Anda di halaman 1dari 10

MENUMBUHKAN KESADARAN MASYARAKAT GUNA MENJAGA SOLIDARITAS DI

TENGAH PANDEMI MELALUI GERAKAN 3K

Saat ini keadaan dunia sedang dilanda dengan mewabahnya pneumonia


baru yang bermula di Wuhan, Provinsi Hubei. Wabah ini diberi nama Coronavirus
Disease 2019 atau lebih dikenal dengan sebutan Covid-19 yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-Cov-2) (Susilo A dkk,
2020). Infeksi Covid-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang, atau berat.
Gejala klinis utama yang muncul yaitu demam (suhu >38 ̊C), batuk dan sulit
bernapas. Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatique, mialgia,
gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain (Yuliana, 2020).

Sejak tanggal 18 Desember hingga Desember 2019 terdapat lima pasien


yang terkonfirmasi positif (Ren L dkk, 2020). Per 3 Januari 2020, virus ini semakin
meluas dengan dilaporkannya sebanyak 44 kasus (Huang C dkk, 2020). Tanggal
30 Januari 2020, telah terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi Covid-19 di China. Per
30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh dunia.
Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemic Covid-19, dengan
tingkat kematian yang melebihi China yaitu Amerika Serikat berjumlah 19.332
kasus, dan disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus. Italia memilik tingkat
mortalitas paling tinggi di dunia yaitu 11,3% (WHO, 2020).

Di Indonesia sendiri, kasus Covid-19 pertama dilaporkan pada tanggal 2


Maret 2020. dan pemerintah mengeluarkan status darurat bencana nasional
sejak 29 februari 2020 (Koesmawardhani, 2020). Data 31 Maret 2020 yang
terkonfirmasi positif sebanyak 1.528 kasus dan 136 kematian (Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2020). Tingkat mortalitas Covid-19 di Indonesia
sebesar 8,9%, dan angka ini merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara (WHO,
2020). Penyebaran penyakit ini telah memberikan dampak yang sangat luas,
bukan hanya di bidang kesehatan namun juga secara sosial dan ekonomi (Susilo
A dkk, 2020).
Dalam rangka menanggulangi dan memutus pola sebarannya, Pemerintah
telah berupaya dalam menangani masalah ini dengan mensosialisasikan Gerakan
Social Distancing bertujuan untuk membatasi ruang gerak dan memutus mata
rantai penyebaran Virus Covid-19. Gerakan Social Distancing disinyalir dapat
membantu pemerintah dalam menekan Virus Covid-19, seperti di China, Korea
Selatan, dan Iran (CNN Indonesia, 2020). Kebijakan ini tidak akan berhasil apabila
masyarakatnya tidak mengindahkan kebijakan tersebut. Idealnya, kebijakan ini
tidak hanya harus dilakukan oleh Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan
Covid-19 dan jajaran pemerintah saja, melainkan seluruh elemen masyarakat.
Namun, seringkali masyarakat tidak memperdulikan kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah

Mungkin penyebab lain masyarakat acuh tak acuh terhadap himbauan


pemerintah adalah masyarakat kecil telah banyak menaruh harapan pada
pemerintah agar permasalahan mereka dapat ditangani dengan baik. Akan
tetapi, seringkali ketidakmampuan pemerintah dalam menuntaskan probmetika
masyarakat mengakibatkan tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah
turun. Sehingga mereka tetap melakukan aktivitas di luar rumah untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa memperdulikan himbauan dari
pemerintah. Kepercayaan publik bukan suatu hal yang datang dengan sendirinya
namun sesuatu yang bersifat sangat dinamis dan harus dikelola (Dwiyanto, 2011:
440).

Kepercayaan menghasilkan legitimasi publik yang dapat menciptakan


modal sosial bagi pemerintah yang dapat digunakan sebagai instrumen untuk
mendapatkan dukungan politik maupun sosial dalam aktivitas pemerintah.
Padahal, kebijakan ini diambil guna untuk menjaga, dan melindungi masyarakat
dari terpaparnya virus, seperti kasus masih maraknya nongkrong di cafe-cafe dan
tempat hiburan, bahkan pemerintah yang sudah meliburkan para siswa dan
mahasiswa untuk tidak bersekolah atau berkuliah, dimanfaatkan oleh banyak
orang untuk pergi berlibur (Malik, 2020). Selain itu, ada juga kalangan dari umat
beragama yang tetap melaksanakan aktivitas keagamaan dengan jumlah ribuan
orang berkumpul untuk melakukan doa bersama dan dengan keyakinan bahwa
doa dapat menyelamatkan mereka (Riksa Buana D, 2020).

