Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

METODE REDUKSI DAN INVERS OPERATOR DIFFERENSIAL

DISUSUN OLEH:
 M. Tunso Sapta Artansyah (2021D1B077)

 Haerul Hamzah (2021D1B105)

 Diki Hardian (2021D1B077)

 Muhamad Fauzan (2021D1B082)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
A. Operator Diferensial
1. Pengertian

 Operator = Suatu perubahan bentuk (transformasi) yang memetakan suatu fungsi


menjadi fungsi lain.

 Operator Diferensial = Suatu perubahan bentuk (transformasi) yang memetakan


suatu fungsi menjadi fungsi diferensialnya (turunannya).

2. Bentuk umum

Secara umum, Operator diferensial dinyatakan dengan “D”. Misalkan D menyatakan


diferensiasi (penurunan) terhadap x, dengan y = x2 maka dapat dituliskan sebagai :

Dy = y’

Dx2 = 2x
Artinya D memetakan y ke dalam turunannya ( y’), sehingga D merupakan suatu operator
diferensial.

Dengan menerapkan beberapa kali operator diferensial (D ), diperoleh:

1. Menerapkan D dua kali :

Dy = y’ ... (Kedua ruas di kali dengan D pada ruas kiri)

D(Dy) = D (y’)= y’’

Karena D(Dy) = D2y maka :

D2y = y’’

Dapat dilihat bahwa dengan menerapkan dua kali D , kita akan memperoleh turunan
kedua dari y.
2. Menerapkan D tiga kali :

D2y = y’’ ... (Kedua ruas di kali dengan D pada ruas kiri)

D(D2y) = D(D (y’)) = y’’’

Karena D(D2y) = D3y maka :

D3y = y’’’

3. Menerapkan D sebanyak n kali :

Dny = ym ... ( n adalah banyaknya operator diferensial (D) , dan m adalah banyaknya
penurunan dari y . Dimana n=m).

A. Operator Diferensial Homogen Orde Dua

Apabila terdapat suatu “polinom” dengan nilai pangkat tertingginya adalah 2 . maka bentuk
persamaan umum polinomnya adalah :

y = a2x + bx + c
Dengan menerapkan operator diferensial (D), pada persamaan umum y = a2x+bx+c. akan diperoleh
persamaan umum dari operator diferensial orde dua.

Persamaan umum dari operator diferensial orde dua :

L = P(D) = AD2+BD+C
Dimana :

L menyatakan “Linier.
P menyatakan “Polinom”
A,B,C adalah sebarng konstanta.
Apabila L diterapkan pada fungsi y ( dianggap dapat didiferensiasikan dua kali), maka diperoleh :

L[y] =(AD2+BD+C)y ... (Distributif perkalian)


= (AD2y+BDy+Cy) ... (Substitusi nilai Dy=y’ dan D2y=y’’)
= (Ay’’+By’+Cy)
Dari data di atas, diperoleh L[y] = (Ay’’+By’+Cy)

Kita ketahui bahwa (Ay’’+By’+Cy) merupakan bentuk dari persamaan diferensial orde dua .

Selanjutnya , kita akan membahas bentuk dari persamaan diferensial homogen orde dua.
Persamaan umum diferensial homogen orde dua adalah :

A y’’ + B y’ + C y = 0
Dengan menerapkan operator diferensial , maka diperoleh persamaan diferensial homogen
orde dua :

L[y]= P(D)[y] = (AD2+BD+C) y = A y’’ + B y’ + C y = 0


Substitusi :

y = e λx

y’ = λ e λx

y’’ = λ2e λx
ke dalam persamaan :

L[y]= P(D)[y] = (AD2+BD+C) y = A y’’ + B y’ + C y = 0


Sehingga diperoleh :

L[ e λx]= P(D)[ e λx] = (AD2+BD+C) e λx= A λ2e λx+ B λ e λx + C e λx = 0

L[ e λx]= P(D)[ e λx] = (AD2+BD+C) e λx= (A λ2+ B λ + C) e λx = 0

Dari hasil diatas, Perhatikan (A λ2+ B λ + C) e λx = P( λ ) e λx sehingga :

P(D)[ e λx] = P( λ ) e λx
Contoh soal :

Jika diberikan fungsi y = e , tentukan persamaan diferensial orde duanya dengan P(D)= D2+D
x

Penyelesaian :

P(D)[y] = P( λ ) y

P(D)[ e λx] = (D2+D) [e λx] = (λ2+ λ) [e λx]= (y’’ + y’) [e λx]= y’’ e λx + y’ e λx

B. Penyelesaian umum dari operator diferensial (D) Homogen orde dua


Karena P( λ ) merupakan bentuk persamaan karakteristik.Yaitu :

P( λ ) =(A λ2+ B λ + C)
Maka kita dapat mencari penyelasaian umum dari suatu operator diferensial (D) orde dua dengan
menggunakan cara yang sama dengan persamaan diferensial homogen orde dua.

