Anda di halaman 1dari 130

Buku Ajar

PERSAMAAN DIFERENSIAL DASAR


DAN APLIKASINYA UNTUK
MAHASISWA TEKNIK

Disusun oleh :
R. Purnama , ST., MT.

Penerbit K-Media
Yogyakarta, 2020
PERSAMAAN DIFERENSIAL DASAR DAN APLIKASINYA
UNTUK MAHASISWA TEKNIK; Buku Ajar
vi + 122 hlm.; 14 x 20 cm

ISBN: 978-602-451-655-0

Penulis : R. Purnama
Tata Letak : Uki
Desain Sampul : Uki

Cetakan : Januari 2020

Copyright © 2020 by Penerbit K-Media


All rights reserved

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang No 19 Tahun 2002.

Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh


isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektris mau pun
mekanis, termasuk memfotocopy, merekam atau dengan sistem
penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penulis dan Penerbit.

Isi di luar tanggung jawab percetakan

Penerbit K-Media
Anggota IKAPI No.106/DIY/2018
Banguntapan, Bantul, Yogyakarta.
e-mail: kmedia.cv@gmail.com

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT karena atas berkat rahmat dan karunianya usaha
untuk penyusunan sebuah Buku Ajar Persamaan Diferensial
Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik ini dapat
terselesaikan dengan baik. Materi yang terdapat di dalam buku
ajar ini sebahagian besar adalah merupakan catatan-catatan
penulis selama mengampu mata kuliah Persamaan Diferensial di
semester dua fakultas teknik program studi teknik komputer
Universitas Wiralodra Indramayu. Sementara untuk aplikasinya,
yang penulis ambil dan rangkum dari beberapa buku literatur
adalah merupakan usaha penulis untuk memberikan gambaran
tentang penerapan mata kuliah persamaan diferensial dalam
bidang ilmu teknik dan rekayasa.
Ucapan terima kasih ingin penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Hamdani Abdulgani, S.T.,M.Si selaku dekan
fakultas teknik Universitas Wiralodra Indramayu.
2. Rekan-rekan sesame dosen di lingkungan Universitas
Wiralodra serta semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu atas semua bentuk support dan
dukungannya sehingga penyusunan buku ajar ini
terselesaikan dengan baik.

Akhirnya penulis pun menyadari bahwa buku ajar ini tentu


masih banyak kekurangan. Oleh karenanya, kritik dan saran
terhadap penyempurnaan buku ajar ini sangat diharapkan.
Semoga buku ajar ini dapat memberikan manfaat dan kemudahan
bagi mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Wiralodra

iii
Indramayu pada umumnya dan mahasiswa Program Studi
Teknik Komputer pada khususnya.

Indramayu, 30 Oktober 2019


Penulis,

R. Purnama

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................ iii


DAFTAR ISI ............................................................................... v
BAB 1. KONSEP DASAR PERSAMAAN
DIFERENSIAL ....................................................... 1
BAB 2. SOLUSI DASAR PERSAMAAN
DIFERENSIAL ORDE SATU ................................ 9
BAB 3. PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER .............. 23
BAB 4. PERSAMAAN DIFERENSIAL NON
LINIER ................................................................. 34
BAB 5. PERSAMAAN DIFERENSIAL
HOMOGEN .......................................................... 39
BAB 6. PERSAMAAN DIFERENSIAL EXACT ............. 48
BAB 7. APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL
ORDE SATU ........................................................ 54
BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE
LEBIH DARI SATU ............................................. 88
BAB 9. PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE
DUA...................................................................... 94
BAB 10. OPERATOR D ................................................... 100
BAB 11. APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL
ORDE DUA ........................................................ 106

DAFTAR PUSTAKA ............................................................. 110


LAMPIRAN ............................................................................ 111

v
vi
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 1. KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

1.1. Pengertian Persamaan Diferensial

Persamaan differensial adalah sebuah persamaan yang melibatkan sebuah fungsi yang tidak
dikenal (unknown) dan turunan dari suatu fungsi atau suatu persamaan yang memuat suku-suku
dari fungsi tersebut dan atau turunannya. Bila fungsi tersebut bergantung hanya pada satu
variabel bebas real maka disebut sebagai persamaan differensial biasa (PDB), misalnya :

=2 +3 (1.1)

+2 =1 (1.2)

, , , ,….. = 0 (1.3)

+ + =0 (1.4)

Sedangkan apabila fungsi tersebut terdiri lebih dari satu variabel bebas maka disebut persamaan
differensial parsial (PDP), misalnya :

−4 =0 (1.5)

( , , , , ,…..) = 0 (1.6)

+ + +2 =0 (1.7)

Berikut ini adalah beberapa contoh lain dari persamaan differensial biasa (PDB) dan persamaan
differensial parsial (PDP) :

= (Persamaan Airy) (1.8)

+ = (Persamaan Bernoulli) (1.9)

+ +( − 4) = 0 (Persamaan Bessel) (1.10)

1
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

− (1 − ) + =0 (Persamaan Van Der Pol) (1.11)

+ =0 (Persamaan Flux) (1.12)

= (Persamaan Gelombang) (1.13)

+ =0 (Persamaan Laplace) (1.14)

Persamaan (1.8) sd (1.11) merupakan persamaan differensial biasa (PDB) dengan variabel bebas
dan variabel tak bebas . Sedangkan persamaan (1.12) sd (1.14) merupakan persamaan
diferensial parsial (PDP).

1.2. Notasi Turunan

Ada beberapa cara penulisan atau notasi untuk menyatakan sebuah turunan, yaitu :

1. Notasi Leibniz : , , ……..

( ) ( ) ( )
2. Notasi ′: , , , , ………

( ) ( )
3. Notasi ′: ′( ), ′′( ), ′′′( ), ( ) ……… ( )

4. Notasi :

Misalnya, notasi ′ adalah merepresentasikan apabila variabel bebasnya adalah , dan

apabila variabel bebasnya adalah . Begitu pula, notasi ′′ adalah merepresentasikan

apabila variabel bebasnya adalah , dan apabila variabel bebasnya adalah .

1.3. Orde dan Pangkat Persamaan Diferensial

Orde dari suatu persamaan diferensial adalah ditentukan oleh turunan tertinggi yang terdapat
dalam persamaan diferensial tersebut, misalnya :

− = 0 adalah PD orde Satu.

2
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

− sin = 0 adalah PD orde dua.

− + = 0 adalah PD orde 3.

Dari contoh-contoh diatas sebelumnya, persamaan Bernouli mempunyai orde 1. Sedangkan


persamaan Ary, Bessel dan Van Der Pol berorde 2.

Sementara itu pangkat tertinggi dari turunan tertinggi yang terdapat pada suatu persamaan
diferensial tersebut disebut dengan pangkat atau derajat, misalnya :

− = adalah PD orde satu pangkat satu.

−2 + + −3 adalah PD orde 3 pangkat 2.

1.4. Solusi Umum dan Solusi Khusus Persamaan Diferensial

Solusi umum adalah penyelesaian dari suatu persamaan diferensial yang (masih) memuat
konstanta parameter yang banyaknya sama dengan orde persamaan diferensial tersebut.
Sementara solusi khusus adalah suatu penyelesaian bila konstanta parameter tersebut telah
dinyatakan dengan suatu harga atau nilai tertentu.

1.5. Pembentukan Persamaan Diferensial

Secara matematis, persamaan diferensial terjadi apabila ada konstanta sembarang dieliminasikan
dari suatu fungsi tertentu yang diberikan.

Contoh :

Bentuklah persamaan diferensial dari fungsi-fungsi berikut ini :

1. = sin + cos

2. = +

3. = +

Dimana A dan B adalah konstanta sembarang

3
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

1. = sin + cos , tentukan turunan pertama dan keduanya :

= cos − sin

= − sin − cos = −

maka persamaan diferensialnya adalah,

+ =0

2. = + , tentukan turunan pertamanya :

= + = + → = − → = ( − )

( − ) − 1− + 2 −
= 1− =1− =1− = 1− = =

maka persamaan diferensialnya adalah,

=2 −

3. = + , tentukan turunan pertama dan keduanya :

= +

=2 +

=2 → =

= + → = −

1
= + −
2

4
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

= + −
2

maka persamaan diferensialnya adalah,

= −

Dari contoh-contoh diatas terlihat bahwa persamaan diferensial orde ke-n adalah diturunkan dari
fungsi yang mempunyai n-buah konstanta sembarang.

Soal Soal Latihan :

Bentuklah persamaan diferensial dari fungsi-fungsi berikut ini :

1. =

2. = +

3. = ( + )

4. =

5. = ( cos 3 + sin 3 )

1.6. Bentuk-Bentuk Diferensial Dan Standarnya

Bentuk standar untuk sebuah persamaan diferensial orde satu dalam fungsi ( ) yang tidak
diketahui (unknown) adalah :

′= ( , ) (1.15)

dimana turunan ′ hanya muncul pada sisi kiri seperti dituliskan dalam bentuk persamaan diatas.
Sementara pada sisi kanan selalu dapat ditulis sebagai sebuah hasil bagi (quotient) dari dua
fungsi ( , ) dan − ( , ). Sehingga bentuk standar persamaan diatas menjadi =

( , )/− ( , ) yang mana adalah ekivalen dengan bentuk differential,

( , ) + ( , ) =0 (1.16)

5
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Pertimbangkanlah sebuah persamaan diferensial dalam bentuk standar (1.15). Jika ( , )


dituliskan sebagai ( , ) = − ( ) + ( ) (yaitu, sebagai sebuah fungsi dikalikan ,
ditambah dengan fungsi yang lain), maka bentuk persamaan diferensial tersebut adalah linear.
Persamaan diferensial linear orde satu selalu dapat dinyatakan sebagai :

′+ ( ) = ( ) (1.17)

Sementara sebuah persamaan diferensial Bernoulli adalah sebuah persamaan yang mempunyai
bentuk sebagai berikut,

′+ ( ) = ( ) (1.18)

dimana merupakan sebuah bilangan real. Akan tetapi apabila = 1 atau = 0, maka sebuah
persamaan Bernoulli tersebut berubah menjadi sebuah persamaan diferensial linear.

Sementara itu, sebuah persamaan diferensial dalam bentuk standard (1.15) adalah dikatakan
homogen apabila memenuhi :

, = ( , ) (1.19)

dimana adalah konstanta dan n merupakan suatu bilangan.

Berikutnya pertimbangkanlah sebuah persamaan diferensial dalam bentuk (1.9). Apabila


( , ) = ( ) (sebuah fungsi yang hanya terdiri dari dan ( , ) = ( ) (sebuah fungsi
yang hanya terdiri dari , maka persamaan diferensial tersebut dapat dipisahkan atau persamaan
yang variabel-variabelnya dapat dipisahkan.

Dan sebuah persamaan diferensial dalam bentuk (1.16) adalah dikatakan exact apabila memenuhi
:

( , ) ( , )
= (1.20)

Berdasarkan sifat kelinearan (pangkat satu) dari variabel tak bebasnya, persamaan differensial
dapat dibedakan menjadi persamaan differensial linear dan persamaan differensial tidak linear.
Bentuk umum dari persamaan linear orde n diberikan oleh :

6
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

( ) + ⋯+ ( ) + ⋯+ ( ) = ( ) dengan ( )≠0

dimana ( ), … , ( ) disebut koefisien persamaan diferensial

Apabila ( ) = 0, maka persamaan tersebut dinamakan persaaan differensial linear homogen.


Sedangkan apabila ( ) ≠ 0, maka persamaan tersebut dinamakan persamaan differensial
linear tak homogen. Dari contoh-contoh terdahulu, persamaan Airy dan Bessel merupakan
persamaan differensial linear homogen. Sementara apabila tidak dapat dinyatakan seperti bentuk
diatas persamaan differensial linear homogen atau persamaan differensial linear tak homogen
dikatakan persamaan differensial tidak linear. Dari contoh-contoh diatas, persamaan Bernoulli
dan Van Der Pol adalah merupakan persamaan differensial tidak linear.

Beberapa cara untuk mendapatkan solusi dari sebuah persamaan diferensial akan dibahas pada
bab-bab berikutnya. Untuk mempermudah dalam mempelajari cara mendapatkan solusi
persamaan diferensial, pembahasan akan dimulai dengan pembahasan dari bentuk persamaan
diferensial yang paling dasar yaitu persamaan diferensial orde satu. Sementara untuk persamaan
diferensial orde lebih dari satu akan diperkenalkan pada bab-bab terakhir dari buku ajar ini.

