PENDAHULUAN
Ilmu Teknik Elektro berdasarkan pada beberapa hukum dasar fisika yang
diperoleh dari percobaan. Prinsip dari konsep yang mendasari cara kerja serta perilaku
berbagai alat listrik sering sama meskipun bentuk dan susunan alatnya berbeda.
BAB II
ISI BUKU
BAB I
RANGKAIAN PASIF
1.1 Pendahuluan
Suatu rangkaian listrik pasif didefinisikan di dalam IEEE Standard Dictionary
of Electrical and Electronic Terms sebagai rangkian listrik yang tidak berisi sumber
energi. Rangkaian pasif dari atas tahanan, induktor, dan kapasitor yang terhubungkan
dengan berbagai cara.
Tujuan dari bab ini adalah untuk menjelaskan fungsi rangkaian pasif, oleh
sebab itu dihindari analisis rangkaian yang menggunakan bantuan paket program
komputer.
1.2 Attenuator Pad
Attenuator Pad adalah suatu rangkaian resistef yang digunakan untuk
menetapkan suatu besaran attenuasi antara sumber dan beban. Rangkaian yang lazim
dipakai adalah T-attenuator dan pi-attenuator, yang akan dianalisis pada bagian
berikut.
T-Attenuator
Nama T-attenuator ini timbul karena bentuk rangkaiannya seperti huruf T.
Penerapan hukum tegangan Kirchoff pada loop yang terdiri atas sumber dan 𝑅1 , 𝑅2 ,
menghasilkan
E = 𝐼1 . (𝑅𝑠 + 𝑅1 + 𝑅1 ) − 𝐼𝐿 . 𝑅3
Penerapan hukum tegangan Kirchoff pada loop yang terdiri atas 𝑅2 , 𝑅𝐿 , dan 𝑅3
menghasilkan
0 = −𝐼1 . 𝑅3 + 𝐼𝐿 . (𝑅2 + 𝑅3 + 𝑅1 )
Persamaan (1.2.2) dan (1.2.3) dapat diselesaikan untuk 𝐼𝐿 sehingga
𝐸 .𝑅3
𝐼𝐿 = (𝑅 ) (𝑅2 +𝑅3 +𝑅𝐿 )−𝑅32
𝑠 +𝑅1 +𝑅3 .
𝐼𝐿
𝐼𝐿 = 𝐼𝐿𝑂
𝑅3 . (𝑅𝑠 +𝑅1 )
= (𝑅 (𝑅2 +𝑅3 +𝑅1 )−𝑅32
𝑠 +𝑅1 +𝑅3 ) .
Pi – Attenuator
L – Attenuator
T – dan pi-attenuator sampai sejauh ini terbentuk dari tiga tahanan. Nilai
masing-masing tahanan dapat dipilih secara sendiri-sendiri tanpa tergantung pada
yang lain, dengan demikian memungkinkan tiga kriteria rancangan masukan,
resistansi keluaran, dan insertion loss itu dapat dipenuhi. Dalam berbagai situasi satu-
satunya fungsi pad itu adalah membuat sumber dan beban yang seimbang, dan
walaupun attenuasi akan dimasukkan dalam rangkaian, maka hal ini mungkin bukan
merupakan parameter rancangan yang kritis.
1.3 Rangkaian Ditala Seri
Rangkaian ditala seri terdiri atas kumparan yang dihubungkan seri dengan
sebuah kapasitor. Resistansi r harus dimasukkan karena dalam rangkaian praktis akan
selalu ada resistansi, biasanya akibat dari kumparannya.
Resonan seri terjadi apabila bagian reaktif dari impedansi adalah nol atau
sebaliknya, sudut fasenya sama dengan nol. Menunjukkan bahwa dengan
menyesuaikan L atau C maka rangkaian dapat dijadikan resonansi dengan frekuensi
yang diterapkan, suatu proses yang dikenal sebagai penalaan, dan rangkaiannya juga
disebut rangkaian ditala seri.