Tahapan :

1. Mengubah bentuk operator diferensial (D) orde dua ke dalam bentuk persamaan
homogen orde dua .

Contoh Soal :
P(D) y = (D2 + D – 6) y = 0
Penyelesaian :
P(D) y = (D2 + D – 6) y =(D+3) (D-2)y = 0
Perhatikan :
(D+3) (D-2)y = (D+3) (Dy- 2y)
=(D(Dy)+3Dy-2Dy-6y)
=(D2y+Dy-6y) ... (Substitusikan Dy=y’ dan D2y=y’’)
= y’’+y’-6y =0
Maka diperoleh persamaan diferensial homogen orde duanya :

y’’+y’- 6y =0

2. Mengubah persamaan diferensial homogen orde dua ke dalam bentuk persamaan


karakteristiknya :

Dari contoh soal sebelumnya :

Diketahui :
Pesamaan diferensial orde duanya adalah :

y’’+y’- 6y =0
Maka bentuk persamaan karakteristiknya adalah :

λ2+ λ – 6 = 0

3. Menentukan nilai dari akar-akar dalam persamaan karakteristik orde dua .

Karena kita membahas persamaan karakteristik orde dua, maka persamaan tersebut
memiliki dua buah nilai akar. Biasanya disimbolkan dengan λ1 dan λ2 .

Ada beberapa kemungkinan yang dapat terjadi pada nilai dari akar-akar pada
suatu persamaan karakteristik :

a. Apabila D > 0

Apabila nilai diskriminan lebih dari 0 , maka kita akan memperoleh nilai akar yang
berbeda. Yang dapat di simbolkan dengan :

λ1 ≠ λ2

b. Apabila D = 0

Apabila nilai diskriminan sama dengan 0 , maka kita akan memperoleh nilai akar yang
sama/ganda. Yang dapat di simbolkan dengan :

λ1 = λ2

c. Apabila D < 0

Apabila nilai diskriminan kurang dari 0 , maka kita akan memperoleh nilai akar yang
imajiner/kompleks . Yang dapat di simbolkan dengan :

λ1 = P + i Q

λ2 = P - i Q

Dimana :

i = -1

b
P=-
2a
Q=- D
2a

Dari contoh soal sebelumnya , diketahui persamaan karakteristiknya adalah :

λ2+ λ – 6 = 0

λ2+ λ – 6 = (λ +3 ) (λ – 2) = 0

Sehingga diperoleh akar-akarnya :

λ1 = - 3

λ2 = 2

Jadi diperoleh dua buah nilai akar yang berbeda.

4. Substitusikan nilai akar-akar yang diperoleh ke dalam penyelesaian umum (1) :

a. Untuk akar yang berbeda (D > 0).

y1 = eλ1x

y2 = eλ2x

b. Untuk akar rangkap (D=0)

y1 = eλ1x

y2 = x eλ2x

c. Untuk akar kompleks/imajiner (D<0)

px
y1 = e (Cos qx + i sin qx)
px
y2 = e (Cos qx - i sin qx)

Dari contoh soal sebelumnya , diketahui nilai akar-akar dari persamaan karakteristiknya adalah :

λ1 = - 3

λ2 = 2

Sehingga penyelesaian umum (1) nya :

y1 = e-3x
y2 = e2x

5. Substitusikan nilai penyelesaian umum (1) ke dalam penyelesaian umum (2) , yaitu :

a. Untuk akar yang berbeda (D > 0).

y = c1y 1 + c2y 2

b. Untuk akar rangkap (D=0)

y = c1y 1 + x c2y 2

c. Untuk akar kompleks/imajiner (D<0)

y = c1y 1 + c2y 2

px px
y = c1e (Cos qx + i sin qx) + c2e (Cos qx - i sin qx)

Misalkan :

A= c1 + c2 dan B = i(c1 - c2)

Sehingga :
px px
y = A e Cos qx + B e Sin qx

px
y = e (A Cos qx + B Sin qx)

Dari contoh soal sebelumnya, diketahui penyelesaian umum (1) :

y1 = e-3x

y2 = e2x

Sehingga penyelesaian umum (2) adalah :

y = c1y 1 + c2y 2
-3x 2x
y = c1e + c2e

Jadi diperoleh persamaan umum dari operator diferensial homogen orde dua nya
adalah
-3x 2x
y = c1e + c2e

C. Penyelesaian khusus dari operator diferensial (D) orde dua

Dari penyelesaian umum yang ada, kita dapot menentukan penyelesaian khususnya dengan
mensubstitusikan nilai awal yang di berikan pada persamaan tersebut.