7
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Soal Soal Latihan

Klasifikasikan persamaan-persamaan diferensial berikut ini menurut orde, persamaan diferensial


linear, persamaan diferensial tidak linear, persamaan diferensial homogen atau persamaan
diferensial tidak homogen.

1. + =1

2. + + + =0

3. + +3 =1

4. =

5. + = sin

6. + sin( + ) = sin

7. + =0

8. ( + ) + (3 − 1) =0

9. ( + ) +2 =0

10. =

11. + + =0

12. =

13. − =0

8
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 2. SOLUSI DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Berikut ini adalah dua metode yang paling mendasar untuk mendapatkan sebuah solusi dari suatu
persamaan diferensial orde satu. Sementara untuk solusi-solusi lainnya akan dijelaskan tersendiri
pada pembahasan bab-bab berikutnya.

1. Penyelesaian dengan Metode Integrasi Langsung (direct integration)

Bentuk umumnya adalah,

= ( ) (2.1)

dimana ( ) adalah merupakan sebuah fungsi dari atau sebuah fungsi yang hanya berisi
variabel . Dan dari bentuk tersebut dapat dirubah menjadi :

= ( ) (2.2)

Kemudian kita integralkan sisi atau ruas kanannya menjadi sebagai berikut,

=∫ ( ) +

dimana merupakan sebuah konstanta integrasi.

Maka solusi umum dari persamaan diferensial tersebut adalah adalah :

= ( )+ (2.3)

Contoh

Tentukanlah solusi umum dari persamaan-persamaan diferensial berikut ini :

1. =2 +3 +1

2. =5 +4

3. = sin cos

4. =4

9
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

1. =2 +3 +1

Kita rubah terlebih dahulu bentuk persamaan diatas menjadi seperti berikut ini,

= (2 + 3 + 1) +

Kemudian langkah selanjutnya adalah dengan mengintegralkan sisi sebelah kanannya.

Sehingga solusi umumnya akan didapatkan sebagai berikut :

= ∫ (2 + 3 + 1) +

2 3
= + + +
3 2

2. =5 +4

Bagi kedua ruanya dengan sehingga didapatkan bentuk berikut,

4
=5 +

langkah berikutnya pindahkan ke ruas kanan,

4
= 5 +

kemudian kita integralkan ruas kanan dari persamaan tersebut sehingga menjadi,

4
=∫ 5 + +

Maka solusi umumnya akan didapatkan sebagai berikut :

= + 4 ln + .

10
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

3. = sin cos :

= sin cos

= ∫ sin cos +

= ∫ sin sin +

1
= sin +
4

4. =4:

4
= =4

=4

= ∫4 +

= −4 +

Catatan :

Apabila kita diberitahukan sebuah harga untuk sebuah harga tertentu, maka nilai dari
persamaan tersebut dapat dihitung dan kemudian hasilnya disebut sebagai solusi khusus.
Misalnya untuk soal no 4 diatas, diketahui bahwa solusi umumnya adalah,

= −4 +

Dan apabila diberikan bahwa nilai = 3 untuk = 0, maka didapatkan solusi khususnya
adalah,

= −4 + 7.

11
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

2. Penyelesaian Dengan Metode Pemisahan Variabel (Separation of Variables)

Sebelumnya, jika persamaan diferensial yang berbentuk = ( ) dapat diselesaikan dengan

metode integrasi langsung. Maka untuk persamaan diferensial yang berbentuk = ( , ),

variabel-variabel yang muncul di ruas kanan mencegah dan menyulitkan kita untuk
menyelesaikannya dengan metode integrasi langsung,

( )
= ( ) ∙ ( ) atau = ( )

Oleh karenanya, bentuk umum persamaan,

( , ) + ( , ) =0

dapat dijadikan dalam bentuk :

1. ( ) + ( ) =0

∫ ( ) +∫ ( ) =0 (2.4)

Dimana ( ) adalah suatu fungsi kontinu hanya dari dan ( ) adalah suatu fungsi hanya
dari .

2. ( )∙ ( ) + ( )∙ ( ) =0

dibagi dengan ( )∙ ( ) , menjadi,

( ) ( )
+ =0
( ) ( )

dan solusi umumnya kemudian dapat dilakukan dengan metode integrasi langsung,

( ) ( )
∫ ( )
+ ∫ ( )
= (2.5)

( ) ( )
∫ ( )
= −∫ ( )
+ (2.6)

12
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Pertimbangkanlah, misalnya ada sebuah persamaan diferensial yang berbentuk seperti berikut
ini,

( )+ ( ) =0 (2.7)

dimana adalah sebuah fungsi kontinu yang hanya berisi variabel , dan adalah sebuah
fungsi kontinu yang hanya berisi variabel . Semua suku-suku dapat dikumpulkan dan
dikelompokkan dengan dan begitu pula semua suku-suku dikelompokkan dengan , dan
sebuah solusi dari persamaan tersebut kemudian dapat diperoleh melalui proses integrasi.
Persamaan-persamaan semacam ini adalah dikatakan dapat dipisahkan (separable), dan metode
penyelesaiannya disebut sebagai metode pemisahan variabel. Sebuah persamaan yang dapat
dipisah seperti pada (2.5), dapat diselesaikan dengan cara mengintegralkan fungsi dan fungsi
.

Berikut ini adalah beberapa contoh persamaan-persamaan diferensial yang dapat dipisahkan :

Persamaan Diferensial Awal Ditulis Kembali Dengan Variabel-Variabel Yang Terpisah

+4 =0 4 = −

(cos ) = sin = tan

Contoh :

Carilah solusi umum dari persamaan-persamaan diferensial berikut ini :

1. ( + 4) =

2. ( +2 ) + (3 + + 1) =0

3. =

4. + =0

5. + =0

13
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

6. + =0

7. ( − 1) − ( − 1) =0

8. =

9. = (1 + )(1 + )

10. =

11. =

12. ∙ = cos

13. = −

Penyelesaian :

1. ( + 4) =

Bentuk diferensialnya adalah sebagai berikut,

( + 4) = ,

kemudian dipisahkan, dimana suku dikelompokkan dengan dan suku dikelompokkan

dengan sehingga persamaannya menjadi,

= .

Langkalh selanjutnya adalah mengintegralkan kedua sisi persaman tersebut,

=
+4

1
ln = ln ( + 4) +
2

14
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

(√ )
=

= +4

= ± +4

Maka akan didapatkan solusi umumnya adalah sebagai berikut :

= +4

2. ( +2 ) + (3 + + 1) =0

∫( +2 ) + ∫ (3 + + 1) =

1 1
+ + + + =
4 2

+4 +4 +2 + 4 = , (dimana =4 )

3. =

− =0

− =
4

− − = atau :

− + = atau :

+ = , dimana = −3

15
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

4. + =0

= −

= −

+ =0

+ =

1 1
+ =
3 2

5. + =0

+ =

1 1 1
+ =
2 2 2

+ =

6. + =0 :

+ =0

+ =

ln + ln = ln , atau =

7. ( − 1) − ( − 1) =0

− =0
−1 −1

16
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

− =
−1 −1

1 1 1
ln ( − 1) − ln ( − 1) = ln
2 2 2

−1
=
−1

8. = :

( + 1) =2

( + 1) =2

( + 1) = 2

1
+ = +
2

9. = (1 + )(1 + ) :

= (1 + )
1+

1
= (1 + )
1+

ln (1 + ) = + +
2

10. = :

+1
=
+1

+1
( + 1) =

17
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

1
( + ) = +

1
( + ) = +

+ = + ln +
3 2 2

11. = :

1 1
=

ln = ln +

ln = ln + ln

12. ∙ = cos :

sin
= cos
1+

1 cos
=
1+ sin

1 cos
=
1+ sin

ln (1 + ) = ln sin +

ln (1 + ) = ln sin + ln

1+ = sin

= sin −1

18
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

13. = − :

=( − )

= ( − 1)

1
= ( − 1)

1
ln = − +
2

19
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Soal-Soal Latihan :

1. =

2. =5

3. =

4. =2 ( + 9)

5. = −2 +2

6. − =0

7. =

8. =

9. ( − 3) =4

10. + ( + 1) =0

11. ( + 1) + ( − 1) =0

12. (1 + ) =

13. (1 − ) + (1 − ) =0

14. 2 (4 − ) + ( − 1)( + 2) =0

15. (1 + 2 ) = 2 (1 + )

16. + ( + 1) =0

17. + √1 − =0

20
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

18. ( − ) +( + ) =0

( )
19. =

20. =

21. =

22. +2 =2

23. ( + 1) + √ +1 =0

24. =

25. =

26. =

27. = +

28. cos = +3

29. − =

30. =9

31. =7 +9 +

32. =

33. =

34. − =0

21
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

35. =

36. =

37. =5

38. =

39. =

40. + =0

41. + =0

42. + =0

43. =

44. 2 =3

45. =

46. =

47. (1 − ) =

48. 2 ( + 1) − =0

49. =

50. =

22
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 3. PERSAMAAN DIFERENSIAL LINIER

Dalam bab ini, kita akan mempelajari bagaimana cara untuk menyelesaikan suatu kelas
persamaan diferensial orde satu yang sangat penting. Sebuah persamaan diferensial linear orde
satu adalah sebuah persamaan diferensial yamg mempunyai bentuk umum sebagai berikut,

+ ( ) = ( ) (3.1)

dimana dan adalah fungsi-fungsi kontinu dari . Persamaan diferensial linear orde satu ini
dikatakan sebagai bentuk standarnya. Untuk menyelesaikan sebuah persamaan diferensial linear,
tulislah dalam bentuk standarnya untuk mengidentifikasi fungsi-fungsi ( ) dan ( ).
Kemudian integrasikan ( ) dan bentuklah pernyataan,

∫ ( )
( )= (3.2)

yang merupakan sebuah faktor integrasi ( ) atau integrating factor. Dan solusi umum dari
persamaan diferensial tersebut adalah :

= ( )
∫ ( ) ( ) (3.3)

Faktor integrasi ini sangatlah penting dan membantu dalam menyelesaikan sebuah persamaan
diferensial linear dengan bentuk ′ + ( ) = ( ).

Berikut ini adalah cara pemecahan persamaan diferensial linear orde satu,

+ ( ) = ( )

Dimana dan adalah fungsi-fungsi yang kontinu dari .

Misal : = ∙ ; dimana = ( ) dan = ( ).

= + + ( ) = ( )

+ + ( ) = ( )

23
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

+ + ( ) = ( ) (3.4)

Pilih u sedemikian rupa sehingga,

+ ( ) = 0……; = ( ) (3.5)

= − ( ) → = − ( )

∫ = −∫ ( ) → ln = −∫ ( ) +

∫ ( )
Ambil = 0, maka =

( ) → ∫ ( )
= ∙ = ( )

∫ ( ) ( )
∙ =

( )∙ ∫ ( )
=

∫ ( )
=∫ ∙ ( ) + (3.6)

∫ ( ) ∫ ( )
Maka : = ∙ → = ∙ [∫ ∙ +

Maka solusi umumnya adalah,

= ( )
∫ ( ) ( ) (3.7)

Contoh :

Selesaikanlah persamaan-persamaan diferensial linear dibawah ini :

1. + =

2. − =

3. + =

24
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

4. +3 =

5. + =

6. + =

7. +5 =

8. − =

9. + =

10. + = cos

Penyekesaian :

1. + = ,

Persamaan diferensial linear diatas adalah sudah dalam bentuk standarnya. Kemudian

langkah selanjutnya adalah menentukan nila ( ) dan ( ),

( ) = 1 dan ( )=

Untuk menentukan faktor integrasinya ( ), maka gunakan persamaan (3.2) diatas,

∫ ( ) ∫
( )= = = .

