Anda di halaman 1dari 24

Bab I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Hubungan antara laju aliran energi akibat dari perpindahan panas secara konvektif,
dapat dilihat pada perpindahan panas dari suatu benda ke lingkungannya, begitu juga
sebaliknya. Hal ini disebut Newtons Law of Cooling. Pesamaan ini pada perkembangannya
dapat diterapkan dalam berbagai kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
Estimasi waktu meninggal atau interval waktu antara waktu meninggal dengan waktu
dimana korban tersebut ditemukan tidak dapat diketahui secara pasti. Meskipun ada saksi
dalam kejadian tersebut, waktu pasti korban tersebut meninggal tidak dapat diketahui. Namun
hal itu merupakan informasi yang sering digunakan untuk mengestimasi rentang waktu
teraktual sebelum korban tersebut meninggal. Secara umum, semakin cepat korban
ditemukan maka waktu meninggalnya dapat diestimasi secara lebih akurat. Sedangkan
sebaliknya akan menimbulkan simpangan yang besar pada waktu estimasi tersebut.
Kombinasi antara waktu estimasi dan analisa tubuh dari ahli forensik akan memberikan
kontribusi yang besar dalam penetapan waktu meninggal seorang korban kejahatan (Dix dan
Graham, 1999).
Dalam studi ini akan dihitung secara eksak estimasi waktu meninggal dari korban
kejahatan. Simulasi peningkatan dan penurunan temperatur terhadap waktu akan dilakukan.
Dimana hal ini merupakan dasar dari perhitungan waktu menginggal korban kejahatan.
Program yang digunakan dalam studi ini yaitu Matlab R2013a dan juga menggunakan
metode Runge-Kutta. Secara numerik, metode Runge-Kutta memiliki tingkat akurasi yang
cukup tinggi. Hasil perhitungan menggunakan metode Runge-Kutta sangat mendekati dengan
hasil perhitungan secara eksak.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah, yaitu:
1.

Bagaimana peningkatan temperatur terhadap waktu jika diketahui suhu sekitar Tr


=370c, suhu benda Tb = 100c, k = 0.045, banyaknya pengulangan N = 100 dan
rentang waktu yang digunakan yaitu 0 t 20 ? Simulasikan grafik peningkatan
temperatur tersebut menggunakan program matlab.
1

2.

Seorang pria ditemukan meninggal di dalam sebuah kamar hotel pada pertengahan
malam, dimana temperatur tubuh pria tersebut yaitu 23.80C. Temperatur kamar hotel
tempat pria itu ditemukan yaitu 15.50C. dua jam kemudian temperatur tubuh pria
tersebut turun menjadi 26.60C. Tentukan waktu meninggal pria tersebut? Ingat
bahwa suhu tubuh manusia dalam kondisi normal (sesaat sebelum meninggal) yaitu
370C. permasalahan ini dapat diselesaikan menggunakan Newtons Law of Cooling.
Bagaimana grafik penurunan temperatur tubuh pria tersebut?

1.3 Tujuan Studi


Berdasarkan perumusan masalah yang telah diidentifikasi, maka tujuan dari studi ini
ialah:
1.

Mengsimulasikan grafik peningkatan dan penurunan termperatur terhadap waktu


berdasarkan Newtons Law of Cooling menggunakan program matlab.

2.

Menerapkan Newtons law of Cooling dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: proses


peningkatan temperatur benda dan estimasi waktu meninggal korban kejahatan.

Bab II
Tinjauan Pustaka

Panas dapat berpindah dari satu sistem ke sistem lain yang suhunya berbeda. Misal,
pada batang logam yang dipanasi di satu sisi maka lama-kelamaan suhu sisi yang lain juga
akan naik. Hantaran panas dapat dibedakan menjadi tiga cara yaitu konduksi, konveksi, dan
radiasi.
Setiap bahan memiliki kemampuan untuk menghantarkan panas yang berbeda-beda.
Konduktivitas panas suatu zat menunjukkan kemampuan suatu zat dalam menghantarkan
panas per satuan ketebalan medium, per satuan luasan, dan per satuan suhu. Zat yang
memiliki nilai konduktivitas yang besar disebut konduktor atau penghantar panas yang baik.
Sebaliknya zat yang memiliki nilai konduktivitas kecil disebut isolator atau penghantar panas
yang kurang baik.

