Anda di halaman 1dari 7

61

BAB 9
PERSAMAAN DIFERENSIAL TINGKAT DUA LINEAR
d2y dy
DALAM BENTUK a 2
b  cy  0
dx dx

d2y dy
Suatu persamaan berbentuk a 2
b  cy  0 , …….(1) dimana a, b, dan c
dx dx
adalah konstanta disebut persamaan diferensial tingkat dua linear dengan koefisien
konstan. Persamaan tersebut disebut linear karena y beserta turunan-turunannya
berderajad satu, dan disebut tingkat dua karena derajad tertinggi pada persamaan tersebut

d2y
adalah dua, yaitu .
dx 2
Pernyataan (1) di atas dapat dinyatakan sebagai (aD 2  bD  c) y  0, ………..(2)

d d2
dimana D menyatakan operasi , dan D2 menyatakan operasi . Persamaan
dx dx 2
diferensial tingkat dua linear yang dinyatakan dalam bentuk (2) disebut persamaan
diferensial dengan operator D.
Persamaan diferensial yang dinyatakan dalam bentuk (1) dan (2) di atas banyak
digunakan dalam aplikasi mesin dan listrik. Misalnya,
d 2q dq 1
(i) L 2
R  q  0 , mendefinisikan muatan q dalam sirkuit listrik yang
dt dt C
memuat tahanan R, induktansi L, dan kapasitor C secara seri, dan
d 2s ds
(ii) m 2
 a  ks  0 , mendefinisikan system mekanik, dimana s adalah jarak
dt dt
dari titik tertentu setelah t detik, m masa, dan a factor damping.

Prosedur penyelesaian
d2y dy
(a) Nyatakan kembali bentuk persamaan diferensial a 2
b  cy  0 , kedalam
dx dx
PD. bentuk operator D, yaitu (aD 2  bD  c) y  0,

Matematika Terapan 2 – Teknik Listrik - Polinema


62

(b) Substitusikan m pada D, dan tentukan nilai m pada persamaan pembantu


am 2  bm  c  0,

(c) Bentuk penyelesaian tergantung pada nilai m,


(i) Jika akar-akar dari persamaan pembantu am 2  bm  c  0, adalah real
dan berbeda, katakan m1 = α, dan m2 = β, maka penyelesaian
umumnya adalah y  Aex  Be x ,
(ii) Jika akar-akar dari persamaan pembantu am 2  bm  c  0, adalah real
dan sama, katakana m1 = m2 = α, maka penyelesaian umumnya adalah
y  ( Ax  B )e x ,

(iii) Jika akar-akar dari persamaan pembantu am 2  bm  c  0, adalah


kompleks, katakan m     j     i, maka penyelesaian umumnya
adalah y  e x ( A cos x  B sin x)
(d) Jika yang diperlukan adalah penyelesaian bersyarat atau penyelesaian khusus,
maka substitusikan syarat-syarat batas yang diketahui.
Contoh 1
d2y dy
(a) Tentukan penyelesaian umum PD. 2
 5  6y  0 ,
dx dx
dy
(b) Tentukan penyelesaian khusus, jika sa’at x = 0, didapat y  3 dan 1
dx
Penyelesaian:
(i) Dari PD di atas diperoleh PD dalam operator D, yaitu

d
( D 2  5 D  6) y  0, dimana D  ,
dx
(ii) Ganti D dengan m untuk mendapatkan persamaan pembantu.
Diperoleh (m 2  5m  6)  0,
( m  2)( m  3)  0 , sehingga m1  2, m 2  3

Jadi penyelesaian umumnya adalah y  Ae 2 x  Be 3 x


(iii) Pada sa’at x = 0, y = 3, sehingga
3  A  B, (1)
dy
Karena y  Ae 2 x  Be 3 x , maka  2 Ae  2 x  3Be 3 x ,
dx

Matematika Terapan 2 – Teknik Listrik - Polinema


63

dy
Pada sa’at x  0,  1 , sehingga
dx
1  2 A  3 B ,
(2)
2× (1): 6 = 2A + 2B
7= – B atau B = – 7
A = 3 – B = 3 –(– 7) = 10
Jadi penyelesaian khusus y  10e 2 x  7e 3 x
Contoh 2
d2y dy
Diberikan persamaan diferensial 4 2
 12  9y  0 ,
dt dt
(a) Tentukan penyelesaian umumnya,
dy
(b) Tentukan penyelesaian khususnya jika saat t = 0, y = 2 dan 4
dt
Penyelesaian
d
(a) PD bentuk operator D: (D2 - 12D + 9)y = 0, dengan D 
dt
Persamaan pembantu: 4m2 – 12m + 9 = 0
3
(2m – 3)(2m – 3) = 0, sehingga m1  m 2 
2
3
Jadi penyelesaian umum adalah y  ( At  B )e 2 t

