Persamaan Diferensial

Pengertian:
Persamaan Diferensial adalah suatu persamaan yang mengandung hubungan
antara variable-variabelnya dengan turunan-turunan(nya) dari variable tak bebas
terhadap variable bebasnya.

2 jenis persamaan diferensial, yaitu;

a. Persamaan Diferensial Biasa: hanya mengandung satu variable bebas dan

atau bersama-sama dengan turunan dari variable tak bebas terhadap variable
bebasnya.
Contoh:
d3y dy
1. x 3
+y + xy 2 = 0
dx dx

2. xdy + ydx = 0

3. ( y '')3 + 2( y ')4 + y = x + 1

b. Persamaan Diferensial Parsial: Mengandung lebih dari satu variable bebas

bersama-sama dengan turunannya terhadap variable-variabel bebasnya.
Contoh:
2 2
1.  v2 +  v2 = 3 v
x y y

2. v = 3v + x v
x y

Aplikasi:
- Perubahan/perambatan panas pada sepotong besi
- Pertambahan penduduk dari tahun ke tahun
- Perubahan gerak / getaran / larutan
- Hukum Kirchoff pada rangkaian listrik
- Aliran fluida

Cucu Suhery 1
Persamaan Diferensial Biasa
(n )
Bentuk Umum: f ( x, y , y ',..., y ) = 0

Tingkat dan Derajat suatu Persamaan Diferensial Biasa

• Tingkat suatu Persamaan Diferensial ditentukan oleh Derivative yang tertinggi.
• Derajat suatu Persamaan Diferensial ditentukan oleh Pangkat yang tertinggi dari
derivative yang tertinggi.

Contoh:
1. 2xy ''+ 3 x − y '+ 1 = 0 → PD tingkat 2, derajat 1.

2. x 2 − x( y '')5 + ( x 2 y ''')4 = 0 → PD tingkat 3, derajat 4.

d 3y d 2y
3. +5 + x 6 = 3 x 2 y → PD tingkat 3, derajat 1.
dx 3 dx 2

Note:
Perbedaan antara Persamaan Biasa dengan Persamaan Diferensial Biasa

Persamaan Biasa:
a. 2 x + 3 y = 3

b. 4 x 2 + xy + 10y 2 = 5

c. y = 4 x 3 + 2x 2 + x + 3

Persamaan Diferensial Biasa:

b. xdx + ydy = 0

c. x 2 y '+ xy ''− y '''+ 5 = 0

d 3y d 2y
d. +5 + x 6 = 3x 2y
dx 3 dx 2

Memuat turunan dari suatu variable terhadap variable lainnya.

Cucu Suhery 2
Membentuk Persamaan Diferensial dari suatu Persamaan (himpunan) Garis
Lurus (Lengkung)

Untuk membentuk suatu Persamaan Diferensial dari suatu Persamaan garis

(lurus/lengkung) adalah dengan mendiferensialkan fungsi tersebut terlebih dahulu.

I. Jika persamaan tersebut berbentuk: f ( x, y , c ) = 0 ……… (1),

di mana c adalah parameter. Turunkan kedua ruas terhadap x sehingga didapat:
f + f  dy = 0 ……… (2), yang masih mempunyai parameter c.
x y dx

Jika c dieleminasikan dari kedua persamaan (1) dan (2), maka didapat
dy
persamaan yang berbentuk F ( x, y , )=0, yang disebut Persamaan
dx

Diferensial dari Persamaan Garis (Lurus/Lengkung) tsb.

Note:
- Pers grs dengan 1 parameter akan menghasilkan Persamaan Diferensial tk 1
- Pers grs dengan 2 parameter akan menghasilkan Persamaan Diferensial tk 2
- Pers grs dengan n parameter akan menghasilkan Persamaan Diferensial tk n
- Konstanta parameter = konstanta yang belum mempunyai nilai tertentu.

Contoh:
Tentukan / Bentuklah Persamaan Diferensial dari persamaan-persamaan berikut

1. y = mx ……… (a)
Jawab: y ' = m ……… (b)
Substitusikan persamaan (b) pada persamaan (a), sehingga didapat: y = y ' x
dan Persamaan Diferensial yang dimaksud adalah y − xy ' = 0 .

2. 3x 2 + y = 5
Jawab:

3 x 2 + y = 5 , maka
6 x + y ' = 0 adalah Persamaan Diferensial yang dimaksud.

Cucu Suhery 3
3. y 3 = 4 px , p konstanta parameter
Jawab:

y 3 = 4 px , p konstanta parameter

3y 2 y ' = 4 p . Substitusikan 4 p = 3y 2 y ' ke dalam persamaan semula,

sehingga diperoleh: y 3 = 3y 2 y ' x

y 3 − 3y 2 y ' x = 0 ==> y 2 ( y − 3 xy ') = 0 , didapat y 2 = 0 (bukan Persamaan

Diferensial), atau y − 3 xy ' = 0 (adalah Persamaan Diferensial yang
dimaksud).

4. x2 + y 2 = r 2
Jawab:

x2 + y 2 = r 2
2 x + 2yy ' = 0
Jadi Persamaan Diferensial yang dimaksud adalah x + yy ' = 0 .

5. 3 y = c sin x ……… (a)

Jawab:
3 y = c sin x ……… (a)
3y '
3y ' = c cos x ===> c = ……… (b)
cos x
Substitusikan persamaan (b) ke persamaan (a), sehingga diperoleh:
3y '
3y = sin x ===> y = y ' tan x , dan Persamaan Diferensial yang
cos x
dimaksud adalah y ' tan x − y = 0 .

Cucu Suhery 4
II. Jika persamaan tersebut berbentuk: f ( x, y , c1, c2 ) = 0 ……… (1),

di mana c1 dan c2 adalah parameter. Turunkan kedua ruas terhadap x sehingga

didapat: f + f  dy = 0 ……… (2), yang pada umumnya masih

x y dx

mempunyai/memuat parameter c1 dan c2 .

Jika persamaan (2) diturunkan lagi kea rah x, didapat:

( ) ( )
 f + f  dy +  f + f  dy dy = 0
x x y dx y x y dx dx

( ) ( )
2 2
 2f +  2f  dy + f  d y +  2f dy +  2f dy + f   dy dy = 0
x 2 x y dx y dx 2 y x dx y 2 dx y y dx dx

( )
2 2
 2f + 2  2f  dy + f  d y +  2f dy +  2f dy = 0 ……… (3).
x 2 x y dx y dx 2 y x dx y 2 dx

Jika parameter c1 dan c2 dieleminasi dari ketiga persamaan tersebut, diperoleh

dy d 2 y
persamaan yang berbentuk F ( x, y , dx , 2 ) = 0 , yang disebut sebagai
dx
Persamaan Diferensial dari persamaan garis (lurus/lengkung) tersebut.

Note: Turunan pada persamaan (2) & (3) diperoleh dari turunan fungsi implisit
(diferensial total dari suatu fungsi).

Contoh: f ( x, y ) = 0

Misal z = f ( x, y ) maka dz = f dx + f dy .
x y

dz = f + f dy
dx x y dx

Jika dz = 0 , maka f + f
dy
=0
dx x y dx

……………… dst.

Cucu Suhery 5
Contoh:
Tentukan Persamaan Diferensial dari persamaan berikut:

1. y 2 = 3ax + b , a dan b parameter.