2.1 Newtons Law of Cooling (Hukum Pendinginan Newton)


Hukum Pendinginan Newton menyatakan bahwa laju perubahan suhu suatu benda
sebanding dengan perbedaan antara suhu benda dan suhu sekitarnya.

Hukum Newton

membuat pernyataan tentang tingkat sesaat perubahan suhu. Persamaan Newtons Law of
Cooling dapat dinyatakan sebagai berikut:

dT
k(Tb Tr )
dt

...............................(1.1)

sedangkan, peningkatan suhu berdasarkan Hukum Newton yaitu:

dT
k(Tr Tb)
dt

...............................(1.2)

dimana
dT
dt
k
Tr
Tb

= Perubahan suhu terhadap waktu


= Konstanta
= Suhu sekitar
= Suhu benda
3

Newtons Law of Cooling mungkin akan terlihat tidak begitu penting karena pada
awalnya persamaan ini digunakan untuk menghitung seberapa cepat temperatur air garam
menurun? Walaupun pada dasarnya perhitungan ini tetap penting. Ahli forensik
menggunakan Newtons Law of Cooling untuk mengestimasi waktu meninggal seorang
korban kejahatan. Mereka mengukur temperatur tubuh korban tersebut dan juga temperatur
sekitar tempat kejadian. Dengan mengingat bahwa suhu tubuh dalam kondisi normal
memiliki nilai yang tetap maka, ahli forensik ini dapat mengestimasi waktu korban tersebut
meninggal.
Di bawah ini merupakan grafik penurunan temperatur terhadap waktu berdasarkan
Newtons Law of Cooling:

Gambar 1 grafik penurunan temperatur terhadap waktu berdasarkan Newtons Law of Cooling
(sumber: Marshall and Hoare, 1962)

menurut Marshall and Hoare 1962, rentang waktu setelah korban tersebut meninggal dimana
tubuh korban tersebut tidak turun secara drastis. Namun temperatur tubuh korban tersebut
akan turun secara perlahan, bahkan masih ada kemungkinan tubuh korban itu naik sesaat.

2.2 Persamaan Diferensial Biasa


Persamaan diferensial adalah persamaan yang didalamnya terdapat turunan.
Persamaan diferensial terbagi menjadi dua, yakni persamaan diferensial biasa (PDB) dan

persamaan diferensial parsial (PDP). Perbedaan keduanya adalah apabila suatu persamaan
diferensial memuat satu variabel bebas, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan
persamaan diferensial biasa (PDB). Namun, apabila suatu persamaan diferensial memuat dua
atau lebih variabel bebas, maka persamaan diferensial tersebut dinamakan persamaan
diferensial parsial (PDP) (Hidayat, 1997).
Orde suatu persamaan diferensial adalah derajat atau pangkat tertinggi dari turunan
yang muncul dalam persamaan tersebut. Secara umum orde ke- suatu persamaan diferensial
biasa dapat dituliskan sebagai berikut:

F y, y, y, y,..., y n f (t )

...............................(1.3)

Notasi diatas menyatakan hubungan variabel bebas dan nilai-nilai dari fungsi
y, y, y, y,..., y n . Jika f (t ) = 0 maka persamaan tersebut dinamakan persamaan biasa

homogen. Namun, jika f (t ) 0 maka persamaan tersebut dinamakan persamaan biasa


nonhomogen (Hidayat, 1997). Selain itu, dalam persamaan diferensial terdapat istilah linier
dan nonlinier. Suatu persamaan diferensial dikatakan linier jika variabel terikat dan turunan5
turunannya dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dengan koefisien yang bebas dari
variabel terikat. Secara umum persamaan diferensial biasa linier orde- diberikan dengan,

a0 (t ) y n a1 (t ) y n1 ... an (t ) y f (t )

...............................(1.4)

persamaan yang tidak dalam bentuk persamaan diatas merupakan persamaan diferensial biasa
tak linier (Waluyo, 2006).
Secara umum solusi persamaan diferensial biasa dapat dituliskan seperti
persamaan berikut :

F t , y, c 0

...............................(1.5)

dengan merupakan suatu konstanta (Hidayat, 1997).


