dy
+ p ( x) y = q ( x), (1)
dx
p( x) y − q( x) dx + dy = 0
M
Misalkan M = yp( x) − q ( x) = p (x),
y
N
N =1 =0
x
dengan demikian berarti persamaan diferensial linier bukan persamaan exact. Faktor
pengintegralannya adalah;
M N
−
y x
= p(x), merupakan fungsi x saja, sehingga faktor pengintegralannya
N
berbentuk
( x) = exp p( x)dx = e
p dx
, (2)
dy
+ p. y exp pdx = q. exp pdx,
dx
atau
d
dx
( )
y. exp pdx = q. exp pdx,
85
y. exp pdx = q.[exp pdx]dx + c,
atau
y e = q.e dx + c
p dx p dx
(3)
dy
x + y + 4 = 0.
dx
Penyelesaian. Persamaan di atas dapat diubah ke dalam bentuk
dy y 4
+ =− ,
dx x x
dengan demikian p = 1 / x, q = −4 / x , sehingga faktor pengintegralannya
= e = e
p dx dx / x
= e ln x = x.
Dari persamaan (3) diperoleh solusi umum
4
y . x = x − dx + c = −4 x + c,
x
c
atau y = − 4.
x
Contoh 2. Selesaikan masalah nilai awal
dy
− y = e2x , y (0) = 5.
dx
Penyelesaian. Di sini
q = e 2 x , maka = e
( −1) dx
p = −1, = e − x . . Sehingga dari persamaan (3)
diperoleh solusi umum
y e− x = e −x 2x
e dx + c = e x + c = e x + c,
atau y = e2x + c e x .
Dengan memasukkan kondisi awal x = 0, y = 5 , maka c = 4 , sehingga solusi khusus
persamaan di atas adalah
y = e 2 x + 4e x .
86
Contoh 3. Selesaikan persamaan diferensial
y + 3 y = x
Penyelesaian.
Dengan p ( x) = 3 dan q ( x) = x diperoleh
p( x)dx = 3x,
sehingga dari persamaan (3) diperoleh solusi umum berbentuk
( x 1
)
y = e −3 x e 3 x x dx + c = − + ce −3 x .
3 9
Contoh 4. Selesaikan masalah nilai awal
dy
+ 2 xy = 6 x, y (0) = 6.
dx
Penyelesaian. Di sini
= e
2 x dx
p ( x ) = 2 x, q ( x ) = 6 x, = e x . Sehingga dari
2
diperoleh
persamaan (3) didapat
y.e x = 6 x. e x dx + c
2 2
= 3. e
+ c → y = 3 + ce − x .
2 2 2
y.e x x
87
1
p( x)dx = − x − 3 dx = − ln( x − 3),
sehingga dari persamaan (3) diperoleh solusi umum berbentuk
1
y = 2( x − 3) (x − 3)2 dx + c
x−3
= ( x − 3) + c( x − 3)
3
x3
(2 − 3x 2 ) dx = −(x −2 + 3 ln x ) , dan
p ( x ) dx = x3
e p ( x ) dx = e − (x +3 ln x ) = e − x e −3 ln x = e − x x −3
−2 −2 −2
88
4.1.1 Persamaan Bernoulli
Bentuk umum persamaan diferensial Bernoulli adalah sebagai berikut,
dy
+ p ( x). y = y n q ( x), (5)
dx
jika persamaan (5) dibagi dengan y n diperoleh
dy
y −n + y 1− n p ( x) = q ( x), (6)
dx
dy 1 dv
dengan mensubstitusikan v = y 1− n , y − n = , maka persamaan (6) menjadi
dx 1 − n dx
dv
+ v(1 − n) p ( x) = (1 − n)q ( x), (7)
dx
merupakan persamaan diferensial linier dalam v dan turunannya. Solusi umum persamaan
persamaan diferensial Bernoulli adalah
ve = (1 − n) q( x) e
(1− n ) p ( x ) dx (1− n ) p ( x ) dx
dx + c (8)
Untuk n = 0, persamaan berbentuk persamaan diferensial linier dan untuk n = 1
persamaan berbentuk persamaan diferensial terpisahkan.
89
atau
4
1 = y 4 ( x + 2) + c( x + 2) 3 .
3
Contoh 2. Tentukan solusi umum persamaan diferensial (PD)
dy
− y = xy 5 .
dx
dy
Penyelesaiaan. Persamaan di atas dibagi dengan y 5 menjadi y −5 − y − 4 = x.
dx
dv dy dy 1 dv
Misalkan v = y −4 , = −4 y −5 atau y −5 =− , sehingga
dx dx dx 4 dx
1 dv dv
− − v = x atau + 4v = −4 x
4 dx dx
merupakan PD linier, dengan p ( x) = 4 dan p( x)dx = 4dx = 4 x , sehingga faktor
pengintegralan
exp p( x)dx = exp[4 x].
Maka solusinya
v = exp(−4 x) − 4.x. exp(4 x)dx + c
= e −4 x (−4)[ xe 4 x dx + c]
1
y − 4 e 4 x = − xe 4 x + e 4 x + c
4
atau
1 1
4
= − x + + ce − 4 x
y 4
90
1
3
= −1 − 2 x + 2e x .
y
2
2
atau
1 1
= − + ce 3 x .
2
3
y 2
5
Untuk x = 0, y = 2 , maka c = sehingga solusi khususnya berbentuk
8
1 1 5 3x2
=− + e .
y3 2 8
91
Contoh 6. Tentukan solusi khusus persamaan diferensial (PD)
dy
dx
x − y + xy 3 (1 + ln x ) = 0
y (1) = 2
dy 1 − 2
Penyelesaiaan. Persamaan di atas dibagi dengan xy 3 menjadi y −3 − y = 1 + ln x.
dx x
dv dy dv 2
Misalkan v = y −2 , = −2 y −3 , sehingga persamaan menjadi + v = −2(1 + ln x)
dx dx dx x
dengan faktor pengintegralan e
2d x / x
. = x2
Maka solusi umumnya
4
9
2
v = −2 x − 2 ( x 2 + x 2 ln x)dx + c = −2 x − 2 − x 3 − x 3 ln x + c
3
atau
1 2 2
= − x + ln x + cx − 2 .
y 2
3 3
1
Untuk x = 1, y = 2 , maka c = sehingga solusi khususnya berbentuk
4
1 2 2 1
= − x + ln x + x − 2 .
y 2
3 3 4
Contoh 7. Selesaikan persamaan diferensial
dy 1
x + y = xy 3 , y (1) = .
dx 2
Penyelesaian. Persamaan di atas dapat ditulis
dy y
+ = y 3 dengan p ( x) = 1 / x, q ( x) = 1, n = 3.
dx x
dv dy dy 1 dv
Misalkan y 1− n = v, maka y −2 = v dan = −2 y −3 atau = − y3 sehingga
dx dx dx 2 dx
menurut persamaan (8) yaitu
ve = (1 − n) q( x) e
(1− n ) p ( x ) dx (1− n ) p ( x ) dx
dx + c
y −2 e
( −2 ) 1 / x dx
= (−2) (1)e
( −2 ) 1 / x dx
dx + c
= −2 e
−2 −2
y −2 e ln x dx + c
ln x
y −2 x −2 = −2 x dx + c
−2
y −2 x −2 = 2 x −1 + c
y −2 = 2 x + cx 2
1
atau y2 = .