Pada contoh soal sebelumnya :

P(D) y = (D2 + D – 6) y = 0
Penyelesaian umum dari operator diferensial orde dua di atas adalah :

y = c1e-3x + c2e2x

Akan ditentukan penyelesaian khususnya dengan y(0)=5 dan y’(0)=0

Penyelesaian :

y = c1e-3x + c2e2x ... (1)

y' = - 3 c1e-3x + 2 c2e2x ... (2)

Substitusi nilai awal y(0)=5 ke dalam persamaan (1) dan y’(0)=0 ke dalam persamaan (2).
-3x 2x
 y = c1e + c2e

-3.0 2.0
y(0) = c1e + c2e =5

y(0) = c1 + c2 =5 ... (i)

-3x 2x
 y ' = - 3 c1e + 2 c2e

-3.0 2.0
y'(0) = - 3 c1e + 2 c2e =0

y'(0) = - 3 c1 + 2 c2 =0 ... (ii)


Eliminasi c2 dalam persamaan (i) dan (ii) :

c1 + c2 =5|x2= 2c1 + 2c2 = 10

-3 c1 + 2 c2 = 0 | x 1 = -3 c1 + 2 c2 =0 -

5 c1 = 10

c1 = 2 ... (iii)

Substitusi (iii) kedalam persamaan (i) :

c 1 + c 2= 5

2 + c2 = 5

c2= 5-2

c2 = 3\]\]

Jadi diperoleh c1 = 2 dan c2 = 3.

Selanjutnya substitusikan c1 dan c2 ke dalam penyelesaian umum (2) , untuk menghasilkan


penyelesaian khusus :

y = c1e-3x + c2e2x (Penyelesaian umum)

y = 2e-3x + 3e2x (Penyelesaian khusus)


B. SIFAT-SIFAT YANG BERLAKU UNTUK POLINOMIAL OPERATOR
Bila dipunyai polinomial dalam bentuk operator yaitu F1(D), F2(D), dan F3(D), maka berlaku:

1. Sifat komutatif penjumlahan


F1(D) + F2(D) = F2(D) + F1(D)

2. Sifat komutatif perkalian


F1(D) . F2(D) = F2(D) . F1(D)

3. Sifat asosiatif penjumlahan


[F1(D) + F2(D)] + F3(D) = F1(D) + [F2(D) + F3(D)]

4. Sifat asosiatif perkalian


[F1(D) . F2(D)] . F3(D) = F1(D) . [F2(D) . F3(D)]

5. Sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan


F1(D) [F2(D) + F3(D)] = F1(D) . F2(D) + F1(D) . F3(D)

Kebalikan operator
1 1 1
Q( x ) Q( x ) Q( x ) Q( x ) Q( x ) ... Q ( x )
2
D D Dn
METODE INVERSE/KEBALIKAN OPERATOR
Persamaan Diferensial Linier Tak Homogen tingkat n dapat ditulis dalam bentuk,
F(D) Y = Q(x)
Untuk mencari penyelesaian khusus/integral khusus dari persamaan di atas
diambil bentuk berikut,

1
Yp Q( x )
F(D )

Inverse operator

SIFAT-SIFAT INVERSE OPERATOR


1 1 1
1. Q1 ( x ) Q2 ( x )
Q1(x) Q2(x) F(D ) F(D )
F (D)

1 1 1
Q( X ) Q( X )
F (D )
5. 1
F2 ( D ) F2 ( D ). F1 ( D )

Q(x) berbentuk eksponensial


1 ax 1 ax
6. e e dengan a konstan dan bila F(a) 0
F(D ) F ( a)

7. 1 x n ax
e ax e dengan a konstan
F(D a) n n!
8. 1 ax ax 1
e Q( x ) e Q(x) dengan a konstan
F(D ) F(D a)
Q(x) berbentuk cos ax dan/atau sin ax
1 1
9. 2 sin ax sin ax dengan a konstan bila F(-a 2 ) 0
F(D ) F( a2 )
1 1
10. 2 cos ax dengan a konstan bila F(-a 2 ) 0
F(D ) cosax F( a2 )