Dan untuk mendapatkan solusi umumnya adalah gunakan persamaan (3.7) :

1
= ( ) ( )
( )

1
= ( )

25
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

1
= +
2

1
= +
2

2. − = :

1
+ = → =− , =

∫ ∫
= ∙ { ∙ + }

∫ ∫
= ∙ { ∙ + }

1
= ∙ + = ( + )

= +

atau :

1
+ ( ) = ( ) → ( )=− , ( )=

∫ ( ) ∫( ( ) )
∙ = ∙ +

∫ ( )
faktor integrasi

∫ ,∙ +
=

3. + = :

( )= , ( )=

= ∫ =

26
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

1
∙ = = ∙ +

+
= = +

4. +3 = :

+ ( ) = ( )

+3 =

( ) = 3, ( )=

= ∫ =

∫ ∙ + ∫ ∙ + ∫1 +
= = =

+
=

5. + = :

( )= , ( )=

= ∫ =

∙ = +

+
=

27
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

6. + = :

1
( )= , ( )=


= = =

1
∙ = = +
3

1
+ 1
=3 = +
3

7. +5 = :

( )= 5, ( )=

= ∫ =

1
∙ = = +
7

1
+ 1
=7 = +
7

8. − = :

( )= 1, ( )=

= ∫ =

∙ = (− )∙ +

=− − +

− − +
=

28
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

9. + = :

1
+ =

1
( )= , ( )=

= ^

10. + = cos :

( )= , ( ) = cos


sin
= = +
2

sin
= 2 + =
sin
+
sin 2

29
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Soal-Soal Latihan :

1. −3 =6

2. −2 =

3. + =

4. + = sin

5. −5 =0

6. − = −

7. + =4

8. + = 100

9. + =

10. +3 =

11. + = sin

12. tan + = sec

13. − =2

14. − 2 = cos 2

15. −2 =6

16. + =

30
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

17. ( + 1) + =

18. ln + =1

19. ( + 1) + = ( + 1)

20. −5 =

21. (1 − ) − =1

22. + 4 = 10

23. + tan( ) = cos

24. = −2

25. =

26. ( + 1) +2 =

27. = cos − cos

28. =

29. + =

30. ( + 1) + = ( + 1)

31. −3 =6

32. −2 =

33. + =

31
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

34. + = sin

35. −5 =0

36. +5 =0

37. − 0.01 = 0

38. +3 =0

39. −3 =0

40. + =0

41. − =0

42. − 7 = 14

43. + =

44. = cos

45. + =

46. + =

47. + =

48. − =0

49. −7 =

50. + =

32
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

51. + =

52. − =

53. −7 =

54. − 7 = sin 2

55. ( +2 ) − =0

56. = ( −3 )

57. ( − 2) + (3 − ) =0

33
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 4. PERSAMAAN DIFERENSIAL NON LINIER

Bentuk umum dari sebuah persamaan diferensial non linear adalah,

+ ( ) = ( ) (4.1)

Dan persamaan diatas disebut juga sebagai persamaan Bernoulli. Sementara cara
penyelesaiannya adalah dengan merubah terlebih dahulu bentuk persamaan tersebut diatas
menjadi bentuk persamaan diferensial linier.

Perhatikan kembali pada persamaan (4.1) diatas, lalu bagi kedua ruasnya dengan ,

+ ( ) = ( ) , atau :

+ ( ) = ( ) (4.2)

Dimisalkan = ,

= (1 − ) (4.3)

Kalikan kedua ruas persamaan (4.2) dengan (1 − ),

(1 − ) + (1 − ) ( ) = (1 − ) (4.4)

+ ∙ =

+ = (4.5)

Terlihat dari persamaan (4.5) diatas yang merupakan bentuk persamaan diferensial linier.

Penyelesaian dengan rumus :

( )∫
= (1 − ) ∙ [∫ − 1∫ ∙ + ] (4.6)

Contoh :

1. + =( + 1)

34
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

2. + =

3. + =

Penyelesaian :

1. + =( + 1)

1
= , = +1 , =3

∫ ∫
= −2 ∙ ∙ +1 +

= −2 ∙( + 1) +

1
= −2 [ 1+ + ]

= −2 [ (1+ ) + ]

1
= −2 + +

= −2 +2 −2 , = −2

=2 + −2

2. + =

dibagi dengan ,

1 1
+ =

dikalikan dengan -2,

2 2
− − = −2

35
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

2 2
+ =2

misal : = = → = −2

− 2 = −2

= −2 , = −2

= ∫ =

Ingat kembali untuk penyelesaian persamaan diferensial linier :

∫ ,∙ +
=

1 1
∙ = ∙ (−2 ) = − − +
2 4

1
+ +
2

1
+ +
2

1
∙ +2 + 1
= = = + +
2

1
= + +
2

3. + = :

+ =

1 1
+ =

36
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Missal : = → = → = −5

5 5
− − = −5

5
− = −5

5
=− , = −5


= = =

1
∙ = −5 ∙ = −5 = −5∙ +
−2

5
= +
2

5
+ 5
= 2 = + =
2

5
= +
2

37
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Soal-Soal Latihan :

1. + =( + )

2. + =

3. − = cos

4. 2 −3 =

5. −2 = ( + 1)

6. + =

7. + =

8. − + =0

9. + = ln

10. − =

38
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 5. PERSAMAAN DIFERENSIAL HOMOGEN

Suatu fungsi ( , ) dikatakan homogen apabila mempunyai sifat,

, = ( , ) (5.1)

dimana adalah konstanta dan n merupakan suatu bilangan.

Berikut adalah beberapa contoh fungsi homogen :

1. ( , )= + → , = +

= ( + )

= ( , ) orde dua

2. ( , )= → , = ( )

= ( , ) orde nol

Persamaan dengan bentuk ( , ) + ( , ) = 0 disebut homogen apabila ( , ) dan


( , ) adalah fungsi-fungsi homogen dengan orde sama atau berderajat sama. Dalam
pengertian pangkat dan pangkat yang terlibat dalam masing-masing suku mempunya derajat
yang sama.

( , )
Juga untuk persamaa diferensial dengan bentuk : = ( , )
.

Persamaan tersebut digunakan apabila faktor " " dan " " tidak dapat dipisahkan.

( , ) + ( , ) =0 (5.2)

Gunakan substitusi : = ∙ → = ,

= +

39
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

= ∙1+

= +

( , ) → ( , )= ( )

( , ) → ( , )= ( )

∙ ( ) + ( )( + )=0

Dibagi dengan suku ,

[ ( )+ ( )] + ( ) =0 (5.3)

Dibagi dengan [ ( )+ ( )] sehingga dapat dipisahkan,

( )
+ =0
( )+ ( )

( )
∫ +∫ ( ) ( )
= (5.4)

Sehingga persamaan diatas menjadi persamaan diferensial dengan variable yang terpisah.

Contoh :

Pecahkanlah persamaan-persamaan diferensial homogen berikut ini :

1. =

2. =

3. =

4. ( + ) + =0

5. =

40
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

1. = :

= + , (homogen derajat 1)

= → = ∙ → = +

− + =0

( + )−( + ) =0

( , ) + ( , ) =0

[ ( )+ ( )] + ( ) =0

( − − ) + =0

− + =0

dibagi dengan ,

− + =0

dibagi dengan ,

− + =0

1
− + =

− ln + = → = ln + ; = ln

ln = ln (ln )

= ln (ln )

41
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

= ln (ln )

= ln (ln )

2. = ,

= + +

+ + − =0

= → = ∙ → = +

+ + − ( + )=0

+ + − − =0

( (1 + ) − =0

( (1+ ) − =0

dibagi dengan ,

(1+ − =0

dibagi dengan √1 + ,

1
− =0
√1 +

1 1
− =
√1 +

ln − ln ( + +1) = → = ln

ln − ln ( + +1) =

42
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

+ +1 =

+ +1 =

+
+ =

1
+ + =

+ + =

3. =

=( + )

( + ) − =0

= → = ∙ → = +

( + ) − ( + )=0

+ − − =0

− =0

dibagi dengan ,

− =0

dibagi dengan ,

1
− =0

1
− =

43
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

1
ln − = ln
2

1
ln − ln = ( )
2

ln =
2

=2 ln

4. ( + ) + = 0 (homogen derajat 2, orde 1)

= → = ∙ → = +

( + ) + ( + )=0

( +2 ) + =0

(1+2 ) + =0

dibagi dengan (1 + 2 ),

1 1
+ =0
1+2

1 1
+ =
1+2

ln + ln (1 + 2 ) = ln ; ( = ln )

( √1 + 2 =

( 1+2 =

5. =

3 = (3 − ) ; (homogen derajat 3)

44
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

(3 − ) −3 =0

= → = ∙ → = +

(3 − )−3 ( + )=0

− −3 =0

+3 =0

dibagi ,

1
+3 =0

1
+ 3 = 0

ln + =

Ln + = ln ; ( = ln )

ln + = ln

ln + ln = ln

ln + ln = ln

45
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Soal-Soal Latihan :

1. =

2. =

3. = +

4. =

5. = −

6. = −

7. = 1 + − cos

8. =

9. (3 + ) +( +3 ) =0

10. + − =0

11. =

12. − =

13. (2 − ) =2 + ; = 3, =2

14. ( + )+( − ) =0

15. ( + )=3

16. − 3 + (4 + 3 ) =0

46
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

17. ( +3 ) = +3

18. =

19. 2 = +

20. =

21. cos = cos −

22. ( + ) = −

23. =

24. = +

47
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 6. PERSAMAAN DIFERENSIAL EXACT

Bentuk umum dari sebuah persamaan difernsial exact adalah,

( , ) + ( , ) =0 (6.1)

Sebuah persamaan adalah dikatakan persamaan diferensial exact apabila ruas kiri adalah
difrensial dari ( , ) = 0.

( , )= + =0 (6.2)

= ; =

= ; = (6.3)

Dan berlaku,

= (6.4)

Sementara solusi umum dari sebuah persamaan diferensial exact adalah :

( , )= (6.5)

Contoh :

Carilah solusi umum dari persamaan-persamaan diferensial exact berikut ini :

1. (6 − ) + (4 + 3 −3 )=0

2. 2 +( + 1) =0

3. (2 +2 + ) + (2 + ) =0

4. ( + ) + + =0

48
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

1. (6 − ) + (4 + 3 −3 )=0:

(6 − ) + (3 +4 −3 )=0

cari turunan parsialnya untuk memeriksa,

( , )= ( , )

=6 − , =3 +4 −3

= 6 −3 , =6 −3 → =

integrasikan ( , ) terhadap untuk membentuk fungsi ( , ) dan tambahkan

konstanta integrasi ( ),

( , )= ( , ) + ( )

= (6 − )+ ( )

=3 − + ( )

untuk mendapatkan ( ),

( , )≡ ( , )

( , )=3 − + ( )

diturunkan terhadap ,

( , )=3 −3 + ′( )

3 −3 + ′( )=3 +4 −3

′( )=4

49
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

( ) = 4 =2 → ( )=2

Maka solusi umumnya adalah :

( , )=

3 − +2 =

3 +2 − =

2. 2 +( + 1) = 0,

=2 ; =2

( , )= ( , ) + ( )

= 2 + ( )

= + ( )

( , )≡ ( , )

+ ′( )= +1 → ′( )=1 → ( )= ( ) =

( )=

Solusi umumnya adalah :

( , )=

+ =

( + 1) =

50
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

3. (2 +2 + ) + (2 + ) = 0,

=4 +2 + ; =4 + + ∙2

( , )= ( , ) + ( )

1
= + − + ( )
2

1
( , )=2 + − + ′( )=2 +
2

1 1 1
′( )= → ′( )= =
2 2 2

Solusi umumnya adalah,

( , )=

+ =

4. ( + ) + + = 0,

= ; =

( , )= ( , ) + ( )

= ( + ) + ( )

1 1
= + + ( )
3 2

1 1
( , )= + ′( )= +
2 2

′( )= → ( ) = = ( )

51
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

1
( )=
3

Solusi umumnya adalah,

( , )=

1 1 1
+ + =
3 2 3

52
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Soal-Soal Latihan :

1. (2 + ) +( −2 ) =0

2. (5 − ) + (10 −4 +5 ) =0

3. (1 + 2 ) + =0

4. 3 (1 + ) + [ (1 + ) + sin =0

5. (2 cos − ) − sin =0

6. ( +6 ) + (2 +2 ) =0

7. (3 +3 ) + (3 −3 +2 ) =0

8. sin 2 −3 cos =0

9. (3 + sin 2 + (6 + sin 2 ) =0

10. +5 −4 + 3 − + 10 =0

11. ( +3 ) + =0

12. (6 + ) + (2 −3 ) =0

13. ( +2 + 1) + (2 + ) =0

14. =

15. + +1 − − =0

16. + ln + + + ln + sin =0

17. + =0

53
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 7. APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

Problem Campuran (Larutan)

Masalah campuran atau larutan ini adalah masalah umum yang banyak terjadi dalam bidang
kima. Pertimbangkanlah sebuah tangki yang pada awalnya menampung sebanyak galon
larutan atau air garam (brine) yang berisi Ib garam. Dan suatu larutan lainnya, yang berisi Ib
garam per galon, kemudian dituangkan kedalam tangki tersebut pada laju galon per menit.
Sementara itu secara simultan, larutan yang diaduk secara merata tersebut juga dialirkan keluar
dari tangki tersebut pada laju galon per menit. Problemnya ssekaranga adalah bagaimana kita
menentukan jumlah garam yang ada pada tangki tersebut pada suatu waktu tertentu ?

Misalkan menyatakan jumlah (dalam pounds) garam didalam tangki pada suatu waktu . Laju

waktu perubahan dari , yaitu , sama dengan laju dimana garam memasuki tanki tersebut

minus laju dimana garam meninggalkan tangki. Garam memasuki tangki pada laju Ib per
menit. Untuk menentukan laju dimana garam meninggalkan tangki, pertama-tama kita harus
menghitung volume dari larutan garam (brine) pada tangki pada suatu waktu , yang mana
volume awalnya adalah plus volume larutan garam yang ditambahkan minus volume
larutan garam yang dialirkan . Oleh karenanya, volume larutan garam pada suatu waktu
adalah ,

+ −

Konsentrasi dari garam didalam tangki pada suatu waktu adalah /( + − ), yang mana
diikuti bahwa garam meninggalkan tangki pada laju,

lb per menit

54
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

maka,

= −
+ −

atau

+ =
+( − )

Contoh 1 :

Sebuah tangki pada awalnya menyimpan 100 galon larutan garam (brine) yang berisi 20 lb
garam. Pada saat = 0, air murni dituangkan kedalam tangki tersebut dengan laju 5 galon per
menit., sementara campuran yang diaduk dengan baik tersebut juga dialirkan dan dikeluarkan
dari tangki tersebut dengan laju yang sama. Hitunglah jumlah garam yang ada dalam tangki
tersebut pada saat .

Penyelesaian :

Disini, = 100, = 20, = 0 dan = = 5. Persamaan + ( )


= diatas

menjadi,

1
+ =0
20

Solusi dari persamaan linear ini adalah,

Pada saat = 0, kita diberikan bahwa = = 20. Dengan mensubstitusikan nilai-nilai ini pada
persamaan diatas, maka kita dapatkan bahwa = 20. Sehingga persamaan diatas dapat
dituliskan kembali menjadi :

= 20

55
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Catatan :

Ketika → ∞, → 0 seperti yang seharusnya, karena hanya ada air murni yang
ditambahkan pada tangki tersebut.

Contoh 2 :

Sebuah tangki pada awalnya berisi 120 galon air asin, yang mengandung 75 pound garam yang
terlarut dalam campuran. Air garam yang mengandung 1,2 pound garam per galon dimasukkan
kedalam tangki tersebut dengan laju 2 galon per menit. Sementara air asin keluar dari tangki
tersebut juga dengan laju yang sama. Jika campurannya dipertahankan seragam dengan adukan
yang konstan. Tentukan jumlah garam yang ada dalam tangki setelah waktu 1 jam.

Penyelesaian :

Andaikan sebagai jumlah pound garam dalam tangki pada akhir menit. Dari aliran masuk air
asin, tangki memperoleh 2,4 pound garam per menit; dan dari aliran keluar, tangki kehilangan
pound per menit. Jadi,

1
= 2,4 −
60

Pada saat = 0, = 75. Persamaan diatas dapat dituliskan menjadi,

1
+ = 2,4
60

Yang merupakan bentuk persamaan diferensial linear yang sudah kita pelajari sebelumnya.

Persamaan tersebut memiliki faktor integrasi = , sehingga didapat,

= 2,4

Kita menyimpulkan bahwa

= 2,4 = (60)(2,4) +

56
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Dengan mensubstitusi nilai = 75 pada saat = 0, maka akan didapatkan nilai = −69,
sehingga,

= 144 − 69 = 144 − 69

Pada waktu 1 jam ( = 60), maka akan didapatkan jumlah garam sebanyak :

= 144 − 69 ≈ 118,62 pound

Perhatikan bahwa limit nilai untuk ketika → ∞ adalah 144. Hal ini bersesuaian dengan
kenyataan bahwa tangki pada akhirnya akan mengambil corak air asin yang memasuki tangki.
120 galon air asin dengan konsentrasi 1,2 pound garam per gallon akan mengandung 144 pound
garam.

Dalam masalah aliran seperti contoh diatas, kita menerapkan prinsip umum. Andaikan
mengukur jumlah yang tersedia didalam tangki pada waktu . Jadi, laju perubahan terhadap
waktu adalah laju masukan dikurangi laju keluaran, yaitu :

= laju masuk – laju keluar

Contoh 3 :

Sebuah tangki berisi 50 galon dari sebuah larutan dengan komposisi 90% air dan 10% alkohol.
Larutan yang kedua berisi 50% air dan 50% alkohol ditambahkan pada tangki tersebut dengan
laju 4 galon per menit. Ketika larutan yang kedua sedang ditambahkan, tangki tersebut juga
sedang dialirkan dengan laju 5 galon per menit. Larutan didalam tangki tersebut diaduk secara
konstan dan merata. Hitunglah berapa banyakkah alkohol didalam tangki tersebut setelah waktu
10 menit ?

57
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

Dimisalkan adalah jumlah galon dari alkohol didalam tangki pada suatu waktu . Seperti telah
diketahu bahwa = 5 pada saat = 0. Karena jumlah galon dari larutan didalam tangki pada
suatu waktu adalah 50 − , dan tangki kehilangan 5 galon dari larutan per menit, itu boleh jadi
akan mengalami kehilangan,

5
50 −

galon alkohol per menit. Lebih jauh lagi, karena tangki tersebut sedang mendapatkan 2 gaon
alkohol per menit, laju perubahan dari alkohol didalam tangki adalah,

5
= 2−
50 −

5
+ =2
50 −

Untuk menyelesaikan persamaan diferensial ini, diketahui : ( )= didapatkan hasilnya,

5
( ) = = −5 ln |50 − |
50 −

Karena < 50, kita dapat mendrop tanda nilai absolute dan menyimpulkan bahwa

∫ ( ) ( ) 1
= =
(50 − )

Maka solusi umumnya adalah

2
=
(50 − ) (50 − )

1
= +
(50 − ) 2(50 − )

50 −
= + (50 − )
2

58
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Karena = 5 ketika = 0, maka kita akan dapatkan,

50 20
5= + (50) → − =
2 50

Yang artinya bahwa solusi khususnya adalah ,

50 − 50 −
= − 20
2 50

Jadi pada saat = 10, jumlah dari alkohol yang ada didalam tangki tersebut adalah :

= − 20 ≈ 13.45 galon

Yang merepresentasikan suatu larutan yang berisi 33.6% alkohol.

Contoh 4 :

Pada waktu = 0, sebuah tangki berisi lb garam yang terlarut dalam 100 galon air.
Anggaplah bahwa air berisi lb garam/galon sedang dituangkan kedalami tangki tersebut dengan

laju galon per menit dan campuran yang diaduk dengan baik tersebut dialirkan keluar dari
tangki dengan laju yang sama. Aturlah problem nilai awal yang menggambarkan proses aliran
ini. Tentukan banyaknya garam ( ) didalam tangki tersebut pada suatu waktu , dan juga
tentukan jumlah pembatas (limiting amount) yang ada setelah waktu yang sangat lama. Jika
= 3 dan =2 , carilah waktu setelah mana tingkat garam tersebut berada (berkisar)
dalam 2 % dar . Juga carilah laju aliran yang diperlukan jika nilai adalah agar tidak
melebihi 45 menit.

59
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

Kita menganggap bahwa garam tidak dibuat atau dirusak didalam tangki. Oleh karenanya,
variasi-variasi dalam hal jumlah garam adalah karena murni aliran yang masuk atau keluar dari
tangki. Lebih tepatnya lagi, laju perubahan dari garam didalam tangki, , adalah sebanding

dengan laju dimana garam sedang mengalir masuk minus laju dimana dia keluar. Pernyataan
tersebut dapat dituliskan sebagai berikut,

= laju masuk – laju keluar.

Laju dimana garam memasuki tangki adalah konsentrasi lb/galon dikalikan dengan laju aliran

galon per menit, atau lb per menit. Untuk mencari laju dimana garam meninggalkan tangki

tersebut, kita perlu mengalikan konsentrasi garam di dalam tangki tersebut dengan laju aliran
keluar gallon per menit. Karena laju dari aliran masuk dan aliran keluar adalah sama, volume
dari air didalam tangki tetap konstan pada 100 galon, dan oleh karena campuran adalah diaduk
( )
dengan baik, konsentrasi diseluruh tangki adalah sama, yaitu lb per gallon. Oleh
( )
karenanya, laju dimana garam keluar dari tangki adalah lb per galon. Sehingga persamaan

diferensial berkenaan dengan proses ini adalah,

= −
4 100

Kondisi awal adalah,

(0) =

Setelah berfikir tentang problem tersebut secara fisik, kita boleh jadi mengantisipasi bahwa pada
akhirnya bahwa campuran yang pada awalnya didalam tangki esensinya akan digantikan oleh
campuran yang mengalir masuk, yang konsentrasinya adalah lb per galon. Konsekwensinya,

kita mungkin berharap bahwa pada akhirnya jumlah garam didlam tangki akan sangat mendekati
25 lb. Kita juga dapat menemukan jumlah pembatas (limiting amount) = 25 dengan

60
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

menseting sama dengan nol. Pada pers (2) dan menyelesaikan hasil persamaan aljabar untuk

Untuk menyelesaikan problem nilai awal (2), (3) secara analitik, catatan bahwa persamaan (2)
adalah keduanya linear dan dapat dipisahkan. Dengan menuliskannya kembali didalam bentuk
standar untuk sebuah persamaan linear, kita akan mendapatkan,

+ =
100 4

Sehingga faktor integrasinya adalah,

Dan solusi umumnya adalah :

( ) = 25 +

Dimana adalah sebuah arbitrary constant. Untuk memenuhi kondisi awal (3), kita harus
memilih = − 25. Oleh karenanya, solusi dari problem nilai awal (2), (3) adalah,

( ) = 25 + ( − 25)

atau,

( ) = 25 1 − +

Dari persamaan (6) atau (7), kita dapat melihat bahwa ( ) → 25 (lb) karena → ∞,
sehingga nilai pembatas adalah 25, dengan mengkonfirmasi intuisi fisik kita. Lebih jauh lagi,
( ) mendekati atau mencapai batas tersebut lebih cepat ketika meningkat. Dalam
menginterpretasikan solusi (7), catatan bahwa suku yang kedua pada sisi sebelah kanan adalah
bagian atau porsi dari garam original yang masih ada (remains) pada waktu , sementara suku
yang pertama memberikan jumlah garam didalam tangki sebagai sebuah konsekwensi atas proses
aliran.

61
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Contoh 5 :

Pertimbangkanlah sebuah kolam yang pada awalnya berisi 10 juta gallon air murni. Air yang
berisi bahan kimia yang tidak diinginkan mengalir masuk kedalam kolam tersebut dengan laju 5
juta gallon per tahun, dan pada saat yang sama campuran didalam kolam tersebut juga mengalir
keluar dengan laju yang sama. Konsentrasi ( ) dari bahan kimia didalam air yang masuk
bervariasi secara periodic dengan waktu sesuai dengan pernyataan atau persamaan ( ) = 2 +
sin 2 gram per gallon. Konstruksikanlah sebuah model matematika dari proses aliran ini dan
tentukanlah jumlah bahan kimia yang ada di kolam tersebut pada suatu waktu.

Penyelesaian :

Karena aliran air yang masuk dan keluar adalah sama, maka jumlah air didalam kolam tersebut
tetap konstan sebesar 10 galon. Mari kita tunjukkan waktu dengan , diukur dalam tahun dan
bahan kimia ( ), diukur dalam satuan gram. Maka sesuai dengan pernyatan sebelumnya, juga
berlaku persamaan berikut,

= laju masuk – laju keluar

Dimana laju masuk dan laju keluar merujuk pada laju dimana bahan kimia yang mengalir masuk
dan keluar dari kolam tersebut secara berturut-turut. Laju dimana bahan kimia mengalir masuk
adalah,

Laju masuk = (5 × 10 ) galon/tahun (2 + sin 2 ) gram/gallon

( )
Konsentrasi dari bahan kimia didalam kolam tersebut adalah gram/gallon, sehingga laju

aliran keluarnya adalah,

( ) ( )
Laju keluar = (5 × 10 ) galon/tahun gram/gallon = gram/tahun

Maka kita akan memperoleh sebuah persamaan diferensial sebagai berikut,

( )
= (5 × 10 )(2 + sin 2 ) −
2

62
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Dimana masing-masing suku diatas mempunyai satuan gram/tehaun.

Untuk membuat koefisien-koefisien lebih mudah diatur, adalah lebih menyenangkan untuk
memperkenalkan sebuah variabel tak bebas yang baru yang didefinisikan oleh ( )=
( )/10 atau ( ) = 10 ( ). Ini artinya bahwa ( ) adalah diukur dalam satuan juta gram
atau megagrams (metric tons). Jika kita membuat substitusi ini didalam persamaan terakhir
diatas, maka setiap suku berisi faktor 10 , yang dapat canceled. Jika kita juga mentranspose suku
yang meliputi ( ) pada sisi kiri dari persamaan tersebut, maka akhirnya kita akan mendapatkan

1
+ = 10 + 5 sin 2
2

Pada awalnya, tidak ada bahan kimia didalam kolam tersebut, sehinnga inisial kondisi atau
kondisi awalnya adalah,

(0) = 0

Persamaan diatas ( + = 10 + 5 sin 2 ) adalah linear, dan meskipun sisi kanan adalah

sebuah fungsi dari waktu, koefisien adalah sebuah konstanta. Sehingga faktor integrasi adalah

. Dengan mengalikan persamaan diatas dengan faktor ini dan mengintegrasikan hasil
persamaannya, maka kita akan mendapatkan solusi umumnya sebagai berikut,

40 10
( ) = 20 − cos 2 + sin 2 +
17 17

Kondisi awal memerlukan = − , sehingga solusi dari problem nilai awalnya adalah

40 10 300
( ) = 20 − cos 2 + sin 2 −
17 17 17

Problem Benda Jatuh

Pertimbangkanlah sebuah benda dengan massa yang jatuh secara vertikal yang dipengaruhi
oleh grafitasi dan tahanan udara yang adalah sebanding dengan kecepatan dari benda tersebut.
Anggaplah bahwa grafitasi dan masa keduanya adalah konstan dan, untuk memudahkan pilihlah
arah ke bawah sebagai arah positip.

63
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Yang perlu kita ketahui bahwa hukum kedua Newton tentang gerak (motion) bahwa gaya (net
force) yang bekerja pada sebuah benda adalah sama dengan laju waktu perubahan dari
momentum benda; atau, untuk masa yang konstan maka berlaku persamaan,

dimana adalah gaya (net force) yang bekerja pada benda dan adalah kecepatan dari benda
tersebut, keduanya pada waktu .

Ada dua gaya (forces) yang bekerja (acting) pada benda, yaitu : gaya karena grafitasi yang
diberikan oleh berat dari benda tersebut, dan besarnya adalah sama dengan . Dan gaya
karena tahanan udara yang diberikan oleh − , dimana ≥ 0 adalah sebuah konstanta
proporsionalitas. Tanda minus adalah diperlukan karena gaya ini adalah berlawanan dengan
kecepatan; yaitu, dia berlaku dalam arah keatas (upward), atau negatip dengan arah seperti yang
ditunjukkan pada gambar.

Gaya (net force) pada benda adalah oleh karenanya ,

= −

Dengan mensubstitusi hasil ini pada (8.3), maka kita akan mendapatkan,

− = ,

atau :

64
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

+ =

sebagai persamaan gerak untuk benda.

Jika tahanan udara dapat diabaikan (negligible) atau dianggap tidak ada, maka = 0 dan
persamaan (8.4) disederhanakan menjadi :

Ketika > 0, kecepatan pembatas adalah didefinisakn sebagai :

Dalam kebanyakan problem benda jatuh, tahanan udara adalah diabaikan. Pada contoh berikut
ini, faktor tersebut akan dilibatkan. Dalam contoh tersebut, tahanan udara pada benda yang jatuh
tersebut dianggap proporsional atau sebanding dengan kecepatannya . Jika adalah percepatan
karena grafitasi, gaya yang mengarah ke bawah pada sebuah benda yang jatuh dengan masa
adalah diberikan oleh − − . Jika adalah percepatan dari benda, maka hukum Newton
kedua tentang gerak adalah,

= =

yang menghasilkan persamaa diferensial berikut,

= − −

+ = −

Contoh 6 :

Sebuah benda dengan masa dijatuhkan dari sebuah helikopter. Tahanan udara adalah
proporsional terhadap kecepatan dari benda tersebut. Tentukanlah kecepatan dari benda tersebut
sebagai sebuah fungsi waktu .

65
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

Kecepatan memenuhi persamaa,

+ = −

Misalkan = , maka kita dapat memisahkan variabel-variabelnya untuk mendapatkan ,

= −( + )

= −
+

1
ln | + |= − +

ln | + |= − +

Karena benda tersebut jatuh, = 0 ketika = 0. Sehingga = dan

= − +

(1 − )
= −

= 1−

Catatan :

Persamaan 8.4, 8.5 dan 8.6 adalah valid hanya jika kondisi yang diberikan adalah memenuhi.
Persamaan-persamaan ini adalah tidak valid jika, misalnya, tahanan udara adalah tidak
proporsional dengan velocity squared, atau jika arah keatas (upward direction) adalah diambil
menjadi arah positip.

66
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Problem Pertumbuhan dan Penurunan Eksponensial

Pada banyak aplikasi, laju perubahan dari sebuah variabel adalah proporsional atau sebanding
dengan nilai dari . Apabila adalah sebuah fungsi dari waktu , maka proporsinya dapat
dituliskan sebagai berikut,

Solusi umum dari persamaan diferensial model ini adalah diberikan dalam teorema berikut :
Teorema

Jika adalah sebuah fungsi yang dapat diturunkan sehingga > 0 dan = untuk yang

konstan, maka :

Dimana adalan nilai awal dari , dan adalah konstanta proporsionalitas. Pertumbuhan
eksponensial akan terjadi apabila > 0, dan penurunan eksponensial akan terjadi apabila <
0.

Misalkan ( ) adalah menyatakan jumlah dari substansi (atau populasi) yang mengalami

pertumbuhan ataupun penurunan. Jika kita menganggap bahwa , adalah laju waktu perubahan

dari jumlah substansi ini, adalah proporsional dengan dengan jumlah substansi yang terjadi,
maka

= , atau :

− =0

dimana adalah konstanta proporsionalitas.

Contoh 7 :

Pada permulaan tahun 1998, jumlah penduduk dunia diperkirakan sebanyak 5,9 miliar.
Dikatakan bahwa pada tahun 2020, penduduk akan mencapai 7,9 miliar. Bagaimanakah orang
dapat meramalkannya ?.

67
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

Untuk menyelesaikan persoalan ini secara matematis, kita andaikan = ( ) adalah banyaknya
penduduk pada saat dengan banyaknya tahun setelah tahun 1998. Sebenarnya ( ) berupa
bilangan bulat dan grafiknya “ meloncat ” apabila ada seseorang lahir atau meninggal dunia.
Namun, untuk populasi besar, loncatan-loncatan ini demikian kecil relatif terhadap jumlah
penduduk dan kita tidak akan terlalu salah jika menganggap bahwa berupa suatu fungsi
terdiferensiasi yang baik.

Nampaknya beralasan untuk mengandaikan bahwa pertambahan populasi Δ (kelahiran –


kematian) dalam jangka waktu pendek Δ sebanding dengan banyaknya penduduk pada awal
jangka waktu itu dan sebanding dengan panjangnya jangka waktu itu sendiri. Jadi Δ = Δ ,
atau :

Δ
=
Δ

Dalam bentuk limit, ini memberikan persamaan diferensial ,

Jika > 0, populasi bertambah; akan tetapi jika < 0, maka populasi berkurang. Untuk
populasi dunia, sejarah menunjukkan bahwa sekitar 0,0132 (dengan anggapan diukur dalam
tahun), walaupun beberapa statistikawan melaporkan angka yang berbeda. Kita ingin

menyelesaikan persamaan diferensial = dengan syarat awal = apabila = 0.

Dengan memisahkan variabel dan mengintegrasikan, kita peroleh :

ln = +

68
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Syarat = pada saat = 0 akan menghasilkan = ln , sehingga,

ln − ln =

atau,

ln =

Perubahan ke bentuk eksponen menghasilkan

Sehingga :

Kaetika > 0, jenis pertumbuhan ini disebut pertumbuhan eksponensial, dan ketika < 0,
disebut penurunan atau peluruhan eksponensial.

Kembali ke masalah populasi dunia, kita memilih untuk mengukur dalam tahun setelah 1
Januari 1998, dan dalam miliar orang. Jadi = 5.9 ; dan oleh karena = 0,0132,

,
= 5,9

Dalam tahun 2020, pada waktu = 22, kita dapat meramalkan bahwa akan bernilai

, ( )
= 5,9 ≈ 7,9 miliar

Contoh 8 :

Dengan anggapan diatas, setelah berapa lamakah penduduk dunia akan menjadi dua kali lipat ?

Penyelesaian :

Pertanyaan tersebut sama dengan menanyakan “ Setelah berapa tahunkah, sesudah 1998,
penduduk dunia mencapai 11,8 miliar ? “. Kita perlu menyelesaikan :

,
11,8 = 5,9

69
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

,
2=

Untuk , dengan mengambil logaritma kedua sisi menghasilkan

ln 2 = 0,0132

= ≈ 53 tahun
,

Jika populasi dunia akan dua kali lipat dalam 53 tahun pertama setelah tahun 1998, populasi
tersebut akan dua kali lipat dalam sembarang periode 53 tahun; sehingga populasi akan berlipat
empat dalam 106 tahun. Secara lebih umum, jika suatu besaran yang tumbuh secara eksponen
berlipat dua sampai 2 dalam satu selang awal panjang , maka ia akan berlipat dua dalam
sebarang selang yang panjangnya , karena

( + ) ( )
2
= = = =2
( )

Kita sebut bilangan sebagai waktu pengganda.

Contoh 9 :

Dalam sebuah eksperimen, pertumbuhan lalat meningkat berdasrkan hukum pertumbuhan


eksponensial. Ada 100 lalat setelah hari kedua eksperimen dan 300 lalat setelah hari keempat.
Kira-kira berapa banyakkah lalat pada populasi awalnya ?

Penyelesaian :

Misalkan = adalah jumlah dari lalat pada waktu , dimana adalah diukur dalam hari.
Catatan bahwa adalah kontinu, dimana jumlah lalat adalah diskrit. Karena = 100 pada saat
= 2 dan = 300 pada saat = 4, maka kita dapat menuliskan,

100 = dan 300 =

Dari persamaan pertama, kita telah mengetahui bahwa,

= 100

70
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Dengan mensubstitusi nilai ini pada persamaan kedua menghasilkan sebagai berikut,

300 = 100

300 = 100

3=

ln 3 = 2

1
ln 3 =
2

0,5493 ≈

Sehingga model pertumbuhannya adalah dapat dituliskan menjadi berikut ini,

,
=

Sementara untuk menyelesaikan , apply kembali kondisi = 100 pada saat = 2 dan
diperoleh,

, ( )
100 =

.
= 100

≈ 33

Sehingga populasi original (pada saat = 0) dianggap mendekati = = 33 lalat.

Contoh 10 :
Banyaknya bakteri dalam suatu kultur yang tumbuh secara cepat ditaksir sebesar 10.000 pada
tengah hari dan sebesar 40.000 setelah dua jam. Berapakah banyak bakteri akan terdapat pada
pukul 17.00 ?

71
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

Kita menganggap bahwa persamaan diferensial = dapat diterapkan, sehingga = .

Kita mempunyai dua syarat ( = 10.000 dan = 40.000 pada saat = 2), sehingga dapat kita
simpulkan bahwa

( )
40.000 = 10.000

atau

4=

ln 4 = 2

atau

+ = ln 4 = ln √4 = ln 2

Jadi,

( )
= 10.000

dan pada = 5, ini memberikan,

, ( )
= 10.000 ≈ 320.000

Peluruhan Radioaktif

Tidak semuanya tumbuh; beberapa berkurang menurut waktu. Khususnya, zat-zat radioaktif
mengalami peluruhan, dan berlangsung pada laju yang sebanding dengan banyaknya zat yang
ada. Sehingga laju pertumbuhannya juga memenuhi persamaan diferensial,

Tetapi sekarang negative. Adalah tetap benar bahwa = merupakan penyelesaian


terhadap persamaan ini.

72
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Contoh 11 :

Karbon 14, salah satu dari tiga isotope karbon adalah zat radioaltif dan meluruh dengan laju
yang sebanding dengan banyaknya zat yang ada. Waktu paruhnya (half life) adalah 5730 tahun;
artinya zat tersebut memerlukan waktu 5730 tahun untuk menyusut menjadi setengahnya.
Apabila pada saat awal ada 10 gram, berapakah sisanya setelah 2000 tahun ?

Penyelesaian :

Waktu paruhnya sebesar 5730, memungkinkan kita untuk menentukan sebab


mengimplikasikan bahwa
1 ( )
=1
2

atau, setelah mengambil logaritma,


− ln 2 = 5730

ln 2
= − ≈ −0,000121
5730

Jadi,

,
= 10

Pada saat = 2000, ini memberikan


, ( )
= 10 ≈ 7,85 gram

Contoh 12 :

10 gram isotope plutonium adalah dilepaskan didalam sebuah kecelakaan nuklir. Berapa lamakah
akan berlangsung bagi 10 gram isotope tersebut akan meluruh menjadi 1 gram ?
Penyelesaian :

Misalkan merepresentasikan masa dari plutonium (dalam gram). Karena laju peluruhan
(decay) adalah proporsional atau sebanding dengan , kita mengetahui bahwa,

73
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

dimana adalah waktu dalam tahun. Untuk menemukan nilai dari konstanta dan , tetapkan
dan berikan kondisi awal. Dengan menggunakan fakta bahwa = 10 pada saat = 0, maka
kita dapat menuliskan,

10 = → 10 =

Yang menyatakan bahwa = 10. Berikutnya, dengan menggunakan fakta bahwa waktu paruh
dari plutonium adalah 24.100 tahun, kita akan mendapatkan = = 5 pada saat = 24.000.

Sehingga kita dapat menuliskan,

( . )
5 = 10

1 .
=
2

1 1
ln =
24.000 2

≈ −0,000028761

Dan modelnya adalah,

,
= 10 (model waktu paruh)

Untuk mencari waktu yang diperlukan bagi 10 gram plutonium untuk meluruh menjadi 1 gram,
kita dapat menyelesaikan untuk pada persamaan,

,
1 = 10

Sehingga solusinya adalah mendekati 80,059 tahun.

Dari contoh mengenai peluruhan diatas, perhatikan bahwa didalam sebuah masalah pertumbuhan
atau peluruhan eksponensial, adalah mudah untuk menyelesaikan ketika kita diberikan sebuah
nilai pada saat = 0. Model peluruhan pada contoh diatas juga dapat ditulis sebagai =

10 . . Model ini jauh lebih mudah untuk diturunkan, tetapi untuk beberapa aplikasi

adalah tidak menarik digunakan.

74
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penurunan Penjualan

Contoh 13 :

Empat bulan setelah penghentian iklannya, sebuah pabrik mendapati bahwa penjualannya
mengalami penurunan dari 100.000 unit per bulan menjadi 80.000 unit per bulan. Penurunan
penjualan tersebut mengikuti pola penurunan eksponensial. Akan seperti apakah kira-kira
penjualan setelah 2 bulan berikutnya ?

Penyelesaian :

Gunakan model penurunan eksponensial = , dimana adalah diukur dalam bulan. Dari
kondisi awal ( = 0), diketahui bahwa = 100.000. Lebih jauh lagi, karena = 80.000
ketika = 4, kita dapatkan,

80.000 = 100.000

0,8 =

ln 0,8 = 4

≈ −0,0558

Jadi, setelah 2 bulan lebih ( = 6), kita dapat mengharapkan penjualan bulanan menjadi :

, ( )
= 100.000

≈ 71, 500 unit

Problem Rangkaian Listrik

Banyak persamaan dalam bidang rekayasa yang berkaitan dengan persamaan diffrerensial. Salah
satu contoh aplikasi yang akan dibahas berikutnya dalam buku ajar ini adalah dalam rangkaian
listrik RL, RC ataupun RLC. Misalkan terdapat suatu rangkaian seri RL dimana besarnya kuat
arus (Ampere) dalam satuan waktu (t) yang melalui rangkaian tersebut dihitung dengan
menggunakan rumus berikut,

75
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Ι
+ Ι= ( )

Bentuk rumus diatas merupakan bentuk persamaan differensial dengan t merupakan satu-satunya
variabel bebas. Sedangkan besaran tahanan R (Ohm) dan induksi L (Henry) diberikan. Fungsi
E(t) merupakan besaran gaya elektromagnetik/voltase (Volt).

Persamaan dasar yang mengatur (governing) jumlah arus I (ampere) didalam sebuah rangkaian
RL yang sederhana (lihat gambar diatas) yang terdiri dari sebuah tahanan R (ohms), sebuah
inducktor L (henries) dan sebuah gaya gerak listrik E adalah dapat diformulasikan sebagai
berikut :

+ =

Sementara untuk suatu rangkaian RC yang terdiri dari sebuah tahanan , kapasitansi (farad)
dan gaya gerak listrik E (lihat gambar diatas), persamaan tersebut mengatur (governing) jumlah
muatan listrik (coulomb) pada kapasitor dapat diformulasikan sebagai berikut :

1
+ =

76
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Hubungan antara dan adalah :

Contoh 14 :

Sebuah rangkaian yang terdiri dari tahanan (ohm) dan induktor (henry) disusun secara
parallel seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Jika diketahui bahwa pada saat =0
besarnya arus = 0. Hitunglah besarnya kuat arus yang mengalir pada saat > 0.

Penyelesaian :

Dari gambar rangkaian tersebut, diketahui hukum arus Kirchoff (KCL) nya adalah :

= +

= +

1
= +

= +

= ( − )

1
= −

1
= − +

77
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

ln ( − ) = − +

− =

− =

− =

= +

Diketahui pada saat = 0 besarnya arus = 0 sehingga dengan memasukkan nilai tersebut
pada persamaan terakhir diatas akan diperoleh nilai konstanta = − .

= −

Jadi arus yang mengalir pada inductor pada saat > 0 adalah :

= 1−

Contoh 15 :
Suatu rangkaian disusun secara seri seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Pada
kondisi awal ( = 0) kapasitor belum terisi muatan ( = 0). Kemudian setelah diberikan
tegangan arus mulai mengalir yang menyebabkan kapasitor tersebut mengisi muatannya dan
bertambah tegangannya. Seiring berjalannya waktu, tegangan pada resistor mulai turun dan
menjadi berkurang. Begitupun arus yang mengalir dan tegangan pada kapasitor menjadi
konstan (tetap sama) dan tidak ada lagi arus yang mengalir dalam rangkaian. Apabila diketahui
besarnya tahanan = 100 ohm dan kapasitansi = 0,01 Farad dengan suplai tegangan batere
sebesar = 10 volt. Hitunglah besarnya tegangan kapasitor pada saat > 0.

78
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

Hukum tegangan Kirchoff (KVL) yang berlaku pada rangkaian tersebut adalah :

= +

10 = +

10 = +

Persamaan tersebut merupakan persamaan diferensial linear orde satu :

+ = 10

Faktor integrasi dari persamaan tersebut didapat sebagai berikut

= ∫ =

Dengan menggunakan cara pemecahan persamaan diferensial linear orde satu, maka didapat

1
10 = 10 = 10 ∙ +
1

∙ = 10 +

10 +
=

= 10 +

Untuk mendapatkan harga , masukan nilai-nilai dan pada saat kondisi awal, maka
didapatkan harga = 10.

Sehingga besarnya tegagan kapasitor pada saat > 0 adalah :

= 10 (1 − 10 )

79
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Contoh 16 :

Sebuah rangkaian yang disusun secara seri seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Jika
diketahui besarnya induktansi = 2 henry, tahanan = 6 ohm dan sebuah batere yang
menghasilkan tegangan = 12 volt. Tentukanlah besarnya kuat arus pada saat , jika
diketahui pada saat = 0 arus = 0 (ketika posisi saklar ditutup).

Penyelesaian :

Dengan menggunakan hukum tegangan Kirchoff (KVL), maka akan didapatkan bentuk
persamaan diferensial berikut,

2 + 6 = 12 atau +3 =6

Persamaan diatas adalah bentuk persamaan diferensial linear orde satu. Dengan metode
penyelesaian factor integrasi seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka akan
didapatkan bentuk persamaan arus sebagai berikut,

= (2 + )

=2+

Paada saat kondisi awal, pada saat = 0 , = 0 sehingga menghasilkan besarnya nilai = −2.

Jadi,

=2−2

Ketika meningkat, arus cenderung menuju 2 ampere.

80
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Contoh 17 :

Suatu rangkaian yang disusun secara seri ditunjukkan pada gambar dibawah ini. Jika
diketahui besarnya tahanan = 10 ohm dan induktansi = 2 henry. Rangkaian yang
disusun secara seri tersebut diberikan supplai tegangan volt. Pada kondisi awal, pada saat
= 0 besarnya arus = 0.

Hitunglah besarnya arus pada saat > 0, apabila pada rangkaian tersebut diberi supply
tegangan :

a. = 40 volt

b. = 20 volt

Penyelesaian :

Dengan menggunakan hukum tegangan Kirchoff (KVL), didapatkan bentuk persamaan,

= ∙ +

= 10 + 2

2 + 10 =

Persamaan diatas adalah merupakan bentuk persamaan diferensial linear orde satu. Untuk
menyelesaikannya, seperti biasa tentukan terlebih dahulu faktor integrasinya .

a. Apabila diberikan tegangan = 40 volt, maka :

+ 5 = 20

81
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Faktor integrasi didapat sebagai berikut,

Dan persamaan arusnya akan didapat sesuai dengan persamaan berikut,

=4+

Diketahui pada kondisi awal, pada saat = 0, besarnya arus = 0. Sehingga denga cara

Mensubstitusikan nila2 diatas pada persamaan sebelumnya, akan diperoleh nilai = −4.

Maka besarnya arus pada saat > 0 adalah :

= 4(1 − )

b. Untuk = 20

Faktor integrasinya , sama dengan pertanya sebelumnya yaitu,

Sehingga bentuk persamaan arusnya adalah,

= 5 +

Dengan cara substitusi, akan didapat nilai = −5.

Sehingga besarnya arus pada rangkaian tersebut ketika > 0, adalah :

= 5( + )

Problem Temperatur

Hukum Newton tentang pendinginan (cooling), yang adalah juga dapat diaplikasikan pada
pemanasan, menyatakan bahwa laju waktu perubahan dari suhu tubuh adalah proporsional atau
sebanding dengan perbedaan suhu diantara tubuh dan medium disekelilingnya. Jika
menyatakan suhu dari tubuh dan menyatakan suhu dari medium sekelilingnya. Maka laju

82
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

waktu perubahan dari suhu tubuh adalah , dan hukum Newton tentang pendinginan dapat

diformulasikan sebagai,

= − ( − )

atau,

+ =

dimana adalah konstanta proporsionalitas positip. Sekali dipilih positip, maka tanda minus
adalah diperlukan didalam hukum Newton untuk membuat / negatip didalam sebuah proses
pendinginan atau cooling, ketika adalah lebih besar daripada , dan positip didalam sebuah
proses pemanasan, ketika adalah lebih kecil daripada .

Hukum Newton mengenai pendinginan menyatakan bahwa laju mendinginnya suatu benda
sebanding dengan selisih suhu antara benda tersebut dan medium di sekelilingnya. Jadi jika suatu
benda diambil dari dalam suatu tungku yang panasnya 300 F dan dibiarkan mendingin dalam
kamar dengan suhu 75 F , maka suku setelah jam akan memenuhi persamaan diferensial,

= ( − 75)

Percobaan telah menunjukkan bahwa dalam kondisi-kondisi tertentu, sebuah pendekatan yang
baik terkait suhu dari sebuah benda dapat diperoleh dengan menggunakan hokum Newton
tentang pendinginan : Suhu dari tubuh berubah pada sebuah laju yang adalah sebanding dengan
perbedaan suhu diantara medium sebelah luar dan tubuh itu sendiri. Kita akan menganggap disini
bahwa konstanta proporsionalitas adalah sama apakah suhu tersebut meningkat atau menurun.

Contoh 18 :

Anggaplah, sebagai contoh, bahwa sebuah thermometer, yang menunjukkan sebuah pembacaan
pada 70°F didalam sebuah rumah, adalah ditempatkan diluar dimana suhu udara adalah 10°F.
Tiga menit kemudian didapatkan bahwa pembacaan thermometer adalah menjadi 25°F. Kita
ingin memprediksikan pembacaan thermometer pada waktu-waktu yang lain.

83
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Penyelesaian :

Misalkan (°F) merepresentasikan suhu thermometer pada waktu (menit). Menurut hukum

Newton, laju waktu perubahan dari suhu , adalah sebanding dengan perbedaan suhu ( − 10).

Karena suhu thermometer menurun, adalah lebih mudah untuk memilih (− ) sebagai konstanta
proporsionalitas. Oleh karenanya, adalah untuk ditentukan dari persamaan diferensial,

= − ( − 10), (1)

Pada saat,

=0 → = 70

Sementara pada saat,

=3 → = 25.

Kita perlu mengetahui pembacaan thermometer pada dua waktu yang berbeda karena ada dua
konstanta yang harus ditentukan, pada persamaan (1) dan konstanta arbitrary yang muncul
didalam persamaan diferensial (1).

Dari persamaan (1) didapat,

= 10 +

Kemudian kondisi ( = 0 → = 70) menghasilkan 70 = 10 + dari mana = 60,


sehingga kita mendapatkan,

= 10 + 60

Nilai dari akan ditentukan sekarang dengan menggunakan kondisi ( = 3 → = 25)..


Dengan memasukkan = 3 dan = 25 kedalam persamaan ( = 10 + 60 ) kita akan
mendapatkan,

25 = 10 + 60

Dimana = , maka = ln 4.

84
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Sehingga, suhu tersebut adalah diberikan oleh persamaan,

= 10 + 60 exp (− ln 4)

Karena ln 4 = 1,39 persamaan ( = 10 + 60 exp (− ln 4)) diatas dapat digantikan oleh

= 10 + 60 exp (−0,46 ),

Contoh 19 :

Misalkan merepresentasikan suhu (dalam °F) dari sebuah benda didalam sebuah ruangan yang
suhunya dijaga tetap konstan pada 60°F. Benda tersebut mendingin dari 100°F menjadi 90°F
dalam waktu 10 menit. Berapa lamakah waktu yang diperlukan sehingga suhu benda tersebut
turun menjadi 80°F ?

Penyelesaian :

Berdasarkan hukum pendinginan Newton, kita mengetahui bahwa laju perubahan dari adalah
sebanding dengan perbedaan antara dan 60. Pernyataan ini dapat dituliskan dalam bentuk
matematis sebagai,

= ( − 60), 80 ≤ ≤ 100

Untuk menyelesaikan persamaan diferensial ini, gunakan metode pemisahan variabel ,

= ( − 60)

1
=
− 60

1
=
− 60

ln | − 60| = +

85
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Karena > 60, | − 60| = − 60, dan kita dapat menghilangkan tanda harga mutlak. Dengan
menggunakan notasi eksponensial, anda akan mendapatkan,

− 60 =

= 60 + , = !

Dengan menggunakan = 100 ketika = 0, anda akan didapatkan,

( )
100 = 60 + = 60 +

Yang menyatakan bahwa = 40. Karena = 90 ketika = 10,

( )
90 = 60 + 40

30 = 40

1 3
= ln
10 4

Sehingga , ≈ −0,02877 dan model tersebut adalah :

,
= 60 + 40

Ketika = 80, maka kita akan mendapatkan,

,
80 = 60 + 40

,
20 = 40

1 ,
=
2

1
ln = −0,02877
2

≈ 24,09 menit

Jadi akan dibutuhkan waktu sekitar 14,09 menit lebih bagi benda tersebut untuk mendingin pada
sebuah suhu 80°F.

86
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Model Logistik

Model eksponensial untuk pertumbuhan populasi adalah bercacat karena memproyeksikan


pertumbuhan semakin cepat secara tak terhingga jauh ke masa depan. Pada hampir semua kasus
(termasuk kasus populasi dunia), banyaknya ruangan dan sumber daya yang terbatas akhirnya
akan memaksa laju pertumbuhan yang lebih lambat. Ini menyarankan model pertumbuhan
populasi yang lain, yang disebut model logistik. Dalam model ini kita menganggap bahwa laju
pertumbuhan sebanding baik terhadap besarnya populasi maupun terhadap selisih − ,
dengan adalah populasi maksimum yang dapat ditunjang. Ini menuju ke persamaan diferensial

= ( − )

Perhatikan bahwa untuk nila kecil, ≈ yang membrikan pertumbuhan jenis

eksponensial. Tetapi bila mendekati , maka akan semakin kecil, mengurangi laju

pertumbuhan dan menghasilkan kurva pertumbuhan seperti pada gambar.

87
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 8 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE LEBIH DARI SATU

Bentuk umum dari sebuah persamaan diferensial orde lebih dari satu adalah,

= ( ) (8.1)

1. Bentuk :

= ( ) atau , =0 (8.2)

Misal : = → = = ( )

= → =

= = ( )

Contoh :

Pecahkanlah persamaan-persamaan difernesial berikut ini :

1. = (orde 3)

2. =1

Jawab :

1. =

misal : = → = → =

88
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

misal : = → =

= → = → = − +

= − + → = − − + +

= −2 + +

1
= −3 + + +
2

2. =1

1
=

misal : = → = = ( )

1 1 1
= → = → = = ln +

= ln + → = ln +

= ln + = ln − + +

= ln + +

89
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

2. Bentuk :

= ( ) atau , = 0 (orde 2) (8.3)

Misal : = → = = =

= ( )= → = ( )

= ( )

1
= ( ) +
2

=2 ( ) +

= 2 ( ) +

= 2 ( ) +

= 2 +2 ( ) ∙ +

= 2 +2 ( ) ∙ +

= ( ) → kalikan dengan 2 ∙

2 ∙ ∙ =2 ( ) ∙

90
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

=2 ( )

=2 ( ) +2

= 2 +2 ( ) ∙

= 2 +2 ( ) ∙ +

Contoh :

1. =

Penyelesaian :

1. =

dikalikan dengan 2 ∙ :

2 ∙ ∙ =2 ∙

= 2 = +

= 2 = +

= ± +

=
+

91
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

=
+

= ln( + + )+

3. Bentuk :

= , atau , , =0 (8.4)

Ambil : = → =

Menjadi : = ( , ) (persamaan diferensial orde satu pangkat satu).

Contoh :

1. − =

2. − =

Penyelesaian :

1. − =0

Misal : = → =

− = 0 (persamaan diferensial biasa)

= → = + → ln = ln +

= ; ( = ln = konstanta)

= → =

1
= +
2

92
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

1
= + ; ( = )
2

4. Bentuk :

= , atau , , =0 (8.5)

Ambil : = → = = =

Menjadi : = = ( , ) dan dari bentuk ini didapat :

= ( , ) dan = → =∫ +
( , ) ( , )

93
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 9. PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA

Bentuk :

+ + = ( ) (9.1)

1. Apabila ( ) = 0, maka dikatakan persamaan diferensial orde dua Homogen.

2. Apabila ( ) ≠ 0, maka dikiatakan persamaan diferensial In Homogen.

a, b dan c adalah merupakan koefisien-koefisien konstan sementara ( ) adalah suatu fungsi


yang diketahui.

Bila ( )=0

+ + =0 (9.2)

Misalkan = dan = ( dan kedua-duanya adalah fungsi dari ) merupakan jawaban


untuk persamaan tersebut.

+ + =0

+ + =0 (9.3)

Jumlahkan kedua persamaan diatas :

+ + + + ( + )=0 (9.4)

Diketahui : ( + )= +

( + )= +

( + )+ ( + )+ ( + )=0 (9.5)

94
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Jika dan adalah jawab bagi persamaan + + = 0, maka = + juga

merupakan jawab dari persamaan tersebut.

Jika = 0, didapat persamaan orde satu dari kelompok yang sama.

(0) + + =0 (9.6)

+ =0 → + =0 → =

+ =0 → = −

= − → = − → ln = − +

= = ∙ = ; ( = konstan),

= , jika − = , maka → = juga akan merupakan jawab bagi

persamaan orde 2 : + + = 0.

Jika : =

= dan = (9.7)

+ + = 0 → dibagi dengan menjadi :

+ + = 0 adalah merupakan persamaan kuadrat yang memberikan dua harga ,


misalnya = dan = , yaitu :

= dan = adalah pemecahan bagi persamaan tersebut.

Jadi pemecahan untuk persamaan diferensial dalam bentuk : + + = 0 adalah :

= + (9.8)

dimana dan adalah konstanta sembarang, dan adalah akar-akar persamaan kuadrat
+ + = 0 yamg juga disebut dengan persamaan karakteristik.

95
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Dengan kata lain, persamaan karakteristik dari + + = 0 dimana = ,

= dan = 1 adalah :

+ + =0 (9.9)

Pemecahan Persamaan Karakteristik

Ada tiga pemecahan untuk persamaan karakteristik, yaitu :

1. kedua akarnya adalah riil dan berbeda (lihat penjelasan sebelumnya).

Contoh :

1. +3 +2 =0

2. +4 −5 =0

Penyelesaian :

1. +3 +2 =0

+3 +2=0

( + 1)( + 2) = 0

= −1, = −2 → = +

2. +4 −5 =0

+4 −5=0

( + 5)( − 1) = 0

= −5 , =1 → = +

96
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

2. kedua akarnya adalah riil dan sama (akar kembar) : = ( + )

Contoh :

1. +4 +4 =0

Penyelesaian :

1. +4 +4 =0

+4 +4=0

( + 1)( + 1) = 0

= −2 , = −2 → = ( + )

3. kedua akarnya adalah bilangan komplek

missal : = + dan = −

( ) ( )
= +

= ∙ + ∙

= ( + )

Diketahui : = cos + sin

= cos − sin

= cos + sin

= cos − sin

Jika = ± , maka → = ( cos + sin )

= −2 ± 3 , maka → = ( cos 3 + sin 3 )

= 5 ± 2 , maka → = ( cos 2 + sin 2 )

97
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Contoh :

1. +4 +9 =0

Penyelesaian :

1. +4 +9 =0

+4 +9=0

−4 ± √−20
=
2

− ± 2 √5
=
2

= −2 ± √5 → = ( cos √5 + sin √5 )

98
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Soal-Soal Latihan :

1. − −6 =0

2. +6 +9 =0

3. −6 +8 =0

4. −7 + 10 = 0

5. +3 − 18 = 0

6. − 10 + 16 = 0

7. +6 −7 =0

8. +3 − 28 = 0

9. +2 − 15 = 0

10. −9 + 20 = 0

99
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 10 OPERATOR D

D adalah notasi diferensial operator dari :

= → = .

(10.1)

( ) ( )
= , ( )= , ( )= { ( )} =

( )
( )= → =

Contoh-Contoh :

1. sin = cos

2. =2

3. cos = − sin = − cos = sin

4. = ∙ = 2 =2

5. =

6. ( + 6 − 5) = 2 + 6

7. sinh = cosh

8. tan = sec

9. ln =

10. cosh 5 = 5 sinh 5

11. ( sin ) = cos + (sin ) 2 = cos + 2 sin

( ) ∙
12. = ( )

100
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

13. { }= { }= 3 =6

14. (3 sin + cos 4 ) = (3 cos − 4 sin 4 ) = −3 sin − 16 cos 4

15. (5 −7 + 3) = (20 − 14 ) = 60 − 14

16. ( + 5 sin 3 ) = (2 + 15 cos cos 3 ) = 4 − 45 sin 3

17. (4 − 2 cos 3 ) = 20 + 6 sin 3

18. (sinh 5 + cosh 3 ) = 25 sinh 5 + 9 cosh 3

Sifat Sifat Operator D

1. ( + ) =( + )

2. { +( + )} = {( + )+ }

3. ( ∙ ) =( ∙ )

4. ( ∙ ) =( ∙ ) ∙

5. ( + ) =( + )

6. ( ) = ∙

7. ( )=

Sifat dari ( )

1. ( ) = ( ) ^ , m = konstanta

( ) = ( + +⋯ + )

101
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

= ( + +⋯ + )

= ( )

Contoh :

1. ( − 2 + 3) = (2 − 2 ∙ 2 + 3) =3

atau = −2 +3

= 2 −4 +3

=4 −4 +3

=3

2. ( + 5 + 4) 5 = (2 + 5 ∙ 2 + 4) 5 = 90

Atau = 5 +5 5 +2

= 10 + 5 ∙ 10 + 20

= 20 + 50 + 20

= 90 , atau :

( + 5 + 4) 5 = ( + 4)(10 +5 )

= ( + 4) 15

= 30 + 60

= 90

102
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

2. ( )( ∙ )= ( + ) , dimana = ( )

Contoh :

1. ( − + 6) ∙ = {( + 2) − ( + 2) + 6}

= {( + 4 + 4) − ( + 2) + 6}

= ( + 3 + 8)

= (2 + 6 + 8 )

Catatan : ≠

Soal-Soal Latihan :

1. ( + 4) sin

2. ( + 3) sin

3. ( + 4)

4. ( − 3) cos

5. ( − 5 + 4)( + 4 − 1)

6. ( − 7 + 3)(sin 3 + 2 cos 3 )

7. ( + 5 = 4) 5

8. ( + 2 − 3)(tan − )

9. ( + 2 − 3)(sin + + )

10. ( − 3 + 2)( − 3 sin )

11. (3 + + 2)(ln 2 − )

Operator Invers ( )

103
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Operator invers menyatakan proses integrasi terhadap dengan menghilangkan konstanta

integrasinya.