2 x + cx 2
Untuk x = 1, y = 1 / 2, diperoleh c = 2 maka solusi persamaan di atas adalah
1 1
y2 = . .
2x x + 1
92
4.1.2 Persamaan Riccati (Opsional)
Bentuk persamaan Riccati adalah
dy
= P( x) + Q( x) y + R( x) y 2 . (9)
dx
Jika y p adalah adalah solusi khusus persamaan (9) dan z adalah solusi umum persamaan
Bernoulli
− (Q( x) + 2 R( x) y p )z = R( x) z 2
dz
(10)
dx
maka solusi umum persamaan Riccati berbentuk
y = y p + z. (11)
− (Q( x) + 2 R( x) y p )z = R( x) z 2
dz
dx
dz 1
− + 2x 4 z = x3 z 2
dx x
mempunyai solusi umum berbentuk
2x
z=− .
1 + ce − 2 x / 5
5
− (Q( x) + 2 R( x) y p )z = R( x) z 2
dz
dx
− (4 − 8)z = z 2
dz
dx
dz
+ 4z = z 2
dx
mempunyai solusi umum berbentuk
4e 4 x
z= + 4.
c − e4x
Sehingga solusi umum persamaan di atas adalah
y = 4e 4 x /(c − e 4 x ).
93
4.1.3 Persamaan d’Alembert-Lagrange (Opsional)
94
Penyelesaian. Diferensialkan kedua ruas persamaan diferensial di atas menjadi
dp p dp
y = p = p + x
dx p + 1 dx
2
atau
dp p
x = 0.
dx 2
+
p 1
Kasus 1, dp / dx = 0. Pada kasus ini p = c dan solusi umum berbentuk
y = cx c 2 + 1
Kasus 2, dp / dx 0. Pada kasus ini x p / p 2 + 1 = 0 atau x = p / p 2 + 1 = 0
p2 1
dan y= p2 +1 = .
p2 +1 p2 +1
p2 1
Dengan mengeliminasi p, diperoleh x + y = 2 + 2 = 1.
2 2
p +1 p +1
Persamaan x 2 + y 2 = 1 merupakan persamaan diferensial yang memuaskan tapi tidak
dengan memperoleh dari solusi umum dengan memilih nilai c dan ini merupakan solusi
singular.
Contoh 1. Sebuah kapal bermassa 45. 000 ton mulai dari keadaan diam di bawah gaya
tolak baling-baling yang konstan sebesar 900.000 N. Tentukanlah
a) Kecepatan sebagai fungsi waktu t, jika diketahui tahanannya sebesar 150.000 v, dengan
v adalah kecepatan ms −1 . ( )
b) Kecepatan akhir jika t → dalam km per jam.
95
b) Pada t → , v → 6 kecepatan akhirnya 6 ms −1 = 21,6 km per jam
Contoh 2. Suatu perahu ditarik dengan kecepatan 36 km / jam . Segera setelah (t = 0) alat
penarik dilepaskan, orang yang berada di perahu mulai mendayung pada arah gerakan yang
dikerjakan sebuah gaya 120 N . Jika massa orang dan perahu digabung adalah 300 kg dan
hambatan sebesar 30 v , dengan v dalam ms −1 .
a) tentukan kecepatan sebagai fungsi waktu.
b) tentukan kecepatan perahu setelah 30 detik.
Penyelesaian.
Berdasarkan hukum kedua Newton
F = m.a
Gaya ke depan – tahanan = massa (kg). Percepatan ( (ms −2 )
dv
300. = 120 − 30v
dt
dv v 2
atau + = , merupakan persamaan diferensial linier. Faktor pengintegralan
dt 10 5
e 1 / 10 dt = e t / 10 , maka solusinya
2
v = e −t / 10 e t / 10 dt + c = e −t / 10 4e t / 10 + c
5
a) Jika t = 0, v = 10 ms , maka c = 6 sehingga v(t ) = 4 + 6e − t / 10 .
−1
b) Pada t = 30 s v = 4 + 6e −3 = 4,298ms −1 .
Contoh 3. Suatu tangki bervolume 400 liter(l) larutan garam yang mengandung 0.2 kg
garam terlarut per liter; [0.2 kg garam/l]. Larutan garam dengan konsentrasi 0.3 kg garam
per liter mengalir ke tangki sebesar 4 liter/ menit.
(a) Berapa banyakkah garam yang ada di dalam tangki setiap saat jika campuran yang
diaduk dengan baik mengalir keluar juga sebesar 4 liter/ menit.
(b) Berapakah jumlah garam di dalam tangki setelah 10 menit.
Penyelesaian.
Misalkan tangki mempunyai A kg garam (variabel terikat) setelah t menit
(variabel bebas), maka
Tingkat perubahan jumlah garam = tingkat masuk – tingkat keluar.
dA kg kg 4l Akg 4l
. = 0.3 . − . .
dt menit l menit 400l menit
dA A dA 1
= 1.2 − → + A = 1.2 merupakan persamaan diferensial
dt 100 dt 100
linier orde satu dengan p (t ) = 1 / 100, q (t ) = 1.2, maka diperoleh solusi umum
Ae = 1.2e
dt / 100 dt / 100
dt + c
Ae t / 100 = 1.2 e t / 100 dt + c → Ae t / 100 = 120e t / 100 + c
A = 120 + ce −t / 100 .
96
Pada kasus ini syarat awal; pada saat t = 0, jumlah garam A = (400). (0.2) = 80 kg.
sehingga nilai konstanta c = −40.
(a) Jumlah garam pada saat t adalah A(t ) = 120 − 40e −t / 100 .
(b) Jumlah garam pada saat t = 10 menit adalah A(10) = 120 − 40e −0.1 83.81 kg.
S O A L – S O A L L A T I H A N.
97
2. y + y = 2 + 2 x , y( 0 ) = 2 kunci y = 2 x + 2e − x
3. y − y = xy 2 , y( 1 ) = 0 kunci y = e x − ex 2
4. ydx + (xy + x − 3 y )dy = 0, y( 2 ) = 0 kunci xy = 3( y − 1 ) + 3e − y
5. (2 + y )dx − (xy + 2 y + y )dy = 0
2 3
kunci x = 2 + y 2 + c 2 + y 2
6. y − y = xy 2 kunci 1 / y = 1 − x + ce − x
7. y + y = y 2 e x , y( 0 ) = 1 kunci (x − 1) ye x + 1 = 0
8. xdy + ydx = x 3 y 6 dx kunci 2 / y 5 = cx 5 + 5 x 3
yy − xy 2 + x = 0, y (0) = 2
2
9. kunci y2 = 1+ ex
10. (2 xy )
− y dx + 2 xdy = 0, y (1) = 1 kunci 3x 2 = 4 x 3 − 1 y 4
5
( )
dy y
11. + = 4 x 2 ; y (1) = 2. kunci xy = x 4 + 1
dx x
12.
dy
x + y = x 3 y 2 ; y (1) = 1
dx
kunci xy 3 − x 2 = 2 ( )
Persamaan Riccati, Persamaan d’Alembert-Lagrange dan Persamaan Clairaut
(Opsional)
13 y = e − x y 2 − y , y p = 2e x (
kunci y = 2 ce x + e − x )
14 y = y 2 − xy , yp = x
15. y = px + 2 p 2 kunci y = cx + 2c 2 ; solusi singular y = − x 2 / 8
16. xp 2 = 2 y ( p + 2) kunci ( x − c) 2 = cy; solusi singular y = 0, 4 x + y = 0
17. ( xp − y ) 2 = p 2 − 1 kunci (cx − y ) 2 = c 2 − 1; solusi singular x 2 − y 2 = 1
18 x 2 y = x 3 p − yp 2 kunci y 2 = cx 2 − c 2 , solusi singular y = x 2 / 2
19. Seorang dan perahunya bermassa 150 kg. Jika gaya yang dikerjakan oleh dayung-
dayung pada arah gerakan 70 N dan jika hambatan (dalam N) gerakan sama
dengan tiga puluh kali kecepatan (ms −1 ) . Tentukan kecepatan perahu setelah 15 s
.
20. Suatu perahu ditarik dengan kecepatan 20 km / jam . Segera setelah (t = 0) alat
penarik dilepaskan, orang yang berada di perahu mulai mendayung pada arah
gerakan yang dikerjakan sebuah gaya 90 N . Jika massa orang dan perahu digabung
adalah 225 kg dan hambatan sebesar 26,25 v , dengan v dalam ms −1 .
98
21. Komisi Tenaga Atom mengharuskan limbah nuklir dimasukkan ke dalam wadah
yang tertutup rapat sebelum dibuang ke dasar laut. Jelas bahwa wadah itu tidak
boleh pecah ketika mengenai dasar laut. Misalkan hal ini dijamin asalkan
kecepatannya kurang dari 12 m/s. Tentukan waktu kritis ketika wadah itu mencapai
kecepatan kritis = 12 m/s, jika W = 2254 newton (sekitar 227 kg), B = 2090 newton
(209 kg), k = 0,637 kg/s. Tunjukkan bahwa wadah itu akan pecah jika dibuang di
tempat yang kedalamannya kira-kira lebih besar dari 105 m. Petunjuk hukum kedua
dv
Newton m = W − B − kv, dimana D (drag force) = -kv adalah gaya hambatan, B
dt
adalah gaya mengambang dan W adalah berat.
B gaya mengambang
Gaya hambatan D
y wadah
W Berat
Suatu tangki berisi 300 liter(l) larutan garam yang mengandung 0.4 kg garam
terlarut per liter; [0.4 kg garam/l]. Larutan garam dengan konsentrasi 0.5 kg garam
per liter mengalir ke tangki sebesar 6 liter/ menit.
(a) Berapa banyakkah garam yang ada di dalam tangki setiap saat jika campuran
yang diaduk dengan baik mengalir keluar juga sebesar 6 liter/ menit.
(b) Berapakah jumlah garam di dalam tangki pada saat 5 menit.
99
dny d n −1 y d n−2 y dy
P0 n
+ P1 n −1
+ P2 n−2
+ ... + Pn −1 + Pn y = Q, (1)
dx dx dx dx
dny d n −1 y d n−2 y dy
P0 n
+ P1 n −1
+ P2 n−2
+ ... + Pn −1 + Pn y = 0. (2)
dx dx dx dx
c1 y1 + c 2 y 2 + c3 y 3 + ... + c n y n = 0
mempunyai c1 = c 2 = c3 = ... = c n = 0.
Fungsi e x dan e − x adalah bebas linier, karena bentuk c1e x + c 2 e − x = 0, dan
turunannya c1e x − c 2 e − x = 0 , jika diselesaikan diperoleh c1 = c 2 = 0. Sedangkan fungsi-
fungsi e x , 3e x , dan e − x adalah tak bebas linier, karena c1e x + 3c 2 e x + c3 e − x = 0 , jika
c1 = 3, c 2 = −3, c3 = 0.
Syarat perlu dan cukup bahwa himpunan n penyelesaian-penyelesaian merupakan
bebas linier yaitu:
y1 y2 y3 yn
y1 y 2 y 3 y n
W= y1 y 2 y 3 y n 0 (3)
y1( n −1) y 2( n −1) y 3( n −1) ( n −1)
yn
y = c1 y1 ( x) + c 2 y 2 ( x) + c3 y 3 ( x) + … + c n y n (x)
100
Contoh 1. Tunjukkan bahwa y = c1e −2 x + c 2 e 3 x adalah solusi umum persamaaan diferensial
d 2 y dy
linier homogen − − 6 y = 0.
dx 2 dx
Penyelesaian. Dengan mensubstitusikan y = c1e −2 x + c 2 e 3 x dan turunan-turunannya pada
persamaan diferensial diperoleh:
dy d2y
= −2c1e − 2 x + 3c 2 e 3 x ; 2 = 4c1 x − 2 x + 9c 2 e 3 x
dx dx
suatu penyelesaian. Untuk menunjukkan bahwa itu adalah suatu solusi umum, pertama
ujilah bahwa banyaknya konstanta sebanyak (2) sama dengan derajat persamaan adalah (2)
dan
e −2 x e3x
W= = 5e x 0,
− 2e −2 x 3e 3x
dy d2y d3y
y = xr , = rx r −1 , = r (r − 1) x r − 2 , = r (r − 1)(r − 2) x r −3
dx dx 2 dx 3
101
x2 x3 x −2
W = 2 x 3x 2 − 2 x −3 = 20 0.
