Anda di halaman 1dari 6

Kumpulan Rumus Deret

Ditulis oleh Zhafira (16621045)


(Sumber: Bermatematika.com)

UJI DERET UMUM

1) Uji Jumlah Terbatas


→ Suatu deret nonnegatif ∑ 𝑎𝑘 konvergen jika dan hanya jika jumlah parsialnya terbatas di
atas.
→ Bukti:
Jika ∑ 𝑎𝑘 konvergen ke 𝑆, 𝑆𝑛 < ∑∞
𝑘=1 𝑎𝑘 = 𝑆.

Jika 𝑆𝑛 < 𝑆 untuk setiap 𝑆, barisan {𝑆𝑛 } terbatas di atas oleh 𝑆.


Karena deret nonnegatif, 𝑆𝑛+1 = 𝑆𝑛 + 𝑎𝑛+1 ≥ 𝑆𝑛 .
Jadi, {𝑆𝑛 } monoton naik.
Maka, {𝑆𝑛 } konvergen. Akibatnya, ∑ 𝑎𝑘 konvergen.

2) Uji Integral
→ Misalkan 𝑓(𝑥) kontinu, nonnegatif, dan monoton turun pada [1, ∞).
Misalkan pula 𝑓(𝑘) = 𝑎𝑘 untuk setiap 𝑘 bulat positif.

Maka, ∫1 𝑓(𝑥)𝑑𝑥 dan ∑∞
𝑘=1 𝑎𝑘 keduanya konvergen atau keduanya divergen.

→ Dapat membuktikan kekonvergenan deret-p.



1 konvergen untuk 𝑝 > 1

𝑛𝑝
{ divergen untuk 𝑝 ≤ 1
𝑛=1

→ Dapat digunakan untuk menaksir jumlah deret.



Jika 𝑓(𝑥) memenuhi asumsi uji integral, 𝐸𝑛 = 𝑆 − 𝑆𝑛 < ∫𝑛 𝑓(𝑥)𝑑𝑥

𝐸𝑛 = 𝑆 − 𝑆𝑛 = 𝑎𝑛+1 + 𝑎𝑛+2 + 𝑎𝑛+3 + ⋯ < ∫ 𝑓(𝑥)𝑑𝑥
𝑛

Dengan 𝐸𝑛 merupakan error jumlah deret ∑ 𝑎𝑘 ketika ditaksir dengan 𝑆𝑛 .

3) Uji Banding Biasa


→ Misalkan 0 ≤ 𝑎𝑛 ≤ 𝑏𝑛 untuk 𝑛 ≥ 𝑁.
1. Jika ∑ 𝑏𝑛 konvergen, ∑ 𝑎𝑛 juga konvergen.
2. Jika ∑ 𝑎𝑛 divergen, ∑ 𝑏𝑛 juga divergen.
→ Pembanding umum
• Deret geometri

konvergen untuk |𝑟| < 1
∑ 𝑎𝑟 𝑘−1 { divergen untuk |𝑟| ≥ 1
𝑘=1

• Deret-p

1 konvergen untuk 𝑝 > 1

𝑘𝑝
{ divergen untuk 𝑝 ≤ 1
𝑘=1

→ Referensi pembanding: ln 𝑥 ≪ 𝑥 𝑎 ≪ 𝑏 𝑥 ≪ 𝑛! ≪ 𝑛𝑛 .

4) Uji Banding Limit


𝑎𝑛
→ Misalkan 𝑎𝑛 ≥ 0, 𝑏𝑛 > 0, dan lim = 𝐿.
𝑛→∞ 𝑏𝑛

Jika 0 < 𝐿 < ∞, ∑ 𝑎𝑛 dan ∑ 𝑏𝑛 keduanya konvergen atau keduanya divergen.


Jika 𝐿 = 0 dan ∑ 𝑏𝑛 konvergen, ∑ 𝑎𝑛 juga konvergen.
→ Contoh bentuk deret yang dapat dicek menggunakan uji ini:
𝑚(𝑥) 1 ln 𝑥
∑ ,∑ ,∑
𝑛(𝑥) 𝑝(𝑥) 𝑝(𝑥)

5) Uji Rasio
𝑎𝑛+1
→ Misalkan lim = 𝜌.
𝑛→∞ 𝑎𝑛

konvergen jika 𝜌 < 1


∑ 𝑎𝑛 { divergen jika 𝜌 > 1
belum pasti Jika 𝜌 = 1 (harus dicek dengan uji lain)
→ Contoh bentuk deret yang dapat dicek menggunakan uji ini:
𝑛𝑛 𝑎𝑛
∑ ,∑ 𝑏
𝑛! 𝑛
UJI DERET GANTI TANDA

1) Uji Deret Berayun


→ Deret berbentuk 𝑎1 − 𝑎2 + 𝑎3 − 𝑎4 + 𝑎5 + ⋯
→ Jika memenuhi syarat:
1. 𝑎𝑛 > 0
2. 𝑎𝑛 > 𝑎𝑛+1
3. lim 𝑎𝑛 = 0
𝑛→∞

Deret dikatakan konvergen ke 𝑆, juga |𝑆 − 𝑆𝑛 | ≤ 𝑎𝑛+1 .

