Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mata kuliah kalkulus diperguruan tinggi merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi,guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya.
Kalkulus adalah mata kuliah yang berguna untuk membantu mahasiswa agar
secara konsisten mampu mewujudkan nilai-nilai dasar matematika untuk
menerapkan,mengembangkan bakat dan keahlian , karena ilmu ini bisa membawa
kita menuju masa depan yang cerah dan mempunyai rasa tanggung jawab dan
bermoral.

B. Tujuan
Mengkritik materi buku kalkulus untuk diberikan kelemahan serta kelebihan buku

C. Manfaat
a. Untuk menambah wawasan tentang kalkulus
b. Untuk mengetahui pembagian dari materi kalkulus.

BAB II
1
RINGKASAN BUKU
A. Identitas buku
1.Buku utama
Judul buku : Kalkulus dan Geometri Analitis

No. ISBN : 24-00-065-5


Pengarang : Edwin J Purcell dan Dale Varberg
Alih Bahasa : Drs. I Nyoman Susila,M.Sc
Bana Kartasasmita Ph.D
Drs.Rawuh
Penerbit : Erlangga
Tahun terbit : 1998

2.Buku kedua (pembanding)


Judul buku : Diktat Kalkulus

No. ISBN :-
Pengarang :Drs. Manangkap Silitingo, M, Pd.
Drs. Jongga Manullang, M. Pd.
Tahun terbit :2018

BAB 1 SISTEM BILANGAN RIIL

2
Bilangan-bilang riil merupakan sekumpulan bilangan (rasional dan tak
irasional)yang dapat mengukur panjang,bersama-sama dengan negatifnya dan nol
dinamakan bilangan-bilangan riil.

Bilangan riil memiliki sifat yang disebut sifat medan yaitu :

1. Hukum Komutatif : x + y = y+x dan xy = yx


2. Hukum Asosiatif : x + (y+z)+z dan x(xy)=(xy)z
3. Hukum Distribusi : x(y+z)=xy+xz
4. Elemen-elemen identitas.Terdapat dua bilangan riil yang berlainan 0 dan 1 yang
memenuhi x + 0 =x dan x.1 = x
5. Balikan (Invers).Setiap bilangan x memenuhi balikan aditif (disebut juga negatif),-x,
yang memenuhi x + (-x) = 0.Juga,setiap bilangan x kecuali 0 memenuhi balikan
perkalian (disebut juga kebalikan) x-1, yang memenuhi x.x-1 = 1

Urutan bilangan-bilangan riil bukan nol secara baik dipisahkan menjadi dua
himpunan terpisah,bilangan-bilangan riil positif dan bilangan-bilangan riil
negative.Sehingga relasi urutan < (dibaca “kurang dari”) yaitu

X < y ↔ y – x positif
Ketaksamaan

Mencari ketaksamaan adalah mencari semua himpunan bilangan riil yang membuat
ketaksamaan berlaku.Cara menyelesikan ketaksamaan :

1. Menambahkan bilangan yang sama pada kedua pihak suatu ketaksamaan


2. Mengalikan kedua pihak suatu ketaksamaan dengan suatu bilangan positif
3. Mengalikan kedua pihak dengan suatu bilangan negative,tetapi kemudian harus
membalikkan arah tanda ketaksamaan.

Nilai mutlak,Akar kuadrat,Kuadrat

Sifat-sifat nilai mutlak


1. |ab | = |a| |b|
¿ ¿
2. ¿ a∨ ¿ b∨¿ ¿ ¿ = ¿ a∨ ¿ b∨¿ ¿ ¿

3. | a+ b | ≤|a|+ ¿ b∨¿
4. |a-b| ≥∨|a|−¿ b∨¿

3
Rumus jarak
Ini didasarkan pada teorema Phytagoras,yang mengatakan jika a dan b merupakan
ukuran dua kali suatu segitiga siku-siku dan c merupakan ukuran sisi miringnya.
D(P,Q) = √ (x 2−x 1)2 +( y 2− y 1)2

Persamaan Lingkaran
Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang terletak pada suatu jarak tetap (jari-jari)
dari suatu titik tetap (pusat).Secara umum,lingkaran beerjari-jari r dan berpusat (h,k)
mempunyai perasaan.
(x - h)2 + (y - k)2 = r2

Garis lurus
Garis lurus adalah yang paling sederhana dari semua kurva.Sebuah garis adalah obyek
geometri

Grafik Persamaan
Grafik suatu persamaan dalam x dan y terdiri atas titik-titik di bidang yang koordinat-
koordinat (x,y) –nya memenughi persamaan artinya membuat suatu persamaan yang
benar.