Faktor Q Seri
Respons Relatif
1
𝐴𝑟 𝑑𝐵 = 20𝑙𝑜𝑔
√1 + (𝑦𝑄)2
𝐸𝑅𝐿 𝐸
=
√(𝑅𝑠 +𝑅𝐿 )2 +(𝑋𝑠 +𝑋𝐿 )2 √(𝑅𝑠 +𝑅𝐿 )2 +(𝑋𝑠 +𝑋𝐿 )2
2.1 Pendahuluan
Fungsi periodik adalah fungsi yang berulang dengan selang waktu yang tetap
selama time domain penuh, -∞ ≤ 𝑡 ≥ +∞. Waktu periodik adalah waktu yang
direntang oleh satu pengulangan, dan, misalnya untuk fungsi-fungsi trigonometris
yang diuraikan dalam bagian terdahulu waktu periodik itu dinyatakan dengan 𝑇0
antara dua puncak berturut-turut.
2
𝑎𝑛 = ∫ 𝑣(𝑡) cos(2𝜋𝑛𝑓0 𝑡) 𝑑𝑡
𝑇0
2
𝑏𝑛 = ∫ 𝑣(𝑡) sin(2𝜋𝑛𝑓0 𝑡) 𝑑𝑡
𝑇0
Ini adalah gelombang periodik dan dianggap ada tiap saat, jadi jangkauannya
untuk t adalah -∞ ≤ 𝑡 ≥ +∞, begitu juga untuk gelombang sinus dan cosinus.
Bentuk gelombang lain yang seringkali ditemui dalam praktek adalah bentuk
gelombang gigi gergaji.
Rentet pulsa periodik dimana lebar pulsanya adalah 𝜏. Dengan memilih asal
mula waktu nol untuk membuat gelombang menjadi fungsi genap, hanya suku-suku
cosinus sajalah yang ada.
1. Jika satu siklus bentuk gelombang mempunyai luas daerah yang sama di atas dan
dibawah sumbu waktu, maka tidak akan ada suku dc
2. Jika bentuk gelombang itu simetris di sekitar sumbu vertikel. Maka ekspansi
trigonometrisnya akan mengandung hanya suku cosinus saja. Simetri ini
mengharuskan bentuk gelombangnya merupakan fungsi genap, atau v(-t) = v (t)
3. Jika komponen ac dari bentuk gelombang itu miring simetris di sekitar sumbu
vertikal.
4. Jika bentuk gelombang itu merupakan diskontinu terbatas, maka spektrumnya
akan mengandung harmonik dalam jumlah yang tak terhingga. Amplitudonya
berkurang paling sedikit secepat 1/n.
Cosinus sebuah sudut dapat ditulis dalam bentuk eksponensial sebagai berikut
𝑒 𝑗𝜃 +𝑒 −𝑗𝜃
cos 𝜃 =
2
Fungsi itu disampel secara seragam, yang perenggangannya antar sampel itu
adalah 𝑇𝑠 . Sampel yang pertama adalah nilai pada t=0, atau f (0). Sampel kedua ialah
f(𝑇𝑠 ), sampel ketiga f(2𝑇𝑠 ), dan selanjutnya.
Tipe sinyal lainnya yang dijumpai dalam ilmu komunikasi ialah yang
berlangsung selama waktu yang terbatas, seperti pulsa tunggal. Definisinya sinyal
semacam itu bersifat non perodik tetapi deterministik, dan daya dalam sinyal
semacam itu, dirata-ratakan sepanjang waktu, pasti nol.
Transformasi Fourier adalah suatu operasi integral yang sangat mirip untuk
koefisien harmoni 𝐶𝑛 , dan lengkap diberikan ditulis sebagai berikut.
