Anda di halaman 1dari 15

CASE METHODE

HIMPUNAN DAN LOGIKA


Dosen Pengampu:
Dr. Asrin Lubis, M.Pd

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Siddik


NIM : (4223111015)
Kelompok :2
Kelas : PSPM 22A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya serta karunian-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas “Case Methode” ini dengan baik. Laporan ini disusun
untuk melengkapi tugas mata kuliah Himpunan dan Logika.

Selain itu, kami berharap semoga laporan case methode himpunan dan logika ini
dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan menambah pengetahuan umum.

Oleh karena itu, kami mengharap segala kritik dan saran yang membangun dan
dapat me njad ikan lapora n ini ja uh lebih baik lagi. Kami mohon maa f
set ulus-t ulusnya atas kesalahan maupun kekurangan dalam penyusunan laporan ini.

Medan, 26 September 2022

Penulis

Daftar Isi

1
Kata Pengantar 1
Daftar Isi 2
Bab I Pendahuluan 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 3
C. Manfaat 3
Bab II Review Buku Terkait Teori Atau Konsep Pendukung 4
A. Ringkasan Buku 4
B. Keunggulan Buku 5
C. Kelemahan Buku 5
Bab III Ringkasan Artikel/Hasil Penelitian Pendukung 6
A. Ringkasan Artikel 6
B. Keunggulan Artikel 9
C. Kelemahan Artikel 9
Bab IV Masalah 10
Bab V Metode 11
A. Penyelesaian Masalah 11
B. Kelebihan Menggunakan Logika Predikat 11
C. Kekurangan Menggunakan Logika Predikat 11
Bab VI Ide Turunan dan Konteks Sosial 12
A. Ide Turunan 12
B. Konteks Sosial 12
Bab VII Penutup 13
A. Kesimpulan13
B. Saran 13
Daftar Pustaka 14

Bab I
2
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Di dalam mata kuliah Himpunan dan Logika ada materi tentang Kalkulus
Predikat/Logika Predikat. Dalam case method kali ini saya akan membahas materi tentang
Logika Predikat.
Logika Predikat dapat digunakan untuk mrngekspresikan makna berbagai
pernyataaan dalam matemaika dengan cara yang memungkinkan untuk menalar dan
menjajaki hubungan antara objek-objek.
Untuk memahami logika predika , pertama perlu dikenalkan kosep tentang predikat.
Setelah itu, akan diperkenalkan konsep kuantifier, yang memungkinkan untuk menalar
pernyataan yang menegaskan bahwa suatuu sifta tertentu belaku untuk semua objek dari
tipe tertentu dan dengan pernyataan yang menegaskan keberadaan suatau objek dengan
sifat khusus.
Kuantifikasi mengungkapkan sejauh mana predict benar atas berbagai elemen. Dalam
bahasa yang umum, kata Semua, Banyak, Tidak ada, dan Sedikit, digunakan dalam
kuantifikasi. Pembahasan akan difokuskan pada dua jenis kuantifikasi ini: Kuantifikasi
universal, yang mengatakan bahwa predikat benar untuk setiap elemn di bawh kondisi
predikatna adalah benar, dan kuantifikasi eksistensial, yang memberitahu baha ada satu
atau lebih elemen dalam kondisi predikatnya adalah benar. Bidang logika yang
berhubungan dengan predikat dan kuantifier disebut Kalkulus Predikat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana metode yang telah diterapkan untuk menyelesaikan logika predikat pada
umumnya.
2. Apa yang membuat kesulitan dalam pembacaan symbol pernyataan?

C. Tujuan
1. Agar mengetahui cara menyeselesaikan soal logika predikat
2. Agar dapat membaca symbol yang melambangkan pernyataan

Bab II

3
Review Buku Terkait Teori Atau Konsep Pendukung

A. Ringkasan Buku

Logika Predikat
Predikat adalah properti yang menjelaskan tentang indivual atau subjek yang terlibat
dalam pernyataan.Sebagai contoh pada pernyataan x< 5 . Pernyataan lebih kecil dari 5
adalah predikat; biasa dilambangkan dengan huruf kapital, misalnya K.Sebagai fungsi
proposisional ditulis dalam bentuk, K(x) = x< 5. X adalah variabel dan K adalah predikat.
K(a) adalah nilai kebenaran fungsi proposisional pada a ∊ D.