(b) Saat t = 0, y = 2, maka


(A.0 + B)e0 = 2, maka B = 2
3 3
dy t 3 t
 Ae 2  e 2 ( At  B)
dt 2
dy 3 3
Sa’at t = 0,  4 , maka A.e 0  e 0 ( A.0  B)  4 atau A  B  4
dt 2 2
Karena B = 2, maka A = 1.
3
Jadi penyelesaian khusus y  (t  2)e 2 t

Contoh 3

Matematika Terapan 2 – Teknik Listrik - Polinema


64

d 2s ds
Diberikan persamaan diferensial 2
 2  5s  0 ,
dt dt
(a) Tentukan penyelesaian umumnya,
ds
(b) Tentukan penyelesaian khususnya jika saat t = 0, s = 1 dan 5
dt
Penyelesaian
d
(a) PD bentuk operator D: (D2 + 2D + 5)s = 0, dengan D 
dt
Persamaan pembantu: m2 + 2m + 5 = 0
Menggunakan rumus kuadrat, diperoleh m = -1 ± 2j
Jadi penyelesaian umumnya s = e-t(A cos 2t + B sin 2t)
(b) Saat t = 0, s = 1, maka
e-0(A cos 0 + B sin 0) = 1
Sehingga A = 1
s = e-t(A cos 2t + B sin 2t)
ds
 e t ( A cos 2t  B sin 2t )  e t ( 2 A sin 2t  2 B cos 2t )
dt
 e  t [( A  2 B ) cos 2t  (2 A  B ) sin 2t ]

ds
Sa’at t = 0,  5 . Sehingga
dt
e 0 [( A  2 B ) cos 0  (2 A  B) sin 0]  5

Sehingga (-A + 2B) = 5


Karena A = 1, maka B = 3
Jadi penyelesaian khusus (bersyarat) adalah s = e-t(cos 2t + 2 sin 2t)
Catatan:
Karena (a cos ωt + b sin ωt) ≡R sin (ωt + α), dimana R  a 2  b 2 , dan

a
  arc tan
b
1
cos 2t  3 sin 2t  12  3 2 sin(2t  arc tan )  10 sin(2t  18 0 26 l )
3
Jadi penyelesaian khusus (bersyarat) adalah S  10e  t (sin 2t  18 0 26 l )

Contoh 4

Matematika Terapan 2 – Teknik Listrik - Polinema


65

Arus listrik i suatu sirkuit yang memuat tahanan R, induktansi L dan kapasitansi C

d 2i di 1
secara seri mengikuti persamaan: L 2
 R  i  0 . Jika L = 0,25 henry, R =
dt dt C
200 ohm, dan C = 25 × 10 6 farad. Tentukan penyelesaian persamaan tersebut jika

di
pada sa’at t = 0, diketahui i = 0 dan  50 .
dt
Penyelesaian:
Dengan memasukkan L, R dan C pada persamaan diferensial di atas diperoleh

d 2i di 1
0,25  200  i  0 atau
dt 2
dt 25  10 6
d 2i di
2
 800  160 i  0
dt dt
Persamaan diferensial dengan operator: (D2 + 800 D +1600)i = 0.
Ganti D dengan m untuk memperoleh persamaan pembantu
m2 + 800m + 160 = 0, atau (m +400)2 = 0
m1 = m2 = -400
Jadi penyelesaian umum i  ( At  B) e 400t

Pada sa’at t = 0, i = 0, maka 0 = (A.0 + B) e0.


diperoleh B = 0
di
 Ae  400t  400e  400t ( At  B )
dt
di
Sa’at t = 0,  50 ,
dt
Maka 50 = A – 400B.
Sehingga A = 50, B = 0
Jadi penyelesaian khusus i  50t e 400 t

Soal Latihan 9
Pada soal 1 sampai dengan 10 tentukan penyelesaian umumnya!