∞
V (f) = ∫−∞ 𝑣(𝑡)𝑒 −𝑗2𝜋𝑓𝑡 𝑑𝑡
Evaluasi koefisien Fourier untuk suatu fungsi periodik dan untuk fungsi tipe
pulsa memerlukan evaluasi tentang integral. Definite integral itu sebagai areal suatu
kurva, maka kaidah persegi panjang dapat dipergunakan untuk pendekatan integralnya
dengan penjumlahan.
𝑗2𝜋𝑛𝑘
v (k) = 𝐹0 ∑𝑛=𝑁−1
𝑛=0 𝑊(𝑛𝐹0 )𝑒 𝑁
Satu alasan untuk ingin mengetahui spektrum sinyal itu ialah bahwa penapisan
sinyal itu ditentukan oleh perkalian spektrum dengan respons frekuensi filter.
Spektrum frekuensi masukan 𝑉𝑖 (𝑓) dapat ditentukan dengan metode Fourier, dan
karenanya spektrum sinyal keluarannya adalah
Tegangan periodik dan gelombang arus membawa daya rata-rata yang terbatas
dan sedemikian rupa sehingga keduanya menggambarkan sinyal yang masuk ke
dalam suatu dalam suatu kelas yang dikenal sebagai power signals.
Bandwidth yang diperuntukkan bagi sinyal itu sering kali merupakan kompromi
antara pengecilan bandwidth dan tingkat distorsi yang dapat diterima.
BAB 3
3.1 Pendahuluan
Sistem komunikasi dapat secara luas dibagi menjadi sistem analog dan digital.
Bentuk gelombang listik mengikuti variasi tekanan bunyi pada mikropon dan
karenanya dapat disebut analog gelombang tekanan bunyi.
Kata simbol pada umumnya mengacu kepada suatu marka atau tanda yang
mewakili sesuatu yang lain. Huruf alfabet adalah simbol yang menyatakan bunyi yang
diucapkan, dan angka merupakan simbol yang menyatakan kuantitas.
Bentuk pulsa yang mewakilkan sebuah simbol adalah fungsi waktu dan boleh
ditulis sebagai p(t). Ini adalah fungsi tanpa dimensi, dan misalnya jika suatu pulsa
tegangan amplitudo A dipergunakan maka dapat ditulis sebagai Ap (t).
Sandi garis mengacu kepada cara simbol disandikan dengan pulsa. Cara
panyandian yang paling sederhana adalah membuat masing-masing simbol dinyatakan
dengan pulsa persegi panjang NRZ.
Bentuk gelombang NRZ – L unipolar untuk urutan biner. Unipolar berarti bahwa
pulsa dari satu polaritas sajalah yang dipakai.
DC Wander
Dalam sandi AMI, biner 0 disandikan sebagai tegangan nol, dan biner 1
disandikan secara bergantung ⁺𝐴 dan ⁻A, yang menyebabkan muncul nama sandi
alternate mark inversion-AMI.
Sandi bipolar densitas tinggi disebut demiikian karena sandi itu mengandung
densitas marka yang lebih tinggi dibanding sandi bipolar yang normal.
Pada penyandian M-ary, kecepatan simbolnya kurang dari kecepatan bit, seperti
yang ditunjukkan oleh Pes. (3.2.8), yang dulangi disini sebagai acuan:
𝑅𝑏
𝑅𝑠𝑦𝑚 =
𝑚
m adalah jumlah bit yang terkandung didalam sebuah simbol dan M = 2𝑚 . Seperti
halnya dengan transmisi biner, transmisi polar untuk bentuk gelombang M-ary lebih
efisien dalam hubungannya dengan daya apabila arasnya berpusat pada nol.
Distorsi Linier berarti bahwa bentuk gelombang itu mengalami perubahan, tetapi
tidak ada komponen frekuensi baru yang dibangkitkan didalam spektrum.
3.7 Pembentukan Rupa Pulsa (Pulse Shaping)
Rupa pulsa pada keluaran atau akhir penerima saluran transmisi ditentukan oleh
spektrum pulsa masukan, respons frekuensi pemancar, respon frekuensi saluran, dan
respons frekuensi penerima.
BAB IV
NOISE
4.1 Pendahuluan
Noise, dalam pengertian umum, adalah suatu gangguan yang “didengar” orang,
tetapi dalam telekomunikasi kata noise juga dipakai juga sebagai suatu istilah untuk
gangguan listrik yang menimbulkan kebisingan yang dapat didengar dalam suatu
sistem.
Energi kinetik bahwa elektron berada dalam keadaan bergerak, dan gerakan ini
pada gilirannya teracak melalui tabrakan dengan ketidak sempurnaan yang ada dalam
struktur konduktor.
Tegangan noise rata-rata yang melintasi konduktor itu adalah nol, tetapi nilai
root-mean-square tegangan tersebut (finite) dan dapat diukur.
Resistor seri
= 4(𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3 + ⋯ )𝑘𝑇𝐵𝑛
2 2 2
= 𝐸𝑛1 + 𝐸𝑛2 + 𝐸𝑛3 +⋯
Reaktansi
𝑃𝑛
𝐺𝑎 (𝑓) =
𝐵𝑛
= kT
Shot noise adalah fluktuasi acak yang mengiringi setiap arus langsung yang
melintasi halangan yang potensial.
Noise partisi terjadi bila arus harus terbagi diantara dua atau lebih elektrode dan
terjadi sebagai akibat fluktuasi acak dalam pembagian itu.
Flicker noise itu merupakan suatu efek frekuensi rendah, namun ia memainkan
peranan penting dalam membatasi kepekaan pencampur dioxida microwave, yang
dipergunakan untuk sistem radar Doppler.
Tipe lain dari low-frequency noise yang terlihat di dalam bipolar transistors
dikenal sebagai burst noise, nama ini timbul karena noise itu tampak sebagai
sederetan ledakan pada dua aras atau lebih.
Ini dikenal sebagai avalanche region dan terjadi karena lubang dan elektron di
dalam daerah diplesi diode memperoleh energi yang cukup dari medan bias terbalik
untuk mengionisasi atom dengan tabrakan.
4.8 Noise Transistor Bipolar
Dalam transistor efek medan, sumber utama kebisingan adalah termal noise yang
dibangkit oleh resistans fisik dari saluran drain-source. Flicker noise juga berasal dari
saluran ini.
4.10 Pembangkit Noise Masukan yang Ekivalen dan Pembandingan BJT dan FET
Suatu perbandingan mendetail daripada kinerja amplifier BJT dan FET adalah
terlalu mendetail untuk dimasukkan di sini, tetapi pendapat umum berikut ini boleh
dinyatakan. 𝑅𝑛 pada umumnya lebih kecil dan 𝐼𝐸𝑄 lebih besar untuk BJT jika
dibandingkan dengan FET. Untuk sinyal masukan dengan resistans rendah, dimana
noise voltage-nya 𝐼𝑛𝑎 𝑅𝑠 cukup kecil untuk diabaikan, maka BJT akan memproduksi
kebisingan yang lebih rendah yng disebabkan oleh nilai 𝑅𝑛 - nya yang lebih kecil.
Akan tetapi, apabila 𝑅𝑠 besar sehingga tegangan 𝐼𝑛𝑎 𝑅𝑠 menjadi penting artinya, maka
FET akan memproduksi kebisingan yang lebih rendah daripada BJT yang disebabkan
oleh lebih rendahnya 𝐼𝐸𝑄 .
𝑆 𝑃𝑠
=
𝑁 𝑃𝑛
𝑉𝑠2
=
𝑉𝑛2
4.12 Perbandingan S/N untuk koneksi tambahan
Jika S/N ratio dari satu matarantai jauh lebih buruk daripada yang lainnya, maka
matarantai itu akan menentukan seluruh S/N ratio.