Kuantor (Quantifier)
Ada 2 jenis kuantor, yaitu Kuantor Universal yangdilambangkan dengan simbol ∀ dan
Kuantor Eksistensial yang dilambangkan dengan ∃. Sebagai contoh:
a) Dumbo adalah seekor gajah
b) Semua gajah mempunyai belalai.
Pada contoh a) jika predikat seekor gajah dilambangkan G, maka a) dapat ditulis
menjadi G(x). Pada contoh b) jika predikat “mempunyai belalai” dilambangkan dengan B,
maka b) dapat ditulis menjadi B(x). Selanjutnya a) dan b) dapat ditulis menjadi G(x) →
B(x).Notasi tersebut dibaca jika x seekor gajah maka x mempunyai belalai. Akan tetapi kita
perlu menjelaskan apakah yang kita maksud semua x atau hanya sebagian saja. Jika
yangkita maksud semua x, maka kita gunakan kuantoruniversal ∀ . Jika yang dimaksud
hanya sebagian x, maka kita gunakan kuantor eksistensial ∃. Jika kita maksudkan semua
atau seluruh atau setiap x, maka kita gunakan kuantor universal ∀ , sehingga G(x) →B(x)
ditulis menjadi ( ∀ x) (G(x) →B(x)), dibaca “untuk setiap x, jika x adalah gajah maka
xmempunyai belalai. Misal terdapat pernyataan
a) x adalah mahasiswa
b) x rajin belajar.
Jika pada a) predikat “mahasiswa” dilambangkan dengan M, sedangkan pada b)
predikat “predikat belajar” dilambang kan dengan R, maka dapat ditulis menjadi (∃x) (M(x)
⋀ R(x)), dibaca, “untuk sebagian x, x adalah mahasiswa dan x rajin belajar atau “sebagian
mahasiswa rajin belajar.”

Penggunaan Kuantor
Berikut akan dijelaskan situasi-situasi yang melibatkan kuantor universal dan eksistensial.
1. Kuantor Universal
Kuantor universal ( ∀ ) menunjukkan bahwa setiap objek dalam semestanya
mempunyai sifat dari kalimat yang menyatakannya. Jika pernyataan memaki kunator
universal ( ∀ ), maka gunakan perangkai implikasi ( →), yaitu “Untuk semua (variabel), jika
… maka …”.
4
2. Kuantor Eksistensial
Sedangkan kuantor eksistensial (∃) menunjukkan bahwa sebagian (setidak-tidaknya
satu objek) dalam semestanya memenuhi sifat kalimat yang menyatakannya. Jika
pernyataan memakai kunator universal (∃), maka gunakan perangkai konjungai (⋀), yaitu
“Ada (variabel) yang … dan …”.

Himpunan Klausa

Logika predikat yang sudah dalam bentuk standar skolem dapat ditulis dalam
bentuk himpunan klausa dengan cara menghapus kuantor universal. Penghapusan kuantor
universal dilakukan karena tdk diperlukan lagi, karena semua variabel dan fungsi yang ada
semuanya diikat oleh kuantor yang sama, yaitu kuantor universal.

Penerapan Tablo Semantik pada Ekspresi Logika Predikat


Aturan tablo semantik yang diterapkan pada ekspresi logika proposisional tetap
berlaku pada penerapannya pada ekspresi logika predikat. Akan tetapi harus mengikuti
aturan bahwa Term yang telah dipakai pada tablo semantik tidak boleh digunakan lagi
pada Existensial Instantiation, tapi bisadigunakan berkali-kali pada Universal Instantiation.