2 6x 6 x −4
dny d n −1 y d n−2 y dy
P0 n
+ P1 n −1
+ P2 n−2
+ ... + Pn −1 + Pn y = 0. (4)
dx dx dx dx
[ P0 D n + P1 D n −1 + P2 D n − 2 + ... + Pn −1 D + Pn ] y = 0. (5)
F ( D) y = 0 (6)
dengan F (D) adalah polinom berderajat n (suku dalam kurung pada persamaan (4)). F (D)
dapat difaktorkan sebagai
F ( D) = ( D − m1 )( D − m2 )( D − m3 )...( D − mn ). (7)
F ( D) y = ( D − m1 )( D − m2 )( D − m3 )...( D − mn ) y = 0. (8)
d 2 y dy
Contoh 1. Dalam notasi operator D, 2
+ − 6 y = 0 menjadi ( D 2 + D − 6) y = 0
dx dx
dan dalam bentuk faktorisasi, ( D + 3)( D − 2) y = 0 , maka
d dy d dy dy
( D + 3)( D − 2) y = ( D + 3)[( − 2) y ] = ( D + 3)( − 2 y ) = ( − 2 y ) + 3( − 2 y )
dx dx dx dx dx
102
d2y dy dy d 2 y dy
= − 2 + 3 − 6 y = + − 6 y = 0.
dx 2 dx dx dx 2 dx
Ketentuan.
d 2 y dy
− − 6y = 0 .
dx 2 dx
y ( x) = c1e −2 x + c 2 e 3 x
d2y dy
2
+ 4 + 7y = 0
dx dx
103
Penyelesaian. Persamaan di atas mempunyai persamaan karateristik D 2 + 4 D + 7 = 0 ,
dengan akar-akar D = −2 i 3, maka solusi umum
d3y d2y dy
3
− 2 2 − 4 + 8 y = 0.
dx dx dx
umumnya
y = Ae 2 x + Bxe 2 x + Ce −2 x .
d4y d2y
− =0
dx 4 dx 2
Penyelesaian.
Mempunyai persamaan karateristik D 4 − D 2 = 0 D 2 ( D 2 − 1) = 0 dengan akar-akar
0,0,1,−1 , maka solusi umumnya
y = A + Be x + C − x .
104
y = A cos x + B sin x + C
y (0) = 3 = A + C , y (0) = 5 = B, y (0) = −4 = − A , maka
y = 4 cos x + 5 sin x − 1.
d2y dy
Contoh 8. Tentukan solusi umum persamaan diferensial 2
+4 + 4 y = e 3x .
dx dx
Penyelesaian. Bentuk fungsi komplementer (solusi umum persamaan diferensial
homogen) telah diperoleh: y = c1e −2 x + c 2 xe −2 x .
Bentuk fungsi khususnya pada tabel (no.7) yaitu,
y p = Ae 3x .
Kita akan menentukan nilai A dengan mensubstitusikan fungsi y p dengan turunannya,
y p = 3 Ae 3 x , y p = 9 Ae 3 x ke persamaan diferensial soal, yaitu
105
d 2 yp dy p
2
+4 + 4 y p = e 3x
dx dx
9 Ae + 4.3 Ae 3 x + 4 Ae 3 x = e 3 x
3x
25 Ae 3 x = e 3 x
1
A= .
25
1 3x
Sehingga solusi persamaan diferensial di atas adalah y = c1e − 2 x + c 2 xe − 2 x + e .
25
Contoh 9. Selesaikan persamaan diferensial y + 3 y + 2 y = 4 x 2 − 2 x − 13.
Penyelesaian. Akar-akar persamaan karateristiknya ( D + 1)( D + 2) = 0 adalah
−x −2
m1 = −1, m2 = −2 maka fungsi komplementernya adalah y = c1e + c 2 e . Karena Q(x)
berbentuk polinomial berderajat dua maka sesuai dari tabel (no.3) bentuk fungsi khususnya
adalah
y p = Ax 2 + Bx + C.
Kita akan menentukan nilai A, B, dan C dengan mensubstitusikan fungsi y p dengan
turunannya, y p = 2 Ax + B, y p = 2 A ke persamaan diferensial soal, diperoleh
y p + 3 y p + 2 y p = 4 x 2 − 2 x − 13
2 A + 3(2 Ax + B) + 2( Ax 2 + Bx + C ) = 4 x 2 − 2 x − 13
2 Ax 2 + (6 A + 2 B) + 2 A + 3B + 2C = 4 x 2 − 2 x − 13
2 A = 4, 6 A + 2 B = −2, 2 A + 3B + 2C = −13
A = 2, B = −7, C = 2.
Sehingga solusi khususnya adalah y p = 2 x 2 − 7 x + 2, maka solusi umum persamaan
diferensial di atas adalah
y = c1e − x + c 2 e −2 + 2 x 2 − 7 x + 2.
d 3 y dy
3. Tentukan solusi umum persamaan diferensial + = e − 2 x cos 2 x.
dx 3 dx
106
e −2 x
Solusi umumnya adalah: y = c1 + c 2 cos x + c3 sin x + (9 sin 2 x + 7 cos 2 x).
260
d 2 y dy
4. Tentukan solusi khusus persamaan diferensial 2 2
− + 2 y = x 3 − x.
dx dx
1 3 3 2 1 23
Solusi khususnya y = x + x + x− .
2 4 4 8
d2y dy
5. Selesaikan 2
+ 3 + 2 y = x sin 2 x.
dx dx
30 x − 7 5 x − 12
Solusi umumnya y = c1e − x + c2 e −2 x − cos 2 x − sin 2 x.
200 100
n −1 n−2
dny n −1 d y n−2 d y dy
P0 x n n
+ P1 x n −1
+ P2 x n−2
+ ... + Pn −1 x + Pn y = Q( x) (9)
dx dx dx dx
dengan P0 , P1 , P2 ,..., Pn adalah konstanta dan sering disebut Persamaan Linier Cauchy.