Perilaku masyarakat di atas, menunjukkan bahwa tingkat kesadaran


masyarakat masih rendah. Maka dari itu penulis mengusung konsep agar dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya solidaritas di tengah
pandemi Covid-19 Melalui Gerakan 3K. Tujuannya adalah terciptanya hubungan
timbal balik yang sinergis dan kesolidan di tengah pandemi Covid-19.

Gerakan 3K yang pertama adalah Kepastian Hukum.

Pemerintah telah berupaya menghentikan penyebaran virus tersebut,


namun sebagian masyarakat tetap enggan untuk ikut aturan yang diberlakukan
pemerintah dengan berbagai alasan. Kebijakan sebelumnya yang dimuat adalah
Social Distancing, anjuran mencuci tangan menggunakan sabun, dan memakai
masker ketika beraktivitas di luar rumah dan pembatasan aktivitas beribadah.
Namun itu semua hanyalah sebatas himbauan saja tanpa adanya tindakan lebih
lanjut bagi yang melanggar. Mungkin sebagian masyarakat menilai hal ini hanya
sebatas himbauan saja dan tidak ada ancaman hukum yang berlaku. Oleh karena
itu, masyarakat tetap tidak disiplin dan melanjutkan aktivitas di luar rumah,
bahkan pergi ke tempat khalayak ramai tanpa memperhatikan protokol
kesehatan yang dianjurkan. Sebagai imbas dari hal tersebut adalah merebaknya
pandemi Covid-19 di sejumlah wilayah di Indonesia. Disinilah peran penting
pemerintah dalam mengambil tindakan dan harus melakukan Kepastian Hukum.
Pemerintah sebagai tonggak harapan masyarakat sudah sepantasnya mengambil
kebijakan tersebut dan memuat dalam peraturan perundang-undangan agar
dapat menjadi dasar dalam perberlakuan ancaman hukuman bagi masyarakat
yang melanggar.

Kita sebagai warga negara seharusnya mendukung seluruh kebijakan yang


pemerintah lakukan yang berorientasi pada kemaslahatan. Hal ini merupakan
kewajiban sebagai warga negara yang termuat dalam pasal 27 ayat 1 UUD 1945
berbunyi: “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak
ada kecualinya”. Dalam pandangan Islam juga sebagaimana Firman Allah
Subhanahu Wa Ta’ala yang artinya “Wahai orang-orang yang beriman taatilah
Allah, dan taatilah Rasul-Nya, dan ulil Amri (Pemimpin) dintara kalian” (QS. An-
Nisaa: 59). Juga dalam sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang artinya
“Barangsiapa yang taat kepadaku berarti ia telah taat kepada Allah dan
barangsiapa yang durhaka kepadaku berarti ia telah durhaka kepada Allah, dan
barangsiapa yang taat kepada amirku (muslim) maka ia telah taat kepadaku dan
barangsiapa yang maksiat kepada amirku, makai a telah maksiat kepadaku” (HR.
Al-Bukhari no 7137). Selama kebijakan yang diambil pemerintah berorientasi
pada kemaslahatan, dan untuk keselamatan banyak nyawa orang maka kita
harus patuh terhadap aturan tersebut tanpa pengeculian.

Gerakan 3K yang kedua adalah Kepedulian.

Selanjutnya adalah Aksi Peduli Sosial. Seiring terjadinya peningkatan


kasus terdampak virus Covid-19 baik diberbagai negara terkhusus Indonesia,
bukan hanya mempengaruhi di sektor kesehatan tetapi juga merambah pada
perekonomian dunia semakin memburuk. International Monetary Fund (IMF)
memproyeksikan ekonomi global tumbuh minus di angka 3% (Kementerian
Keuangan Republik Indonesia, 2020). Sebagai konsekuensi dari pembatasan
aktivitas di luar rumah oleh pemerintah, dan bekerja dari rumah (Work From
Home) menyebabkan banyaknya para pekerja buruh dan masyarakat kecil
kehilangan pekerjaan mereka. Langkah strategis pemerintah adalah
menganggarkan sejumlah Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan
melakukan “Open Donation” untuk membantu masyarakat agar tetap berada di
rumah selama pandemi. Hal yang harus diperbaiki dari kebijakan ini adalah
mekanisme penyaluran bantuan yang tepat sasaran agar masyarakat merasa
terbantu selama masa sulit ini. Dengan demikian, akan terjalin ikatan emosional
antara pemerintah dan masyarakat. Ketika ikatan tersebut terjalin dengan baik,
maka akan terbentuk sinergisitas yang kuat antara pemerintah dan elemen-
elemen masyarakat dan tentu akan menimbulkan respon yang positif.

Gerakan 3K yang ketiga adalah Keterbukaan

Terakhir adalah keterbukaan pemerintah dalam penyampaian informasi.


