Anda di halaman 1dari 13

PENDIDIKAN DASAR MATEMATIKA

REZKI RAMDANI, S.Pd., M.Pd.

MAKALAH PENDIDIKAN DASAR MATEMATIKA


“KUANTOR”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4 (EMPAT)
RESTU KHOFIFAH
NUR KHAASYIA ROSADI
JUMRIANI
MEGA ZULFIAH
FAKHIRAH TUL FAUZYAH
SRI WAHYUNI
KELAS : MATEMATIKA 1 C

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
T. A. 2017/2018
KATA PENGANTAR

Segalah puji kami panjatkan kepada Allah SWT. Tuhan pencipta alam
semesta,yang telah memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga atas
berkat dan rahmat serta karuniah-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “KUANTOR” yang mana makalah ini disusun bertujuan untuk
memenuhi tugas dan memberikan informasi serta pengetahuan tambahan bagi
para pembaca.

Kami menyadari adanya keterbatasan dalam penyajian data dalam


makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari semua pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan pembaca .

Tidak lupa kami ucapakan terima kasih kepada dosen Pendidikan Dasar
Matematika atas bimbingan dan dukungannya, serta kepada seluruh pihak yang
baik secara lansung maupun tidak lansung telah membantu dalam upaya
penyelesaian makalah ini baik moril maupun materil.

Makassar, 27 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………. i

DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………….… 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………... 2
C. Tujuan ………………………………………………………….……. 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Fungsi Pernyataan ……………………………………………….….. 3


B. Kuantor Umum (Kuantor Universal) ……………………….…….… 6
C. Kuantor Khusus (Kuantor Eksistensial) …………………….…….... 6
D. Negasi Pernyataan Berkuantor …………………………….……….. 8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………….… 9
B. Saran ……………………………………………………………….. 9

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 10


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia mampu megembangkan pengetahuan karena mempunyai bahasa