BAB II FUNGSI DAN LIMIT

a. Fungsi
Fungsi (f) adalah suatu aturan padanan yang menghubungkan tiap obyek x dalam
satu himpunan,yang disebut daerah asal,dengan sebuah nilai unik f(x) dari himpunan
kedua.Himpunan nilai yang diperoleh secara demikian disebut daerah hasil (jelajah) fungsi
tersebut.

b. Operasi pada fungsi


Fungsi bukanlah bilangan. Bilangan a dan b dapat ditambahkan untuk menghasilkan
sebuah bilangan baru a+ b ,demikian juga dua fungsi f dan g dapat ditambahkan
untuk menghasilkan sebuah fungsi baru f + g .

c. Fungsi Trigonometri
Definisi andaikan t menentukan titik P(x,y) maka sin t = y dan cos t = x
Sifat-sifat dasar sinus dan kosinus
|sin t| ≤ 1∨cos t∨≤ 1

Empat fungsi Trigonometri lainnya


4
sin t cos t
Tan t = cot t =
cos t sin t

1 1
Sec t = csc t =
cos t sin t

Limit
a. Defenisi Limit
(Pengertian secara intuisi). Untuk mengatakan bahwa lim
x →c
f ( x )=L berarti

bilamana x dekat tetapi berlainan dengan c,maka f(x) dekat ke L


b. Teorema Limit
 Teorema Limit utama
lim k=k
x →c

lim x =c
x →c

lim kf ( x ) =k lim f ( x )
x →c x→ c

 Teorema Substitusi.
Jika f suatu fungsi polinom atau fungsi rasional ,asalkan dalam kasus fungsi
rasional nilai penyebut di c tidak nol.
lim f ( x )=f (c)
x →c

 Teorema Apit.
Andaikan f,g,h adalah fungsi-fungsi yang memenuhi f(x) ≤ g (x)≤ h( x) untuk
semua x dekat c,kecuali mungkiin di c.Jika limx →c
f ( x )=¿ lim h ( x )=L , ¿ maka
x→ c

lim g ( x )=L
x →c

BAB III TURUNAN

 Masalah pertama yang sudah dipermasalahkan sejak ilmuan besar Yunani


Archimedes yaitu masalah garis singgung.
Garis singgung sebagai suatu garis yang memotong suatu kurva pada
satu titik,benar untuk lingkaran-lingkaran tetapi sama sekali tidak
memuaskan untuk kebanyakan kurva-kurva lain.

5
Garis singgung jika tidak tegaklurus :

Mtan =lim m sec = lim f ( c+ h )−f (c )


h→ 0
h→ 0 h

 Masalah yang kedua muncul dari percobaan Kepler,Galileo,Newton dan yang


lainnnya untuk melukiskan kecepatan sebuah benda bergerak yaitu masalah
kecepatan seesaat.Defenisi kecepatan sesaat :
lim f ( c+ h )−f (c )
V = lim
h→ 0
v rata-rata = h → 0
h

Defenisi
Turunan fingsi f adalah fungsi lain fʹ (dibaca f aksen) yang nilainya pada sebarang bilangan
c (asalakn limit ini ada) adalah
f ( c+ h )−f (c )
fʹ (c) = lim
h→ 0 h

Aturan pencarian turunan


Proses pencarian turunan suatu fungsi langsung dari defenisi turunanyakni dengan
menyusun hasil bagi selisih.
f ( x+ h )−f ( x )
h
Aturan fungsi konstanta
Jika f(x) = k dengan k suatu konstanta maka untuk sebarang x, fʹ (x) = 0 yakniD(k) = 0

Aturan Pangkat
Jika f(x) = xn,dengan n bilangan-bilangan bulat positif,maka fʹ (x) = nxn-1

Aturan fungsi Identitas


Jika fʹ (x) = x,maka fʹ (x) = 1 yakni D(x) = 1

Aturan Kelipatan konstanta


Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang terdiferensisasikan,maka (kf)’(x) =k. fʹ (x)
yakni D[k.f(x)] = k. Df(x)

Aturan jumlah
Jika f dan g fungsi-fungsiyang terdiferensialkan,maka (f+g)’(x) = f(x)+g(x) yakni
D[f(x)+g(x)] = Df(x) + Dg(x)