Jawab:
2yy ' = 3a ===> 2y ' y '+ 2yy '' = 0

Maka PD yang dimaksud adalah ( y ' )2 + yy '' = 0

2
2 x 2 + y = 1 , a dan b parameter
a2 b2

Jawab:
Turunkan kearah x didapat:
2 x + 2yy ' = 0 ===> x + yy ' = 0 ……… (1)
a2 b2 a2 b2

turunkan lagi (1) ke arah x diperoleh:

( )
1 + 1 ( y ')2 + yy '' = 0
a2 b2
===> a2 = − 2
b2
( y ') + yy ''
……… (2)

2
tetapi dari pers (1) juga diperoleh: a2 = − b x ……… ….. (3)
yy '

sehingga dari (2) & (3) didapat:

b2 = b2 x ===> yy ' = x ( y ')2 + yy '' 
( y ')2 + yy '' yy '  

Jadi Persamaan Diferensial:

y
y '− ( y ')2 − yy '' = 0 atau yy '− x( y ')2 − xyy '' = 0
x

Soal-soal Latihan
Carilah Persamaan Diferensial dari Persamaan:

1. 5 x + 4y − 2 = 0
2. Garis yang sejajar dengan garis 2 x − 3 y + 1 = 0 .

3. Parabola x 2 = 4 py + 1
4. Semua garis yang melalui titik (-5,-1).

Cucu Suhery 6
5. Hyperbola x + y = −cxy
6. Lingkaran yang melalui titik (0,2) dan (0,-2), dan berpusat di (0,0).
7. Garis lengkung yang memenuhi persamaan y = c sin x + cos x .
8. Lingkaran yang berpusat pada sumbu y dan berjari-jari 5.

9. Lingkaran ( x − a )2 + ( y − b)2 = 9

10. Garis lengkung yang memenuhi persamaan y = c1e2 x + c2e x + c3 .

11. Garis lengkung yang memenuhi persamaan y = c1 cos x + c2 sin x .

Cucu Suhery 7
 Menyelesaikan Persamaan Diferensial

Seperti telah diketahui bahwa Persamaan Diferensial (PD) dari suatu persamaan
dapat diperoleh dengan menurunkan persamaan tersebut, kemudian
menghilangkan parameter-parameternya.
Sebaliknya jika diketahui Persamaan Diferesial dari suatu persamaan, maka dapat
pula dicari suatu persamaan asalnya yang disebut sebagai Persamaan Pokok.
Mencari persamaan pokok inilah yang disebut sebagai “Menyelesaikan
Persamaan Diferensial”.
Persamaan Pokok dapat dicari dengan mengintegralkan Persamaan Diferensial
yang diketahui.
Penyelesaian Umum (PU) dari Persamaan Diferensial tingkat n akan mendapatkan
n buah parameter. Jika parameter-parameter tersebut diberi nilai tertentu, akan
didapat Penyelesaian Khusus (PK) dari suatu Persamaan Diferensial.

Contoh:
1. Sebuah mobil yang sedang berjalan direm sehingga menghasilkan
perlambatan tetap sebesar 4 m . Berapa jarak pengereman sampai mobil
det 2

berhenti dari suatu kecepatan 72 km jam ?

2. Laju perubahan volume (v) suatu bola salju yang mencair berbanding lurus

dengan luas permukaan bola (L), yaitu dv = −kL , di mana k adalah suatu
dt

konstanta positif.
Jika pada saat t = 0 jari-jari bola r = 2 , dan pada saat t = 10 jari-jari bola

r = 0,5 , perlihatkan bahwa r = − 3 t + 2

20

Jawab 1:
a = −4 m ; v 0 = 70 km jam ===> v0 = 20 m det
det 2

a = dv ===> dv = −4 ………………. (PD).

dt dt

dv = −4dt ………………. (PD).

v = −4t + c1 ………………. (PU).

Cucu Suhery 8
 Karena v0 = 20 m det , maka 20 = −4.0 + c1 ===> c1 = 20

Sehingga diperoleh v = −4t + 20 ………………. (PK).

v = ds ===> ds = −4t + 20 ………………. (PD).

dt dt

ds = ( −4t + 20)dt ………………. (PD).

s = −2t 2 + 20t + c2 ………………. (PU).

Pada saat mulai mengerem, t = 0 , dan s = 0 , sehingga:

0 = −2.0 + 20.0 + c2 ===> c2 = 0 , dan diperoleh

s = −2t 2 + 20t ………………. (PK).

Untuk mencari jarak pengereman, maka harus diketahui berapa t.

Pada saat berhenti; t = t, dan kecepatannya sama dengan nol.
v(t =t ) = −4t + 20 ===> 0 = −4t + 20 ===> t = 5 detik.

Jadi jarak pengereman adalah: s = −2t 2 + 20t

= −2.52 + 20.5 = 50 meter.

Jawab 2:
dv = −kL ; t = 0 ---> r = 2 ; t = 10 ---> r = 0,5
dt

Buktikan: r = − 3 t + 2
20

Luas Permukaan Bola L = 4 r 2

Volume Bola v = 4  r 3
3
dv = −kL ===> dv = −kLdt
dt

v = −kLt + c
4
3 r
3
= −k.4 r 2t + c ===> 13 r = −kt + c

t = 0 ---> r = 2 ==> 2 3 = −k.0 + c ===> c = 2 3

==> 13 r = −kt + 2 3

Cucu Suhery 9
 t = 10 ---> r = 0,5 ==> 16 = −k.10 + 2 3 ===> k = 120

1 r = − 1 t + 2 ===> r = − 3 t + 2
3 20 3 20

I. Menyelesaikan Persamaan Diferensial Biasa Tingkat 1 Derajat 1

dy
Bentuk Umum: f ( x, y ) + g ( x, y ) = 0 atau f ( x, y )dx + g ( x, y )dy = 0
dx

Contoh bentuk PD Tk.1 Derajat 1:

1. 4 xy + 3y + 2x 2 y ' = 0
dy
( 4 xy + 3y ) + 2x 2 =0 ===> y (4 x + 3)dx + 2 x 2dy = 0
dx

2. 4 x 2 + 6 y '− 3 = 0 ===> (4 x 2 − 3)dx + 6dy = 0

3. 3 x 2 + 5 − y ' = 0 ===> (3 x 2 + 5)dx − dy = 0

A. Dengan Integrasi Langsung

Bentuk Umum: y ' = f ( x )
Penyelesaian persamaan diferensial ini dapat menggunakan integrasi sederhana:
dy
y ' = f ( x ) ===> = f ( x ) ===> dy = f ( x )dx
dx

 dy =  f ( x )dx

Maka Penyelesaian Umum (PU): y =  f ( x )dx + c

Contoh Soal:
1. Carilah PU dari PD y ' = 3x 2 + 5
Jawab :

3 x 2 + 5 + y ' = 0 ===> y ' = −3 x 2 − 5 ===> dy = ( −3 x 2 − 5)dx

===>  dy =  ( −3 x 2 − 5)dx ===> y = − x 3 − 5 + c

3
Jadi PU : y + x + 5 + c = 0

Cucu Suhery 10
2. Carilah PU dari PD 3y '- 4 x 2 + 3 = 0
Jawab:

3 y '− 4 x 2 + 3 = 0

3 y ' = 4 x 2 − 3 ===>  3dy =  (4 x 2 − 3)dx

===> 3y = 4 x 3 − 3 x + c
3
3
Jadi PU : 3y − 34 x + 3 x + c = 0

B. Dengan Variabel Dapat Dipisah (Cara pemisahan variable).

1. Persamaan Diferensial dengan Bentuk: f ( x )dx + g ( y )dy = 0

Di mana koefisien dari dx hanya merupakan fungsi dari x saja dan koefisien dari
dy hanya merupakan fungsi dari y saja, maka Penyelesaian Umum (PU) dari PD
ini adalah f ( x )dx + g ( y )dy = 0 .

Note: PD ini Sebenarnya sama saja dengan PD yang dapat diselesaikan dengan
integrasi langsung.