Keterbukaan dalam menyampaikan sebuah informasi menjadi awal yang sangat
penting. Keterbukaan akan melahirkan sebuah kepercayaan. Pemerintah
harusnya menyampaikan keterbukaan informasi mengenai sebaran virus dan
memetakan secara jelas dan terperinci daerah yang terdampak, maupun
informasi pribadi dari individu yang terdampak. Keterbukaan ini akan
memberikan edukasi kepada masyarakat agar lebih paham dan tetap mengontrol
diri untuk lebih waspada dan selalu mentaati kebijakan-kebijakan yang
diberlakukan pemerintah.

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa melalui


“Gerakan 3K” ini dapat menjadi solusi untuk mengatasi masalah sosial akibat
pandemi Covid-19. Dengan adanya solusi tersebut diharapkan dapat
menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mentaati kebijakan pemerintah dan
membangun kesolidan di tengah pandemic Covid-19.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran Kariim

CNN Indonesia. (2020, Maret 30). Negara-negara dengan Kesembuhan Corona


Tertinggi di Dunia. Diunduh dari.
https://m.cnnindonesia.com/internasional/20200330130926-113-
488224/negara-negara-dengan-kesembuhan-corona-tertinggi-di-dunia.

Dwiyanto, A. 2011. Mengembalikan Kepercayaan Publik Melalui Reformasi


Birokrasi. Gramedia: Jakarta.

HR. Al-Bukhari no. 7137

Huang C, Wang Y, Li X, Ren L, Zhao J, Hu Y, et al. Clinical features of patients


infected with 2019 novel coronavirus in Wuhan, China. Lancet.
2020;395(10223):497-506.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020, Maret 30). Info Infeksi


Emerging Kementerian Kesehatan RI. Diunduh dari: https://
infeksiemerging.kemkes.go.id/.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia. (2020, April 17). Pemerintah


Waspada Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia.
Diunduh dari: https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/siaran-pers/siaran-
pers-pemerintah-waspada-dampak-pandemi-covid-19-terhadap-ekonomi-
indonesia/

Koesmawardhani, N. W. (2020, Maret 17). Pemerintah Tetapkan Massa Darurat


Bencana Corona hingga 29 Mei 2020. Detiknews. Diunduh dari
https://news.detik.com/berita/d-4942327/pemerintah-tetapkan-masa-
darurat-bencana-corona-hingga-29-mei-2020
Malik, D. (2020, Maret 14). Anies Tutup Lokasi Wisata di Jakarta, Wisatawan
Pindah ke Puncak Bogor. Vivanews. Diunduh dari
https://www.vivanews.com/berita/nasional/40497-anies-tutup-lokasi-
wisata-di-jakarta-wisatawan-pindah-ke-puncak-bogor?medium=autonext

Ren L-L, Wang Y-M, Wu Z-Q, Xiang Z-C, Guo L, Xu T, et al. Identification of a novel
coronavirus causing severe pneumonia in human: a descriptive study. Chin
Med J. 2020; published online February 11. DOI:
10.1097/CM9.0000000000000722.
Riksa Buana, D. 2020. Analisis Perilaku Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi
Pandemi Virus Corona (Covid-19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa.
Jurnal Sosial & Budaya Syar-i. Vol 7. No. 3.

Susilo A., Martin R, Ceva W Pitoyo, Widayat D Santosa, Mira Y, Herikurniawan,


Robert S, Gurmeet S, Leonard N, Erni J Nelwan, Lie K Chen, Alvina W, Edwin
W, Bramantya W, Maradewi M, Firda A, Chyntia O Jasirwan, dan Evy Y.
2020. Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini. Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia. Vol 7. No 1.

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 1.

World Health Organization. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) Situation


Report – 70 [Internet]. WHO; 2020 [updated 2020 March 30; cited 2020
March 31] Available from: https://who.int/docs/default-
souce/coronaviruse/situation-report/20200330-sitrep-70-covid-19.pdf?
sfvrsn=7e0fe3f8_2
World Health Organization. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situation Report - 54
[Internet]. WHO; 2020 [updated 2020 March 15; cited 2020 March 30]
Available. from: https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/situation-reports/20200314-sitrep-54-covid-
19.pdf.sfvrsn=dcd46351_2
Yuliana. 2020. Corona Virus Disease (Covid-19): Sebuah Tinjauan Literatur.
WELLNESS AND HEALTHY MAGAZINE. Volume 2. No 1. ISSn 2655-9951.
Curriculum Vitae

Nama : RIAN

Tempat, tanggal lahir : Matang Segantar, 11 Oktober 1998

Alamat : Dusun Beringin RT/RW 002/001 Desa Matang Segantar,


Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Provinsi
Kalimantan Barat

Email : riandefsmasher@gmail.com

Media Sosial : ryan_al_ayyub (Instagram)

Perguruan Tinggi : Universitas Tanjungpura

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Kimia

Program Studi : Teknik Kimia

Jenjang : S1
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai