Anda di halaman 1dari 315

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah rabbil’alamin, segala puji syukur ke hadirat Allah


SWT atas limpahan rahmat, taufiq dan hidayahnya, sehingga penulis
mampu menyelesaikan buku yang berjudul “Aljabar Linear Elementer”.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan
Nabi besar Muhammad SAW, yang telah mengantarkan umat manusia
dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang yaitu agama
Islam.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dan mendukung usaha penyempurnaan buku ini. Semoga
amal bakti beliau-beliau diterima di sisi Allah.

Segala kritik dan saran untuk menyempurnakan buku ini kami


terima dengan tangan terbuka dan ucapan terima kasih. Semoga buku ini
dapat bermanfaat dan merupakan alternatif referensi yang berguna bagi
para peminat bidang matematika khususnya aljabar linear elementer.

Pangkep, 02 Juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

A. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Matriks


Dengan Operasi Baris Elementer.............................................1
B. Menyatakan Matriks Eselon Baris Tereduksi..........................5
C. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Matriks
Dengan Metode Eliminasi Gauss Jordan................................11
D. Menyelesaiakan Sistem Persamaan Linear Homogen............19
E. Menyelesaikan Persamaan Matriks.........................................21
F. Menyelesaikan Masalah Yang Melibatkan Matriks................26
G. Menguraikan Pengertian Matriks Elementer..........................31
H. Menyelesaiakan Sistem Linear Dengan Invers Matriks.........35
I. Menghitung Determinan2 ×2dan 3 ×3 ................................45
J. Menghitung Determinan Dengan Reduksi Baris....................47
K. Menentukan Determinan Dengan Ekspansi Kofaktor............54
L. Menyelesaikan SPL Dengan Menggunakan Aturan Cramer. .61
M. Menguraikan Ruang Berdimensi N Euclides dan
n
Menyelesaikan Operassi Pada Vektor Di R ...........................65
N. Menuliskan Matriks Standar Untuk Transformasi Linear......78
O. Menentukan Suatu Pemetaan Merupakan Transformasi
Linear atau Bukan................................................................92
P. Menyelesaikan Komposisi Transformasi Linear...................110

Q. Menentukan Invers Dari Operator Linear Satu Ke Satu........120


R. Membuktikan Sifat Transformasi Linear Dari Rn ke R m......143
S. Menunjukkan Suatu Vektor Yang Merupakan Ruang
Vektor dan Memberikan Contoh Ruang Vektor....................159
T. Memberikan Contoh Bukan Ruang Vektor...........................181
U. Menentukan Subruang Dari Ruang Vektor............................192
V. Menunjukkan Contoh Himpunan Bebas Linear dan
Contoh Himpunan Tak Bebas Linear.....................................208
W. Menunjukkan Basis Dari Suatu Ruang Vektor......................228
X. Menentukan Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nol.....239
Y. Menentukan Peringkat dan Kenolan Dari Suatu Matriks......254
A. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Matriks
Dengan Operasi Baris Elementer
Contoh soal

1. Tentukan solusi dari sistem persamaan linear berikut ini dengan


operasi baris elementer
2 x+ 4 y=10
2 x+ y =4

Penyelesaian:

Ubah ke dalam bentuk matriks pada SPL diatas dan lakukan OBE,
sebagai berikut :

(22 41|104)
1
Kalikan pada baris pertama, sehingga diperoleh:
2

(12 21| 54)


Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

(10 −32 |−65 )


−1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
3
(10 21|52)
Sehingga:

 y=2
 x + 2y =5
 x + 2(2) = 5
x=5–4=1

Jadi solusi dari SPL x = 1 , y = 2

2. Tentukan solusi dari sistem persamaan linear berikut ini dengan


operasi baris elementer
6x1 – 3x2 + 2x3 = 4

-5x1 + x2 + 7x3 = 5

Penyelesaian:

Ubah ke dalam bentuk matriks pada SPL diatas dan lakukan OBE,
sebagai berikut :

(−56 −3 2 4
1 7 5 )
1
Kalikan pada baris pertama, sehingga diperoleh:
6

−1 1 2

(−5
1
2
1
3
7
3
5 )
Pada baris kedua, tambahkan baris kedua dengan 5 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:
−1 1 2
1

( 0
2
−3
2
3
26
3
3
25
3
)
−2
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
3

−1 1 2
1

( 0
2
1
3
−52
9
3
−50
9
)
Temukan Solusi

52 50
 x2 – x3 = -
9 9
50 52
x2 = - + x3
9 9
1 1 2
 x1 – x2 + x3 =
2 3 3
1 1 2
x1 = x2 – x3 +
2 3 3
1 −50 52 1 2
= ( + x3) – x3 +
2 9 9 3 3
−25 26 3 6
= + x3 - x3 +
9 9 9 9
23 19
x1 = x3 –
9 9

Misalkan x3 = t, sehingga solusi SPL:


23 19
 x1 = t–
9 9
50 52
 x2 = - + t
9 9
3. Tentukan pemecahan SPL di bawah ini menggunakan OBE:
2x + 3y – 2z = 11
4x – y + 5z = 10
x – 2y + 6z = 2

Penyelesaian:

Ubah ke dalam bentuk matriks pada SPL diatas dan lakukan OBE,
sebagai berikut :

2 3 −2 11

( 4 −1 5 10
1 −2 6 2 |)
Tukarkan baris pertama dengan baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 −2 6 2

( 4 −1 5 10
2 3 −2 11 |)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 4 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

1 −2 6 2

( 0 7 −19 2
0 7 −14 7 |)
1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
7

1 −2 6 2

( 0
0
1
7
−19
7
−14
|)
2
7
7

Pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 7 kali baris kedua,
sehingga diperoleh:

1 −2 6 2

( 0
0
1
0
−19
7
5
|)
2
7
5

1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
5

1 −2 6 2

( 0
0
1
0
−19
7
1
|)
2
7
1

Sehingga:

 x - 2y + 6z = 2
19 2
 y– z=
7 7
 z=1
19 2
 y- z=
7 7
19 2
y– (1) =
7 7
y=3

 x – 2y + 6z = 2
x – 2(3) + 6(1)= 2
x=2
Jadi solusi dari SPL x = 2 , y = 3 , z = 1

4. Diketahui SPL:
a + 2b + c =1
3a + 6b + 3c = 2
Apakah matriks tersebut memiliki solusi?

Penyelesaian :

Ubah ke dalam bentuk matriks pada SPL diatas dan lakukan OBE,
sebagai berikut :

(13 2 1 1
6 3 2 )
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 3 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

(10 2 1 1
0 0 −1 )
Karena baris terakhir berbentuk (0 0 0 -1), maka SPL tersebut tidak
mempunyai solusi

B. Menyatakan Matriks Eselon Baris Tereduksi


Contoh Soal
1. Ubahlah matriks A di bawah ini menjadi matriks Eselon Baris
Tereduksi?

2 1 1
A=
( 3 −2 1
1 2 3 )
Penyelesaian :

2 1 1 1 0 0
A =
( 1 2 3 ) (
3 −2 1 , syarat 0 1 0
0 0 1 )
2 1 1
A =
( 3 −2 1
1 2 3 )
Tukarkan baris pertama dengan baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 2 3
A
(
= 3 −2 1
2 1 1 )
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 3 kali baris pertama
dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 2 3
(
A = 0 −8 −8
0 −3 −5 )
−1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
8
1 2 3
A =
( 0 1 1
0 −3 −5 )
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 2 kali baris
kedua dan pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 3 kali
baris kedua, sehingga diperoleh:

1 0 1
A = 0 1
(
1
0 0 −2 )
−1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
2

1 0 1
A =
( 0 1 1
0 0 1 )
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan baris ketiga
dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan baris ketiga,
sehingga diperoleh:

1 0 0
A = 0 1 0
0 0 1( )
2. Ubahlah SPL di bawah ini menjadi matriks Eselon Baris Tereduksi
dan temukan penyelesaiannya?
x+y+z =5
x + 2y + 3z = 6
2x + 4y + 5z = 9

Penyelesaian :
Ubahlah ke dalam bentuk matriks pada SPL diatas dan lakukan
OBE, sehingga:

1 1 15

( |)1 2 36
2 4 59

Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan baris pertama dan
pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 1 1 5

( |)0 1 2 1
0 2 3 −1

Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan baris kedua dan
pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris kedua,
sehingga diperoleh:

1 0 −1 4

( 0 1 2 1
0 0 −1 −3 |)
Kalikan −1 pada baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 −1 4

( 0 1 2 1
0 0 1 3 |)
Pada baris pertama, tambahkan baris pertama dengan baris ketiga
dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 0 7

( |)
0 1 0 −5
0 0 1 3

Temukan Solusi dari SPL di atas

 x=7
 y = -5
 z=3

3. Tentukan Baris Eselon Tereduksi, pada matriks A di bawah ini:

1 3 −3
(
A = 2 2
3 1 4
4
)
Penyelesaian :

1 3 2 1 0 0
A =
( 3 1 4 ) (
2 2 4 , syarat 0 1 0
0 0 1 )
1 3 2
A =
( 2 2 4
3 1 4 )
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 3 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

1 3 2
A =
( 0 −4 10
0 −8 13 )
−1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
4

1
2 3
A = 0
(1
−10
4
0 −8 13
)
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 3 kali baris
kedua dan pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 8 kali
baris kedua, sehingga diperoleh:

19
1 0
A =
0 1
( )
2
−10

0 0 −7
4
−1
7
b3

−1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
7
19
1 0
A =
( )
0 1
0 0
2
−10
4
1

19
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan kali baris
2
10
ketiga dan pada baris kedua, tambahkan baris kedua dengan kali
4
baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 0
(
A = 0 1 0
0 0 1 )
4. Tentukan Baris Eselon Tereduksi pada SPL di bawah ini dan
tentukan nilai x, y, dan z:
x + 2y + 3z = 3
2x + 3y + 2z = 3
2x + y + 2z = 5

Penyelesaian :

Ubah ke dalam bentuk matriks pada SPL di atas dan lakukan OBE,
sehingga:

1 2 33

( |)
2 3 23
2 1 25
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

1 2 3 3

( 0 −1 −4 −3
0 −3 −4 −1 |)
Kalikan -1 pada baris kedua, sehingga diperoleh:

1 2 3 3

( 0 1 4 3
0 −3 −4 −1 |)
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 2 kali baris
kedua dan pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 3 kali
baris kedua, sehingga diperoleh:

1 0 −5 −3

( 0 1 4 3
0 0 8 8 |)
1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
8

1 0 −5 −3

( 0 1 4 3
0 0 1 1 |)
Pada baris pertama, tambahkan baris pertama dengan 5 kali baris
ketiga dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 4 kali
baris ketiga, sehingga diperoleh:
1 0 0 2

( |)0 1 0 −1
0 0 1 1

Sehingga solusi:

x = 2, y = -1, dan z = 1

C. Menyelesaikan Sistem Persamaan Linear dan Matriks


Dengan Metode Eliminasi Gauss Jordan
Contoh soal

1. Tentukan pemecahan SPL


x + y + 2z = 9
2x + 4y – 3z = 1
3x + 6y – 5z = 0
Dengan cara :
a. Eliminasi Gauss
b. Eliminasi Gauss Jordan
Jawab :
a. Eliminasi Gauss
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
1 1 2 9
( 2 4 −3 1
3 6 −5 0 |)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 3 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

1 1 2 9
( 0 2 −7 −17
0 3 −11 −27| )
1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
2

1 1 2 9

( | )
0 1
−7 −17
2 2
0 3 −11 −27
Pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 3 kali baris kedua,
sehingga diperoleh:

1 1 2 9

( |)
0 1

0 0
−7 −17
2

2
2
−1 −3
2

Kalikan -2 pada baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 1 2 9

( | )
0 1
−7 −17

0 0 1
2 2
3
Sehingga :

 x + y +2z = 9
7 −17
 y– z=
2 2
 z=3
7 −17
 y– z=
2 2
7 −17
= y – (3) =
2 2
21 −17
=y– =
2 2
4
= y = =2
2

 x + y + 2z = 9
= x + 2 + 2(3) = 9
=x+8=9
=x=9–8=1
Jadi solusi dari SPL x = 1 , y = 2 , z = 3
b. Eliminasi Gauss Jordan
Penyelesaian:
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
1 1 2 9
( 2 4 −3 1
3 6 −5 0 |)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 3 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:
1 1 2 9
( 0 2 −7 −17
0 3 −11 −27| )
1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
2

1 1 2 9

( | )
0 1
−7 −17
2 2
0 3 −11 −27
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan baris kedua
dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 3 kali baris
kedua, sehingga diperoleh:
11 35

( |)
1 0
2 2
−7 −17
0 1
2 2
−1 −3
0 0
2 2

Kalikan -2 pada baris ketiga, sehingga diperoleh:

11 35

( |)
1 0
2 2
−7 −17
0 1
2 2
0 0 1 3

11
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan kali baris
2
7
ketiga dan pada baris kedua, tambahkan baris kedua dengan kali
2
baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 01
( |)
0 1 02
0 0 13
Sehingga diperoleh nilai x = 1 , y = 2 , dan z = 3

2. Tentukan pemecahan SPL tersebut dengan metode eliminasi Gauss.


10x + 20y - 10z = 20
10x + 10y + 10z = 60
20x + 10y + 20z = 100
Jawab :
Eliminasi Gauss
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
10 20 −10 20
(10 10 10 60
20 10 20 100
1
|)
Kalikan pada baris pertama, sehingga diperoleh:
10

1 2 −1 2
( 10 10 10 60
20 10 20 100 |)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 10 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 20
kali baris pertama, sehingga diperoleh:

1 2 −1 2
( 0 −10 20 40
0 −30 40 60 |)
−1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
10

1 2 −1 2
( 0 1 −2 −4
0 −30 40 60 |)
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 30 kali baris
kedua, sehingga diperoleh:

1 2 −1 2
( 0 1 −2 −4
| )
0 0 −20 −60

−1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
20
1 2 −1 2
( 0 1 −2 −4
0 0 1 3 |)
Sehingga :

 x + 2y – z = 2
 y – 2z = −4
 z=3
 y – 2z = −4
= y – 2 ( 3 ) = −4
= y = −4 + 6 = 2
 x + 2y – z = 2
= x + 2(2) – 3 = 2
=x+1=2
=x =2–1=1
Jadi solusi SPL tersebut adalah
x=1,y=2,z=3
3. Tentukan pemecahan SPL tersebut dengan metode eliminasi Gauss.
Jordan
x + 7y - 9z = -27
5x + 36y - 72z = -371
8x + 56y + 64z = 1008
Jawab :
Eliminasi Gauss Jordan.
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
1 7 −9 −27
( 5 36 −72 −371
8 56 64 1008 | )
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 5 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 8 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:
1 7 −9 −27
( | )
0 1 −27 −236
0 0 136 1224
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 7 kali baris
kedua, sehingga diperoleh:

1 0 180 1625
(0 1 −27 −236
0 0 136 1224
1
| )
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
136

1 0 180 1.625
( 0 0 1 9| )
0 1 −27 −236

Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 180 kali baris
ketiga dan pada baris kedua, tambahkan baris kedua dengan 27 kali
baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 05
( |)0 1 07
0 0 19
Sehingga solusi dari SPL adalah

x = 5, y = 7 , z = 9
4. Tentukan pemecahan SPL tersebut dengan metode eliminasi
Gauss.
2x + 6y - 8z = -10
5x + 16y + 2 = 112
6x + 18y + 3z = 132

Jawab :
Eliminasi Gauss
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
2 6 −8 −10
(
5 16
6 18
1
| )
2 112
3 132
Kalikan pada baris pertama, sehingga diperoleh:
2

1 3 −4 −5
( 5 16 2 112
6 18 3 132 |)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 5 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 6 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

1 3 −4 −5
( 0 1 22 137
0 0 27 162 |)
1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
27

1 3 −4 −5
( 0 1 22 137
0 0 1 6 |)
Sehingga :

 x + 3y – 4z = -5
 y – 22z = 137
 z=6

 y – 22(6) = 137
= y ¿ 137−132 = 5
 x + 3y – 4z = -5
= x + 3(5) – 4(6) = -5
= x + 15 - 24 = -5
= x = -5 + 9 = 4
Jadi solusi SPL tersebut adalah
x=4,y=5,z=6
5. Tentukan pemecahan SPL tersebut dengan metode eliminasi Gauss.
Jordan
x + 4y - 6z = -45
4x + 17y + 20z = 490
6x - 25y + 27z = 185
Jawab :
Eliminasi Gauss Jordan.
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
1 4 −6 −45
( 4 17 20 490
6 −25 27 185 | )
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 4 kali baris pertama
dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 6 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:
1 4 −6 −45
( 0 1 44 670
0 −49 63 455 | )
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 4 kali baris
kedua, dan pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 49 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:
1 0 −182 −2.725
( 0 1 44
| )
670
0 0 2.219 33.285

1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
2.219
1 0 −182 −2.725
( 0 1
0 0
44
1 | )
670
15
Pada baris pertama, tambahkan baris pertama dengan 182 kali baris
ketiga dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 44 kali
baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 0 5
( |)0 1 0 10
0 0 1 15
Sehingga solusi dari SPL adalah

x = 5, y = 10 , z = 15

D. Menyelesaiakan Sistem Persamaan Linear Homogen


Contoh soal
1. Carilah penyelesaian SPL homogen berikut
x + 2y = 0
-x – 2y + z = 0
2x + 3y + z = 0

Jawaban:
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
1 2 00
(−1 −2 1 0
2 3 10 |)
Pada baris kedua, tambahkan baris kedua dengan baris pertama dan
pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 2 00
( 0 0 10
0 −1 1 0 |)
Tukarkan baris kedua dengan baris ketiga, sehingga:
1 2 00
( 0 −1 1 0
0 0 10 |)
Kalikan -1 pada baris kedua, sehingga:

1 2 0 0
( 0 1 −1 0
0 0 1 0 |)
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 2 kali baris
kedua, sehingga:

1 0 2 0
( 0 1 −1 0
0 0 1 0 |)
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 2 kali baris
ketiga dan pada baris kedua, jumlahkan baris kedua dengan baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 0 00
( |)0 1 00
0 0 10
Solusi x = 0 , y = 0 dan z = 0 maka SPL homogeny ini termasuk
Trivial.

2. Carilah penyelesaian SPL homogen berikut


x + 3y + 4z = 0
2x + 7y + 10z = 0
7x + 20y - 30 = 0
Jawab:
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
1 3 4 0
( 2 7 10 0
7 20 −30 0 |)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 7 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

1 3 40
( 0 1 20
0 −1 2 0 |)
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 3 kali baris
kedua dan pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan baris
kedua, sehingga diperoleh:

1 0 −2 0
( 0 1 2 0
0 0 4 0 |)
1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga:
4

1 0 −2 0
( 0 1 2 0
0 0 1 0 |)
Pada baris pertama, tambahkan baris pertama dengan 2 kali baris
ketiga dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali
baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 00
( |)0 1 00
0 0 10
Solusi x = 0 , y = 0 dan z = 0 maka SPL homogen ini termasuk
Trivial.
3. Carilah penyelesaian SPL homogen berikut
x + 2y - 3z = 0
3x + 6y -9z = 0
4x + 8y - 12z = 0
Jawab:
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:
1 2 −3 0
( 3 6 −9 0
4 8 −12 0 |)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 3 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 4 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:
1 2 −3 0
( 0 0 0 0
0 0 0 0 |)
Karena y dan z bernilai sebarang bilangan riil, maka dapat diganti
dengan parameter, misalkan y = s, z = t. Sehingga solusi SPL
homogen tersebut adalah

 x + 2y – 3z = 0
= x = 3t – 2s
 y=s
 z=t

Maka SPL homogen ini termasuk Nontrivial solution.

E. Menyelesaikan Persamaan Matriks


Contoh soal
1. Diketahu matriks berikut

A= 8 3 ( ) B= 2 −1
( )
5 2 0 1
Tentukan matriks X yang memenuhi
a. AX=B
b. XA=B
Jawab:

A= (58 32 )
1 2 −3
−1
A = (
det ( A) −5 8 )
1 2 −3
¿
16−15 −5 8( )
2 −3
¿ (
−5 8 )
a. AX= B
X = A−1B

= (−52 −38 )(20 −11 )


4 +0 −2+ (−3 )
=
(−10+ 0 5+8 )
4 −5
¿(
−10 13 )

b. XA= B
X = B A−1

= (20
−1 2 −3
1 −5 8 )( )
4 +5 −6+ (−8 )
=
(
0+ (−5 ) 0+ 8 )
¿ 9 −14
( )
−5 8
2. Diketahui matriks berikut

P= 7 5
( ) Q= 1 3
( )
4 3 2 4
Tentukan matriks X yang memenuhi
a) PX=Q
b) XP=Q
Jawab:

P= 7 5
( )
4 3
1 3 −5
−1
P =
det ( P) −4 7 ( )
1 3 −5
¿
21−20 −4 7 ( )
3 −5
¿ (−4 7 )
a) PX = Q
X = P−1Q

= (−43
−5
7 )(12 34)
3+(−10) 9+ (−20 )
=
(
−4+14 −12+28 )
¿ −7 −11
( )
10 16

b) XP= Q
X = Q P−1

= (12 34)(−43
−5
7 )
3+ (−12 ) −5+21
=
(
6+ (−16 ) −10+ 28 )
−9 16
¿ (
−10 −18 )
3. Diketahu matriks berikut
90
M= (−70
−30 40 )
N= (−23 58 )
Tentukan matriks X yang memenuhi
a. PX=Q
b. XP=Q
Jawab:
90
M= (−70
−30 40 )
1 40
−90
M −1 = (
det (M ) 30
−70 )
1 40 −90
¿
−280−(−270) 30 −70 ( )
1 40 −90
¿ (
−10 30 −70 )
−4 9
¿(−3 7 )
a. MX =N
X = M −1N
9 3 5
= (−4
−3 7 )(−2 8 )

=
(−12+(−18)
−9+(−14)
−20+72
−15+56 )
52
¿ (−30
−23 41)

b. MP =N
X = N M −1

= (−23 58)(−4 9
−3 7 )
(−15 ) 27+35
=
(−12+
8+ (−24 ) −18+56 )
¿ −27 62
( )
−16 38
4. Diketahu matriks berikut

A=( 98 87 ) B= (17 −4
5 )
Tentukan matriks X yang memenuhi
a. AX=B
b. XA=B
Jawab:

A=( 98 87 )
1 7 −8
A−1= (
det( A) −8 9 )
1 7 −8
¿
63−64 −8 9 ( )
¿ −7 8
( )
8 −9
a. AX =B
X = A−1B

= (−78 −98 )(71 −45 )


−7+56 28+ 40
=
(8+(−63) −28+(−45))
¿ ( 49 68
−55 −73 )

b. XA =B
X = B A−1

= (17
−4 −7 8
5 8 −9 )( )
−7+ (−28 ) 8+36
=
(
−49+ 40 56+(−45) )
44
¿ (−35
−9 11 )

5. Diketahu matriks berikut

C= 11 12
( ) D= 4 −5
( )
10 11 6 7
Tentukan matriks X yang memenuhi
a. CX=D
b. XC=D
Jawab:

C= 11 12
( )
10 11
1 11 −12
−1
C = (
det (C) −10 11 )
1 11 −12
¿
121−120 −10 11 ( )
11 −12
¿ (
−10 11 )
a. CX =D

X = C −1D

11 −12 4 −6
= (−10 )(
11 6 7 )
=
( 44+(−72)
−40+ 66
−66+ (−84 )
66+77 )
−28 −150
¿(
26 143 )
b. XP =Q
X = Q P−1
= ( 46
−5 11 −12
7 −10 11)( )
44 +50 −48+(−55)
=
(
66+ (−70 ) −72+77 )
95 −103
¿
−4( 5 )

F. Menyelesaikan Masalah Yang Melibatkan Matriks

Contoh soal
1. Bu Ani pengusaha makanan kecil yang menyetorkan dagangannya
ke tiga kantin sekolah. Tabel banyaknya makanan yang disetorkan
setiap harinya sebagai berikut:

Kacang Keripik Permen


Kantin A 10 bungkus 10 bungkus 5 bungkus

Kantin B 20 bungkus 15 bungkus 8 bungkus

Kantin C 15 bungkus 20 bungkus 10 bungkus

Harga sebungkus kacang, keripik, dan permen berturut-turut adalah


Rp 2.000,00, Rp 3.000,00, dan Rp 1.000,00 hitunglah
pemasukan harian yang diterima bu Ani dan setiap kantin serta total
pemasukan harian dengan penyajian bentuk matriks.
Jawaban
Banyaknya makanan yang disetorkan setiap harinya adalah

10 10 5
(
A= 20 15 8
15 20 10 )
Matriks harga makanan adalah

2.000
( )
B= 3.000
1.000
10 10 5 2.000
( )( )
AB= 20 15 8 3.000
15 20 10 1.000
10× 2000 10 × 3000 5 ×1000
(
AB= 20 ×2000 15 × 3000 8 ×1000
15× 2000 20× 3000 10 ×1000 )
20.000+30.000+5.000
( )
AB= 40.000+45.000+8.000
30.000+60.000+10.000
55.000
( )
AB= 93.000
100.000
Jadi pemasukan harian yang diterima bu Ani dari setiap kantin A, B
dan C berturut-turut adalah Rp 55.000,00; Rp 93.000,00dan
Rp 100.000. Total pemasukan harian bu Ani dari seluruh kantin
adalah Rp 248.000,00.
2. Umay dan Rian pergi ke toko buku. Umay membeli 4 buah buku
dan 3buah pulpen. Umay harus membayar Rp 26.000,00
sedangkan Rian membeli 3 buah buku dan 2buah pulpen. Rian harus
membayar Rp 19.000,00. Tentukanlah harga buku dan harga
pulpen tersebut!
Jawab:
Buku Pulpen Harga
Umay 4 3 26000
Rian 3 2 19000
Misalkan buku x dan pulpen y
 Bentuk persamaan linear
4 x+3 y =26000
3 x+ 2 y =19000
 Bentuk matriks

( 43 32)( xy)=(26000
19000 )
 Invers A
1 2 −3 −2 3
−1
A = (
8−9 −3 4
= )(
3 −4 )
−2 3 26000 5000
B=( )( )=(
2000 )
−1
 X =A
3 −4 19000
Jadi, harga sebuah buku adalah Rp 5.000,00 dan harga sebuah
pulpen adalah Rp 2.000,00.
3. Pak Alzam merupakan seorang pengusaha kue. Setiap pagi ia
membawa kuenya ke tiga toko yang ada dikompleksnya. Tabel
banyaknya kue yang disetorkan setiap harinya adalah

Donat Brownis Bolu


Toko A 20 15 15
Toko B 15 20 10
Toko C 25 20 15
Harga satu donat adalah Rp 2.000,00, satu potong brownis
Rp 1.500,00, satu poton bolu Rp 1.000,00. Hitunglah pemasukan
harian yang diterima Pak Alzam dari setiap toko, serta total
pemasukan harian dengan penyajian matriks.
Jawab:
 Bentuk matriks

20 15 15 2.000
( ) ( )
A= 15 20 10 dan B= 1.500
25 20 15 1.000
 Lakukan operasi perkalian pada matriks A dan B
20 15 15 2.000
(
AB= 15 20 10 1.500
25 20 15 1.000 )( )
40.000+22.500+15.000
(
¿ 30.000+30.000+10.000
50.000+30.000+15.000 )
77.500
( )
¿ 70.000
95.000
Jadi, pemasukan harian yang diterima Pak Alzamdari toko
berturut-turut adalah Rp 77.500,00; Rp 70.000,00;
Rp 95.000,00. Dan total yang diperoleh pak Alzam adalah
Rp 242.500,00.
4. Seorang ibu rumah tangga berbelanja kebutuhan rumah tangga
dengan tiga jenis bahan yang berbeda dalam tiga bulan. Berikut tabel
belanjaannya:

Beras Gula Minyak


Bulan 1 15 liter 5 liter 2 liter
Bulan 2 20 liter 7 liter 1 liter
Bulan 3 10 liter 2 liter 1 liter
Harga satu liter beras adalah Rp 8.000,00 satu liter gula

Rp 12.000,00, dan satu liter minyak Rp 10.000,00. Hitunglah


pengeluaran ibu rumah tangga dalam 3 bulan.
Jawab:
 Bentuk matriks

15 5 2 8000
( ) ( )
A= 20 7 1 , B= 12000
10 2 1 10000
 Lakukanlah operasi perkalian pada matriks A dan B.
15 5 2 8000
( )( )
AB= 20 7 1 12000
10 2 1 10000
120000+60000+20000
( )
AB= 160000+84000+10000
80000+24000+10000
200000
AB= 254000
114000( )
Jadi, total belanjaan ibu rumah tangga selama 3 bulan adalah
Rp 568.000,00.
5. Afkar pergi ke pasar buah 2 minggu yang lalu dan memberi 5 kg
duku dan 4 kg jeruk, dan harus membayar Rp 22.000,00. Hari ini
dia membeli 10 kg duku dan 6 kg jeruk dan dia harus membayar
Rp 38.000,00. Berapa harga tiap-tiap kg duku dan jeruk?
Jawab:
Misalkan x=¿ duku dan y=¿ jeruk
Bentuk SPL

5 x+ 4 y =22.000

10 x+ 6 y=38.000

Ubah kedalam bentuk matriks dan selesaikan dengan menggunakan


OBE, sehingga:

(105 46)( xy)=(22.000


38.000 )
Menyelesaikan dengan menggunakan OBE

(105 46|2238 )
1
Kalikan pada baris pertama, sehingga diperoleh:
5
4 22

( |)
1
10
5 5
6 38
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

4 22

( |)
1
5 5
0 −2 −6
−1
Kalikan pada baris keduaa, sehingga diperoleh:
2
4 22

( |)
1
0
5 5
1 3
Sehingga:
4 22
x+ y= …(pers.1)
5 5
y=3
Substitusi nilai y ke pers.1
4 22
x + ( 3 )=
5 5
22 12
x= −
5 5
x=2
Jadi, harga duku per kg adalah Rp 2.000,00 dan jeruk
Rp 3.000,00.

G. Menguraikan Pengertian Matriks Elementer


Contoh soal
1. Tentukan matriks elementer dari matriks berikut:

1 0 2 3 1 0 0
(
A= 2 −1 3 6
1 4 4 0 ) (
E= 0 1 0
3 0 1 )
Penyelesaian:

1 0 0
( )
0 1 0 b 3+ 3 b1
0 0 1
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 3 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:
1 0 0
→ E= 0 1 0
3 0 1( )
Sehingga:

1 0 0 1 0 2 3
(
EA= 0 1 0 2 −1 3 6
3 0 1 1 4 4 0 )( )
1+ 0+0 0+0+ 0 2+0+ 0 3+ 0+0

(
EA= 0+2+0 0+(−1)+0 0+3+ 0 0+ 6+0
3+0+1 0+0+ 4 6+0+ 4 9+ 0+0 )
1 0 2 3
EA= 2 −1 3 6
4 4 10 9( )
Atau dengan cara menerapkan OBE pada matriks A
1 0 2 3
(
A= 2 −1 3 6 b 3+ 3 b1
1 4 4 0 )
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 3 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:
1 0 2 3
( )
2 −1 3 6 ⇒ EA (terbukti)
4 4 10 9

2. Perhatikan matriks A dan B. Tentukanlah matriks elementer yang

dapat membentuk EA=B , dengan A= (25 31) dan

B= 2 3 .( )
17 19
Penyelesaian:
E= ( 10 01 )
Pada baris kedua, tambahkan baris kedua dengan 6 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

E¿ ( 16 01)
Sehingga:

EA= (61 01)(52 31 )


2 3
¿(
17 19 )
(terbukti)

3. Tentukan matriks elementer dari matriks berikut

3 7 41
( )
A= 2 3 5 0
−1 2 0 1
1 0 0 1 0 0
( ) (
I = 0 1 0 → E= −2 1 0
0 0 1 0 0 1 )
Penyelesaian:

1 0 0 3 7 41
(
EA= −2 1 0 2 3 5 0
0 0 1 −1 2 0 1 )( )
3+ 0+0 7+0+ 0 4 +0+0 1+0+0
(
EA= −6+2+0 −14+3+ 0 −8+5+0 −2+0+ 0
0+ 0−1 0+0+ 2 0+ 0+0 0+0+ 1 )
3 7 4 1

−1 (
EA= −4 −11 −3 −2
2 0 1 )
Memberlakukan OBE yang diberikan matriks E kepada matriks A
3 7 41
(
A= 2 3 5 0 b2 −2b 1
1 2 01 )
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

3 7 4 1
(
−4 −11 −3 −2 =EA(terbukti)
−1 2 0 1 )
4. Misalkan didefinisikan matriks elementer E1 dan E2 sebagai
berikut:

1 0 0
1 0 0
(
E 1= 0 2 0
0 0 1 ) dan
( )
E 2= 0
1
2
0 0
0.
1
Buktikan bahwa

E1 E2=E 2 E1=I .
Penyelesaian:

1 0 0

(
I= 0 1 0
0 0 1 )
Kalikan 2 pada baris kedua, sehingga diperoleh:
1 0 0
→ E 1= 0 2 0
0 0 1( )
1 0 0

(
I= 0 1 0
0 0 1 )
1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
2
1 0 0
→ E 2= 0
( ) 0
1
2
0
0
1
Kemudian kita kalikan keduanya sehingga diperoleh

1 0 0

( )( )(
1 0 0 1 0 0
E 1 E 2= 0 2 0 0
0 0 1
0
1
2
0
0=0 1 0
1
0 0 1 )
1 0 0
E 2 E 1= 0
( )(0
1
2
0
1 0 0 1 0 0
0 0 2 0=0 1 0
1
0 0 1 0 0 1 )( )
Jadi, terbukti bahwa E1 E2=E 2 E1=I .
5. Tentukan matriks elementer dari matriks berikut

1 2 4 1 0 0
(
A= 2 1 3 , E= 0 1 0
1 0 2 5 0 1 ) ( )
Penyelesaian:
1 0 0
(
I= 0 1 0
0 0 1 )
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 5 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 0 0
→ E= 0 1 0
5 0 1 ( )
Untuk memperoleh matriks elementer A, maka

1 0 0 1 2 4
(
EA= 0 1 0 2 1 3
5 0 1 1 0 2 )( )
1+ 0+0 2+ 0+0 4+0+ 0
(
EA= 0+2+0 0+1+0 0+3+0
5+0+1 10+ 0+0 20+0+2 )
1 2 4
EA= 2 1 3
6 10 22( )
Dengan menggunakan OBE pada matriks A , maka
1 2 4
(
A= 2 1 3
1 0 2 )
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 5 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 2 4
(
→ 2 1 3 ⇒ EA
6 10 22 )
Jadi, matriks yang diperoleh sama.
H. Menyelesaiakan Sistem Linear Dengan Invers Matriks
Contoh soal
1. Selesaikanlah sistem persamaan linear berikut dengan
menggunakan invers matriks!
x +3 y+ z=4
2 x+2 y +3 z=−1
2 x+3 y + z=3
Penyelesaian: :
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:

1 3 1 x 4
( )( ) ( )
2 2 1 y = −1
2 3 1 z 3
 X =A −1 B
Tentukan A−1 ,perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:
1 4 21 0 0
( | )
( A|I )= 2 2 1 0 1 0
2 3 10 0 1
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris pertama
dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 3 1 1 0 0
( |
0 −4 −1 −2 1 0
0 −3 −1 −2 0 1 )
−1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
4
1 3 1 1 0 0

( 0 1
1 1 −1
4 2 4
0 −3 −1 −2 0
| ) 0
1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 3 kali baris
kedua dan pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 3 kali
baris kedua, sehingga diperoleh:

1 −1 3

( | )
1 0 0
4 2 4
1 1 −1
0 1 0
4 2 4
−1 −1 −3
1 0 1
4 2 4
Kalikan −4 pada baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 −1 3

( |
1 0 0

0 1
0 0
4
1
4
1
2
1
2
2
4
−1
4
0
3 −4
) 1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan kali baris
4

1
ketiga dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan kali
4
baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 0 0 −1 0 1
( |
( I |A −1 ) = 0 1 0 0
0 0 1 2
−1 1
3 −4 )
−1 0 1
Jadi,
(
A−1= 0 −1 1
2 3 −4 )
Langkah selanjutnya tentukan nilai X
X =A −1 B
−1 0 1 4 −1

2 (
X = 0 −1 1 −1 = 4
3 −4 3 −7 )( ) ( )
Jadi, solusi yang diperoleh x=−1 , y=4 dan z=−7

2. Selesaikan sistem linear berikut dengan menggunakan invers


matriks!
−x 2−x 3 + x 4=0
x 1+ x2 + x 3 + x 4=6
2 x1 + 4 x 2+ x 3−2 x 4 =−1
3 x 1+ x 2−2 x 3+ 2 x 4 =3
Penyelesaian:
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:

0 −1 −1 1 x1 0

( 1 1
2 4
1 1
1 −2
3 1 −2 2
)( ) ( )
x2
x3
x4
= 6
−1
3

 X =A −1 B
Tentukan A−1 ,perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:
0 −1 −1 1 1 0 00

(
( A|I )= 1 1
2 4
1 1 0
1 −2 0
3 1 −2 2 0
| ) 1
0
0
00
10
01
Tukarkan baris pertama dengan baris kedua, sehingga diperoleh:

1 1 1 1 0 1 00

( 0 −1 −1 1
2 4 1 −2
3 1 −2 2
| )
1
0
0
0
0
0
00
10
01
Pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris pertama
dan pada baris keempat, kurangkan baris keempat dengan 3 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

1 1 1 1 0 1 00

( 0 −1 −1 1
0 2 −1 −4
0 −2 −5 −1
| )
1 0 00
0 −2 1 0
0 −3 0 1
Kalikan -1 pada baris kedua, sehingga diperoleh:

1 1 1 1 0 1 00

( 0 1
| )
1 −1 −1 0 0 0
0 2 −1 −4 0 −2 1 0
0 −2 −5 −1 0 −3 0 1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan baris kedua,
pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris kedua
dan pada baris keempat, tambahkan baris keempat dengan 2 kali
baris kedua, sehingga diperoleh:
1 0 0 2 1 1 00

( 0
0
0
|
1 1 −1 −1 0 0 0
0 −3 −2 2 −2 1 0
0 −3 −3 2 −3 0 1
−1
)
Kalikan pada baris keempat, sehingga diperoleh:
3
1 1 0 0

( |
1 0 0 2
0
0
0
1 1 −1
0 −3 −2
0 1 1
−1 0 0 0
2
−2
3
−2 1
1 0
0
−1
3
)
Tukarkan baris ketiga dengan baris keempat, sehingga diperoleh:

1 1 0 0

( |
1 0 0 2
0
0
0
1 1 −1
0 1 1
0 −3 −2
−1 0
−2
3
2
1
−2
0 0
0
1
−1
3
0
)
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan baris ketiga dan
pada baris keempat, tambahkan baris keempat dengan 3 kali baris
ketiga, sehingga diperoleh:

1 1 0 0

( | )
1 0 0 2 −1 1
−1 0
0 1 0 −2 3 3
0 0 1 1 −2 −1
1 0
0 0 0 1 3 3
1 1
0 −1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 2 kali baris
keempat, pada baris kedua, tambahkan baris kedua dengan 2 kali
baris keempat dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan
baris keempat, sehingga diperoleh:

1 −1 −2 2

( | )
1 0 00 −1 −5
1 2
( I |A ) = 0
−1 1 00 3 3
0 0 10 −2 2
0 −1
0 0 01 3 3
1 1
0 −1

1 −1 −2 2

( )
−1 −5
1 2
−1 3 3
Jadi A =
−2 2
0 −1
3 3
1 1
0 −1
Langkah selanjutnya tentukan nilai X
1 −1 −2 2

( )( )
−1 −5 0
1 2
X =A −1 . B= 3 3 6
−2 2 −1
0 −1
3 3 3
1 1
0 −1
¿
0−6+ 2+ 6 2

( )( )
0+ 6−2−5 = −1
0+0+1+2
0+ 6−1−3
3
2
Jadi solusinya x 1=2 , x 2=−1, x 3=3dan x 4 =2
3 1 0
3. Carilah invers dari matriks U berikut
( 2 1 1
6 2 2 )
Jawab:
 U −1 =…?
Tentukan U −1 ,perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:

3 1 01 0 0
( | )
( U|I )= 2 1 1 0 1 0
6 2 20 0 1
1
Kalikan pada baris pertama, sehingga diperoleh:
3
1 1

( | )
1 0 0 0
3 3
2 1 10 1 0
6 2 20 0 1
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan baris ketiga dan
pada baris keempat, tambahkan baris keempat dengan 3 kali baris
ketiga, sehingga diperoleh:

1 1

( | )
1 0 0 0
3 3
1 −2
0 1 1 0
3 3
0 0 2 −2 0 1
Kalikan 3 pada baris kedua, sehingga diperoleh:
1 1

( | )
1 0 0 0
3 3
0 1 3 −2 3 0
0 0 2 −2 0 1
1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan kali baris
3
kedua, sehingga diperoleh:

1 0 −1 1 −1 0
( |
0 1 3 −2 3 0
0 0 2 −2 0 1 )
1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
2
1 −1 0

( | 1 0 −1
0 1 3
−2 3
0 0 1 −1 0
0
1
2
)
Pada baris pertama, tambahkan baris pertama dengan baris ketiga
dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 3 kali baris
ketiga, sehingga diperoleh:

( | )
0 −1
2
1 0 0
−3
0 1 0 1 3
2
0 0 1
1
−1 0
2
1
0 −1

( )
2
−1 −3
Jadi U = 1 3
2
1
−1 0
2

4. Selesaikan sistem linear tersebut dengan menggunakan invers


matriks
5 x 1+15 x 2+ 5 x 3=20
10 x 1+10 x 2+ 5 x 3=−5
10 x 1+15 x 2+ 5 x 3=15
Penyelesaian:
Ubah kedalam bentuk matriks pada SPL diatas, sehingga:

5 15 5 x1 20
(
10 15 5 x3
) () ( )
M = 10 10 5 X= x 2 N = −5
15

 X =M −1 N
Tentukan M −1 ,perhitungan yang dilakukan sebagai berikut:
5 15 5 1 0 0
(
( M |I )= 10 10 5 0 1 0
10 15 5 0 0 1 | )
1
Kalikan pada baris pertama, sehingga diperoleh:
5
1

( | )1 3 1 0 0
5
10 10 5
0 1 0
10 15 5
0 0 1
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 10 kali baris
pertama dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 10 kali
baris pertama, sehingga diperoleh:

( 1 3 1
0 −20 −5
0 −15 −5

−1
5
| )
0 0
−2 1 0
−2 0 1

Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:


20
1

( | )
1 31 0 0
5
1
0 1 1 −1
4 0
10 20
0 −15 −5
−2 0 1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 3 kali baris
kedua dan pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 15 kali
baris kedua, sehingga diperoleh:

1 −1 3

( | )
1 0 0
4 10 20
1 1 −1
0 1 0
4 10 20
−5 −1 −3
0 0 1
4 2 4
−4
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
5
−1 3

( | )
1 0
1 0 10 20
4
1 −1
1 0
0 1 10 20
4
2 3 −4
0 0 1
5 5 5
1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan kali baris
4

1
ketiga dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan kali
4
baris ketiga, sehingga diperoleh:

−1 1

( | )
0
5 5
1 0 0
−1 1
( I |M )= 0 1 0 0
−1
5 5
0 0 1
2 3 −4
5 5 5

−1 1
0

( )
5 5
−1 1
Jadi M −1= 0
5 5
2 3 −4
5 5 5
Langkah selanjutnya tentukan nilai X
X =M −1 N
−1 1
0

( )
5 5
20 −1
X= 0
2
−1
5
3
1
5
−4
−5
15( )( )
= 4
−7
5 5 5

Jadi, solusi yang diperoleh x 1=−1 , x 2=4 dan x 3=−7


1 1 0
5. Tentukan invers matriks
( )
M = 2 3 2 dengan transformasi baris
2 1 3
elementer.
Penyelesaian:

1 1 01 0 0
( | )
( M |I )= 2 3 2 0 1 0
2 1 30 0 1
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris pertama
dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 1 0 1 0 0
( 0 1 2 −2 1 0
|
0 −1 3 −2 0 1 )
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan baris kedua,
sehingga diperoleh:

1 1 0 1 0 0
( | 0 1 2 −2 1 0
0 0 5 −4 1 1 )
1
Kalikan pada baris ketiga, sehingga diperoleh:
5
1 0 0

( | )
1 1 0
0 1 2
0 0 1
−2
−4
5
1
1
5
0
1
5
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris ketiga,
sehingga diperoleh:

1 0 0

( | )
1 1 0 −2
0 1 0 5
0 0 1 −4
5
3
5
1
5
−2
5
1
5
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan baris kedua,
sehingga diperoleh:

7 −3 2

( | )
5 5 5
1 0 0
3
( I |M −1 )= 0 1 0 −2 −2
5 5 5
0 0 1
−4 1 1
5 5 5

7 −3 2

( )
5 5 5
−1 −2 3 −2
Jadi, diperoleh M =
5 5 5
−4 1 1
5 5 5
I. Menghitung Determinan2 ×2dan 3 ×3
Contoh soal

Tentukan hasil kali elementer bertanda untuk mencari determinan dari


matriks berikut !