Contoh soal

1. Carilah PU dari 4 x 2 + 6 y '− 3 = 0

2. Tentukan PU dari 4 x 3 + y 2 y '+ 5 = 0

3. Tentukan Penyelesaian Khusus (PK) dari 3 x 2 + 4 y ' = 0 jika persamaan pokok

dari PD tersebut melalui titik (–2,1)

Cucu Suhery 11
Jawab:

1. 4 x 2 + 6 y '− 3 = 0 ===>  (4 x 2 − 3)dx +  6dy + c = 0

3
Jadi PU : 34 x − 3 x + 6y + c = 0

2. 4 x 3 + y 2 y '+ 5 = 0 ==> (4 x 3 + 5)dx + y 2dy = 0

==>  (4 x 3 + 5)dx +  y 2dy = 0

4 3
Jadi PU : x + 5 x + 31 y + c = 0

3. 3 x 2 + 4 y ' = 0 ===>  3 x 2dx +  4dy = 0

4 3
===> PU : x + 5 x + 31 y + c = 0

Persamaan tersebut melalui titik (–2,1) ===> x = –2 , dan y =1.

===> ( −2)3 + 4.1 + c = 0 ===> c = 4

3
Jadi PK : x + 4y + 4 = 0

2. Persamaan Diferensial dengan Bentuk: f ( y )dx + g ( x )dy = 0

Di mana koefisien dari dx hanya merupakan fungsi dari y saja dan koefisien dari
dy hanya merupakan fungsi dari x saja. Persamaan Diferensial ini dapat diubah

menjadi dx + dy = 0 .
g( x ) f (y )

dy
Penyelesaian Umum (PU) dari PD ini adalah  dx +
g( x )  f (y )
=c.

Contoh soal:

1. Tentukan PU dari 4 xy + 3y + 2x 2 y ' = 0

1+ y
2. Carilah PK dari PD y ' = untuk (2,7)
2+ x

3. Tentukan PU dari 2y − ( xy − x )y ' = 0

dy y 2 + xy 2
4. Selesaikan = 2
dx x y − x2

Cucu Suhery 12
Jawab:

1. 4 xy + 3y + 2x 2 y ' = 0 ===> 4 x +23 dx + = 0 ===> ( 2 + 3 2 x −2 )dx +

dy dy
=0
2x y x y

===>  ( 2 + 3 2 x −2 )dx +  1 dy = 0 ===> 1 x 2 − 3 2 x −1 + ln y = c

x y 4

2 −1
Jadi PU : 41 x − 3 2 x + ln y = c = 0

1+ y dy 1+ y dy dy
2. y ' =
2+ x
===>
dx
=
2+ x
===> = dx ===>
1+ y 2+ x  1+ y
=  dx
2+ x

===> ln 1 + y = ln 2 + x + ln c ===> 1 + y = (2 + x ) + c ==> PU

Untuk (2,7) ==> 1 + 7 = (2 + 2)c ==> c = 2

Jadi PK: 1 + y = (2 + x )2 ==> y = 2x + 3

3. 2y − ( xy − x )y ' = 0
y −1
2 dx − dy = 0
x y

dy
2 dx −  dy +  = 0 ===> 2ln x − y + ln y = − ln c
x y

2
Jadi PU: y = ln(cx y )

dy y 2 + xy 2
4. = 2
dx x y − x2

( y −1)dy (1+ x )dx ( y −1)dy (1+ x )dx

y 2
=
x 2
===>  y 2
=
x2

Jadi PU: ln y + y1 = − x1 + ln x + c

Note:
PD dengan variable dipisah ini dapat pula mempunyai bentuk umum y ' = f ( x, y ) .
Jika ruas kanannya dipisah menjadi faktor x dan faktor y, maka penyelesaiannya
dapat diselesaikan dengan cara pemisahan variable.
Jika y ' = f ( x, y ) , di mana f ( x, y ) = g ( x )h( y ) maka gunakan cara pemisahan
variable.

Cucu Suhery 13
C. Persamaan Diferensial Homogen.

Bentuk Umum: M ( x, y )dx + N( x, y )dy = 0

Pengertian Fungsi Homogen.

Suatu fungsi disebut Homogen berderajat n jika:

f (kx, ky ) = k nf ( x, y ) , k = konstanta  0 .

Contoh:

1. f ( x, y ) = 3 x + 2y disebut Homogen berderajat 1, karena

f (kx, ky ) = 3kx + 2ky

= k (3 x + 2y )

= kf ( x, y )

2. f ( x, y ) = 5 xy 3 + 3 x 2 y 2 disebut Homogen berderajat 4, karena

f (kx, ky ) = 5(kx )(ky )3 + 3(kx )2 (ky )2

= 5k 4 xy 3 + 3k 4 x 2 y 2

= k 4 (5 xy 3 + 3 x 2 y 2 )

= k 4f ( x, y )

3. f ( x, y ) = tan ( ) adalah fungsi Homogen berderajat 0, karena

y
x

f (kx, ky ) = tan ( )
ky
kx

= tan ()
y
x

= k 0 tan ()
y
x

= k 0f ( x, y )

4. f ( x, y ) = 3 x 2 + xy + y 2 adalah fungsi Homogen berderajat 2.

Cucu Suhery 14
5. f ( x, y ) = 2x 2 + x + y bukan fungsi Homogen, karena:

f (kx, ky ) = 2k 2 x 2 + kx + ky

 k n (2x 2 + x + y )

Perhatikan kembali Bentuk Umum Persamaan Diferensial Homogen;

M ( x, y )dx + N ( x, y )dy = 0 . Dikatakan Homogen jika masing-masing suku dari

masing-masing fungsi berderajat sama. Untuk menyelesaikan PD Homogen ini,
dapat diambil sebagai pemisalan: y = vx ......... (1).

Sehingga: dy = vdx + xdv ……… (2)

Substitudikan (1) dan (2) pada PD semula, sehingga akan diperoleh suatu PD
dengan variable yang dapat dipisah. Selanjutnya selesaikan dengan menggunakan
cara Pemisahan Variabel.

Contoh:

x2 + y 2
1. Dapatkan PU dari PD y ' =
xy

x2 + y 2 dy x2 +y 2
Jawab: y'= ===> =
xy dx xy

( x 2 + y 2 )dx − xydy = 0 ……… (1)

Persamaan (1) ini adalah sebuah fungsi homogen berderajat 2. Ini terlihat bahwa
pada setiap suku, koefisien dari dx dan dy berderajat 2, dengan demikian dapat
diambil sebagai pemisalan y = vx ===> dy = vdx + xdv ……… (2).

Substitusikan y = vx dan persamaan (2) pada (1):

( x 2 + v 2 x 2 )dx − vx 2 ( xdv + vdx ) = 0

x 2dx + v 2 x 2dx − vx 3dv − v 2 x 2dx = 0

x 2dx − vx 3dv = 0 ===> dx − vdv = 0

x

Cucu Suhery 15
  dx −
x  vdv = 0

ln x − 1 v 2 = 0
2

1v 2
ln x − ln e 2 =c

1v 2
ln x − ln e 2 = ln c

1v 2
ln x = ln c + ln e 2

1v 2
ln x = ln(ce 2 )

1v 2
x = ce 2

()
2
1 y
Jadi PU: x = ce
2 x

2. Tentukan PU dari PD ( x + y )dx + ( x − y )dy = 0 , dan tentukan jawab Khususnya

jika x = 1, dan y =2.

Jawab: PD ( x + y )dx + ( x − y )dy = 0 adalah PD Homogen berderajat 1.