2) Taksiran Galat Deret Berayun


→ Misalkan taksiran ∑ 𝑎𝑘 = 𝑆. Diketahui |𝑆 − 𝑆𝑛 | ≤ 𝑎𝑛+1.
Agar error taksiran 𝑆 kurang dari 𝐸, buat 𝑛 memenuhi 𝑎𝑛+1 < 𝐸.
Agar error taksiran 𝑆 tidak lebih dari 𝐸, buat 𝑛 memenuhi 𝑎𝑛+1 ≤ 𝐸.

3) Uji Kekonvergenan Mutlak


→ Jika deret ∑ |𝑢𝑛 | konvergen, deret ∑ 𝑢𝑛 juga konvergen.

4) Uji Rasio Mutlak


|𝑎𝑛+1 |
→ Misalkan lim = 𝜌.
𝑛→∞ |𝑎𝑛 |

konvergen jika 𝜌 < 1


∑ 𝑎𝑛 { divergen jika 𝜌 > 1
belum pasti Jika 𝜌 = 1 (harus dicek dengan uji lain)
→ Contoh bentuk deret yang dapat dicek menggunakan uji ini:
𝑛𝑛 𝑘!
∑(−1)𝑛 , ∑ (−𝑒)𝑘
𝑛!

5) Konvergen Mutlak dan Konvergen Bersyarat


→ Deret ∑ 𝑎𝑛 dikatakan konvergen mutlak jika ∑ |𝑎𝑛 | konvergen (sehingga ∑ 𝑎𝑛 juga
konvergen).
→ Deret ∑ 𝑎𝑛 dikatakan konvergen bersyarat jika ∑ |𝑎𝑛 | divergen, tapi ∑ 𝑎𝑛 konvergen.
6) Deret Pangkat
→ Deret yang berbentuk ∑∞ 𝑛 2
𝑛=0 𝑎𝑛 𝑥 = 𝑎0 + 𝑎1 𝑥 + 𝑎2 𝑥 + ⋯

→ Himpunan kekonvergenan deret pangkat ialah 𝑥 ∈ (𝑎, 𝑏), 𝑥 ∈ [𝑎, 𝑏], atau campurannya
dimana 𝑥 merupakan bilangan yang membuat deret pangkat konvergen.
𝑏−𝑎
→ Jari-jari kekonvergenan (𝑅): 2

→ Dapat diselesaikan dengan metode uji rasio mutlak.

7) Deret Pangkat (𝑥 − 𝑎)
→ Deret yang berbentuk ∑∞ 𝑛 2
𝑛=0 𝑎𝑛 (𝑥 − 𝑎) = 𝑎0 + 𝑎1 (𝑥 − 𝑎) + 𝑎2 (𝑥 − 𝑎) + ⋯

→ Himpunan kekonvergenan deret pangkat (𝑥 − 𝑎) dapat berupa himpunan satu titik {𝑎},
selang (𝑐, 𝑑) (bisa dengan ujungnya), atau (−∞, ∞).
→ Dapat diselesaikan dengan metode uji rasio mutlak.

8) Jumlah Deret Pangkat


1
= 1 + 𝑥 + 𝑥2 + 𝑥3 + 𝑥4 + 𝑥5 + ⋯ −1 < 𝑥 < 1
1−𝑥
1
= 1 + 2𝑥 + 3𝑥 2 + 4𝑥 3 + 5𝑥 4 + ⋯ −1 < 𝑥 < 1
(1 − 𝑥)2
1
= 1 − 𝑥 + 𝑥2 − 𝑥3 + 𝑥4 − 𝑥5 + ⋯ −1 < 𝑥 < 1
1+𝑥
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6
− ln(1 − 𝑥) = 𝑥 + + + + + +⋯ −1 ≤ 𝑥 < 1
2 3 4 5 6
𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6
ln(1 + 𝑥) = 𝑥 − + − + − +⋯ −1 < 𝑥 ≤ 1
2 3 4 5 6
𝑥 3 𝑥 5 𝑥 7 𝑥 9 𝑥11
tan −1
𝑥=𝑥− + − + − +⋯ −1 ≤ 𝑥 ≤ 1
3 5 7 9 11
𝑥 2 𝑥 4 𝑥 6 𝑥 8 𝑥10
cos 𝑥 = 1 − + − + − +⋯ −∞ < 𝑥 < ∞
2! 4! 6! 8! 10!
𝑥 3 𝑥 5 𝑥 7 𝑥 9 𝑥11
sin 𝑥 = 𝑥 − + − + − +⋯ −∞ < 𝑥 < ∞
3! 5! 7! 9! 11!
𝑥 𝑥2 𝑥3 𝑥4 𝑥5 𝑥6
𝑥
𝑒 =1+ + + + + + +⋯ −∞ < 𝑥 < ∞
1! 2! 3! 4! 5! 6!
𝑥 1 ∙ 𝑥2 1 ∙ 3 ∙ 𝑥3 1 ∙ 3 ∙ 5 ∙ 𝑥4
√1 + 𝑥 = 1 + − + 3 − +⋯ −1 < 𝑥 < 1
2 ∙ 1! 22 ∙ 2! 2 ∙ 3! 24 ∙ 4!

