Anda di halaman 1dari 28

INTEGRASI NUMERIK

Dalam kuliah kalkulus integral, anda telah diajarkan cara memperoleh solusi analitik
(eksak) dari integral Tak-tentu maupun integral Tentu.

Integral Tak-tentu dinyatakan sebagai ;

Solusinya ; F(x) adalah fungsi menerus sedemikian sehingga F'(x) = f(x), dan C adalah
sebuah konstanta.

Integral Tentu menangani perhitungan integral di antara batas-batas yang telah


ditentukan, yang dinyatakan sebagai ;

Menurut teorema dasar kalkulus integral, persamaan tersebut dihitung sebagai ;


Secara geometri, integrasi Tentu sama dengan luas daerah yang dibatasi oleh
kurva y = f(x), garis x = a dan garis x = b (Gambar 1).
Daerah yang dimaksud ditunjukkan oleh bagian yang diarsir.

Gambar 1 Tafsiran geometri integral Tentu


Fungsi-fungsi yang dapat diintegrasikan dapat dikelompokkan sebagai :

1. Fungsi menerus yang sederhana, seperti polinomial, eksponensial, atau


fungsi trigonometri.
Misalnya ;

Fungsi sederhana seperti ini mudah dihitung integralnya secara eksak dengan
menggunakan metode analitik.

Metode-metode analitik untuk menghitung integral fungsi yang demikian


sudah tersedia, misal;
2. Fungsi menerus yang rumit,

Misalnya ;

Fungsi yang rumit seperti ini jelas sulit, bahkan tidak mungkin diselesaikan
dengan metode-metode integrasi yang sederhana. Karena itu solusinya hanya
dapat dihitung dengan metode numerik.
3. Fungsi yang ditabulasikan,

dalam hal ini nilai x dan f(x) diberikan dalam sejumlah titik diskrit.
Fungsi seperti ini sering dijumpai pada data hasil eksperimen di laboratorium
atau berupa data pengamatan di lapangan. Pada kasus ini umumnya fungsi f(x)
tidak diketahui secara eksplisit. Yang dapat diukur hanyalah besaran fisisnya saja.

Misalnya ;

Integrasi fungsi seperti ini jelas harus didikerjakan secara numerik.


Terapan Integral dalam Bidang Sains dan Rekayasa

Dalam praktek rekayasa, seringkali fungsi yang diintegrasikan adalah fungsi empirik
yang diberikan dalam bentuk tabel, atau integrand-nya tidak dalam bentuk fungsi
elementer (seperti sinh x, fungsi Gamma G(a), dsb), atau fungsi eksplisit f yang
terlalu rumit untuk diintegralkan. Oleh sebab itu, metode numerik dapat
digunakan untuk menghampiri integrasi.

Contoh persoalan dalam bidang sains dan rekayasa.

1) Dalam bidang fisika, integral digunakan untuk menghitung persamaan kecepatan.

Misalkan kecepatan sebuah partikel merupakan fungsi waktu menerus yang


diketahui terhadap waktu, v(t). Jarak total d yang ditempuh oleh partikel ini
selama waktu t diberikan oleh :
2. Contoh fungsi dalam bentuk data diskrit adalah pengukuran fluks panas matahari
yang diberikan oleh tabel berikut:

Data yang ditabulasikan pada tabel


memberikan pengukuran fluks panas q
setiap jam pada permukaan sebuah
kolektor sinar matahari.

Diminta memperkiraan panas total


yang diserap oleh panel kolektor seluas
150.000 cm2 selama waktu 14 jam.

Panel mempunyai efektivitas


penyerapan (absorption), eab, sebesar
45%.

Panas total yang diserap diberikan oleh persamaan :


Persoalan Integrasi Numerik

Persoalan integrasi numerik ialah menghitung secara numerik integral Tentu ;

dimana ; a dan b batas-batas integrasi, f adalah fungsi yang dapat diberikan


secara eksplisit dalam bentuk persamaan ataupun secara empirik dalam bentuk
tabel nilai.

Terdapat tiga pendekatan dalam menurunkan rumus integrasi numerik, yaitu ;

1) Pendekatan berdasarkan taksiran geometri integral Tentu.

Daerah integrasi dibagi atas sejumlah pias (strip) yang berbentuk


segiempat. Luas daerah integrasi dihampiri dengan luas seluruh pias.
Pendekatan ini digolongkan ke dalam metode pias.
2) Pendekatan berdasarkan polinom interpolasi.

fungsi integrand f(x) dihampiri dengan polinom interpolasi pn(x).


Selanjutnya integrasi dilakukan terhadap pn(x) karena polinom lebih mudah
diintegralkan ketimbang mengintegralkan f(x). Rumus integrasi numerik
yang diturunkan dengan pendekatan ini digolongkan ke dalam metode
Newton-Cotes.

3) Pendekatan ketiga sama sekali tidak menggunakan titik-titik diskrit


sebagaimana pada kedua pendekatan di atas.

Nilai integral diperoleh dengan mengevaluasi nilai fungsi pada sejumlah


titik tertentu di dalam selang [-1, 1], mengalikannya dengan suatu
konstanta, kemudian menjumlahkan keseluruhan perhitungan.
Pendekatan ini dinamakan Kuadratur Gauss.
Metode Pias

Pada umumnya metode perhitungan integral secara numerik bekerja dengan


sejumlah titik diskrit. Karena data yang ditabulasikan sudah berbentuk demikian,
maka secara alami ia sesuai dengan kebanyakan metode integrasi numerik. Untuk
fungsi menerus, titik-titik diskrit diperoleh dengan menggunakan persamaan fungsi
yang diberikan untuk menghasilkan tabel nilai.

Bila dihubungkan dengan taksiran geometri integral Tentu, titik-titik pada tabel sama
dengan membagi selang integrasi [a, b] menjadi n buah pias (strip) atau segmen
(Gambar 2).

Gambar 2 Metode pias


Lebar tiap pias adalah ;

Titik absis pias dinyatakan sebagai ;

dan nilai fungsi pada titik absis pias adalah ;

Luas daerah integrasi [a, b] dihampiri sebagai luas n buah pias. Metode integrasi
numerik yang berbasis pias ini disebut metode pias. Ada juga buku yang
menyebutnya metode kuadratur, karena pias berbentuk segiempat.

Kaidah integrasi numerik yang dapat diturunkan dengan metode pias adalah :
1. Kaidah segiempat (rectangle rule)
2. Kaidah trapesium (trapezoidal rule)
3. Kaidah titik tengah (midpoint rule)

Dua kaidah pertama pada hakekatnya sama, hanya cara penurunan rumusnya
yang berbeda, sedangkan kaidah titik tengah merupakan bentuk kompromi
untuk memperoleh nilai hampiran yang lebih baik.
1) Kaidah Segiempat
Pandang sebuah pias berbentuk persegi panjang dari x = x0 sampai x = x1 (Gambar 3).

Luas satu pias adalah (tinggi pias = f(x0) )

atau (tinggi pias = f(x1) )


Gambar 3 Kaidah segiempat

Jadi,
setiap ruas persamaan hasil penjumlahan di atas dibagi dengan 2, untuk
menghasilkan ;

Persamaan ini dinamakan kaidah segiempat.

Kaidah segiempat untuk satu pias dapat diperluas untuk menghitung ;

dimana ; I = luas daerah integrasi


dalam selang [a, b].
Luas daerah tersebut diperoleh
dengan membagi selang [a,b]
menjadi n buah pias segiempat
dengan lebar h, yaitu pias dengan
absis [x0 , x1], [x1 , x2], [x2 , x3], ... ,
dan pias [xn-1 , xn]. Jumlah luas
seluruh pias segiempat itu adalah
hampiran luas I (Gambar 4).
Gambar 4 Kaidah segiempat gabungan
Kaidah integrasi yang diperoleh adalah kaidah segiempat gabungan
(composite rectangle's rule):

setiap ruas persamaan hasil penjumlahan di atas dibagi dengan 2, untuk


menghasilkan ;

Jadi kaidah segiempat gabungan adalah ;

dengan,
2) Kaidah Trapesium

Pandang sebuah pias berbentuk trapesium dari x = x0 sampai x = x1 berikut


(Gambar 5) :

Luas satu trapesium adalah ;

Persamaan ini dikenal dengan


nama kaidah trapesium.