6
Aturan selisih
Jika f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,maka (f-g)’(x) = f’(x)-g’(x) yakni
D[f(x)-g(x)] = Df(x) – Dg(x)
Aturan hasil kali
Jika f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,maka (f ∙ g)’(x) = f(x)g(x)f’(x) yakni
D[f(x)g(x)] = f(x)Dg(x)+ g(x)Df(x)

Aturan hasil bagi


Jika f dan g fungsi-fungsi yang terdiferensialkan,dengan g(x)≠0,maka
f (x ) g ( x ) Df ( x )−f ( x) Dg( x)
D =
g ( x) g 2(x)

BAB IV PENGGUNAAN TURUNAN

 Maksimum dan Minimum

Defenisi

1. f(c) adalah nilai maksimum f pada s jika f(c)≥f(x) untuk semua x di s


2. f(c) adalah nilai minimum f pada s jika f(c)≤ f ( x ) untuk semua di s
3. f(c) adalah nilai ekstrim f pada s jika ia adalah nilai maksimum atau nilai minimum.

Teorema A (Teorema Eksistensi Maks-min).

Jika f kontinu pada selang tertutup [a,b], maka f mencapai nilai maksimum dan nilai
minimum.

Teorema B (Teorema Titik Kritis).

Andaikan f didefinisikan pada selang I yang memuat titik c. Jika f(c) adalah titik
ekstrim,maka c haruslah suatu titik kritis yakni c berupa satu:

1. titik ujung dari I


2. titik stasioner dari f(f’( c) = 0)
3. titik singular dari f(f’(c )tidak ada).

7
BAB V INTEGRAL

 Anti turunan (Integral tak tentu)

Defenisi  f suatu anti turunan dari f pada selang I jika DF = f pada I yakni,jika F’(x) = f(x)
untuk semua x dalam I. (Jika x suatu titik ujung dari I,F’(x)hanya perlu berupa turunan satu
sisi).

Aturan pangkat

' x '+1
∫ x dx= r+ 1 +c
Teorema B

∫ sin x dx=−cos x +C
∫ cos x dx=sin x+C
Teorema C

Kelinearan dari ʃ .. . dx.Andaikan f dan g mempunyai anti turunan (integral tak


tentu) dan andaikan k suatu konstanta.Maka:

ʃkf(x) dx = k ʃ f(x) dx;

ʃ[f(x) + g(x)]dx = ʃf(x)dx + ʃg(x)dx; dan tak tentu

ʃ[ʃ(x)- g(x)]dx = ʃ f(x) dx - ʃg(x)dx

Teorema D

Aturan pangkat yang yang diperumum.Andaika g suatu fungsi yang dapat


dideferensialkan dan r suatu bilangan rasional yang bukan -1.Maka

ʃ[g(x)]rgʹ(x) dx = ¿ ¿ + C

Integral Tentu

8
Defenisi andaikan f suatu fungsi yang didefenisikan pada selang tutup [a,b].Maka secara
simbolik
b

∫ f ( x )dx= A –Abawah
atas
a

Fungsi-fungsi yang dapat diintegralkan

Teorema Keintegralan.Jika f terbatas pada [a,b] dan ia kontinu kecuali pada


sejumlah terhingga tiitk,maka f terintegralkan pada [a,b].Khususnya jika f kontinu pada
seluruh selang [a,b],maka ia terintegralkan pada [a,b].

Sebagai konsekuensi dari teorema ini,,fungsi-fungsi berikut adalah terintegralkan pada


setiap selang tertutup [a,b].

Fungsi-fungsi polinom

1. Fungsi-fungsi sinus dan kosinus


2. Fungsi-fungsi rasional,asalkan selang [a,b] tidak mengandung titik-titik yang
mengakibatkan suatu penyebut 0.

Teorema Dasar Kalkulus

Teorema dasar kalkulus.Andaikan f kontiniu (karenanya terintegralkan) pada [a,b]


dan andaikan F sebarang anti dari f disana maka:
b

∫ f ( x )dx = F(b) – F(a)


a

Kelinearan integral tentu :


b b

1. ∫ f ( x )dx = k∫ f (x )dx
a a
b b b

2. ∫ [f ( x )+ g ( x ) ] dx = ∫ f (x )dx + ∫ g( x)dx dan tak tentu


a a a
b b b

3. ∫ [f ( x )−g ( x ) ]dx = ∫ f (x )dx - ∫ g( x)dx


a a a

Sifat-sita integral tentu lebih lanjut :