Noise factor adalah parameter terukur dan biasanya akan ditentukan untuk suatu
amplifier atau jaringan
Ada dua keadaan khusus di mana amplifier yang low-noise dan ujung depan
dipergunakan untuk mengurangi kebisingan. Yang lainnya ada di dalam pesawat
penerima radio yang dipergunakan untuk menangkap sinyal lemah, seperti pesawat
penerima gelombang pendek.
Yang lainnya ada di dalam pesawat penerima radio yang dipergunakan untuk
menangkap sinyal lemah, seperti pesawat penerima gelombang pendek.
Noise faktor adalah suatu fungsi resistans sumber maupun noise input amplifier.
Sehubungan dengan kuantitas ini, noise factornya adalah
𝑉𝑛2
𝐹= 2
𝑉𝑛𝑠
Lambangkan loss ratio insertion daya itu sebagai L, maka output S/N ratio-nya
akan menjadi 1/L kali ratio input S/N, dan dari definisi faktor noise
𝑆
𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑁 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡
𝐹=
𝑆
𝑝𝑜𝑤𝑒𝑟 𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑁 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡
= L
𝑃𝑛 = 𝑘𝑇𝑎 𝐵𝑛
Temperatur noise dapat diukur dengan beberapa cara, metode yang terpilih
banyak bergantung pada jangkauan nilai yang diharapkan. Untu sistem penerima
normal, avalanche sumber noise diode lazim pergunakan, dan metode ini akan akan
diuraikan.
BAB V
5.1 Pendahuluan
Kapasitans kolektor ke-base 𝐶𝑐𝑏 : ini adalah kapasitas deplesi sambungan kolektor ke
base yang bias terbalik. Ini adalah suatu fungsi tegangan terbalik dan biasanya
dispesifikasikan untuk kondisi pengoperasian tertentu.
Kapasitans base-to-base 𝐶𝑏′𝑒 : ini adalah kapasitans dari sambunga base-emitter bias
ke depan. Ini terdiri atas dua komponen, 𝐶𝑑𝑒𝑝𝑙 + 𝐶𝑑𝑖𝑓𝑓 . Kapasitans deplesi 𝐶𝑑𝑒𝑝𝑙
adalah suatu fungsi bias ke depan pada sambungan dan dapat dispesifikasikan atau
diestimasi untuk kondisi pengoperasian tertentu.
Efek kapasitor umpan balik 𝐶𝑐𝑏 , dapat dinul-kan sama sekali dengan
menghubungkan transistor dalam konfigurasi common-base, rangkaian ekivalen
sinyal kecil.
𝑉𝑠2
𝑃𝑠 =
4𝑅𝑠
𝐼𝑜2 𝐼𝑜2 𝑅𝑜
𝑃𝑜 = =
4𝐺𝑜 4
𝑃𝑠
𝐺𝐴𝑉 =
𝑃𝑜
𝐼𝑜2 𝑅𝑠 𝑅𝑜
=
𝑉𝑜2
Mixer digunakan untuk mengubah sinyal dari satu frekuensi ke frekuensi lain.
Istilah mixer pada umumnya dicadangkan untuk rangkaian yang mengubah sinyal
frekuensi radio ke suatu nilai madya dan yang memerlukan masukan dari sebuah
asilator lokal untuk melakukannya.
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
Sistem satuan yang digunakan dalam hal ini adalah Sistem Internasional yang
lazim disingkat sebagai SI. Konferensi Internasional Mengenai Berat dan Ukuran
yang kesepuluh pada tahun 1954 telah menetapkan enam satuan dasar:
a. Satuan panjang dalam meter (m)
b. Satuan massa dalam kilogram (kg)
c. Satuan waktu dalam detik (second-s)
d. Satuan arus listrik dalam ampere (A)
e. Satuan suhu dalam Kelvin (K)
f. Satuan kuat cahaya dalam kandela (candela-cd)
Seluruh teori rangkaian listrik dapat diungkapkan dalam besaran dasar saja-
massa dan arus serta kedudukannya dalam ruang dan waktu, tetapi hal itu akan
mengundang kesulitan.