Misal: y = vx ===> dy = vdx + xdv

===> ( x + vx )dx + ( x − vx )( xdv + vdx ) = 0

xdx + vxdx + x 2dv − vx 2dv + vxdx − v 2 xdx = 0

( x + 2vx − v 2 x )dx + ( x 2 − vx 2 )dv = 0

x(1 + 2v − v 2 )dx + x 2 (1 − v )dv = 0

dx + (1−v ) dv = 0
x (1+ 2v −v 2 )

(1−v )
 dx +
x  (1+ 2v −v 2 )
dv = c1

Misal: 1 + 2v − v 2 = z ===> (2 − 2v )dv = dz

Cucu Suhery 16
==> (1 − v )dv = 1 dz
2

1 dz
==>  dx +
x  2
z
= c1

==> ln x + 1 ln z = ln c2
2

ln x + 1 ln(1 + 2v − v 2 ) = ln c2
2

2ln x + ln(1 + 2v − v 2 ) = ln c

ln  x 2 (1 + 2v − v 2 ) = ln c
 

x 2 (1 + 2v − v 2 ) = c

y y2
x 2 (1 + 2 − )=c
x x2

PU: x 2 + 2 xy − y 2 = c

Untuk x = 1, dan y = 2 ===> c = 12 + 2.1.2 − (2)2 ===> c = 1

2 2
Sehingga PK: x + 2 xy − y = 1

D. Persamaan Diferensial dengan M(x,y) dan N(x,y) Linear Non-Homogen.

Bentuk Umum: (ax + by + c )dx + ( px + qy + r )dy = 0

a b p q p = am
1. Jika = 0 , maka = = m , dan diperoleh
p q a b q = bm

sehingga PD berubah menjadi:

(ax + by + c )dx + [m(ax + by ) + r ]dy = 0 ……… (1)

Misal: u = ax + by ……… (2)

du = adx + bdy ===> dy = du −adx ……… (3)

b

Substitusikan (2) dan (3) pada (1):

Cucu Suhery 17
 (
(u + c )dx + (mu + r ) du −adx = 0
b )
b(u + c )dx + mu du + r du − amu dx − ar dx = 0

[b(u + c ) − a(mu + r )]dx + (mu + r )du = 0

(mu + r )du
dx + = 0 ……… (4)
b(u −c )−a(mu + r )

Persamaan (4) ini sudah merupakan Persamaan Diferensial dengan variable yang
sudah terpisah. Selanjutnya selesaikan dengan cara penyelesaian tersebut.

Contoh:

1. Carilah PU dari PD ( x + y )dx + (3 x + 3y − 4)dy = 0

Jawab:

( x + y )dx + (3 x + 3y − 4)dy = 0

a b 1 1 p q
= = 0 ==> = =3
p q 3 3 a b

sehingga PD berubah menjadi:

( x + y )dx + [3( x + y ) − 4]dy = 0

Misal u = x + y ==> du = dx + dy ==> dy = du − dx

udx + (3u − 4)(du − dx ) = 0

udx + 3udu − 3udx − 4du + 4dx = 0

(4 − 2u )dx + (3u − 4)du = 0

2(2 − u )dx + (3u − 4)du = 0

(3u − 4)
2dx + du = 0
(2−u )

(
2dx − 3 + 2
u −2 ) du = 0
 2dx −  (3 + u 2−2 ) du = c

Cucu Suhery 18
2x − 3u − 2ln u − 2 = c

PU: 2x − 3( x + y ) − 2ln x + y − 2 = c atau x + 3y + 2ln x + y − 2 = c

2. Carilah PU dari PD (2x + y + 1)dx + (4 x + 2y + 5)dy = 0

Jawab:

(2x + y + 1)dx + (4 x + 2y + 5)dy = 0

a b 2 1 p q
= = 0 ==> = =2
p q 4 2 a b

sehingga PD berubah menjadi:

(2x + y + 1)dx + [2( x + y ) + 5]dy = 0

Misal u = 2 x + y ==> du = 2dx + dy ==> dy = du − 2dx

(u + 1)dx + (2u + 5)(du − 2dx ) = 0

udx + dx + 2udu + 5du − 4udx − 10dx = 0

(2u + 5)du − (3u + 9)dx = 0

(2u + 5)du − 3(u + 3)dx = 0

2u + 5 du − 3dx = 0
u +3

2u + 5 du − 3
 u +3  dx = c

Misal u + 3 = z ==> u = z − 3 ==> du = dz

Sehingga 2u + 5 = 2( z − 3) + 5 ==> 2u + 5 = 2z − 1

(2z −1)
==>  z
dz − 3  dx = c

2z − ln z − 3 x = c

2(u + 3) − ln u + 3 − 3 x = c

2(2x + y + 3) − ln 2x + y + 3 − 3 x = c

Cucu Suhery 19
 x + 2y + 6 − ln 2x + y + 3 = c

x + 2y − ln 2x + y + 3 = c − 6

Jadi PU: x + 2y − ln 2x + y + 3 = c

a b
2. Jika  0 ; ==> aq − bp  0
p q

Cara 1:

Gunakan Substitusi:

u = ax + by + c ==> du = adx + bdy

v = px + qy + r ==> dv = pdx + qdy

sehingga diperoleh:

du b
dv q q du − b dv
dx = ==> dx =
a b aq − bp
p q

a du
p dv a dv − p du
dy = ==> dy =
a b aq − bp
p q

dengan substitusi hasil-hasil ini, Persamaan Diferensial yang berbentuk umum

(ax + by + c )dx + ( px + qy + r )dy = 0 akan berubah menjadi menjadi PD Homogen.
Selanjutnya gunakan substitusi u = vz ===> du = z dv + v dz , sehingga akan
diperoleh PD dengan variable yang dapat dipisah.

Cara 2:

Gunakan Substitusi: x = x1 + h ==> dx = dx1

dan y = y1 + k ==> dy = dy1

Cucu Suhery 20
di mana h dan k adalah jawab dari persamaan-persamaan ax + by + c = 0 dan
px + qy + r = 0 .

Dengan substitusi ini, PD (ax + by + c )dx + ( px + qy + r )dy = 0 berubah menjadi

PD Homogen. Selanjutnya gunakan pemisalan y1 = vx1 ==> dy1 = x1 dv + v dx1 ,
sehingga akan didapat PD dengan variable yang dapat dipisah.

Contoh:

1. Tentukan PU dari ( x + y − 3)dx + ( x − y − 1)dy = 0

Jawab:

a b 1 1
= = −1 − 1 = −2  0
p q 1 −1

Jika Menggunakan Cara 1:

u = x + y − 3 ==> du = dx + dy

v = x − y −1 ==> dv = dx − dy

sehingga diperoleh:

du 1
dv −1 −du − dv
dx = = ==> dx = 1 du + 1 dv
1 1 −2 2 2
1 −1

1 du
1 dv dv − du
dy = = ==> dy = 1 du − 1 dv
1 1 −2 2 2
1 −1

u( 1 du + 1 dv ) + v ( 1 du − 1 dv ) = 0
2 2 2 2

1 udu + 1 udv + 1 vdu − 1 vdv = 0

2 2 2 2

1 (u + v )du + 1 (u − v )dv = 0
2 2

(u + v )du + (u − v )dv = 0 ==> PD Homogen

Cucu Suhery 21
Misal: u = vz ===> du = z dv + v dz

==> (vz + v )( zdv + vdz ) + (vz − v )dv = 0

vz2dv + v 2zdz + vzdv + v 2dz + vzdv − vdv = 0

v 2 ( z + 1)dz + v ( z 2 + 2z − 1)dv = 0

( z + 1)dz dv
+ =0
2
( z + 2z − 1) v

( z + 1)dz dv
 z2 + 2z − 1
+
v
= c1

1 ln z2 + 2z − 1 + ln v = ln c
2 2

ln z2 + 2z − 1 + 2ln v = ln c2

( z 2 + 2z − 1)v 2 = c

2
( u 2 + 2u − 1)v 2 = c
v v

u 2 + 2uv − v 2 = c

( x + y − 3)2 + 2( x + y − 3)( x − y − 1) − ( x − y − 1)2 = c

2 2
Jadi PU: 2( x − y + 2xy + 6 x − 2y + 7) = c

2 2
Atau x − y + 2xy + 6 x − 2y = c

Jika Menggunakan Cara 2:

Dari x + y − 3 = 0 dan x − y − 1 = 0 diperoleh x = 2 dan y = 1 , sehingga h = 2 dan

k = 1.

