Anda di halaman 1dari 17

PERSAMAAN DIFENSIAL BIASA ORDE PERTAMA

DERAJAD PERTAMA

Dosen Pembimbing:
Midjan, M.Pd.

Disusun Oleh:
Tika Hariati 13.421.035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GRESIK
2015
PERSAMAAN DIFENSIAL BIASA ORDE PERTAMA
DERAJAD PERTAMA
1. Persamaan Diferensial Variabel-variabel Terpisah
Bentuk umum PD :
f (x) dx+ g ( y) dy =0

Penyelesaian umum PD adalah :

f ( x)dx + g( yTerpisah
1.1 Reduksi ke Variabel-variabel )dy=c , c adalah konstanta sembarang.
Bentuk PD :
f 1 ( x ) g1 ( y ) dx+ f 2 ( x ) g2 ( y ) dy=0

1
Direduksi dengan faktor integrasi g 1 ( y ) f 2 (x ) , menjadi:

f 1 (x) g ( y)
dx+ 2 dy=0
f 2( x ) g1 ( y )

Karena telah berubah menjadi persamaan diferensial variabel-variabel terpisah maka


penyelesaian umum persamaan diferensial adalah:

Contoh soal : f 1( x ) g2( y )



( 1+2 y ) dx + ( x4 ) dy=0
f 2( x )
dx + g1 ( y )
dy =c , c adalah konstanta sembarang.

Pembahasan :
Bentuk PD ( 1+2 y ) dx + ( x4 ) dy=0
1
Dengan faktor integrasi ( 1+2 y ) ( x 4 ) PD tereduksi menjadi

1
( 1+2 y ) dx + ( x4 ) dy=0 , maka ( 1+2 y ) dx + ( x4 ) dy=0
( 1+2 y ) ( x 4 )
dx dy
+ =0
PD variabel terpisah ( x4 ) ( 1+ 2 y )
dx dy
Integrasikan M ( x ) dx + N ( x ) dy=c ,maka
+
( x4 ) ( 1+ 2 y )
=c

1
ln ( x4 ) + ln ( 1+2 y )=ln c
2 didapat

2 ln ( x 4 )+ ln ( 1+ 2 y ) =2 ln c

( x4 )2 ( 1+2 y )=c
2
Solusi umum PD ( x4 ) ( 1+2 y )=c

2. Persamaan Homogen
2
Suatu fungsi f ( x , y ) dikatakan homogen berderajat n jika f ( x , y ) = f ( x , y ) .
Lihat bentuk PD :

Syarat MPD diatas


( x ) dx+ N ( x dikatakan
, y ) dy =0 homogen jika M ( x ) dx dan N (x , y ) adalah
dikatakan homogen berderajat.
homogen dan berderajat sama.
Berikut langkah-langkah menentukan penyelesaian umum PD :
1. Gunakan transformasi : y=ux , dy=x du+u du atau x=uy , dx= y du+u dy
2. PD homogen tereduksi ke PD variabel-variabel terpisah
3. Gunakan aturan dalam PD variabel-variabel terpisah untuk mendapatkan solusi PD.
y x
u= , v =ux u=
4. Gantilah x jika menggunakan transformasi dan v , jika

menggunakan transformasi v =ux .


Contoh :
( x+2 y ) dx+(2 x+3 y ) dy=0

Penyelesaian :
Periksalah : ( x+ 2 y ) , M ( x ; y )

( 2 x +3 y ) , N ( x ; y )

1) Gunakan transformasi: y=ux , dy=u dx + x du

2) PD terreduksi menjadi
( x+ 2 y )dx+(2 x+3 y )dy=0

( x+ 2u ) dx + ( 2 x+3 ux ) (u dx+ x du )=0

x dx +2 ux dx +2 ux dx +2 x 2 du+ 3u 2 x dx+3 u x 2 du=0

x dx + 4 ux dx +2 x 2 du+ 3u 2 x dx+3 u x 2 du=0

x ( 1+ 4 u+3 u2 ) dx + x 2 ( 2+3 u ) du=0


1
3) Dengan faktor integrasi: 2 2
x (1+ 4 u+3 u )