1 1
sin bx sin bx dengan a, b konstan bila b a
2
11. D a2 b2 a2

12. 1 1
cos bx cos bx dengan a, b konstan bila b a
D2 a2 b2 a2
13. 1 x
sin ax cos ax dengan a konstan
D2 a2 2a
14. 1 x
cos ax sin ax dengan a konstan
D2 a2 2a

15. Bila Q(x) berbentuk polinomial maka penyelesaiannya adalah


sebagai berikut,

1
a0 a1D a2D 2 a3D 3 a4D 4 ... Q(x)
YpQ(x)
F(D)

2 3 4
dengan a0 a1D a2D a3D a4D ...
merupakan hasil bagi bilangan 1 oleh F(D) sampai diperoleh orde D sama

dengan atau lebih besar dari orde F(D).


PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER ORDE-N TAK HOMOGEN DENGAN

KOEFISIEN KONSTAN

Bentuk umum persamaan diferensial tak homogeny orde-n adalah sebagai berikut :

n
Any + An-1yn-1 + An-2yn-2 + … + A1y' + A0y = r(x)

Solusi umum y(x) akan didapatkan bila solusi umum yhx dari Persamaan Diferensial
Homogen diketahui, dimana
Bentuk umum persamaan diferensial homogeny orde-n adalah sebagai berikut :

n
Any + An-1yn-1 + An-2yn-2 + … + A1y' + A0y = 0

Kemudian y(x) dibentuk dengan penambahan yhx sembarang solusi y termasuk konstanta
tak tetapnya.
Sehingga,
y(x) = yh(x) + ỹ(x)

Theorema 1:
f(x), g(x)dan r(x) merupakan fungsi kontinu pada interval l. y(x) merupakan solusi dari
Persamaan Diferensial di atas yang berisikan konstanta yang tetap. y(x) dibentuk oleh 2
konstanta. Konstanta pertama, berubah-ubah, terdapat pada solusi umum (homogeny) yh(x).
Konstanta kedua, tetap, terdapat pada fungsi ỹ(x), yaitu sembarang solusi Persamaan
Diferensial pada interval l.

Theorema 2:
Solusi umum dari Persamaan Diferensial seperti di atas adalah penjumlahan solusi
persamaan homogeny yh(x) dengan solusi particular yang tetap (tak berubah-ubah) yp(x).
Sehingga,
y(x) = yh(x) + yp(x)

Mengingat teorema solusi umum persamaan diferensial tak homogeny, tugas kita disini
hanyalah mencari satu solusi particular dari persamaan diferensial tak homogeny.

Terdapat dua metode:

1. Metode koefisien tak tentu


Ide dasar dari metode koefisien tak tentu adalah menduga dengan cerdas solusi yp
(solusi ansatz) berdasarkan bentuk fungsi r(x) di ruas kanan.
Bentuk persamaan umum:

n
Any + An-1yn-1 + An-2yn-2 + … + A1y' + A0y = r(x)

 Fungsi r(x) yang merupakan bentuk solusi pertikular yp(x) diperoleh dengan cara
menebak, seperti misalnya: fungsi cos, fungsi sin, fungsi exponensial atau jumlah
dari beberpa fungsi
 r(x) berisikan koefisien tak tentu
 Turunkan yp sesuai persamaan umum di atas
 Subtitusikan yp dan seluruh turunannya ke dalam persamaan

Tabel Metode Koefisian Tak Tentu


Aturan:
 Bila r(x) meupakan salah satu fungsi seperti dalam table, maka pilih bentuk yp
yang sesuai dan merupakan kombinasi linier dengan konstanta tak tantu.
Turunan r(x) harus bebas linier pula.
 Bila r(x) merupakan penjumlahan, maka pilihyp yang merupakan penjumlahan
fungsi yang sesuai.
 Bila r(x) adalah solusi dari persamaan homogeny, maka pilihan dapat dimodifikasi
seperti berikut

Aturan Modifikasi
Kalikan pilihan pada kolom 2 dengan x atau x2 tergantung dari apakah pada kolom 3
berupa akar tunggal atau akar-akar ganda dari persamaan homogeny.