1. A= ( 24 16)
| A|= 2 1 =a11 a 22−a12 a 21=( 2× 6 )−( 1 × 4 )
|4 6|
¿ 12−4=8

2. B= (45 76 )
|B|= 4 7 =a11 a22−a 12 a21=( 4 ×6 )−( 7 ×5 )
|5 6|
¿ 24−35=−11

2 3 4
3.
(
C= 1 5 1
3 6 6 )
2 3 4
| |
|C|= 0 0 0
3 6 6

¿ a11 a22 a33 +a 12 a23 a31+ a13 a21 a 32−a11 a23 a32−a 12 a21 a33−a13 a22 a31
¿ ( 2 ×0 ×6 )+ ( 3× 0 ×3 ) + ( 4 ×0 × 6 )−( 2 ×0 × 6 )− (3 × 0 ×6 ) −( 4 × 0 ×3 )

¿ 0+0+ 0−0−0−0=0

3 1 −4
4. D=
(
2 5 6
1 4 8 )
3 1 −4
|D|= 2 5
| 1 4 8
6
|
¿ a11 a22 a33 +a 12 a23 a31+ a13 a21 a 32−a11 a23 a32−a 12 a21 a33−a13 a22 a31

¿ ( 3 ×5 ×8 )+ ( 1× 6× 1 ) + (−4 × 2× 4 )−( 3 × 6× 4 )−( 1 ×2 ×8 )−(−4 ×5

¿ 120+6−32−72−16+20=26

3 2 1
5.
(
DT = 1 5 4
−4 6 8 )
3 2 1
|DT|=
|1 5 4
−4 6 8 |
¿ a11 a22 a33 +a 12 a23 a31+ a13 a21 a 32−a11 a23 a32−a 12 a21 a33−a13 a22 a31

¿ ( 3 ×5 ×8 )+ ( 2× 4 ×−4 ) + ( 1 ×1 ×6 )−( 3 × 4 ×6 )−( 2× 1× 8 )− (1 ×5 ×−

¿ 120−32+ 6−72−16+20=26
1 1 2
6.
(
E= 2 4 −3
3 6 −5 )
1 1 2
|E|= 2 4 −3
3 6 −5| |
¿ a11 a22 a33 +a 12 a23 a31+ a13 a21 a 32−a11 a23 a32−a 12 a21 a33−a13 a22 a31

¿ ( 1× 4 ×−5 ) + ( 1×−3 × 3 ) + ( 2× 2× 6 )− (1 ×−3 × 6 )−( 1 ×2 ×−5 )− (2 ×

¿−20−9+24+18+10−24=−1

J. Menghitung Determinan Dengan Reduksi Baris


Contoh soal

3 1 −4
1.
(
A= 2 5 6
1 4 8 )
Penyelesaian:

3 1 −4
|
| A|= 2 5
1 4 8
6
|
Tukarkan baris pertama dengan baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 4 8
| A|=− 2 5
| 3
6
1 −4 |
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris pertama
dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 3 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 4 8
|
| A|=− 0 −3 −10
0 −11 −28 |
−1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
3
1 8 4
| A|=3 0 1
| 10
3
0 −11 −28
|
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 11 kali baris kedua
sehingga diperoleh:

1 4 8

| A|=3
| |
0 1

0 0
10
3
26
3

26 26
(
| A|=3 1×1 ×
3
=3) ( )
3
=26

2 3 4
2.
(
B= 1 5 1
3 6 6 )
Penyelesaian:
2 3 4
| |
|B|= 1 5 1
3 6 6
Tukarkan baris pertama dengan baris kedua, sehingga diperoleh:

1 5 1
| |
|B|=− 2 3 4
3 6 6
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris pertama
dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 3 kali baris
pertama, sehingga diperoleh:

1 5 1
|
|B|=− 0 −7 2
0 −9 3 |
Tukarkan baris kedua dengan baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 5 1
|
|B|= 0 −9 3
0 −7 2 |
−1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
9

1 1 5
|B|=−9 0 1 −1

0 −7 2
3| |
Pada baris ketiga, tambahkan baris ketiga dengan 7 kali baris kedua,
sehingga diperoleh:
1 1 5

|B|=−9
0 1

0 0
−1
3
−1
3
| |
1
(
|B|=−9 1 ×1 ×− =−9
3 ) ( −13 )=3
6 −3 1
(
3. C= 2 2 3
8 5 7 )
Penyelesaian:

6 −3 1
|C|= 2
| 2 3
8 5 7 |
Tukarkan baris pertama dengan baris ketiga, sehingga diperoleh:

8 5 7
|C|=− 2
| 2 3
6 −3 1 |
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 7 kali baris
ketiga dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 3 kali
baris ketiga, sehingga diperoleh:

−34 26 0
|
|C|=− −16 11 0
6 −3 1 |
1
Kalikan pada baris kedua, sehingga diperoleh:
11
−34 26 0
|C|=−11 −16
11
6
| −3 1
1
|
0

Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 26 kali baris


kedua, sehingga diperoleh:

42

| |
0 0
11
|C|=−11 −16
1 0
11
6 −3 1

|C|=−11 ( 4211 × 1× 1)=−11( 4211 )=−42


2 4 2 3
4. D=
(
2
1
1
1
2
2
1
3
1
1
4
1
)
Penyelesaian:

2 4 2 3
|D|= 2
1
1
| | 1 1 1
2 3 4
2 1 1
Tukarkan baris pertama dengan baris keempat, sehingga diperoleh:
1 2 1 1
|D|=− 2
1
2
| | 1 1 1
2 3 4
4 2 3
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 2 kali baris
pertama, pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan baris
pertama dan pada baris keempat, kurangkan baris keempat dengan 2
kali baris pertama, sehingga diperoleh:

1 2 1 1
|D|=− 0
0 0
0 0
|
−3 −1 −1
2 3
0 1
|
|D|=−( 1 ×−3× 2× 1 )=−(−6 )=6

1 1 1 2
5. E=
(
2
1
2
1
1
2
2
3
1
1
2
1
)
Penyelesaian:

1 1 1 2
|E|= 2
1
2
| | 1
1
2
2
3
1
1
2
1
Pada baris pertama, kurangkan baris pertama dengan 2 kali baris
keempat, pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan baris
keempat dan pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali
baris keempat, sehingga diperoleh:
−3 −3 −1 0

2
|
|E|= 0 −1 1 0
−3 −3 1 0
2 1 1
|
Pada baris pertama, tambahkan baris pertama dengan baris ketiga
dan pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan baris ketiga
sehingga diperoleh:

−3 −3 0 0

|
|E|= 0 −1 0 0
−3 −3 1 0
2 2 1 1
|
Kalikan -1 pada baris kedua, sehingga diperoleh:

−3 −3 0 0

|
|E|=− 0 1 0 0
−3 −3 1 0
2 2 1 1
|
Pada baris pertama, tambahkan baris pertama dengan 3 kali baris
kedua, sehingga diperoleh:

−3 0 0 0

|
|E|=− 0 1 0
−3 −3 1
2 2 1
|
0
0
1
|E|=−(−3 ×1 ×1 ×1 ) =−( 3 )=−3
1 2 2 3 4

(
4 9 10
6. F= 2 6 7
3 10 20
1 5 10
Penyelesaian:
13
10
22
12
17
14
40
16
)
1 2 2 3 4

|4 9 10
|F|= 2 6 7
3 10 20
1 5 10
13
10
22
12
17
14
40
16
|
Pada baris kedua, kurangkan baris kedua dengan 4 kali baris
pertama, pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali
baris pertama, pada baris keempat, kurangkan baris keempat dengan
3 kali baris pertama dan pada baris kelima, kurangkan baris lima
dengan baris pertama, sehingga diperoleh:

1 2 2 3 4
0
|F|= 0
0
0
| 1
2
2 1
3 4
4 16 13
3 8 9
1
6

12
28 |
Pada baris ketiga, kurangkan baris ketiga dengan 2 kali baris kedua,
pada baris keempat, kurangkan baris keempat dengan 4 kali baris
kedua dan pada baris kelima, kurangkan baris kelima dengan 3 kali
baris kedua, sehingga diperoleh:
1 2 2 3 4
0
|F|= 0
0
0
| 1 2 1
0 −1 2
0 8 9
0 2 6
1

24
9
4
|
Kalikan -1 pada baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 2 2 3 4
0
|F|=− 0
0
0
| 1 2 1
0 1 −2
0 8 9
0 2 6
1
−4
24
9
|
Pada baris keempat, kurangkan baris keempat dengan 8 kali baris
ketiga dan pada baris kelima, kurangkan baris kelima dengan 2 kali
baris ketiga, sehingga diperoleh:

1 2 2 3 4
0
|F|=− 0
0
0
| 1 2 1
0 1 −2
0 0 25
0 0 10
1
−4
56
17
|
1
Kalikan pada baris keempat, sehingga diperoleh:
25
1 2 2 3 4

| |
1
0 1 2 1
−4
|F|=−25 0 0 1 −2
56
0 0 0 1
25
−27
0 0 0 0
5

27 −27
(
|F|=−25 1 ×1× 1× 1×−
5 )=−25( )
5

¿−5 (−27 )=135

K. Menentukan Determinan Dengan Ekspansi Kofaktor


Contoh soal
1. Hitunglah determinan F dengan menggunakan ekspansi kofaktor
sepanjang kolom kedua !

−2 0 −5

[
F= 1 0 −7
−1 4 −8 ]
penyelesaian :

F=¿
|F|=a12C 12+a 22C 22+a 32C 32
a 12¿ 0, a 22¿ 0, a 32¿ 4
C 12¿− |−11 −7
−8|
¿−( 1 (−8 )−(−7 )(−1 ) )
¿ 15

C 22¿+|−2
−1 −8|
−5

¿( (−2 )(−8 )−(−1 ) (−5 ) )


¿ 11

C 32 ¿− |−21 −5
−7|
¿−( (−2 ) (−7 ) −(−5 ) ( 1 ))
¿−19

|F|=0 ( 15 )+ 0 ( 11 )+ 4 (−19 )=−76


3 1 −4
2. Misalkan kita punya matriks
[ ]
A= 2 5 6 . Tentukan minor
1 4 8
entri a11, a12, dan a13. Tentukan juga kofaktor entri M11, M12 dan M13 !
penyelesaian :

3 1 −4

[
minor entri a11 adalah M11 = 2 5
1 4 8
6 =
5 6
4 8 ][ ]
= 5(8) – 4(6) =

16
kofaktor a11 adalah C11 = (-1) M11 = (-1)2(16) = 16
1+1
3 1 −4
minor entri a12 adalah M12 =
[ 2 5 6 =
1 4 8
2 6
1 8][ ]
= 2(8) – 1(6) =

10
kofaktor a12 adalah C12 = (-1) M12 = (-1)3(10) = -10
1+2

3 1 −4
minor entri a13 adalah M13 =
[ 2 5 6 =
1 4 8
2 5
1 4][ ]
= 2(4) – 1(5) =

3
kofaktor a13 adalah C13 = (-1) M13 = (-1)4(3) = 3
1+3

3. Tentukan determinan matriks !

2 1 3 1

B=
[ ] 1
0
0
0
2
1
1
1
2
1
0
3

penye lesaian :

dengan menggunakan kolom pertama pada matriks B sebagai


kofaktor dan dengan mengambil i = 1, 2, 3, 4 dan j = 1 maka
diperoleh.

2 1 3 1

det(B) =
[ ]
1
0
0
0
2
1
1
1
2
1
0
3
= a11C11 + a21C21 + a31C31 + a41C41
= a11(-1)1+1M11 + a21(-1)2+1M21 + a31(-1)3+1M31 + a41(-1)4+1M41
= a11M11 – a21M21 + a31M31 – a41M41

0 1 1 1 3 1 1 3 1
= 2 2 1 0
1 2 3[ ] [ ] [ ] – 1 2 1 0
1 2 3
+ 0 0 1 1
1 2 3
– 0

1 3 1

[ ]
0 1 1
2 1 0
hitung lagi determinan untuk matriks 3×3 nya
= 2[ambil i = 1 dan j = 1, 2, 3] – 1[ambil i = 1, 2, 3 dan j= 3]
{untuk matriks ketiga dan keempat tidak perlu dihitung
karena koefesiennya 0, sehingga apabila dikali, hasilnya
akan tetap = 0}
= 2[a11C11 + a12C12 + a13C13] – 1[a13C13 + a23C23 + a33C33] + 0 –
0
= 2[a11(-1)1+1M11 + a12(-1)1+2M12 + a13(-1)1+3M13] –  1[a13(-
1)1+3M13 + a23(- 1)2+3M23 + a33(-1)3+3M33]
= 2[a11M11 – a12M12 + a13M13] – 1[a13M13 + a23M23 + a33M33]

= 2
(0 [12 03] [ 21 03] [ 21 12]) (1[ 21 12]
– 1 + 1 – 1 – 0

[ 11 32] [ 12 31])
+3

= 2(0[1(3)-2(0)] – 1[2(3)-1(0)] + 1[2(2)-1(1)]) – 1(1[2(2)-


1(1)] – 0[1(2)-1(3)] + 3[1(1)-2(3)])
= 2(0 – 6 + 3) – 1(3 – 0 + 3(-5))
= -6 + 12
= 6

4. Hitunglah determinan D dengan menggunakan ekspansi kofaktor


sepanjang baris kedua !

−2 1 3

[
D= 6 4 2
0 7 5 ]
penyelesaian :

−2 1 3

[
D= 6 4 2
0 7 5 ]
|D|=a21C 21+a 22C 22+a 23C 23
a 21¿ 6, a 22¿ 4 , a 23¿ 2

C 21¿(−1)2+1 M 21

¿(−1) 1 3 | |
7 5

¿ (−1 ) ( 5−21 )=16

C 22¿(−1)2+2 M 22

¿|−20 35|
¿ (−10 ) −3=−13
C 23¿(−1)2+3 M 23

¿(−1) |−20 71|


¿ (−1 ) (−14−0 )=14
Sehingga diperoleh:
|D|=( 6 ) ( 16 ) + ( 4 ) (−13 ) +(2)(14)
¿ 72
5. Hitunglah determinan di bawah ini dengan menggunakan ekspansi
kofaktor sepanjang kolom ke-3 !

3 1 2

[
A= −1 0 5
4 −1 3 ]
penyelesaian :

A=¿

| A|=a 13C 13+a 23C 23+a 33C 33


a 13¿ 2, a 23¿ 5, a 33¿ 3

|−14 −10 |=(−1×−1 )−( 4 × 0)=1


C 13¿+

3 1
C ¿−|
4 −1|
23 =−( 3 × (−1 ) )−( 4 ×1 )=7

3 1
C ¿+|
−1 0|
33 =( 3 ×0 )−( 1 × (−1 ) )=1
Sehingga, determinan sepanjang kolom ke-3 yaitu:
| A|=( 2 ×1 ) + ( 5 ×7 ) + ( 3 ×1 )=19
6. Tentukan M13, M21, dan M33 pada determinan matriks A berikut ini !

3 5 −2

[
A= −1 4
2 −1 3
1
]
penyelesaian :

3 5 −2

[
A= −1 4
2 −1 3
1 maka M13 =
]−1 4 =7
2 −1 | |
3 5 −2

[
A= −1 4
2 −1 3
1 maka M21 =
] 5 −2
−1 3
=17 | |
3 5 −2

[
A= −1 4
2 −1 3
1 maka M33 =
] 3 5 =17
−1 4 | |
7. Diketahui:

1 5 k

[
D= −1 0 1
3 k 4 ]
Tentukan k jika det ( D)=29 dengan syarat k ≥ 0 lalu tentukan
kofaktor satu satu pada determinan tersebut !
penyelesaian :
1 5 k 1 5

[ | ]
D= −1 0 1 −1 0 =29 → ¿2¿−( k−20)
3 k 4 3 k

−k 2−k + 15+ 20−29=0


−k 2−k + 6=0
k 2+ k−6=0
(k + 3)( k−2)
Sehingga k yang memenuhi yaitu k =2, maka determinan tersebut
dapat dituliskan:

1 5 2

[
D= −1 0 1
3 2 4 ]
1 5 2

[ ]
D= −1 0 1 maka M11¿ 2 sehingga C11¿ 2
3 2 4

L. Menyelesaikan SPL Dengan Menggunakan Aturan


Cramer
Contoh soal
1. Diketahui suatu persamaan linear
3 x+ 2 y + z=7
x−2 y=7
2 x+ y −2 z =0
Tentukan nilai x, y, dan z dengan aturan Cramer !
penyelesaian :
-4 + 0 + -4 = -8

3 2 1 3 2

| | |
D= 1 −2 0 1 −2 =13− (−8 )=21
2 1 −2 2 1
12 + 0 + 1 = 13

7 2 1 7 2

| | |
D x ¿ 7 −2 0 7 −2 =35−(−28 )=63
0 1 −2 0 1

3 7 1 3 7

| | |
D y ¿ 1 7 0 1 7 =−42−0=−42
2 0 −2 2 0

3 2 73 2

| | |
D z ¿ 1 −2 7 1 −2 =35−(−7 )=42
2 1 02 1

D x 63
x= = =3
D 21
Dy −42
y= = =−2
D 21
Dz 42
z= = =2
D 21

Maka: x=3 , y=−2 ,∧z=2


2. Diketahui sistem persamaan linear:
2 x−5 y+ 2 z=8
x−4 y + z=3
2 y+ 3 z =4
Tentukan:
a. Bentuk matriksnya
b. Tentukan nilai x, y, dan z dengan aturan cramer dan tentukan
nilai dari x−4 y−z
penyelesaian :

a. Bentuk matriksnya sebagai berikut:

2 −5 2 x 8
( )( ) ( )
1 −4 1 y = 3
0 2 3 z 4
b. Penyelesaian dengan aturan cramer:

8 −5 2

x=
|3 −4 1
4 2 3 | =
8 (−12−2 ) +5 ( 9−4 ) +2 ( 2+ 4 )
2 −5 2 2 ( 12−2 ) +5 ( 3−1 )+2( 2+ 4)

|1 −4 1
0 2 3 |
−75
¿
42

2 8 2

y=
| |1 3 1
0 4 3
=
2 ( 9−4 )−8 ( 3−1 )+ 2(4−3)
2 −5 2 2 ( 12−2 )+5 ( 3−1 ) +2(2+4 )

| | 1 −4 1
0 2 3
−4
¿
42
2 −5 8

z=
|
1 −4
0 2
3
4 |
=
2 (−16−6 ) +5 ( 4−3 ) +8 (2+4)
2 −5 2 2 ( 12−2 ) +5 ( 3−1 )+2( 2+ 4)

|
1 −4 1
0 2 3 |
9
¿
42

Berarti nilai dari x−4 y−z adalah

−75 −4 9 −68
42
−4
42 ( )
− =
42 42

3. Gunakan aturan Cramer untuk menyelesaikan sistem berikut !

{3x−2
x +5 y=4
y=3
penyelesaian :

Pertama, kita tentukan nilai-nilai dari D, Dx, dan Dy.

D= |31 −25 |=( 3) (−2)−( 5 )( 1)=−11


4 5
¿|
3 −2|
Dx =( 4 ) (−2 )− (5 )( 3 ) =−23

3 4
¿|
1 3|
Dy = (3 )( 3 ) −( 4 )( 1 ) =5

Sehingga kita mendapatkan:


Dx −23 23
x= = =
D −11 11
Dy 5
y= =
D −11
Jadi solusi dari sistem persamaan linear tersebut adalah

( 2311 , −11
5
)
4. Gunakan aturan Cramer untuk memecahkan SPL nonhomogen
berikut:
3 x+ y−4 z=7
4 x−2 y+ z =6
−x +3 y+ 4 z=8
penyelesaian :
3 1 −4 7 1 −4 3 7 −4

−1 3 [ 4 8 3 4 ] [
A= 4 −2 1 , Ax¿ 6 −2 1 , Ay¿ 4 6 1 ,
−1 8 4 ] [ ]
3 1 7

[
Az¿ 4 −2 6
−1 3 8 ]
Det(A) = -80, Det(Ax) = -229, Det(Ay) = -288, Det(Az) = -70
Jadi, x = 229/80, y = 228/80, z = 70/80
5. Tentukan SPL di bawah ini dengan menggunakan aturan Cramer !
7 x−4 y=6
4 x+ y=5
penyelesaian :

D= 7 −4 =23 , Dx= 6 −4 =26 , Dy= 7 6 =11


| | | | | |
4 1 5 1 4 5
Sehingga x = 26/23, dan y = 11/23

M. Menguraikan Ruang Berdimensi N Euclides dan


Menyelesaikan Operassi Pada Vektor Di Rn
Contoh soal

1. Tuliskan contoh himpunan untuk ruang berdimensi berikut :


a) R3
b) R5
Jawab:
1
a)
{( )
R 3= 1 , , √ 3 , ( a , b , c )
2 }
b) R 5= ({ −43 , 1, 15 , √ 7 ,−2) ,( p , q , r , s ,t ) }
2. Diketahui vektor berikut :
a=(−1 ,5 , 7 ) b=(−4 , 2, 3 ) c=( 8 ,−10 , 6 )
Tentukan hasil dari :

a) 2b
b) 4 ( b−c )
c) 5 b+2 a−c
d) (3 a−c) ×2 b
Jawab:
a) 2 b=2 (−4 , 2 ,3 )=(−8 , 4 , 6)

b) 4 ( b−c )=4 [ (−4 ,2 , 3 )−( 8 ,−10 , 6 ) ]


¿ 4 (−4−8 , 2−(−10 ) , 3−6)
¿ 4 (−12, 12 ,−3 )
¿(−48 , 48 ,−12)

c) 5 b+2 a−c
¿ 5 (−4 ,2 , 3 ) +2 (−1 ,5 , 7 )− ( 8 ,−10 , 6 )
¿ (−20 , 10 ,15 )+ (−2, 10 , 14 ) −(8 ,−10 ,6)
¿ (−20−2−8 , 10+10+10 , 15+14−6 )
¿(−30 ,30 , 23)

d) ( 3 a−c ) × 2b
¿ [ 3 (−1 ,5 , 7 ) −( 8 ,−10 , 6 ) ] ×2 (−4 ,2 , 3 )
¿ [(−3 , 15 , 21 )−( 8 ,−10 ,6 ) ]×(−8 , 4 , 6)
¿ (−11 , 25 , 15 ) × ( 8 ,−10 , 6 )
¿ [(−11× 8 ) + ( 25 ×−10 ) +(15 × 6)]
¿ (−88−250+90 )
¿−248

3. Diberikan vector u⃗ = (3, 1, -2, 2), ⃗v = (1, 2, 3, 0, -3), dan ⃗


w = (5,
6, -4, 3)

Hitunglah: a. u w
⃗ +⃗

b. ⃗v • ⃗
w

Jawab:

a. u w = (3 + 5, 1+ 6, (-2) + (-4), (2 + 3)
⃗ +⃗

= (8, 7, -6, 5)

b. ⃗v • ⃗
w = tidak terdefinisi karena . v Є R5, sedangkan w Є R4

4. Diketahuiú=(1,3,5,7), v́=(1,5,3,2), ẃ=(3,2,8,5).


Hitunglah:
a. ú+ v́
b. v́−ẃ

Penyelesaian:

a. u+´ v́
¿ ( 1,3,5,7 ) +(1,5,3,2)
¿(1+1 , 3+5 , 5+3 ,7 +2)
¿( 2,8,8,9)
b. v́−ẃ
¿ ( 1,5,3,2 )−(3,2,8,5)
¿(1−3 ,5−2 , 3−8 , 2−5)
¿(−2,3 ,−5 ,−3)

5. Diketahuiú=(1,2,3,5), v́=(6,3,4,1), ẃ=(3,5,2,1).


Hitunglah:
a. 3 ú
b. 2 v́−ú
c. v́+3 ẃ

Penyelesaian:

a. 3 ú
¿ 3(1,2,3,5)
¿(3,6,9,15)
b. 2 v́−ú
¿ 2 ( 6,3,4,1 )−(1,2,3,5)
¿ ( 12,6,8,2 )−(1,2,3,5)
¿(11,4,5 ,−3)
c. v́+3 ẃ
¿ ( 6,3,4,1 ) +3(3,5,2,1)
¿ ( 6,3,4,1 ) +(9,15,6,1)
¿(15,18,10,2)
6. Diberikan vektor u=(4,3,2,1), dan v=(2,6,3,4). Tentukan u+v?
Jawab:
U+v=(4+2, 3+6, 2+3, 1+4)
=(6,9, 5, 5)
7. Diberikan vektor u¿ { 1,2,3,4 }, v¿ { 3,5,7,9 } dan w¿ { 2,4,6,8 }.
Tentukanlah
a. u.v
b. u+v-w

Jawab

a. u.v

→ ( 1.2,3,4 ) . ( 3,5,7,9 )

(1.3)+(2.5)+(3.7)+(4.9)¿ 3+10+21+36=70

b. u+v-w

→ ( 1.2,3,4 ) + ( 3,5,7,9 )−( 2,4,6,8 )

¿(1+3),(2+5),(3+7),(4+9)-(2,4,6,8)

¿(4,7,10,13)-(2,4,6,8)
¿(4-2),(7-4),(10-6),(13-8)

¿( 2,3,4,5)

8. Diberikan sebuah ú, v́ , dan ẃ , dimana :


ú = (-2, 3, 2, 4)
v́ = (7, -2, 3, 1)
ẃ = (2, 1, -4, 5)
Tentukan:
a. v́ - ẃ
b. 2 v́ + ú
c. 20 x́ + 3ẃ = 3(ú + 5 x́ )

Jawab:

a. v́ - ẃ
= (7, -2, 3, 1) - (2, 1, -4, 5)
= (5, -3, 7, -4)
b. 2 v́ + ú
= 2(7, -2, 3, 1) + (-2, 3, 2, 4)
= (14, -4, 6, 2) + (-2, 3, 2, 4)
= (12, -1, 8, 6)
c. 20 x́ + 3ẃ = 3(ú + 5 x́ )
20 x́ - 15 x́ = 3ú - 3ẃ
5 x́ = 3ú – 3ẃ
3
x́ = (ú – ẃ ¿
5
3
= (-4, 2, 6, -1)
5
12 6 18 3
= (- , , ,- )
5 5 5 5

9. Diberikan vektor ú=( 2,7,1,2 ) v́=( 1,8,0,8 ) dan ẃ=( 2,7,1,8 )


tentukanlah!
a. ú+ ẃ
b. ú−v́
c. −2 ú
d. 3 ú+ 4 ẃ
Jawab:
a. ú+ ẃ=( 1,8,0,8 )+ ( 2,7,1,8 )
¿ [ ( 1+2 ) , ( 8+ 7 ) , ( 0+ 1 ) , ( 8+ 8 ) ]
¿ ( 3,15,1,16 )
b. ú−v́= ( 2,7,1,2) −( 1,8,0,8 )
¿ [ ( 2−1 ) , ( 7−8 ) , ( 1−0 ) , ( 2−8 ) ]
¿ ( 1 ,−1 , 1,−6 )
c. −2 ú=−2 ( 2 , 7 ,1 , 2 )
¿ [ (−2 .2 ) , (−2 .7 ) , (−2 .1 ) , (−2 .2 ) ]
¿ (−4 ,−14 ,−2 ,−4 )
d. 3 ú+ 4 ẃ=3 ( 2 ,7 , 1 ,2 ) + 4 ( 2 ,7 ,1 , 8 )
¿ [ ( 3 .2 ) , ( 3 .7 ) , ( 3 . 1 ) , ( 3 . 2 ) ]+ [( 4 . 2 ) , ( 4 .7 ) , ( 4 . 1 ) , ( 4 .8 ) ]
¿ ( 6 , 21 ,3 , 6 ) + ( 8 , 28 , 4 ,32 )
¿ [ ( 6+8 ) , ( 21+28 ) , ( 3+4 ) , ( 6+ 32 ) ]
¿ ( 14 , 49 , 8 , 38 )
10. Diberikan vektor u=( 3,4,5,6 ) , v=(2,4,6,8) dan

w=(1, 3 , 5,7) , tentukanlah !


a. u.v
b. v.w
Jawab:
a. u . v=(3,4,5,6).(2,4,6,8)

¿(3.2)+(4.4)+( 5.6)+(6.8)
¿ 6+16+ 30+48 ¿ 100

b. v . w=(2,4,6,8).(1 ,3 , 5,7)

¿( 2.1)+( 4.3)+(6.5)+(8.7)
¿ 2+12+30+56
¿ 100
11. Tentukan vektor ruang berdimensi 3 atau R³ !
Jawab :
R³ → (a₁,a₂,a₃)
Misal : a ₁=1 , a ₂=2 , a ₃=3
Maka R³ → ú=( 1, 2 , 3 )
12. Tentukan vektor ruang berdimensi atau R⁷ !
Jawab :
R⁷ → (a₁, a₂, a₃, a₄, a₅, a₆, a₇)
Misal :
a ₁=2, a ₂=4 , a ₃=6 , a ₄=8 , a ₅=10 , a₆=12 , a ₇=14
Maka R⁷ → ú=( 2, 4 , 6 , 8 ,10 , 12 ,14 )
13. Tentukan v+ w jika diberikan vektor
u=( 1, 3 , 5 )
v=( 6 , 7 , 8 , 9 )
w=(1, 2 , 3 , 4)
Jawab:
v+ w=(6+1 , 7+2 , 8+3 , 9+ 4)=(7 , 9 ,11 ,13)
14. Tentukan u×v jika diberikan vektor
u=(−3 ,5 ,−7 )
v=(−1 ,−4 , 6 , 8 )
w=(−11 , 12, 13)

Jawab:
u × v=−3 . (−11 ) +5 . 12+ (−7 ) .13
¿ 33+60+ (−91 )
¿ 33+60 – 91=2

15. Misalkan:
u=( 2,−1 , 9 ,3 , 4 )
w=( 1 ,−2 , 3 ,−2 , 1 ,0 )
w=(5 ,−8 , 2 ,3 , 4 , 5)

Tentukan:

a. u+ v
b. v+ w
Jawab:
a. u+ v = tidak terdefinisi, karena U ∈ R5, sedangkan V ∈ R6

b. v+ w = (1 + 5, (-2) + (-8), 3 + 2, (-2) + 3, 1 + 4, 0 + 5)

= (6, -10, 5, 1, 5, 5)

16. Misalkan
u=(2 ,−1 , 9 , 3 , 4)

v=(1 ,−2, 3 , 2 ,1 , 0)

w=(5 ,−8 , 2 ,3 , 4 , 5)

Tentukan :

a. u x w

b. vxw

Jawab:

a. u x v=¿ tidak terdefinisi, karena U ∈ R5, sedangkan V ∈ R6

b. vxw

¿ 1 x 5+(−2) x (−8)+3 x 2+(−2) x 3+1 x 4+0 x 5

¿ 5+16+6 – 6+ 4+0=25

17. Diberikan vektor u=(3,4,5,6) , v=(2,4,6,8) dan

w=(1, 3 , 5,7) , tentukanlah !


a. u+ v−w
b. −3( v−w)
c. ( v−u)+3 w
Jawab
a. u+ v – w
¿(3,4,5,6)+(2,4,6,8)−(1 , 3 ,5,7)
¿(3+ 2 – 1)(4+ 4 – 3)(5+ 6−5)(6+ 8 – 7)
¿( 4 , 5 , 5,7)
b. −3 ( v −w )
¿−3((2,4,6,8)−(1 , 3 ,5,7))
¿−3(1,1,1,1)
¿(−3 ,−3 ,−3 ,−3)
c. ( v−u ) +3 w
¿( 2,4,6,8)−(3,4,5,6)+3(1 , 3 ,5,7)
¿(−1, 0 , 1,2)+(3,9,15,21)
¿( 2, 9 , 16 , 23)
18. Diketahui:
ú=(−7,3,2,−5 )
v́=( 4,1,5,3 )
Hitunglah
a. 2ú+3 v́
b. 2 v́−ú
Jawab:
a. 2ú+3 v́=2 (−7,3,2,−5 ) +3 ( 4,1,5,3 )

¿ (−14,6,4 ,−10 ) + ( 12,3,15,9 )


¿ (−2,9,19 ,−1 )
b. 2 v́−ú ¿ 2 ( 4,1,5,3 )− (−7,3,2,−5 )
¿ ( 8,2,10,6 ) −(−7,3,2,−5 )= (15 ,−1,8,11 )
19. Diketahui:
ú=( 3 ,−1,7,4 )
v́=( 5,3 ,−3,2 )
ẃ=(−1,4 ,−2,6 )
Selesaikan – v́ + ( ú−3 ẃ )
Jawab:
– v́ + ( ú−3 ẃ )
¿−( 5,3 ,−3,2 ) + [ ( 3 ,−1,7,4 )−3 (−1,4 ,−2,6 ) ]
¿ (−5 ,−3,3 ,−2 ) + [ ( 3 ,−1,7,4 )−(−3,12 ,−6,18 ) ]
¿ (−5 ,−3,3 ,−2 ) + ( 6 ,−13,13 ,−14 )
¿ ( 1 ,−16,16 ,−16 )

20. Diketahuivektora=[ 8,6 ] dan b= [ 3,9 ]

a. a+ b
b. axb
Jawaban
a. a+ b = [ 8+3,6+ 9 ] =[ 11,15 ]
b. a x b = [ 8 ×3+6 × 9 ] = [ 24+ 15 ] =[ 78 ]

21. Jika V = (-3,2) dan W = (5,4) tentukan penjumlahan vektor


tersebut?
Jawab:
v+ w=v 1+ w 1 , v 2+ w 2
¿(−3+5),(2+ 4)=2, 6
22. Tentukan hasil kali titik dari dua vektor berikut: u=(2 , 4 ,−5)
dan v=(1 , 2 ,3)?
Jawab:
u x v=2 x 1+4 x 2+(−5) 3
¿ 2+8+(−15)
¿−5
23. Tentukan ruang berdimensi R4
Jawab:

 R4 ={( 4,2,5,7 )|a1 , a2 , a 3 , a 4 ∈ R }

 R4 ={(−2,1,7 ,−6 )|a1 , a 2, a3 , a4 ∈ R }


24. Tentukan ruang berdimensi R3
 R3= {( 1,5,6 )|a1 , a2 , a 3 ∈ R }

 R3= {(−8,9,0 )|a 1 , a2 , a3 ∈ R }


25. Diketahui ú =(1, 2, 3, 4), v́ = (1, 3, 5, 7), ẃ = (2, 4, 6, 8) Hituglah :
a. ú+ v́
b. ú . ẃ
Penyelesaian :
a. ú+ v́ = (1, 2, 3, 4) + (1, 3, 5, 7)
= (1 +1 , 2+3 , 3+5 , 4+7)
= (2, 5, 8, 11)
b. ú . ẃ = (1, 2, 3, 4) ∙ (2, 4, 6, 8)
= (1(2) + 2(4) + 3(6) +4(8)
= 2 + 8 + 18 + 32
= 60
26. Hitunglah hasil penjumlahan dari vector u = (−3 , 3 ,1 , 0 ) dan v=
4 , 7 ,−3 , 2
Jawab:
u+ v=¿
¿(1 , 9 ,−2, 2)

27. Diketahui ú = (2, 4, 1, 6) v́ = (5, 7, -2, 4) dan ẃ = (-8, 3, 0, 2).


Hitunglah
a. ú + v́
b. v́ - ẃ
c. ú × v́
d. ú × ẃ

Jawab:

a. ú + v́ = (2, 4, 1, 6) + (5, 7, -2, 4)


= (2+5, 4+7, 1-2, 6+4)
= (7, 11, -1, 10)
b. v́ - ẃ = (5, 7, -2, 4) - (-8, 3, 0, 2)
= (5-(-8), 7-3, (-2)-0, 4-2)
= (13, 4, -2, 2)
c. ú × v́ = (2, 4, 1, 6) × (5, 7, -2, 4)
= 2(5) + 4(7) +1(-2) + 6(4)
= 10 + 28 -2 + 24
= 60
d. ú × ẃ = (2, 4, 1, 6) × (-8, 3, 0, 2)
= 2(-8) + 4(3) + 1(0) + 6(2)
= -16 + 12 + 0 + 12
=8

28. Misalkan Vektor ú=( 1,2,3,4 ) , v́=( 5,7,3,2 ) , dan ẃ=( 4,5,7,1 )
Tentukan:

a. 2 u+3 v

b. ú+ v́−ẃ

Jawab

a. 2 u+3 v=2 ( 1,2,3,4 )+ 3 ( 5,7,3,2 )

¿ ( 2,4,6,8 ) + ( 15,21,9,6 )

¿ ( 17,25,15,6 )

b. ú+ v́− ẃ=( 1,2,3,4 )+ (5,7,3,2 ) −( 4,5,7,1 )

¿ ( 6,9,6,6 ) −( 4,5,7,1 )

= (2 , 4 ,−1 ,5)

U = (3, 2, -1, -3, 1); ⃗


29. Misalkan ⃗ V = ( 5, 3, 4, -2, 1)
Tentukan:
a. U +⃗
⃗ V
b. 2 ⃗
U & -5⃗
V
Jawaban:

a.