Sedangkan persamaan dengan bentuk:
n −1
dny n −1 d y dy
P0 (ax + b) n n
+ P1 ( ax + b ) n −1
+ ... + Pn −1 (ax + b) + Pn y = Q( x) (10)
dx dx dx
dy dy dz 1 dy dy
Dy = = = dan xDy = = y,
dx dz dx x dz dz
d 1 dy 1 d 2 y dy
D2 y = = − dan x 2 D 2 y = ( − 1) y,
dx x dz x 2 dz 2 dz
2 d 2 y dy 1 d 3 y d 2 y 1 d 3 y d2y dy
D 3 y = − 3 2 − + 3 3 − 2 = 3 3 − 3 2 + 2
x dz dz x dz dz x dz dz dz
dan x 3 D 3 y = ( − 1)( − 2) y, …
x r D r y = ( − 1)( − 2)( − 3) ( − r + 1) y.
Setelah harga-harga ini disubstitusikan ke persamaan (9), diperoleh persamaan berbentuk:
107
P0 ( − 1)( − 2)...( − n + 1) + P1( − 1)( − 2)...( − n + 2) + ... + Pn−1 + Pn y = Q(e z )
yaitu persamaan linier dengan koefisien konstan.
Untuk menyelesaikan persamaan linier Legendre digunakan transformasi
ax + b = e z , maka
dy dy dz a dy dy
Dy = = = dan (ax + b) Dy = a = ay,
dx dz dx ax + b dz dz
d a dy a2 d 2 y dy
D2 y = = dz 2 − dz dan (ax + b) D y = a ( − 1) y, …
2 2 2
dx ax + b dz (ax + b) 2
(ax + b) r D r y = a r ( − 1)( − 2)( − 3) ( − r + 1) y.
Setelah harga-harga ini disubstitusikan ke persamaan (10) maka diperoleh:
P a ( − 1)( − 2)...( − n + 1) + P a
0
n
1
n −1
( − 1)( − 2)...( − n + 2) + ... + Pn −1 a + Pn y = Q(
ez −b
a
)
d3y d2y dy
Contoh 1. Selesaikan x 3 3
− 3x 2 2
+ 6x − 6 y = 0.
dx dx dx
Penyelesaian. Setelah menggunakan transformasi x = ez dan turunan-turunannya
mengubah persamaan menjadi
y = c1 x + c 2 x 2 + c 3 x 3 .
d3y d2y dy
Contoh 2. Selesaikan x 3 3
+ 4x 2 2
− 5x − 15 y = x 4 .
dx dx dx
Penyelesaian. Setelah menggunakan transformasi x = ez dan turunan-turunannya
mengubah persamaan menjadi
108
d2y dy
Contoh 3. Selesaikan ( x + 2) 2 2
− ( x + 2) + y = 3 x + 4.
dx dx
Penyelesaian. Setelah menggunakan transformasi x + 2 = e z dan turunan-turunannya
mengubah persamaan menjadi
d2y dy
Contoh 4. Selesaikan (3x + 2) 2 2
+ 3(3 x + 2) − 36 y = 3 x 2 + 4 x + 1.
dx dx
Penyelesaian. Setelah menggunakan transformasi 3x + 2 = e z dan turunan-turunannya
mengubah persamaan menjadi
9( − 1) + 9 − 36y = 9( 2 − 4) 2 y = 1 (9 x 2 + 12 x + 3) = 1 (2 2 z − 1)
3 3
atau ( )
2 − 4 y =
1 2z
27
e −1 . ( )
akar-akar karateristiknya ( 2 − 4) = 0 → m1 = 2, m 2 = −2, penyelesaian komplementernya
berbentuk: y = c1e 2 z + c 2 e −2 z , sedangkan solusi khususnya y =
1
108
( ) (mandiri!),
ze 2 z + 1
karena z = ln(3 x + 2), maka solusi umum persamaan diferensial di atas adalah
y = c1 (3x + 2) 2 + c 2 (3 x + 2) − 2 +
1
108
(3x + 2) 2 ln(3 x + 2) + 1 .
Persamaan diferensial linier simultan merupakan sistem yang terdiri atas beberapa
persamaan diferensial linier. Sistem persamaan yang terdiri atas dua persamaan bertingkat
satu disebut sistem tingkat 2 berbentuk:
dx
= a1 x + b1 y + p (t )
dt
(11)
dy
= a 2 x + b2 y + q (t )
dt
Sistem persamaan yang terdiri atas tiga persamaan bertingkat satu disebut sistem tingkat
3 berbentuk:
109
dx
= a1 x + b1 y + c1 z + p (t )
dt
dy
= a 2 x + b2 y + c 2 z + q (t ) (12)
dt
dz
= a 3 x + b3 y + c 3 z + r (t )
dt
dx
= a1 x + b1 y
dt
(13)
dy
= a 2 x + b2 y
dt
x = Ae t ; y = Be t (14)
x = Ae t →
dx
dt
( ) ( )
= Ae t = a1 Ae t + b1 Be t
(15)
y = Be t →
dy
dt
( ) ( )
= Be t = a 2 Ae t + b2 Be t
( − a1 ) − b1
=0 (16)
− a2 ( − b2 )
( ) ( )
x = c1 Ae 1t + c 2 Ae 2t
y = c (Be ) + c (Be )
1t 2 t
(17)
1 2
110
dan y = (B + t )e t
x = ( A + t )e t
Cara penyelesaian dari sistem persamaan tingkat 3 yang homogen adalah sebagai
berikut:
dx
= a1 x + b1 y + c1 z
dt
dy
= a 2 x + b2 y + c 2 z (18)
dt
dz
= a 3 x + b3 y + c 3 z
dt
Misalkan solusi khusus dari sistem persamaan ini adalah :
x = Ae t ; y = Be t ; z = Ce t (19)
Persamaan karateristiknya:
( − a1 ) − b1 − c1
− a2 ( − b2 ) − c2 = 0 (20)
− a3 − b3 ( − c3 )
Jika ada 2 akar yang sama (1 = 2 3 ) maka solusi khusus dimisalkan
x = ( A + t )e t ; y = (B + t )e t ; z = (C + t )e t (22)
Untuk menentukan solusi dari sistem yang nonhomogen, persamaan ditulis dalam
bentuk operator D = d / dt , selanjutnya solusi dapat ditentukan seperti menentukan n
bilangan yang tidak diketahui dari n persamaan (sistem persamaan linier).
dx
= 3x + 2 y
dt
dy
= x + 2y
dt
Penyelesaian.