Ambil x = x1 + 2 ==> dx = dx1

y = y1 + 1 ==> dy = dy1

Cucu Suhery 22
==> ( x1 + 2 + y1 + 1 − 3)dx1 + ( x1 + 2 − y1 − 1 − 1)dy1 = 0

( x1 + y1)dx1 + ( x1 − y1)dy1 = 0

Misal: y1 = vx1 ==> dy1 = vdx1 + x1dv

==> ( x1 + vx1)dx1 + ( x1 − vx1)(vdx1 + x1dv ) = 0

x1dx1 + vx1dx1 + vx1dx1 + x12dv − v 2 x1dx1 − vx12dv = 0

x1(1 + 2v − v 2 )dx1 + x12 (1 − v )dv = 0

dx1 (1 − v )dv
+ =0
x1 1 + 2v − v 2

dx1 (1 − v )dv
 x1
+
1 + 2v − v 2
= c1

ln x1 + 1 ln 1 + 2v − v 2 = ln c2
2

2ln x1 + ln 1 + 2v − v 2 = ln c

x12 (1 + 2v − v 2 ) = c

 y y2
x12  1 + 2 1 − 12  = c
x1 x
 1 

x12 + 2 x1y1 − y12 = c

( x − 2)2 + 2( x − 2)( y − 1) − ( y − 1)2 = c

x 2 − 4 x + 4 + 2xy − 2y + 4 − 2 x − y 2 + 2y − 1 = c

2 2 2 2
Jadi PD x − y + 2xy − 6 x − 2y + 7 = c atau x − y + 2xy − 6 x − 2y = c

Cucu Suhery 23
Contoh:

2. Tentukan PU dari ( x + 2y + 1)dx − (2 x − 3)dy = 0

Jawab:

Ubahlah terlebih dahulu menjadi ( x + 2y + 1)dx + ( −2x + 3)dy = 0

a b 1 2
= =0−4  0
p q −1 0

Cara 1:

Misal u = x + 2y + 1 ==> du = dx + 2dy

v = −2x + 3 ==> dv = −2dx

sehingga diperoleh: dx = −2dv ==> dx = − 1 dv

4 2

dy = dv −2du
4

==> u( − 1 dv ) + v ( 1 dv + 1 du ) = 0
2 4 2

− 1 udv + 1 vdv + 1 vdu = 0

2 4 2

(v − 2u )dv + 2vdu = 0

Misal u = vz ==> du = zdv + vdz

==> (v − 2vz )dv + 2v ( zdv + vdz ) = 0

vdv − 2vzdv + 2vzdv + 2v 2dz = 0

dv + 2dz = 0
v

 dv + 2
v  dz = c

ln v + 2z = c

ln 3 − 2 x + 2 u = c(v )
Jadi PU: ln 3 − 2 x + 2 ( x + 2y +1
3−2x )
=c

Cucu Suhery 24
Cara 2:

PD ( x + 2y + 1)dx − (2 x − 3)dy = 0 , diubah menjadi ( x + 2y + 1)dx + ( −2x + 3)dy = 0 .

Dari persamaan x + 2y + 1 = 0 dan −2x + 3 = 0 diperoleh x = 3 dan y = − 5 ,

2 4

sehingga h = 3 dan k = − 5 .
2 4

Ambil x = x1 + 3 ==> dx = dx1

2

y = y1 − 5 ==> dy = dy1
4

==> ( x1 + 3 + 2y1 − 5 + 1)dx1 + ( −2x1 − 3 + 3)dy1 = 0

2 2

( x1 + 2y1)dx1 + ( −2 x1)dy1 = 0

Misal: y1 = vx1 ==> dy1 = vdx1 + x1dv

==> ( x1 + 2vx1)dx1 + −2 x1( x1dv + vdx1) = 0

x1dx1 + 2vx1dx1 − 2x12dv − 2x1vdx1 = 0

dx1 dx1
x1
− 2dv = 0 ==>  x1
−2  dv = c

==> ln x1 − 2v = c

y1
ln x − 3 − 2 =c
2 x1

( y + 5 4)
ln x − 3 2 − 2 =c
( x −3 2)

4y +5
Jadi PU ln x − 3 2 − 2 x −3 = c ln 3 − 2 x + 2 ( 3−2x )
x + 2y +1
=c

Catatan: Walaupun bentuk PU dari cara 1 dan cara 2 terlihat berlainan, tetapi
sebenarnya hasil ini adalah sama. Untuk melihat kebenarannya, turunkan
kembali kedua PU ini. Hasilnya akan memenuhi PD semula.

Cucu Suhery 25
E. Persamaan Diferensial dalam bentuk yf ( x, y )dx + xg ( x, y )dy = 0

Ambil pemisalan: y = z ==> dy = xdz −2zdx

x x

Sehingga diperoleh PD: z f ( z )dx + xg ( z ) xdz −2zdx = 0

x x

zf ( z )dx + g ( z )( xdz − zdx ) = 0

z ( f ( z ) − g ( z )) dx + xg (z )dz = 0

dx g (z )
+ dz = 0
x z ( f (z ) − g (z ))

Persamaan Diferensial ini sudah merupakan suatu Persamaan Diferensial dengan

variable terpisah.

Contoh.

Carilah PU dari (1 − xy + x 2 y 2 )dx + ( x 3 y − x 2 )dy = 0

Jawab:

Kalikan kedua ruas PD dengan y, sehingga didapat:

y (1 − xy + x 2 y 2 )dx + x( x 2 y 2 − xy )dy = 0

Misal: y = z ==> dy = xdz −2zdx

x x

==> z (1 − x. z + x 2. z2 )dx + x( x 2. z2 − x. z )( xdz − zdx ) = 0

x x x2 x2 x x2

z (1 − z + z 2 )dx + 1 ( z 2 − z )( xdz − zdx ) = 0

x x

kalikan kedua ruas dengan x , dan sederhanakan, sehingga didapat:

zdx − z2dx + z3dz + xz2dz − z3dx − xzdz + z2dx = 0

zdx + xz( z − 1)dz = 0

bagi kedua ruas dengan xz , dan integralakan, sehingga diperoleh:

Cucu Suhery 26
  dx +
x  ( z − 1)dz = c

ln x + 1 z2 − z = c
2

2 2
Jadi PU: ln x + 21 x y − xy = c

Soal-soal Latihan

Carilah PU dari PD berikut;

1. 2x + y 2y ' = 0

2. xy dx + ( x + xy )dy = 0

3. ( x + y )y ' + ( x − y ) = 0

4. sin x cos2 ydx − cos x sin ydy = 0 , dan carilah PK-nya pada (0,0).

5. Suatu benda dari keadaan diam dilontarkan dengan percepatan 4 m/det 2. Jika
kecepatan benda pada saat t=2 detik adalah 10 m/det, berapakah jarak yang
ditempuh benda tersebut setelah t=5 detik.

6. ( y 2 − 2xy )dx − ( x 2 − 2xy )dy = 0

7. xy '− x 2 yy '+ y + 2 xy 2 = 0

8. ( xy 3 − y 2 ) + (1 + xy + x 2 y 2 )y ' = 0

9. ( x − 3y − 5)y '+ (3 x − y + 1) = 0 (Kerjakan dengan 2 cara yang telah diberikan)

y y
10. x sin ( ydx + xdy ) + y cos ( xdy − ydx ) = 0
x x

Cucu Suhery 27
F. Persamaan Diferensial Eksak

Suatu persamaan diferensial yang berbentuk M ( x, y )dx + N( x, y )dy = 0 dikatakan

Eksak jika M ( x, y )dx + N ( x, y )dy merupakan diferensial total dari F ( x, y ) .