4) PD terreduksi menjadi
1
: x 2 (1+ 4 u+3 u2)
[ x ( 1+ 4 u+3 u2 ) dx+ x2 ( 2+3 u ) du ]=0

dx ( 2+3 u ) du
+ =0
x ( 1+ 4 u+ 3u 2)

5) integrasikan
dx ( 2+3 u ) du
+ =0
x ( 1+ 4 u+ 3u 2)

dx 2 x +3 u
x
+
1+ 4 u
du=c

d ( 2+ 3u )
dxx + 12 =c
( 1+4 u+ 3u 2 )
1 2
ln x+ ln ( 1+ 4 u+3 u ) =ln c
2

2 ln x +ln ( 1+ 4 u+3 u2 ) =ln c

x 2 ( 1+ 4 u+3 u2 )=c

x 2 ( 3 u2 +4 u+1 )=c

6) solusi umum PD : x 2 ( 3 u2 +4 u+1 )

2.1 Persamaan Diferensial Homogen (PD dengan Transformasi)


y y
Diberikan suatu persamaan diferensial
y ' =g ()
x , dimana g adalah fungsi dari x
.

misalkan :
2
y y
1. g ()()x
=
x

y y
h ( )=cos
2. x x

3.
i ( yx )=1+ xy , dan lain-lain

y
=u
andaikan x , dimana y:fungsi dari x, dan u: fungsi dari x

sehingga : y=ux
dy d
= ( ux )=u+ u' x
dx dx
dy ' '
= y =u+u x
berarti: dx .

Jika
' '
y =u+u x . Dikembalikan pada persamaan diferensial y ' =g ( xy ) , maka

diperoleh :
u+u' x =g ( xy ) , g ( xy )=g (u)
u+u' x =g ( u ) ,

u' x=g ( u ) u
du
x =g ( u )u
dx
du dx
=
g ( u ) u x

du dx
=
bentuk g ( u ) u x adalah persamaan diferensial terpisahkan.

du dx
Penyelesaiannya g (u )u = x . Jika fungsi g(u) diketahui, maka penyelesaiannya

dapat ditentukan.
Contoh :
tentukan penyelesaian persamaan diferensial 2 xy y ' y 2 + x 2=0 dengan transformasi

u
u=
x

Penyelesaian :
' 2 2
1
2 xy y y + x =0 dikalikan x2

y ' y2
2 y 2 +1=0
x x
2
y ' y y
2
x
y
x ()
+ 1=0 ; x
=u

2uy ' u 2+1=0 ; y ' =u+u' x

2u 2+ 2u u' x u2+ 1=0


' 2
2u u xu +1=0

2u u' x=( u2 +1 )
2 u du 1
=
u +1 dx dx x
2

2u 1
du= dx
2
u +1 dx x

2u 1
u2 +1 du= x dx
ln |u2 +1|=ln| x|+ c
y
|u2 +1|=eln|x|+c ,
u=
x

|( ) |
2
y
+1 =eln|x|+c
x
ln|x|+c
Karena e bernilai positif sehingga diperoleh
2
y
()
x
+ 1=eln |x|+c

y2 C
+1=
x 2
|x| , C ;adalah konstanta

y2
Jadi, penyelesaiannya adalah x 2
+1=
C
|x| atau y=
C
|x|
1

2.2 Persamaan Diferensial dengan M(x,y) dan N(x,y) Adalah Homogen Linear Tetapi
Tidak Homogen
Bentuk PD :

ada tiga kemungkinan yaitu: (ax +by +c )dx +(px +qy +r )dy=0
a b c
a. p = q = r =
Langkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum PD:
a b c
= = =
1. Karena p q r , maka gunakan transformasi px+ qy+ r=u , yang berarti