Suatu persamaan diferensial adalah suatu sistem yang memuat buah persamaan
diferensial, dengan buah fungsi yang tidak diketahui, dimana 2. Bentuk umum dari
sistem persamaan orde pertama mempunyai bentuk sebagai berikut:

dx1

g1 t , x1 , x2 ,..., xn
dt

dx2
g 2 t , x1 , x2 ,..., xn

dt

dxn
g n t , x1 , x2 ,..., xn
dt

dengan

...............................(1.6)

dxn
merupakan turunan fungsi xn terhadap , g n adalah fungsi yang bergantung
dt

pada variabel x1 , x2 ,..., xn dan .

2.3 Pembunuhan
Pembunuhan adalah suatu tindakan untuk menghilangkan nyawa seseorang dengan
cara yang melanggar hukum, maupun yang tidak melawan hukum. Pembunuhan biasanya
dilatarbelakangi oleh bermacam-macam motif, misalnya politik, kecemburuan, dendam,
membela diri, dan sebagainya.
Pembunuhan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Yang paling umum adalah
dengan menggunakan senjata api atau senjata tajam. Pembunuhan dapat juga dapat dilakukan
dengan menggunakan bahan peledak, seperti bom.

2.4 Pots-Mortem Interval


Waktu pada saat korban meninggal sampai penemuan dan pemeriksaan kesehatan
tubuh. Jika waktu korban meninggal tidak diketahui maka akan dilakukan sejumlah teknik
medis atau ilmiah untuk menentukan waktu tersebut. Proses ini juga dapat merujuk ke tahap
dekomposisi tubuh.

2.5 Metode Runge-Kutta Orde Empat


Metode numerik adalah teknik yang digunakan untuk memformulasikan persoalan
matematik sehingga dapat diselesaikan dengan operasi hitungan atau aritmatik biasa. Metode
6

numerik digunakan apabila persoalan matematik tidak bias diselesaikan dengan cara analitik.
Perbedaan antara metode analitik dengan metode numerik salah satunya adalah pada metode
analitik hanya bisa menyelesaikan permasalah yang sederhana dan menghasilkan solusi yang
sebenarnya, sedangkan metode numerik dapat menyelesaikan permasalahan yang cukup
rumit serta nonlinier tetapi solusi yang dihasilkan merupakan solusi hampiran (aproksimasi).
Oleh karena itu, hasil dari solusi numerik dan analitik mempunyai rentang atau selisih dimana
selisih tersebut sering disebut dengan kesalahan (error).
Metode Runge-Kutta merupakan metode satu langkah yang memberikan ketelitian
hasil yang lebih besar dan tidak memerlukan turunan dari fungsi. Metode Runge-Kutta yang
sering digunakan adalah Runge-Kutta orde 4. Karena metode ini memberikan ketelitian yang
lebih akurat dibandingkan dengan metode Runge-Kutta yang berorde dibawahnya. Metode
ini mempunyai bentuk sebagai berikut:

w0

...............................(1.7)

k1 hf ti , wi

...............................(1.8)

h
1

k2 hf ti , wi k1
2
2

...............................(1.9)

h
1

k3 hf ti , wi k2
2
2

...............................(2.0)

k4 hf ti 1, wi k3

...............................(2.1)

wi 1 wi

1
k1 2k2 2k3 k4
6

...............................(2.2)

Persamaan diatas menunjukkan bahwa nilai k mempunyai hubungan berurutan. Nilai

k1 muncul dalam persamaan k 2 , yang keduanya juga muncul dalam persamaan k3 dan
seterusnya. Hubungan berurutan inilah yang membuat metode Runge-Kutta menjadi efisien
(Triatmodjo, 2002).