M N
Atau M ( x, y )dx + N( x, y )dy = 0 Eksak  =
y x

PU dari PD ini akan berbentuk F ( x, y ) = c ,

di mana F ( x, y ) = P ( x, y ) +  ( y )dy

x
dengan P ( x, y ) =  M ( x, y )dx dan ( y ) = N − P
y

atau PU-nya berbentuk F ( x, y ) = c ,

di mana F ( x, y ) = P ( x, y ) +  ( x )dx

y
dengan P ( x, y ) =  N ( x, y )dy dan ( x ) = M − P
x

Contoh:

Carilah PU dari PD ( x + y )dx + ( x + 4y )dy = 0

Jawab:

M = ( x + y )  M = 1  M N
y 
 = → Eksak
N = ( x + 4y )  N = 1 y x
x 

F ( x, y ) = P ( x, y ) +  ( y )dy

x x
P ( x, y ) =  M ( x, y )dx =  ( x + y )dx = 1 x 2 + xy
2

P = x
y

Cucu Suhery 28
( y ) = N − P ==> ( y ) = x + 4 y − x ==> ( y ) = 4 y
y

 ( y )dy =  4ydy = 2y 2

2 2
Jadi PU: 21 x + xy + 2y = c

Contoh:

y 2 −3 x 2
Carilah PU dari 2 x3 dx + 4
dy = 0
y y

Jawab:

M = 2 x3  M = − 6 x4 
y y y M N
 = → Eksak
N=
y 2 −3 x 2
 N =− 4
6 x  y x
y4 x y  

x x
2
P ( x, y ) =  M ( x, y )dx =  2 x3 dx = x 3
y y

P = − 3 x 2
y y4

y 2 −3 x 2 2
( y ) = N − P ==> ( y ) = + 3 x4 ==> ( y ) = 12
y y 4
y y

 ( y )dy =  1 dy ==>
y2
 ( y )dy = − 1
y

2
Jadi PU: F ( x, y ) = x 3 − y1 = c
y

G. Faktor Integrasi

Jika M ( x, y )dx + N( x, y )dy = 0 tidak Eksak, maka perlu dicari suatu fungsi
v = f ( x, y ) , sedemikian sehingga VMdx + VNdy = 0 menjadi Eksak.

v = f ( x, y ) disebut Faktor Integrasi, Syaratnya adalah VM = VN

y x

Cucu Suhery 29
atau M Vy + V M
y
= N V + V N ……… (1).
x x

G.1. Jika v = f ( z ) , di mana z = g ( x, y ) , maka;

V = dv . z dan V = dv . z
y dz y x dz x

sehingga persamaan (1) akan menjadi:

M dV . z + V M = N dV . z + V N
dz y y dz x x

M dV . z − N dV . z = V N − V M
dz y dz x x y

dV  z z   N M 
M −N  =V  − 
dz  y x   x y 

 N M 
 x − y 
=   dz ……… (2)
dV
v  z z 
 M y − N x 
 

sehingga akan didapat suatu fungsi v ( x, y ) sebagai faktor integrasi. Jika v ( x, y )

dikalikan dengan M ( x, y )dx + N( x, y )dy = 0 , maka akan didapat suatu PD Eksak.

Contoh:

Carilah PU dari PD (2 x 3 y 2 − y )dx + (2 x 2 y 3 − x )dy = 0 , di mana diketahui z = xy

Jawab:

M = 2x 3 y 2 − y  M = 4 x 3 y − 1 M N
y 
  → Tidak Eksak
N = 2x 2 y 3 − x  N = 4 xy 2 − 1  y x
x 

z = xy ==> v = f ( z )

z z
=y; =x
x y

Cucu Suhery 30
  N M 
dV  x − y 
=  
dz
v  z z 
 M y −N x 
 

4 xy 3 −1− 4 x 3 y +1
= dz
(2x3 y2 -y)x −(2 x 2 y 3 − x )y

−4 xy ( y 2 − x 2 )
= dz
2x2 y2 (2 x 2 − y 2 )

= − 2 dz
xy

 
dv = − 2 dz ===> dv = − 2 dz
v xy v z

−2
ln v = ln z

v = z −2 ===> v = 1
2 2
(faktor integrasi)
x y

Maka PD berubah menjadi:

1
2 2
x y
( 2x3y 2 − y ) dx + x 1y ( 2x 2y 3 − x ) dy = 0
2 2

 1   1 
 2 x − 2  dx +  2y − 2  dy = 0
 x y  xy 

yang merupakan PD Eksak, karena:

M = 1 dan N = 1 ==> M = N
y x2y 2 x 2 2
x y y x

PU: F ( x, y )  P +  ( y )dy = c

x
P =  (2 x − 21 )dx = x 2 + 1
x y xy

P = − 1
y xy 2

( y ) = N − P ==> ( y ) = 2y − 12 − 21
y xy x y

Cucu Suhery 31
 = 2y

 ( y )dy =  2ydy = y 2

2 1 + y2 = c
Jadi PU: x + xy

V dv V
G.2. Jika v = f ( x ) , maka = ; =0
x dx y

v M v N
M +V =N +V
y y x x

M dv N
V =N +V
y dx x

 M N  dv
V −  =N
 y x  dx

M − N M − N
dV y x y x
= dx di mana =h(x)
v N N

dV
==>  v
=  h( x )dx

ln v =  h( x )dx ==> v = e  h( x )dx sebagai faktor integrasi.

Contoh:

Tentukan PU dari ( x 3 + x )dy + ( x 2 y + y + 1)dx = 0 , di mana v = f ( x )

Jawab:

M = x 2 + 1 
y 
 Tidak Eksak
N = 3 x 2 + 1
x 

M − N
y x x2 + 1− 3x2 − 1 2x
h( x ) = ==> h( x ) = ==> h( x ) = −
N x3 + x x2 + 1

Cucu Suhery 32
 −  22x dx
v = e  h( x ) dx ==> v = e x +1

− ln x 2 +1
=e ==> ln v = − ln x 2 + 1

v= 1
x 2 +1

PD berubah menjadi: 1 ( x 3 + x )dy + 1 ( x 2 y + y + 1)dx = 0

2
x +1 x 2 +1

xdy + ( y + 1 )dx = 0
x 2 +1

M = ( y + 21 )  M = 1
x +1 y 
 Eksak
N=x  N = 1
x 

x x
P ( x, y ) =  M ( x, y )dx =  ( y + 21 )dx = xy + arc tan x
x +1

P = x ;
y

( y ) = N − P ==> ( y ) = x − x = 0 ==>  ( y )dy = 0

y

PU: F ( x, y )  P ( x, y ) +  ( y )dy = c

xy + arc tan x = c

V V dv
G.3. Jika v = g ( y ) , maka = 0; =
x y dy

v M v N
M +V =N +V
y y x x

dv M N
M −V =V
dy y x

 N M  dv
V −  =M
 x y  dy

Cucu Suhery 33
 N − M N − M
dV x y x y
= dy di mana = h( y )
v M M

dV dV
==>
v
= h( y )dy  v
=  h( y )dy

==> v = e  h( y )dy sebagai faktor integrasi.