bahwa ax +by +c=u


2. Bentuk PD menjadi u dx +u dy=0
dx +dy=0

3. Tereduksi menjadi PD variabel-variabel terpisah


4. Penyelesian PD : dx + dy=c
x+ y=c , c adalah konstanta sembarang

Contoh :
(2 x 5 y+ 2)dx +(10 y4 x4) dy=0

dari sini :a=2, b=5, c=2, p=10, q=4,r =4


2 5 2 1
= = = u
jelas bahwa : 10 4 4 2
2 x 5 y +2=u
10 y4 x4=2 u

2 ( 2 x5 y+ 2 )=
u dx2 u dy=0
dx2 dy=0
x2 y=c

Jadi solusi umum PD: x2 y=c

a b c
=
b. p q r

Langkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum PD:


du p dx dup dy
dy= dx=
1. Gunakan transformasi : px+ qy=u , q atau q
a b
, maka ax +by=u
= =
2. Misalkan p q

3. Bentuk PD menjadi (
u+c dx+ ( u+ r ) ( duqp dx )=0 atau (

u+c ( duqp dx )+( u+ r ) dy=0


4. Tereduksi menjadi PD variabel-variabel terpisah
5. Gantilah u= px +qy untuk mendapatkan kembali variabel semula dalam

penyelesaian umum PD.


Contoh :
(1+ y +2 x )dy(12 y4 x)dx=0

Penyelesaian:
( 1+ y +2 x ) dy( 12 y 4 x ) dx=0

( 4 x +2 y1 ) dx + ( 2 x + y +1 ) dy=0 ,
4 2 1
= , =2
dimana a=4, b=2, c=1, p=2, q=1, r=1 . Jelas bahwa: 2 1 1

transformasikan : 2 x + y =u , dy=du2 dx , karena =2 maka 4 x +2 y=2 u

sehingga bentuk PD menjadi:


( 2u1 ) dx+ ( u+1 )( du2 dx )=0

(2 u1242) dx +(u+1)du=0

3 dx+ ( u+1 ) du=0

Dengan mengintegralkan bagian demi bagian akan diperoleh solusi umum PD variabel-
variabel terpisah:
3 dx + ( u+1 ) du=k
1
3 x + u2 +u=k
2

6 xu2+ 2u=c

gantilah u dengan 2 x + y , maka akan diperoleh solusi umum PD semula:

6 x + ( 2 x+ y )2+2 ( 2 x + y ) =c
2 2
4 x + y +4 xy + 2 y2 x=c

2 2
Jadi solusi umum PD: 4 x + y +4 xy + 2 y2 x=c

a b

c. p q

Langkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum PD:


1. Gunakan transformasi :
ax +by +c=u= a dx +b dy =du
px+ qy+ r=v= p dx+ q dy=dv

Diperoleh :
||
du b
dv q q dub dv
dx= =
ab aqbp
pq

||
a du
p dv a dup dv
dy= =
ab aqbp
pq

2. Bentuk PD menjadi
u ( q dub
aqbp
dv
) +v(
a dup dv
aqbp )
=0
, karena aqbp 0,

maka : (qupv )du+( aybu)dv=0 , merupaka PD homogen


3. Selesaikan PD homogen tersebut dengan langkah-langkah yang tertera pada no 2
4. Gantilaah u dan v dengan transforasi semula untuk mendapatkan kembali variabel
semula.
Contoh :
(2 x 5 y+3) dx(2 x + 4 y6) dy=0

Penyelesaian:
(2 x 5 y+3) dx(2 x + 4 y6) dy=0
2 5

Dari sini: a=2,b=5, c=3, p=2, q=4, r=6 . Jelas bahwa 2 4

Transformasi : 2 x 5 y +3=u , 2 dx+5 dy=du


2 x + 4 y6=v , 2 dx+ 4 dy =dv

Dari persamaan diatas, dapat diperoleh

| |
du5
dv 4 4 du5 dv
dx= =
25 18
24

||
2 du
2 dv 2dv 2 du
dy= =
25 18
24

Bentuk PD berubah menjadi:


4 du5 dv 2 dv2 du
u. ( 18 ) (
v
18
=0 )
(4 du+2 v )du+(5 u2 v) dv=0
merupakan PD homogen berderajat 1.oleh karena itu untuk mendapatkan solusi umum PD
menggunakan langkah no 2.
Transformasi u=zv , du=z dv + v dz . PD homogen berubah menjadi :

( 4 zv + 2 v )( z dv+ v dz ) + ( 5 zv 2 v ) dv=0

( 4 z2 v +2 zv +5 zv2 v ) dv + ( 4 z v 2+ 2 v 2 ) dz=0

v ( 4 z2 +7 z2 ) dv + v 2 ( 4 z+ 2 z ) dz=0
1
Dengan faktor integrasi : v ( 4 z + 7 z2 )
2 2 PD tereduksi menjadi

1 4 z+ 2 z
dv + dz=0
v ( 4 z2 +7 z2 )

[ ]
4 2
1 3 3
du+ + dz=0
v 4 z1 z +2

Dengan mengintegralkan bagian demi bagian akan diperoleh solusi umum PD variabel-
variabel terpisah:
1 4 1 2 1
dv + dz+ dz=K
v 3 4 z1 3 z +2


4 1 2
v + . ln |4 z 1|+ ln |z +2|=K
3 4 3
ln

3 ln v + ln|4 z1|+2 ln|z +2|=ln c 1 , (c 1=e 3 k )


3 2
ln v ( 4 z 1 ) ( z+2) =ln c1

v 3 ( 4 z1 ) (z+2)2=c 1

u
Gantilah z dengan v untuk mendapatkan solusi umum PD homogen
2
u u
v(
v 3 4 1
v )( )
+ 2 =c1

v 3
v[
4 uv
][ u+2 v
v ]
=c 1

[ 4 uv ][ u+ 2 v ] 2=c 1
Gantilah u dan v dengan transformasi semula untuk mendapatkan solusi umum PD :
2
[ 4 (2 x5 y +3 ) (2 x+ 46) ] [ (2 x 5 y+3)+2(2 x +46) ] =c1
2
6 [ x4 y +3 ] [ 2 x + y 3 ] =c 1

( x4 y+ 3 ) (2 x+ y 3)2=c 1 (c= 54c )1

2
Jadi solusi umum PD dalah : ( x4 y+ 3 ) (2 x+ y 3) =c

2.3 Bentuk P.D: y . f (x , y ) dx+ x . g ( xy) dy=0

Langkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum PD:


z x dzz dx
xy=z , y = , dy=
1. Gunakan transfomasi: x x2
2. Tereduksi menjadi PD variabel-variabel terpisah
3. Selesaikan PD baru ini dan gantilah z=xy untuk mendapatkan kembali variabel

semula

3. Persamaan Diferensial Eksak


M N
Bentuk PD: M ( x , y ) dx + N ( x , y ) dy=0 dikatan PD eksak jika
=
y x .

Mempunyai penyelesaian umum f ( x , y )=c .

Langkah-langkah menentukan suatu fungsi f ( x , y )


f f
=M ( x , y ) =N ( x , y )
1. Perhatikan bahwa : x dan y

2. Integrasikan M ( x , y ) terhadap x dengan y tetap.

f
dx=M ( x , y ) dx
x
x
f ( x , y ) = M ( x , y ) dx + ( y ) , dimana ( y ) adalah fungsi sembarang dari y saja.

3. Fungsi f ( x , y ) dalam langkah ke dua, didefinisikan parsial terhadap y diperoleh:

[ ]
x
f
= M ( x , y ) dx +
y y y

[ ]
x
f
=N ( x , y ) , =N ( x , y ) M ( x , y ) dx
4. Karena y maka: y y , dari sini

( y ) dapat diperoleh.
5. ( y) yang baru saja diperoleh disubtitusikan ke f (x , y ) dalam langkah ke-2.