Sifat penambahan selang.Jika f terintegralkan pada suatu selang yang mengandung


tiga titik a, b, c, maka

9
c b c

∫ f ( x )dx = ∫ f (x )dx + ∫ f ( x )dx


a a b

Sifat pembandingan.Jika f dan g terintegralkan pada [a,b] dan jika f(x)<g(x) untuk
semua x dalam [a,b], maka
b b

∫ f ( x )dx ≤∫ g(x )dx


a a

Sifat Keterbatasan.Jika f terintegralkan pada [a,b] dan jika m ≤ f(x) ≤ M untuk semua
x dalam [a,b], maka
b

m(b-a) ≤∫ f (x ) dx ≤ M(b-a)
a

Pendiferensialan suatu integral tentu.

Dx¿

Teorema Nilai rata-rata untuk integral.Jika f kontinu pada [a,b],maka tedapat suatu
bilangan c antara a dan b sedemikian sehingga
b

∫ f ( t ) dt =f (c )(b−a)
a

BAB VI PENGGUNAAN INTEGRAL

 Jarak dan Perpindahan

Pandang suatu benda yng bergerak sepanjang garis lurus dengan kecepatan v(t)
b

pada saat t.Bila v(t)≥/0,maka ∫ v (t) dt menyatakan jarak yang ditempuh dalam selang
a

waktu a ≤ t ≤ b. Namun, v(t) dapat pula bernilai negative (yang bebrarti bahwa benda itu
bergerak dalam arah sebaliknya),maka
b

∫ v ( t ) dt=s (b)−s (a)


a

10
Menyatakan perpindahan benda itu,yang berarti,jarak lurus dari tempat berangkat
s(a) ke tempat akhir s(b).Untuk mendapatkan jarak keseluruhan yang ditempuh benda
b

selama a ≤ t ≤ b,harus menghitung ∫ ¿ v (t )∨¿ ¿dt,luas daerah antara kurva kecepatan dan
a

sumbu t

 Panjang kurva pada bidang

Defenisi  sebuah kurva rata disebut mulus apabila kurva itu ditentukan oleh
persamaan-persamaan x = f(t),y = g(t), a ≤ t ≤ b,dengan ketentuan bahwa turunan-turunan f’
dan g’ adalah kontinu pada [a,b] sedangkan f’(t) dan g’(t) tidak bersama-sama nol di selang
(a,b).

BAB VII FUNGSI TRASENDEN

 Fungsi Logaritma asli

Defenisi  fungsi logaritma asli,ditulis sebagai ln,didefenisikan dengan


x
1
Ln x = ∫ dt , x>0
1 t

Daerah definisinya adalah himpunan bilangan riil positif.


Turunan logaritma asli

1
Dx ln x = , x > 0
x

Sifat logaritma asli

Apabila a dan b bilangan-bilangan positif dan r sebuah bilangan rasional,maka

1. ln 1 = 0
2. ln ab = ln a + ln b
a
3. ln = ln a – ln b
b
4. ln ar = r ln a
 Fungsi Invers dan Turunannya

Suatu fungsi f memadankan suatu nilai x dalam daerah asalnya D dengan nilai
tunggal y dalam daerah hasilnya R.

11
Eksistensi Fungsi Invers

Teorema A  apabila f monoton murni pada daerah asalnya,maka f memiliki


invers.Teorema A mudah digunakan , sebab untuk menentukan apakah f monoton,yang
perlu diperhatikan adalah dari f’.

Apabila f memiliki invers f-1 maka f-1 juga memiliki invers,yaitu f.Jadi dapat
dikatakan bahwa f dan f-1 merupakan pasangan fungsi invers.Dirumuskan

f-1(f(x)) = x dan f(f-1(y)) = y

Turunan fungsi Invers

Teorema fungsi invers Andaikan f dapat diturunkan dan monoton murni pada
selang I. Apabila f’(x) ≠ 0 pada sesuatu x dalam I, maka f-1 dapat diturunkan di titik y = f(x)
pada daerah hasil f dan berlakulah

1 dx 1
(f-1)̍ (y) = dapat juga ditulis =
f '( x ) dy dy /dx

 Fungsi Eksponen

Definisi  Invers ln disebut eksponen asli dan ditulis sebagai exp yaitu x = exp y ↔ y
= ln x dan diperoleh :