Contoh :

1. (sin ) = cos

2. ( )=

3. ( )=

4. (sinh 3 + cosh 2 ) = cosh 3 + sinh 2

5. ( + 5 − 4) = + −4 = + −2

6. (sin 3 − 2 cos ) = 2 cos −

7. (cosh 3 ) = sinh 3

Teorema I

( )( )= ( )

Contoh :

1. ( + 2 − 3) = ( + 2 − 3)

2. = ∙ =

3. ∙ = ∙

=

104
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Teorema II

( )( ∙ )= ( + )∙

Contoh :

1. ( + 2 − 3)( sin ) = {( + 2) + 2 ( + 2) − 3} sin

= ( + 6 + 5) sin

= (4 sin + 6 cos )

2. ( − 3 + 4)( cos 3 ) = {( − 1) − 3 ( − 1) + 4} cos 3

= (15 sin 3 − cos 3 )

105
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

BAB 11 APLIKASI PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE DUA

Problem Pegas

Sistem pegas yang sederhana seperti ditunjukkan pada gambar dibawah terdiri dari sebuah massa
tergantung pada bagian bawah dari sebuah pegas yang dianya sendiri adalah tergantung secara
vertical dari sebuah mounting. Sistem tersebut adalah sedang berada didaalam keadaan
equilibriumnya ketika dia berada dalam keadaan istirahat. Massa tersebut adalah diset in motion
dengan cara-cara berikut ini : displacing massa tersebut dari keadaan equilibriunya,
menyediakannya dengan sebuah kecepatan awal, or subjecting it terhadap sebuah gaya eksternal
( ).

Contoh 1 :

Sebuah bola baja dengan berat 128 lb digantungkan dari sebuah pegas, dimana pegas tersebut
ditarik (stretched) 2 ft dari panjang asalnya. Gaya yang diaplikasikan yang bertanggung jawab
untuk displacement 2 ft dari adalah berat dari bola tersebut, 128 lb. Maka, = −128 lb.
Kemudian hokum Hooke akan membrikan −128 = − (2), atau = 64 lb/ft.

Penyelesaian :

Untuk kemudahan, kita memilih arah kebawah sebagai arah positip and take the origin menjadi
pusat grafitasi dari massa tersebut didalam keadaan equilibrium. Kita menganggap bahwa massa
dari pegas tersebut adalah dapat diabaikan dan tahanan udara, apabila ada (when present) adalah
sebanding dengan kecepatan dari massa tersebut. Maka, pada suatu waktu , ada tiga buah gaya
yang bekerja pada sistem tersebut. Yang pertama, ( ) diukur dalam arah positip. Kedua,
restoring force yang diberikan oleh hokum Hook sebagai = − , > 0. Dan yang ketiga,
sebuah gaya karena (due to) tahanan udara yang diberikan oleh =− , > 0, dimana

106
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

adalah konstanta proporsionalitas. Catatan bahwa restoring force selalu bekerja dalam sebuah
arah yang cenderung akan mengembalikan sistem tersebut pada keadaan equilibrium : jika massa
tersebut adalah dibawah keadaan equilibrium, mka adalah positip dan − adalah negatip;
Apabila massa tersebut adalah diatas keadaan equilibrium, maka adalah negatip dan −
adalah positip. Juga perlu dicatat bahwa karena > 0 gaya karena tahanan udara bekerja
dalam arah yang berlawanan dengan kecepatan dan oleh karenanya cenderung retard. Atau
damp, gerak dari massa tersebut.

Jika sekarang mengikuti hokum Newton kedua, bahwa ẍ= − − + ( ), atau

( )
̈ + ̇+ =

Jika sistem tersebut mulai pada saat = 0 dengan sebuah kecepatan awal dan dari sebuah
posisi awal , kita akan mendapatkan kondisi awal

(0) = dan ẋ(0) =

Gaya dari grafitasi tidak muncul secara eksplisit pada 7.1, tetapi it is present nonetheless. Kita
mengkompensasi secara otomatis untuk gaya ini dengan mengukur jarak dari keadaan
equilibrium pegas tersebut. If one wishes untuk menunjukkan grafitasi secara eksplisit, maka
jarak harus diukur dari bawah atau dasar dari panjang natural pegas. Maka, gerakan (motion) dari
sebuah pegas yang bergetar dapat diberikan oleh

( )
̈ + ̇+ = +

Jika originnya, = 0, adalah titik terminal dari pegas yang tidak diregangkan (unstretched
spring) sebelum massa tersebut digantung (atached).

Problem Rangkaian Listrik

Rangkaian listrik yang sederhana ditunjukkan pada gambar dibawah terdiri dari sebuah tahanan
(ohm), sebuah kapasitor (farad) dan sebuah inductor (henry) dan sebuah gaya gerak listrik
(volt) disusun seracara seri. Arus yang mengalir melalui rangkaian tersebut adalah diukur
dalam ampere dan muatan pada kapasitor tersebut diukur dalam satuan coulomb.

107
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Adalah diketahui bahwa drop tegangan yang melalui sebuaah resistor, kapasitor dan inductor

secara berturut-turut adalah , dan dimana adalah muatan pada kapasitor. Drop

tegangan sepanjang gaya gerak listrik GGL adalah − ( ). Maka menurut hokum Kirchoff, kita
akan mendapatkan

1
+ + − ( )=0

Dimana hubungan antara dan adalah

= → =

Dengan mensubstitusi nilai-nilai ini ke persamaan 7.3, maka akan didapatkan

1 1
+ + = ( )

Kondisi awal untuk adalah

(0) = dan (0) =

Untuk mendapatkan sebuah persamaan diferensial untuk arus tersebut, kita menurunkan
persamaan 7.3 kemudian mensubstitusi persamaan 7.4 secara langsung terhadap persamaan hasil
untuk mendapatkan

1 1 ( )
+ + =

108
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Kondisi awal pertama adalah (0) = . Kondisi awal kedua adalah diperoleh dari persamaan

7.3 dengan menyelesaikan dan kemudian mensetting = 0, maka

1 1
= (0) − −

109
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

DAFTAR PUSTAKA

1. Bronson Richard dan Costa Gabriel B. 2014. Differential Equations. USA : McGraww Hill
Education.
2. Boyce William E. dan Diprima Richard C. 2012. Elementary Differentia Equations. USA :
John Willey & Sons, Inc. USA
3. Larson Ron dan Edwards Bruce. 2019. Calculus : Early Transcendental Functions. USA :
Cengage Learning, Inc.
4. Rainville Earl D. dan Bedient Phillip E. 1981. Elementary Differential Equations. USA :
MacMillan Publishing Co., Inc.

110
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

LAMPIRAN

111
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

TURUNAN DAN INTEGRAL

Koefisien Diferensial Baku

= ( ) ∫ ( )

ln

sin cos − cos

cos − sin sin

Aturan Turunan Dasar

1. [ ]= ′

2. [ ± ]= ′ ± ′

3. [ ]= ′+ ′

4. =

5. [ ]=0

112
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

6. [ ]= ′

7. [ ]=1

8. [ln ] =

9. [ ]= ′

10. [log ]=( )

11. [ ] = (ln ) ′

12. [sin ] = (cos ) ′

13. [cos ] = −(sin ) ′

14. [tan ] = (sec ) ′

15. [cot ] = −( ) ′

16. [sec ] = (sec tan ) ′

17. [ ] = −( ) ′

113
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Aturan Integral Dasar

1. ∫ ( ) = ∫ ( )

2. ∫[ ( ) ± ( )] =∫ ( ) ± ∫ ( )

3. ∫ = +

4. ∫ = + , ǂ−1


5. = ln | | +

6. ∫ = +

7. ∫ = +

8. ∫ sin = − cos +

9. ∫ cos = sin +

10. ∫ tan = − ln |cos | +

11. ∫ = ln | sin | +

12. ∫ sec = ln | sec + tan | +

114
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

RANGKAIAN RC, RL DAN RLC

Informasi Umum

1. =

2. =

3. = = ∫ ( )

4. =

5. = konstanta waktu

6. = ∫ ( )

7. =

8. =

9. = ∫ ( )

10. = konstanta waktu

11. =

Rangkaian RC Seri Orde Satu

1. + = Hukum Tegangan Kirchoff (KVL)

115
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

2. =

3. = = Hanya ada satu arus didalam loop

4. = =

5. = +

6. + =

Rangkaian RL Seri Orde Satu

1. + = Hukum Tegangan Kirchoff (KVL)

2. =

3. =

4. = = Hanya ada satu arus didalam loop

5. + =

6. + =

7. + =

116
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Rangkaian RC Paralel Orde Satu

1. + = Hukum Arus Kirchoff (KCL)

2. = = Hanya ada satu drop tegangan

3. =

4. =

5. + =

6. + =

7. + =

Rangkaian RL Paralel Orde Satu

1. + = Hukum Arus Kirchoff (KCL)

2. =

117
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

3. = = Hanya ada satu drp tegangan

4. = =

5. + =

6. + =

Rangkaian RLC Seri Orde Dua

1. + + = Hukum Tegangan Kirchoff (KVL)

2. =

3. =

4. = ∫ ( )

5. + + = → + + ∫ ( )

6. + + =

7. + + =

118
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

LOGARITMA

Jika sebuah bilangan dapat dituliskan dalam bentuk , maka indeks adalah disebut
“logaritma dari dengan basis a” :

Jika = maka = log

Jadi, jika 1000 = 10 , maka 3 = log 1000

Contoh :

log 17.9 = 1.2528 … … … . . , log 0.0173 = −1.7619 … … … ….

Apabila logaritma mempunyai sebuah basis (dimana adalah suatu konstanta matematik
bernilai 2.7183), maka disebut sebagai logaritma natural atau Napierian, dan log e biasanya
dituliskan sebagai ln.

ln 3.15 = 1.1474 … … … … . . ln 0.156 = −1.8578 … … … … …

Hukum Logaritma

1. log ( ) = log + log

2. log = log − log

3. log = log

119
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Grafik Fungsi Logaritma

Sebuah grafik dari = log . Secara umum, sebuah logaritma dengan sebarang basis a, adalah
dapat dicatat bahwa :

1. log 1 = 0

2. log =1

3. log 0 = −∞

120
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

FUNGSI EKSPONENSIAL

Srbuah fungsi eksponensial adalah sebuah fungsi yang berisi , dimana adalah merupakan
sebuah konstanta yang disebut eksponen dan mempunyai nilai mendekati 2.7183. Eksponen
tersebut terjadi dari (arises from) hukum-hukum natural mengenai pertumbuhan dan penurunan
dan digunakan sebagai sebuah basis untuk logaritma natural atau Napier.

. .
= 2.7182818 … … … … . = 11.023176 … … … … . = 0.19829459 … … … ….

Grafik Fungsi Eksponensial

121
Persamaan Diferensial Dasar dan Aplikasinya Untuk Mahasiswa Teknik

Hukum Pertumbuhan dan Penurunan

Hukum pertumbuhan dan penurunan eksponensial adalah hokum yang mengambil bentuk
= dan = (1 − ), dimana dan adalah konstanta. Hukum ini sering
digunakan dalam bidang sains dan rekayasa dan plot grafiknya terlihat seperti dalam gambar
dibawah.

122

Anda mungkin juga menyukai