Bab III
Metodologi

Pada bagian metodologi ini, persamaan diferensial biasa orde pertama akan digunakan
untuk memperkirakan waktu meninggal dari korban kejahatan tersebut. Program yang akan
digunakan untuk memvisualisasikan penurunan temperatur terhadap waktu yaitu Matlab
R2013a. Dimana data yang akan digunakan dalam program tersebut yaitu: temperatur sekitar,
temperatur tubuh korban kejahatan, dan waktu dimana tubuh korban tersebut ditemukan.
Struktur dari program akan ditampilkan pada bagan alir dan juga listing program secara
lengkap akan ditampilkan pada bagian lampiran. Secara sistematik, langkah-langkah tersebut
dapat dilihat pada bagan alir di bawah ini:

Studi literatur tentang aplikasi


Newtons law of Cooling

Penyelesaian secara numerik


dengan metode Runge-Kutta

Pembuatan program

Simulasi program

Analisa hasil
Gambar 2 langkah-langkah studi

3.1 Peningkatan temperatur terhadap waktu


Peningkatan temperatur terhadap waktu menggunakan Persamaan (1.2) sebagai
berikut:

dT
k(Tr Tb)
dt
pada kasus ini akan menggunakan permasalahan yang berbeda dengan kasus yang pertama.
Dimana peningkatan temperatur terhadap waktu akan divisualisasikan berdasarkan
permasalahan suatu benda yang berada pada ruang tertentu.

3.2 Penurunan temperatur terhadap waktu berdasarkan Newtons Law of


Cooling
Berdasarkan Persamaan (1.1) Newtons Law of Cooling yang telah ditampilkan pada
bagian tinjauan pustaka yaitu:

dT
k(Tb Tr )
dt
Berdasarkan persamaan tersebut temperatur sekitar (lingkungannya) Tr kita asumsikan tetap.
Sedangkan temperatur tubuh (benda) Tb berubah atau menurun berdasarkan waktu.

dT
dt

k(Tb Tr )

dT
kTb kTr
dt

...............................(2.3)

...............................(2.4)

jika kedua sisi dikalikan dengan e kt , maka

d
Tb(t ) ekt k Tr ekt
dt

...............................(2.5)

Tb

...............................(2.6)

(t )

ekt dt k Tr ekt

Tb(t ) ekt

Tr ekt C

Tb(t )

Tr Ce kt

...............................(2.7)
...............................(2.8)

Pada saat t 0, T (0) Tb(0)

Tb(0) Tr C

...............................(2.9)

Tb(0) Tr

...............................(3.0)

Tb(t ) Tr Tb(0) Tr e kt

...............................(3.1)

Tb(t ) Tr Tb(0) Tr e kt

...............................(3.2)

Tb(t ) Tr
Tb(0) Tr

e kt

...............................(3.3)

maka konstanta k dapat ditentukan berdasarkan persamaan

1 Tb(t ) Tr
k ln

t Tb(0) Tr

...............................(3.4)

dan waktu meninggal korban tersebut dapat di estimasi berdasarkan persamaan

1
k

Tb(t ) Tr

Tb

Tr
(0)

ln

...............................(3.5)

dimana

Tb(t ) = temperatur tubuh korban yang berubah terhadap waktu


Tb(0) = temperatur tubuh korban saat awal ditemukan

Tr

= temperatur sekitar dimana korban ditemukan

= konstanta
= estimasi waktu korban meninggal

Secara keseluruhan proses perhitungan menggunakan metode Runge-Kutta dengan


program matlab dapat dilihat pada bagan alir berikut:

10

Mulai

Inisialisasikan nilai , step-size,


temperatur ruang
, temperatur
badan
dan waktu awal

Hitung
menggunakan metode Runge-Kutta
orde-4 dengan menghitung nilai
terlebih dahulu

Tidak
Jika

>0

Ya
Hitung

Selesai

Gambar 3 bagan alir perhitungan menggunakan program matlab

Perhitungan estimasi waktu meninggal korban dilakukan secara eksak menggunakan


Persamaan (3.4) dan (3.5). Perhitungan secara eksak menggunakan metode Runge-Kutta
untuk kasus peningkatan dan penurunan temperatur terhadap waktu menggunakan metode
Runge-Kutta juga akan dilakukan untuk melihat simpangan (error) dari perhitungan
menggunakan program Matlab.

11

Bab IV
Hasil dan Pembahasan
Hasil perhitungan secara eksak dan program matlab menggunakan metode RungeKutta yang dilakukan akan dibandingkan pada bagian ini. Hasil keluaran dari program matlab
akan ditampilkan dan juga dianalisa.