1.. exp (ln x) = x x>0

2. ln (exp y) = y untuk semua y

Sifat fungsi eksponen

Defenisi  bilangan e adalah bilangan riil positif yang bersifat ln e = 1

Teorema A  andaikan a dan b bilangan rasional,maka eaeb = ea+b dan ea/eb = ea-b

Fungsi Eksponen umum

Defenisi  untuk a > 0 dan x bilangan riil sebarang ax = ex ln a

Sifat-sifat nya

1. axay = ax+y

12
ax
2. y = ax-y
a
3. (ax)y = ax-y
4. (ab)x = axbx

Fungsi loga

Defenisi  Andaikan a bilangan positif dan a≠ 1.Maka y = loga x ↔ x = ay

ln x
dan dapat disimpulkan loga x =
ln a

 Fungsi Trigonometri Invers


Defenisi  untuk memperoleh invers dari sinus dan kosinus,harus batasi daerah
asal fungsi-fungsi itu pada selang [-π/2 , π/2] dan [0,π]

−π π
X = sin-1 y ↔ y = sin x dan ≤x ≤
2 2
X = cos-1y ↔ y = cos x dan 0≤ x ≤ π

−π π
Invers Tangen x = tan-1 y ↔ y = tan x dan <x<
2 2
π
Invers Sekanx = sec-1 y ↔ y = sec x dan 0 ≤ x ≤ π ,dengan x≠
2

 Fungsi Hiperbola dan Inversnya

Fungsi Hiperbola.Fungsi sinus hiperbol,kosinus hiperbol dan empat fungsi sejenis


lainnya didefinisikan sebagai berikut :

Sinh x = ½ (ex – e-x) cosh x = ½ (ex + e-x)

sinh x cosh x
Tan h = coth x =
cosh x sinh x

1 1
Sech x = csch x =
cosh x sinh x

BAB VIII TEKNIK PENGINTEGRALAN

Substitusi dalam integral tak tentu konstanta pangkat

13
1. ∫ k du=ku+C
ur +1
+C r≠−1
r +1
2. ∫ u ' du=¿ ¿
ln|u| + C r = -1

Eksponen
u
3. ∫ e du=¿eu + C

u
4. ∫ au du=¿ lna a ¿ + C , a ≠ 1 , a> 0

Trigonometri
5. ∫ sin u du=−cos u+ C
6. ∫ sec2 u du=tanu+ C
7. ∫ sec u tan u du=sec u+C
Fungsi Aljabar
du u
8. ∫ 2 2 = sin-1
√ a −u a
+C ()
du
9. ∫ a2 +u2 = 1a tan ()
-1 u
a
+C

Beberapa integral Trigonometri :


1. ∫ sin n x dx dan∫ cos n x dx
2. ∫ sin m x cos x dx
n

3. ∫ tan n x dx dan∫ cotn x dx


4. ∫ tanm x secn x dx dan ∫ cot m x cscn x dx
Substitusi yang merasionalkan :
Integran yang memuat √n ax +b apabila dalam integran ada bentuk √n ax +b substitusi u
=√n ax +b dapat merasionalkan integran.Akibat dari substitusi
1. a2 – x2 = a2 – a2 sin2t = a2(1- sin2 t) = a2 cos2 t
2. a2 + x2 = a2 + a2 tan2t = a2(1+ tan2 t) = a2 sec2 t
3. x2 – a2 = a2 sec2t – a2 = a2(sec2 t-1) = a2tan2t

14
BAB IX BENTUK TAK TENTU DAN INTEGRAL TAKWAJAR

Bentuk tak tentu jenis 0/0

Aturan L’hopital baik ia terhingga atau tak terhingga (L,∞ , atau−x),maka

f (x) f '( x )
lim =lim
x →u g(x ) x→ u g' (x)

Disini,u dapat mewakili sebarang symbol a,a-,a+, -∞ atau + ∞.Walaupuna aturan ini
gampang digunakan namun harus berhati-hati dalam memakainya,khusus nya harus teilti
dan benar apakah syarat yang diminta terpenuhi.Apabila tidak kita dapat melakukan
keslahan-kesalahan.

Bentuk tak tentu 0-∞ dan ∞−∞.

Andaikan a(x) 0 tetapi b(x) ∞ prosedur yang akan dilakukan untuk mengubah
persoalan tersebut menjadi dalam bentuk 0/0 penetapan aturan l’hopital.