U +V
⃗ ⃗ =( 3+5 , 2+3 ,−1+ 4 ,−3+ (−2 ) ,1+1 ) =( 8 ,5 , 3 ,−5 ,2 )
b. 2⃗
U = ( 6, 4, -2, -6, 2)
V = (-25, -15, -20, +10, -5)
−5 ⃗

N. Menuliskan Matriks Standar Untuk Transformasi Linear


Contoh soal
1. Tentukan matriks standar untuk transpormasi linear
yang didefinisikan dengan persamaan – persamaan berikut ini!
a. y 1=10 x 1 – 5 x 2+15 x 3+ 5 x 4
y 2=20 x 1−15 x 2+5 x 3−15 x 4
y 3=30 x 1+10 x 2−25 x 3−5 x 4
b. w 1=x 1+2 x 2
w 2=5 x 1−7 x 2

jawab:

a. y 1=10 x 1 – 5 x 2+15 x 3+ 5 x 4

y 2=20 x 1−15 x 2+5 x 3−15 x 4

y 3=30 x 1+10 x 2−25 x 3−5 x 4


y 1 10 x 1 – 5 x 2 15 x 3 5x4 10 – 5 15
( )(
→ y 2 20 x 1 −15 x 2 5 x 3 −15 x 4 → 20 −15 5
y 3 30 x 1 10 x 2 −25 x 3 −5 x 4 )(
30 10 −25
10 – 5 15 5
(
jadi matriks standarnya yaitu 20 −15 5 −15
30 10 −25 −5 )
Sehingga jika dimisalkan (x1,x2, x3, x4) = (1, 0, 2, 3)

Maka diperoleh y1= 55, y2 = -15, dan y3 = -35

b. w 1=x 1+2 x 2

w 2=5 x 1−7 x 2

→ w 1 = x 1 +2 x 2 → 1 2 x 1
( )( ) ( )( )
w2 5 x 1 −7 x 2 5 −7 x 2
1 2
jadi matriks stan darnya yaitu (
5 −7 )
2. Tentukan matriks standar untuk transformasi linear
yang didefinisikan dengan persamaan

U1 = 2X1 + 2X2
U2 = 5X1
U3 = 3X1 - 7X2
Jawab:
Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks

U1 2 2
U2= 5 0
U 3 3 −7 [ ] [ XX 12]
Sehingga matriks standar untuk T adalah
2 2
A=
[ ]
5 0
3 −7

3. Transformasi Linear T = R4 R3 didefinisikan dengan


persamaan :
W1 = 4x1 + 5x2 - 3x3 + 2x4
W2 = 2x1 -3x2 - 6x3 -8x4
W3 = 5x1 + 4x2
Tentukan matriks standarnya!

Jawab:

 Persamaan tersebut dapat dinyatatakan dengan notasi matriks

x1

][ ]
w1 4 5 −3 2

[ ][
w 2 = 2 −3 6 −8
w3 5 4 0 0
x2
x3
x4
Sehingga matriks standar dari T adalah

4 5 −3 2

[
T = 2 −3 6 −8
5 4 0 0 ]
4. Transformasikan linear T : R 4 R 2 didefinisikan dengan
persamaan:

W1 = -4x1 + 2x2 – 3x3 + 5x4

W2 = 3x1 + 6x2 - 4x3 + 8x4

Jawab:
 Persamaan linear tersebut dapat dituliskan dengan notasi
matriks

x1
w 1 = −4 2 −3 5 = x 2
[ ][
w2 3 6 −4 8 x3
x4
] []
Sehingga matriks standar untuk T adalah

2 −3 5
T= [−43 6 −4 8 ]
5. Tentukan matriks standar transformasi linear dari
W1=5x1-3x2
W2=6x1+4x2
Jawab:
Persamaan tersebut dapat dinyatakan dengan notasi matriks

[ ww 12] [ 56 −34 ][ xx 12]


=

sehinngga matriks standar =


[ 56 −34 ]
Misal=(x1,x2)=(-5,5)

=
[ ww 12] [ 56 −34 ][−55]
=

=
[ ww 12] [−25
=
−30 20 ]
(−15)

=
[ ww 12] [−40
=
−10 ]
Maka diperoleh w1=-40, w2=-10
6. Tentukan matriks standar untuk transpormasi linear yang
didefinisikan dengan persamaan
w1 = x1 + 2x2
w2 = 5x1 - 7x2
jawab:

w1 = x1 + 2x2
w2 = 5x1 - 7x2

→ [ ww 12]=[ 5xx11 +2 x 2
−7 x 2

1 2 x1
] [ ][ ]
5 −7 x 2

jadi matriks standarnya yaitu [ 1 2 ]


5 −7

7. Tentukanlah matriks standar untuk transformasi linear yang

didefinisikan dengan persamaan-persamaan berikut ini! (T : R3 ¿

w 1=3 x 1+2 x 2+ 3 x 3
w 2=x 1−3 x 2−2 x 3
w 3=2 x1 + x 2 +3 x3
Jawab:
Dapatdinyatakan dalam bentukmatrikssebagaiberikut:

w1 3 2 3 x1

[ ][
w2 = 1 −3 −2 x 2
w3 2 1 3 x3 ][ ]
Sehingga matriksstandarnya untuk T:
3 2 3

[
A= 1 −3 −2
2 1 3 ]
Oleh karenaitujikadimisalkan( x 1 x 2 x 3 ) = ( 2 ,3 , 4 ) maka akan
diperoleh:

w1 3 2 3 x1

[ ] [ ][ ]
w2 = 1 −3 −2 x 2
w3 2 1 3 x3

w1 3 2 3 2

[ ] [ ][ ]
w2 = 1 −3 −2 3
w3 2 1 3 4

w1 6+6+12

[ ][ ]
w2
w3
= 2−9−8
4+3+12

w 1=3 x 1+2 x 2+ 3 x 3=3 ( 2 ) +2 ( 3 ) +3 ( 4 )=24

w 2=x 1−3 x 2−2 x 3 ¿ 3−3 ( 3 )−2 ( 4 )=14

w 3=2 x1 + x 2 +3 x3 ¿ 2 ( 2 )+ 3+3 ( 4 )=19

w 1=24 , w 2=−14 , w3=19

8. Tentukan matriks standar untuk transpormasi linear yang


didefinisikan dengan persamaan – persamaan berikut ini!
a. w 1=5 x1 – 3 x 2 +4 x 3
w 2=x 1+ 6 x 2 +8 x 3
w 3=3 x 1+2 x 2−7 x 3
b. w 1=x 1+ 2 x 2
w 2=5 x 1−7 x2

Jawab:
a. w 1=5 x1 – 3 x 2 +4 x 3
w 2=x 1+ 6 x 2 +8 x 3
w 3=3 x 1+2 x 2−7 x 3

w1 5 x 1 – 3 x 2+ 4 x 3 5 −3 4 x1

( )(
w3 3 x1 +2 x 2−7 x3 )(
w2 = x1 +6 x 2 +8 x 3 → 1 6 8 x2
3 2 −7 x3 )( )
5 −3 4
(
jadi matriks standarnya yaitu 1 6 8
3 2 −7 )
b. w 1=x 1+ 2 x 2

w 2=5 x 1−7 x2

( ww 12)=(5xx11 +2 x 2
−7 x 2

1 2 x1
) (
5 −7 x 2)( )
ja di matriks standarnya yaitu 1 2
( )
5 −7
9. Didefinisikanpersamaan-persamaan
a.) W 1=3 x 1 +2 x2

W 2 =5 x 1 +3 x 2
W 3 =2 x 1
b.) U 1=2 x 1+ 3 x 2 + x 3

U 2=5 x 1 +2 x 2 + x 3
Tentukan matriks standarnya
a.) T =R2 → R3
dapat dinyatakan dalambentuk matriks sebagai
U1 3 2 x

[ ] [ ][ ]
U2
U3
= 5 3 1
x
2 0 2

Sebagaimatriks standar untuk T


3 2
A= 5 3
2 0 [ ]
b.) T =R2 → R2
Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai
x
W1 2 3 1 1
= [x
W2 5 2 1 2
x3
] []
Sebagai matriks standar untuk T adalah:

A= 2 3 1
[
5 2 1 ]
10. Tentukan matriks standar untuk transformasi linear
yang didefinisikan dengan persamaan berikut:
W1 = 2x1 + 4x2 – 6x3 – 5x4
W2 = 3x1 – 5x2 + x3 – 2x4
W3 = 4x1 + 6x2 + 3x3

Jawab:

Transformasi linear T : R4→ R3 didefinisikan dengan


persamaan-persamaan
W1 = 2x1 + 4x2 – 6x3 – 5x4
W2 = 3x1 – 5x2 + x3 – 2x4
W3 = 4x1 + 6x2 + 3x3
Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

x1

][ ]
w1 2 4 −6 −5

[][
w3 4 6
x
w2 = 3 −5 1 −2 2
3 0 x3
x4
Sehingga matriks standar untuk T :

3 4 −6 −5

[
T = 3 −5
4 6
1 −2
3 0 ]
11. Tentukan matriks standar untuk transformasi linear yang
didefinisikan dengan persamaan berikut:
W1 = 2x1 + 3x2 + x3
W2 = 3x1 + 2x2 – 3x3
Jawab:

Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

x1
w1
[ ][
w2
=
2 3 1
x
3 2 −3 2
x3
] []
Sehingga matriks standar untuk T adalah sebagai berikut:

M=
[ 23 3 1
2 −3
.
]
12. Didefinisikan persamaan-persamaan
a. W 1=3 x 1 +2 x2

W 2 =5 x 1 +3 x 2
W 3 =2 x 1
b. U 1=2 x 1+ 3 x 2 + x 3

U 2=5 x 1 +2 x 2 + x 3

Tentukan matriks standarnya

a. T =R2 → R3

dapat dinyatakan dalambentuk matriks sebagai


U1 3 2 x

[ ] [ ]( )
U2
U3
= 5 3 1
x
2 0 2

Sebagaimatriks standar untuk T


3 2
( )
A= 5 3
2 0

b. T =R2 → R2

Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai


x
W1 2 3 1 1
= (x
W2 5 2 1 2
x3
) ()
Sebagaimatriks standar untuk T adalah :

A= 2 3 1
( )
5 2 1
13. Tentukan matriks standar untuk transformasi linear yang
didefenisikan dengan persamaan-persamaan berikut ini!
w 1=5 x1 −3 x 2 + 4 x3
w 2=x 1+ 6 x 2 +8 x 3
w 3=3 x 1+2 x 2−7 x 3
Jawab:

w1 5 x 1−3 x 2+ 4 x 3 5 −3 4 x 1
( )(
w 2 = x 1+6 x 2 +8 x 3 = 1 6
w3 3 x1 +2 x 2−7 x 3 )(
8 x2
3 2 −7 x 3 )( )
5 −3 4
Jadi matriks standarnyaadalah =
( 1 6 8
3 2 −7)
14. Tentukan matriks standar untuk transformasi linear yang
didefenisikan dengan persamaan-persamaan berikut ini!
w 1=x 1+ 2 x 2
w 2=5 x 1−7 x2
Jawab :
w1 x +2 x 2 x1
→ 1 2
( )(
w2
= 1
5 x 1−7 x 2 ) (
5 −7 x 2 )( )
Jadi matriks standarnya adalah = (15 −72 )
15. Diketahui T ( x 1 , x 2 ) =( 3 x1 +2 x 2 ,−x1 +3 x 2 ) , ẃ=( w1 , w2 )
T =R2 → R2
w 1=3 x 1+2 x 2
w 2=−x 1+ 3 x 2
Tuliskan matriks standarnya
Jawab:
Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut:

w1 3 2 x1
[ ] [ ][ ]
w2
=
−1 3 x 2

Sehingga matriks standar


[−13 23]
16. Tentukan matriks standar untuk transformasi linear yang
didefinisikan dengan persamaan
w 1=x 7 x 1+2 x 2−8 x 3
w 2=−x 2+5 x 3
w 3=4 x 1+7 x 2−x 3
Jawab:

w 1 7 2 −8 x 1

[ ][
w 2 = 0 −1 5 x 2
w3 4 7 −1 x 3 ][ ]
Sehinga matriks standar untuk T adalah
7 2 −8
T=
[ 0 −1 5
4 7 −1 ]
17. Tentukanlah matriks standar untuk transformasi linear yang
didefinisikan dengan persamaan berikut:
W1 = x1 – 2x2 – 3x3 + x4 + 4x5
W2 =- 3x1 + 4x2 + 2x3
W3 =5x1 + x2 – 3x3 + 2x4 - x5
Jawaban:

x1
w1

w3[]
1 −2 x 2
Bentuk matriks: w 2 = ⌈ −3
5
4
1
−3 1 4 x 2
2 0 0 ⌉ x3
−3 2 −1 x 4
x5
[]
Sehingga matriks standar untuk T : A =

1 −2 x 2 −3 1 4
⌈ −3 4 2 0 0 ⌉
5 1 −3 2 −1
Oleh karena itu, jika di misalkan: (x 1, x2, x3, x4, x5) = (2, 4, 1, -3, 3)
maka:

2
w1

[]
w3
1 −2 x 2 −3 1 4
w2 = ⌈ −3
5
4
1
4
2 0 0 ⌉ 1
−3 2 −1 −3
3
[]
2+ (−8 ) + (−3 )+ (−3 ) +12
=
[
(−6 ) +16+2+0+ 0
10+4 + (−3 ) + (−6 )+(−3) ]
w1 0

[][]
w2 = 12
w3 2
18. Tranformasi linear T : R3 → R2 didefinisikan dengan persamaan
berikut
W1 = 2x1 + 3x2 + 2x3
W2 = 3x1 + x2
Tentukanlah matriks standarnya?
Jawaban:

x
Betuk matriks →
w1
w2
=
2 3 2 1
[ ][
x
3 1 0 2
x3
] []
Sehingga matriks standar untuk T :

A=
[ 23 3 2
1 0 ]
Oleh karena itu, misalkan (x1, x2, x3) = (-1, 0, 1) maka diperoleh:

−1
w1
[ ][
w2
=
2 3 2
3 1 0
0
1
][ ]
w1
[ ][
w2
=
−2+0+2
−3+0+ 0 ]
w1 0
[ ][ ]
w2
=
−3
19. Transformasikan linear T : R4 → R3 didefenisikan
dengan persamaan-persamaan:
w 1= 3 x 1+ 5 x 2 −7 x3 +9 x 4
w 2= 6 x 1−9 x 2 +12 x 3 + x 4
w 3 = x 1+ 2 x 2−4 x 3
Jawab:
Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks:

w1

][ ]
w 1 3 5 −7 9

[
w 2= 1 −9 12 1
w 3 1 2 −4 0
w2
w3
w4
Sehingga matriks standar untuk T

3 5 −7 9

[
A = 1 −9 12 1
1 2 −4 0 ]
Sehingga jika dimisalkan Sehingga jika dimisalkan ( x 1, x 2, x 3, x 4
) ( 2, 3, -2, 4 ).
Maka :
3 5 −7 9 2

[ ][
A = 1 −9 12 1
1 2 −4 0
3
−2
4
]
6+15+14 +36
A=
[ ]
2−27−24 +4
2+6+8+ 0
71
=
[ ]
−45
26
Jadi, w 1 = 71, w 2= -45 ,w 3 = 26

20. Transformasi linear T : R 4 → R3 didefinisikan dengan


persamaan – persamaan :
W 1= x1 +2 x2 + x 3−4 x 4
W 2 =5 x 1−3 x 2 +2 x 3 + x 4
W 3 =−4 x 1 + x 2+ 3 x 4
Tentukan matriks standarnya
Jawab:
Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut :

W1 1 2 1 −4 x 1

[ ][
W2
W3
= 5 −3 2 1 x 2
−4 1 0 1 x3 ][ ]
Sehingga matriks standar untuk T :

1 2 1 −4

[
A= 5 −3 2 1
−4 1 0 3 ]
Oleh karena itu, jika dimisalkan ( x 1 , x 2 , x 3 , x 4 )=(0,4 ,−2,−1)
maka akan diperoleh :
W 1=0+2 ( 4 )+ (−2 )−4 (−1 )=10
W 2 =5 ( 0 )−3 ( 4 ) +2 (−2 )+ (−1 )=−17
W 3 =−4 ( 0 ) +4 +3 (−1 )=1

O. Menentukan Suatu Pemetaan Merupakan Transformasi


Linear atau Bukan
Contoh soal
1. Suatu transformasi linear diketahui T : P 2 →R2dimana T ( a + bx +

cx2) =
[ ad −b
−c ]
tentukanlah apakah termasuk transformasi linear

atau bukan !
Jawab:

Jika kita ambil unsur di P2

Misalkan
P = u1 + u2 + u3 x2
Q = v1 + v2 + v3 x2
Akan di buktikan T ( ú+ v́ ¿ = T ( ú ¿ + T ( v́ ¿

→T ( ú+ v́ ¿ → T ( P + Q ) → T ( ( u1 + v1) + ( u2 + v2) x + ( u3 + v3)


x2 )

→ ( ( u1 + v1) - ( u2 + v2)) ( ( u1 + v1) - ( u3 + v3) )


= ( ( u1 - u2 ) + (v1 - v2)) ( ( u1 – u3 ) + (v1 – v3))

= (uu 1−u 2 v 1−v 2


1−u 3 ) ( v 1−v 3 )
+

= T ( u1 + u2 + u3 x2 ) + T ( v1 + v2 + v3 x2)

Terbukti bahwa T ( ú+ v́ ¿ = T ( ú ¿ + T ( v́ ¿

→ Ambil sebarang P2 , P = u1 + u2 + u3 x2 dan ∝ ER , sehingga

T ( ∝ ú ) = T ( ∝ u1 + u2 + u3 x2)

= (∝∝ u1u2 −∝u 2


−∝u 3 )
= ∝ ( u1 - u2 )
∝ ( u1 – u3 )

=∝ (uu 11 −u 2
−u 3 )
= ∝T ( u1 + u2 + u3 x2) = ∝T ( ú )

Jadi T merupakan transformasi linear

2. Diketahui T: R3 › R2, tentukan apakah T(x, y, z) = (2x + y, 3y, 2z)


transformasi linier?

Jawab:

 Misalkan u, v, w = R3
u = (x1, y1, z1)
v = (x2, y2, z2)
 Untuk menentukan tranformasi linear, kita menggunakan 2
aksioma yakni
 T(u + v) = T(u) + T(v)
 T(ku) = Tk(u), k adalah skalar
 T(u + v) = T(u) + T(v)
 T(u + v) = T(x1 + x2, y1 + y2, z1 + z2)
= 2(x1 + x2) + y1 + y2, 3(y1 + y2), 2(z1 + z2)
= (2x1 + 2x2 + y1 + y2, 3y1 + 3y2, 2z1 + 2z2)
 T(u) + T(v)= (x1, y1, z1) + (x2, y2, z2)
= (2x1 + y1, 3y1, 2z1) + (2x2 + y2, 3y2, 2z2)
= (2x1 + 2x2 + y2, 3y1 + 3y2, 2z1 + 2z2)
= (2x1 + 2x2 + y1 + y2, 3y1 + 3y2, 2z1 + 2z2)
Memenuhi
 T(ku) = Tk(u), k adalah skalar
 T(ku) = k (x1, y1, z1)
= kx1, ky1, kz1
= 2kx1 + ky1, 3ky1, 2kz1
 Tk(u) = Tk(x1, y1, z1)
= T(kx1, ky1, kz1)
= 2kx1 + ky1, 3ky1, 2kz1 (Memenuhi)

Karena persamaan di atas memenuhi kedua aksioma tersebut, maka


persamaan tersebut merupakan transformasi linier.

3. Diketahui F=R3 → R2 tentukan apakah

F ( x , y , z )=( 5 x+ y , 3 y + z ) merupakan trasformasi linear.


Jawab:
Misalkanú , v́ , ∈ R2

ú=( x 1 , y 1 , z 1 )
v́=( x 2 , y 2 , z 2 )
Maka

F ( ú+ v́ )=F ( ( x 1 , y 1 , z 1 ) + ( x 2 , y 2 , z 2 ) )
¿ F ( x 1 + x 2 , y 1+ y 2 , z 1+ z 2 )
¿ 5 ( x 1+ x 2 ) + ( y 1 + y 2 ) , 3 ( y 1+ y 2) + ( z1 + z 2 )
¿ 5 x1 +5 x 2+ y 1+ y2 , 3 y 1+3 y 2 + z 1+ z2
¿ 5 x1 + y 1 +5 x 2+ y2 , 3 y 1+ z 1 +3 y 2+ z2
¿ ( 5 x 1+ y1 , 3 y 1+ z 1 ) + ( 5 x 2+ y 2 , 3 y 2+ z2 )
¿ F ( ú ) + F ( v́ ) terbukti
F ( K ú )=K . F ( ú )
¿ F ( K ( x 1 , y 1 , z1 ) )
¿ F ( Kx 1 , Kx1 , Kz 1 )
¿ K ( 5 x1 + y 1 ,3 y 1 + z 1 )
¿ K F ( ú ) terbukti
Jadi F merupakantransformasi linear
4. Diketahui F=R3 → R2 tentukan apakah

F ( x , y ) =( x+ 2 y , y+ 3 z ) merupakan trasformasi linear.


Jawab:
Misalkanú , v́ , ∈ R2

ú=( x 1 , y 1 , z 1 )
v́=( x 2 , y 2 , z 2 )
Maka

F ( ú+ v́ )=F ( ( x 1 , y 1 , z 1 ) + ( x 2 , y 2 , z 2 ) )
¿ F ( x 1 + x 2 , y 1+ y 2 , z 1+ z 2 )
¿ ( x 1+ x2 ) +2 ( y 1 + y 2 ) , ( y 1+ y 2) + 3 ( z 1 + z 2 )
¿ ( x 1+ x2 ) + ( 2 y 1 +2 y 2 ) , ( y 1 + y 2 ) + ( 3 z 1 +3 z2 )
¿ x 1+ 2 y 1 + x 2+ 2 y 2 , y1 +3 z 1+ y 2+ 3 z 2
¿ ( x 1+ 2 y 1 , y 1+3 z 1 ) + ( x 2+ 2 y 2 , y 2+ 3 z 2 )
¿ F ( ú ) + F ( v́ ) terbukti
F ( K ú )=K . F ( ú )
¿ F ( K ( x 1 , y 1 , z1 ) )
¿ F ( Kx 1 , Kx1 , Kz 1 )
¿ K ( x 1+2 y 1 , y 1 +3 z 1 )
¿ K F ( ú ) terbukti
Jadi F merupakantransformasi linear

5. Di ketahui T : R2 → R 2 tentukan apakah

f (x , y , z)=( 3 x + y ,2 y + z ) !
Jawab:
Misalkan
v = ( x1 , y1 , z1)
w =( x2 , y2 , z2)
maka ,
F(u+v) = f ((x1 , y1 , z1) +( x2 , y2 , z2))
= f ( x1 + x2 , y1+ y2 , z1 + z2)
= 3 ( x1 + x2 ) 1 (y1+ y2 ) , 2 (y1+ y2 ) 1 (z1 + z2)
= 3x1 + 3x2 + y1+ y2 + 2y1+ 2y2 + z1 + z2
= 3x1 + y1 +3x2 + y2 , 2y1+ z1 +2y2 + z2
= (3x1 , y1 ,3x2 , y2) + (2y1, z1 ,2y2 , z2)
= f ú+ f v́ terbukti

f ( k ú) = k. f ( ú)
= f ( k ( x1 , y1 , z1) )
= f ( kx1 , ky1 , kz1)
= k ( 3x1 + y1 , 2y1+ z1 )
= k. f ( ú)
Terbukti merupakan transformasi linear
6. Diketahui F=R2 → R3 tentukan apakah

F ( x , y ) =( x+ y+ x − y ,2 xy ) merupakan transformasi linear?


Jawab:
Misal( u , v ) ∈ R 2

u=( x 1 , y 1 )
u=( x 2 , y 2 )
k skalar
F ( u+ v )
¿ F ( ( x1 , y 1 ) + ( x 2 , y 2 ) )
¿ F ( x 1 + x 2 , y 1+ y 2 )
¿ ( ( x 1 + x 2 ) + ( y 1 + y 2 ) , ( x 1 + x 2 )−( y 1 + y 2 ) , 2 ( x 1 + x 2 )( y 1+ y 2 ) )

¿ ( ( x 1 + y 1 ) + ( x 2 + y 2 ) , ( x 1− y 1 ) + ( x 2− y 2) , 2 x1 y 1+ 2 x 2 y 2+¿ 2 x 1 y 2 +2 x 2 y 1
¿ ( x 1+ y 1 , x 1− y 1 ,2 x 1 y 1 ) + ( x 2 + y 2 , x 2− y 2 ,2 x 2 y 2 ) + ( 0,0 ,2 x 1 y 2 +2 x 2 y 1 )
≠ F (u)+ F ( v )
Tidak memenuhi aksioma 1

F ( ku ) ¿ F ( k ( x1 , y 1 ) )
¿ F ( k x 1 , ky 1 )
¿ ( k x 1 +ky 1 , k x 1−ky 1 , 2 k x1 ky 1 )

¿ ( k x 1 +ky 1 , k x1 −ky 1 ,2 k 2 x1 y 1 )
¿ k . ( x 1+ y1 , x1 − y 1 , 2 k x1 y 1 )
≠ k . F ( x1 , y1 )
≠ k . F ( u)
Tidak memenuhi aksioma 2
7. Diketahui f : R → R tentukan apakah f ( x , y )=( 5 x+ y , 2 y+ z )
tentukan apakah termasuk transformasi linear atau bukan
Jawab:

Misalkan u,v w E R2
u = ( x1 , y1 , z1)
v = ( x2 , y2 , z2)
maka ,
f ( u + v ) = f ( ( x1 , y1 , z1) +( x2 , y2 , z2))
= f ( x1 + x2 , y1+ y2 , z1 + z2)
= 5 ( x1 + x2 ) + (y1+ y2 ) , 2 (y1+ y2 ) + (z1 + z2)
= 5x1 + 5x2 + y1+ y2 + 2y1+ 2y2 + z1 + z2
= 5x1 + y1 + 5x2 + y2 , 2y1+ z1 +2y2 + z2
= (3x1 , y1 ,3x2 , y2) + (2y1, z1 ,2y2 , z2)
= f ú+ f v́ terbukti
f ( k ú) = k. f ( ú)
= f ( k ( x1 , y1 , z1) )
= f ( kx1 , ky1 , kz1)
= k ( 5x1 + y1 , 2y1+ z1 )
= k. f ( ú)
Terbukti merupakan transformasi linear

8. Diketahui F : R2 →R2 tentukan apakah


w 1=2 x−2 y +5 z
w 2=x +2 y −3 z
w 3=−2 x 2
Transformasi linear atau bukan
Jawab:

T : R3 → R 3
T ( x , y , z )=(w1 , w2 , w3 )

Sehingga akan dibuktikan dengan menggunakan 2 teorema :


Misalkan u=( u1 ,u 2 , u3 ) dan v =( v 1 , v 2 , v 3 )

 T ( u+ v )=T (u )+ T ( v )
T ( u 1+ v 1 , u2 + v 2 , u3 + v3 ) =T ( u 1 , u2 ,u 3 )+ T ( v1 , v 2 , v 3 )

2 ( u 1+ v 1 )−2 ( u2 + v 2) + 5 ( u3+ v 3 )

[ ( u1+ v 1 ) +2 ( u2 +v 2 ) −3 ( u3 +v 3 )
−2 ( u2 + v 2) ]
2u 1−2u 2+ 5u 3 2 v 1−2 v 2 +5 v 3

[( )(
¿ u1+ 2u 2−3 u3 + v 1 +2 v 2−3 v 3
−2u 2 −2 v 2 )]
2 u1 2 v 1−2u 2−2 v 2 +5 u3+ 5 v 3

[
¿ u1 + v 1+2 u2 +2 v 2−3 u3 −3 v 3
−2u2 −2 v 2 ]
2 ( u1 + v1 ) −2 ( u2+ v 2 ) +5 ( u3 + v 3 )

[
¿ ( u1 + v 1) + 2 ( u 2+ v 2 )−3 ( u3 + v 3 )
−2 ( u2 +v 2 ) ]
¿Terbukti¿
 T ( c u )=c T (u)

T ( c u1 , cu2 , cu3 )=c T ( u 1 , u2 ,u 3 )

2 cu1−2 c u 2+5 c u3 2 u1−2 u2 +5 u3

[ ][(
cu1 +2 cu2−3 cu3 = c u1 +2 u2−3 u3
−2 cu 2 −2 u2 )]
2 cu1 −2 c u2 +5 c u 3

[
¿ cu1+ 2 cu2−3 cu 3
−2 cu2 ]
(Terbukti)
Maka persamaan termasuk transformasi liniar.

9. Diketahui F: R3→ R2, tentukan apakah F(x,y,z) = (2x+y, 5y+z)


merupakan transformasi linear atau bukan!
Jawab:
Misal U, V, dan W ∈ R3
U = (x1, y1, z1)
V = (x2, y2, z2)
K skalar
F(U+V) = F(U) + F(V)
= F((x1, y1, z1) + (x2, y2, z2))
= F(x1 + x2, y1 + y2, z1 + z2)
= 2(x1 + x2) + (y1 + y2), 5(y1 + y2) + (z1 + z2)
= 2x1 + y1 + 2x2 + y2, 5y1 + z1 + 5y2 + z2
= (2x1 + y1, 5y1 + z1) + (2x2 + y2, 5y2 + z2)
= F(U) + F(V) → memenuhi aksioma 1
F(KU) = K .F(U)
= F(K(x1, y1, z1))
= F(kx1, ky1, kz1)
= (2kx1 + ky1, 5ky1 + kz1)
= k(2x1 + y1, 5y1 + z1)
= k . F(U) → memenuhi aksioma 2
Karena F memenuhi aksioma 1 dan aksioma 2 maka F merupakan
transformasi linear.
10. Diketahui F: R2↔ R3, tentukan apakah F(x,y) = (x+y, x-y, 2xy)
merupakan transformasi linear atau bukan!
Jawab:
Misal U, V ∈ R2
U = (x1, y1)
V = (x2, y2)
K skalar
F(U+V) = F(U) + F(V)
= F((x1, y1) + (x2, y2))
= F(x1 + x2, y1 + y2)
= ((x1 + x2) + (y1 + y2), (x1 + x2) – (y1 + y2), 2(x1 + x2)(y1 + y2))
= ((x 1 + y1)+(x2 + y2), (x1 – y1)+(x2 – y2), 2x1y1 + 2x2y2 + 2x1y2 +
2x2y1)
= (x 1 + y1, x1 – y1, 2x1y1) + (x2 + y2, x2 – y2, 2x2y2) + (0, 0, 2x1y2
+ 2x2y1)
≠ F(U) + F(V) → tidak memenuhi aksioma 1
F(KU) = F(k (x1, y1))
= F(kx1, ky1)
= (kx1 + ky1, kx1 – ky1, 2kx1ky1)
= (kx1 + ky1, kx1 – ky1, 2k2x1y1)
= k (x1 + y1, x1 – y1, 2kx1y1)
≠ K . F (x1, y1)
≠ K . F(U) → tidak memenuhi aksioma 2
Karena F tidak memenuhi aksioma 1 dan aksioma 2 maka F bukan
merupakan transformasi linear.

11. Dimisalkan F=R2 → R3adalah fungsi yang didefinisikan dengan


F ( ( x , y ) )=( x , x− y , x+ y )Tentukan apakah F merupakan
transformasi linear, buktikan!
Jawab:

F ( ú+ v́ ) ¿ F ( ( x1 , y 1 ) + ( x 2 , y 2 ) )
¿ F ( x 1 + x 2 , y 1+ y 2 )
F ( ú+ v́ )
¿ ( ( x 1 + x 2 ) , ( x 1 + x 2 )−( y 1 + y 2 ) , ( x1 + x 2 ) + ( y 1 + y 2 ) )

¿ x 1 + x 2 , x 1 + x 2 − y 1 − y 2 , x1 + x 2 + y 1 + y 2

¿ ( x 1 , x 1− y 1 , x 1 + y 1 ) + ( x 2 , x 2 − y 2 , x 2 + y 2 )

F ( ú+ v́ ) ¿ F ( ú ) + F ( v́ )
Terbukti.
F ( k ú ) ¿ k . F ( ú )
F ( k ú ) ¿ F ( k ( x1 , y 1 ) )
¿ F ( kx1 , ky 1 )
¿ ( kx 1 , kx 1−ky 1 , kx 1+ ky 1 )
¿ k ( x 1 , x 1− y 1 , x 1 + y 1 )
F ( k ú ) ¿ k . F ( ú )
Terbukti.
Jadi F merupakan transformasi linear

12. Dimisalkan F=R3 → R2adalah fungsi yang didefinisikan dengan


F ( x , y , z )=( x+ 2 z , 2 y −z ) Tentukan apakah F merupakan
transformasi linear, buktikan!
Jawab:
F ( ú+ v́ ) ¿ F ( ( x1 , y 1 , z 1 ) + ( x 2 , y 2 , z 2 ) )
¿ F ( x 1 + x 2 , y 1+ y 2 , z 1+ z 2 )
F ( ú+ v́ )
¿ ( ( x 1 + x 2 ) +2 ( z 1 + z 2 ) ,2 ( y 1 + y 2 )−( z1 + z 2 ) )
¿ ( x 1+ x2 ) + ( 2 z 1 +2 z 2 ),( 2 y 1+ 2 y 2 ) −( z 1+ z 2 )
¿ x 1+ x 2 +2 z1 +2 z 2 , 2 y 1+2 y 2−z 1−z 2
¿ ( x 1+ 2 z 1 ,2 y 1−z 1 ) + ( x 2+ 2 z 2 ,2 y 2−z 2 )
F ( ú+ v́ ) ¿ F ( ú ) + F ( v́ )
Terbukti.
F ( k ú ) ¿ k . F ( ú )
F ( k ú ) ¿ F ( k ( x1 , y 1 , z 1 ) )
¿ F ( kx1 , ky 1 , kz 1)
¿ k ( x 1 +2 z 1 ,2 y 1−z 1 )
F ( k ú ) ¿ k . F ( ú )
Terbukti.
13. Misalkan T : R R2 adalah fungsi yang didefinisikan oleh T(v) =
2

(2x, y) dengan v = (x, y) di R 2. Buktikan bahwa T merupakan


transformasi linear!
Jawab :
Misalkan u = (x1, y1) dan v = (x2, y2)
 Bukti 1 :
T(u + v) = T ((x1, y1) + (x2, y2))
= T (x1 + x2 , y1 + y2)
= (2(x1 + x2), (y1 + y2))
= ((2x1, y1) + (2x2, y2))
T(u + v) = T(u) + T(v) terbukti
 Bukti 2 :
T (ku) = T(kx1, ky1)
= (2kx1, ky1)
= k(2x1, y1)
T (ku) = k. T(u) terbukti
Jadi, T adalah transformasi linear.

x +2 y
2
14. Tunjukkan bahwa T : R → R , dimana T3
x
y
= () ( )
−y
x ?

Jawab:
F (ú + v́ ) = F (ú ¿ + F ( v́ )

u1 v1
Misal: ú =
() ()
u2
, v́ =
v2
x=u1 +v 1
T (ú + v́ ) = T (ú ¿ + T ( v́ ) →
y=u 2+ v 2
u1 +2u 2 v 1 +2 v 2
[ ( u1 +v 1 ) +2(u ¿ ¿ 2+ v 2) ¿(u 1+ v 1)
−(u 2+ v 2) ] =
[ ][ ]
u1
u2
+ v1
−v 2
Terbukti
T (k ú) = k T (ú)

k ( x+ 2 y ) x+2 y

[ ][ ] k (x)
k (− y )
=k x
−y
Terbukti
T dapat merupakan transformasi linear karena syarat pertama dan
kedua terpenuhi.

15. Apakah fungsi T (x, y) = 2 + 3x –y merupakan transformasi linear?


Jawaban:
T : R2 →R
(x, y) → (2 + 3x –y)
Misalkan u = (x1, y1 ) dan v = (x2, y2)
T (u + v) = T ((x1, y1 ) + (x2, y2)
= T (x1 + x2, y1 + y2)
= (2 + 3(x1 + x2) – (y1, y2))
= (2 + 3x1 + 3x2 – y1 – y2)
= 2 + 3x1 – y1 + 3x2 + y2
= T (2 + 3x1 – y1) + T(3x2 + y2)
= T (u) + T(3x2 + y2 )
T (3x2 + y2) ≠ T (v)
T (ku) = T(2k + 3kx1 – ky1)
= k T (2 + 3x1 – y1)
= k T (u)
Karena pada pembuktian pertama tidak terbukti, maka T bukan
merupakan transformasi linear.
16. Diketahu:
T( x 1, x 2 ) = w 1 = 4 x 1 + 2 x2
w 2 = 3 x1
w 3 = 4 x2
Tentukan apakah T merupakan transformasi linear atau bukan!
Jawab:
 T (M + N ) = T (M ) + T (N )

Misalkan M = ( M 1, N 2)
N = ( N 1, N 2)
M + N = ( M 1+ N 1 , M 2+ N 2)
T (M + N ) = T ¿ ¿+ N 1 , M 2+ N 2)
= 4 ( M 1+ N 1 ) 2 ¿+ N 2), 3¿ ¿+ N 1 ) 4( M 2+ N 2)
= (4 M 1 +4 N 1 +2 M 2+2 N 2 , 3 M 13 N 1 , 4 M 24 N 2)
T ( M ) + T ( N ) = T ( M 1+ N 1 ) T ( M 2+ N 2)

=(4 M 1 + 2 M 2, 3 M 1,4 M 2) + (4 N 2+2 N 2, 3 N 1,4 N 2)


= 4 M 1 + 2 M 2,4 N 2+2 N 2 , 3 M 1+3 N 1 , 4 M 2 + 4 N 2
=4 M 1 + 4 N 1 + 2 M 2+2 N 2, 3 M 1+3 N 1,4 M 2+4 N 2

= T (M + N ) = T ( M ) + T ( N ) Terpenuhi

 T(C M ) = CT( M ¿, C Skalar


Misalkan = M = ( M 1, M 2)
C M = (C M 1,CM 2)

T(C M )= T (C M 1,CM 2) = 4C M 1+ 2 CM 2 , 3C M 1 , 4 CM 2

CT( M ¿ = CT( M 1, M 2) =C (4 M 1+ 2 M 2 , 3 M 1 , 4 M 2 ¿

=4C M 1+ 2 CM 2 , 3C M 1 , 4 CM 2 terpenuhi
Jadi, T adalah suatu transformasi linear
17. Diketahui
T( x 1, x 2 ) = w 1 = 9 x 1 + 6 x 2,
w 2 = 3x1 + 3 x2

Tentukan apakah T merupakan transformasi linear atau bukan!

Jawab:
 T (M + N ) = T (M ) + T (N )
Misalkan M = ( M 1, N 2)

N = ( N 1, N 2 )

M + N = ( M 1+ N 1 , M 2+ N 2)
maka:
T (M + N ) = T ¿ ¿+ N 1 , M 2+ N 2)
= 9( M 1+ N 1 ) 6 ¿+ N 2), 3¿ ¿+ N 1 ) 3( M 2+ N 2)
= (9 M 1+9 N 1 +6 M 2+6 N 2 , 3 M 13 N 1 , 3 M 23 N 2)

T ( M ) + T ( N ) = T ( M 1+ N 1 ) T ( M 2+ N 2)

= ( 9 M 1 + 6 M 2, 3 M 1,3 M 2) + (9 N 2+6 N 2, 3 N 1,3 N 2)

= 9 M 1 + 6 M 2,9 N 2+6 N 2 ,3 M 1+3 N 1 ,3 M 2 +3 N 2


= 9 M 1+ 9 N 1 + 6 M 2+6 N 2, 3 M 1+3 N 1,3 M 2+3 N 2

= T (M + N ) = T ( M ) + T ( N ) Terbukti

 T(C M ) = CT( M ¿, C Skalar


Misalkan = M = ( M 1, M 2)
C M = (C M 1,C M 2)
Maka:
T(C M )= T (C M 1,CM 2) = 9C M 1+ 6 CM 2 , 3C M 1 , 3 CM 2
CT( M ¿ = CT( M 1, M 2) =C (9 M 1+ 6 M 2 , 3 M 1 , 3 M 2 ¿

=9C M 1+ 6 CM 2 , 3C M 1 , 3 CM 2 Terbukti

Jadi, T adalah suatu transformasi linear.