9) Deret Taylor dan Maclaurin


𝑓 (𝑛) (𝑎)
→ Definisi deret Taylor: 𝑓(𝑥) = ∑∞
𝑛=0 (𝑥 − 𝑎)𝑛 dengan |𝑥 − 𝑎| < 𝑟.
𝑛!
𝑓 (𝑛) (0)
→ Definisi deret Maclaurin: 𝑓(𝑥) = ∑∞
𝑛=0 𝑥 𝑛 dengan |𝑥| < 𝑟.
𝑛!

𝑓 (𝑛) (𝑎)
→ Koefisien deret: 𝑎𝑛 = 𝑛!

→ Teorema Taylor: Misalkan 𝑓 dapat memunyai turunan ke-𝑛 untuk setiap 𝑛 pada (𝑎 −
𝑟, 𝑎 + 𝑟). Maka, deret Taylor sama dengan fungsi 𝑓(𝑥) pada (𝑎 − 𝑟, 𝑎 + 𝑟) jika dan hanya
𝑓 (𝑛+1) (𝑐)
jika lim 𝑅𝑛 (𝑥) = 0 dengan 𝑅𝑛 (𝑥) = (𝑛+1)!
(𝑥 − 𝑎)𝑛+1 untuk suatu 𝑐 di (𝑎 − 𝑟, 𝑎 + 𝑟).
𝑛→∞

→ Lemma: Jika 𝑓 (𝑛+1) (𝑥) kontinu pada [𝑎 − 𝑟, 𝑎 + 𝑟], lim 𝑅𝑛 (𝑥) = 0. Karena kekontinuan,
𝑛→∞

|𝑓 (𝑛+1) (𝑥)| ≤ 𝑀 di (𝑎 − 𝑟, 𝑎 + 𝑟).


|𝑥 − 𝑎|𝑛+1
|𝑅𝑛 (𝑥)| ≤ 𝑀
(𝑛 + 1)!
|𝑥−𝑎|𝑛 |𝑥−𝑎|𝑛
Karena ∑ 𝑀 konvergen untuk setiap 𝑥, lim 𝑀 = 0.
𝑛! 𝑛→∞ 𝑛!

10) Deret Binomial


→ Deret Maclaurin (1 + 𝑥)𝑝 untuk setiap bilangan real 𝑝.
𝑝 𝑛
(1 + 𝑥)𝑝 = ∑∞𝑛=0 (𝑛) 𝑥 untuk |𝑥| < 1.

11) Hampiran Deret Taylor


→ Suatu fungsi dapat dihampiri nilainya dengan deret Taylor
𝑛 𝑓 (𝑘) (𝑎)
𝑓(𝑥) ≈ ∑ (𝑥 − 𝑎)𝑘
𝑘=0 𝑘!
→ Polinom Taylor orde 1: 𝑃1 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓′(𝑎)(𝑥 − 𝑎)
𝑓 ′′ (𝑎)
→ Polinom Taylor orde 2: 𝑃2 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2
2
𝑓 ′′ (𝑎)
→ Polinom Taylor orde n: 𝑃𝑛 (𝑥) = 𝑓(𝑎) + 𝑓 ′ (𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑥 − 𝑎)2 + ⋯ +
2

𝑓 (𝑛) (𝑎)
(𝑥 − 𝑎)𝑛
𝑛!

12) Polinom Maclaurin


𝑓 ′′ (0) 𝑓 (𝑛) (𝑥)
→ 𝑃𝑛 (𝑥) = 𝑓(0) + 𝑓 ′ (0)𝑥 + 𝑥2 + ⋯ +
2! 𝑛!

→ Dapat menghampiri nilai suatu fungsi juga.


→ Polinom Taylor atau Maclaurin derajat n suatu fungsi dapat memiliki derajat kurang dari n
karena koefisien 𝑥 𝑛 adalah 0.

13) Analisis Galat dalam Aproksimasi Taylor


→ Galat metoda
𝑓 (𝑛+1) (𝑐)
𝑓(𝑥) = 𝑃𝑛 (𝑥) + 𝑅𝑛 (𝑥) dengan 𝑅𝑛 (𝑥) = (𝑛+1)!
(𝑥 − 𝑎)𝑛+1 untuk suatu 𝑐 di antara 𝑎 dan

𝑥.
→ Menaksir galat adalah dengan mencari batas atas |𝑅𝑛 (𝑥)|.

Anda mungkin juga menyukai