4.1 Peningkatan temperatur terhadap waktu menggunakan metode RungeKutta

0 t 20, Tr 370 c, Tb0 10, N 100, k = 0.045


h

b a 20 0

0.2
N
100

dT
f Tbi k(Tr Tbi )
dt

k1 hf Tb0
h k Tr Tb0
0.2 0.045 37 10
0.2 0.045 27
0.2 1.215
0.243

...............................(3.6)

k2 hf Tb0 1
2

h k Tr Tb0 1
2

0.243

0.2 0.045 37 10

2

0.2 0.045 37 10 0.1215


0.2 0.045 37 10.1215
0.2 0.045 26.8785
0.2 1.2095
0.2419

12

k3 hf Tb0 2
2

k4 hf Tb0 k3
h k Tr Tb0 k3

h k Tr Tb0 2
2

0.2419

0.2 0.045 37 10

2

0.2 0.045 37 10 0.12095

0.2 0.045 37 10 0.24191


0.2 0.045 37 10.24191
0.2 0.045 26.75809

0.2 0.045 37 10.12095

0.2 1.20411

0.2 0.045 26.87905

0.24082

0.2 1.20955
0.24191

1
k1 2k2 2k3 k4
6
1
10 0.243 2 0.2419 2 0.24191 0.24082
6
1
10 0.243 0.4838 0.48382 0.24082
6
1
10 1.45144
6
19 0.241906
10.24190

Tb1 Tb0

dan seterusnya hingga Tb100 .

Perbandingan perhitungan secara eksak dan menggunakan program matlab dengan


metode Runge-Kutta dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1 Perbandingan perhitungan peningkatan temperatur secara eksak dan menggunakan


program matlab dengan metode Runge-Kutta

ti

Tbi

Tbeksak

|Tbi-Tbeksak|

0
1
2

0,0
0,2
0,4

10,0000
10,2419
10,4817

10,0000
10,2419
10,4817

0,0000
0,0000
0,0000
13

3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46

0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,6
2,8
3,0
3,2
3,4
3,6
3,8
4,0
4,2
4,4
4,6
4,8
5,0
5,2
5,4
5,6
5,8
6,0
6,2
6,4
6,6
6,8
7,0
7,2
7,4
7,6
7,8
8,0
8,2
8,4
8,6
8,8
9,0
9,2

10,7192
10,9547
11,1881
11,4193
11,6485
11,8757
12,1008
12,3239
12,5449
12,7641
12,9812
13,1964
13,4097
13,6210
13,8305
14,0381
14,2438
14,4477
14,6498
14,8500
15,0485
15,2451
15,4401
15,6332
15,8247
16,0144
16,2024
16,3888
16,5734
16,7564
16,9378
17,1176
17,2957
17,4722
17,6472
17,8206
17,9924
18,1627
18,3315
18,4988
18,6645
18,8288
18,9916
19,1530

10,7192
10,9547
11,1881
11,4193
11,6485
11,8757
12,1008
12,3239
12,5449
12,7641
12,9812
13,1964
13,4097
13,6210
13,8305
14,0381
14,2438
14,4477
14,6498
14,8500
15,0485
15,2451
15,4401
15,6332
15,8247
16,0144
16,2024
16,3888
16,5734
16,7564
16,9378
17,1176
17,2957
17,4722
17,6472
17,8206
17,9924
18,1627
18,3315
18,4988
18,6645
18,8288
18,9916
19,1530

0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
14

47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90

9,4
9,6
9,8
10,0
10,2
10,4
10,6
10,8
11,0
11,2
11,4
11,6
11,8
12,0
12,2
12,4
12,6
12,8
13,0
13,2
13,4
13,6
13,8
14,0
14,2
14,4
14,6
14,8
15,0
15,2
15,4
15,6
15,8
16,0
16,2
16,4
16,6
16,8
17,0
17,2
17,4
17,6
17,8
18,0

19,3129
19,4713
19,6284
19,7840
19,9383
20,0912
20,2427
20,3928
20,5416
20,6890
20,8352
20,9800
21,1236
21,2658
21,4068
21,5465
21,6849
21,8222
21,9581
22,0929
22,2265
22,3588
22,4900
22,6200
22,7489
22,8765
23,0031
23,1285
23,2528
23,3759
23,4980
23,6190
23,7389
23,8577
23,9754
24,0921
24,2078
24,3224
24,4360
24,5486
24,6601
24,7707
24,8802
24,9888