Misalkan
111
dx
x = Ae t →
dt
( ) ( )
= Ae t = a1 Ae t + b1 Be t
y = Be t →
dy
dt
( ) ( )
= Be t = a 2 Ae t + b2 Be t
Ae t = 3 Ae t + 2 Be t → ( − 3) − 2 B = 0
Be t = Ae t + 2 Be t → − A + ( − 2) B = 0
Persamaan karateristik:
( − 3) −2
= 0 → ( − 3)( − 2) − 2 = 0 → 2 − 5 = 4 = 0 → 1 = 4 dan 2 = 1
−1 ( − 2)
Untuk 1 = 4 : A − 2 B = 0 → A = 2 B atau A : B = 2 : 1
x1 = c1 e 4t
1
y1 = c1 e 4t
2
Untuk 2 = 1 : − 2 A − 2 B = 0 → A = − B atau A : B = 1 : −1
x2 = c2 e t
y 2 = −c 2 e t
( ) ( )
x = x1 + x 2 = c1 e 4t + c 2 e t
= c (e ) − c (e )
1
y = y1 + y 2 1
4t
2
t
2
dx dy
2 + − 4x − y = e t
dt dt
dx
+ 3x + y = 0
dt
2 Dx + Dy − 4 x − y = e t .............. (*)
Dx + 3 x + y = 0............................ (**)
atau
112
2( D − 2) x + ( D − 1) y = e t ............. (@)
( D + 3)( D − 1) x + ( D − 1) y = 0..... (@@)
( D + 3)( D − 1) − 2( D − 2)x = −e t
−1 1 t
( D 2 + 1) x = −e t → x = e t = A cos t + B sin t − e
D +1
2 2
Dx + 3 x + y = 0
y = − Dx − 3 x
1 1
= − A cos t + B sin t − e t − 3 A cos t + B sin t − e t
2 2
= ( A − 3B) sin t − (3 A + B) cos t + 2e t .
Cara lain untuk mencari solusi adalah menggunakan aturan Cramer:
e t ( D − 1)
0 1 et
x= =
2( D − 2) ( D − 1) − ( D 2 + 1)
( D + 3) 1
1 t
( D 2 + 1) x = −e t → x = A cos t + B sin t − e
2
2( D − 2) e t
( D + 3) 0 − ( D + 3)e t
y= =
2( D − 2) ( D − 1) − ( D 2 + 1)
( D + 3) 1
( D 2 + 1) y = ( D + 3)e t = 4e t
y = C cos t + D sin t + 2e t
Hubungan antara A,B dan C,D dapat ditentukan seperti berikut ini:
Dari (**):
( D + 3) + y = 0
(3B − A) sin t + (3 A + B) cos t − 2e t + C cos t + D sin t + 2e t = 0
(3B − A) + D = 0 → D = A − 3B
3 A + B + C = 0 → C = −(3 A + B )
113
4.2.6 Aplikasi Persamaan Diferensial Linier Orde n
Contoh 1. Sebuah ayunan (pendulum) yang terdiri atas sebuah benda (bandul) bermassa m
dan sebuah batang dengan panjang L (Gambar 1). Jika diasumsikan massa batang dan
hambatan udara dapat diabaikan, tentukan persamaan gerakannya.
Penyelesaian. Misalkan adalah pergeseran sudut yang diukur dengan arah berlawanan
jarum jam dari posisi kesetimbangannya. Berat bandul adalah mg ( g percepatan gravitasi).
Berat ini menimbulkan suatu gaya sebesar mg sin yang menyinggung kurva gerak bandul
dan mencoba mengembalikan ke posisi semula. Menurut hukum kedua Newton,
mL + mg sin = 0 (23)
L adalah percepatan. Jika persamaan (23) dibagi dengan mL , maka
+ k sin = 0 (24)
g
dengan k= . Misalkan v = , maka = v = (dv / d )v, sehingga dari persamaan (24)
L
diperoleh:
dv
v = −k sin
d
dengan melakukan pemisahan peubah, diperoleh vdv = −k sin kemudian diintegralkan,
maka
1 2
v = k cos + c.
2
Jika sangat kecil, maka sin sehingga persamaan (19) menjadi + k = 0 , dengan
solusi berbentuk: A cos k t + B sin k t yang merupakan contoh gerak harmonis sederhana.
L
Amplitudonya A 2 + B 2 dan peroidenya 2 .
g
Contoh 2. Sebuah pelampung berbentuk silinder dengan diameter 1 m berada di dalam air
(massa jenis = 1000 kg m −3 ) bersumbu vertical (Gambar 2). Apabila ditekan secara
perlahan-lahan dan dilepaskan, diperoleh periode getaran sebesar 4 detik. Tentukan massa
silinder.
114
Penyelesaian. Misalkan titik asal adalah perpotongan sumbu silinder dan permukaan air
jika pelampung dalam keadaan seimbang, dan arah ke bawah positip. Misalkan x (m)
adalah perubahan posisi pelampung pada saat t. Berdasarkan Hukum Archimedes, suatu
benda sebagian atau seluruhnya dalam suatu zat cair terdorong ke atas dengan suatu gaya
yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkan. Dengan demikian perubahan
yang sesuai dengan gaya pelampung adalah: w = vg → w = 1000 (0,5) 2 gx dan
d 2x d 2x 250gx
m 2
= −250gx atau 2
+ =0
dt dt m
dengan m adalah massa pelampung, v volume pelampung di dalam air, g gravitasi =
9,8m det −2 . Setelah diintegralkan diperoleh (seperti contoh 2):
250g 250g
x = A sin t + B cos t.
m m
m 1000 g
Karena periodenya 2 =4 → m= kg = 3121,1 kg.
250g
115
Gaya gravitasi, F1 = mg , m = massa, g ( percepa tan gravitasi) = 980cm / det 2 . (1)
Hukum Hooke: Gaya pembalik F dari sebuah pegas adalah sebanding dan berlawanan dari
gaya-gaya yang diberikan pada pegas tersebut dan proporsional terhadap perpanjangan
(pengerutan) s dari pegas tersebut sebagai akibat dari gaya yang diberikan;
F2 = −ks, k = mod ulus pegas. (2)
Gaya peredaman mempunyai arah yang berlawanan dengan gerak saat itu yang
besarnya sebanding dengan kecepatan y = dy / dt benda itu. Besarnya gaya peredaman
F3 = −cy (7)
Catatan.
Konstanta pegas c adalah positif. Jika y = dy / dt positif, benda bergerak ke bawah (dalam
arah y positif), sehingga F3 = −cy merupakan suatu gaya ke atas, karena menurut
kesepakatan − cy 0 sehingga c 0. Jika y negatif, benda bergerak ke atas, sehingga
− cy merupakan suatu gaya ke bawah, jadi − cy 0 yang berimplikasi c 0.