𝑑𝑚𝑢
f= 𝑑𝑡
dengan m adalah massa benda dan u kecepatannya. Bila massanya konstan, maka
definisi gaya di atas menjadi
𝑑𝑢
f = m 𝑑𝑡 = 𝑚. 𝑎
Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber
yang dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tenaga listrik.
Suatu sumber sempurna akan memberikan tegangan tetap atau arus tetap. Suatu
sumber tegangan sempurna adalah sumber yang tegangannya tidak bergantung kepada
beban yang dipasangkan pada kutub-kutubnya.
Untuk rangkaian jenis pertama seperti yang telah disebutkan dalam bagian
sebelum ini memerlukan tegangan antara kutub-kutubnya yang berbanding lurus
dengan arus yang melaluinya. Secara kuantitatif, tegangan diberikan oleh
v = R i volt
2.5 Induktansi
𝑑𝑖
v = L 𝑑𝑡 volt
2.6 Kapasitansi
𝑑𝑣
i = C 𝑑𝑡 A
BAB III
Hukum dasar rangkaian secara rasional mengikuti sifat besaran listrik yang
telah dibahas dalam bab dua. Hukum ini secara langsung memberikan tuntunan
menuju cara yang sistematik dalam pembahasan masalah rangkaian listrik.
Suatu rangkaian listrik terdiri dari banyak rangkaian tertutup yang mempunyai
banyak simpul dengan satu atau lebih sumber. Besaran yang diketahui pada umumnya
berupa tegangan pada sumber tegangan atau arus dari sumber arusnya.
Ada bentuk rangkaian tertentu yang tidak dapat disederhanakan dengan hanya
menggunakan kombinasi seri-paralel. Konfigurasi semacam itu sering dapat ditangani
dengan menggunakan transformasi Y-Δ Transformasi ini memungkinkan tiga resistor
yang dihubungkan dalam bentuk Y digantikan oleh tiga resistor lain dalam bentuk Δ,
dan sebaliknya.
3.4 Sumber dengan rangkaian setaranya
Sumber nyata mungkin dapat mendekati keadaan sempurna itu, tetapi tidak
akan pernah mencapainya. Karakteristik ini menyatakan bahwa suatu sumber dengan
tegangan 𝑉𝑟𝑡 pada saat rangkaian terbuka (I = 0) dengan nilai tegangan V menurun
secara linear jika arus yang diambil dari sumber meningkat; karakteristik semacam itu
dapat dituliskan secara
V = 𝑉𝑟𝑡 − 𝑅𝑡 I
Di sini akan dibahas suatu peralatan elektronika yang sangat berguna dalam
pembentukan suatu sumber takbebas dan mempunyai model matematika yang
sederhana dan anggun.
Tegangan 𝑣2 adalah tegangan keluaran penguat kerja dan, akan tampak nanti,
hanya merupakan fungsi tegangan masukan 𝑣1 dan kedua resistansinya.
3.7 Integrator
1 𝑖
𝑣𝑜 = ∫ 𝑖 (x) dx
𝐶 −∞ 𝑜
BAB IV
Suatu matajal adalah suatu kasus khusus rangkaian tertutup, yaitu rangkaian
tertutup yang tidak megandung unsur rangkaian di tengahnya.
Dalam bagian ini akan dibahas teorema Thevenin dan teorema Norton yang
dalam banyak hal dapat diterapkan dan sangat menyederhanakan rangkaian untu
dianalisis.
BAB V
Tegangan dan arus yang berubah secara eksponensial menurut waktu dapat
ditulis sebagai
v = 𝑉0 𝑒 𝑠𝑡
dan
i = 𝐼0 𝑒 𝑠𝑡
dengan 𝑉0dan 𝐼0 adalah nilai tegangan dan arus pada saat t =0.
PEMBAHASAN
PENUTUP
1.3 KESIMPULAN