Contoh Soal
1) Selesaikan persamaan berikut:
y'' - 4y' + 3y = 10e-2x
Jawab:
 Mencari jawaban homogeny yh
y'' - 4y' + 3y = 10e-2x
2 -2x
λ - 4λ + 3 = 10e
(λ-3)(λ-1)
λ 1 = 3 dan λ 2 = 1
Maka,
2

yh = ∑Cie
i=1
rix

3x x
yh = C1e + C2e

 Mencari jawaban particular yp


Turunan e-2x adalah Ce-2x
Maka, yp = Ce-2x
yp' = -2Ce-2x dan yp'' = 4Ce-2x
4Ce-2x - 4( - 2Ce-2x) + 3(Ce-2x) = 10e-2x
Ce-2x (4+8+3) = 10e-2x
15 Ce-2x = 10e-2x
10e-2x
C=
15e-2x
2
C=
3
2 -2x
Maka, yp = e
3

 Solusi Umum
y=yh+yp

3x x 2 -2x
y = C1e + C2e + e
3

2) Selesaikan y'' - y' - 2y = 10cos x


Jawab:
 Mencari jawaban homogeny yh
y'' - y' - 2y = 10cos x
2
λ -y-2 = 0
(λ-1)(λ+1) = 0
λ 1 = 1 dan λ 2 = -1
Maka,
2

yh = ∑Cie
i=1
rix

x -x
yh = C1e + C2e

 Mencari jawaban particular yp


yp = kcos x+msin x
y'p = -ksin x+mcos x
y''p = -kcos x-msin x
Masukan ke persamaan:
y'' - y' - 2y = 10cos x
(-kcos x-msin x) - (-ksin x+mcos x) - 2(kcos x+msin x)
= 10cos x
(-3m-m)cosx + (k-3m)sinx = 10 cosx
-3m - m = 10 ; k - 3m = 0
k = -3 ; m = -1
yp = -3cosx - sinx
 Solusi Umum
y=yp+y
h
x -x
y = -3cosx - sinx + C1e + C2e

2. Metode Umum
Bentuk umum Persamaan Diferensial Tak Homogen

n
Any + An-1yn-1 + An-2yn-2 + … + A1y' + A0y = r(x)

Sedangkan bentuk umum Persamaan Diferensial Homogen :


n
Any + An-1yn-1 + An-2yn-2 + … + A1y' + A0y = 0

Maka solusi umumnya yh(x) pada interval terbuka I berbentuk:

yh(x) = c1y1(x) + c2y2(x)

Bila c1 dan c2 diganti dengan u(x) dan v(x) maka diperoleh solusi pertikular pada
interval terbuka I, sbb:

yp(x) = u(x)y1(x) + v(x)y2(x)

Jika persamaan di atas diturunkan, hasilnya:

y'p = u'y1 + uy'1 + v'y2 + vy2'

Karena u(x) dan v(x) adalah pengganti c1 dan c2, maka:

u'y1 + v'y2 = 0

Sehingga y'p menjadi:

y'p=uy ' + vy2'


1

n n-1 n-2
Bila persamaan Any + An-1y + An-2y + … + A1y' + A0y = r(x) diturunkan hasilnya:

y'p = u'y'1 + uy''1 + v'y2' + vy2''


Persamaan yp(x) = u(x)y1(x) + v(x)y2(x), y'p=uy ' + vy2', dan y'p = u'y'1 + uy''1 + v'y2' + vy2''
1
n n-1 n-2
disubtitusikan ke dalam persamaan Any + An-1y + An-2y + … + A1y' + A0y = r(x),
dan mengumpulkan komponen yang mengandung u dan v:

n n-1 n-2
Bila y1 dan y2 merupakan solusi homogeny dari persamaan Any + An-1y + An-2y
+… + A1y' + A0y = 0, sehingga terjadi penyederhanaan persamaan, menjadi:

Persamaan u'y1 + v'y2 = 0

Sebuah system dari 2 persamaan aljabar linier dengan 2 fungsi u’ dan v’ yang tak
diketahui.

Penyelesaian selanjutnya dengan memakai aturan Cramer, sehingga:

W = Bilangan Wronskian dari y1 dan y2


Dengan integrasi diperoleh:
Subtitusikan hasil ini ke dalam persamaan yp(x) = u(x)y1(x) + v(x)y2(x), sehingga
didapatkan :

Contoh:
Selesaikan Persamaan Diferensial berikut ini: y'' + y = sec x
Jawab:
Misalkan y1 = cos x dan y2=sin x
 Mencari jawaban homogeny yh
Bilangan Wronskian:
W(y1,y2) = cos xcos x-(-sin x)sin x=1
 Mencari jawaban particular yp

yp = cos x Ln |cos x|+xsin x

 Solusi Umum
y=yp+y
h

Anda mungkin juga menyukai