; %satuan=J/mol.K
HR = -1500*10^3; %satuan=J/mol
TO = 25; %satuan=C
Ta = 50; %satuan=C
t = 10; %satuan=s
UA = 700*FAO %satuan=W/mol.K
i = input('masukkan tebakan awal T,=');
%mencari temperatur reaktor
T = fzero(@(T)fungsi_reaktor(FAO,Cpa,T,TO,UA,Ta,HR,t),i) %satuan=C
%mencai nilai Konversi A
X = ((t*(650*exp(-3800/(T+273))))/(1+(t*(650*exp(-3800/(T+273))))))*100
%satuan=%
Hasil pada Command window dimasukkan tebakan awal dan akan keluar nilai T
dan X dengan tebakan awal = 273 maka didapat hasil T= 279.2507 dan X=
86.9736.
BAB. III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu pada penulisan suatu fungsi sebaiknya
dilakukan ketelitian karena bahasa Matlab cukup sensitif sehingga kesalahan titik
koma atau huruf besar saja sangat mempengaruhi hasil yang ditampilkan di
Command window.
DAFTAR PUSTAKA