B. Keunggulan Buku
Variasi soal–soal yang terdapat dalam buku lumayan banyak, sehingga pembaca
dapat mengerjakan berbagai variasi soal dan melatih otak untuk berpikir lebih cermat
lagi, bahasa yang digunakan dalam buku terssebut mudah dipahami dan juga
materinya yang lengkap sehingga membantu dalam menyelesaikan soal yang di
berikan.. Dan juga banyak terdapat tabel kebenarannya.

C. Kelemahan Buku
Pada buku ini materi subbabnya sangat kurang penjelasan. Tiap judul hanya di
bahas sekilas tidak diperdalam pembahasan materinya dan langsung ke contoh soal.
Ada beberapa kata dan simbol dalam istilah matematika yang masih belum dipahami
dan diketahui oleh pembaca, seharusnya disertai dengan keterangan dari simbol-
simbol tersebut.

Bab III
Ringkasan Artikel/Hasil Penelitian Pendukung

5
A. Ringkasan Isi Artikel

PENDAHULUAN
Logika adalah ilmu pengetahuan tentang karya-karya akal budi (ratio) untuk
membimbing menuju yang benar. Tujuan logika untuk mengembangkan sistem metode dan
prinsip yang dapat digunakan sebagai kriteria untuk menilai suatu argumen orang lain dan
sebagai petunjuk untuk mengkonstruksi argumen bagi diri sendiri. Objek material logika
adalah manusia dan objek formalnya ialah kegiatan akal budi untuk melakukan penalaran
yang lurus, tepat, dan teratur yang terlihat melalui ungkapan pikiran yang diwujudkan
dalam bahasa. Logika formal disebut juga “logika simbolik” atau “logika matematika”.
Menurut , logika simbolik adalah alat utama penalaran matematika dan beberapa prinsip
dalam logika simbolik memiliki penerapan di luar matematika seperti pada bidang
rekayasa dan sains. Logika formal mengungkap hakekat kebenaran logis dari suatu
penarikan kesimpulan dalam system formal yang memuat bahasa formal, aturan-aturan
penarikan kesimpulan dan kadang-kadang suatu kumpulan aksioma atau aturan . Bahasa
formal terdiri dari sekumpulan simbol-simbol, sintaks, semantik, dan ungkapan dalam
bahasa formal yang disebut “formula”. Aturan penarikan kesimpulan dan aksioma-aksioma
yang ditetapkan dioperasikan dengan bahasa untuk menghasilkan kumpulan teorema.
Teorema adalah formula yang dapat diturunkan dengan menggunakan aturan-aturan
penarikan kesimpulan dan merupakan suatu ungkapan kebenaran logis (tautology). Logika
formal mencakup banyak jenis logika, seperti logika proposisi dan logika predikat.

Tidak semua orang menyadari bahwa logika proposisi dan logika predikat adalah
berbeda, hal ini dapat menimbulkan kerancuan dalam penerapannya. Kajian epistemologis
ini akan mengungkap sifat beberapa aspek epistemologi logika proposisi dan logika
predikat beserta hubungannya.

OPERATOR LOGIKA

Operator logika yang digunakan dalam logika proposisi dan logika predikat untuk
menggabungkan dua pernyataan adalah disjungsi, konjungsi, implikasi, biimplikasi dan
negasi. Nilai kebenaran pernyataan majemuk yang dihasilkan oleh operator logika
ditentukan berdasarkan definisi seperti yang dirumuskan pada Table 1.