Dengan demikian f ( x , y ) =c dapat diperoleh.

Catatan : Dari langkah ke-2 dapat diintegrasikan N (x , y ) terhadap y dengan x tetap.

Langkah selanjutnya adalah sama, hanya peranan x diganti y (atau sebaliknya).

3.1 Reduksi Ke Persamaan Diferensial Eksak


Jika M ( x , y ) dx + N ( x , y ) dy=0 adalah persamaan tidak eksak dan dapat ditemukan

suatu fungsi =(x , y ) sedemikian sehingga PD :

=( x , y ) [ M ( x , y ) dx + N ( x , y ) dy ]=0 merupakan PD eksak maka fungsi =( x , y )

dinamakan faktor integrasi pada PD diatas. Ada beberapa jenis faktor intefrasi antara lain:
M N
f (x )dx
1. Jika y x =f ( x) suatu fungsi dari x saja, maka e adalah suatu faktor
N

integrasi PD itu.
M N

e
g ( y ) dy
2. Jika y x =g ( y) suatu fungsi dari g saja, maka adalah suatu faktor
M

integrasi dari PD itu.


3. Jika M ( x , y ) dx + N ( x , y ) dy=0 merupakan PD homogen dan xM + yN 0 maka

1
xM + yN adalah suatu integrasi PD tersebut.

4. Jika M ( x , y ) dx + N ( x , y ) dy=0 dapat ditulis dalam bentuk y f(xy)+xg(xy)dy=0

1
dimana f (xy) g (xy) maka xM yN adalah suatu integrasi PD tersebut.
p p r s
5. Persamaan x y ( my dx +nx dy ) + x y ( uy dx +vx dy )=0 dimana p , q , r , s , m, n , v


adalah konstanta dan mvnu u mempunyai faktor integrasi berbentuk x y
6. Faktor integrasi yang lain biasanya ditentukan dengan cara mencoba-coba sedemikian
sehingga pada kelompok bagian tertentu dapat menjadi diferensial eksak. Misalkan :

Kelompok Bagian Faktor Integrasi Diferensial Eksak


(x dy y dx) 1 x dy y dx y
x
2
x
2
=d
x ()
(x dy y dx) 1 x dy y dx
Dan sebagainya
x
2
x
2
=d ( )
y
x

Langkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum PD:


1. Periksa dahulu apakah Pdnya merupakan PD eksak. Kalau merupakan PD eksak

gunakan langkah yang sudah dijelaskan diatas. Jika bukan merupakan PD eksak,

carilah faktor integrasi yang cocok agar PD semula dapat tereduksi ke PD eksak.
2. Apabila faktor integrasi yang cocok tersebut adalah salah satu dari jenis1-jenis 4
maka gunakanlah langkah 2 untuk mennetukan penyelesaian PD umum.
3. Apabila menggunakan faktor integrasi jenis 5 maka ada prosedur tersendiri yaitu memcari
diferensial eksak dari kelompok bagian pertama dan kedua untuk mendapatkan harga

dan . Faktor integrasi yang diperoleh yaitu setelah dan disubtitusikan pada

x y akan mereduksi PD semula (tidak eksak ) menjadi PD eksak.


4. Apabila menggunkan faktor integrasi coba-coba maka tidak ada prosedur tertentu hanya
pada dasarnya PD semula menjadi lebih sederhana dan mudah disselesaikan.
Contoh :
tentukan penyelesaian diferensial berikut ( 2 x+ e ) dx+ x e dy
y y

Penyelesaian ;
Cara 1 :
M ( x , y ) dx N ( x , y )dy
( 2 x+ e y ) dx+ x e y dy =x2 + x e y x e y
x 2+ x e y =c
Cara 2:
( 2 x+ e y ) dx + x e y dy
x 2+ x e y =c