Matematika Terapan 2 – Teknik Listrik - Polinema


66

d2y dy d2y dy
1. (a) 2
 5  6y  0 (b) 2
2  y 0
dx dx dx dx
d2y dy d2y dy
2. (a) 2
 6  8y  0 (b) 2
5  6y  0
dx dx dx dx
d2y dy d2y dy
3. (a) 4  4y  0 (b) 6  9y  0
d 2
d d 2
d
d 2s ds d 2s ds
4. (a) 2
 6  13s  0 (b) 2
 4  5s  0
dt dt dt dt
d 2s ds d 2s ds
5. (a) 6 2
 4  2s  0 (b) 4 2
4 s 0
dt dt dt dt
d
6. ( 4 D 2  7 D  15) y  0, dimana D 
dt
d
7. (16 D 2  8 D  1) s  0, dimana D 
dt
d
8. ( D 2  D  1)i  0, dimana D 
dt
d
9. ( D 2  8 D  25)  0, dimana D 
dt
d
10. ( D 2  6 D  25)  0, dimana D 
dt
Untuk soal 11 sampai dengan 15, tentukan penyelesaian khususnya dengan syarat batas
yang telah ditentukan.
d2y dy 1
11. 12 2
 3 y  0, pada sa' at x  0, y  3 dan 
dx dx 2
d2y dy dy
12. 9 2
 12  4 y  0, pada sa' at x  0, y  3 dan 4
dx dx dx
d2y dy dy
13. 2
2  6 y  0, pada sa' at x  0, y  2 dan 3
dx dx dx
d dx 12
14 (35D 2  11D  6) x  0, dimana D  ; dan pada t  0, x  5 dan 
dt dt 35
d dy
15. (25D 2  20 D  4) y  0, dimana D  ; dan pada t  0, y  5 dan 3
dt dt

Matematika Terapan 2 – Teknik Listrik - Polinema


67

16. Suatu kapasitor bermuatan q dari suatu rangkaian listrik mengikuti persamaan

d 2q dq
a 2
b  cq  0 .
dt dt
Selesaikan persamaan ini, jika:
dq
(a) a = 1; b = 3; c = -10 pada sa’at t = 0, diketahui q = 7 dan  0.
dt
dq
(b) a = 1; b = -10; c = 25 pada sa’at t = 0, diketahui q = 2 dan  13
dt
dq
(c) a = 1; b = 2; c = 2 pada sa’at t = 0, diketahui q = 5 dan 5
dt
dq
(d) a =1; b = 3; c = 4 dan pada sa’at t = 0, diketahui q = Q0 dan  0.
dt
17. Arus listrik i suatu sirkuit listrik yang memuat tahanan R, induktansi L dan kapasitansi C

d 2i di 1
secara seri mengikuti persamaan: L 2  R  i  0 .
dt dt C
Tentukan penyelesaian umum persamaan ini jika:
(a) L = 1 henry, R = 25 ohm, dan C = 10-2 farad
(b) L = 0.25 henry, R = 12.5 ohm, dan C = 10-2 farad
(c) L = 0.20 henry, R = 2 ohm, dan C = 2×10-1 farad
(d) L = 0.1 henry, R = 2 ohm, dan C = 10-1 farad
Tentukan penyelesaian khusus persamaan ini jika:
di
(e) L = 1 henry, R = 10 ohm, dan C = 25-1 farad pada sa’at t = 0, diketahui i = 2 dan  0.
dt
di
(f) L = 1 henry, R = 10 ohm, dan C = 25-1 farad pada sa’at t = 0, diketahui i = 1 dan  5.
dt
di
(g) L = 1 henry, R = 10 ohm, dan C = 25-1 farad. Sa’at t = 0, diketahui i = 0 dan  200 .
dt
di
(h) L = 1 henry, R = 10 ohm, dan C = 25-1 farad pada sa’at t = 0, diketahui i = 0 dan  75
dt
.
di
(i) L = 0.01 henry, R = 0.2 ohm, dan C = 1 farad. Sa’at t = 0, diketahui i = 5 dan  40 .
dt
di
(j) L = 0.01 henry, R = 0.2 ohm, dan C = 1 farad pada sa’at t = 0, diketahui i = 1 dan 2
dt

Matematika Terapan 2 – Teknik Listrik - Polinema

Anda mungkin juga menyukai