[Catat ; bahwa kaidah trapesium


Gambar 5 Kaidah trapesium
sama dengan kaidah segiempat]
Bila selang [a,b] dibagi atas n buah pias trapesium, kaidah integrasi yang
diperoleh adalah kaidah trapesium gabungan (composite trapezoidal's rule):

dengan, fr = f(xr) ; r = 0, 1, 2, ..., n.


METODE TRAPESIUM DENGAN KOREKSI UJUNG

Besarnya kesalahan yang terjadi pada penggunaan trapezium banyak pias adalah ;

 yang merupakan kesalahan order dua.

dengan ;
b = batas atas dan a = batas bawah
Δx = h = lebar pias

Bila kesalahan tersebut diperhitungkan, maka akan didapat hasil yang lebih teliti.

Bentuk persamaan trapesium dengan koreksi ujung adalah ;

Untuk kebanyakan fungsi , bentuk f”(ε) dapat didekati dengan selisih terbagi
(beda hingga) ;
Dengan demikian persamaan menjadi ;

Persamaan ini disebut dengan persamaan trapesium dengan koreksi ujung,


karena memperhitungkan koreksi pada ujung interval a dan b.

Metode trapesium juga dapat digunakan untuk integrasi suatu fungsi yang
diberikan dalam bentuk numerik pada interval diskrit.
Koreksi pada ujung-ujungnya dapat didekati dengan mengganti diferensial
f’(a) dan f’(b) dengan diferensial beda hingga (selisih terbagi).
CONTOH 1 :

Hitung : dengan menggunakan :

a) Penyelesaian analitis,

b) Metode trapesium dengan satu pias,

c) Metode trapesium dengan 4 pias

d) Metode trapesium 4 pias dengan koreksi ujung

e) Mana diantara ketiga metode diatas (b), c), d) yang memberikan


hasil paling teliti ?
PENYELESAIAN :

a) Penyelesaian analitik ;

b) Metode trapesium dengan satu pias,

Kesalahan ;

c) Metode trapesium dengan 4 pias :

h = Δx =(b-a)/n = (4-0)/4 = 1

Kesalahan ;
d) Metode trapesium 4 pias dengan koreksi ujung,

Kesalahan ;

e) Terlihat metode trapesium 4 pias dengan koreksi ujung lebih teliti dibanding yang lain.
CONTOH 2 :

Diberikan data berikut :


x 0 1 2 3 4
f(x) 1 3 9 19 33

Hitung luasan dibawah fungsi f(x) dan diantara x=0 dan x=4, dengan
menggunakan metode trapesium dan trapesium dengan koreksi ujung.

PENYELESAIAN :
Metode trapesium menggunakan 4 pias, yaitu ;

Metode trapesium 4 pias dengan koreksi ujung ;

Turunan pertama pada ujung-ujung dihitung dengan diferensial beda


hingga :
Sehingga,
SOAL 1

Hitung ;

a) Penyelesaian analitis ,
b) Metode trapesium dengan satu pias,
c) Metode trapesium dengan 4 pias,
d) Metode trapesium dengan 6 pias,
e) Metode trapesium dengan 8 pias,
f) Metode trapesium 4 pias dengan koreksi ujung
g) Metode trapesium 6 pias dengan koreksi ujung
h) Metode trapesium 8 pias dengan koreksi ujung
i) Mana diantara ketiga metode diatas (b), c), d) yang memberikan hasil paling teliti ?
SOAL 2

Diberikan data berikut :

x 0.20 0.40 0.60 0.80 1.00 1.20 1.40 1.60


f(x) 1.2 3.7 7.6 8.9 11.1 11.8 15.2 17.5

Hitung luasan dibawah fungsi f(x) dan diantara x=0.2 dan x=1.6, dengan
menggunakan metode trapesium dan trapesium dengan koreksi ujung.
3) Kaidah Titik Tengah
Pandang sebuah pias berbentuk empat persegi panjang dari x = x0 sampai x = x1
dan titik tengah absis x = x0 + h/2 (Gambar 6).

Luas satu pias adalah ;

Persamaan ini dikenal dengan


nama kaidah titik-tengah.

Gambar 6 Kaidah titik tengah


Kaidah titik-tengah gabungan ditunjukkan (Gambar 7):

Gambar 7 Kaidah titik-tengah gabungan

dalam hal ini,

dan,

Anda mungkin juga menyukai