Resultante gaya- gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah
F1 + F2 + F3 = −ky − cy
my = −ky − cy
116
my + cy + ky = 0
c k
2 + + = 0
m m
c 1
1, 2 = − c 2 − 4mk
2m 2m
1 = − + , 2 = − − .
Contoh 3. Sebuah bola besi seberat 39,2 N digantungkan pada sebuah pegas, sehingga
mengakibatkan pegas meregang 0,39m dari panjang aslinya. Bola tersebut mulai
digerakkan tanpa kecepatan awal dengan memindahkannya 0,5m ke atas posisi
kesetimbangannya. Jika tidak ada hambatan udara, tentukan
a) Model matematis untuk posisi bola pada setiap waktu t
b) Posisi bola pada t = / 5 detik.
Penyelesaian.
a) Tidak ada gaya luar yang diberikan, jadi F (t ) = 0, dan tidak ada hambatan dari
medium sekitarnya, jadi konstanta peredaman c = 0. Di sini g = 9,8m / det 2 ,
m = W / g = 39,2 / 9,8 = 4kg , sehingga dari soal konstanta pegas
k = W / l = 39,2 / 0,39 = 100 N / m. Maka model matematis persamaan diferensial
(5) adalah i bola adalah
my + ky = 0 → 4 y + 100 y = 0 m = 5i,
sehingga solusinya
y (t ) = c1 cos 5t + c 2 sin 5t.
Pada t = 0, posisi dari x0 = −0,5m (tanda minus karena bola pada awalnya
dipindahkan ke atas posisi kesetimbangan. Dengan menerapkan kondisi awal, kita
memperoleh
y (t ) = c1 cos 5t + c 2 sin 5t → −0,5 = c1 cos 0 + c 2 sin 0 = c1 sehingga
persamaan menjadi
y (t ) = −0,5 cos 5t + c 2 sin 5t
Kecepatan awal v0 = 0, setelah mendiferensialkan persamaan terakhir, kita
memperoleh
v(t ) = dy / dt = 2,5 sin 5t + 5c 2 cos 5t
v(0) = 0 = 2,5 sin 0 + 5c 2 cos 0 → c 2 = 0. Dengan demikian persamaan
gerak bola pada saat t adalah
y (t ) = −0,5 cos 5t
b) Pada saat t = / 5 ,
y (t ) = −0,5 cos = 0,5m.
Posisi bola sejauh 0,5 m di bawah posisi kesetimbangan.
117
Contoh 1. Andaikan terdapat 2 tangki seperti Gambar 2. Tangki A berisi 50 galon air
dimana 25 pon garam dilarutkan. Tangki B berisi 50 galon air murni. Larutan dipompa
masuk dan keluar seperti pada gambar. Pertukaran larutan antara dua tangki dan cairan
yang dipompa keluar dari tangki B diasumsikan diaduk dengan baik.
(a) Buatlah model matematika yang menggambarkan jumlah pon garam x1 (t ) pada
tangki A dan jumlah pon garam x2 (t ) tangki B pada waktu t.
(b) Tentukan jumlah garam pada masing-masing tangki setelah 25 menit.
dx2 2 2
= x1 − x2 (ii)
dt 25 25
Pada kasus ini system mempunyai kondisi awal (t = 0) adalah x1 (t ) = 25, x2 (t ) = 0.
(b) Misalkan x1 = A e t , x2 = B e t , maka x1 = A e t , dx1 / dt = A e t , dan
dx2 / dt = B e t , sehingga dari persamaan (i) dan (ii) diperoleh
2 1
Ae t = − Ae t + Be t → (50 + 4) A − B = 0 (iii)
25 50
118
2 2
Be t = Ae t − Be t → −2 A + (25 + 2) B = 0 (iv)
25 25
Analog contoh 1, persamaan karateristiknya
50 + 4 −1
= 0 → 6252 + 100 + 3 = 0 → (25 + 1)(25 + 3) = 0
−2 25 + 2
1 3
diperoleh 1 = − dan 1 = − .
25 25
1
Pada kasus 1 = − dari persamaan (iii) atau (iv) diperoleh B = 2A, jika A = c1 maka
25
B = 2c1 . Sehingga dari x1 = A e t → x1(1) = c1 e −t / 25 , dan x2 = B e t → x2(1) = 2c1 e −t / 25 .
3
Pada kasus 2 = − dari persamaan (iii) atau (iv) diperoleh B = −2A, jika A = c2
25
maka B = −2c2 . Sehingga dari x1 = A e t → x1( 2 ) = c2 e −3t / 25 , dan
x2 = B e t → x2 ( 2 ) = −2c2 e −3t / 25 .
Sehingga diperoleh solusi umumnya berbentuk
x1 = x1(1) + x1( 2 ) = c1e − t / 25 + c2 e −3t / 25 .
Contoh 2. Tangki T1 dan T2 pada Gambar 3(a) awalnya berisi air masing-masing 100
gal. Pada tangki T1 berisi air murni, sedangkan 150 lb pupuk dilarutkan pada tangki T2 .
Dengan memberikan cairan dengan laju 2 gal / menit dan mengaduknya supaya larutan
seragam, jumlah pupuk y1 (t ) pada tangki T1 dan y 2 (t ) pada tangki T2 pada waktu t.
Berapa lama kita harus membiarkan cairan bersirkulasi sehingga tangki T1 akan
mengandung setidaknya setengah pupuk sebanyak yang tersisa di tangki T2 ?
119
(a) (b)
Gambar 3. Gambar tangki dan kurva pada contoh 4.
Penyelesaian.
Seperti halnya contoh 3 maka system persamaan diferensialnya adalah
2 2
Tangki T1 : y1 = inflow/menit – outflow/menit = y2 − y1
100 100
2 2
Tangki T2 : y1 = inflow/menit – outflow/menit = y1 − y2
100 100
Bentuk model matematika system persamaan diferensialnya adalah
y1 = −0.02 y1 + 0.02 y 2
y 2 = 0.02 y1 − 0.02 y 2
Tangki T1 berisi setengah jumlah pupuk tangki T2 jika berisi 1/3 jumlah total yaitu 50 lb.
Sehingga
y1 = 75 − 75e −0.04t = 50, e −0.04t = 1 / 3, t = (ln 3) / 0.04 = 27.5 menit.
Cara lain (opsional).
Bentuk siatem di atas dapat diselesaikan dengan cara matriks berikut ini.
− 0.02 0.02 y
y = A y, A = , y = 1 .