18. Misalkan T : R 2→ R 2adalahfungsi yang didefinisikanoleh

T ( v )=(2 x , y ) dengan v=( x , y) di R 2. BuktikanbahwaT


merupakan transformasi linear !
Jawab:
Misalkanu=¿1, y 1¿∧v=¿2, y 2¿
 T ( u+ v )=T ¿1, y 1¿+¿ 2, y 2¿ ¿
¿ T ¿ 1 + x 1, y 1+ y 2¿
¿ ¿1 + x 1¿ , ¿1+ y 2¿ ¿
¿ ¿1, y 1¿+2 x 2, y 2¿ ¿
T ( u+ v )=T (u )+ T (v) , terbukti
 T ( ku )=T ¿ 1,ky 1¿
¿ ¿1, ky 1¿
¿ k ¿1, y 1¿
T ( ku )=kT (u) , terbukti

19. Apakah persamaan tersebut termasuk transformasi linear


a. W1 = 2x1 + 4x2 + 5x3 – 7x4
W2 = 3x1 – 5x2 – 2x3 + 7x4
b. W1 = 7x1 – 2x1x2
W2 = 4x1 + 3x2 – 4x2x3
W3 = 2x1x2 + 5x3
Jawab:
a. W1 = 2x1 + 4x2 + 5x3 – 7x4
W2 = 3x1 – 5x2 – 2x3 + 7x4
T = R4 → R2
Persamaan tersebut memenuhi definisi dari transformasi linear
maka T transformasi linear.

b. W1 = 7x1 – 2x1x2
W2 = 4x1 + 3x2 – 4x2x3
W3 = 2x1x2 + 5x3
T = R3 → R3
Karena terdapat perkalian antar variabel x1x2, x2x3 maka persamaan
tidak memenuhi definisi dari transformasi linear, sehingga T bukan
transformasi linear.

x
3 2

z ()
20. Diketahui F : R → R tentukan apakah F= y =¿
x− y
2 xz ( )
Merupakan transformasi linear atau bukan
Jawab:
Misalkan;

x1 x2

z1() ()
u= y 1 v= y 2
z2
syarat 1:

x1 x2

( )
u+ v= y 1+ y 2
z 1 z2
x1 x 2
F ( u+ v )=F y 1 + y 2 =¿
z1 z2 ( )
( x 1− y 1 ) + x 2 − y 2
¿
( 2 x 1 . z 1+ 2 x 2 . z 2 +2 x 1. z 2+ 2 x 2 . z 1 )
x 1− y 1
+¿ x 2− y 2 + 0
¿
(( ) ( ) (
2 x1 . z1 2 x2 . z2 2 x 1. 2 2 x 2 . z 1
z + ))
≠ F ( u ) + F (v )
syarat 2:

x1 kx 1

(( )
F ( k . u )=F k y 1 untuk sembarang k, ku= ky 1
z1 kz 1 ()
kx 1

( )(
F ky 1 =
kz 1
kx 1−ky 1
k (2 x1 . y1 ) )
kx 1−ky 1
¿
( 2k x 1 y 1 )
kx 1−ky 1
¿
( 2 k2 x1 y1 )
x 1−ky 1
¿k
( 2 k x1 y1 )
≠ k . F ( x , y ) ≠ k . F (u)
Jadi F bukan transformasi linear.
P. Menyelesaikan Komposisi Transformasi Linear

Contoh soal
1.) S elesaikan Komposisi transformasi Linear jika diketahui T1 =
R1 → R2 , T 2 = R2 → R2 , adalah transformasi linear
T 1(R(x)) = X R (x)
T 2 ( R( x)) = T 2 ( x R(x))
= (3 x+ 6) R (3 x+ 6)

2.) Se lesaikan Komposisi transformasi Linear jika diketahui T1 =


M 1 → M 2 , T 2 = M 2 → M 2 adalah transformasi linear
T 1(M(u)) = u M(u)
T 2 ( M( u)) = T 2 (T 1 M(u))
= T 2 (u M(u))

= (9 x + 21) M (9 x + 21)

3.) Diketahui T 1 : K 1 → K 2 n T 2 : K 2 → K 2 adalah transformasi


linear:

T 1 ( K ( x ) )=xK ( x )
T 2 ( K ( x ) )=K ( 5 x+7 )
Tentukan
a. T 2 ∘T 1
b. T 1 ∘T 2

Jawab:
a. T 2 ∘T 1

¿ T 2 T 1 ( K ( x ) )=T 2 ¿

¿ T 2 ( xK ( x ) )

¿ ( 5 x+7 ) K (5 x +7)

b. T 1 ∘T 2

¿ T 1 T 2 ( K ( x ) )=T 1 ¿

¿ T 1¿

¿ ( 5 x+7 ) K (5 x +7)

4.) Diketahui T : R2 → R 2 didefinisikan:

T 1 ( x , y ) =( 3 x + y , 2 x−6 y )
T 2 ( x , y ) =( x +2 y , x + y)
Tentukan:
a. T 1 ∘T 2
b. T 2 ∘T 1

Jawab:

a. T 1 ∘T 2 ( x , y )=T 1 ( T 2 ( x , y ) )
¿ T 1 ( x+ 2 y , x+ y )

¿ ( 3 ( x+ 2 y ) + ( x + y ) ,2 ( x +2 y )−6 ( x+ y ) )

¿ 3 x+ 6 y+ x + y , 2 x + 4 y−6 x−6 y ¿

5.) Jika T 1 : R2 → R2 dan T 2 : R2 → R2adalah transformasi liniar,


yang didefinisikan dengan persamaan :
T 1 ( x , y ) =(3 x−2 y , x +3 y)
T 2 ( x , y ) =(−4 y , 2 x + y )

Tentukan :
a) (T 1 ∘ T 2 )(x , y )
( T 1 ∘ T 2 ) ( x , y )=T 1 ( T 2 ( x , y ) )
¿ T 1 (−4 y ,2 x+ y )
¿ [ 3 (−4 y )−2 ( 2 x + y ) ,−4 y +3 ( 2 x + y ) ]
¿ (−12 y−4 x−2 y ,−4 y+ 6 x +3 y )
¿(−4 x−14 y , 6 x− y )

b) (T 2 ∘ T 1 )(x , y )
(T 2 ∘ T 1 ) ( x , y ) ¿ T 2 (T 1 ( x , y ) )
¿ T 2 ( 3 x−2 y , x +3 y )
¿ [−4 ( x+3 y ) , 2 ( 3 x−2 y ) + ( x+ 3 y ) ]
¿ (−4 x−12 y , 6 x−4 y + x+3 y )
¿(−4 x−12 y ,7 x− y)

¿( 4 x +7 y ,−4 x−2 y)

6.) Diketahui transformasi linier:


T1 (x1, x2) = (3x1 – 2x2, x1 + x2)
T2 (x1, x2) = (x1 – 3x2, 3x1 + x2)
Tentukan T1 ○ T2 ?

Penyelesaian:

(T1 ○ T2) (x1, x2) = T1(T2(x1, x2))

= T1(x1 – 3x2, 3x1 + x2)


= (3(x1 – 3x2) - 2(3x1 + x2)), ((x1 – 3x2) + (3x1 + x2))
= (3x1 – 9x2 - 6x1 - 2x2, x1 – 3x2, 3x1 + x2)
= (-3x1 – 11x2, 4x1 - 2x2)

7.) Jika diketahui transpormasi Linear

T1 (X1,X2) : (5X1 + 3X2, 3X1 – X2)


T2 (X1,X2) : (2X1-X2,4X1+2X2)
Tentukan ( T1 0 T2 ) ( X1,X2)

Jawab :

T1 0 T2 = T1 (T2(X1,X2)
= T1 (2X1 – X2 , 4X1 + 2X2)
(XI,X2)
= 5 (2X1 – X2 ) + 3 (4X+2X2) ,
= B (2X1-X2) – (4X1 + 2X2)
= 10X1-5X2+12X1+6X2,6X1-3X2-
4X1-2X2
= (-2X1-X2 , 2X1 – 5X2 )
8.) Diketahui T1 :P1 → P2 dan T2 : P2 P1 adalah transpormasi linear.
T1 (F(X)) = 16 X (F(X))
T2 (F(X)) = F (15 X -7)
Tentukan T2 0 T1 !

Jawab :
T2 0 T1 (F(X)) = T2 (T1 (F(X))
=T2 (16 X (F(X))
=16 (15X-7) F (15X-7)
=240 X – 112 F (15X-7)
9.) Diketahui t1:p1->p2nt2->p2 adalah transformasi linear.
T1(p(x))=x p(x)
T2(p(x))=p(3x+6)
Tentukan t2∙ t 1!
(T2T1)(P(X) =T2(T1(P(X)))
=T2(X P(X))
=(2X+4)P(2X+4)

10. Diketahui T 1 : R1 ⟶ R2 , T 2 : R2 ⟶ R2 adalah transformasi linear

T 1 ( R ( x ) )=x R ( x )
T 2 ( R ( x ) )=R ( 7 x−3 )
Tentukan T 2 o T 1=⋯ ?
Jawab:

T 2 T 1 ( R ( x ) )=T 2 ( T 1 ( R ( x ) ) )
¿ T 2( x R ( x ))
¿ ( 7 x−3 ) R ( 7 x −3 )
11. Diketahui T 1 : P1 ⟶ P2 ,T 2 : P 2 ⟶ P2 adalah transformasi linear

T 1 ( P ( x ) )=x P ( x )
T 2 ( P ( x ) )=P ( 8 x−3 )
Tentukan T 2 o T 1=⋯ ?
Jawab:

T 2 T 1 ( P ( x ) )=T 2 ( T 1 ( P ( x ) ) )

¿ T 2( x P ( x ))
¿ ( 8 x−3 ) P ( 8 x−3 )

12. Diketahui T1 : P1→P2 ∩ T2 : P2→P2 adalah transformasi linear jika


T1 ( P (x) ) = x P (x)
T2 ( P (x) ) = xP (4x + 8)
Maka tentukanlah T1oT2
( T2 T1) ( P (x) ) = T2 (T1 ) ( P (x) ))
= T2 ( x P (x) ))
= (4x + 8) P (4x + 8)
13. Jika diketahui transformasi linear .
T₁ ( X₁ X₂) = (3X₁ +X₂, 2X₁ -X₂)
T₂ (X₁ X₂) = (4X₁ -2X₂ , 2X₁ +X₂)

Penyelesaaian :
T₁° T₂(X₁X₂) = T₁ (T₂ (X₁ X₂)
= T₁ (4X₁ -2X₂ ,2X₁ +X₂)
= 3(4X₁ -2X₂) + (2X₁ + X₂), 2(4X₁ -2X₂) –(2X₁
+X₂)
= 12X₁ - 6X₂ + 2X₁ +X₂, 8X₁ -4X₂ -2X₁ -X₂
= (14X₁ -5X₂ , 6X₁ - 5X₂)
14. Dik: T1 : P1 → P2 , T2 : P2→ P2 adalah transformasi linear.

T1 (p(x)) = x p(x)
T2 (p(x) = p(x-3)
Tentukan T2 O T1…?
Jawab:
T2. T1(p(x)) = T2 (T1 (p(x)
=T2 (x (p(x))
= (x-3) p (x-3)

15. T1 : P1 → P2 , T2 : P2 → P2 adalah transformasi linear.

T1 (p(x)) = x p(x))
T2 (p(x)) = p (x-2)
Tentukan T2 O T1=…?
Jawab:
T2. T1 (p(x)) = T2 (T1 p(x))
= T2 (x , p(x))
= (x-2) p(x-2).
16. Diketahui
T 1 ( x 1 , x 2 )=( x1 +2 x2 , 2 x 1−x 2 )
T 2 ( x 1 , x 2 )=( −2 x 1 +3 x2 , x 1+2 x 2 )
Selesaikan
a. T 1 ° T 2

b. T 2 ° T 1
penyelesaian
a. T 1 ° T 2

( T 1 ° T 2 ) ( x 1 , x 2 ) ¿ T 1 (T 2 ( x 1 , x 2 ) )
¿ T 1 (−2 x 1+3 x 2 , x 1 +2 x 2 )

¿ (−2 x 1+3 x 2 ) +2 ( x 1+2 x 2 ) ,2 (−2 x 1+3 x 2 )−( x 1 +2 x2 )

¿−2 x1 +3 x 2+ 2 x 1 +4 x 2 ,−4 x 1 +6 x 2−x 1−2 x 2


¿ ( 7 x 2 ,−5 x1 + 4 x 2 )
b. T 2 ° T 1

( T 2 ° T 1 ) ( x 1 , x 2 ) ¿ T 2 (T 1 ( x 1 , x 2 ) )
¿ T 2 ( x 1+ 2 x 2 ,2 x 1−x 2 )

¿−2 ( x 1 +2 x2 ) +3 ( 2 x 1−x 2 ) , ( x 1 +2 x2 ) +2 ( 2 x 1−x 2)

¿−2 x1 −4 x 2 +6 x 1−3 x2 , x1 +2 x 2+ 4 x 1−2 x2


¿ 4 x1−7 x 2 , 5 x 1
17. Diketahui
T 1 ( x 1 , x 2 )=( 3 x 1 + x 2 ,−2 x1 + x 2 )
T 2 ( x 1 , x 2 )=( −x1 +2 x 2 , 2 x1−x 2 )
Selesaikan
a. T 1 ° T 2

b. T 2 ° T 1
penyelesaian
a. T 1 ° T 2

( T 1 ° T 2 ) ( x 1 , x 2 )¿ T 1 ( T 2 ( x 1 , x 2 ) )
¿ T 1 (−x 1 +2 x 2 , 2 x 1−x 2 )

¿ 3 (−x 1+ 2 x 2 ) + ( 2 x 1−x 2) ,−2 ( −x1 +2 x 2 )+ ( 2 x 1−x 2 )

¿−3 x 1+ 6 x 2 +2 x1 −x2 , 2 x 1−4 x 2+ 2 x 1−x 2


¿ (−x 1 +5 x2 , 4 x 1−5 x 2 )
b. T 2 ° T 1

( T 2 ° T 1 ) ( x 1 , x 2 )¿ T 2 ( T 1 ( x 1 , x 2 ) )
¿ T 2 ( 3 x 1+ x 2 ,−2 x 1 + x 2)

¿−( 3 x1 + x 2 ) +2 (−2 x1 + x 2 ) ,2 ( 3 x 1+ x 2 ) −(−2 x1 + x 2 )

¿−3 x1−x 2 −4 x 1 +2 x2 , 6 x1 +2 x 2 +2 x 1−x 2

¿ (−7 x 1 + x2 , 8 x1 + x 2 )

18. Diketahui T 1=B 1 → B2 , T 2 :B 2 → B 2adalah transformasi linear


T 1 ( B ( x ) ) =xB ( x )
T 2 ( B ( x )) =B ( 5 x−7 )
Tentukan T 1 ∙ T 2 … .?

T 1 ∙ T 2 ( B ( x ) )=T 2 ¿
= T 2 ( xB ( x ) )

= ( 5 x−7 ) B ( 5 x−7 )

19. Diketahui T 1=Q 1 → Q2 , T 2 :Q2 → Q2tentukan transformasi


linear

T 1 ( Q ( x ) )=xQ ( x )
T 2 ( Q ( x ) )=Q ( 3 x +9 )
Tentukan T 1 ∙ T 2 … .?

T 1 ∙ T 2 ( Q ( x ) ) =T 2 ¿
= T 2 ( xQ ( x ) )

= ( 3 x+ 9 ) Q ( 3 x +9 )
20. Bayangan kurva y = x + 1 jika ditransformasikan oleh

matriks 
[ 10 21]
-    matriks pencerminan terhadap sumbu x adalah: 

-    Transformasi T 1lalu dilanjutkan transformasi T 2maka matriks

transformasinya adalah T 2 ∘T 1
Pada soal diketahuiT 1 =
[ 10 21]   danT 2 adalah pencerminan

terhadap sumbu x,

berarti T 2=  
[ 10 ‐01]
T 2 ∘T 1= 1 0 . 1 2 = 1+0 2+ 0 = 1 2 Sehingg
[
0 ‐1 0 1 ][ ] [
0−0 0−1 0 ‐1 ][ ]
a matriks transformasinya:

[ xy '' ]=[ 10 ‐21] .[ xy ]=[ x0−+2yy ]=[ x+2 y


−y ]
Dari hasil

transformasi di atas didapatkan:


x’ = x + 2y
x = x’ – 2y
dan
y’ = -y
y = -y’

Q. Menentukan Invers Dari Operator Linear Satu Ke Satu


Contoh soal
1.) Tunjukkan bahwa operator linear T : R2 → R 2 yang didefinisikan
dengan persamaaan-persamaan:
W 1=2 x 1 +3 x2
W 2 =x1 +2 x 2
Jawab:
Bentuk matriks dari persamaan adalah:
W1 2 3 x
[ ][ ][]
W2
=
1 2
= 1
x2
Sehingga matriks standar untuk T adalah

[ T ]= 2 3
[ 1 2]
1 2 3
= 2 −3
[ T −1 ]= [ ][
4−3 1 2 −1 2 ]
W1 2 −3 W 1 2W 1−3 W 2
[ ][= = ][ ] [
W 2 −1 2 W 2 −W 1 +2 W 2 ]
Jadi dapat disimpulkan bahwa

T −1=( W 1 , W 2 ) =(2 W 1−3 W 2 ,−W 1+ 2W 2)

2.) Tunjukkan bahwa operator linear T : R3 → R 3 yang dapat


didefinisikan dengan persamaan-persamaan berikut:
W 1= x1 +3 x 2+ x 3
W 2 =2 x 1 +2 x 2 + x 3
W 3 =2 x 1 +3 x2 + x 3
Jawab:
Bentuk matriks dari persamaan adalah

W1 1 3 1 x1

[ ][ ][]
W 2 = 2 2 1 = x2
W3 2 3 1 x3
Sehingga matriks standar untuk T
1 3 1
[ T ]= 2 2 1
[ ]
2 3 1
1 3 11 0 0
( | )
( T|I ) = 2 2 1 0 1 0 b 2−¿2 b danb −2 b ¿
2 3 10 0 1
1 3 1

1 3 1 1 0 0
( | )
¿ 0 −4 −1 −2 1 0
0 −3 −1 −2 0 1
−1
4
b2

1
1 1 30 0

(
¿ 0 1
1 1 −1
4 2 4
0 −3 −1 −2 0
| ) 0 b1−3b 2 danb 3+ 3 b2
1

1 −1 3

( | )
1 0 0
4 2 4
1 1 −1
¿ 0 1 0 −4 b3
4 2 4
−1 −1 −3
0 0 1
4 2 4

−1 3

( | )
1 0
1 0 2 4
4
−1 −1 1 1
¿ 1 0 b1− b 3 dan b2− b3
0 1 2 4 4 4
4
1
0 0 1 3 −4
2

1 0 0 −1 0 1
( |
( I |T −1 )= 0 1 0 0
0 0 1 2
−1 1
3 −4 )
−1 0 1
Jadi, [ T
−1
]=
[0 −1 1
2 3 −4 ]
W 1 −1 0 1 W1 −W 1 +W 3
−1

[ ][
[ T ]= W 2 = 0 −1 1 W 2 = −W 2 +W 3
W3 2 3 −4 W 3 ][ ] [
2W 1+3 W 2−4 W 3 ]
Dapat disimpulkan bahwa

T −1 ( W 1 , W 2 , W 3 )=(−W 1 +W 3 ,−W 2 +W 3 , 2W 1+3 W 2−4 W 3)

3.) Tunjukkan bahwa operator T : R2 → R 2 dan T : R3 → R 3yang


didefinisikan oleh persamaan berikut adalah satu-satu. Tentukan

T −1 ( w1 , w2 ) dan T −1 ( w1 , w2 , w3 )
a) w 1=2 x+3 y
w 2=x + y

Bentuk matriks persamaan :

w1 = 2 3 x
( ) ( )( )
w2 1 1 y

Sehingga terbentuk matriks standar :

[ T ]= 2 3
[ 1 1]
Invers dari matriks standar :
1 1 −3 1 −3 −1 3
[ T −1 ]=[ T ]−1 =
2−3 −1 2 [=−1 ] [
−1 2
=
1 −2 ][ ]
( ww )=(−11 −23 )( ww )=(−w +w
w −2 w )
−1
Jadi, [ T ]
1 1 1 2

2 2 1 2

Atau dapat dituliskan :

T 1 ( w1 , w2 )=(−w 1+ w2 , w1−2 w2)

b) w 1=x+ 2 y +3 z
w 2=x− y +2 z
w 3=2 x+ y+ z

Bentuk matriks persamaan :

w1 1 2 3 x

( )(
w2 = 1 −1 2 y
w3 2 1 1 z )( )
Sehingga terbentuk matriks standar :

1 2 3

[
[ T ] = 1 −1 2
2 1 1 ]
Invers dari matriks standar :
( T|I ) =( I|T −1 )

1 2 31 0 0
( | )
1 −1 2 0 1 0 b2−b 1 dan b3 −2 b1
2 1 10 0 1

1 2 3 1 0 0
( 0 −3 −5 −2 0 1 |
1
0 −3 −1 −1 1 0 − b
3 2 )
1 2 3 1 0 0

( 0 1
1 1 −1
3 3 3
0 −3 −5 −2 0
| ) 0 b1−2 b 2 dan b3 +3 b 2
1

7 1 2

( | )
1 0 0
3 3 3
1
1 1 −1 − b3
0 1 0 4
3 3 3
0 0 −4 −1 −1 1

1 2

( | )
7 0
1 0 3 3
3
1 −1 7 1
1 0 b1− b3 dan b2− b 3
0 1 3 3 3 3
3
1 1 −1
0 0 1
4 4 4
−1 1 7

( | )
4 12 12
1 0 0
1 −5 1
0 1 0
4 12 12
0 0 1
1 1 −1
4 4 4

−1 1 7

( )
4 12 12
[ T −1 ]=[ T ]−1 = 1 −5 1
4 12 12
1 1 −1
4 4 4

Jadi,

−1 1 7 −1 1 7
w 1 + w 2+ w3

( )( ) ( )
4 12 12 4 12 12
w1 w1
[ T −1 ]
()
w2 =
w3
1
4
1
−5
12
1
1
12
w2 =
−1 w3
1
4 w1 12
1
5
− w2 + w 3

1
w + w− w
1
12
1
4 4 4 4 1 4 2 4 3

Atau dapat dituliskan :


−1 1 7 1 5 1 1 1
T −1 ( w1 , w2 , w3 ) =( w 1+ w 2 + w 3 , − w 2 + w 3 , w1 +
4 12 12 4 w 1 12 12 4 4
4.) Diketahui T: R2 -> R2 . tunjukkan bahwa persamaan

V1 = X –Y
V2 = X + Y
Adalah satu ke satu
Jawab:
Dapat dinyatakan dalam bentuk matriks

[ VV 12] [ 11 −11 ]
=

Sehingga matriks standar untuk T adalah

T=
[ 11 −11 ]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu ke satu dan matriks
standar untuk T-1

T-1
[ VV 12] [−11 11] [ VV 12] [−VV 1+V
= =
2
1+V 2 ]
Dapat disimpulkan bahwa T-1= (v1, v2) = (v1, + v2 - v1 ,+ v2)

5.) Tentukan T −1

Tunjukkan bahwa operator linear T : P2 → P2 yang didefinisikan


dengan persamaan-persamaan
R1=7 x 1 +2 x 2
R2=3 x 1 +2 x 2
−1
adalah salah satu ke satu dan tentukan T (W 1, W 2)
Jawab:
Bentuk matriks dari persamaan-persamaan ini adalah:
R1 7 2 x1
[ ] [ ][ ]
R2
=
3 2 x2
Sehingga matriks standar untuk T adalah:

[ T ]= 7 2
[3 2]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu ke satu dan matriks

standar untuk T −1adalah:

[ T −1 ]=[ T ]−1 = 1 2 −2
( )
8 −3 7

2 −2

[ ] ¿ 8
−3
8
8
7
8

2 −2

[ ][ ]
P 8
[ T 1 ]= P1 = −3
2
8
8
7
8

2 −2

[ ][ ] P1 P2
P1 8 8
=
P2 −3 7
P1 P
8 8 2
Jadi dapat disimpulkan:

T −1=( R1 , R2 )= ( 28 P − 28 P ,− 38 P + 78 P )
1 2 1 2

6.) Tentukan T −1
Tunjukkan bahwa operator linear T : P2 → P2 yang didefinisikan
dengan persamaan-persamaan
R1=3 x 1 +2 x 2
R2=x 1 +4 x2
−1
adalah salah satu ke satu dan tentukan T (W 1, W 2)
Jawab:
Bentuk matriks dari persamaan-persamaan ini adalah:
R1 3 2 x1
[ ] [ ][ ]
R2
=
1 4 x2
Sehingga matriks standar untuk T adalah:

[ T ]= 3 2
[1 4]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu ke satu dan matriks

standar untuk T −1adalah:

[ T −1 ]=[ T ]−1 = 1 3 −2
( )
10 −1 4

3 −2

[ ] ¿ 10
−1
10
10
4
10

3 −2

[ ][ ]
P1 10
[ T 1 ]= P = −1
2
10
10
4
10
3 −2
P1
[ ]
P2
= 10
−1
10
[
P1

P1

Jadi dapat disimpulkan:


4
P
10 2
P
10 2
]
T −1=( R1 , R2 )= ( 103 P − 102 P ,− 101 P + 104 P )
1 2 1 2

7.) Tunjukkanlah bahwa operasi linear T : R2 →R2 didefenisikan


persamaan
w1 = 3x1 + x2
w2 = 5x1 + 2x2
merupakan suatu kesatuan dan tentukan T-1 ( w1 . w2 ) !

[ ww 12]=[ 35 12]=[ xx 12]


Sehingga matriks standar untuk T adalah

[ T ]= 3 1[ 5 2]
Matriks ini dapat di balik dan matriks standar untuk T
adalah
3/1 −1/1
[ T-1 ] = [ T ] -1 =
[−5/1 2/1 ]
Jadi

[ T-1 ]
[ ww 12]=[−53 −12 ][ ww 12]=[−53 ww11 −1 w 2
2w2 ]
Dapat disimpulkan menjadi T-1 ( w1 . w2 ) = ( 3w1 -5w1 -1w2 + 2w2 )
8.) Tunjukkan bahwa operator linear T =R² → R², yang didefenisikan
dengan persamaan
W₁ = X₁ + 2X₂
W₂ = 2X₁ +X₂
Tentukan T −1 dari operator linear satu ke satu !

Penyelesaian :

A=
[ 12 21]
1 2 1 0
[ ] ]
A−1 = 2 1 0 1 b ₂−2 b ₁

=
[ 10 21] −21 01] b ₁−2 b ₂
[ 10 01] −21 −21 ]
=

1 −2
Jadi
[
A−1 = −2 1 ]
T −1 (x) = A−1

[−21 −21 ] [ XX ₁₂]


W₁ = X₁ - 2X₂
W₂ = -2X₁ + X₂
9.) Tunjukkan bahwa operasi linear T : R 2 → R2 yang didefinisikan
dengan persamaan-persamaan
W1 = 3x2 + 2x2
W2 = 4x1 + 3x2
Adalah satu ke satu dan tentukan T −1 (w1, w2)!
w1 3 1 x1
 Bentuk matriks dari persamaan ini adalah:
[ ][ ][]
w2
=
4 3
=
x2

Sehingga matriks standar untuk T adalah: [ T ] =


[ 34 13]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu ke satu dan matriks
standar untuk T-1 adalah

3 −1

[ ]w
2
[ ][ ]
5
[ T −1 ] = w1 = −4
5
5
3
5
.
w1
w2
=¿

Yang dapat disimpulkan bahwa:

1 −4 3
T1 = (w1, w2) = ¿- w2 , w 1+ w 2 ¿
5 5 5
10.) Tunjukkanlah bahwa operasi linear T : R2 → R2 didefenisikan
persamaan
w1 = 3x1 + x2
w2 = 5x1 + 2x2
[ ww 12]=[ 35 12]=[ xx 12]
Sehingga matriks standar untuk T adalah

[ T ]= 3 1[ 5 2]
Matriks ini dapat di balik dan matriks standar untuk T adalah

3/1 −1/1
[ T-1 ] = [ T ] -1 =
[−5/1 2/1 ]
Jadi

[ T-1 ]
[ ww 12]=[−53 −12 ][ ww 12]=[−53 ww11 −1 w 2
2w2 ]
Dapat disimpulkan menjadi T-1 ( w1 . w2 ) = ( 3w1 -5w1 -1w2 + 2w2 )

merupakan suatu kesatuan dan tentukan T-1 ( w1 . w2 ) !


11.) Diketahui

T =R3 → R3
w 1=x 1+ 2 x 2 +3 x 3
w 2=2 x1 +3 x 2+ 4 x 3
w 3=3 x 1+5 x 2 +6 x 3
Tentukan

T −1 ( x )= A−1 x

Penyelesaian
Betuk matriks
1 2 3

[ ]
A= 2 3 4
3 5 6

1 2 3 1 0 0 b −2 b

[ | ]
A−1= 2 3 4 0 1 0 2 1

3 5 6 0 0 1 b3−3 b 1

1 2 3 1 0 0

[ | ]
A−1= 0 −1 −2 −2 1 0 −b1
0 −1 −3 −3 0 1

1 2 3 1 0 0 b −2 b
−1
A =0 1
[ | ]
2 2 −1 0 1
b
0 −1 −3 −3 0 1 3 2+b
2

1 0 −1 −3 2 0

[ | ]
A−1= 0 1 2 2 −1 0 −b 3
0 0 −1 −1 −1 1

1 0 −1 −3 2 0 b +b

[ | ]
A−1= 0 1 2 2 −1 0
0 0 1 1 b
1 −1 2
1
−2
3
b 3
1 0 0 −2 3 −1

[ |
A−1= 0 1 0 0 −3 2
0 0 1 1 1 −1 ]
−2 3 −1

[
A−1= 0 −3 2
1 1 −1 ]
T −1 ( x ) ¿ A−1 x
−2 3 −1 x1
[
¿ 0 −3 2 x2
1 1 −1 x3 ][ ]
w 1=−2 x1 +3 x 2−x 3
w 2=−3 x 2+ 2 x 3
w 3=x 1+ x2 −x3
12.) Tunjukkan bahwa operator T : D 2 → D 2 yang didefinisikan dengan
persamaan-persamaan
A1=6 x 1 +3 x 2
A2=7 x 1 +4 x2
−1
Adalah satu kesatuan dan tentukan T ( A 1 , A2 )
Jawab :
A1 6 3 x1
[ ] [ ][ ]
A2
=
7 4 x2

Sehingga matrik T adalah [ T ]=


[ 67 34]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu kesatuan dan

matriks standar untuk T −1 adalah

1 4 −3
[ T −1 ]=[ T ]−1 = [
6.4−3.7 −7 6 ]
1 4 −3
=
[
3 −7 6 ]
4 −3
=
[ ]
3
−7
3
3
6
3

[ ][ ]
−1
A1
[T 1] = 3
A2 −7
2
3

[ ][ ]
A1 −1 A2
A1 3
=
A2 −7
A 2 A2
3 1

Jadi dapat disimpulkan T −1 ( A 1 , A2 ) = (

4 −7
A 1−1 A2 , A +2 A 2 ¿
3 3 1

13.) Tentukan bahwa operator linear T = Z2 → Z 2 yang didefinisikan


dengan persamaan-persamaan
P1=2 x 1+3 x 2
P2=−x 1−2 x 2
−1
Adalah satu kesatuan dan tentukan T ( P1 , P 2 )
Jawab :
P1 2 3 x1
[ ][=
P2 −1 −2 x 2 ][ ]
Sehingga matrik T adalah [ T ]=
[−12 −23 ]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu kesatuan dan

matriks standar untuk T −1 adalah

1 −2 −3
[ T −1 ]=[ T ]−1 =
(2.−2)−(3.−1) 1 [2 ]
= -1
[−21 −32 ]
=
[−12 −23 ]
P 2 3 P 2P 3 P2
[ T ]=[ P ]=[−1 −2 ] [ P ]=[−1 P
1
1 1 1
−2 P2 ]
2 2 1

Jadi dapat disimpulkan T −1 ( P1 , P2 ) = (

2 P1+3 P2 ,−1 P1−2 P2 ¿


14.) Diketahui : T= R3 → R3 dengan persamaan-persamaan
W1 = x1 + 2x2 + 3x3
W2 = 2x1 + 3x2 + 4x3
W3= 3x1 + 5x2 + 6x3
Tentukanlah T-1 ?
Jawaban :

1 2 3
Bentuk matriks dari persaamaan pada soal yaitu: A→
[ ]
2 3 4
3 5 6
T-1 (x) = A-1 x

1 2 31 0 0
A-1 =
( | )
2 3 4 0 1 0 b1 = b2 – 2b1 dan b3 = b3 – 3b1
3 5 60 0 1

1 2 3 1 0 0
( |
= 0 −1 −2 −2 1 0 b2 = -b2
0 −1 −3 −3 0 1 )
1 2 3 1 0 0
= 0
(1
| )
2 2 −1 0 b1 = b1 – 2b2 dan b3 = b3 + b2
0 −1 −3 −3 0 1

1 0 −1 −3 2 0
(
= 0 1
|
2 2 −1 0 b3 = - b3
0 0 −1 −1 −1 1 )
1 0 −1 −3 2 0
=
( | )
0 1 2 2 −1 0 b1 = b1 + b3 dan b2 = b2 – 2b3
0 0 1 1 1 −1

1 0 0 −2 3 −1
=
( | 0 1 0 0 −3 2
0 0 1 1 1 −1 )
−2 3 −1
A = 0
-1

1 (
−3 2
1 −1 )
T-1 (x) = A-1 x

−2 3 −1 x1
=
( 0 −3 2
1 1 −1 )( )
x2
x3
W1 = -2x1 + 3x2 – x3
W2 = - 3x2 + 2x3

W3 = x1 + x2 – x3
15.) Tunjukkan bahwa operator T = R2 → R2 yang didefinisikan dengan
persamaan-persamaan
W1 = 2x1 + 5x2
W2 = x1 + 3x2
Adalah satu ke satu dan tentukanlah T-1 = W1, W2 ?
Jawaban :
Bentuk matriks

W1 2 5 X1
[ ][ ][ ]
W2
=
1 3
=
X2

Matriks standar

[ 21 53] = [ T ] → [ T −1 ]
1
= (21 53|10 01 ) b1 =
2
b1 dan b2 = b2 – b1

5 1

( | )
1 0
2 2
= b2 = 2b2
1 −1
0 1
2 2

5 1
=
( | )
1
0
2 2
0
1 −1 2
5
b1 = b1 - b2
2

= (10 01|−13 −52 )


[ T −1 ]= W 1 3 −5 W1
[ ][
W2
=
−1 2
=
W2 ][ ]
3W 1−5 W 2
=
[ −W 1 +2 W 2 ]
Jadi T −1 =( W1, W2) = ( 3w1 – 5w2, -w1 + 2w2)
16.) Tunjukkan bahwa operasi linear T : R 2 → R2 yang didefinisikan
dengan persamaan-persamaan
W1 = 3x2 + 2x2
W2 = 4x1 + 3x2
Adalah satu ke satu dan tentukan T – 1(w1, w2)!
w1 3 1 x1
 Bentuk matriks dari persamaan ini adalah:
[ ][ ][]
w2
=
4 3
=
x2

Sehingga matriks standar untuk T adalah: [ T ] =


[ 34 13]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu ke satu dan matriks
standar untuk T-1 adalah

3 −1

[ ]w
2
[ ][ ]
5
[ T −1 ] = w1 = −4
5
5
3
5
.
w1
w2
=¿

Yang dapat disimpulkan bahwa:

1 −4 3
T1 = (w1, w2) = ¿- w2 , w 1+ w 2 ¿
5 5 5
17.) Tunjukkan bahwa operator linear T = P3 → R3 Yang didefinisikan
dengan persamaan :

w 1 = x + 3y +2z

w 2 = 2x + y + 4z

w 3 = 5x + 6y + 3z

Tentukan T −1 dari operator linear satu ke-satu!


Jawaban :

1 3 2

[ ]
A= 2 1 4
5 6 3

1 3 21 0 0
A −1
=
[ | ]
2 1 4 0 1 0 b 2−2 b1
5 6 30 0 1

b 3−5 b1

1 3 2 1 0 0
A −1

[
= 0 −5
|
0 −9 −7 −5 0 1 ]
0 −2 1 0 kali -1/5 b 2

1 0

]|
1 3 2 0
A −1
=
[0 1 0
0 −9 −7
2 −1
5
−5 0
5
1 ]
0 b 1−3 b2

b 3+3 b 1

1 0 2 −1/ 5 3 /5 0
−1

[ |
A = 0 1 0 2/5 −1/5 0 kali −1 b3
0 0 −1 −2 0 1 ]
1 0 2 −1/ 5 3 /5 0

[ |
A−1= 0 1 0 2/5 −1/5 0 b 1−2 b3
0 0 1 2 0 −1 ]
1 0 0 −21/5 3 /5 2

0 0 1 2 [ |
A−1= 0 1 0 2/5 −1 /5 0
0 −1 ]
Jadi,

−21 /5 3/5 2
A −1

[2 /5
2
−1/5 0
0 −1 ]
T −1 ( x )= A−1 ( x)

w1 −21/5 3 /5 2 x

[][
w2 = 2/5 −1 /5 0
w3 2 0 −1 ] []
y
z

w 1= -21/5x + 3/5y + 2z

w 2= 2/5x – 1/5y

w 3 = 2x – z

18.) Tentukan bahwa operator linear T = R2 → R2 Yang didefenisikan


dengan persamaan

w 1=3 x 1+ 4 x 2

w 2=2 x1 +3 x 2

Tentukan T −1 Dari operator linear satu ke satu!

Jawaban :
A=
[ 32 43]
3 4 1 −0
=[
2 3 ]0 1 ]
−1
A b −b 1 2

1 1 1 −1
[ |
2 30 1 2
b −2 b1
]
1 1 1 −1
[ |
0 1 −2 3
b 1−b2
]
1 0 3 −4
[ |
0 1 −2 3 ]
Jadi,

A =
−1
[−23 −43 ]
T −1 ( x )= A−1 ( x )

[−23 −43 ] [ xx ]
1

w 1=3 x 1−¿ 4 x ¿
2

w 2=−2 x 1+3 x 2

19.) Tunjukkan bahwa operator linear T : R 2→ R 2 yang didefinisikan


dengan persamaan-persamaan
W 1¿ 5 x 1+2 x 2
W 2¿ 6 x 1+ x 2
adalah satu ke satu & tentukan T -1¿1,W 2¿
Jawab:

Bentuk matriks dari persamaan-persamaan ini adalah

[ WW 12]=[ 56 21]=[ xx 12]


Sehingga matriks standar untuk T adalah

[T ]¿= [ 56 21]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu ke satu & matriks
standar untuk T -1 adalah

2/7
[T -1]¿ [T ]-1¿
[−1/7
6 /7 −5/7 ]
−1 2
[T -1]¿
W 1 = −1/7 2/7 W 1 = 7
[ ][
W2 6 /7 −5/7 W 2

Yang dapat disimpulkan bahwa:


6
7
W 1− W 2
5
7
][ ]
W 1± W 2
7
[ ]
−2 6 −5
T -1¿ ¿1, W 2¿=¿1 W 2, W 1 W 2¿
7 7 7

20.) Tunjukkan bahwa operator linear T : P 2→ P 2 didefinisikan dengan


persamaan-persamaan
W 1¿ 3 x 1+5 x 2
W 2¿ 4 x1+2 x 2
adalah satu ke satu & tentukan T -1¿1,W 2¿
Jawab:

Bentuk matriks dari persamaan-persamaan ini adalah

[ WW 12]=[ 34 52]=[ xx 12]


Sehingga matriks standar untuk T adalah

[T ]= [ 34 52]
Matriks ini dapat dibalik sehingga T adalah satu ke satu & matriks
standar untuk T -1 adalah

5 /14
[T -1]¿ [T ]-1¿
[−24 /14/14 −3 /14 ]
−2 5
[T -1]¿
W 1 = −2/14 5/14 W 1 = 14
[ ][
W2 4 /14 −3 /14 W 2

Yang dapat disimpulkan bahwa:


4
14
W 1− W 2
14
3
W 1− W 2
14
][ ] [ ]
4 −3
T -1¿ ¿1, W 2¿=¿1−5/14 W 2, W1 W 2¿
14 14

R. Membuktikan Sifat-Sifat Transformasi Linear Dari


Rn ke R m
Contoh soal
1.) Diketahui sifat-sifat transformasi linear yang telah dibuktikan
a. T ( 0́ )=0́
b. T (−v́ )=−T ( v́ )
c. T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T (ú)
Berdasarkan sifat-sifat di atas terapkanlah pada persamaan yang

didefinisikan T : R2 → R 2 berikut:

W 1=6 x1 +8 x 2
W 2 =5 x 1 +7 x 2
a. T ( 0́ )=0́
0́=( 0,0 )=¿ x 2 ¿
T ( 0́ )=( W 1 , W 2 )
¿ ( 6 ( 0 )+ 8 ( 0 ) ,5 ( 0 ) +7 ( 0 ) )
¿ ( 0,0 ) =0́
b. T (−v́ )=−T ( v́ )
v́=( v1 , v 2 ) ⇒−v́ =(−v 1 , v 2 )

 T (− v́ )=( W 1 , W 2 ) =( 6 (−v 1 ) +8 (−v2 ) , 5 (−v1 ) + ( −v 2 ) )


¿ (−6 v 1−8 v 2 ,−5 v 1−7 v 2 )

 T ( v́ )=( W 1 , W 2 )=( 6 ( v1 ) + 8 ( v 2 ) , 5 ( v 1 ) +7 ( v2 ) )
¿ ( 6 v 1+ 8 ,5 v1 +7 v 2)
−T ( v́ )=(−6 v 1−8 v2 ,−5 v 1−7 v 2 )
Jadi, T (−v́ )=−T ( v́ ).
c. T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T (ú)
v́=( v1 , v 2 ) , ú=(u1 ,u 2)
v́−ú=(v1 −u1 , v 2−u2 )
T ( v́−ú ) =( W 1 ,W 2 )
¿ ( 6 ( v 1−u1 ) +8 (v 2−u 2) , 5 ( v 1−u1 ) +7 (v 2−u 2) )
¿ ( 6 v 1−6 u1 +8 v 2−8u 2 , 5 v 1−5 u1 +7 v 2−7 u2 )
¿ ( 6 v 1+ 8 v 2−6 u1−8u 2 , 5 v 1 +7 v 2 −5u 1−7 u2 )
Jika v́=( v1 , v 2 ) =T ( v́ ) =( 6 v 1 +8 v2 , 5 v 1 +7 v 2 )
ú=( u1 ,u 2) =T ( ú ) =( 6 u1 +8 u2 ,5 u1 +7 u2 )
T ( v́ )−T ( ú )=( 6 v 1 +8 v 2−6 u1−8 u 2 , 5 v 1 +7 v 2−5 u1 −7 u2 )
Jadi T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T ( ú ).

2.) Tentukanlah T (2u+ 4 v−w) jika diketahui T : R2 → R 2dengan


persamaan berikut:
T =( u1 , u2 )=( 3 u 1+u 2 , 5 u1+ 2u 2)
u=( 1,3 ) , v=( 3,2 ) , dan w=(4 ,6)
Jawab:
T ( 2 u+ 4 v−w ) =2T (u )+ 4 T ( v )−T ( w )
¿ 2 ( 3 ( 1 )+3 ,5 ( 1 ) +2 (3 ) )+ 4 ( 3 ( 3 )+ 2, 5 ( 3 ) +2 ( 2 ) )−( 3 ( 4 ) +6 , 5 ( 4 )+ 2 ( 6 ) )
¿ 2 ( 9,11 ) + 4 ( 11,19 )− (18 ,32 )
¿ ( 18 , 22 )+ ( 44 , 76 ) −( 18 ,32 )
¿ ( 18+ 44−18 , 22+76−32 )
¿( 44 , 66)
3.) Buktikan sifat-sifat transformasi liniar berikut dengan T : R2 → R 2
yang didefinisikan dengan persamaan
w 1=2 x− y
w 2=x +2 y

a) T ( 0 )=0 , 0=(0 , 0)
T ( 0 , 0 ) =( w 1 , w 2 )=( 2 ( 0 ) −0 , 0+2 ( 0 ) )=( 0 , 0 )=0
(Terbukti)

b) T (−v )=−T ( v ) , v=( v 1 , v 2)


T (−v 1 ,−v 2) =( w 1 , w 2 )=( 2 (−v 1 )−( −v 2 ) ,−v 1+ 2 (−v 2 ) )


¿(−2 v 1+ v 2 ,−v1 −2 v 2)
 −T ( v 1 , v 2) =−( w1 , w2 )=−( 2 v 1−v 2 , v 1 +2 v 2 )
2 v 1+ v 2 ,−v1 −2 v 2)
(Terbukti)

c) T ( v−u ) =T ( v ) −T ( u ) , v=( v 1 , v 2 ) danu=( u1 ,u 2 )


T ( v 1−u1 , v 2−u2 ) =( 2 ( v1 −u1 )−( v 2−u2 ) , v 1−u 1+ 2 ( v 2−u2 ) )


¿¿

T ( v 1 , v 2) −T ( u 1 , u2 )=( 2 v 1−v 2 , v 1 +2 v 2 )−( 2u1 −u2 ,u1 +2 u2 )


¿¿
(Terbukti)
4.) Diketahui T : R2 → R 2.

T ( v 1 , w 2 )=(v 1 + v2 , 2 v 1−v 2)
v=(1,3)
w=(5,2)
Tentukan T (3 v−2 w)
Penyelesaian:
T ( 3 v−2 w ) =3T ( v )−2 T (w)

¿ 3(1+3 , 2 (1 )−3)−2(5+2 , 2 (5 )−2)

¿ 3 ( 4 ,−1 )−2 ( 7,8 )

¿ ( 12 ,−3 ) −(14,16)

¿(12−14 , (−3 )−16)

¿(−2,−19)

5.) Tentukan penyelesaian dari T (4 x +3 y−2 z) jika diketahui


T : R2 → R 2 dengan
T¿
x=(1,2)
y=(3,2)
z=(1,4)
Penyelesaian:
T ( 4 x+ 3 y−2 z ) =4 T ( x ) +3 T ( y )−2T (z)
¿ 4 ( 1+2 ( 2 ) , 2 ( 1 ) −3 ( 2 ) )+ 3 ( 3+2 (2 ) , 2 (3 )−3 ( 2 ) )−2 ( 1+2 ( 4 ) ,2 ( 1 )−3
¿ 4 ( 5 ,−4 ) +3 ( 7,0 )−2(9 ,−7)
¿ ( 20 ,−16 )+ ( 21,0 )−(18,14)
¿( 20+ 21−18 , (−16 ) +0−14)
¿( 23 ,−30)
6.) Diketahui T: R3 › R2, tentukan apakah T(x, y, z) = (2x + y, 3y, 2z)
transformasi linier?

Penyelesaian:

 Misalkan u, v, w = R3
u = (x1, y1, z1)
v = (x2, y2, z2)
 Untuk menentukan tranformasi linear, kita menggunakan 2
aksioma yakni
 T(u + v) = T(u) + T(v)
 T(ku) = Tk(u), k adalah skalar
 T(u + v) = T(u) + T(v)
 T(u + v) = T(x1 + x2, y1 + y2, z1 + z2)
= 2(x1 + x2) + y1 + y2, 3(y1 + y2), 2(z1 + z2)
= (2x1 + 2x2 + y1 + y2, 3y1 + 3y2, 2z1 + 2z2)
 T(u) + T(v)= (x1, y1, z1) + (x2, y2, z2)
= (2x1 + y1, 3y1, 2z1) + (2x2 + y2, 3y2, 2z2)
= (2x1 + 2x2 + y2, 3y1 + 3y2, 2z1 + 2z2)
= (2x1 + 2x2 + y1 + y2, 3y1 + 3y2, 2z1 + 2z2) *MEMENUHI
 T(ku) = Tk(u), k adalah skalar
 T(ku) = k (x1, y1, z1)
= kx1, ky1, kz1
= 2kx1 + ky1, 3ky1, 2kz1
 Tk(u) = Tk(x1, y1, z1)
= T(kx1, ky1, kz1)
= 2kx1 + ky1, 3ky1, 2kz1 *MEMENUHI
7.) Karena persamaan di atas memenuhi kedua aksioma tersebut, maka
persamaan tersebut merupakan transformasi linier.

Tentukan, T ( 3 u−v +9 w )=?


Jawab:
T ( 3 u−v +9 w )=3 T ( u )−T ( v ) +6 T ( w )
¿ 3 ( 3 ( 3 ) +2 (7 ) ,6 ( 3 )−5 ( 7 ) )−( 3 ( 8 )+ 2 ( 12 ) , 6 ( 8 )−5 ( 12 ) ) +6 ( 3 ( 15 ) +2 ( 9 ) ,
¿ 3 ( 9+14 ,18−35 )−( 24 +24 , 48−60 ) +6 ( 45+18 , 90−45 )
¿ 3 ( 23 ,−17 )−( 48 ,−12 )+ 6 ( 63 , 45 )
¿ ( 69 ,−51 ) −( 48 ,−12 )+ (378 , 270 )
¿ ( 69−48+378 ,−51+12+270 )
T ( 3 u−v +9 w )=( 399 , 231 )

8.) Buktikan jika T : v →w adalah sebuah transformasi linear maka T


( v-w) = T (v)-T(w)!
T ( v-w) = T (v)-T(w)
T ( v-w) = T (v - (w))
= T (v) + T(-w)
= T (v)-T(w) , terbukti
9.) Tentukanlah nilai dari T ( 2u + w – 3v ) dari T : R 2 →R2 jika
diketahui
T ( u1. u2) = (2u1- u2, u1+3u2) !
u = ( 3,5)
v = ( 2,3 )
w = (3,4)

T ( 2u + w – 3v ) = 2T (u) + T (w) 3T (v)

= 2 ( 2(3) -5, 3 + 3(5)) + (2 (3) -4, 3 + 3(4) -3(2(2)-3, 2+ 3(3))


= 2 ( 6-5, 3+15) + (6-4,3+12) – 3 (4-3,2+9)
= 2 (1,18) + (2,15) – 3 ( 1, 11)
= (2,36) + ( 2,15) – (3,33)
= ( 2+2-3 , 36+15-33)
= ( 1, 12)

10.) L=R 2 → R 2
L ( u1 , v 2 )=(−3 u1 +u2 , 4 u 1+6 u 2)
u=( 4 ,8 )
v=( 13 ,14 )
w=( 8,15 )
Tentukan L ( 2u+3 v−4 w )

Penyelesaian
L ( 2u+3 v−4 w ) ¿ 2 L ( u ) +3 L ( v )−4 L ( w )
¿ 2 (−3 ( 4 )+ 8,4 ( 4 ) +6 ( 8 ) ) +3 (−3 ( 13 )+14,4 (13 )+ 6 (1
−4 (−3 ( 8 ) +15,4 ( 8 )+ 6 (15 ) )
¿ 2 (−4,64 )+ 3 (−25,136 )−4 ( 9,122 )
¿ (−8,128 ) + (−75,408 )−( 36,488 )
¿ (−8−75−36,128+ 408−488 )
L ( 2u+3 v−4 w ) ¿ (−119,48 )
11.) Tentukan T (2ú - 2ẃ + 2 v́ )
Penyelesaian :
T (2ú - 2ẃ + 2 v́ )
= 2T(ú) -2T(ẃ ) +2T( v́ )
= 2(1(2) + 2(1) , 3(2) + 6(1)) – 2(1(4)+2(1) , 3(4)+6(1))+2(1(3)+2(2),
3(3)+6(2))
= 2(4 , 12) – 2(6 , 18) + 2(7 , 21)
= (8 , 24) – (12 , 32 ) +( 14 , 42)
= (8 – 12 + 14 , 24 -23 +42)
= ( 10 , 34)
12.) T → R 2 → R2
T(U1, V2) = (U1 + 2U2, 3U1 – U2)
U = (4, 5)
V = (1, 2)
T (U + 4V) = . . .
 T (U + 4V) = T(U) + 4T(V)
= (4 + 2(5), 3(4)-5) + 4(1 + 2(2), 3(1) – 2)
= (4 + 10, 12 – 5) + 4(1 + 4, 3 – 2)
= (14, 7) + 4(5, 1)
= (14, 7) + (20, 4)
= (14 + 20, 7 + 4)
= (34, 11)

13.) T → R 2 → R2
T(U1, V2) = (U1 + 2U2, 3U1 – U2)
U = (1, 2)
V = (3, 4)
W = (4, 5)
T (U – 2W + 4V) = . . .
 T (U – 2W + 4V) = T(U) – 2T(W) + 4T(V)
= (1 + 2(2), 3(1) – 2) – 2(3) + 2(4), 3(3) – 4)
+ 4(4 + 2(5), 3(4) – 5)
= (1 + 4, 3 – 2) – 2(3 + 8, 9 – 4) + 4(4 + 10,
12 – 5)
= (5, 1) – 2(11, 5) + 4(14, 7)
= (5, 1) – (22, 10) + (56, 28)
= (5 – 22 + 56, 1 – 10 + 28)
= (39, 19)
14.) Diketahui

T =R2 → R2
w 1=2 x1 +3 x 2
w 2=x 1+ 2 x 2
Buktikan
a. T ( 0́ )=0́

b. T (−v́ )=−T ( v́ )
c. T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T ( ú )
penyelesaian
a. T ( 0́ )=0́

0́=( 0,0 )=( x1 , x2 ) → x1=0 , x 2=0

T ( 0́ ) ¿ (w 1, w 2)
¿ ( 0,0 )
¿ 0́
b. T (−v́ )=−T ( v́ )
v́=( v1 , v 2 ) →−v́=(−v 1 ,−v 2)

T (−v́ ) ¿ (w 1, w 2)
¿ [ 2 (−v1 ) +3 ( −v 2 ) , (−v 1 ) +2 (−v 2) ]
¿ (−2 v 1 −3 v 2 ,−v 1−2 v 2 )
T ( v́ ) ¿ ( w 1 , w 2 )=( 2 v 1 +3 v 2 , v 1 + 2 v 2)
−T ( v́ ) ¿−( 2 v 1 +3 v 2 , v1 +2 v 2 )
¿ (−2 v 1 −3 v 2 ,−v 1−2 v 2 )
T (−v́ )=−T ( v́ )terbukti.
c. T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T ( ú )

v́=( v1 , v 2 )
ú=( u1 ,u 2)
v́−ú= ( v 1−u 1 , v 2−u 2 )

T ( v́−ú ) ¿ (w 1, w 2)
¿ 2 ( v 1−u 1) + 3 ( v 2−u 2) , ( v 1−u1 ) +2 ( v 2−u 2 )

¿ ( 2 v 1−2 u1 +3 v 2−3u 2 , v 1−u1+ 2 v 2−2u 2 )

¿ ( 2 v 1 +3 v 2−2u1−3u 2 , v 1 +2 v 2−u 1−2u 2 )

v́=( v1 , v 2 ) →T ( v́ )=2 v1 +3 v 2 , v 1 +2 v2
ú=( u1 ,u 2) → T ( ú )=2 u1 +3 u2 , u1 +2u 2

T ( v́ )−T ( ú ) ¿ ( 2 v 1 + 3 v 2 , v 1 +2 v 2 ) −( 2u 1 +3 u2 ,u 1 +2 u2 )

¿ ( 2 v 1 + 3 v 2 , v 1 +2 v 2 ,−2u 1−3 u2 ,−u1−2 u2 )

¿ ( 2 v 1 +3 v 2−2u1−3u 2 , v 1 +2 v 2−u 1−2u 2 )


T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T ( ú )terbukti.

15.) Diketahui

T =R3 → R3
w 1=4 x1 +2 x 2+3 x 3
w 2=2 x1 +3 x 2+ x3
w 3=x 1+ 4 x 2 +2 x 3
Buktikan
a. T ( 0́ )=0́

b. T (−v́ )=−T ( v́ )
c. T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T ( ú )
penyelesaian
a. T ( 0́ )=0́

0́=( 0,0,0 )=( x1 , x2 , x3 ) → x1 =0 , x 2=0 , x 3=0

T ( 0́ ) ¿ ( w 1 , w 2 , w3 )
¿ ( 0,0,0 )
¿ 0́
b. T (−v́ )=−T ( v́ )
v́=( v1 , v 2 , v 3 ) →−v́=(−v 1 ,−v2 ,−v 3 )

T (−v́ ) ¿ ( w 1 , w 2 , w3 )

4 (−v 1) + 2 (−v 2 ) + (−v 3 ) ,2 (−v 1) + 3 ( −v 2 ) + (−v 3 ) ,


¿
[ (−v 1 ) +4 (−v 2 ) +2 (−v 3 ) ]
¿ (−4 v 1 −2 v 2−v 3 ,−2 v 1−3 v 2 −v3 ,−v 1 −4 v 2 −2 v 3 )

T ( v́ ) ¿ ( w 1 , w 2 , w3 )

¿ ( 4 v 1 + 2 v 2 + v 3 , 2 v 1 + 3 v 2 + v 3 , v 1 + 4 v 2 +2 v 3 )
−T ( v́ )
¿ (−4 v 1 −2 v 2−v 3 ,−2 v 1−3 v 2 −v3 ,−v 1 −4 v 2 −2 v 3 )

T (−v́ )=−T ( v́ ) terbukti


c. T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T ( ú )

v́=( v1 , v 2 , v 3 )
ú=( u1 ,u 2 , u3 )
v́−ú= ( v 1−u 1 , v 2−u 2 , v3 −u3 )

T ( v́−ú ) ¿ ( w 1 , w 2 , w3 )

¿ 4 ( v 1−u 1) + 2 ( v 2−u2 ) + ( v 3−u3 ) , 2 ( v 1−u 1 )+ 3 ( v 2−u 2)

+ ( v 3−u3 ) , ( v 1−u1 ) +4 ( v 2−u 2 )+ 2 ( v 3−u3 )

¿ 4 v 1−4 u1 +2 v 2−2 u2 +v 3 −u3 ,2 v 1−2u1 +3 v2 −3u 2+ ¿


v3 −u3, v1 −u1+ 4 v 2−4 u2 +2 v 3−2 u3

¿ 4 v 1 +2 v 2 +v 3−4 u1 −2u2 −u3 ,2 v 1 +3 v 2 + v 3−2 u1−¿

3 u2−u 3 , v 1 + 4 v 2 +2 v 3 −u1−4 u2−2 u3

v́=( v1 , v 2 , v 3 ) →T ( v́ )=4 v 1 +2 v 2 + v3 , 2 v 1+ 3 v 2 +v 3 , v 1 +4 v 2 +2 v 3
ú=( u1 ,u 2 , u3 ) →T (ú )=4 u1 +2u 2+u 3 , 2 u1+ 3u 2+u 3 , u1 + 4 u2 +2u 3
T ( v́ )−T ( ú ) ¿

( 4 v 1 +2 v 2 + v3 , 2 v 1+ 3 v 2 +v 3 , v 1 +4 v 2 +2 v 3 )−¿

( 4 u1 +2u 2+u 3 , 2 u1 +3 u2+ u3 ,u1 + 4 u2 +2 u3 )


¿
4 v 1 +2 v 2 +v 3 , 2 v 1+ 3 v 2+ v 3 , v 1+ 4 v 2+ 2 v 3 ,−4 u 1−¿

2 u2−u3 ,−2u1 −3u 2−u3 ,−u1−4 u2−2 u3


¿
4 v 1 +2 v 2 +v 3 −4 u1 −2u 2−u3 ,2 v1 +3 v 2+ v 3−2 u1

−3 u2−u 3 , v 1 + 4 v 2 +2 v 3 −u1−4 u2−2 u3


T ( v́−ú ) =T ( v́ ) −T ( ú )terbukti.

16.) T =R2 → R2
T ( u 1 , v 2 ) =( 2 u1+ u2 ,−2 u1 +3 u2 )
u=( 3,2 )
v=( 2,1 )
w=( 1,3 )
Tentukan T ( 2 u+w−3 v )
Penyelesaian
T ( 2 u+w−3 v ) ¿ 2 T ( u ) +T ( w )−3 ( v )
¿

( 2 ( 2 ( 3 ) +2 ,−2 ( 3 ) +3 ( 2 ) ) ) + ( 2 ( 1 ) + ( 3 ) ,−2 ( 1 ) +3 ( 3 ) )
−( 3 ( 2 ( 2 ) +1 ,−2 ( 2 ) +3 ( 1 ) ) )
¿
2 ( 6+2 ,−6 +6 ) + ( 2+3 ,−2+ 9 )−3 ( 4+1 ,−4+3 )
¿ ( 16 , 0 ) + ( 5 , 7 )−( 1 ,−3 )
¿ ( 6 , 10 )
17.) Diketahui F: R3 → R2, tentukan apakah F(x,y,z) = (2x+y, 5y+z)
merupakan transformasi linear atau bukan!
Jawab:
Misal U, V, dan W ∈ R3
U = (x1, y1, z1)
V = (x2, y2, z2)
K skalar
a. F(U+V) = F(U) + F(V)
= F((x1, y1, z1) + (x2, y2, z2))
= F(x1 + x2, y1 + y2, z1 + z2)
= 2(x1 + x2) + (y1 + y2), 5(y1 + y2) + (z1 + z2)
= 2x1 + y1 + 2x2 + y2, 5y1 + z1 + 5y2 + z2
= (2x1 + y1, 5y1 + z1) + (2x2 + y2, 5y2 + z2)
= F(U) + F(V) → memenuhi aksioma 1

b. F(KU) = K .F(U)
= F(K(x1, y1, z1))
= F(kx1, ky1, kz1)
= (2kx1 + ky1, 5ky1 + kz1)
= k(2x1 + y1, 5y1 + z1)
= k . F(U) → memenuhi aksioma 2

Karena F memenuhi aksioma 1 dan aksioma 2 maka F


merupakan transformasi linear.

18.) Diketahui F: R2 ↔ R3, tentukan apakah F(x,y) = (x+y, x-y, 2xy)


merupakan transformasi linear atau bukan!
Jawab:
Misal U, V ∈ R2
U = (x1, y1)
V = (x2, y2)
K skalar
a. F(U+V) = F(U) + F(V)
= F((x1, y1) + (x2, y2))
= F(x1 + x2, y1 + y2)
= ((x 1 + x2) + (y1 + y2), (x1 + x2) – (y1 + y2), 2(x1
+ x2)(y1 + y2))
= ((x 1 + y1)+(x2 + y2), (x1 – y1)+(x2 – y2), 2x1y1 +
2x2y2 + 2x1y2 + 2x2y1)
= (x 1 + y1, x1 – y1, 2x1y1) + (x2 + y2, x2 – y2,
2x2y2) + (0, 0, 2x1y2 + 2x2y1)
≠ F(U) + F(V) → tidak memenuhi aksioma 1
b. F(KU) = F(k (x1, y1))
= F(kx1, ky1)
= (kx1 + ky1, kx1 – ky1, 2kx1ky1)
= (kx1 + ky1, kx1 – ky1, 2k2x1y1)
= k (x1 + y1, x1 – y1, 2kx1y1)
≠ K . F (x1, y1)
≠ K . F(U) → tidak memenuhi aksioma 2

Karena F tidak memenuhi aksioma 1 dan aksioma 2


maka F bukan merupakan transformasi linear.
19.) T → Q 2 → Q 2

T ( u 1 . v 2 ) =(u1 +2 u2 ,3 u1−u2)
u=( 1,2 )
v=( 5,4 )
w=( 2,3 )
Tentukan T(3u-v+6w)
Jawab :
T(3u-v+6w) = 3 T ( u ) −T ( v ) +6 T ( w )

¿ 3 ( 1+2 ( 2 ) , 3 ( 1 )−2 ) −( 5+2 ( 4 ) , 3 ( 5 )−4 ) + 6 ( 2+2 ( 3 ) , 3 ( 2 )−3 )


¿ 3 ( 1+ 4,3−2 )−( 5+2 ( 4 ) , 3 ( 5 )−4 ) +6 ( 2+2 ( 3 ) ,3 ( 2 ) −3 )
¿ 3 ( 1+ 4,3−2 )−( 5+8,15−4 ) +6 ( 2+6,6−3 )
¿ 3 ( 5,1 )−( 13−11 ) +6 ( 8,3 )
¿ ( 15,3 )−( 13,11 )+ ( 48,18 )
¿ ( 15−30+ 48,3−11+18 )
¿(33,10)
20.) T → H 2 → H 2

T ( u 1 . v 2 ) =(2 u1 +u2 ,2 u1−3 u2 )


u=( 3,2 )
v=( 4,3 )
w=( 2,1 )
Tentukan T(2u+3v-w)
Jawab :
T(2u+3v-w)= 2 T ( u )−3 T ( v )−T ( w )
¿ 2 ( 2 ( 3 )+ 2,2 ( 3 ) −3 ( 2 ) )+ 3 ( 2 ( 4 ) +3,2 ( 4 )−3 ( 3 ) ) −( 2 (2 )+1,2 ( 2 )−3 ( 1 ) )
¿ 2 ( 6+2,6−6 ) +3 ( 8+3,8−9 ) −( 4+ 1,4−3 )
¿ 2 ( 8,0 ) +3 ( 11 ,−1 )− (5,1 )
¿ ( 16,0 ) + ( 33 ,−3 )−( 5,1 )
¿ ( 16+33−5,0−3−1 )
¿ ( 44 ,−4 )

S. Menunjukkan Suatu Vektor Yang Merupakan Ruang


Vektor dan Memberikan Contoh Ruang Vektor
Contoh soal
1. Himpunan V =¿vektor di R3 dimana V ∈ R dan telah terbukti
memenuhi aksioma ruang vektor. Tentukan vektor-vektor tersebut!
Jawaban
Seperti yang didefinisikan dalam soal bahwa himpunan V =¿
vektor R , 3
V ∈ R maka dapat ditentukan ú , v́ dan ẃ sebagai
berikut :
Vektor R3
ú ¿ ( u1 , u2 , u3 ) , ∈ R
¿ ( 2 , 4 , 3)
v́ ¿ ( v 1 , v 2 , v 3 ) , ∈ R
¿ ( 3 , 8 ,7 )
ẃ ¿ ( w 1 , w 2 , w3 ) , ∈ R
¿ ( 1 ,5 , 9 )
2. M =¿ (semua matriks berordo 2×2). Operasi penjumalah pada M
adalah operasi penjumlahan matriks. Operasi perkaliannya adalah
perkalian skalar dimana skalar ∈ R . Apakah M merupakan ruang
vektor?
Jawaban

Misalkanú= 2 4 , v́= 1 3 , ẃ= 3 1


( ) ( ) ( )
1 3 2 1 2 1
k =2 , l=2
Untuk mengetahui M ruang vektor maka harus dibuktikan dengan
10 aksioma ruang vektor.

 ú+ v́= 2 4 + 1 3 = 3 7
( )( )( )
1 3 2 1 3 4
Karena menghasilkan matriks 2×2 maka tertutup terhadap
operasi penjumlahan
 ú+ v́=v́+ ú → komutatif

(21 43)+(12 31)=(12 31)+(21 43 )=(33 74 )


 ( ú+ v́ )+ ẃ=ú+( v́ + ẃ) → asosiatif
2 4 + 1 3 + 3 1=2 4 + 1 3+ 3 1
[ ( ) ( ) ] ( ) ( ) [( ) ( ) ]
1 3 2 1 2 1 1 3 2 1 2 1

(33 74)+(32 11) ¿( 21 43 )+( 44 42 )


(65 85) ¿( 65 58)
 0́+ ú=ú+ 0́=ú → identitas

( ) ( ) ( ) ( 00)=(21 43)
0 0 + 2 4 =2 4+ 0
0 0 1 3 1 3 0
 ú+ (−ú )=(−ú ) + ú=0́ → invers
2 4 + −2 −4 −4 + 2 4
( )( ) ¿ −2 ( )( )
1 3 −1 −3 −1 −3 1 3

(00 00) ¿ ( 00 00)


 k ú , ∈ M
2 4 4 8
2( )( )
1 3
=
2 6
Karena menghasilkan matriks 2×2 maka tertutup terhadap
perkalian scalar.
 k ( ú+ v́ )=k ú+ k v́ → distributive skalar

2 2 4 + 1 3 2 4 1 3
[( ) ( ) ] ( ) ( )
1 3 2 1
¿2
1 3
+2
2 1

2 3 7 ¿ 4 8 + 2 6
( ) ( )( )
3 4 2 6 4 2
6 14 6 14
( ) ( )
6 8
¿
6 8
 ( k +l ) ú=k ú+l ú → distributive skalar
( 2+3 ) 2 4
( ) ( ) ( ) ¿2
2 4
+3
2 4
1 3 1 3 1 3
2 4 ¿ 4 8 + 6 12
( )( )( )
5
1 3 2 6 3 9
10 20 10 20
( )5 15 ( ) ¿
5 15
 ( kl ) ú=k (l ú)→ asosiatif skalar

( ) ¿ 2[ 3 (21 43 )]
( 2 ×3 ) 2 4
1 3
2 4 6 12
6(
1 3)
¿ 2(
3 9)

(126 2418 ) ¿( 126 2418)


 1. ú=ú → identitas skalar
1 2 4 =2 4
( )( )
1 3 1 3
Karena memenuhi 10 aksioma ruang vektor maka M merupakan
ruang vector.
3. p2 adalah himpunan semua polinomial berderajat 2 atau kurang
dengan koefisien bilangan real. Didefinisikan penjumlahan dan
perkalian skalar sebagai berikut
jawaban
Misalkan
p ( x ) =a0 +a 1 x +a2 x 2
q ( x )=b0 +b1 x+ b2 x 2
Maka,
p ( x ) + q ( x ) ¿ ( a0 +a1 x+ a2 x 2 ) + ( b0 +b 1 x +b2 x2 )
¿ ( a 0+ b0 ) + ( a1 x +b1 x ) + ( a 2 x 2+ b2 x2 )
¿ ( a 0+ b0 ) + ( a1+ b1 ) x+ ( a2 +b2 ) x 2
dan bila r suatu skalar, maka
cp ( x ) ¿ c ( a 0+ a1 x +a 2 x 2 )
¿ ca 0+ ca1 x +ca 2 x 2
Karena memenuhi aksioma ruang vektor maka p2 merupakan
ruang vektor.
4. Diberikan ruang R( f ) yang menyatakan himpunan semua fungsi
f pada garis riil R . Untuk setiap f , g ∈ R( f ) dan skalar α ∈ R.
Operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar, mengikuti:
f +g=( f + g ) ( x ) =f ( x )+ g ( x ) ,∧¿
αf =( αf ) ( x )=αf ( x ) , x ∈ R
Apakah R( f ) merupakan ruang vektor atas bilangan riil R ?
Jawaban
Ambil sebarang f , g , h ∈ R(f ), dan skalar α , β ∈ R maka
f , g , h dapat dinyatakan:
f =f ( x ) ∈ R , g=g ( x ) ∈ R ,∧h=h(x )∈ R , x ∈ R
f +g ¿ ( f + g )( x )=f ( x ) + g ( x ) ∈ R ( f )
f +g ¿( f + g)( x)
¿ f ( x ) + g( x )
¿ g ( x) + f ( x )
¿( g+ f )( x)
¿ g+ f

( f + g ) +h ¿( ( f + g ) +h)(x )
¿ ( f ( x ) + g ( x ) )+ h(x)
¿ f ( x ) +(g ( x ) +h ( x ))
¿( f + ( g+h ))(x )
¿ f +( g+h)

∀ f ∈ R ( f ) ∃ 0=0 ( x ) ∈ R ( f ) :
0+ f = ( 0+f )( x )=0 ( x ) +f ( x )=f
'
f +0= ( f +0 )( x )=f ( x ) +0 ( x )=f ( x ) =f

∀ f ∈ R ( f ) ∃−f =−f ( x ) ∈ R ( f ) :
f + (−f )=(f + (−f )( x ) )
¿ f ( x )±f (x)
¿ 0( x )∈ R( f )
(−f ) +f =( (−f ) + f )(x )
¿−f ( x ) +f (x )
¿ 0( x )∈ R( f )

α ( f + g) ¿ (α ( f + g) ) ( x )
¿ α (f + g)(x )
¿ αf ( x ) +αg ( x)
¿ ( αf )( x ) +(αg)(x)
¿( αf +αg )(x)
¿ αf + αg

(α + β ) f ¿ ¿
¿ ( α + β ) f ( x)
¿ αf ( x ) + βf (x )
¿( αf + βf )( x)
¿ αf + βf

α ( βf ) ¿( ( βf ))(x )
¿ α ( ( βf ) ( x ) )
¿ α ( βf ( x ) )
¿ ( αβ ) f (x)
¿ ( αβ ) f

1 u=( 1 f )( x )=1 f ( x )=f ( x )=f


Maka ruang R( f ) merupakan ruang vector atas bilangan riil R
.
5. Himpunan v=¿ vektor di R3 dimana v ∈ R dan telah terbukti
memenuhi aksioma ruang vektor, tentukan vektor-vektor yang
terdapat pada himpunan v tersebut
Penyelesaian
Himpunan yang terdapat pada himpunan v tersebut:
ú ¿ ( u1 , u2 , u3 ) , ∈ R
¿ ( 4 , 8 ,1 )
v́ ¿ ( v 1 , v 2 , v 3 ) , ∈ R
¿ (−2 , 5 , 4 )
ẃ ¿ ( w 1 , w , w3 ) , ∈ R
¿ ( 6,0 ,−8 )
6. Apakah himpunan V yang berisi semua matriks 2x2 dengan entri-
entri bilanga real merupakan ruang vector, jika operasi
penjumlahan dan perkalian scalar yang berlaku adalah operasi
standar pada matriks
jawaban
w ∈ V dan k, m ∈ Real
→ ambil sebarang u⃗ , ⃗v,⃗

u1 u 2
u⃗ = [ ] , u ,u ,u ,u ∈ Real
u3 u 4 1 2 3 4

v1 v2
⃗v =
[ ] , v , v , v , v ∈ Real
v3 v4 1 2 3 4

w1 w2
w=
⃗ [ ]
w3 w
,w 1, ,w 2,w 3,w 4 ∈ Real

 Aksioma 1

u1 u 2 v1 v2
u⃗ + ⃗v =
[ ][ ]
u3 u 4
+
v3 v4

Bilangan real bersifat tertutup terhadap operasi penjumlahan,


sehingga:
u1 + v1 ,u2+ v 2,u3+ v3 , u 4+ v 4 ∈ Real

Karena entri-entrinya merupakan bilangan real, maka u


⃗ , ⃗v, ∈ V.
 Aksioma 2

u1 u 2 v1 v2
u⃗ + ⃗v = [ ][ ]
u3 u 4
+
v3 v4

u1 + v 1 u 2+ v 2
=
u3 + v 3 u4 + v 4
Pada bilangan real, berlaku sifat komutatif,sehingga

v 1 +u1 v 2+u 2
u⃗ + ⃗v =
[ ]
v 3 +u3 v 4 +u 4

v 1 v 2 u1 u 2
=
[ ][ ] +
v 3 v 4 u3 u 4

= ⃗v + u⃗
 Aksioma 3

u1 u 2 v 1 v 2 w1 w 2
u⃗ +¿ ( ⃗v + ⃗
w) =
[ ] ([ ][
u3 u 4
+
v 3 v 4 w 3 w4 ])
u1 u 2 v 1 +w 1 v 2+ w2
=
[ ] ([
u3 u 4
+
v 3 +w 3 v 4+ w 4 ])
u1 + ( v1 + w1 ) u 2+ ( v 2 +w 2)
=
[ u3 + ( v3 + w3 ) u 4 + ( v 4 +w 4 ) ]
Pada bilangan real berlaku sifat asosiatif, sehingga:

u⃗ +¿ ( ⃗v + ⃗
w )= [(u¿¿ 1+ v )+w¿ ¿( w +v )+w + w ¿ ]
1 1 2 2 2
4

v 1 +u1 v 2+u 2 w1 w2
=
[ ][ ]
v 3 +u3 v 4 +u 4
+
w3 w

v 1 v 2 w1 w 2 w1 w2
=
([ ][ ]) [ ]
v 3 v 4 w 3 w4
+
w3 w

= (u
⃗ + ⃗v )+ ⃗
w

 Aksioma 4

Terdapat 0
⃗=
[ 00 00] ∈V , sedemikian sehingga:

u u 0 0
u⃗ + 0⃗ =
[ u u ] 0 0]
1

3
+[2

u1 +0 u2 +0
=
[ ]
u3 +0 u 4 +0
u1 u 2
=
[ ]
u3 u 4
=u

 Aksioma 5
−u1 −u2
Untuk setiap u⃗ ,terdapat -u⃗ =
[ −u3 −u 4 ]
∈ V, sedemikian

sehingga:
u 1 u2 −u1 −u2
u⃗ +(−⃗u )=
[ ][
u 3 u4
+
−u3 −u 4 ]
¿ u1 +(−u¿¿ 1) ¿ u2 +(−u2) u4 +(−u4 )¿
[ ]
¿
¿ 0 0
[ ]
0 0
¿0

 Aksioma 6

u1 u 2
ku
⃗=k [ ]
u3 u 4

ku 1 k u2
=
[ k u2 ku4 ]
Bilangan real bersifat tertutup terhadap operasi perkalian sehingga:

ku 1 , k u2 , k u3 , k u 4 ∈ Real. Karena entri-entrinya merupakan


bilangan real, maka ku ⃗ ∈ V.
 Aksioma 7

u1 u 2 v 1 v 2
K( u
⃗ + ⃗v ) = k
([ ] [ ])+
u 3 u4 v 3 v 4

u1 u 2 v1 v2
=k
[ ][ ]
u3 u 4
+
v3 v4

k (u ¿ ¿ 1+ v 1)¿ k (u2 + v 2)
=
[ k (u ¿ ¿3+ v 3 )¿ k (u4 + v 4 ) ]
=
[(ku¿¿ 1)+(kv ¿¿ 1)¿ (k u2 )+(k v 2)¿(ku¿ ¿3)+(k v 3 )¿ (k u4 )+( k v 4 )]
ku 1 k u 2 kv 1 k v 2
=
[ ][ ]
k u3 ku4
+
kv 3 kv 4

u1 u 2 v1 v2
=k
[ ][ ]
u3 u 4
+
v3 v4

= ku
⃗ + k ⃗v
 Aksioma 8

u1 u 2
(k+m)u
⃗ = (k+m) [ ]
u3 u 4

(k +m)u1 (k + m)u 2
=
[
(k + m)u3 (k +m)u 4 ]
ku1 mu 1 ku2 mu2
=
[
ku3 mu 3 ku 4 mu4 ]
ku1 k u2 mu 1 mu 2
=
[ ][
ku3 k u4]+
mu3 mu 4

u1 u 2 u1 u 2
=k
[ ] [ ]
u3 u 4
+m
u3 u 4

=ku
⃗ + mu⃗
 Aksioma 9

u1 u 2
K(mu
⃗¿ = k ( m [ ] u3 u 4
)

mu 1 mu 2
=k
[ ]
mu3 mu 4
kmu 1 km u2
=
[ kmu 3 kmu 4 ]
Pada bilangan real berlaku sifat asosiatif terhadap operasi
perkalian, sehingga:

K(mu
⃗¿ = ¿

u1 u 2
= (km)
[ ]
u3 u 4

= (km)u

 Aksioma 10

u1 u 2
1 . u =1
[ ]u3 u 4

1.u 1 1. u2
=
[ ]
1.u3 1.u 4

u1 u 2
=
[ ]
u3 u 4

=u

Karena himpunan V memenuhi 10 aksioma maka himpunan
matriks 2x2 dengan operasi penjumlahan dan perkalian scalar
standar merupakan ruang vector.

7. Himpunan v=¿ vektor di R4 dimana v ∈ R dan teleah terbukti


memenuhi aksioma ruang vektor, tentukan vektor-vektor yang
terdapat pada himpunan v tersebut
jawaban
Himpunan yang terdapat pada himpunan v tersebut:
ú ¿ ( u1 , u2 , u3 , u4 ) , ∈ R
¿ ( 3 ,−2,7,4 )
v́ ¿ ( v 1 , v 2 , v 3 , v 4 ) , ∈ R
¿ ( 4 ,−5,0 ,−1 )
ẃ ¿ ( w 1 , w , w3 , w4 ) ,∈ R
¿ ( 8 ,−6,2,1 )
8. Diberikan vektor-vektor

vektor u , v ∈ R2=RxR=( a ,b); a ∈ R dan b ∈ R .


Penjumlahan dan perkalian dengan skalar didefinisikan sebagai
berikut
u+ v=( a , b )+ ( c , d )=( a+c ,b +d ) , dan αu=( αa , αb ) , α ∈ R .
Perlihatkan bahwa R2 dengan operasi di atas merupakan ruang
vektor atas bilangan real R.
Jawaban
Untuk memperlihatkan R2 merupakan ruang vektor, diselidiki

semua sifat-sifatnya. Ambil sembarang u, v, w ∈ R 2dan skalar


α , β ∈R, maka u, v, w dapat disajikan menjadi :
u = (a, b), v = (c, d), dan w = (e, f), dengan a, b, c, d, e, f ∈ R.
A. Terhadap operasi penjumlahan, bersifat :
 u + v = (a+c, b+d) ∈ R2
Sebab a, b, c, d ∈ R maka a + c ∈ R, dan b + d ∈ R.
 u + v = (a+c, b+d)
= (c+a, d+b). ( penjumlahan komutatif )
= (c, d) + (a, b)
= v + u.
 ( u + v ) + w = (a+c, b+d) + (e, f)
= ((a+c)+e, (b+d)+f)
= (a+(c+e),b+(d+f)). (assosiatif)
= (a,b) + (c+e, d+f)
= u + ( v + w ).
 Untuk setiap u ∈ R 2terdapat 0 = (0,0)∈ R 2, sehingga :
0 + u = (0,0) + (a, b) = (a,b) = u
u + 0 = (a, b) + (0,0) = (a,b) = u
 Untuk setiap u ∈ R 2terdapat -u = (-a, -b)∈ R 2,
sehingga :
u + (-u) = (a,b) + (-a,-b)
= (a+(-a), b+(-b))
= (0, 0)
= 0∈ R 2.
(-u) + u = (-a, -b) + (a, b)
= (-a+a, -b+b)
= (0, 0)
= 0 ∈ R2
B. Terhadap operasi Perkalian dengan skalar, bersifat :
 α u = α (a, b) = (α a, α b) ∈ R 2, .
Sebab : α ∈ R, dan a,b ∈R maka α a ∈ R, dan α b ∈
R.
 α (u + v ) = α (a+c, b+d)
= (α a+α c, α b+α d)
= (α a, α b) + (α c, α d)
= α (a,b) + α (c,d)
= α u + α v.
 (α + β ) u = (α + β ) (a, b)
= ((α + β )a, (α + β )b)
= (α a + β a, α b + β b)
= (α a, α b) + ( β a, β b)
= α (a, b) + β (a, b)
= α u + β u.
 α ( β u) = α ( β a, β b)
= (α ( β a), α ( β b))
= ((αβ )a, (αβ )b)= (αβ )(a, b)
= (αβ )u.
 1u = 1(a,b) = (1a, 1b) = (a,b) = u.
Karena syarat A dan B dipenuhi maka ruang R2merupakan ruang
vektor atas bilangan real R.
9. Buktikan bahwa 0={0 } yang dilengkapi dengan penjumlahan
dan perkalian skalar biasa termasuk ruang vektor.
Jawab:
0={0 } termasuk ruang vektor jika memenuhi kesepuluh
aksioma:
 0+ 0=0 ∈ 0 {tertutup terhadap penjumlahan}
 0+ 0=0+ 0=0 (komutatif}
 ( 0+ 0 )+ 0=0+ ( 0+0 )=0{asosiatif}
 Ada 0 ∈ 0 yang bersifat 0+ 0=0+ 0=0 {elemen nol}
 Jika 0 ∈ 0 maka selalu ada −0=0 ∈0 , sehingga
0+ (−0 )=−0+0=0 {invers}
 k 0=0 ∈0 {tertutup perkalian skalar}
 k ( 0+ 0 )=k 0+ k 0=0+0=0 {distributif}
 ( k +l ) 0=k ( l0 )=0 {distributif}
 ( kl ) 0=k ( l0 )=0 {asosiatif}
 1.0=0 {perkalian dengan satu}
10. M ={semua matriks berordo 2 ×3 }. Operasi penjumlahan pada
M adalah operasi penjumlahan matriks. Operasi perkaliannya
adalah perkalian scalar dari k dan l dengan anggota-anggota M .
Apakah M merupakan ruang vector?
Jawaban
Misalkan matriks A , matriks B, dan matriks C adalah elemen dari
M
X 11 X 12 Y 11 Y 12 Z 11 Z12


( ) ( ) ( )
A= X 21 X 22 B= Y 21 Y 22 C= Z 21 Z22
X 31 X 32
Aksioma 1
Y 31 Y 32 Z 31 Z32

X 11 X 12 Y 11 Y 12

( )( )
A+ B= X 21 X 22 + Y 21 Y 22
X 31 X 32 Y 31 Y 32
X 11 + Y 11 X 12+ Y 12


( )¿ X 21+ Y 21 X 22+ Y 22 (terpenuhi)

Aksioma 2
X 31+ Y 31 X 32+ Y 32

X 11 X 12 Y 11 Y 12 Y 11 Y 12 X 11 X 12

( )( ) ( )( )
A+ B= X 21 X 22 + Y 21 Y 22 = Y 21 Y 22 + X 21 X 22 =B+ A
X 31 X 32 Y 31 Y 32
(terpenuhi)
Y 31 Y 32 X 31 X 32

 Aksioma 3
X 11 X 12 Y 11 Y 12 Z 11 Z 12

( ) [( ) ( )]
A+ ( B+C )= X 21 X 22 + Y 21 Y 22 + Z 21 Z 22
X 31 X 32 Y 31 Y 32 Z 31 Z 32
X 11 X 12 Y 11 Y 12 Z 11 Z12

[( ) ( ) ] ( )
¿ X 21 X 22 + Y 21 Y 22 + Z 21 Z22
X 31 X 32 Y 31 Y 32
¿ ( A+ B ) +C (terpenuhi)
Z 31 Z32

 Aksioma 4
X 11 X 12 0 0 X 11 X 12


( )( ) ( )
A+0= X 21 X 22 + 0 0 = X 21 X 22
X 31 X 32 0 0
Aksioma 5
X 31 X 32

X 11 X 12 −X 11 −X 12

( )( )
A+ (− A )= X 21 X 22 + − X 21 −X 22
X 31 X 32 − X 31 −X 32
−X 11 − X 12 X 11 X 12

( )( )
¿ −X 21 − X 22 + X 21 X 22
−X 31 − X 32 X 31 X 32
¿−( A ) + A=0 (terpenuhi)
 Aksioma 6
X 11 X 12 kX 11 k X 12


( )( )
kA=k X 21 X 22 = kX 21 k X 22 (terpenuhi)
X 31 X 32
Aksioma 7
k X 31 k X 32

X 11 X 12 Y 11 Y 12

[( ) ( ) ]
k ( A+ B )=k X 21 X 22 + Y 21 Y 22
X 31 X 32 Y 31 Y 32
X 11 X 12 Y 11 Y 12

( )( )
¿ k X 21 X 22 + k Y 21 Y 22
X 31 X 32 Y 31 Y 32
¿ kA +kB (terpenuhi)
 Aksioma 8
X 11 X 12 X 11 X 12

( )( )
( k +l ) A=k X 21 X 22 +l X 21 X 22
X 31 X 32 X 31 X 32
¿ kA +lA
 Aksioma 9
X 11 X 12

[ ( )]
k ( lA )=k l X 21 X 22
X 31 X 32
X 11 X 12

 Aksioma 10
( )
¿ kl X 21 X 22 =( kl ) A (terpenuhi)
X 31 X 32

X 11 X 12 X 11 X 12

( )( )
1. A=1 X 21 X 22 = X 21 X 22 =A (terpenuhi)
X 31 X 32 X 31 X 32
Karena kesepuluh aksioma terpenuhi maka himpunan M
merupakan suatu ruang vector.
11. Misalkan ruang V = Rn terhadap operasi penjumlahan dari
perkalian scalar, tentukan apakah v merupakan ruang vector!
Jawaban
Misalkan

V́ =(V 1 ,V 2 , V 3 ,… . , V n)
J́=( J 1 , J 2 , J 3 ,… . , J n )
K=Skalar
Maka

V́ − J́ =( V 1 ,V 2 , V 3 , …. , V n ) −(J 1 , J 2 , J 3 , …. , J n )
¿ V 1−J 1 , V 2−J 2 ,V 3 −J 3 … …V n−J n
K J́=K (J 1 , J 2 , J 3 , … . , J n)

= KJ 1 , KJ 2 , KJ 3 , …. , KJ n
Karena memenuhi aksioma ruang vector yang didefinisikan maka
Rn merupakan ruang vector.
12. Diketahui himpunan semua pasangan empat bilangan real
( w , x , y , z) dengan operasi :
( w1 , x 1 , y 1 , z 1 ) + ( w2 , x 2 , y 2 , z 2) =( w1 +w 2 , x 1+ x2 , v 1 +v 2 , z1 + z 2)
dan k ( w , x , y , z )=(kw , kx , ky , kz) merupakan ruang vektor.

Misalkan A={ ( w , x , y , z )|w , x , y , z ∈ R }


Jika A adalah ruang vektor, maka A harus memenuhi 10 aksioma
sesuai definisi ruang vektor.
Ambil sebarang a , b , c ,∈ A dan k , l∈ R dengan :
a=( a 1 , a2 , a3 , a4 )
b=(b1 ,b 2 , b3 , b 4)
c=(c 1 , c2 , c 3 , c 4 )

 Aksioma 1
a+ b ∈ A
a+ b ¿ ¿
¿ ( a 1+ b1 , a 2+ b2 ,a 3+ b3 , a4 +b 4 ) ∈ A
(Memenuhi)

 Aksioma 2
a+ b=b+a
a+ b=¿
¿ ( a 1+ b1 , a 2+ b2 ,a 3+ b3 , a4 +b 4 )
¿ ( b 1+ a1 , b 2+ a1 ,b 3+ a3 , b4 + a4 )
¿ ( b 1 , b2 , b3 , b4 ) + ( a1 , a2 , a3 ,a 4 )
¿ b+ a
(Memenuhi)
 Aksioma 3

( a+ b ) +c=a+ ( b+c )
( a+ b ) +c
¿ [ ( a1 , a 2 , a3 , a4 ) + ( b1 , b2 , b3 ,b 4 ) ]+ ( c 1 , c 2 , c3 , c 4 )
¿ ( a 1+ b1 , a 2+ b2 ,a 3+ b3 , a4 +b 4 ) + ( c 1 , c 2 ,c 3 , c 4 )
¿ ( a 1+ b1+ c 1 , a2 +b 2+ c 2 , a3 +b 3+ c 3 , a 4 +b 4 +c 4 )
¿ ( a 1 , a2 , a3 , a4 ) + ( b1 +c 1 ,b 2+ c 2 , b3 + c3 , b4 + c 4 )
¿ ( a 1 , a2 , a3 , a4 ) + [ ( b1 , b2 , b3 ,b 4 ) + ( c 1 , c 2 ,c 3 , c 4 ) ]
¿ a+(b+ c)
(Memenuhi)
 Aksioma 4
a+ 0=a
a+ 0=( a1 ,a 2 , a3 , a 4 ) +(0 ,0 , 0 , 0)
¿ ( a 1+ 0 ,a 2+ 0 , a3 +0 , a4 + 0 )
¿ ( a 1 , a2 , a3 , a4 )
¿a
(Memenuhi)

 Aksioma 5
a+ (−a )= (−a ) +a=0
a+ (−a )=( a1 , a2 ,a 3 , a 4 ) + (−a1 ,−a2 ,−a3 ,−a 4 )
¿ ( a 1−a1 , a2−a2 , a 3−a3 , a4 −a 4 )
¿0
(Memenuhi)

 Aksioma 6
k a∈ A
k a ¿ k ( a 1 , a2 , a3 , a4 )
¿ ( k a 1 , k a 2 , k a3 , k a 4 ) ∈ A
(Memenuhi)

 Aksioma 7
k ( a+ b )=k a+k b
k ( a+ b )=k [ ( a1 , a2 , a3 ,a 4 ) + ( b1 ,b 2 , b3 , b 4 ) ]
¿ k ( a 1+ b1 ,a 2+ b2 , a3+ b3 , a4 + b4 )
¿ ( ka 1+ kb1 , k a2 +kb 2 , ka3 + kb3 , k a4 + kb4 )
¿ ( ka 1 , k a 2 , k a3 , k a 4 ) + ( k b 1 , k b 2 , k b3 , k b 4 )
¿ k a+ k b
(Memenuhi)

 Aksioma 8
( k +l ) a=k a+l a
( k +l ) a=( k +l ) ( a1 , a2 , a3 , a4 )
¿[( k +l ) a1 , ( k +l ) a2 , ( k +l ) a3 , ( k + l ) a 4]
¿ ( ka 1+l a1 , k a2 +l a2 , ka3 +l a3 , k a4 +l a4 )
¿( ka ¿ ¿ 1 , k a2 , ka3 ,k a4 )+(la 1 ,la 2 , la 3 , la 4 )¿
¿ k a+l a
(Memenuhi)

 Aksioma 9
( kl ) a=k ( l a )
( kl ) a=( kl ) ( a1 , a2 , a3 ,a 4 )
¿ ( kla 1 , kla2 , kla 3 , kla 4 )
¿ k ( la 1 , l a2 ,la 3 ,l a 4 )
¿ k ( l a)
(Memenuhi)

 Aksioma 10
1 ×a=a
1 ×a=1× ( a1 , a2 , a3 , a4 )
¿ ( a 1 , a2 , a3 , a4 )
¿a
(Memenuhi)
Maka Himpunan A merupakan ruang vektor
13. Himpunan V = vektor di R5 dimana V∈ R dan telah terbukti
memenuhi aksioma ruang vektor. Tentukan vektor-vektor yang
terdapat pada himpunan V tersebut!
Jawaban
Seperti yang didefinisikan dalam soal bahwa himpunan V = vektor
R5, V∈ R maka dapat ditentukan vektor yang terdapat dalam
himpunan V sebagai berikut :
ú = ( u1 , u2 ,u3 , u4 , u5 ) , ∈ R
= (2, 0, 7, 8, 3)
v́ = ( v 1 , v 2 , v 3 , v 4 , v 5 ) , ∈ R
= (0, 4, 2, 9, 7)
v́ = ( v 1 , v 2 , v 3 , v 4 , v 5 ) , ∈ R
= (8, 2, 6, 5, 3)
14. M ( semua matriks berordo 2 x 2 ). Operasi penjumlahan pada M
adalah operasi penjumlahan matriks. Operasi perkaliannya adalah
perkalian skalar dimana skalar ϵ R. Apakah M merupakan ruang
vektor?
Jawaban
Misalkan

ú = [ 21 27] v́ [ 24 35] ẃ [ 18 71]


, = , = k=3,l=4

Unutk mengetahui M ruang vektor maka harus di buktikan dengan


10 aksioma ruang vektor.

a. ú + v́ = [ 21 27]+[ 24 35]=[ 45 125 ]→ tertutup pada


operasi penjumlahan
b. ú + v́ = v́+ ¿ ú ( komutatif )
2 2 2 3 2 3 2 2 4 5
[ ][ ] [ ][ ][
1 7 4 5
+ =
4 5 1 7
+ =
5 12 ]
c. ¿ + v́) + ẃ = ú + ( v́+ ẃ )
2 2 + 2 3 + 1 7=2 2+ 2 3+ 1 7
{[ ] [ ]} [ ] [ ] {[ ] [ ]}
1 7 4 5 8 1 1 7 4 5 8 1
[ 45 125 ]+[ 18 71]=[21 27]+[ 123 106 ]
[ 135 1213]=[135 1213]
d. 0́ + ú = ú + 0́=ú ( identitas )
0 0+2 2=2 2 +0 0=2 2
[ ][ ][ ][ ][ ]
0 0 1 7 1 7 0 0 1 7

e. ú + (- ú ¿ = (- ú ¿+¿ ú=0́ ( invers )


2 2 −2 −2 −2 −2 2 2 0 0
[ ][
1 7
+
1 7 ][
=
1 7 ][ ][ ]
+
1 7
=
0 0

f. kú , ∈ M

3
[ 21 27]=[63 216 ] →tertutup pada perkalian skalar
Karena k ú menghasilkan matriks 2 x 2 maka ∈ M

g. ( k + l ) ú = kú+l ú ( distributif skalar )

(3 + 4 )
[ 21 27]=3[ 21 72]+4 [ 21 27 ]
[ 147 1449]=[ 147 1449 ]
h. ( k l ) ú = k (l
ú) ( asosiatif skalar )
2 2 =3 4 2 2
[ ] { ( )}
(3.4)
1 7 1 7
24 24 24 24
[ ][ ]
12 84
=
12 84

i. 1. ú = ú ( identitas skalar )

1.
[ 21 27]=[21 27]
Karena memenuhi 10 aksioma ruang vektor maka M
merupakan ruang vektor.
15. Misalkan ruang V = Rn terhadap operasi penjumlahan dan
perkalian skalar. Tentukan apakah V merupakan ruang vektor!
Jawaban
Misalkan v́=(v 1 , v 2 , v 3 … .. v n)
ú=(u1 , u2 ,u3 … ..u n)
k =skalar
Maka
ú + v́ = (u1 , u2 , u3 … ..u n) + ( v 1 , v 2 , v 3 … .. v n)
= (u1 + v 1 , u2 +v 2 , u3 +v 3 … ..u n+ v n ) → himpunan
V
k ú = k ( u1 , u2 ,u3 … .. un )
= (k u1 , k u2 , k u 3 … .. k un ) → himpunan V
Karena memenuhi aksioma ruang vektor yang didefinisikan maka
Rn merupakan ruang vektor.
16. Misalkan V adalah himpunan fungsi real yang didefinisikan pada
bilangan real (-∞ , ∞ ) dengan f = f (x) dan g = g (x) adalah dua
fungsi di V serta k suatu bilangan real. Apakah V termasuk ke
dalam ruang vektor jika menggunakan operasi penjumlahan dan
perkalian dengan skalar?
Jawaban:
Jika didefinisikan operasi penjumlahan dan perkalian dengan scalar
didefinisikan sebagai berikut:
(f + g) (x) = f (x) + g (x)
(kf) (x) = k (f(x) ∀ x ϵ R
Maka V merupakan ruang vektor
17. P (matriks berordo 2 × 2 operasi penjumlahan pada P adalah
operasi penjumlahan matriks. Operasi perkaliannya adalah
perkalian scalar ∈ R. apakah P merupakan ruang vektor?
Jawaban:

Misalkan ú =
[−21 32] v́ [−41 32] ẃ [ 01 −12 ]
, = , = , k = 2 dan

L = -1
Untuk mengetahui P merupakan ruang vektor maka harus
dibuktikan dengan 10 aksioma ruang vektor.

i. ú + v́ = [−21 32] [−41 32] [−3


+ =
6
−1 4 ]
→ (tertutup terhadap

operasi penjumlahan)
ii. ú + v́ = v́ + ú (komutatif)

[−21 32] [−41 32] [−41 32] [−21 32] [−3


+ = +
6
−1 4 ]
=

iii. (ú +
v́ ¿ + ẃ = ú + ¿´¿ + w´ ¿ ¿ (asosiatif)
1 3 + −4 3 0 2
([ ] [ ]) [
−2 2 1 2
+
1 −1 ] = [−21 32]+ ¿
([−41 32]+[ 01 −12 ])
6 0 2 1 3 −4 5
[−3
−1 4 ] [+
1 −1 ] [ −2 2 ]=+¿ [
2 1]

[−30 38] [−30 38]


=

iv. 0́ + ú = ú + 0́ = ú (identitas)
0 0 1 3 1 3 0 0 1 3
[ ][
0 0
+
−2 2
=
] [
−2 2
+
][ ][
0 0
=
−2 2 ]
v. ú + (−ú) = (−ú) + ú = 0́ (invers)
1 3 −1 −3 −1 −3 1 3 0 0
[
−2 2
+
][2 −2 ][
=
2 −2
+
][
−2 2
=
][ ]
0 0
vi. K ú, ∈ P
1 3 2 6
2
−2 2[ =
] [
−4 4 ](tertutup terhadap perkalian scalar)

Karena K ú menghasilkan matriks 2 × 2 matriks ∈ P


vii. K (ú + v́ ¿ = k ú + k v́ (distribusi scalar)
1 3 −4 3
2
[[ −2 2
+
1 2 ][ ]] [−21 32] [−41 32]
=2 +2

6 2 3 −8 3
2
[−3
−1 4 ] [ =
−2 2 ] [ 1 2]
+

viii. (k + 1) ú = kú + L ú (distribusi scalar)

(2 + (-1)) (−21 32) (−21 32)


=2 + (-1) (−21 32)
1 (−21 32) (−42 64 ) (−12
= +
−3
−2 )
(−21 32) (−21 32)
=

ix. (KL) ú = k (L ú ) (asosiatif scalar)

(−21 32) −1 1 3
(2 . (-1) =2
[ ( )]
−2 2

-2 (−21 32) (−12= 2


−3
−2 )
(−24 −6
−4
=
−2 −6
) (
4 −4 )
x. 1 . ú = ú (identitas scalar)

1. (−21 32) (−21 32)=

Karena memenuhi 10 aksioma ruang vektor maka P merumakan


ruang vektor.
18. Perhatikan himpunan yang elemennya hanyalah bulan, apakah
himpunan ini merupakan ruang vektor di bawah operasi bulan +¿
bulan¿bulan dan k ¿bulan¿=¿ bulan untuk setiap bilangan real k ?
Jelaskan jawaban Anda!
Jawab:
Misal: U ={bulan}, berlaku operasi:
bulan+¿ bulan¿ bulan
k (bulan)¿ bulan ∀ k ∈ R
Kita misalkan bulan adalah vector nol, maka
U ={ 0 }
0+ 0=0
k ( 0 )=0 ∀ k ∈ R
Vector nol adalah ruang vector karena telah memenuhi kesepuluh
aksioma ruang vector. Jadi, himpunan yang elemennya hanyalah
bulan termasuk ruang vector, karena bulan bertindak seperti vector
nol.
19. Himpunan V=vektor dari R3 dimana VϵR dan telah terbukti
memenuhi aksioma ruang vektor. Tentukan vektor-vektor tersebut!

Jawaban

Seperti yang didevinisikan dalam soal bahwa himpunan V=vektor


R3 VϵR maka dapat di tentukan himpunan Á , B́ , Ć sebagai
berikut :

Á=( A 1 , A 2 , A3 ) ϵR=( 1,4,7 )

B́=( B1 , B2 , B 3 ) ϵR=( 1,2,3 )

Ć=( C 1 , C 2 , C3 ) ϵR=( 1,4,1 )

20. Himpunan semua matriks 2 ×2 berbentuk

u= 1 0 , v= 2 0 , dan w= 3 0 dengan penjumlahan


( ) ( ) ( )
0 1 0 2 0 3
dan perkalian skalar matriks. Apakah matriks tersebut termasuk
ruang vektor?
Jawab:
 Aksioma 1

u+ v= ( 10 01)+(20 02 )=(30 03 ) (terpenuhi)


 Aksioma 2

v+u= 2 0 + 1 0 = 3 0 (terpenuhi)
( )( )( )
0 2 0 1 0 3
 Aksioma 3

u+ ( v+ w ) = 1 0 + 2 0 + 3 0 = 6 0
( ) [( ) ( ) ] ( )
0 1 0 2 0 3 0 6

( u+ v )+ w= ( 1 0)+ (2 0 ) +( 3 0 )=(6 0 )
[0 1 0 2] 0 3 0 6 (terpenuhi)

 Aksioma 4

u+0= ( 10 01)+(00 00 )=( 10 01) (terpenuhi)

 Aksioma 5

( 10 01)−(10 01 )=(00 00 )
u+ (−u )=

−u+u=−( 1 0) + (1 0 )=( 0 0) terpenuhi


0 1 0 1 0 0
 Aksioma 6

ku=2 1 0 = 2 0
( )( )
0 1 0 2
 Aksioma 7

k ( u+ v )=2 1 0 + 2 0 = 6 0
[( ) ( )] ( )
0 1 0 2 0 6

ku+ kv=2 1 0 +2 ¿ (terpenuhi)


( )
0 1
 Aksioma 8

( k +l ) u= ( 2+ 3 ) 1 0 =
( ) ( 50 05)
0 1
ku+ lu=2 ( ) ( 01 )=(50 05)
1 0
0 1
+3
1
0
(terpenuhi)

 Aksioma 9
k ( lu )=2 3 1 0 = 6 0
[ ( )] ( )
0 1 0 6

kl ( u )= ( 2×3 ) (10 01 )=( 60 60) (terpenuhi)

 Aksioma 10

1 u=1 ( 10 01)=(10 01) (terpenuhi)

Karena kesepuluh aksioma maka himpunan tersebut merupakan


suatu ruang vektor.

T. Memberikan Contoh Bukan Ruang Vektor


Contoh soal
1. Misalkan A himpunan semua pasangan berurut ( x , y ) dengan
x , y ∈ R . Penjumlahan dan perkalian skalar A didefinisikan:
( x , y ) + ( x ' , y ' )= ( x+ x ' , y + y ' )
k ( x , y ) =( 3 kx ,ky ) .
Apalah A suatu ruang vektor atas R ?
jawaban
A bukan ruang vektor karena tidak memenuhi syarat
1ú=ú
Sebagai contoh, jika ú=( 3,8 ) maka,
1ú ¿ ( 3.1.3 , 1.8 ) =( 9 , 8 )
1ú ≠ ú
Jadi, A bukan suatu ruang vektor atas R .
2. Diberikan ruang M 2x2(D) dengan: M 2x2(D) ¿ {matriks berukuran

2 ×2 berbentuk [ a1 1b] , dengan a , b ∈ R }. Operasi penjumlahan

dan perkalian dengan skalar mengikuti operasi penjumlahan dan


perkalian dengan skalar yang ada pada matriks. Apakah M 2x2(D)
merupakan ruang vektor atas bilangan riil R?
Jawaban
Ruang M 2x2(D) bukan ruang vektor atas bilangan riil R , karena
syarat terhadap operasi penjumlahan dengan skalar tidak terpenuhi.

u+ v= [ a1 1b ]+[ c1 1d ]=[ a+c2 2


c+ d ]
, bukan elemen M
(D)
2x2

3. Andaiakan V = ( a,b,4) dimana a , b ϵ R yang di lengkapi dengan


operasi penjumlahan dan perkalian skalar yang biasa di vektor R 3.
Buktikan bahwa V bukan ruang vektor !
Jawaban
Misalkan
ú=( 2, 3 , 4 ) , v́=( 3,2,4 )
Maka
ú+ v́ ¿ ( 2 ,3 , 4 ) + ( 3,2,4 )
¿ ( 5,5,8 )
ú+ v́ ≠ P.
Karena tidan memenuhi definisi, himpunan P memiliki nilai
vektor paling terakhir yaitu 4 sedang pada penjumlahan ruang
vektor yang dihasilkan adalah 8. Jadi, P bukan ruang vektor.
4. Apakah himpunan semua pasangan tiga bilangan real(x,y,z) dengan
operasi (x,y,z) +(x’,y’,z’) = (x+x’,y+y’,z+z’) dan k(x,y,z) =
(kx,y,z) merupakan ruang vector?
jawaban
Misalkan A adalah himpuanan semua pasangan 3 bilangan real
(x,y,z) atau ditulis A ={(x,y,z) | x,y,z ∈ R}
Jika A adalah ruang vector, maka A harus memenuhi 10 aksioma
sesuai defenisi ruang vector.
 Aksioma 1

Ambil sembarang u, v ∈ A misalkan u=(a,b,c) dan v=(d,e,f)


dengan a,b,c,d,e,f ∈ R sehingga :

u + v = (a,b,c) + (d,e,f)

= (a+d,b+e, c+f) ∈A
A memenuhi aksioma pertama.

 Aksioma 2

Ambil sembarang u, v ∈ A misalkan u=(a,b,c) dan v=(d,e,f)


dengan a,b,c,d,e,f ∈ R sehingga :

u + v = (a,b,c) + (d,e,f)

= (a+d,b+e, c+f)

= (d+a, e+b, f+c)

= (d,e,f+a,b,c)

= v+u

Memenuhi aksioma kedua.

 Aksioma 3

Ambil sembarang u, v,w ∈ A misalkan u=(a,b,c) dan v=(d,e,f)


dan w=(g,h,i) dengan a,b,c,d,e,f,g,h,i ∈ R sehingga :

u+(v+w) = (a,b,c) +((d,e,f) +(g,h,i))

= (a,b,c) + (d+g, e+h, f+i)

= (a(d+g), b+(e+h), c+(f+i)

=( (a+d)+g, (b+e)+h,(c+f)+i)

=( a+d, b+e, c+f) (g,h,i)

= (u+v)+w

Memenuhi aksioma ketiga.

 Aksioma 4

Ambil sembarang u, ∈ A dengan a,b,c ∈ R da nada unsur


identitas dalam A yaitu 0 = (0,0,0) ∈ A,sehingga
U + 0 = (a,b,c) + (0,0,0)

= (a+0,b+0 ,c+0)

= (a,b,c)

=u

Memenuhi aksioma keempat.

 Aksioma 5

Ambil sembarang u, ∈ A dengan a,b,c ∈ R dan ada –u =(-a,-


b,-c) ∈ A, sehingga :

u+(-u) = (a,b,c) + (-a,-b,-c)

= (a+(-a), b+(-b), c+(-c))

= (0,0,0)

=0

Memenuhi aksima kelima.

 Aksioma 6

Misalkan k sebarang scalar(bilangan real) dan u = (a,b,c) ∈A


dengan a,b,c ∈R sehingga:

Ku = k (a,b,c)

= (ka,kb,kc)

Memeuhi aksioma keenam.

 Aksioma 7

Misalkan k sebarang scalar(bilangan real) dan u = (a,b,c),v =


(d,e,f) ∈ A dengan a,b,c,d,e,f ∈R sehingga:

K(u+v) = k (a,b,c) + (d,e,f)


= k(a+d,b+e,c+f)

= (k a+d,b+e,c+f)

= (ka+kd,b+e,c+f)

= (ka,b,c) +(kd,e,f)

=ku + kv

Memenuhi aksioma ketujuh.

 Aksioma 8

Misalkan k,m sebarang scalar(bilangan real) dan u=(a,b,c)


dengan a,b,c ∈ R sehingga :

(k+m) u = (k+m) (a,b,c)

= ((k+m) a,b,c)

= (ka,b,c)(ma,b,c)

≠ku+km

Tidak memenuhi aksioma kedelapan.

 Aksioma 9

Misalkan k,m sebarang scalar(bilangan real) dan u=(a,b,c)


dengan a,b,c ∈ R sehingga :

K(mu) = k(m(a,b))

= k(ma,b,c)

= ((km)a,b,c)

= km(a,b,c)

Tidak memenuhi aksioma kesembilan.

 Aksioma 10
Misalkan u =(a,b,c) ∈ A, dengan a,b,c ∈ R sehingga:

1u = 1(a,b,c)

= (a,b,c)

=u

Memenuhi aksioma kesepuluh.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa A bukanlah ruang vector karena


tidak memenuhi semua aksioma.

x 1 x , y ЄR
5. Andaikan B =
{[ ]1 y }
yang dilengkapi dengan operasi

penjumlahan yang biasa dimatriks 2x2 dan perkalian skalar yang


biasa dimatriks 2x2. Buktikan bahwa B bukan ruang vektor
Jawaban

Misalkan u =
[ 21 12] [ 41 23]
v=

Maka:

u+v=
[ 21 12] [ 41 23]
+

=
[ 62 35 ]
u + v bukan elemen B, karena entri pada baris pertama kolom
kedua bukan 1. Sehingga B bukan ruang vektor.
6. Andaikan v = ( a , b , 3) dimana a , b ∊ R yang dilengkapi dengan
opersai penjumlahan dan perkalian skalar biasa di vector R³.
Jawaban
Misalkan ú =( 1, 2, 3) , v́ = (3, 2, 1)
Maka ú+ v́ = ( 1, 2 , 3) + ( 3, 2, 1)
= ( 4, 4, 4)
Bisa dilihat bahwa ú+ v́ bukan ∊ v , karena tidak memenuhi
defenisi. Pada soal menyatakan himpunan v memiliki nilai vector
paling terakhir yaitu 3 , sedangkan pada operasi penjumlahan ruang
vector hasil vector terakhirnya 4 ,jadi v bukan termasuk ruang
vector .
7. Misalkan A adalah himpunan semua pasangan berurut (x, y)
dengan x, y ∈ R. Penjumlahan pada A didefinisikan sebagai
berikut: (x, y) + (x’, y’) = (x + x’, y + y’) dan perkalian skalar k(x,
y) = (kx, y). Apakah A suatu ruang vektor atas lapangan R ?
jawaban
A bukan ruang vektor atas lapangan R karena tidak memenuhi
kondisi (r + s)u = ru + su. Sebagai contoh, apabila r=2, s=3, dan
u=(5, 7), maka :
(r + s)u = (2 + 3)u = 5u = 5(5, 7) = (5 . 5, 7) = (25, 7)
ru = 2u = 2(5, 7) = (2 . 5, 7) = (10, 7)
su = 3u = 3(5, 7) = (3 . 5, 7) = (15, 7)
ru + su = (10, 7) + (15, 7) = (25, 14)
Dari uraian diatas, ternyata (r+s)u ≠ ru+su. Jadi, A bukan suatu
vektor atas R.

A= a 1 a , b ϵ R yang dilengkapi dengan operasi


8. Andaikan
b c[ ]
penjumlahan yang biasa di matriks beorodo 2 x 2 dan perkalian
skalar yang biasa di matriks berordo 2x2 Buktikan bahwa A bukan
ruang vektor !
Jawaban

Misalkan ú =
[ 45 16] v́ [ 03 −51 ]
, =

Maka ,

ú + v́ = [ 45 16]+[ 03 −51 ]=[ 48 21]


ú + v́ ≠ A , karena entri baris pertama kolom kedua bukan 1 ,
sedangkan pada soal dinyatakan himpunan A suatu matriks yang
baris pertama kolom kedua itu bernilai 1, maka A bukan ruang
vektor, karena tidak memenuhi aksioma ketertutupan terhadap
operasi penjumlahan.
A= x 2 , ( x , y , z ) ∈ R yang
9. Buktikan bahwa jika
y z {( ) }
dilengkapi dengan penjumlahan biasa di matriks 2 ×2 dan
perkalian dengan skalar di matriks 2 ×2 adalah bukan ruang
vektor.
jawaban
Jika diasumsikan bahwa A adalah ruang vektor, maka A harus
memenuhi 10 aksioma ruang vektor.
Ambil sebarang u , v , w ∈ M dan k , l ∈ R

u= (13 24 ) v=( 01 21) w=(32 21)


, ,

k =2 ,l=−2

 Aksioma 1
u+ v ∈ A
u+ v ¿ ( 13 24 )+( 01 21 )
¿ ( 1 4 )∉ A
4 5
(Tidak memenuhi)

Karena terdapat salah satu aksioma tidak terpenuhi maka yang


diasumsikan bernilai salah. Kesimpulannya, terbukti bahwa A
bukan ruang vektor.

I = 1 a a ,b ,c ∈ R
10. Andaikan
b c {( )| } yang dilengkapi dengan

operasi penjumlahan yang biasa di matriks 2 ×2. Buktikan I


bukan ruang vector!
Jawaban
Terlihat pada himpunan I terdapat entri pada baris pertama kolom
pertama yang harus 1. Oleh sebab itu, I bukan ruang vektor karena
tidak memenuhi aksioma ketertutupan terhadap operasi
penjumlahan. Contoh penyangkal:
u= (12 2
−3 ) ( )
v=
1 3
0 2
u+ v= 1 2 + 1 3 = 2 5
( )( ) ( )
2 −3 0 2 2 −1
Karena hasil dari u+ v baris pertama kolom pertama bukan 1
maka, I bukan ruang vektor pada I yang mensyaratkan.
1 a a ,b ϵ
11. Andaikan ¿
b 1 [ ] R yang dilengkapi dengan operasi

penjumlahan yang biasa di matriks beorodo 2 x 2 dan perkalian


skalar yang biasa di matriks berordo 2x2 Buktikan bahwa A bukan
ruang vektor!
jawaban

Misalkan ú =
[ 13 41] v́ [−11 21]
, =

Maka ,

ú + v́ = [ 13 41]+ ¿ [−11 21] [ 22 62]


=

ú + v́ ≠ A , karena entri baris pertama kolom pertama dan entri


baris kedua kolom kedua bukan 1 , sedangkan pada soal dinyatakan
himpunan B suatu matriks yang baris pertama kolom pertama dan
baris kedua kolom kedua itu bernilai 1, maka B bukan ruang
vektor, karena tidak memenuhi aksioma ketertutupan terhadap
operasi penjumlahan.
12. Diberikan ruang R2+ dengan:
R2+ = { (x, y) ∈ R2; x≥ 0 , y ≥ 0 , x ∈ R , y ∈ R }
Yaitu semua himpunan pasangan berurutan (x,y) yang terletak pada
kuadran pertama. Selanjutnya operasi penjumlahan & perkalian
dengan skalar mengikuti operasi penjumlahan & perkalian pada
ruang R2. Apakah R2+ Ruang vektor terhadap bilangan real R!
Jawaban:
Ruang R2+ bukan termasuk ruang vektor pada bilangan real, karena
syarat terhadap operasi perkalian dengan skalar tidak terpenuhi.
−α u=(−αx ,−ay ) ϵ R2+
u1 v1
13. Misalkan w = R2. Jika u =
[]
u2 []
dan v =
v2
di w dan k ← R

dengan operasi penjumlahan dan perkalian dengan skalar yang


u1 +u2
didefinisikan sebagai berikut: u+v =

Jawaban
[ ]
v 1 +v 2
dan ku = ku1 . 0

Misal kita mengambil u = (2, 3). Kita akan melihat sifat 10 tidak
berlaku, sebagai berikut :
I . u = I . (2, 3)
= (I . 2, 0)
= (2, 0) ≠ u
Maka w bukan ruang vektor.
14. Andaikan V = (a, b, 9) dimana a,b ∈ R yang dilengkapi dengan
operasi penjumlahan dan perkalian skalar biasa di vektor R3.
Buktikan bahwa V bukan ruang vektor.
Jawaban
Misalkan ú=(1 , 2, 9) , v́=(2 , 1 , 9)
Maka
ú+ v́=( 1 , 2, 9 ) + ( 2 , 1 ,9 )
= (3, 3, 18)
Bisa dilihat ú+ v́ bukan elemen V, karena tidak memenuhi
definisi. Pada soal mengatakan himpunan V nilai vektor paling
terakhir itu 3 sedangkan pada operasi penjumlahan ruang vektor
hasil vektor terakhirnya 6. Jadi V bukan ruang vektor.

15. jika diketahui M = ({ 7a b1) a , b , c Є R }


yang dilengkapi dengan

penjumlahan biasa di matriks 2 x 2dan perkalian dengan scalar di


matriks 2 x 2

Jawab:

M bukan rauang vector, karena tidak terpenuhi aksioma


ketertutupan terhadap operasi penjumlahan

Contoh penyangkal: gunakan sifat penjumlahan


U= (27 31)
V= ( 47 21)
Maka U + V = (27 31 ) ( 47 21)
+

= (146 52 )
Bisa dilihat nilai kolom pertama baris ke dua itu 14 dan nilai di
kolom kedua baris kedua itu 2 sedangkan pada soal menyatakan
himpunan M suatu matriks yang kolom pertama baris ke dua itu 7
dan kolom ke dua baris ke dua itu 1 maka M bukan ruang vektor.

16. Himpunan semua triper bilangan real (x,y,z) dengan operasi


(x,y,z) + (x1,y1,z1) =(x +x1, y+y1, z+ z1) dan K(x,y,z) =(kx,y,z)
JAWAB:
(k + 1+ u =ku +iu
Ambil K = 2, I =3 dan u=(3,4,5)
(k + i)u =(2 + 3) (3,4,5)
=5(3,4,5)
=(15,4,5)
(ku + iu) =2(3,4,5) +(3,4,5)
=(6,4,5) +(9,4,5)
=(15,8,10)
Karena (k + i)u ku + iu maka himpunan tersebut tidak
termasuk ruang vektor dan tidak memenuhi oksioma kedelapn (A8)
17. Andaikan y = (j, k, l, 2) dengan j, k, l ∈ R yang dilengkapi dengan
operasi penjumlahan dan perkalian scalar biasa di vektor R 4.
Buktikan bahwa y bukan merupakan ruang vektor?
Jawaban:
Misal u = (1, -2, 4, 2) dan v = (2, -1, 3, 1)
u + v = (1, -2, 4, 2) + (2, -1, 3, 1)
= (3, -3, 7,3)
Dapat dilihat u + v = ∈ y, karena tidak memenuhi definisi pada soal
yang menyatakan himpunan y itu nilai vektor paling terakhir itu
sedangkan pada operasi penjumlahan ruang vektor hasil vektor
terakhirnya 3. Jadi y bukan ruang vektor.
18. Misalkan A adalah himpunan berurut (x, y), dengan x, y ∈ʀ
sehingga: (x, y) + (x’ + y’) = (x + x’, y + y’) dan perkalian skalar
k(x, y) = (kx, ky). Apakah A suatu ruang vektor?
Jawaban
A bukan merupakan ruang vektor terhadap ʀ karena tidak
memenuhi kondisi (r + s)u = ru + su, sebagai contoh apabila r = 3,
s = 4, dan u = (5, 7), maka:
(r + s)u = (3 + 4)u
= 7u
= 7(5, 7)
= (35, 7)
ru = 2u = 2(5, 7)
= (10, 7)
su = 3u = 3(5, 7)
= (15, 7)
ru + su = (10, 7) + (15, 7)
= (25, 14)
Dapat disimpulkan bahwa (r + s)u ≠ ru + su, jadi A bukan
merupakan ruang vektor R

U. Menentukan Subruang Dari Ruang Vektor


Contoh Soal

1. Misalkan P himpunan demua matriks berordo 2 × 2 dengan bentuk

[ ac bd ] dengan syarat a + b = c dan a – b = d. Apakah P subruang

dari matriks berordo 2 × 2 ?


Jawab:

i. ∃ [ 00 00] ϵ p

ii. Ambil sebarang

X=
[ ac bd ] ϵ U dengan a + b = c dan a – b = d

y=
[ ge hf ] ϵ U dengan e + f = g dan e – f = h

akan ditunjukkan bahwa x + y ϵ P

X+y=
[ ac bd ] [ ge hf ]
+

=
[ a+b
c+ g
b+ f
d +h ]
- Sesuai dengan syarat a + b = c dan a – b = d, maka:
a. (a + e) + (b + f) = c + g
a + (e + b) + f = c + g
a + (b + e) + f = c + g
(a + b) + (e + f) = c + g
C + g = c +g
b. (a + e) - (b + f) = c + g
a+e–b–f =d+h
a + (e – b) – f = d + h
a + (-b + e) – f = d + h
(a – b) + (e – f) = d +h
d + h = d +h
- Karena (a + b) = c, (e + f) = g, maka (a + b) + (e + f) = c
+ g, (a – b) = d, (e – f) = h, maka (a – b) + (e –f) = (d + h),
sehingga x + y ϵ P.

- ∀x= [ ac bd ] ϵ P dengan a + b = c dan a – b= d, ∀ Kϵ

R
Akan ditanyakan: K X ϵ P
Bukti:

a b ka kb
K
[ ] [
c d
=
kc kc ]
- Sesuai dengan syarat a + b = c dan a – b = d, maka:
a. Ka + kb = kc
K (a + b) = kc
Kc = kc
b. Kc – kb = kd
K (a – b) = kd
Kd = kd
Karena dengan a + b = c, maka k (a + b) = kc
a – b = d, maka k (a – b) = kd
Jadi karena p ≠ ∅ serta P memenuhi aksioma subruang,
maka P subruang matriks berordo 2× 2.
2. Tentukan apakah himpunan-himpunan berikut merupakan ruang

bagian dari R2 atau bukan.


a. A={( x 1 , x 2 )|x 2=2 x1 }
b. B= { (2 , x )| x bilangan riil }
Jawab:

a. A={( x 1 , x 2 )|x 2=2 x1 }

Untuk menguji, maka A harus memenuhi 2 aksioma :


Ambil sebarang u , v ∈ A dan k ∈ R

u=( 3 ,6 )
v=( 2 , 4 )
k =2
 Aksioma 1
u+ v ∈ A
u+ v=( 3 , 6 ) + ( 2 , 4 )=( 5 , 10 ) ∈ A
(Memenuhi)
 Aksioma 2
k u∈ A
k u=2 ( 3 , 6 )=( 6 , 12 ) ∈ A
(Memenuhi)
Karena kedua aksioma terpenuhi, maka himpunan A

adalah ruang bagian dari R2.

b. B= { (2 , x )| x bilangan riil }

Untuk menguji, maka B harus memenuhi 2 aksioma :


Ambil sebarang u , v ∈ B dan k ∈ R

u=( 2, 5 )
v=( 2 ,3 )
k =−1
 Aksioma 1
u+ v ∈ B
u+ v=( 2 , 5 )+ ( 2 ,3 ) =( 4 ,8 ) ∉ B
(Tidak Memenuhi)
 Aksioma 2
k u∈B
k u=−1 (2 , 5 )= (−2,−5 ) ∉ B
(Tidak Memenuhi)
Karena kedua aksioma tidak terpenuhi, maka himpunan A bukan

ruang bagian dari R2.


3. Tentukan apakah himpunan berikut merupakan ruang bagian dari R 3
atau bukan Q = {(x_1,x_2,x_3 )│x_2=x_3 }?
Jawab:
Q = {(x_1,x_2,x_3 )│x_2=x_3 }
Untuk menguji, maka Q harus memenuhi 2 aksioma :
Ambil sebarang u,v ∈Q dan k∈R
U = (1, 3, 3)
V = (2, 4, 4)
k=3
 Aksioma 1
U+v∈Q
U + v = (1, 3, 3) + (2, 4, 4) = (3, 7, 7) ∈ Q
(Memenuhi)

 Aksioma 2
Ku∈Q
ku=3(1, 3, 3)=(3, 9, 9) ∈Q
(Memenuhi)
Karena kedua aksioma terpenuhi, maka himpunan Q adalah ruang
bagian dari R3.
4. Misalkan P himpunan semua matriks ordo 2 x 2 yang berbentuk

[ ac bd ] dengan syarat c = 0 , dan d = 0. Tunjukan bahwa P

merupakan subruang dri vektor matriks 2 x 2 , di bawah operasi


yang biasa di matriks 2 x 2. !
Jawab:
i. Ambil a, b ∈ P
Akan ditunjukkan bahwa a + b ∈ P

a1 b1
Karena a ∈ P, maka di penuhi a =
[ ]
c 1 d1
dengan syarat a1

= 0 dan d1 = 0

a2 b2
Karena b∈ P, maka di penuhi b =
[ ]
c2 d2
dengan syarat

a2 = 0 dan d2 = 0

a1 +a2 b 1+ b2
Perhatikan: a + b =
[ c 1 +c 2 d 1+ d 2 ]
Karena a1 = 0 dan a2 = 0, maka a1 + a2 = 0
Karena d1 = 0 dan d2 = 0, maka d1 + d2 = 0
Jadi a + b ∈ P.

ii. Ambil a ∈ P
Ambil k ∈ R
Akan ditunjukkan bahwa ka ∈ P

a1 b1
Karena a ∈ P, maka di penuhi a =
[ ]
c 1 d1
dengan syarat a1

= 0 dan d1 = 0

ka 1 kb1
Perhatikan : ka =
[ k c1 k d1 ]
`

Di peroleh bahwa ka1 = 0 dan kd1 = 0


Jadi, ka ∈ P
Dari (i) dan (ii) di peroleh bahwa P merupakan subruang dari
ruang vektor matriks 2 ×2
5. Tunjukkan bahwa himpunan x yang berbentuk matriks ordo 2 × 2,
dimana setiap unsur diagonalnya adalah 0 merupakan subruang dari
ruang vektor matriks 2 × 2 ?
Jawab:

 0= (00 00) ∈ x, maka x ≠ { }

x ∁ M2 × 2, karena A, B ∈ x

0 a1 0 b1
A=
( a2 0 )
dan B =
b2 0 (
, maka:
)
0 a1 0 b1
 A+B =
( a2 0
+
)(
b2 0 )
0 a1 + b1
=
( a2 + b2 0 )
Hal ini menunjukkan A + B ∈ x
6. Menentukan apakah himpunan semua matriks diagonal berukuran
3x3 adalah subruang dari M 3x3 Tuliskan

a 0 0

{[ ]
D= 0 b 0 a ,b ,c ∈ R
0 0 c } untuk mempresentasikan hal

tersebut?
Jawab:

0 0 0

[ ]
ada 0= 0 0 0 ∈ D= jadi D≠ {}
0 0 0
Jelas bahwa DC M 3x3

a1 0 0 a2 0 0
Ambil sebarang P= 0 b1 0
0 0 c1 [
Q=
][
0 b2 0 ∈ D
0 0 c2 ]
a1 0 0 a2 0 0

[
 P+Q= 0 b1 0 + 0 b2 0
0 0 c1 0 0 c2 ][ ]
a 1+ a2 0+ 0 0+0

[
¿ 0+ 0 b 1+ b2 0+0
0+ 0 0+ 0 c 1 +c 2 ]
a 1+ a2 0 0
¿
[ 0
0
b 1+ b2
0
0
c 1 +c 2 ]
Jadi P+Q ∈ D , maka D tertutup terhadap operasi
penjumlahan,

a1 0 0

[
Ambil sebarang P= 0 b1 0 ∈ D dan K ∈ R
0 0 c1 ]

a1 0 0 ka1 k 0 k 0 ka1 0 0

[ ][
KP=K 0 b1 0 = k 0 kb 1 k 0 = 0 kb1 0
0 0 c1 k 0 k 0 kc 1 0 0 k c1 ][ ]
Jadi KP ∈ D ,maka D tertutup terhadap operasi perkalian
a 0 0
Kesimpulan D=
0 0 c {[ ]
0 b 0 a ,b ,c ∈ R
} atau himpunan

semua matriks diagonal berukuran 3x3 adalah subruang M 3x3.


7. Periksalah apakah himpunan J= { ax 2+ bx+ c , c 2=a2+ b2 }
merupakan subruang dari P 2?
Jawab:

y ( x ) =4 x 2 +3 x+ 5∈ J , dimana52 =4 2+ 32 dan
z ( x )=16 x 2 +12 x +20 ∈ J , dimana 202=16 2+ 122
jumlahkanlah y(x) dengan z(x)

y ( x ) + z ( x )=( 4 x2 +3 x +5 ) + ( 16 x 2+ 12 x +20 )
¿ 20 x 2+15 x +15 dimana
¿ 252
¿ 625
202 +152=400+225=625
Karena 252=202+ 152 , maka y ( x ) + z ( x ) ϵ J , dan J tertutup
terhadap operasi penjumlahan, maka himpunan J adalah subruang

P2 .
8. Misalkan w himpunan semua matriks ordo 2 x 2 yang berbentuk

[ ac bd ] dengan syarat b = 0 , dan c = 0. Tunjukan bahwa w

merupakan sebarang dri vektor matriks 2 x 2 , di bawah operasi


yang biasa di matriks 2 x 2. !

Jawab:
i. Ambil a ,b, ϵ w
Akan ditunjukan bahwa a + b ϵ w
a1 b1
a=
[ ]
c 1 d1
dengan syarat b =0 dan b1 = 0 karena b ∈ w

maka dipenuhi.
a2 b2
b=
[ ]
c2 d2
dengan syarat c = 0 dan c2 = 0 karena b ∈ w

a1 +a2 b 1+ b2
Perhatikan : a + b =
[ c 1 +c 2 d 1+ d 2 ]
Karena b 1=0 dan b2=0 , maka b 1+b 2=0

Karena c 1=0 dan c2=0 , maka c 1 +c 2=0


Jadi a + b ϵ w

ii. Ambil a ϵ w
Ambil k ϵ R
Akan ditunjukan bahwa k a ϵ w

a1 b1
Karena a ϵ u , maka di penuhi a =
[ ]
c 1 d1
dengan syarat

b1 =0 dan c1 = 0
k a1 k b1
Perhatikan : ka =
[ k c1 k d1 ]
Diperoleh ka1 = 0 dan kb1 =

0. Jadi

ka ϵ u dari (i) dan (ii) diperoleh bahwa U merupakan sebarang


dari ruang vektor matriks ordo 2 x 2.
9. Tunjukan bahwa himpunan matriks 2x2 dalam bentuk
[ ad bc ]
dengan a , b , c , d ∈ℝ dan a+ b+c−d=0 merupakan subruang
dari m 2 ×2?

Jawab:
Misalkan himpunan tersebut adalah A. Pertama tunjukan bahwa

himpunan A tidak kosong. Terdapat


[ 00 00] ∈ A
Selanjutnya tunjukkan bahwa himpunan A tertutup terhadap
operasi penjumlahan dan perkalian dengan scalar. Ambil sebarang

u1 u 2
u , v ∈ A R . Tulis U = [ ]
u3 u 3
Untuk suatu u1 ,u 2 , u3 , u4 ∈ R dengan u1 +u2 +u3 −u4 =0 dan

v1 v2
V=
[ ]
v3 v4

u1 u 2 v v
U +V =
[ ] [ ]
u3 u 3
+¿ 1 2
v3 v4

u 1 + v 1 u2 + v 2
¿
[ u3 + v 3 u 4 + v 4 ]
Karena

( u1 v 1 ) + ( u 2 v 2) + ( u3 v 3 )−( u 4 v 4 )=( v 1 + v 1+ v 3−v 4 ) ¿ 0+0 ¿ 0


Terbukti bahwa himpunan A tertutup terhadap operasi
penjumlahan.
Selanjutnya,
u1 u3
KU =K
[ ]
u 2 u4

ku1 ku3
¿
[ ku2 ku 4 ]
Karena, ku 1+ ku2 +ku 3−ku 4=k [ u 1+u 2+u 3−u4 ] =k ×0=0
Terbukti himpunan A tertutup operasi perkalian dengan scalar.

Jadi, himpunan A merupakan subruang darim 2 ×2.

10. Tunjukkan bahwa W, yaitu himpunan semua polinomial dengan

bentuk a−bx−bx 2 +a x 3 adalah ruang bagian p3.

Jawab:
Akan ditunjukkan atau dibuktikan bahwa W merupakan subruang

p3.
a. ambil p ( x) , q ( x ) ∈ W ,
akan ditunjukkan bahwa p ( x ) + q ( x ) ∈W , maka
p ( x ) =a−bx−bx 2 +a x 3
q ( x )=c−dx−dx2 +c x 3
Sehingga,

p ( x) + q ( x) ¿ ( a−bx−bx 2 +a x 3 ) + ( c−dx−dx 2 +c x 3 )
¿ ( a+ c ) −( b+d ) x−( b+ d ) x 2 + ( a+c ) x 3 ∈W
Jadi, p ( x ) + q ( x ) ∈W terpenuhi.
b. ambil p ( x ) ∈W , p ( x )=a−bx−bx 2 +a x 3
ambil k suatu skalar, maka

kp ( x ) ¿ ( a−bx−bx 2 +a x 3 )
¿ ka−kbx−k bx 2+ ka x 3 ∈W
Jadi, kp ( x ) ∈W ter[enuhi.
Karena kedua syarat terpenuhi, maka W adalah subruang.
11. Diberikan ruang vector M2×2 (R atas lapangan R) buktikan bahwa

a b a , b , c ,d € R
himpunan u =
{[ ]
c d } dan a+d=0,b-c=0

merupakan subruang M2×2 ®


Jawab
Perhatikan bahwa terdapat matriks nol

[ 00 00] € M2X2 (R memenuhi)

[ 00 00] € u jadi u ≠ 0

ambil sebarang r € R dan matriks-matriks

A=
[ ac bd ] [ ge fz ]
B = € u karena A, B, € U maka diperoleh

a+d=0
b-c=0, x+w=0. dan f-g=0 selanjutnya perhatikan bahwa
A+B=A=
[ ac bd ] [ ge fz ] [ ac
+ =
be f
dg z
€U
]
Karena memenuhi (a+x)+(d+w)=0 dan (b+y)-(c+z)=0

rA=
[ ac bd ] [ rarc rbrd ]
= € u karena ra +rd=r(a+d)=0

dan rb-rc=r(r-c)=0
berdasarkan teorema spc untuk subruang terbukti bahwa u
merupakan subrung M2X2 (R)

12. Misalkan P himpunan semua matriks 2x2 yang berbentuk


[ oq pr ]
dengan syarat 0+R = 0. Tunjukkan bahwa P merupakan sub ruang
dari ruang vector matriks 2x2 pada operasi yang biasa di matriks
2x2?
Jawab:
a. Ambil u,v ∈ P, akan ditunjukkan bahwa u+v ∈ P, karena u,v∈P
maka dipenuhi:
o1 p1 o2 p2
u=
[ ]
q1 r1
, o 1+ R 1=0 v=
q2 [ ] , o +R = 0
r2 2 2
dengan demikian:

u+v = [ o 1 + o2 p1 +¿ p ¿ q1 +q 2 r 1 +r 2 ] karena o 1+ R 1=0 dan


2

o 2+ R 2=0,maka
(o 1+ o2) ( R1 + R2) =0

o 1+ R 1 + o 2+ R 2 =0
0+ 0=0
b. Ambil u ∈ P, akan ditunjukkan bahwa ku ∈ P, karena u ∈P
maka dipenuhi:
o1 p1
u=
[ ]
q1
, o + R =0
r1 1 1
Dengan demikian,

o1 p1 ko1 k p 1
Ku = k
[ ] [
q1 r1
=
k q1 k r 1 ]
, karena o 1+ R 1, maka

k o 1+ kR1 =k( o 1+ R 1)=k.o.=o(memenuhi)

Karena aksioma (1) dan (2) terpenuhi maka P merupakan sub


ruang dari ruang vector matriks 2x2.

13. Diberikan ruang vector M 2 x 2 ( R atas lapangan R, buktikan bahwa

f = {
[ BS LR ] dan S+R = 0 L – B + 0 } merupakan sub ruang

M 2 x 2 ( R)?

Jawab:
0 0
a.) Diperhatikan bahwa terdapat matriks 0
[ ]
0 0
∈ M 2x 2 ( R

memenuhi
[ 00 00] ∈ F. jadi F ≠ 0.
b.) Diambil sembarang r ∈ R dan matriks-matriks A=
[ BS LR ] ,B=

[ WX YZ ] ∈ F.

Karena A,B∈F maka diperoleh S+R = 0 ,L-B=0, X+W = 0, dan


Y-z = 0

Selanjutnya diperhatikan bahwa

i. A+B=A
[ BS LR ] [ WX YZ ] [ B+S+WX
+ =
L+Y
R+ Z ]
∈F

Karena memenuhi (S+X)+(R+W) = 0 Dan (L+Y)-(B+Z) = 0

ii. RA=
[ rBrS rLrR] ∈ F karena rS +rR = r(S+R) =0 dan rL – rB =

r(L-B) =0
Berdasarkan teorema SPC untuk subruang, terbukti bahwa F

merupakan SubRuang M 2 x 2 (R)

V = a b |a , b , c , d ϵR Apabila
14. Diketahui
{[ ]
c d }
W = p q |p ,q , r ϵR W ≠ {}, buktikan bahwa W adalah
{[ ]
r 0 }
subruang vector dari V?
Jawab:
 Pembuktian bahwa W ≠ { }

[ 00 00] ∈W ,
sebab p=0 , q=0 , r=0 , p , q , r ∈W .
sehingga W ⊆V .
A ∈V

Misal : A= [ eg f0] ∈W →[ eg 0f ]∈ V
Sebab e=a , f =b , g=c ,0=d ∈ R maka W ≠ {}
 Pembuktian aksioma
A , B ∈ W , A+ B ∈V
Misal

a 11 a12 b b
A=
[ ] [
a21 0
, B= 11 12
b21 0 ]
a11 a12 b11 b 12 a +b a +b
A+ B=
[ ][
a21 0
+
b21 0 ][
= 11 11 12 12
a 21+b 21 0 ]
Misalkan a 11 +b11 =x ∈ R

a 12+b 12= y ∈ R
a 21+b 21 =z ∈ R

A+ B= x y ∈W , sebab x , y , z ∈ R
z 0 [ ]
Terbukti

15. Misalkan U adalah himpunan semua penyelesaian sistem persamaan


linear homogen AX=0, dengan A berordo n × n dan tetap,
Tunjukkan bahwa U subruang Rn.
Jawab:

 Karena ada vektor nol, 0, sehingga A0=0. Jadi, U ≠ ∅ .


Ambil X 1 , X 2 ∈U , berarti memenuhi AX 1 =0dan AX 2=0.
Maka X 1 + X 2 ∈U yang berarti A( X ¿ ¿ 1+ X 2 )=0 ¿
A( X ¿ ¿ 1+ X 2 )=AX 1 + AX 2 ¿
A( X ¿ ¿ 1+ X 2 )=0+0=02 ¿
Jadi X 1 , X 2 ∈U .
Ambil X 1 ∈U , memenuhi AX 1 =0 ,maka k X 1 ∈U , berarti
A(kX ¿¿ 1)=0 ¿
A(kX ¿¿ 1)=k ( A X 1)¿
A(kX ¿¿ 1)=k 0=0 ¿
Jadik X 1 ∈U
Dengan demikian, U merupakan subruang dari ruang vector Rn.

16. Diketahui U himpunan semua matriks 2 ×2 yang berbentuk

[ ac bd ] dengan syarat ad=0. Apakah U subruang dari vector

matriks 2 ×2 ?
Jawab:
 Misalkan ambil sebarang bilangan ∈U

[−32 30] ∈ U
m 1= karena 2.0 = 0

0 6
m =[
5 −4 ]
2 ∈U karena 0(-4) = 0

2 9
Tetapi m 1+ m 2= ∉ U , dan 2.6≠ 0
3 −4
Jadi, U bukan subruang dari matriks berordo 2 ×2yang

berbentuk
[ ac bd ] dengan syarat ad=0

17. Misalkan W himpunan semua matriks 3 ×3 yang berbentuk

a b c

[ ] d e f dengan syarat f =0 , g=0 ,∧i=0 . Tunjukkan bahwa


g h i
W merupakan subruang vektor matriks 3 ×3 , di bawah operasi
yang biasa di bawah matriks 3 ×3 !

Jawab:

 Ambil a , b ∈W akan ditunjukkan bahwa a+ b ∈W karena


a ∈W maka diperoleh:
a1 b1 c1

[ ]
a= d 1 e 1 f 1 dengan syarat f=0, g=0, & i=0
g1 h1 i 1
Karena b ∈W maka dipenuhi:

a2 b2 c2

[ ]
b= d 2 e 2 f 2 dengan syarat f =0 , g=0 ,∧i=0
g 2 h2 i 2
Perhatikan:

a 1+a 2 b 1+b 2 c 1+c 2 f 1+ f 2=0


a+b¿
[ ]
d 1+d 2 e 1+e 2 f 1+ f 2 g 1+ g 2=0
g 1+ g 2 h 1+h 2 i1+i2 i1+i 2=0
Jadi,a+ b ∈W
 Ambil a ∈W , ambil k ∈ R ; akan ditunjukkan bahwa ka ∈ W
maka dipenuhi:

a1 b1 c1

[ ]
a= d 1 e 1 f 1 dengan syarat f=0, g=0, & i=0
g1 h1 i 1
Perhatikan:

ka 1 kb 1 kc 1

[
ka= kd 1 ke 1 kf 1
kg 1 kh 1 ki1 ] diperoleh bahwa

kf 1=0 , kg 1=0∧ki 1=0


Jadi, ka ∈ W
Dari (1) dan (2) diperoleh bahwa W merupakan subruang dari
ruang vektor matriks 3 ×3 .

V. Menunjukkan Contoh Himpunan Bebas Linear dan


Contoh Himpunan Tak Bebas Linear
Contoh soal
1. Tunjukkan bahwa himpunan berikut adalah himpunan bebas linear

a. A={ x 1 , x 2 } di mana a 1= 2 dana 2= 3


() ()
1 2
1 0 1
b.
() ()0 1 ()
B= { x 1 , x 2 , x 3 } dimana b 1= 0 , b2= 1 , dan b3= 0
1
Jawab:
a. A={ x 1 , x 2 } di mana a 1= 2 dana 2= 3
() ()
1 2
k 1 a1 +k 2 a 2=0

k 1 2 +k 2 3 =0
() ()
1 2

2 k 1 + 3 k 2 =0
( )( )
k1 2k 2
SPL:
2 k 1 +3 k 2=0
k 1+2 k 2 =0
Sehingga bentuk matriks standarnya

T= 2 3
( )
1 2

|T |= 2 3 =4−3=1
|1 2|
Karena matriks standarnya merupakan matriks tak singular

(det ( A)≠0) maka himpunan A adalah himpunan bebas


linear.

1 0 1
b.
() () 0 1 ()
B= { x 1 , x 2 , x 3 } dimana b 1= 0 , b2= 1 , dan b3= 0
1
k 1 b1 +k 2 b 2+ k 3 b3=0
1 0 1

0 () () ()
k 1 0 + k 2 1 +k 3 0 =0
1 1

k1 0 k3

( )( )( )
0
0
+ k2 +
k2 k3
0 =0

k 1+ k 3=0
k 2=0
k 2+ k 3=0
1 0 1
Sehingga matriks standarnya T = 0 1 0
0 1 1( )
1 0 11 0

| | |
|T |= 0 1 0 0 1
0 1 10 1
=

( 1 ×1× 1 ) + ( 0 ×0 × 0 ) + ( 1× 0 ×1 )−( 1 ×1 ×0 )−( 1× 0 ×1 )−(0 ×0 × 1


¿ 1+0+0−0−0−0
¿1
Karena matriks standarnya merupakan matriks tak singular

(det (T )≠ 0) maka himpunan B adalah himpunan bebas linear.


2. Apakah vektor S merupakan himpunan bebas linear jika diketahui
a = ( 8,4,10) , b = ( 2,4,1 ) dan c = ( -2,4,-1) dimana S = (a,b,c). ?

Jawab:
Kita menggunakan rumus k1a+ k2b + k3c= 0.
Sehingga :

K1( 8,4,10) + k2(2, 4, 1) + k3(-2, 4, -1) = (0, 0, 0)


(8k1,4k1,10k1) + (2k2, 4k2, k2) + (- 2k3, 4k3, - k3) = (0, 0, 0)

Didapat persamaan:
8k1 + 2k2 – 2k3 = 0
4k1 + 4k2 + 4k3 = 0
10k1 + k2 – k3 = 0
akan diubah ke dalam bentuk matriks, sehingga:

8 2 −2
Misal, A=
[ 4 4 4
10 1 −1 ]
8 2 −2 8 2
det(A) =
[ 4 4 4 4 4
10 1 −1 10 1 ]
det(A)= (8(4)(-1) + 2(4)10+ (-2)(4)1) – (-2(4)(10) + 8(4)1 + 2(4)(-
1))
=(-32 + 80 - 8) – (-40 + 32 - 8)
det(A)= 56
karena hasil determinan tidak sama dengan nol, maka terbukti
bahwa vektor S merupakan himpunan bebas linear.
3. Tentukan apakah vektor P merupakan himpunan tak bebas linear
atau bergantung linear, jika P =(a, b, c) dimana a ̅ = (1,2,2), (b ) ̅ =
(-3,1,-2), c ̅ = ( 1,-5,-2).
Jawab:
Vektor P dikatakan bebas linear apabila á x +b́ y +ć z = 0
mengakibatkan ada nilai k2, k2, ..., kn yang tak nol. Sehingga:
x( 1, 2, 2) + y(-3, 1, -2) + z(1, -5, -2) = (0, 0, 0)
(x, 2x, 2x) + (-3y, y, -2y) + (z, -5z, -2z) = (0, 0, 0)
didapat persamaan:
x – 3y + z = 0
2x + y – 5z = 0
2x - 2y – 2z = 0
akan diubah ke dalam bentuk matriks, sehingga:

1 −3 1 0
Misal, A=
[ 2 1 −5 0
2 −2 −2 0 ]
Selanjutnya, kita akan menggunakan operasi baris elementer
dengan eliminasi Gauss. Sehingga:

1 −3 1 0

[ 2 1 −5 0
2 −2 −2 0 ]
Pada baris kedua, selisihkan antara baris kedua dengan 2 kali baris
pertama. Selain itu pada baris ketiga, juga akan diselisihkan antara
baris ketiga dengan 2 kali baris pertama. Sehingga diperoleh:

1 −3 1 0

[ 0 7 −7 0
0 4 −4 0 ]
1
Selanjutnya adalah kalikan pada baris kedua sehingga diperoleh:
7
1 −3 1 0

[ 0 1 −1 0
0 4 −4 0 ]
Kemudian langkah terakhir adalah pada baris ketiga, selisihkan
antara baris ketiga dengan 4 kali baris kedua. Sehingga diperoleh:

1 −3 1 0

[ 0 1 −1 0
0 0 0 0 ]
Jadi:
 x – 3y + z = 0
 y–z=0
 misalkan z = t
Sehingga:
 y–z=0
y–t=0
y=t
 x – 3y + z = 0
x – 3t + t = 0
x – 2t = 0
x = 2t
Dapat disimpulkan bahwa vektor P merupakan himpunan tak bebas
linear atau bergantung linear.
4. Tunjukkan bahwa polinomia-polinomial berikut ini bebas linier?
P1 = 1 – 2X + 3X2
P2 = 5 + 6X – X2
P3 = 3 + 2X + X2
Jawab:
a1p1 + a2p2+ a3p3 = 0

1 5 3

[ ] [] []
a 1 −2 + a2 6 + a3 2 =0
3 1 1

1 5 3 a1
[ ][ ]
−2 6 2 x a2 =0
3 −1 1 a3

Agar a1, a2 dan a3 memiliki nilai, maka determinan dari matrik 3 x


3 harus nol, jadi nilai a1, a2 dan a3 ada.
Dengan demikian polynomial-polinomial tersebut adalah
bergantung linier.
5. Himpunan vektor x = (3,0,0), y = (0,3,0), z = (0,0,3) pada R.
Apakah bebas linear?
Jawab:
Bentuk SPL homogen:

3 0 0 0

[] [] [][]
k 1 0 +k 2 3 + k 3 0 = 0
0 0 3 0

3 k1 0 0 0

[ 0 3 k2 0 = 0
0 0 3 k3 0 ][]
3 k 1=3 k 2=3 k 3 =0
Maka vektor x , y , z bebas linear.
a1 1 0 1

a3 {} 1 {} {} {}
6. Apakah vektor S= a 2 , dimana a 1= 1 , a 2= 1 , a 3= 1
0 0
adalah himpunan bebas linear?
Jawab:
k 1 a1 +k 2 a 2+ k 3 a3=0
1 0 1
() () ()
k 1 1 +k 2 1 + k 3 1 =0
1 0 0

k1 0 k3

( )( )( )
k1
k1
+ k
0
2 + k 3 =0
0

Sehingga diperoleh persamaan linear:


k 1+ k 3=0 … ( 1 )
k 1 +k 2 +k 3 =0 … ( 2 )
k 1=0 … ( 3 )
Eliminasi persamaan 2 dan 1

k 1 +k 2 + k 3=0
k 1 +k 3=0
−¿
k 2 =0
Subtitusi persamaan 3 ke persamaan 1
k 1+ k 3=0
0+ k 3=0
k 3=0
Karena k 1=k 2=k 3=0 , maka dapat disimpulkan bahwa
himpunan tersebut bebas linear.

u1 2 −2 −3

u3() 1 () () ()
7. Diketahui: T = u 2 , dimana:u1 = −3 , u2 = 1 , u3 = 2
3 1
Apakah T merupakan himpunan bebas linear?
Jawab:
k1u1 + k2u2 + k3u3 = 0

2 −2 −3
() () ()
k1 −3 + k2 1 + k3 2
1 3 1
=0

2k1 −2 k 2 −3 k 3

( )( )( )
−3 k 1 + k 2 + k 3
k1 3k2 3k3
=0

SPL:
2k1 – 2k2 – 3k3 = 0
-3k1 + k2 + 2k2 = 0
k1 + 3k2 + k3 =0

2 −2 −3 2 −2

[ −3 1
1 3
2 −3 1
1 1 3 | ]
= (2 – 4 + 27) + (-3 + 12 + 6)
= 25 + 14
= 40
T merupakan himpunan bebas linear karena determinannya
tak nol.

2 2 1
8. Himpunan
{[ ] [ ] [ ]}
2 , 2 , 2
1 1 1
merupakan himpunan R3 untuk

sebarang skalar K 1 , K 2 , K 3 ∈ R Tentukan apakah himpunan S


bebas linear?
Jawab:

2 2 1 0

[] [] [] []
k 1 2 + k 2 2 +k 3 2 = 0
2 1 1 0
2 k1 2 k2 k3 0

[ ][ ][ ] []
2 k 1 + 2 k 2 + 2k 3 = 0
2 k1 k2 k3 0

2 k 1 +2 k 2 + k 3 0

[ ][]
¿ 2 k 1 +2 k 2 +2 k 3 = 0
2 k 1 +k 2+ k 3 0

Dari ketiga persamaan di atas diubah ke bentuk matriks


kemudian di determinankan, jika hasil determinan tidak sama
dengan nol maka terbukti bahwa vektor S merupakan himpunan
bebas linear.

2 2 1 2 2 1

[ ] [ ]
2 2 2 → Det 2 2 2
2 1 1 2 1 1
2 2 1 2 2

(
¿ Det 2 2 2
2 1 1 | )
2 2
2 1

¿ ( 4 +8+2 ) −( 4 +4 +4 )
¿ 14−12
¿2
Maka vektor S adalah himpunan bebas linear.
9. Buktikanlah apakah vektor M = {a 1, a2, a3}, dimana a1 = (7, -2, 3),
a2 = (5, 6, 1), a3 = (3, 3, 1) merupakan himpunan bebas linear?
Jawab:
K1a1 + k2a2 + k3a3 = 0

7 5 3 7k1 5k2 3k3

( ) () () ( ) ( ) ( )
K1 −2 + k2 6 + k3 3 = 0 → −2 k 1 + 6 k 2 + 3 k 3
3 1 1 3k1 k2 k3
Diperoleh SPL:
7K1 + 5k2 + 3k3 = 0
-2k1 + 6k2 + 3k3 = 0
3k1 + k2 + k3 =0
Bentuk matriks:

7 5 3 7 5 3

[ ] [ ]
−2 6 3 → det −2 6 3
3 1 1 3 1 1
7 5 3 7 5
( | )
→ det −2 6 3 −2 6
3 1 1 3 1
= (42 + 45 + (-6)) - (54 + 21 + (-10))
= 16
Jadi vektor M merupakan himpunan bebas linear.
10. vector V = { v1 , v 2} dimana v1 =(-2,4) dan v 2 = (3,4) adalah
himpunan bebas linear?

Jawab:
k 1 v1 + k 2 v2 = 0

k1 [−24] k [ 34]
+ 2 =0

−2 k 1 3 k2
[ ][ ]
4 k1
+
4 k2
=0

SPL = −2 k 1 + 3 k 2 = 0

= 4 k1 + 4 k2 = 0
Bentuk matriks :

[−24 34] kemudian dicari determinan

[−24 34]
= det = ad-bc

= -2.4 – 3.4
= -8-12
= -20
Karena determinana idak sama dengan 0 maka erbukti vector V
merupakan himpunan bebas linear.

11. Himpunan

s { v 1 , v 2 , v 3 } dimana v 1=(−3 , 2 , 1 ) v 2=( 0 ,−2 , 3 ) v 3= (−4 , 0,1 )


tunjukkan apakah s himpunan bebas linear?
Jawab:
Membentuk SPL homogen

−3 0 −4 0

[ ] [ ] [ ][]
k 1 2 +k 2 −2 + k 3 0 = 0
1 3 1 0

Jadi, himpunan vektor-vektor S tak bebas linear. Karena ∈


persamaan 7 ∈ variabel yang tak diketahui maka, SPL ada
pemecahan lain (tak trival).
12. Himpunan S = { v₁ , v₂ , v₃ } diamana v₁ = (1, 2, -3) , v₂ =(0, 3,
-2) , v₃ =(1, 0, -4) tunjukkan apakah S himpunan bebas linear?
Jawab:
Membentuk SPL homogen

1 0 1 0

[ ] [ ] [ ] []
K₁ 2 + K₂ 3 +K₃ 0 = 0
−3 −2 −4 0
Jadi ,himpunan vector- vector S tak bebas linear karena ∊
persamaan > ∊ variable yang tak diketahui maka , SPL ada
pemecahan lain ( tak trival).
13. Periksalah apakah vektor D merupakan himpunan tak bebas linear.
Dimana diketahui D = {a, b, c} dimana a = {1, -1, 0}, b = (5, 3, -2)
dan c = (1, 3, -1)?
Jawab:
Xa + yb + zc = 0

1 5 1
() ()()
−1 x + 3 y + 3 z
0 −2 −1
Diperoleh SPL:
X + 5y + z = 0
-x + 3y + 3z = 0
-2y – z = 0
Bentuk matriks:

1 5 1 0
(−1 3 3 0
0 −2 −1 0 |)
Dilakukan OBE:

1 5 1 0
(−1 3
|)
3 0 b2 = b1 + b2
0 −2 −1 0
1 5 1 0
( 0 8
|)
1
4 0 b2 = b2
0 −2 −1 0
8

1 5 1

( 0 1
1
2
0 −2 −1
0

|)
0 b1= -5b2 + b1
0

−3

( |)
1 0
2 0
1 0 b3 = 2b2 + b3
0 1
2 0
0 −2 −1
−3

( |)
1 0
2 0
1 0
0 1
2 0
0 0 0

3 1
diperoleh: x - z =0 dan y + z = 0
2 2
3
 x- z=0
2
3
x= z
2
1
 y+ z=0
2
1
y=-
2

misal z = 2t

3
x= (2t)
2
= 3t

1
y=- (2t)
2
Maka diperoleh x = 3t, y = -t dan z = 2t

Jadi, kesimpulannya vektor D merupakan himpunan tak bebas linear.


−1 1 3
14.
1() () ()
x́= 2 , ý= 1 , ź= −6 apakah ketiga vektor tersebut bebas
−1 −3
linear?

Jawab:

0́=k 1 x́+ k 2 ý + k 3 ź
Atau

−1 1 3 k1 0
( 2 1 −6 k 2
1 −1 −3 k 3
= 0
0 )( ) ( )
−1 1 3 0

( 2 1 −6 0 −b1
1 −1 −3 0 |)
1 −1 −3 0 b −2b

( 2 1 −6 0 2
1 −1 −3 0 |)
b3−b1
1

1 −1 −3 0

( 0 3
0 0
0 0
0 0 |)
Ini menunjukkan bahwa k 1 , k 2 , k 3 memiliki solusi tak hingga
banyak. Jadi, x́ , ý , ź adalah vektor yang tak bebas linear atau
bergantung linear.
15. Tentukan vector-vektor R = { v1 , v 2 , v 3} dimana v1 ,= (2,4) , v 2=
(-2,2) , v3 =(0,6). Apakah membentuk suatu himpunan tak bebas?

Jawab:
Untuk menunjukkan R bebas linear maka berlaku 0 =

k 1+ v 1 , , k 2 +v 2 , k 3 +v 3 , dimana 0 =(0,0) hanya mempunyai trivial


saja.

k1 ( 24) k (−22) k ( 06)


+ 2 + 3 =0

2 k1 −2 k 2 0
( ) ( )( )
4 k1
+
2 k2
+
6 k3
=0

Diperoleh SPL:
2 k 1−2 k 2= 0
4 k 1 + 2 k 2+6 k 3= 0
Diselesaikan dengan menggunakan eliminasi Gauss Juordan

( 24 −22 06|00) 12 b 1

( 14 −12 06|00 ) b −4 b 2 1

1 −1 0 0 1
(0 6 6|0) 6 b 2

(10 −11 01|00)


Maka, splnya = k 1+ k 3 = 0

= k 2+ k 3 = 0, sehingga
k 1=−k 3

k 2=−k 3, kita misalkan k 3=t maka berlaku k 1=−t dan


k 2=−t yang berarti ada penyelesaian tak trivial, jadi R tidak
bebas linear.

16. Tentukan vector-vector L { O, P, Q} dimana O = (2, 4, 6), P =(1, 3,


2) , Q=(1,1,3) . Apakah membentuk himpunan takbebas?

Jawab:
Xa , ⃗
L dikatakan bebas linear apabila ⃗ Yp , ⃗
ZQ = 0. Mengakibatkan
ada nilai k 1 , k 2…ku yang tak nol.

Xa , ⃗
⃗ Yp , ⃗
ZQ = 0
2 1 1 0
() () () ()
¿ 4
6
X + 3
2
Y + 1
3
=¿ 0
0
Diperoleh SPL
2X + Y + Z = 0
4X + 3Y + Z = 0
6X + 2Y + 3Z = 0
Bentuk matriks

2 1 10

( |)
4 3 10
6 2 30
Penyelesaian menggunakan OBE atau eliminasi Gauss Jordan
dengan menggunakan segitiga atas:
2 1 10

( |) 1
4 3 1 0 b1
6 2 30
2

1 1
1

( |)
4
6
2
3
2
2
1
3
0
0 b 2−4 b1 danb 3−6 b 1
0

1 1
1

( 2 2
0 1 −1
0 −1 0
0
0 b 3+ b2
0 |)
1 1
1

( 2 2
0 1 −1
0 −1 0
0
0
0 |)
Jadi,
1 1
X+ Y+ Z=0
2 2
Y –Z = 0
Misal Z =K, maka:
 Y–K=0
Y=K
1 1
 X+ Y+ Z=0
2 2
1 1
X+ ¿ K) + (K) = 0
2 2
−1 −1
X= ¿ K) (K)
2 2
X=-K
Maka diperoleh X = -K , Y = K dan Z=K, Dapat disimpulkan
bahwa L merupakan tidak bebas linear.

17. Diketahui vektor Q= { a , b , c } di mana

a⃗ =( 1 ,2 ,−3 ) ; ⃗b=( 3 , 4 ,7 ) ,∧⃗c =(2 ,1 , 3). Buktikanlah

apakah vektor Q merupakan himpunan tak bebas linear?