19,3129
19,4713
19,6284
19,7840
19,9383
20,0912
20,2427
20,3928
20,5416
20,6890
20,8352
20,9800
21,1236
21,2658
21,4068
21,5465
21,6849
21,8222
21,9581
22,0929
22,2265
22,3588
22,4900
22,6200
22,7489
22,8765
23,0031
23,1285
23,2528
23,3759
23,4980
23,6190
23,7389
23,8577
23,9754
24,0921
24,2078
24,3224
24,4360
24,5486
24,6601
24,7707
24,8802
24,9888

0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
15

91
92
93
94
95
96
97
98
99
100

18,2
18,4
18,6
18,8
19,0
19,2
19,4
19,6
19,8
20,0

25,0964
25,2031
25,3088
25,4135
25,5174
25,6202
25,7222
25,8232
25,9234
26,0226

25,0964
25,2031
25,3088
25,4135
25,5174
25,6202
25,7222
25,8232
25,9234
26,0226

0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000
0,0000

Hasil perbandingan perhitungan diatas terlihat bahwa tidak ada error dari perhitungan
eksak dengan program matlab hingga empat angka di belakang koma. Hal ini
mengindikasikan bahwa perhitungan menggunakan metode Runge-Kutta memiliki tingkat
ketelitian yang cukup tinggi. Dimana hasil perhitungannya baik secara eksak maupun
menggunakan program matlab memiliki hasil yang sama.
Gambar 4 merupakan grafik peningkatan temperatur terhadap waktu. Pada grafik
tersebut terlihat bahwa temperatur terus meningkat berdasarkan pertambahan waktu. Pada
kondisi awal t = 0, temperatur benda berada pada 100c dan terus meningkat hingga t = 20
temperatur benda tersebut berada pada 26,02260c. Jika suhu sekitar terus konstan maka suhu
benda akan terus meningkat. Namun pada kondisi yang sebenarnya suhu sekitar tidak akan
tetap secara terus menerus karena akan berubah bersamaan denggan berubahnya rerata
temperatur permukaan. Oleh karena itu, pada kondisi yang ada dalam kehidupan sehari-hari
suhu benda akan beubah mengikuti peubahan suhu sekitar.

4.2 Penurunan temperatur terhadap waktu menggunakan metode Runge-Kutta


0 t 20, Tr 210 c, Tb0 37, N 100, k = 0.1458
h

b a 20 0

0.2
N
100

dT
f Tbi k(Tbi Tr )
dt

...............................(3.6)

16

k1 hf Tb0
h k Tb0 Tr
0.2 0.1458 37 21
0.2 0.1458 16
0.2 2.3008
0.46016

k2 hf Tb0 1
2

k
h k Tb0 1 Tr
2

0.46016
0.2 0.1458 37
21
2

0.2 0.1458 37 0.23008 21


0.2 0.1458 36.76992 21

k3 hf Tb0 1
2

k
h k Tb0 2 Tr
2

0.45354
0.2 0.1458 37
21
2

0.2 0.1458 37 0.22677 21


0.2 0.1458 36.77232 21

0.2 0.1458 15.76992

0.2 0.1458 15.77323

0.2 2.26771

0.2 2.26819

0.45354

0.45363

k4 hf Tb0 k3
h k Tb0 k3 Tr

0.2 0.1458 37 0.45363 21


0.2 0.1458 36.54637 21
0.2 0.1458 36.54637 21
0.2 0.1458 15.54637
0.2 2.23556
0.44711

17

1
k1 2k2 2k3 k4
6
1
37 0.46016 2 0.45354 2 0.45363 0.44771
6
1
37 0.46016 0.90708 0.90726 0.44771
6
1
37 2.72221
6
37 0.43557
36.56443

Tb1 Tb0

dan seterusnya hingga Tb100 .