Tabel 1. Aturan Disjungsi, Konjungsi, Implikasi,dan Negasi

Pernyat. I Pernyt. Ii Disjungsi Konjungsi Implikasi Biimplikasi Negasi

p q p≈q p. q p♣q p≡q (~p)

6
benar (T) benar (T) benar (T) benar (T) benar (T) benar (T) salah (F)

benar (T) Salah (F) benar (T) Salah (F) Salah (F) Salah (F) benar (T)

salah (F) benar (T) benar (T) salah (F) benar (T) Salah (F)

salah (F) salah (F) salah (F) salah (F) benar (T) Benar (T)

PROPOSISI DALAM LOGIKA PROPOSISI DAN LOGIKA PREDIKAT

Proposisi terdiri terdiri dari tiga hal, yaitu subjek, predikat dan kopula. Subjek dan
predikat suatu penegasan (assertion) disebut term (horos), suatu term dapat individual
atau universal, subjek dapat individual atau universal, sedang predikat harus universa.
Term adalah “kata” atau “kesatuan kata-kata” yang dapat diguna-kan sebagai subjek atau
predikat. Berdasarkan kuantitas, ada dua macam yaitu universal dan khusus, berdasarkan
kualitas, proposisi dibagi menjadi dua jenis yaitu proposisi afirmatif dan proposisi negatif.
Menurut, proposisi universal adalah proposisi yang predikat membenarkan atau
mengingkari seluruh subjek, sedangkan proposisi partikular adalah proposisi yang
predikat membenarkan atau mengingkari sebagian subjek. Dalam proposisi, predikat
dihubungkan dengan subjek, jika hubungan itu bergantung pada syarat yang dipenuhi,
proposisinya disebut proposisi hipotetik, kalau kaitan antara subjek dan predikat tanpa
syarat disebut proposisi kategorik.

UJI KESAHIHAN ARGUMEN

Argumen adalah kelompok pernyataan di mana satu atau lebih pernyataan (premis)
mendukung secara nalar keyakinan untuk satu atau lebih pernyataan yang lain (konklusi).
Kemudian menyatakan bahwa Argument which satisfy the following conditions are
syllogisms:

(a) there are two premises,

(b) the subject term of the conclusion occurs in one premise, and the predicate term of the
conclusion occurs in the other premise,

(c) there is one term in common between the premise.

Dalam silogisme istilah predikat (predicate term) dari kesimpulan disebut major, dan
premis yang predikat terdapat pada konklusi disebut premis mayor (major premise).
Subjek pada konklusi disebut minor, dan premis yang subjek terdapat pada konklusi
disebut premis minor (minor premise).

7
BUKTI KETIDAKSAHIHAN

Ketidaksahihan suatu argument dalam logika proposisi dan logika perdikat dapat
dibuktikan dengan Metode Contoh Kontra (Counter Exampel Method), tetapi tidak dapat
menggunakan metode deduksi.

METODE SEMESTA TERBATAS (MST)

Gagasan pokok MST adalah dalam sebuah semesta yang memuat jutaan anggota-anggota
dapat dipilih salah satu anggota atau beberapa anggota dan menganggap semesta hanya
memuat anggota-anggota yang terpilih. Pernyataan “Semua yang ada dalam semesta adalah
sempurna” ekuivalen dengan “Abigail sempurna” dalam semesta dengan satu anggota yaitu
Abigail (sebab Abigail adalah semua yang ada). Pernyataan “Sesuatu yang ada adalah
sempurna” jugas ekuivalen dengan dengan “Abigail sempurna” (sebab Abigail adalah
sesuatu). Untuk menyatakan “ekuivalen” diperlukan simbol metalogika yang menuntut
bahwa ungkapan pada kedua ruas harus memiliki kesamaan nilai kebenaran yang
diberikan pada semesta dengan ukuran yang telah ditentukan. Meskipun ekuivalensi ini
mirip dengan ekuivalensi logik, tetapi tidak identik Sebab ekuivalensi logik tidak
tergantung pada pergantian (secara selang-seling) anggota semesta. Ekuivalensi disini
adalah ekuivalensi logik bersyarat.