Integral tak wajar (Improper)

Defenisi :
b b

∫ f ( x ) dx= lim
a →−∞ a
∫ f ( x ) dx
−∞

∞ b

∫ f ( x ) dx=blim
→∞
∫ f ( x)dx
a a

Apabila limit pada ruas kana nada dan bernilai terhingga,dikatakan bahwa integral
tak wajar yang bersangkutan konvergen dan memiliki nilai yang terhingga itu.Jika
tidak,integral disebut divergen.

Kedua Batas Integral Tak Terhingga

Definisi
0 ∞ ∞

Apabila ∫ f ( x ) dx dan ∫ f (x )dx konvergen,maka dikatakan ∫ f ( x)dx konvergen dengan


−∞ 0 −∞

nilai

15
∞ 0 ∞

∫ f ( x ) dx= ∫ f ( x ) dx+∫ f (x )dx


−∞ −∞ 0

Dalam hal yang lain ∫ f ( x ) dx dinamakan divergen


−∞

Integral yang tak terhingga pada sebuah titik dalam

DefenisI  andaikan f kontinu pada [a,b],kecuali di c dengan a<c<b.Andaikan


lim |f ( x )|=¿ ∞ ¿ Dapat didefenisikan :
x →c

b c b

∫ f ( x )dx=∫ f ( x ) dx +∫ f ( x)dx
a a c

Asalkan saja kedua integral di ruas kanan konvergen.Apabila tidak,integral∫ f ( x ) dx disebut


a

divergen.

BAB 10 METODE NUMERIK,APROKSIMASI

Aproksimasi Linear adalah mengaproksimasi suatu kurva didekat sebuah titik


dengan menggunakan garis singgung pada titik tersebut.

f(x) ≈ f(a) + f’(a)(x-a)

Terdapat banyak integral tentu yang tidak dapat dievaluasi memakai metode-
metodeteorema dasar kalkulus disebabkan integral-integral tak tentu.

1. Aturan Trapesium
b

∫ f ( x ) dx ≈ h2 [ f ( x o ) +2 f ( x 2 ) +…+ 2 f ( x n−1 ) + f (x n )]
a

Kesalahan pada aturan Trapesium

Andaikan bahwa f’ ada pada [a,b].Maka :


b

∫ f ( x ) dx ≈ h2 [ f ( x o ) +2 f ( x 2 ) +…+ 2 f ( x n−1 ) + f (x n )] + E n
a

Dimana kesalahan En diberikan oleh

16
(b−a)3
En = - f’’(c) dan c adalah suatu titik antara a dan b
12 n2

2. Atruan Parabol (Aturan Simpson)


b

∫ f ( x ) dx ≈ h3 ¿
a

Teorema B
Andaikan turunan keempat f(4) (x) ada pada [a,b].Maka kesalahan En pada aturan
Parabolik oleh
En = -¿ ¿f(4)(c) untuk suatu c antara a dan b

BAB III
PEMBAHASAN

A. KELEBIHAN BUKU
 Buku utama
-Menjelaskan tentang materi kalkulus dengan baik

17
-Di jelaskan secara lengkap dan disertai dengan gambar dan contoh soal dan
pembahasan serta ditambah dengan soal latihan.
- Menarik untuk dibaca karena di jelaskan secara baik, disertai gambar dan rumus

 Buku pembanding

-Menarik untuk dibaca karena di sertai dengan gambar

-Rumus-rumus pada buku lengkap dan contoh-contoh soal pada buku luas

B. KEKURANGAN BUKU
 Buku utama
- Terdapat banyak kata-kata yang susah untuk dimengerti
- Kurang menarik untuk dibaca karena buku terlalu tebal
 Buku pembanding
- Terdapat kata-kata yang sulit untuk dipahami
- Gambar pada buku tidak terlalu menarik karena warnanya kurang

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

18
Kalkulus merupakan bahasa latin calculus yang artinya “batu kecil” untuk
menghitung adalah cabang ilmu matematika yang mencakup
limit,turunan,integral,dan deret tak terhingga.kalkulus memiliki dua cabang
utama,kalkulus diferensial dan kalkulus integral yang saling berhubungan melalui
teorema dasar kalkulus.

B. Saran
Diharapkan setelah membaca critical book review ini pembaca dapat lebih

mengerti tentang kalkulus,sehingga menambah wawasan dan kepada para pembaca

jika ada salah penulisan diharapkan saran dan kritik yang membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Purcell, Edwin J. dkk. 1998. Kalkulus dan analitis Geometri Edisi Kelima Jilid 1. Bandung

19
20

Anda mungkin juga menyukai