Perbandingan perhitungan secara eksak dan menggunakan program matlab dengan
metode Runge-Kutta dapat dilihat pada table di bawah ini, dimana perbandingan yang
ditampilkan dari iterasi ke nol hingga iterasi ke 25:

Tabel 2 Perbandingan perhitungan penurunan temperatur secara eksak dan


menggunakan program matlab dengan metode Runge-Kutta

ti

Tbi

Tbeksak

|Tbi-Tbeksak|

0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

0,0
0,2
0,4
0,6
0,8
1,0
1,2
1,4
1,6
1,8
2,0
2,2
2,4
2,6
2,8
3,0
3,2
3,4
3,6
3,8
4,0
4,2

37,00000
36,56443
36,14073
35,72856
35,32761
34,93757
34,55816
34,18907
33,83003
33,48076
33,14100
32,81049
32,48898
32,17622
31,87197
31,57601
31,28810
31,00803
30,73559
30,47056
30,21275
29,96195

37,00000
36,56443
36,14073
35,72856
35,32761
34,93757
34,55816
34,18907
33,83003
33,48076
33,14100
32,81049
32,48898
32,17622
31,87197
31,57601
31,28810
31,00803
30,73559
30,47056
30,21275
29,96195

0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
0,00000
18

22
23
24
25

4,4
4,6
4,8
5,0

29,71799
29,48066
29,24979
29,02521

29,71799
29,48066
29,24979
29,02521

0,00000
0,00000
0,00000
0,00000

Hasil perbandingan perhitungan yang dilakukan pada kasus ke dua ini hampir sama
dengan hasil perbandingan kasus pertama. Dimana tidak terlihat error hingga lima angka di
belakang koma. Gambar 5 menunjukan penurunan temperatur tubuh korban pembunuhan
yang turun seiring dengan perubahan waktu.
Pada kasus yang ke dua, seorang pria ditemukan meninggal di dalam sebuah kamar
hotel pada pertengahan malam, dimana temperatur tubuh pria tersebut yaitu 23.80C.
Temperatur kamar hotel tempat pria itu ditemukan yaitu 15.50C. dua jam kemudian
temperatur tubuh pria tersebut turun menjadi 26.60C. Tentukan waktu meninggal pria
tersebut. Ingat bahwa suhu tubuh manusia dalam kondisi normal (sesaat sebelum meninggal)
yaitu 370C. Perhitungan secara eksak untuk mengetahui waktu meninggal korban kejatahan
tersebut menggunakan Persamaan 3.4 dan 3.5. Hasil perhitungannya sebagai berikut:
diketahui bahwa

Tb(t ) 26.60 c, Tb(0) 23.80 c, Tr 15.50 c, dan t 2 jam


waktu pria tersebut ditemukan yaitu 24.00 (pertengahan malam)

1 Tb(t ) Tr
k ln

t Tb(0) Tr

1 26.6 15.5
ln

2 23.8 15.5

1 11.1
ln

2 8.3

1
ln 1.337
2
1
0.2904
2
k 0.1458

Tb(t ) Tr

Tb(0) Tr
1
37 15.5

ln

0.1458 26.6 15.5


1
k

ln

1
21.5
ln

0.1458 11.1
1

ln 1,936
0.1458
1

0.6606
0.1458
4.53 jam

Perhitungan di atas menunjukan bahwa pria tersebut meninggal sekitar 4.5 jam
sebelum ditemukan. Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa pria tersebut meninggal sekitar
pukul 19.27 WIB.

19

Bab V
Kesimpulan dan Saran

Proses pemanasan dan pendinginan terjadi karena adanya hantaran panas dari benda
bersuhu tinggi ke lingkungannya yang bersuhu rendah. Hal ini juga dapat terjadi untuk
kondisi yang sebaliknya. Berdasarkan Newtons Law of Cooling, proses peningkatan dan
penurunan temperatur terhadap waktu yang disimulasikan dengan program matlab
menggunakan metode Runge-Kutta menunjukan hasil yang sama dengan perhitungan yang
dilakukan secara eksak. Simpangan dari perhitungan secara eksak dengan perhitungan
menggunakan program matlab tidak terlihat hingga lima angka di belakang koma.
Estimasi waktu meninggal dari korban kejahatan yang dihitung menggunakan
Newtons Law of Cooling akan sangat membantu tim penyelidik untuk identifikasi awal
terhadap korban kejadian tersebut. Keakuratan perhitungan ini sangat bergantung pada
lamanya waktu korban tersebut ditemukan. Semakin cepat korban tersebut ditemukan, maka
akan semakin akurat estimasi waktu perhitungannya (Asante, 2013). Pada kasus ke dua hasil
perhitungan menunjukan bahwa pria tersebut meninggal sekitar 4.5 jam sebelum ditemukan.
Oleh karena itu, dapat diketahui bahwa pria tersebut meninggal sekitar pukul 19.27 WIB.
Tingkat keakuratan terhadap estimasi waktu meninggal korban kejahatan akan
semakin tinggi jika mengikutsertakan beberapa variabel tambahan seperti, berat badan
korban, kondisi korban, tempat pengukuran temperatur awal dan beberapa variabel lainnya.
Newtons Law of Cooling dapat diterapkan dalam beberapa kejadian yang terjadi dalam
kehidupan sehari-hari seperti, pengaturan temperatur dalam proses pengawetan makanan
dalam waktu yang lama.