PENUTUP
Hasil kajian epistemologis terhadap logika proposisi dan logika predikat menunjukkan
bahwa

1. Logika adalah ilmu pengetahuan tentang metode dan prinsip yang digunakan untuk
membedakan penalaran yang benasr dan yang tidak benar.
2. Tujuan logika untuk mengembangkan sistem metode dan prinsip yang dapat
digunakan sebagai kriteria untuk menilai suatu argument.
3. Objek material logika adalah manusia dan objek formalnya ialah kegiatan akal budi
untuk melakukan penalaran yang lurus, tepat, dan teratur yang terlihat melalui
ungkapan pikiran yang diwujudkan dalam bahasa.
4. Komponen dasar logika proposisi adalah proposisi, sedangkan komponen dasar
logika predikat adalah predikat.
5. Ada persamaan, perbedaan, dan hubungan antara dua jenis logika tersebut. Logika
proposisi dan logika menggunakan operator logika, metode dan aturan penarikan
kesimpulan yang sama serta simbol-simbol yang serupa.
6. Ada lima operator logika yang digunakan adalah disjungsi, konjungsi, negasi,
implikasi, dan biimplikasi. Nilai kebenaran pernyataan majemuk yang dihasilkan
oleh operator logika ditentukan berdasarkan definisi.
7. Ada delapan belas aturan penarikan kesimpulan, empat aturan pergantian dengan
kuantor, dan empat aturan perubahan kuantor.

8
8. Istilah benar dan salah dikenakan pada proposisi, sedangkan istilah sahih dan tidak
sahih dikenakan untuk argumen. Kesahihan argumen tergantung pada bentuk
argumen, bukan pada salah benarnya proposisi. Jika suatu bentuk sahih dalam
logika proposisi, maka bentuk predikat yang terkait juga sahih dalam logika
predikat.
9. Logika predikat membuat struktur materi proposisi menjadi lebih jelas.
10. Logika predikat merupakan cabang dari logika yang mencakup logika proposisi.

B. Keunggulan Jurnal/Artikel
 Kelebihan Jurnal/Artikel
 Penulisan jurnal ini teratur dan sesuai dengan cara pembuatan penulisan
dalam penulisan jurnal.
 menjelaskan secara rinci masalah yang terjadi.
 Setiap hal yang dipaparkan jurnal utama sangat luas dan lengkap.
 Menampilkan data secara jelas.

C. Kelemahan Jurnal/Artikel
 Kelemahan Jurnal/Artikel
 Tampilannya tidak terlalu menarik karena tidak ada gambar.

Bab IV
Masalah
Analisis Logika Predikat

9
1. Sebuah pernyataan ada dalam Preneks Normal Form (PNF) jika dan hanya jika
pernyataan itu berbentuk Q1x1 Q2x2 · · · QkxkP (x1, x2, ..., xk), dimana setiap Qi, i = 1, 2,. . . , k,
adalah kuantifikasi eksistensial atau kuantifikasi universal, dan P (x 1, ..., xk) adalah predikat
yang tidak melibatkan kuantifikasi. Misalnya, ∃x∀y (P (x, y) ∧ Q (y)) adalah dalam preneks
normal form, sedangkan ∃xP (x) ∨ ∀xQ (x) tidak (karena kuantifikasi tidak semua terjadi
terlebih dahulu). Setiap pernyataan dibentuk dari variabel proposisional, Predikat, T, dan F
dengan menggunakan koneksi logika dan kuantifikasi adalah ekivalen terhadap pernyataan
dalam preneks normal form.

Latihan 51. meminta pembuktian fakta ini.

Bagaimana mengubah sembarang pernyataan menjadi sebuah pernyataan dalam


preneks normal form yang ekivalen dengan pernyataan yang diberikan.

Bab V
Metode

A. Penyelesaian Masalah

10
Metode Untuk menyelesaikan Masalah tersebut yaitu:

Kertika pernyataan tidak mengandung kuantifikasi, maka pernyataan tersebut sudah


masuk preneks normal form. Kerika pernnyataan berisi kuantifikasi dengan kuantifikasi
QiXi tidak di depan maka pernyataan ini tidak boleh mengandung Xi diluar lingkup QiXi
(asxi) kemudian akan didefenisikan oleh dua kuantifikasi yang tidak perlu dan dengan
demikkian kita dapat dengan mudah memindahkan kuantifikasi ke depan pernyataan.
Cukup pindahkan kuantifikasi ke depan pernyataan.