Contoh:

Tentukan PU dari PD ( x 2 y 2 − 1)dy + xy 3dx = 0 , di mana v = g ( y )

Jawab:

M = 3 xy 2 
y 
 Tidak Eksak
N = 2 xy 2 
x 

N − M
x y 2 xy 2 −3 xy 2 − xy 2
h( y ) = = ==> h( y ) = =−1
M xy 3 xy 3 y

v = e  h( y )dy ==> v = e− ln y ==> v = 1 Faktor integrasi

y

PD berubah menjadi: 1 ( x 2 y 2 − 1)dy + 1 .xy 3dx = 0

y y

( x 2 y − 1 )dy + xy 2dx = 0
y

M = xy 2  M = 2 xy 
y 
 Eksak
N = ( x 2 y − 1 )  N = 2 xy 
y x 

x x
P ( x, y ) =  M ( x, y )dx =  xy 2dx = 1 x 2 y 2
2

P = x 2 y
y

( y ) = N − P ==> ( y ) = x 2 y − 1 − x 2 y ==> ( y ) = − 1
y y y

Cucu Suhery 34
 ( y )dy = −  1 dy = − ln y
y

Jadi PU: F ( x, y )  1 x 2 y 2 − ln y = c
2

Soal-soal Latihan:

Carilah PU dari:

y 2 −3 x 2
1. 2 x3 dx + 4
dy = 0
y y

2. {1 + ( x + y )tan y }dy + dx = 0 , di mana z = x + y

3. A. 2xy 2dx + x 2 ydy = 0 , v = f ( y )

B. Kerjakan soal pada 3A dengan cara lain.

4. ( xy + 1)y '+ y 2 = 0 , z = f ( y )

5. A. (2 xy − y 2 − 2x )dx + ( x 2 − 2xy − 2y )dy = 0

B. Kerjakan soal pada 5A dengan cara lain.

6. (1 + x 2 + x 2 y 2 )y '+ 2 xy (1 + y 2 ) = 0 , z = f ( y )

7. 2x 2 ydy + xy 2dx = 0 , z = f ( x ) ,

Cucu Suhery 35
H. Persamaan Diferensial Linear Tingkat Satu

Bentuk Umum: y '+ yP ( x ) = Q( x )

Yang dimaksud tingkat satu di sini adalah y dan y ' berpangkat satu, dan terletak
pada suku yang berlainan ( y dan y ' tidak sesuku). P ( x ) dan Q( x ) masing-masing
fungsi dari x atau konstanta.

Perhatikan bahwa:

a. Jika Q( x ) = 0 , disebut sebagai Persamaan Diferensial Linear Homogen

b. Jika Q( x )  0 , disebut sebagai Persamaan Diferensial Linear Non-Homogen

Untuk menyelesaikan PD ini dapat digunakan 2 cara:

1. Cara Bernoulli

Menggunakan e  P ( x )dx sebagai faktor integrasinya.

Jika e  P ( x )dx dikalikan dengan y, dan selanjutnya diturunkan ke arah x, maka

diperoleh:

d
dx
(
ye  P ( x )dx =
dx
e)
dy  P ( x )dx
+ y .P ( x ).e  P ( x )dx

 dy 
= e  P ( x )dx  + y .P ( x )
 dx 

d
dx
( )
ye  P ( x )dx = e  P ( x )dx .Q( x )

( )
d ye  P ( x )dx = e  P ( x )dx .Q( x ) dx

 d ( ye
P ( x )dx
) =  Q(x ).e P( x )dx dx


ye  P ( x )dx =  Q( x ).e  P ( x )dx dx + c

Jadi PU: y = e−  P ( x )dx   Q( x ).e  P ( x )dx dx + c 

 

Cucu Suhery 36
Atau:

y '+ yP ( x ) = Q( x )

Faktor integrasi: e  P ( x )dx

dy
e  P ( x )dx + e  P ( x )dx yP ( x ) = e  P ( x )dxQ( x )
dx

e  P ( x )dx dy + e  P ( x )dx yP ( x )dx = e  P ( x )dxQ( x )dx

( )
d ye  P ( x )dx = e  P ( x )dxQ( x )dx

ye  P ( x )dx =  e  P ( x )dxQ( x )dx + c

Jadi PU: y = e−  P ( x )dx   Q( x ).e  P ( x )dx dx + c 

 

Contoh:

1. Carilah PU dari y 'cos x + y sin x = 1

Jawab:

y 'cos x + y sin x = 1 belum sesuai dengan bentuk umum y ' = yP ( x ) + Q( x )

==> y '+ y sin x = 1

cos x cos x

PU: y = e−  P ( x )dx   Q( x ).e  P ( x )dx dx + c 

 

−  sin x dx  sin x 
 cos dx
=e cos 1

 cos x .e

dx + c 


= elncos x   1 .e− lncos x dx + c 

 cos x 

= cos x   sec 2 x dx + c 
 

= cos x  tan x + c 

Jadi PU: y = sin x + c cos x

Cucu Suhery 37
2. Carilah PU dari y '+ 3 y − x = 0

Jawab:

y '+ 3 y − x = 0

y = e−  3 dx   x.e  3 dx dx + c 
 

= e−3 x   x.e3 x dx + c 
 

= e−3 x  1 xe3 x − 1  e3 x dx + c 
3 3 

= e−3 x  1 xe3 x − 1 e3 x + c 
3 9 

Jadi PU: y = 31 x − 91 + ce −3 x (jika langsung menggunakan Rumus)

Jika menggunakan faktor integrasi e  P ( x )dx = e  3dx = e3 x

y '.e3 x + 3 y .e3 x − x.e3 x = 0

y '.e3 x + 3y .e3 x = x.e3 x

dy .e3 x + 3y .e3 x dx = x.e3 x dx

( )
d ye3 x = x.e3 x dx

ye3 x =  x.e3 x dx + c

ye3 x = 1 xe3 x − 1 e3 x + c
3 9

Jadi PU: y = 31 x − 91 + ce −3 x

Cucu Suhery 38
3. Carilah PU dari ( x + 1)y '− 2y = ( x + 1)4

Jawab:

2y
( x + 1)y '− 2y = ( x + 1)4 ==> y '− = ( x + 1)3
x +1

−2 xdx −2ln x +1

Faktor Integrasinya: e  P ( x )dx = e +1 =e = 1
( x +1)2

1 y '− 2 y = ( x + 1)
( x +1)2 ( x +1)3

1 dy − 2 ydx = ( x + 1)dx
( x +1)2 ( x +1)3

 y 
d 2
= ( x + 1)dx
 ( x +1) 

y
2
=  ( x + 1)dx + c = 1 ( x + 1)2 + c
( x +1) 2

Jadi PU: y = ( x + 1)2  1 ( x + 1)2 + c 

2 

dy 2
4. Carilah PU dari: + y = sin32
x
dx x x

Jawab:

2
 x dx
FI: e  P ( x )dx = e = e2ln x = x 2

dy
x2 + 2 xy = sin3 x
dx

x 2dy + 2xydx = sin3 xdx

( )
d x 2 y = sin3 xdx

x 2 y = − 1 cos3 x + c
3

Jadi PU: y = 12  − 1 cos3 x + c 

x  3 

Cucu Suhery 39
2. Metoda Langrange (Metoda Variasi Konstanta/Parameter)

Dengan mengubah konstanta integrasi.

Perhatikan bentuk umum y '+ yP ( x ) = Q( x )

a. y '+ yP ( x ) = Q( x ) , disebut Persamaan Diferensial Lengkap (PDL)

b. y '+ yP ( x ) = 0 , disebut Persamaan Diferensial Teredusir (PDR)

Jika bentuk (b) diselesaikan:

dy dy
+ yP ( x ) = 0 ==> = P ( x )dx
dx y

ln y = ln c −  P ( x )dx

y = eln c −  P ( x )dx

y = ce −  P ( x )dx ==> PU dari PD Teredusir (PDR).