dan kemampuan menalar. Misalnya, di dalam kehidupan sehari-hari, kita
sering dihadapkan pada keadaan yang mengharuskan kita membuat suatu
keputusan sebelum dapat membuat keputusan yang baik, kita harus dapat
menarik suatu kesimpulan dari keadaan yang kita hadapi. Untuk dapat
menarik konklusi yang tepat, diperlukan kemampuan menalar.
Secara garis besar, penalaran merupakan kemampuan untuk berpikir
menurut suatu alur kerangka berpikir tertentu. Kemampuan menalar adalah
kemampuan untuk menarik konklusi yang tepat dari bukti-bukti yang ada, dan
menurut aturan-aturan tertentu. Aturan untuk dapat melakukan penalaran
dengan tepat dapat dipelajari dalam logika.
Apakah logika itu? Seringkali logika didefinisikan sebagai ilmu untuk
berpikir dan menalar dengan benar (sehingga didapatkan keimpulan yang
absah). Ditinjau dari perkembangannya, logika merupakan salah satu cabang
fisafat yang mempelajari aturan-aturan cara menalar yang benar.
Secara lebih rinci, dapat dikatakan, bahwa logika merupakan teori
berpikir, atau ilmu yang mengkaji prinsip-prinsip pealaran yang benar dan
penarikan kesimpulan yang abash, baik yang bersifat deduktif maupun
induktif. Logika menuntun kita tentang bagaimana pemikiran sehaarusnya
berjalan, bukan bagaimana keadaan sebenarnya pemikiran manusia berjalan.
Tegasnya, logika tidak mampu menggantikan pemikiran yang kreatif. Logika
bukanlah suatu teknik yang mampu memecahkan setiap permasalahan.
Seringkali kita membuat asumsi (anggapan) yang salah terhadap sesuatu
hal atau terhadap orang lain, hanya karena kita salah menginterpretasikan
(menafsirkan) pernyaataan. Seringkali pembaca atau pendengar mempunyai
pengertian yang tidak sama dengan apa yang ditulis oleh penulis atau dengan
apa yang dikatakan oleh pembicara. Pengertian tentang bagaimana
menggunakan logika dapat membantu kita menghindari salah penafsiran, dan
meningkatkan keahlian kita dalam berpikir analitis.
Manusia belajar logika sejak jaman Yunani kuno. Aristoteles (384-322
SM) adalah seorang filsuf yang mengembangkan logika pada jaman itu.
Logika pada waktu itu dikenal dengan sebutan logika tradisional. Tetapi pada
waktu itu digunakan istilah analitika untuk menyebut cara penalaran yang
didasarkan pada pernyataa-peryataan yang benar dan istilah dialektika untuk
cara penalaran yang didasarkan pada dugaan. Dalam perkembangannya, kedua
jenis pengetahuan yang mempelajari cara penalaran itu disebut logika. Pada
umumnya, logika dipandang sebagai cabang pengetahuan filsafat, yaitu ilmu
tentang proses penalaran atau penyimpulan formal.
Suatu pernyataan adalah kalimat deklaratif yang bernilai benar atau nilai
atau salah dan tidak kedua-duanya. Nilai benar atau salah suatu pernyataan
disebut nilai kebenaran pernyataan itu dan ditentukan oleh realitas yang
dinyatakannya. Kalimat adalah kumpulan kata yang disusun menurut aturan
tata bahasa. Kata adalah rangkaian huruf yang mengandung arti. Kalimat
berarti rangkaian kata yang disusun menurut aturan tata bahasa dan
mengandung arti.
Kalimat terbuka adalah kalimat yang mempunyai variabel, sedemikian
hingga jika kita mensubtitusikan variabel itu dengan konstanta di dalam
semesta pembicaraannya, kalimat terbuka itu menjadi pernyataan.
Perhatikan kalimat terbuka x + 5 < 8. Agar kalimat terbuka ini menjadi
pernyataan, kita harus mengganti x dengan suatu nilai. Misalnya x diganti
dengan 2, diperoleh pernyataan 2 + 5 < 8, yang bernilai benar. Jika x diganti
dengan 3, diperoleh 3 + 5 < 8 yang bernilai salah. Mengganti x dengan satu
atau beberapa nilai sehingga kalimat terbuka menjadi pernyataan, dapat
digunakan kuantor. Ada dua macam kuantor, yaitu kuantor eksistensial dan
kuantor universal.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apa itu kuantor?
2. Apa itu kuantor umum dan kuantor universal?
3. Bagaimana contoh kuantor umum dan kuantor universal?
4. Bagaimana negasi dari pernyataan yang mengandung kuantor?

C. TUJUAN
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui dan
memahami apa itu kuantor, pernyataan berkuantor, dan macam-macam
kuantor serta contoh-contoh dan negasinya.
BAB II

PEMBAHASAN

Suatu kalimat terbuka p(x) dapat diubah menjadi suatu pernyataan, yaitu
dengan mengganti variabel dari suatu kalimat dengan suatu nilai tertentu
(konstanta). Cara lain untuk mengubah suatu kalimat terbuka menjadi suatu
pernyataan adalah dengan menggunakan kuantor. Pernyataan berkuantor artinya
pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Kuantor menyatakan
kuantitas atau menyatakan “ berapa banyak” yang ditunjukkan dengan kata
“semua” atau “setiap”, beberapa atau “ada”. Pernyataan berkuantor adalah
pernyataan yang menggunakan kuantor. Ada dua macam kuantor yaitu kuantor
universal dan kuantor eksistensial.

A. FUNGSI PERNYATAAN
Definisi:
Suatu fungsi pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta
pembicaraanya (semesta pembicaraannya diberikan secara eksplisit atau
implisit). (Sumber: Dra. Theresia M. H. Titra Seputro M.Pd., Pengantar
Dasar matematika Logika dan Teori Himpunan : 37)

Banyak sekali argumen-argumen yang valid, namun validitasnya tak dapat


kita uji dengan hanya menggunakan metode yang telah kita pelajari. Sebagai
contoh, kita tak dapat memeriksa validitas argument berikut dengan bukti
formal:
Semua kucing adalah hewan menyusui.
Puppy adalah seekor kucing.
Jadi, Puuppy adalah seekor kucing.