M ( x , y ) dx=2 x + x e y + ( y )=f ( x , y)
f (x , y )
=x e y + =N ( x , y )=x e y
y y

N ( x , y ) dy=x e y+ ( y )=f ( x , y )
(x , y ) y y
=e + =e y +2 x
x x
( y ) dx= 2 x=x 2= ( y )

4. Persamaan Dierensial Linier Orde Petama


Bentuk PD:
dy
+ y P ( x )=Q ( x)
dx p ( x ) dx
Persamaa ini menpunya faktor integrasi e . Penyelesaian umum PD ini adalah :
y e = Q( x )e
p ( x ) dx p ( x ) dx
dx+ c .

Langkah-langkah mendapatkan penyelesaian umum PD :


1. Tentukan faktor integrasi
2. Dapatkan penyelesaian umum dengan melakukan integrasi pada ruas kanan dari
bentuk penyelesaian umum PD diatas.
Contoh :
dy
+ y =2+ 2 x
dx

Penyelesaian :
P ( x )=1, Q ( x )=2+2 x
p ( x ) dx
=e
dx x
Faktor integrasi e = e
Solusi umum PD linier orde satu ini adalah :

Y .e x = (2+2 x)e x dx
x
2 e x dx +2 xe dx

2 e x +2 [ x e x e x dx ]

2 e x +2 x e x 2 e x + c

2 x e x +c

y=(2 x e x +c) ex
x
Penyelesaian umum PD adalah : y=2 x+ c e

5. Persamaan Diferensial Bernoulli


Bentuk PD :

dy
+ yP ( x )= y n Q ( x ) , n 0
dx
dy 1 dz
Dengan transformasi z= yn+1 dan
=
akan menghasilkan persamaan
dx 1n dx

dz
+ ( 1n ) zP ( x )=( 1n ) Q( x)
linear orde satu dx . Mempunyai penyelesaian umum PD

z e = ( 1n ) Q( x ) e
( 1n) P ( x ) dx ( 1n) P ( x ) dx
+c

Langkah langkah mendapatkan penyelesaian umum PD:


dy y n dz
1. Reduksikanlah PD Bernolli itu dengan transformasi z= yn+1 dan =
dx 1n dx

dz
+ ( 1n ) zp ( x )= (1n ) ( x)
menghasilkan PD linier orde satu : dx

2. Gunakan langkah pada no 4 untuk mendapatkan penyelesaian umum PD linear orde


satu.
3. Gantilah z dengan transformasi semula untuk mendpatkan penyelesaian umum PD
Bornoulli.
Contoh :
dy
+ y = y4 ex
dx

Penyelesaian :
z= yn+1 = y4+ 1 y3
dz dy
=3 y4
dx dx
dy 1 4 dz
= y
dx 3 dx
dy
+ y = y4 ex ,
Disubtitusikan ke dx menjadi

1 4 dz
y + y= y 4 e x
3 dx
1 dz y x
+ 4 =e
3 dx y

dz 1 x
+ (3 ) 2 =3 e
dx y
dz x
+ (3 ) z =3 e
dx
P( x)=3, Q( x)=e3 x
3 dx 3 x
F1 e =e
3 x x 3 x
PUPB : z . e = 3 e . e dx
x3 x
3 e dx

3 e2 x dx

3
e2 x + c
2

3 2 x
e +c
2
z= 3 x
e

3
e2 x + c . e3 x
2
Daftar Pustaka
Kartono. 1994. Penuntun Persamaan Diferensial. Yogyakarta: Andi Offset
Lestari, Dwi. 2013. Diklat Persamaan Diferensial.
https://dwilestari.files.wordpress.com/2013/05/diklat-persamaan-diferensial.pdf.
diakses tanggal 05 Mei 2016
Sukwanto, Erwan. Diferensial . 2012
https://erwansukwanto.files.wordpress.com/2012/03/diferensial.html. diakses tanggal
05 Mei 2016

Anda mungkin juga menyukai