B. Kelebihan Menggunakan Logika Predikat :


Soal dapat dikerjakan dengan logika tidak ada memasukkan rumus sama sekali karena
kita hanya mengasumsikan dan menyimpulkan

C. Kekurangan Menggunakan Logika Predikat:


Untuk setiap permasalahan menggunakan logika predikat kita diharuskan berfikir
krisis sehingga banyak memakan waktu dan juga pada saat kita harus menarik kesimpulan
(inferensi) suatu argumen, maka kesimpulannya harus terkaitdengan hipotesis atau
premis.

Bab VI
Ide Turunan dan Konteks Sosial

A. Ide Turunan

11
Ide yang dipaparkan penulis di dalam makalah ini adalah ide yang didapat dari
sebuah makalah. Menurut penulis ide penerapan logika predikat dalam matematika
semacam ini mungkin dapat berguna untuk meningkatkan pemahaman bahwa himpunan
dapat diaplikasikan ke kehidupan nyata. Materi logika predikat pada logika yang biasanya
kita pelajari dalam matakuliah himpunan dan logika. Namun jika kita kaji lebih dalam lagi,
penerapan logika predikat di matematika dapat benar-benar kita temukan
pengimplementasiannya dalam dunia nyata di kehidupan sehari-hari. Pengimplementasian
logika predikat pada matematika dapat kita temukan dalam bidang seperti; bidang
teknologi, informasi, dan komputer.

B. Konteks Sosial
Ide yang dikemukakan oleh penulis sudah benar-benar memiliki kegunaan dalam
kehidupan sehari-hari, antara lain:
1. Membantu setiap orang yang mempelajari logika untuk berpikir secara rasional,
kritis, lurus, tetap, tertib, metodis dan koheren.
2. Meningkatkan kemampuan berpikir secara abstrak, cermat, dan objektif.
3. Menambah kecerdasan dan meningkatkan kemampuan berpikir secara tajam dan
mandiri.
4. Memaksa dan mendorong orang untuk berpikir sendiri dengan menggunakan asas-
asas sistematis.
5. Meningkatkan cinta akan kebenaran dan menghindari kesalahan-kesalahan
berpikir, kekeliruan serta kesesatan.
6. Mampu melakukan analisis terhadap suatu kejadian.

Bab VII
Penutup

A. Kesimpulan

12
Bahwa dalam ilmu logika mempelajari bagaimana kita harus berfikir logis, dan pada
permasalahan tentang logika predikat adalah pembuktian keabsahan suatu argumen dalam
pemecahan masalah yang berkaitan dengan teorema dalam matematika, dan merupakan
suatu proses atau system yang harus bersifat logis, karena itu science tidak mungkin
melepaskan kepentingannya terhadap logika.

B. Saran
Logika membantu manusia berfikir lurus, efisien, tepat dan teratur untuk
mendapatkan kebenaran dan menghindar kekeliruan, dalam segala aktifitas berfikir dan
bertindak, manusia mendasarkan diri atas prinsip ini, logi menyampaikan kepada benar,
lepas dari pembagian prasangka emosi dan keyakinan seseorang.

Daftar Pustaka

Jong, J.S. (2014), Logika Matematika Soal dan Penyelesaian Logika, Himpunan, Relasi, Fungsi,
Penerbit Andi.

13
Soesianto, F dan Djoni Dwijono.(2006), Logika Matematika untuk Ilmu Kompuyter, Edisi I,
Penerbit Andi,

Herdi Suyitno, 2006. HUBUNGAN ANTARA LOGIKA PROPOSISI DENGAN LOGIKA


PREDIKAT (SUATU KAJIAN EPISTEMOLOGIS). Jurnal Matematika. Vol. 9, No.2. hal
181-189.

14

Anda mungkin juga menyukai