20

Referensi
Asante, S. 2013, Application of Newtons Law of Cooling, Kumasi: Universitas Kwame Nkrumah
Dix, J. dan Graham, M. 1999, Time of Death, Decomposition and Identification, An atlas.
Hidayat, R. 1997, Matematika Teknik, Jember: Universitas Jember
Marshall, T.K. dan Hoare, F.E. 1962, Estimating the Time of Death. The Rectal Cooling after Deat
and Its Mathematical Expression, Journal of Forensic sciences 7, 56 81
Triatmodjo, B. 2002, Metode Numerik, Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Waluyo, S.B. 2006, Persamaan Diferensial, Yogyakarta: Graha Ilmu

21

Lampiran
Listing Program
1.

Peningkatan Temperatur terhadap Waktu

clear all
clc
format long
b=20; % batas akhir interval
a=0; % batas awal interval
h=0.2; % interval waktu
N=(b-a)/h; % nilai step-size
Tb0=10; % muatan mula-mula
Tr=37; %suhu ruang
t0=0.0; % waktu awal
% perubahan t sesuai step-size h adalah:
for i=1:N
t(i)=a+(i*h);
end
% solusinya:
k1=h*futur(Tb0);
k2=h*futur(Tb0+k1/2);
k3=h*futur(Tb0+k2/2);
k4=h*futur(Tb0+k3);
Tb(1)=Tb0+1/6*(k1+2*k2+2*k3+k4);
for i=2:N
k=i-1;
k1=h*futur(Tb(k));
k2=h*futur(Tb(k)+k1/2);
k3=h*futur(Tb(k)+k2/2);
k4=h*futur(Tb(k)+k3);
Tb(i)=Tb(k)+1/6*(k1+2*k2+2*k3+k4);
end
Tb

Setelah nilai Tb didapat lalu plot grafik peningkatan temperatur terhadap waktu
plot(t,Tb)
xlabel('waktu');
ylabel('temperatur')
title('Peningkatan Temperatur terhadap Waktu')
M.file
function y=futur(Tb)
k=0.045; % konstanta
Tr=37; % temperatur sekitar
y=k*(Tr-Tb);

22

Gambar 4 Peningkatan Temperatur terhadap Waktu

2. Penurunan Temperatur terhadap Waktu


clear all
clc
format long
b=20; % batas akhir interval
a=0; % batas awal interval
h=0.2; % interval waktu
N=(b-a)/h; % nilai step-size
Tb0=37; % muatan mula-mula
Tr=21; %suhu ruang
t0=0.0; % waktu awal
% perubahan t sesuai step-size h adalah:
for i=1:N
t(i)=a+(i*h);
end
% solusinya:
k1=h*futur(Tb0);
k2=h*futur(Tb0+k1/2);
k3=h*futur(Tb0+k2/2);
k4=h*futur(Tb0+k3);
Tb(1)=Tb0+1/6*(k1+2*k2+2*k3+k4);

23

for i=2:N
k=i-1;
k1=h*futur(Tb(k));
k2=h*futur(Tb(k)+k1/2);
k3=h*futur(Tb(k)+k2/2);
k4=h*futur(Tb(k)+k3);
Tb(i)=Tb(k)+1/6*(k1+2*k2+2*k3+k4);
end
Tb
plot(t,Tb)
xlabel('waktu');
ylabel('temperatur')
title('Peningkatan Temperatur terhadap Waktu')
M.file
function y=futur(Tb)
k=0.1458; % konstanta
Tr=21; % temperatur sekitar
y=-k*(Tb- Tr);

Gambar 5 Penurunan Temperatur terhadap Waktu

24

Anda mungkin juga menyukai