PERSAMAAN DIFERENSIAL
LINIER TINGKAT N
dny d n 1 y d n2 y dy
an n
a1 n 1
a2 n2
......... an 1 an y 0 (4.2)
dx dx dx dx
persamaan (4.2) selanjutnya disebut homogen, karena semua suku-sukunya
berderajat sama (pertama) dalam y dan demikian juga derivative-derifatifnya.
Contoh 1:
d2y
2
4 y 16 x 2 (4.3)
dx
d3y d 2 y dy
2 2y 0 (4.4)
dx3 dx 2 dx
Pada persamaan (4.4) menunjukkan persamaan linier homogen sedangkan pada (4.3)
adalah tidak homogen.
Contoh 2:
y1(x) = ex dan y2(x) = x ex adalah penyelesaian dari persamaan
diferensial y’’- 2y + y = 0. Tentukan penyelesaian khusus jika y(0) = 3;
y’(0) = 1
Penyelesaian:
Berdasarkan teorema di atas didapat y = C1 ex + C2 x ex (4.9)
x x
dimana y’ = (C1 + C2) e + C2 x e (4.10)
lalu substitusi didapat
y(0) = C1 =3 (4.11)
y’(0) = C1 + C2 =1 (4.12)
Jadi penyelesaian khusus didapat dengan substitusikan (4.11) dan
(4.12) pada (4.9) diperoleh y(x) = 3 ex – 2x ex
DEFINISI:
Suatu kumpulan n fungsi-fungsi y1, y2, …..yn, masing-masing terdefinisi
dan kontinu pada selang a x b , dikatakan tergantung linier pada
a x b , jika ada konstanta-konstanta C1, C2, ………, Cn, tidak
semuanya bersama-sama dengan nol, sehingga
c1y1 + c2y2 + c3y3 + ………+ cnyn = 0
untuk setiap x dalam selang a x b . Dalam hal lain, fungsi-fungsi itu
disebut bebas linier dalam selang itu.
Contoh 3:
Tunjukkanlah fungsi x dan x2 adalah bebas linier pada selang
1 x 1
Penyelesaian:
Dimisalkan y1 dan y2 tergantung linier pada selang , yaitu ada c1 dan c2
tidak kedua-duanya nol, sedemikian sehingga c1 x + c2 x2 = 0 (4.15)
untuk setiap x dalam selang 1 x 1 . Tetapi untuk x =1 dan x = -1
didapatkan c1 + c2 = 0 dan -c1 + c2 = 0 , satu-satunya system
penyelesaian ini adalah c1 = c2 = 0. Ini berlawanan dengan pemisalan
bahwa y1 dan y2 tergantung linier. Jadi y1 dan y2 bebas linier pada
selang 1 x 1 .
Jika fungsi-fungsi y1, y2, …..yn, adalah suatu penyelesaian suatu persamaan
diferensial homogen, ada suatu pengujian sederhana yang membantu menentukan
apakah fungsi fungsi itu bebas linier atau tidak.
Syarat perlu dan cukup bahwa himpunan n penyelesaian-penyelesaian
merupakan bebas linier yaitu:
y1 y2 y3 ... yn
' ' '
y 1 y 2 y3 ... yn'
w y ''
1 y ''
2 y''
3 ... y3'' 0 (4.16)
.. ... ... ... ...
y1( n 1) y2( n 1) y3( n 1) ... yn( n 1)
Adapun jika (4.7) adalah n penyelesaian yang bebas linier dari (4.2), maka (4.8)
adalah primitive dari (4.2).
Dan jika y = R(x) (4.17)
adalah penyelesaian khusus, juga disebut integral khusus dari (4.1), maka
y = C1y1(x) + C2y2(x) + C3y3(x) + …+Cnyn(x) + R(x) (4.18)
adalah primitive dari dari (4.1).
Sehingga dapatlah disimpulkan bahwa (4.18) terdiri dari (4.7), maka
penyelesaian dari (4.1) yang disebut Jawab umum didapat dari penjumlahan (4.7) dan
(4.17), dimana nanti (4.7) disebut jawab homogen dan (4.17) disebut jawab khusus.
Contoh 4:
d3y d 2 y dy
Tentukan penyelesaian dari 2 2y 0 (4.22)
dx3 dx 2 dx
Penyelesaian:
Misalkan y = etx , maka y’ = t etx ; y’’ = t2 etx ; y’’’ = t3 e tx (4.23)
Substitusikan (4.23) pada (4.22) didapat persamaan karakteristik
etx ( t3 – 2t2 – t + 2) = 0 (4.24)
Dari (4.24) didapat
t1 = -1; t2 = 1 ; dan t3 = 2 (4.25)
Jadi penyelesaiannya dengan substitusi (4.25) ke (4.21) diperoleh
y C1e x C2e x C3e2 x (4.26)
atau
y erx (C1 C2 x C3 x 2 ..... Cn 1x n 2 Cn x n 1 ) (4.28)
Contoh 4:
d3y d2y dy
Tentukan penyelesaian dari 3
+ 6 2
+ 12 -8y=0 (4.29)
dx dx dx
Penyelesaian:
Misalkan y = etx , maka y’ = t etx ; y’’ = t2 etx ; y’’’ = t3 e tx (4.30)
Substitusikan (4.30) pada (4.29) didapat persamaan karakteristik
etx ( t3 + 6t2 +12 t - 8) = 0 (4.31)
Dari (4.31) didapat
t1 = t2 = t3 = 2 (4.32)
Jadi penyelesaiannya dengan substitusi (4.32) ke (4.28) diperoleh
y e2 x (C1 C2 x C3 x 2 (4.33)
Contoh 5:
d2y dy
Tentukan penyelesaian dari 2
-6 + 13 y = 0 (4.35)
dx dx
Penyelesaian:
Misalkan y = etx , maka y’ = t etx ; y’’ = t2 etx ; y’’’ = t3 e tx (4.36)
Substitusikan (4.36) pada (4.35) didapat persamaan karakteristik
etx ( t2 -6 t + 13) = 0 (4.37)
Dari (4.37) didapat
t1 = 3 + 2i ; t2 = 3 – 2i (4.38)
Jadi penyelesaiannya dengan substitusi (4.38) ke (4.34) diperoleh
y C1e(3 2i ) x C2e(3 2i ) x (4.39)