0.02 − 0.02 y2
Sebagai persamaan tunggal, dimisalkan solusinya adalah y = xe t . maka
y = xe t = Axe t , kemudian kedua ruas dibagi e t sehingga diperoleh
1 0 x
Ax = x → ( A − I ) x = 0, dengan I = , x = 1 . Sehingga bentuk
0 1 x2
Ax = x → ( A − I ) x = 0 adalah system persamaan homogeny yaitu
120
− 0.02 − 0.02
det( A − I ) = = (−0.02 − ) 2 − (0.02) 2 = ( + 0.04) = 0.
0.02 − 0.02 −
Tangki T1 berisi setengah jumlah pupuk tangki T2 jika berisi 1/3 jumlah total yaitu 50 lb.
Sehingga
y1 = 75 − 75e −0.04t = 50, e −0.04t = 1 / 3, t = (ln 3) / 0.04 = 27.5 menit.
Contoh 3. Gambar 4, memperlihatkan suatu system mekanis yang terdiri atas dua massa
pada dua pegas. Buatlah model matematis dan selesaikan. [gerak vertical, tidak ada
peredaman, massa pegas diabaikan].
Penyelesaian.
Langkah 1. Membentuk model matematis.
Menurut hokum Hooke; − k1 y1 = −3y1 [gaya pegas ke atas], k 2 ( y 2 − y1 ) [gaya pegas ke
bawah]. Selisih pergeseran kedua massa dari kesetimbangan adalah ( y 2 − y1 ) , hal ini
menunjukkan perubahan pegas yang bawah. Massa yang di bawah dikaitkan hanya pada
satu pegas dan besarnya gaya pegas ke atas adalah − k 2 ( y 2 − y1 ) = −2( y 2 − y1 ). Dalam
hal ini m1 = m2 = 1, menurut hukum kedua Newton diperoleh
y1 = −3 y1 + 2( y 2 − y1 ) → y1 = −5 y1 + 2 y 2 (i)
y 2 = −2( y 2 − y1 ) → y 2 = −2 y1 − 2 y 2 (ii)
121
Gambar 4. Sistem yang dibahas pada contoh 4.
Langkah 2. Memecahkan system persamaan diferensial.
1 5
Dari persamaan (i) dapat ditulis y 2 = y1 + y1 (iii)
2 2
Persamaan (i) didiferensialkan dua kali menghasilkan y1 = −5 y1 + 2 y 2
( iv )
(iv)
Kemudian substitusikan dari hasil (i), (ii), dan (iii), sehingga diperoleh,
y1 = −5 y1 + 2 y 2
( iv )
= − 5 y1 + 2(2 y1 − 2 y 2 )
1 5
= − 5 y1 + 4 y1 − 4 y1 + y1
2 2
y1 + 7 y1 + 6 y1 = 0 [merupakan persamaan diferensial homogen
( iv )
122
m2 x2 = −k 2 x2 + k12 ( x1 − x2 ) + F2 (t )
123
S O A L – S O A L L A T I H A N.
124
1 2 3
Jawab : y = c1 x 2 + c 2 x 2 ln x + x + x ln x
6
b) (x 3
)
y + 2 x 2 y = x + sin(ln x)
Jawab : y = c1 + c 2 x + c3 ln x + x ln x +
1
(cos ln x + sin ln x )
2
c)
(x + 1)2 y + (x + 1) y − y = ln(x + 1)2 + x − 1
Jawab : y = c1 ( x + 1) + c 2 ( x + 1) − ln ( x + 1) + ( x + 1). ln ( x + 1) + 2
−1 2 1
2
d) (2 x + 1) y − 2(2 x + 1) y − 12 y = 6 x
2
Jawab : y = c1 (2 x + 1) + c 2 (2 x + 1) −
−1 3x 1
+
3
8 16
6. Suatu ayunan 15 cm dilepaskan dengan kecepatan ½ rad / det kea rah garis
vertical dari tempat 1/5 rad dari vertical. Carilah persamaan gerak.
1 1
Jawab: = cos 8t − sin 8t
5 16
7. Sebuah peluru dengan massa mb bergerak dengan kecepatan vb (t = 0) menembak
sebuah balok bermassa mw dan peluru bersarang di dalam balok dan mengayun
seperti pada Gambar 5 berikut.
(a) Tunjukkan model matematis yang dihasilkan pada peristiwa ini merupakan
persamaan diferensial homogen berordo dua berbentuk
d 2 g
+ = 0, (0) = 0, (0) = 0 , g = gravitasi.
dt 2 l
pergeseran sudut, adalah kecepatan sudut ( kecepatan linier v = l ).
(b) Dari hasil (a) tunjukkan
m + mb m + mb
vb = w l g max = w 2 g h .
mb mb
125
b) didorong ke bawah 140 mm dan diberikan kecepatan ke atas 3 m / det .
9. Selesaikan persamaan diferensial simultan berikut.
Dx − (D + 1) y = −e t x = (c1 − c 2 ) cos t + (c1 + c 2 )sin t + 3e 2t / 5
a) Jawab
x + ( D − 1) y = e 2t y = c1 cos t + c 2 sin t + 2e 2t / 5 + e t / 2
c − 3c 2 3c + c 2
(D + 2)x + (D + 1) y = t x= 1 sin t − 1 cos t − t 2 + t + 3
b) 5 5
5 x + ( D + 3) y = t 2
y = c1 cos t + c 2 sin t + 2e 2t − 3t − 4
(D + 1)x + (2 D + 7 ) y = e t + 2
c)
− 2 x + ( D + 3) y = e t − 1
5et 13
x = c1e − 4t cos(t + c2 ) − sin (t + c2 ) −
1
+
2 26 17
2et 3
y = c1e − 4t sin (t + c2 ) + +
13 17
d)
(D 2 + D + 1)x + (D 2 + 1)y = e t x = −e t − 2e − t − c1
( D 2 + D ) x + D 2 y = e −t y = 2e t + e −t + c1
(D − 1)x + (D + 2) y = 1 + e t x = −1 + te t / 2 + c 2 e t
e) ( D + 2) y + (D + 1)z = 2 + e t y = e t / 6 + c1e − 2t
(D − 1)x + ( D + 1) z = 3 + e t z = 2 + e t / 4 + c3 e −t
10. Dua tangki A dan B masing-masing berisi 100 gallon air asin. Cairan diaduk diaduk
dengan baik dipompa diantara kedua tangki seperti gambar 6. Dengan menggunakan
informasi seperti di gambar, tentukan model matematika untuk menentukan jumlah
pon garam x(t ) dan y (t ) pada masing-masing tangki A dan B. Tentukan jumlah
garam pada masing-masing tangki setelah 30 menit.
126