Misal dianggap bahwa c = c( x ) suatu fungsi dari x, maka:

y = c( x )e −  P ( x )dx ……… (1)

Jika persamaan (1) didiferensir ke arah x, maka:

dc ( x ) −  P ( x )dx
− c( x )P ( x )e −  P ( x )dx
dy
= e
dx dx

dy
= e −  P ( x )dx  dc ( x ) − c( x )P ( x ) ……… (2)
dx  dx 

Persamaan (1) dan (2) disubstitusikan pada persamaan (a), diperoleh:

e−  P ( x )dx  − c( x )P ( x ) + c( x )e −  P ( x )dx .P ( x ) = Q( x )
dc ( x )
 dx 

e −  P ( x )dx .
dc ( x )
= Q( x )
dx

dc( x ) =  Q( x )e−  P ( x )dx dx

c( x ) =  Q( x )e−  P ( x )dx dx + D ……… (3)

Cucu Suhery 40
Substitusikan (3) ke dalam (1), didapat:

y = e−  P ( x )dx   Q( x ).e−  P ( x )dx dx + D  , Ini merupakan PU dari PD Lengkap, di

 
mana D = konstanta integrasi.

Contoh 1.

Jika diketahui persamaan diferensial y 'cos x + y sin x = 1. Carilah PU dari PDR dan
PU dari PDL-nya.

Jawab:

y 'cos x + y sin x = 1

y '+ y sin x = 1 ……… (1)

cos x cos x

PDR: y '+ y sin x = 0

cos x

dy
+ y sin x = 0
dx cos x

dy
= − sin x dx
y cos x

ln y = lncos x + ln c

y = c cos x ---> PU dari PDR ……… (2)

dy
= dc cos x − c sin x ……… (3)
dx dx

Substitusikan (2) dan (3) ke dalam (1)

dc cos x − c sin x + c cos x. sin x = 1

dx cos x cos x

dc cos x = 1
dx cos x

dc = 1 dx
cos2 x

dc = sec 2 xdx

c = tan x + D ……… (4)

Cucu Suhery 41
Substitusikan (4) ke dalam (2):

y = (tan x + D )cos x

Jadi PU: y = (tan x + D )cos x ---> PU dari PDL

Contoh 2:

dy
Carilah PU dari PDR dan PDL jika diketahui x(1 − x 2 ) + y (2x 2 − 1) = 4 x 3
dx

Jawab:

dy y (2 x 2 −1) 4x3
PDL: + = ……… (1)
dx x (1− x 2 ) x (1− x 2 )

dy y (2 x 2 −1)
PDR: + =0
dx x (1− x 2 )

dy (2 x 2 −1)dx
+ =0
y x (1− x 2 )

dy
y
−  dx − 1
x 2  dx + 1
1+ x 2  dx = 0
1− x

ln y − ln x − 1 ln 1 + x − 1 ln 1 − x = ln c
2 2

y = cx 1 − x 2 ……… (2) PU dari PDR

( )
1
2 2
y = cx 1 − x

( ) ( ) ( )
dy
1 −1
= dc x 2 − x 4 2 + 1 c x 2 − x 4 2 2x − 4 x 3
dx dx 2

1 c (2 x )(1− 2 x 2 )
= dc x 1 − x 2 + 2 ……… (3)
dx
x 1− x 2

(2) dan (3) disubstitusikan ke (1)

2 2
dc x 1 − x 2 + cx (1− 2 x ) + cx 1 − 2 x 2 . (2 x −1) = 4 x 3
dx
x 1− x 2 x (1− 2 x 2 ) x (1− x 2 )

Cucu Suhery 42
 dc x 1 − x 2 = 4 x 2
dx 1− x 2

dc = 4x dx ===> Misal: 1 − x 2 = u 2 ===> −2xdx = 2udu

2 2
(1− x ) 1− x

xdx = −udu

c = −  4udu
3
==> c = 4 + D
u u

c= 4 + D ……… (4)
1− x 2

Substitusikan (4) ke (2) diperoleh PU dari PDL

 
y =  4 + D   x 1 − x 2  atau y = 4 x + Dx 1 − x 2
 1− x 2  

Contoh 3.

Ssebuah tanki berisi 20 galon suatu larutan, dengan 10 pon bahan kimia A dalam
larutan tersebut.

Pada saat tertentu, mulai dituangkan suatu larutan yang mengandung bahan kimia
yang sama, dengan konsentrasi 2 pon per-galon. Penuangan dilakukan dengan
kelajuan 3 galon per-menit, dan secara bersamaan hasil larutan (yang telah diaduk
dengan baik) dialirkan keluar pada kelajuan yang sama. Tentukan banyaknya
bahan kimia A dalam tanki setelah 20 menit.

Jawab:

Misal Q menyetakan jumlah pon bahan kimia A setelah t menit.

dQ
dt
( )( ) (
= 2 pon galon 3galon menit − Qpon 20galon . 3galon menit )
dQ
dt
( )
= 6 − 3 20 Q pon menit ==>
dQ 3
dt
= Q=6
20

Cucu Suhery 43
 3 3t
 20dt
Faktor Integrasi: e  P (t )dt = e = e 20

3t 
− 20 3t 
Q=e 
20 dt + c
6e 
 

3t 
− 20 3t  − 3t
Q=e 20 + c ==> Q = 40 + ce 20
 40e 
 

Untuk t = 0 --> Q = 10 ==> 10 = 40 + c.e0 ==> c = −30

− 20
3t
Jadi Q(t ) = 40 − 30e

− 60
Untuk t = 20 ==> Q(t ) = 40 − 30e 20

= 40 − 30e−3

 40 − 1,4936

Q(t )  38,5064

Cucu Suhery 44
I. Persamaan Diferensial Bernoulli Berpangkat n

Salah satu Persamaan Differensial tingkat I yang tidak linear mungkin dapat
disusutkan dalam bentuk linear dengan melakukan substitusi yang sesuai. Suatu
persamaan yang cukup penting adalah Persamaan Bernoulli, dengan bentuk
umum:

y '+ yP ( x ) = y n Q( x ) ……… (i)

Penyelesaian:

1. Bagilah kedua ruas dengan y n , sehingga menjadi:

y −n y '+ y 1− n P ( x ) = Q( x )

y −n + y 1− n P ( x ) = Q( x ) …… (ii)
dy
➔
dx

2. Ambil Pemisalan z = y 1− n , sehingga

dz = (1 − n )y −n dy
dx dx
…… (iii)

3. Kalikan persamaan (ii) dengan (1 − n ) , sehingga

(1 − n )y −n + (1 − n )y 1− n P ( x ) = (1 − n )Q( x ) …… (iv)
dy
dx

4. Dengan mengingat z = y 1− n dan dz = (1 − n )y −n

dy
maka persamaan (iv) akan
dx dx

menjadi:

dz + (1 − n )zP ( x ) = (1 − n )Q( x )
dx

➔ dz + (1 − n )zP ( x ) = (1 − n )Q ( x ) …… (v) yang berbentuk PD Linear Tingkat I.

dx 1 1

5. Selesaikan persamaan (v) dan kemudian kembalikan bentuknya dalam y, dengan

menggunakan z = y 1− n

Cucu Suhery 45
Contoh:

Selesaikan Persamaan Diferensial

dy 1
1. + y = xy 2
dx x

dy
2. x 2 y − x 3 = y 4 cos x
dx

3. 2y − 3 y ' = y 4e3 x

Jawab 1:

dy 1
+ y = xy 2
dx x

y −2
dy 1 −1
+ y =x
dx x

Misal: y −1 = z ➔ − y −2
dy
= dz
dx dx

− y −2
dy 1 −1
− y = −x
dx x

dz − 1 z = − x
dx x

−  dx
Faktor integrasi (FI): e  P ( x ) dx = e x = e − ln x = 1
x

1 dz − 1 z = −1
x dx x 2

1 dz − z dx = −dx
x x2

d ( z ) = −dx ➔
x 
z = −dx
x

z = −x + c  z = cx − x 2  y −1 = cx − x 2
x

➔ Jadi PU: y =
1
cx − x 2

No. 2 dan 3 Selesaikan sendiri

Cucu Suhery 46