Jawab:
Q dikatakan bebas linear apabila x ⃗a + y ⃗b + z ⃗c =0
mengakibatkan ada nilai k 1,k2, … k n yang tak nol.
x ⃗a + y ⃗b + z ⃗c =0
1 3 2 0
() () () ()
2 x+ 4 y + 1 z = 0
3 7 3 0
Diperoleh SPL:
x +3 y+ 2 z=0
2 x+ 4 y + z=0
3 x+ 7 y+ 3 z=0
1 3 20

( |)
2 4 10
3 7 30

1 3 20 1 3 20

( |) ( |)
2 4 1 0 2b 1−b 2 → 0 2 3 0 b 3¿ 3 b1−b 3
3 7 30 3 7 30
1 3 20 1 3 20

( |)
0 2 3 0 b 3¿ b2−b 3→ 0 2 3 0
0 2 30 0 0 00 ( |)
Jadi,
x +3 y+ 2 z +0
2 y+ 2 z=0
z=m

2 y+ 2 m=0
y=−m

x +3 (−m )+ 2m=0
x−m=0
x=m
Diperoleh, x=m , y=−m ,∧z=m. Sehingga vektor Q
himpunan tak bebas linear.
18. Diketahui vector S= { p , q ,r }di mana

⃗p= (1 ,−2 ,3 ) , ⃗q =(−3 , 2 ,−5 ) ,∧⃗r =(1 ,−1, 2). Buktikanlah


apakah vektor S merupakan himpunan tak bebas linear?
Jawab:
S dikatakan bebas linear apabila x ⃗p + y q⃗ + z r⃗ =0
mengakibatkan ada nilai k 1,k2, … k n yang tak nol.
x ⃗p + y q⃗ + z r⃗ =0
1 −3 1
()()()
−2
3
x+ 2
−5
y+ −1 z =0
2
Diperoleh SPL:
x−3 y + z=0
−2 x+2 y−z =0
3 x−5 y +2 z =0
1 −3 1 0

( −2 2 −1 0
3 −5 2 0 |)
1 −3 1 0

( |)
−2 2 −1 0 2 b1+b 2
3 −5 2 0

1 −3 1 0

( |)
0 −4 1 0 b3¿ 3 b1−b 3
3 −5 2 0

1 3 10 1 3 10

( 0 −4 1 0|) ( |)
0 −4 1 0 b3¿ b2−b 3→ 0 −4 1 0
0 0 00
Jadi:
x +3 y+ z=0
−4 y + z=0
z=m
−4 y +m=0
−m 1
y= = m
−4 4

x +3 ( 14 m )+ m=0
3
x + m+ m=0
4
−7
x= m
4
Maka vektor S merupakan himpunan tak bebas linear.
19. Himpunan S = {v1, v2, v3, v4, v5 } dimana v1 = (1,0,2,4); v2 = (2,1,-
2,2); v3 = (2,-1,0,2); v4= (0,-3,0,1); v5 = (1,1,-1,1), tunjukkan
apakah S himpunan bebas linear?
Jawab:
Membentuk SPL homogen

1 2 2 0 1 0

() ( ) ( ) ( ) ( )()
k 1 0 +k 2 1 + k 3
2
4
−2
2
−1 +k
0
2
4
−3 +k 1 = 0
0
1
5
−1
1
0
0
Jadi, himpunan vektor-vektor S tak bebas linear karena ∑
persamaan > ∑ variabel yang tak diketahui maka SPL ada
pemecahan lain (tak trivial).
20. Tentukan vektor-vektor U={a,b.c} dimana a=(1,2,3) b=(2,7,3) dan
c=(1,1,4). Apakah membentuk suatu himpunan tak bebas?
Jawab:
U dikatakan bebas linear apabila xa+ yb + zc=0
mengakibatkan ada nilai k 1 , k 2 , … k n yang tak nol
xa+ yb + zc=0
1 2 1 0
() () () ()
2 x+ 7 y+ 1 z = 0
3 3 4 0
Sistem persamaan linear
x +2 y + z =0
2 x+7 y + z=0
3 x+ 3 y + 4 z=0
Bentuk matriks

1 2 10
( |)
2 7 10
3 3 10
Penyelesaian menggunakan OBE atau eliminasi Gauss dengan
menggunakan segitiga atas:

1 2 10
( |)
2 7 1 0 b 2−2 b1 dan b3−3 b 1
3 3 40
1 2 1 0
( |)
0 3 −1 0 b3 +b2
0 −3 1 0
1 2 1 0
( |)
0 3 −1 0
0 0 0 0
Sistem persamaan linear
x +2 y + z =0
3 y−z=0
Misalkan z=k , maka
 3 y=k
k
y=
3
 x=−2 y−k
−2 k
¿ −k
3
−2 k−3 k
¿
3
−5 k
x=
3
Jadi, dapat disimpulkan bahwa U merupakan himpunan tidak
bebas linear.

W. Menunjukkan Basis Dari Suatu Ruang Vektor


Contoh soal

1. Tentukan basis dan dimensi untuk ruang pemecahan atau solusi


dari sistem persamaan linear homogen berikut:
x 1+ 5 x 2 +2 x3 −5 x 4 =0
2 x1 −4 x 2 +8 x 3−2 x 4=0
Penyelesaian:
x 1+ 5 x 2 +2 x3 −5 x 4 =0
2 x1 −4 x 2 +8 x 3−2 x 4=0
Dari sistem persamaan linear ini dapat di selesaikan dengan
menggunakan eliminasi gauss sebagai berikut. Yakni:

[ 12 −45 28 −5
−2 ]
b −2 b 2 1

[ 10 −145 24 −58 ]− 141 b 2

1 5 2 −5

[ 0 1
2 −2
7 3 ]
Sehingga diperoleh persamaan berikut:
2 2
 x 2+ x3 − x 4=0
7 5
−2 2
x 2= x 3+ x 4
7 5
 x 1+ 5 x 2 +2 x3 −5 x 4 =0
x 1=5 x 2−2 x 3 +5 x 4

x 1=5 ( −27 x + 25 x )−2 x +5 x


3 4 3 4

−10
x 1= x + 2 x 4 −2 x 3 +5 x 4
7 3
−24
x 1= x +7 x 4
4 3

Karena x 3 dapat ditetapkan dengan sebarang nilai s, dan x 4


sebarang nilai t , maka terdapat banyak tak hingga solusi.
Himpunan pemecahan diberikan rumus-rumus sebagai berikut:
−24
 x 1= s+ 7 t
7
−2 2
 x 2= s+ t
7 5
 x 3=s
 x 4 =t

sehingga vektor-vektor pemecahan tersebut dapat


dituliskan sebagai:

−24 −24 −24

[ ][ ] [ ][ ] [ ] [ ]
s+ 7 t s 7t 7
x1 7 7 7
2 2
x 2 = −2 2 = −2 + t =s −2 +t
s+ t s 5 5
x3 7 5 7 7
0 0
x4 s s 1
t 1
t 0 0

Jadi basis ruang penyelesaian sistem persamaan linear di


atas adalah:

({ −247 ,− 27 ,1,0) ,(7 , 25 , 0,1)} dan dimensi dua.

2. Tunjukkan bahwa himpunan S= { u1 ,u2 } adalah suatu basis untuk

R2, jika diketahui u1= (−1, 2 ) dan u2= ( 2, 3 )


 S bebas linear
Tunjukkan:

k 1 u1 +k 2 u2=0́=( 0 , 0)
k 1 (−1 ,2 )+ k 2 (2,3)
Akan diperoleh sistem persamaan linear homogen
−k 1+2 k 2 =0
2 k 1 +3 k 2=0
Determinan

[−12 23] → ad−bc=−1.3−2.2=−7


−0 −0
Karena k 1= , k 2 = , maka k 1=k 2=0 jadi S bebas linear.
7 7
 S merentang R2
Misalkan W =( a ,b)∈ R2

k 1 u1 +k 2 u2=W =( a , b )
k 1 (−1 ,2 )+ k 2 (2,3)
Akan diperoleh:
−k 1+2 k 2 =0
2 k 1 +3 k 2=0
Determinan

[−12 23] → ad−bc=−1.3−2.2=−7 ≠0


Jadi SPL ini memiliki solusi, maka S merentang R2
Karena dipenuhi syarat 1 dan 2 maka terbukti bahwa S adalah
basis untuk R2.
3. Tentukanlah basis dan dimensi untuk ruang pemecahan dari sistem
homogennya !
x 1−2 x2+3 x 3−5 x 4¿ 0
3 x 1−6 x 2+9 x 3+15 x 4¿ 0
Penyelesaian:

[ 13 −2 3 −5 0
−6 9 15 0 ]
b 2 −3 b1¿
1 −2 3 −5 0
0 0 0 0 0 [ ]
Sehingga diperoleh solusi persamaan
x 1−2 x2+3 x 3−5 x 4¿ 0
Atau
x 1¿ 2 x2−3 x 2+5 x 4
x1 2r −3 s +5 t 2 r −3 s 5 t 2 5

[ ][ ][ ][ ][ ] [] [ ] []
−3
x2 r r 0 0 =r 1 + s 0 +t 0
= = + +
x3 s 0 s 0 0 1 0
x4 t 0 0 t 0 0 1

Jadi, basis penyelesaian sistem persamaan linear di atas adalah:

{ ( 2 , 1, 0 , 0 ) , (−3 , 0 ,1 , 0 ) ,(5 , 0 , 0 ,1) }dan dimensi 3.


4. Tentukanlah baris dan dimensi untuk ruang pemecahan dari system
homogen
x 1+ 3 x 2 +6 x 3+ 9 x 4=0
2 x1 +6 x 2 +12 x 3 +18 x 4=0
Penyelesaian:
x 1+ 3 x 2 +6 x 3+ 9 x 4=0
2 x1 +6 x 2 +12 x 3 +18 x 4=0
Sistem persamaan linear ini dapat diselesaikan dengan
menggunakan eliminasi Gauss Jordan sebagai berikut :

[ 12 3 6 9
k −2 b1
6 12 18 2 ]
[ 10 3 6 9
0 0 0 ]
Sehingga diperoleh solusi sebagai berikut .
x 1+ 3 x 2 +6 x 3+ 9 x 4=0
atau
x 1=−3 x 2−6 x 3−9 x 4
Himpunan pemecahan solusi diberikan rumus-rumus sebagai
berikut :
x 1=−3 x 2−6 x 3−9 x 4
x 2=r
x 3=s
x 4 =t
x 1=−3 r−6 s−9 t
Sehingga vector-vektor pemecahan tersebut dapat ditulis

x 1 −3 r−6 s−9 t −3 r −6 s −9 t

[ ][ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]
−3 −6 −9
x2 r r 0 0 1 +s 0 + t 0
= + + =r
x3 s 0 s 0 0 1 0
x4 t 0 0 t 0 0 1

Jadi baris ruang penyelesaian system persamaan linear di atas

adalah { (−3 , 1,0,0 ) , (−6,0,1,0 ) , (−9,0,0,1 ) } dan dimensi 3.


5. Tentukan baris dan dimensi untuk ruang pemecahan dari sistem
homogen.
x 1+ 4 x 2 +6 x 3−8 x 4=0
2 x1 +8 x 2 +12 x 3−16 x 4 =0
Penyelesaian:
x 1+ 4 x 2 +6 x 3−8 x 4=0
2 x1 +8 x 2 +12 x 3−16 x 4 =0
Sistem persamaan linear ini dapat diselesaikan dengan
menggunakan eliminasi gauss Jordan sebagai berikut:

[ 12 4 6 −8 0
b −2 b 1
8 12 −16 0 2 ]
[ 10 4 6 −8 0
0 0 0 0 ]
Sehingga diperoleh solusi sebagai berikut:
x 1+ 4 x 2 +6 x 3−8 x 4=0
atau
x 1=−4 x 2−6 x 3+ 8 x 4
Himpunan pemecahan diberikan rumus-rumus sebagai berikut:
x 1=−4 x 2−6 x 3+ 8 x 4
x 2=r
x 3=s
x 4 =t x 1=−4 r−5 s+7 t
Sehingga vektor-vektor pemecahan berikut dapat dituliskan
sebagai berikut:

x 1 −4 r−5 s +7 t −4 r −5 s 7 t 7

[ ][ ][ ][ ][ ] [ ] [ ] []
−4 −5
x2 r
= = r + 0 + 0 =r 1 +s 0 +t 0
x3 s 0 s 0 0 1 0
x4 t 0 0 t 0 0 1

Jadi basis ruang penyelesaian sistem persamaan linear di atas

adalah { (−4 , 1 ,0 , 0 ) , (−5 , 0 ,1 , 0 ) , ( 7 , 0 ,0 , 1 ) } dan dimensi 3.

6. Anggap s=v 1 , v 2 , v3 dimana

v1 =( 1,2,1 ) , v 2 =( 2,9,0 ) , v 3=(3,3,4) adalah baris untuk R3.


Carilah vektor v dalam R3 yang vektor koordinatnya berkenaan
dengan basis s adalah ( v ) s= (−1,3,2 ).
Penyelesaian:
v=c 1 v 1+ c 2 v2 + c3 v 3
v=(−1 ) v 2 +3 v 2 +2 v 3
v=(−1 ) (1,2,1 ) +3 ( 2,9,0 ) +2 ( 3,3,4 )
v=(11,31,7 )

7. Tunjukkan bahwa himpunan vektor berikut merupakan basis untuk

R2 atau bukan.
a) A={x 1 , x 2 } dimana a 1=( 2,2 ) dan a 2=( 2,4 )

Misalkan v= a ∈ R 2
()
b
k 1 a1 +k 2 a 2=v

k 1 2 +k 2 2 = a
() () ()
2 4 b
2k 2k
=( a )
(2 k ) ( 4 k ) b
1

1
+ 2

2 k 1 +2 k 2=a
2 k 1 +4 k 2=b

Sehingga bentuk matriks standarnya T= 2 2


( )
2 4

|T |= 2 2 =8−4=4
|2 4|
A merupakan basis untuk R2 jika :
 A merentang R2
Karena det ⁡(T )≠ 0, maka SPL memiliki solusi untuk setiap a dan
b.
Jadi, A merentang R2
 A bebas linear
Jika a=0 dan b=0 , det ( T ) ≠ 0 , maka SPL mempunyai solusi
trivial atau tunggal.
Jadi, A bebas liniar.
Kesimpulannya, B adalah basis untuk R2.

b) B={ x1 , x2 } dimana b 1= ( 43 ) (68)


dan b 2=

Misalkan v= ( ab )∈ R 2

k 1 b1 +k 2 b 2=v

k1 ( 43)+ k (86)=(ab)
2

4k 8k
( 3 k ) ( 6 k )=( ab)
1
+
1
2

4 k 1 +8 k 2 =a
3 k 1 +6 k 2=b

Sehingga bentuk matriks standarnya T= ( 43 86 )


|T |= 4 8 =24−24=0
|3 6|
B merupakan basis untuk R2 jika :
 B merentang R2
Karena det (T )=0, maka SPL tidak memiliki solusi untuk setiap
a dan b . Jadi, B tidak merentang R2.
 A bebas linear
Jika a=0 dan b=0, det (T )=0, maka SPL mempunyai solusi
tak trivial atau tidak tunggal tunggal.
Jadi, B tidak bebas liniar.
Kesimpulannya, B bukan merupakan basis untuk R2.

1 0
8. Tunjukkan bahwa W =
{( ) ( )}
1 , 2
3 1
merupakan basis untuk R3

a
()
Misalkan v= b ∈ R
c
2

w 1=( 1,1,3 ) dan w 2=( 0,2,1 )


k 1 b1 +k 2 b 2=v
1 0 a
() () ()
k 1 1 + k2 2 = b
3 1 c
k1 0 a

( )( ) ()
k 1 + 2 k2 = b
3k1 k2 c

k 1=a
k 1+2 k 2 =b
3 k 1 +k 2=c
B merupakan basis untuk R2 jika :
 A merentang R2
 k 1=a
a=k 1
 k 1+2 k 2 =b
b−a
a+ 2k 2=b → k 2=
2
b=a+2 k 2
 3 k 1 +k 2=c
b−a
c=3 a+
2
6 a−a+ b
c=
2
5 a+b
c=
2
Karena terdapat penyelesaian untuk setiap a , b , c maka W
merentang R3
 A bebas linear
Untuk a=0 , b=0 , dan c=0
k 1=0
k 1+2 k 2 =0
3 k 1 +k 2=0
 k 1=0
 0+2 k 2=0
2 k 2=0
k 2=0
Karena SPL homogen mempunyai solusi trivial yaitu k 1=0 dan
k 2=0 maka W bebas linear.
Kesimpulannya, B bukan merupakan basis untuk R3.
9. Diketahui S= { v 1 , v 2 , v 3 }, dimana:
v1 =( 1,1,2 ) , v 2 =( 1,0,1 ) , v 3 =( 2,1,3 )
Apakah merupakan basis ruang vektor R3 ?
R3={(a , ,b ,c )|a , b , c ∈ R }
Penyelesaian:
Syarat suatu himpunan merupakan basis ruang vektor adalah
himpunan itu Merentang dan Bebas Linear
 Merentang
Misalkan:

w=(a , b , c)∈ R3
k 1 v 1 +k 2 v 2+ k 3 v 3=w
( k 1 , k 1 , 2 k 1 ) + ( k 2 , 0 , k 2 ) + ( 2 k 3 , k 3 , 3 k 3 )=( a ,b , c )
k 1+ k 2+ 2 k 3=a
k 1+ k 3=b
2 k 1 +k 2 +3 k 3=c
 Ubah ke dalam matriks diperbesar dan cari determinannya:
1 1 21 1

[ | ]
1 0 11 0
2 1 32 1
D = (0 + 2 + 2) – (0 + 1 + 3)
=4–4

=0

Karena determinannya 0 maka S tidak merentang.

 Bebas Linear

1 1 21 1

[ | ]
1 0 11 0
2 1 32 1

D = (0 + 2 + 2) – (0 + 1 + 3)

=4–4

= 0 ( S bukan/tidak bebas linear karena determinannya 0)

 Kesimpulan:
S bukan merupakan basis ruang vektor R3
10. Tunjukkan bahwa matriks berikut:

M = 3 6 , 0 −1 , 0 −8 , 1 0
[ ][
3 −6 −1 0 −12 −4 −1 2 ][ ][ ]
Merupakan basis bagi matriks berukuran 2 ×2.
Penyelesaian:
Kombinasi linear
k1 [33 −66 ]+ k [−10 −10 ]+ k [−120 −4
2 3
−8
]+ k [−11 02]
4 =

[ ac bd ]
Dengan menyamakan setiap unsur pada kedua matriks diperoleh
SPL:

3 0 0 1 k1 a

[ 6 −1 −8

6 0 −4
0 k

2 k4
2
3 −1 −12 −1 k 3
=b
c
d
][ ] [ ]
Determinan matriks koefisiennya MK = 48
 Determinan MK ≠ 0 → SPLmemiliki solusi ∀ a , b , c ,d . Jadi,
M membangun M 2 X 2.
 Ketika a=0 , b=0 , c=0 , d=0 . Determinan MK ≠ 0 → SPL
homogen punya solusi tunggal. Jadi, M bebas linear. Karena M
bebas linear dan membangun M 2 X 2 maka M merupakan basis
M 2 X 2.

X. Menentukan Ruang Baris, Ruang Kolom dan Ruang Nol


Contoh soal

1. Diketahui:
x1
x
Z= 1 6 5 7 2
[
2 3 6 8 x3

Tentukan:
x4
] []
a) Basis ruang baris dan basis ruang kolom beserta dimensinya

b 1=( 1,6,5,7 ) dan b2=( 2,3,6,8 ) adalah vektor baris

k 1= 1 , k 2= 6 , k 3= 5 , k 4= 7 adalah vektor kolom


[] [] [] []
2 3 6 8
1 6 5 7
Z=[
2 3 6 8]
b −2 b 2 1

1 6 5 7 1
Z=[
0 0 −4 −4 ] 4
− b 2

1 6 5 7
Z=[
0 0 1 1]

Karena telah diperoleh satu utama, sehingga:


 Basis ruang baris
{( 1,6,5,7 ) , ( 2,3,6,8 )
Sb ={ b1 , b2 } dimensi 2.
 Basis ruang kolom

1 , 5
{( ) ( )}
2 6
Sk ={ k 1 , k 3 } dimensi 2.
b) Basis ruang null beserta dimensinya.
ZX=0
x1

[ 2 3 6 8 x3
x4
[]
1 6 5 7 x2 = 0
] []
0

1 6 5 7 0 b −2b
[ 2 3 6 80 2 |] 1

1 6 5 7 0 −1b
[ 0 0 −4 −4 0 4 2 |]
1 6 5 70
[ 0 0 1 10 |]
 x 3+ x 4=0
x 3=−x 4
 x 1+ 6 x2 +5 x 3+ 7 x 4=0
x 1=−6 x 2−(−5 x 4 ) −7 x 4
x 1=−6 x 2−2 x 4
Misalkan x 2=a dan x 4 =b
x 1 −6 a−2 b −6 a −2 b

[ ] [ ] [ ][ ] [ ] [ ]
−6 −2
x a
X= 2 = = a + 0 =a 1 +b 0
x3 −b 0 −b 0 −1
x4 c 0 b 0 1
−6 −2
Jika u1=
1
0
0
[] []
dan u2=

Maka basis ruang null adalah


0
−1
1
Sn= { u1 ,u2 } dimensi 2

2. Terdapat matriks D= [−12 0 1


1 3 ]
. Maka tetukanlah ruang baris,

ruang kolom, dan ruang nolnya.


Penyelesaian:
Vektor baris D:
b 1=( 2,0,1 )
b 2=(−1,1,3 )
Vektor kolom D:

c 1= 2 , c2 = 0 , c 3= 1
[ ] [] []
−1 1 3

Ruang baris D:
{ k 1 ( 2,0,1 ) +k 2 (−1,1,1 )|k 1 , k 2 ∈ R }

Ruang kolom D:

k 1 2 +k 2 0 +k 3 1 k 1 , k 2 , k 3 ∈ R
{ [ ] [ ] [ ]|
−1 1 3 }
Ruang nol
x
Misal
2 0 1 1
[ x =0
−1 1 1 2
x3
] []
x1 k
x
[][ ]
Solusi 2 = 2 k , untuk sebarang k ∈ R
x3 10 k

Ruang nol dari D adalah :


1

{ [ ]| }
k 12 k ∈ R
10
3. Diketahui

1 −2 0 3 −4

[
A= 3 2
2 3
−1 2
Tentukan:
81 4
7 2 −3
0 4 −3
]
a. basis ruang baris
b. basis ruang kolom
c. basis ruang nol
penyelesaian:

1 −2 0 3 −4 −3 b +b

[
A= 3 2
2 3
−1 2
8 1 4 b −2 b
7 2 −3 2
0 4 −3 b 4
1

+b ]
1
1
2
1 −2 0 3 −4
A= 0
0
0
[ 8
7
0
8 −8 16 1 b
7 −4 11 8
0 7 −7
]2

1 −2 0 3 −4
A= 0
0
0
[ 7
1

0
7 −4 11
0 7 −7
]
1 −1 2 b −7 b
3 2

1 −2 0 3 −4

[
A= 0 1 1 −1 2
1
0 0 0 3 −3 3
0 0 0 7 −7
b3
]
1 −2 0 3 −4

[
A= 0 1 1 −1 2 b4 −7 b3
0 0 0 1 −1
0 0 0 7 −7
]
1 −2 0 3 −4

[
A= 0 1 1 −1 2
0 0 0 1 −1
0 0 00 0
a. basis ruang baris
]
{ ( 1 ,−2,0,3 ,−4 ) , ( 0,1,1 ,−1,2 ) , ( 0,0,0,7 ,−7 ) }
{b 1 , b2 , b3 }

b. basis ruang kolom


1 −2 3

{( ) ( ) ( )}
3 , 2 , 1
2
−1
3
2
2
4

c. basis ruang nol

1 −2 0 3 −4 0

[ |]
A= 0 1 1 −1 2
0 0 0 1 −1
0 0 00 0

x 1−2 x2 +3 x 4−4 x 5
0
0
0

¿0
x 2+ x3 −x 4 +2 x 5 ¿0
x 4 −x5 ¿0
 x4 ¿ x5
 x 2+ x3 −x5 +2 x 5 ¿ x 2+ x 3 + x 5
→ x2=−x3 −x5
 x 1+ 2 x 3 +2 x 5 +3 x 5−4 x5 ¿ x 1+ 2 x 3 + x5
→ x1=−2 x 3−x 5
Misalkan x 3=a , x 5=b

x1 −2a−b −2a −b
x2

x4
x5
[ ] [ ] [ ][ ]
x= x3 =
−a−b
a
b
b
=
−a
a
0
0
+
−b
0
b
b
−2

[][
−1 −1
¿ a 1 + b −1 1
0
0
¿ 1 ]
Basis ruang nul ¿ { u1 , u2 }

4. Diketahui:

2 1 32

[
A= 2 2 1 3
1 3 21 ]
Tentukanlah:
a. Basis ruang baris
b. Basis ruang kolom
c. Basis ruang nol

Penyelesaian:

2 1 32

[
A= 2 2 1 3 b3 ↔ b1
1 3 21 ]
1 3 2 1 b −2b

[
A= 2 2 1 3 2
2 1 32 3b −2b
1

1 ]
1 3 2 1 1

[
A= 0 −4 −3 1 − b 2
0 −5 −1 0
4 ]
1
2 1 3

[
A= 0 1
3 −1
4 4 3
0 −5 −1 0
b +5 b 2
]
1 2 3 1

A=
[ ] 0 1

0 0
3 −1
4 4
11 −5
4 4

1
11
b
4 3

[ ]
1 3 2
−1
3
A= 0 1 4
4
−20
0 0 1
44

a. Basis ruang baris


b 1=(1,3,2,1)

( 34 ,− 14 )
b 2= 0,1,

20
b =( 0,0,1,− )
3
44
S= { b1 , b2 ,b 3 }

b. Baris ruang kolom

2 1 3
|| || ||
c 1 = 2 c 2=¿ 2 c3 = 1
1 3 2
S= { c 1 , c 2 , c3 }

c. Basis ruang Nol

Matriks A yang telah di OBE:


1

[ ]
1 3 2
−1 0
A= 0 1
0 0
3
4
1
|
4 0
−20 0
44
x 1+ 3 x 2 +2 x3 + x 4 =0
3 1
x 2+ x 3− x 4 =0
4 4
20
x 3− x =0
44 4

20
 x 3− x =0
44 4
20
x 3= x
44 4

3 1
 x 2+ x 3− x 4 =0
4 4
−3 1
x 2= x3+ x4
4 4
−3 20 1
x 2=
4 (( ) )
44
x4 + x4
4
−15 1
x 2= x4 + x4
44 4
−1
x 2= x
11 4

 x 1+ 3 x 2 +2 x3 + x 4 =0
x 1=−3 x 2−2 x3 −x 4

x 2=−3 ( −111 x )−2( 2044 x )+ x


4 4 4

3 10
¿ x 4 − x 4+ x 4
11 11
7
¿− x +x
11 4 4
4
¿ x
11 4
Misal x 4 =t

7 4

[ ][ ]
t
x1 11 11

x4
[] −1

44
t
t
−1
x= x2 = 11 t = 11
x3
20 20
44
1
5. Tentukan basis ruang baris dan ruang kolom dari matriks:
1 2 −3 2 4 3

[ 2
4
3
1 2 3 −4
2 3 1 −1
1 2 5 −2
Penyelesaian:
3
2
4
]
Selesaikan terlebih dahulu menggunakan OBE dan ubah ke dalam
matriks atas:

1 2 −3 2 4 3

[ 2
4
3
1 2 3 −4
2 3 1 −1
1 2 5 −2
3
2
4
]
b2 – 2b1, b3 – 4b1, b4 – 3b1

1 2 −3 2 4 3

[ 0 −3 8 −1 −12 −3 −1
0 −6 15 −7 −17 −10 3
0 −5 11 −1 −14 −5
b2
]
1 2−3 2 4 3

[ 0 1
−8 1
3 3
4 1
0 −6 15 −7 −17 −10
0 −5 11 −1 −14 −5
]
b3 + 6b2, b4 + 5b2

1 2 −3 2 4 3

[ 0 1
−8 1
3 3
4 1
0 0 −1 −5 7 −4
0 0
−7 2
3 3
6 0
–b3

]
1 2 −3 2 4 3

[ 0 1
−8

0 0 1
0 0
3

−7
3
1
3
4 1
5 −7 4
2
3
6 0
7
b4 + b3
3
]
1 2 −3 2 4 3

[ 0 1

0 0
−8

0 0 1
3

0
1
3
5
37
3
−7
−31
3
4
4
28
3
1

] 3
37
b4

1 2 −3 2 4 3

[ 0 1

0 0
−8

0 0 1
3

0
1
3
5
1

Basis ruang baris


−7
−31
37
4
4
28
37
1

]
b 1=( 1,2,−3,2,4,3 )

8 1
(
b 2= 0,1,− , , 4,1
3 3 )
b 3=( 0,0,1,5 ,−7,4 )
31 28
(
b 4= 0,0,0,0 ,− ,
37 37 )
S= { b1 , b2 ,b 3 , b 4 }

Basis ruang kolom

k 1=( 1,2,4,3 )

k 2=( 2,1,2,1 )

k 3=(−3,2,3,2 )

k 4=( 2,3,1,5 )

6. Tentukan basis ruang kolom dan baris beserta dimensi basis ruang
kolom dan basis ruang baris dari matriks berikut:

0 1 4
[ ]
A= 1 2 3
1 2 1

Penyelesaian:
Basis untuk ruang baris:

0 1 4

[ ]
A= 1 2 3 b1 ↔ b2
1 2 1
1 2 3

[ ]
A= 0 1 4 b3 −b1
1 2 1
1 2 3

[ ]
A= 0 1 4 −2b 3−b1
0 0 −2
1 2 3

[ ]
A= 0 1 4
0 0 1
Jadi baris untuk ruang baris adalah { ( 1,2,3 ) , ( 0,1,4 ) , ( 0,0,1 ) }
sehingga dimensi baris A adalah 3.
Baris untuk ruang kolom

0 1 1

[ ]
A= 1 2 2 b 2 ↔ b1
4 3 1
1 2 2

[ ]
A= 0 1 1 b2−4 b 1
4 3 1
1 2 2 b −2 b
[
A= 0 1 1 1
b
0 −5 −7 3 +5 b
2

2 ]
1 0 0

[ 1
A= 0 1 1 − b3
0 0 −2
2 ]
1 0 0

[
A= 0 1 1 b2−b 3
0 0 1 ]
1 0 0

[
A= 0 1 0
0 0 1 ]
1 0 0
Jadi, baris 3 untuk ruang kolom adalah
{( ) ( ) ( )}
0 , 1 , 0
0 0 1
sehingga

dimensi ruang kolom A adalah 3.


7. Tentukanlah basis ruang baris, ruang kolom dan ruang nol jika
diketahui matriks

1 3 44

[
M= 2 5 5 8
2 2 24 ]
Penyelesaian:

1 3 4 4 b −2 b

[
M= 2 5 5 8 2
2 2 24 3b −2 b
1

1 ]
1 3 4 4

[
¿ 0 −1 −3 0 −1 b 2
0 −4 −6 −4 ]
1 3 4 4

[
¿ 0 1 3 0 b3 +4 b2
0 −4 −6 −4 ]
1 3 4 4 1

[
¿ 0 1 3 0
0 0 6 −4
b
6 3 ]
1 3
4 4


¿
[ 0 1
0 0 1
3 0
−2
3
Basis ruang baris
]
b 1= [ 1 3 4 4 ]
b 2= [ 0 1 3 0 ]
−2
[
b 3= 0 0 1
3 ]
 Basis ruang kolom

1 3 4

[] [] []
c 1= 2 ,c 2= 5 , c 3= 5
2 2 2
 Basis ruang nol
Matriks A yang telah di OBE
1 3
4 4
A=
[
0 0 1
0 1
3 0
−2
3
Sistem persamaan linear
]
x 1+ 3 x 2 +4 x3 + 4 x 4=0
x 2+ 3 x 3=0
2
x 3− x 4
3
2
 x 3= x 4
3

 x 2=−3 x 3=−3 ( 23 x )=−2 x


4 4

 x 1=−3 x 2−4 x3 −4 x 4

¿−3 (−2 x 4 )−4 ( 23 x )−4 x


4 4
8
¿ 6 x 4− x 4−4 x 4
3
2
¿− x 4
3
Misal x 4 =t

−2 −2

[ ][ ][ ]
x1 t
3 3
x
x= 2 = −2 t =t −2
x3 2 2
t
x4 3 3
t 1
S={u1 }
8. Tentukan vektor-vektor baris dan vektor-vektor kolom matriks
berikut:

1 −40 55 30

[
A= 50 35 −60 20
75 −15 75 5 ]
Penyelesaian :
Vektor-vektor baris A adalah
b 1=¿1, -40,55 , 30 ¿
b 2=( 50 ,35 ,−60 , 20 )
b 3=(75 ,−15 ,75 , 5)
Vektor-vektor kolom A adalah:
k 1=(1 , 50 ,75)
k 2=(−40 , 35 ,−15)
k 3=(55 ,−60 ,75)
k 4=(30 , 20 ,5)
9. Tentukan basis ruang baris dan ruang kolom dari
matriks berikut

1 2 2 1
S=
[ 1 3 3 1
2 4 1 2 ]
Penyelesaian :
Basis untuk ruang baris

1 2 2 1 b −b

[
S= 1 3 3 1 2
b −b
2 4 1 2 3 2
1

]
1 3 2 1

[
= 0 1 1 0
1 1 2 1 ]
Jadi basis untuk ruang baris adalah {1,3,2,1}, { 0, 1, 1, 0}, { 1, 1, 2,
1}
Basis untuk ruang kolom

1 1 2 1 1 2
2
S1= 2
1
[ ] [ ]
3
3
1
4 b2−b3
1 b4 −b1
2
0
2
0
0
3
0
3 b +b
1 2 1
0
1 1 2

[ ]
1 1 5
2 3 1

1 1 2

[ ][ ][ ]
Jadi basis untuk ruang kolom adalah 1 1 5 .
2 3 1
10. Tentukan basis ruang kolom dan basis ruang baris beserta dimensi
basis ruang kolom dan basis ruang baris dari matriks
1 2 3

[ ]
A= 0 1 2
1 2 1
Penyelesaian:
 Basis untuk ruang baris

1 2 3 b 1−2 b2

[ ]
A= 0 1 2 b2−2 b3
1 2 1 b 3−b1

1 0 −1

[ ]
A= 0 1 0 b 1+ b3
0 0 1
1 0 0

[ ]
A= 0 1 0
0 0 1

Jadi, basis untuk ruang baris adalah { ( 1,0,0 ) , ( 0,1,0 ) , ( 0,0,1 ) }


sehingga dimensi ruang baris A adalah 3.

 Basis untuk ruang kolom

1 2 3 b1 −b3

[ ]
A1 = 0 1 2 b 2−2 b1
1 2 1 b 3−3 b1

1 0 0
1

[ ]
A = 0 1 0 b 3−2 b2
0 2 1
1 0 0
1

[ ]
A = 0 1 0
0 0 1
Jadi, basis unutk ruang kolom adalah

1 0 0

{( ) ( ) ( )}
0 , 1 , 0
0 0 1
sehingga dimensi ruang kolom A adalah 3.

Y. Menentukan Peringkat dan Kenolan Dari Suatu Matriks


Contoh soal

1. Tentukan rank dan nulitas dari matriks

A= [ 11 2 6
3 9 ]
Penyelesaian:

A= [ 11 2 6
]
b −b
3 9 2 1

¿ [10 2 6
1 3 ]
Karena terdapat 2 satu utama, ruang baris dan ruang kolom keduanya
2, sehingga rank A=2, kolomnya ada 3 maka:
Rank ( A )+ Nulitas ( A )=3
Nulitas ( A ) =3−2
Nulitas ( A ) =1
2. Tentukan rank dan nulitas matriks U berikut

1 −3 4 −2 5 4 b −2 b
U=
[
2 −6 9 −1 8
2 −6 9 −1 9
2 2
7
b 3−2 b1
−1 3 −4 2 −5 −4 b 4 +b1
1

]
1 −3 −4 −2 5 4
U= 0
[
0 0
0 0
0 1

0 0
3 −2

0
−6

0
b −b
1 3 −1 −1 3 2
]
1 −3 4 −2 5 4
U= 0
[ 0 1
0 0 0 0
0 0 0 0
3 −2
1
0
−6
5
0
Karena terdapat tiga
]
1 utama, maka rank dari matriks U =3.
Kolomnya ada 6, maka:
Rank ( U )+ Nu ; itas ( U )=n
Nulitas ( U )=n−Rank ( U )
Nulitas ( U )=6−3
Nulitas ( U )=3

3. Tentukan rank (peringkat) dan nullitas (kenolan) dari matriks


berikut:

1 1 1 1
A= 0
[−1
2 4
−1
1
3 1 −2
Penyelesaian:
1
−2
2
]
1 1 1 1

[
A= 0 −1 −1
2 4 1
3 1 −2
]
1 b3 −2 b1
−2 b4 −3 b1
2

1 1 1 1

[
A= 0 −1 −1 1 −b2
0 2 −1 −4
0 −2 −5 −1
]
1 1 1 1
A=
[0 1 1 −1 b3 −2 b2
0 2 −1 −4 b 4 +2 b2
0 −2 −5 −1
]
1 1 1 1

[
A= 0
0
0
1 1 −1 b ↔ b
0 −3 −2 3
0 −3 −3
4
]
1 1 1 1

[
A= 0
0
0
1 1 −1 − 1 b
0 −3 −3 3 3
0 −3 −2
]
1 1 1 1

[
A= 0
0
0
1 1 −1 b +3 b
0 1 1 4
0 −3 −2
3
]
1 1 1 1

[
A= 0
0
0
1 1
0 1
0 0
−1
1
1
]
Karena terdapat 4 satu utama, maka terdapat 4 basis ruang baris dan
4 basis ruang kolom. Sehingga:
Rank ( A )+ Nulitas ( A )=n
4 + Nulitas ( A ) =4
Nulitas ( A ) =0
4. Tentukan rank dari matriks berikut

1 22 3
A= 2
1
1
[ ] 31
4 2
3 −3
Penyelesaian:
4
3
5

b 2−2 b1
1 2 3−¿ 1 1 4 2 3
A= [
2 3 ¿
4¿
1 3 −3 5
¿ b3 −b1
b4 −b1
]
1 2 3 1
A= 0
[
0
0
−1−5
2 −1
1 −6
]
2 b3 +2 b1
2 b2 +b4
4

1 2 3 1

[
A= 0 −1−5
0 0 −11
0 0 −11
6
6
]
2 b −b
4 3
1 2 3 1

[
A= 0 −1−5
0 0 −11
0 0 0
2
6
0
Maka rank dari matriks
] A adalah 3.
5. Tentukan rank dan nulitas dari

V= 1 2 3
[
2 3 7 ]
Penyelesaian:

b 2=−2 b1 +b2 1 2 3
[
0 1 −1 ]
Karena terdapat 2 utama ruang baris dan ruang kolom keduanya
sehingga rank dari V =2 kolomnya ada 3, maka:

Rank ( V ) + Nulitas ( V ) =3
Nulitas ( V )=2−2
Nulitas ( V )=1
6. Tentukan rank dan nulitas dari matriks berikut

1 0 1

[
A= 0 3 3
−4 1 −3 ]
Penyelesaian:

1 0 1
[ ]
A= 0 3 3 b3 +4 b1
−4 1 −3
1 0 1 1

[ ]
A= 0 3 3 b2
0 1 1
3
1 0 1

[ ]
A= 0 1 1 b 3−b2
0 1 1

1 0 1
A=0 1 1
0 0 0
Rank ( A )=2
Nulitas ( A ) =1
Rank ( A )+ Nulitas ( A )=Banyak kolom A
2+1=3
7. Tentukan rank dari matriks berikut:

A= 1 2 1
[
2 3 3 ]
Penyelesaian:

b 2=2 b1+ b2 [ 10 2 1
−1 1 ]
b 2=−b2 1 2 1
[
0 1 −1 ]
Karna terdapat 2 satu utama, ruang baris dan ruang kolom keduanya
2 sehingga rank A=2.
8. Tentukan rank dan nulitas dari matriks:

A= [ 14 2 3
8 12 ]
Penyelesaian :
A=[ 14 2 3
]
b −4 b 1
8 12 2
1 2 3
A=[
0 0 0 ]
Karena terdapat 1 utama, ruang baris dan ruang kolomnya 1
sehingga rank A=1. kolomnya ada 3, maka:
Rank ( A )+ Nulitas ( A )=3
Nulita s ( A )=3−1
Nulitas ( A ) =2
9. Diketahui

1 3 2 5
(
A= 2 7 4 10
1 3 3 5 )
Tentukan rank dan nulitas dari matriks A.
Penyelesaian:

1 3 2 5 b −2 b

[
A= 2 7 4 10 2
1 3 3 5 b 3−b 1
1

]
1 3 2 5

[
A= 0 1 0 0
0 0 1 0 ]
Karena terdapat 3 satu utama, ruang baris dan ruang kolomnya 3
sehingga Rank A=3. Kolomnya ada 4, maka:
Rank ( A )+ Nulitas ( A )=n
Nulitas ( A ) =4−3
Nulitas ( A ) =1
10. Cari rank dan nulitas dari matriks berikut:

1 2 0 4 5 −3
A= 3
2
4
[ −7
−5
−9
Penyelesaian:
2 0
2 4
1 4
6 1
2 −4 −4 7
]
1 2 0 4 5 −3
A= 3
2
4
[ −7
−5
−9
2 0
2 4
1 4
6 1
2 −4 −4 7
Didapat Eselon baris
]
1 0 −4 −28 −37 13
A= 0
0
0
[ 1 −2 −12 −16
0 0
0 0
0
0
0
0
5
0
0
]
Karena terdapat 2 satu utama, ruang baris dan ruang kolom keduanya
2 sehingga rank A=2. Kolomnya ada 6, maka:
Rank ( A )+ Nulitas ( A )=6
Nulitas ( A ) =6−2
Nulitas ( A ) =4
11. Tentukan rank dan nulitas pada matriks I berikut

I= ( 14 5 3 2
2 4 1 )
Penyelesaian:
Lakukan OBE

I= ( 14 5 32
)
b −4 b1
2 41 2
1
I= ( 10 5 3 2
− b
−18 −8 −7 18 2 )
1 5 3 2
I=
( 0 1
4 7
9 18 )
Karena terdapat dua 1 utama, maka rank dari matriks I =2.
Rank ( I ) + Nulitas ( I ) =n
Nulitas ( I )=4−2
Nulitas ( I )=2
12. Tentukan dan nulitas dari matriks berikut:

1 2 1 6

[
A= 1 3 2 9
2 1 2 12 ]
Penyelesaian:

1 2 1 6 b −b

[
B= 1 3 2 9
b
2 1 2 12 3
2
−2b
1

1 ]
1 2 1 6

[
B= 0 1 1 3 b3 +3 b 2
0 −3 0 0 ]
1 2 1 6 1

[
B= 0 1 1 3 b3
0 0 3 9
3 ]
1 2 1 6

[
B= 0 1 1 3
0 0 1 3 ]
Karena terdapat 3 satu utama, maka terdapat 3 basis ruang baris dan
3 basis ruang kolom. Sehingga:
Rank ( B ) + Nulitas ( B )=n
3+ Nulitas ( B )=4
Nulitas ( B )=1

Anda mungkin juga menyukai