Validitas argumen yang demikian tergantung pada struktur logis


pernyataan non majemuk tersebut dan pada makna yang tergantung di
dalamnya. Untuk menguji argumen yang demikian, kita harus
mengembangkan suatu metode baru.
Premis kedua pada argumen di atas merupakan pernyataan tunggal
(singular proposisi). Pada pernyataan ini ‘”Puppy” merupakan subyek,
sedangkan “adalah seekor kucing” merupakan predikat. Setiap pernyataan
tunggal, masing-masing bagiannya (subyek dan predikat) mempunyai tafsiran
yang tergantung pada hubungan antara satu bagian dengan bagian yang
lainnya, misalnya bagaimana subyek dijelaskan oleh predikatnya.
Dalam memberi simbol terhadap pernyataan tunggal, kita gunakan huruf
kecil dari a sampai z, dan biasanya kita gunakan huruf pertama dari bagian
pernyataan yang sedang kita bicarakan (dapat pula kita pilih sesuai dengan
kehendak kita, karena dalam bahasa Indonesia seringkali dijumpai kata yang
huruf awalnya sama). Bagi ciri-ciri khusus pernyataan itu sendiri kita
gunakan huruf kapital (huruf balok). Untuk argumen di atas kita menyatakan
“Puppy” dengan “P”, sedankan “seekor kucing” dengan “K” dan “hewan
menyusui” dengan “H”.
Untuk memberi simbol pada pernyataan tunggal, kita dapat memberi
notasi bagi predikatnya, dengan meletakkan simbul predikat ini di sebelah
kiri subyeknya.
Contoh 1:
1. “Puppy adalah seekor kucing” dinotasikan dengan “Kp”.
2. “Puppy adalah hewan menyusui” dinotasikan dengan “Hp”.
3. “California adalah manusia” dinotasikan dengan “Mc”.
4. Misalkan “Aryanti” dilambangkan dengan “a”, “Bram” dengan “b”, dan
“Cicha” dengan “c”, serta “manusia” dengan “M”. maka notasi untuk
pernyataan tunggal berikut:
a. Aryanti adalah manusia
b. Bram adalah manusia
c. Cicha adalah manusia
Adalah:
a. Ma.
b. Mb
c. Mc

Pada contoh ini ketiga pernyataan tunggal tersebut dilambangkan dengan


dua huruf, huruf pertama dengan “M” yang menyatakan “seorang manusia”
dan huruf kedua yakni “a”,”b”. dan “c” menyatakan siapa yang menjadi
manusia tersebut, yang berfungsi sebagai subyek dengan dijelaskan oleh
predikat M itu sendiri. Lambang umum untuk ketiga pernyataan tunggal ini
dapat kita nyatakan dengan “Mx”, di mana x adalah variabel individual yang
dapat kita ganti dengan konstanta individual. Ma, Mb, dan Mc pada contoh di
atas adalah bentuk khusus sebagai hasi subtitusi dari Mx untuk x = a, x = b,
dan x = c.
Pernyataan tunggal Ma, Mb, Mc, dan sebagainya mempunyai nilai
kebenaran B (benar) atau S (salah), sedangkan “Mx” bukan pernyataan,
sebab tidak benar dan salah pun tidak. Ungkapan seperti “Hx” dinamakan
fungsi pernyataan. Bentuk Hx, akan menjadi pernyataan jika variable
individualnya (dalam hal ini adalah x) diganti (disubtitusi) dengan konstata
individual. (Sumber : Drs. Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer :
79 - 80)
Fungsi pernyataan merupakan suatu kalimat terbuka yang ditulis sebagai
p(x) yang bersifat bahwa p(a) bernilai benar atau salah (tidak keduanya)
untuk setiap a (a adalah anggota dari semesta pembicaraan)
Contoh:
1. p(x) = 1 + x > 5
p(x) akan merupakan fungsi pernyataan pada A = himpunan bilangan asli.
Tetapi p(x) bukan merupakan fungsi pernyataan pada K = himpunan
bilangan kompleks.
2. a. Jika p(x) = 1+x > 5 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli,
maka p(x) bernilai benar untuk x = 5, 6, 7, . . .
b. Jika q(x) = x +3 < 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli,
tidak ada x yang menyebabkan q(x) bernilai benar.
c. Jika r(x) = x + 3 > 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan asli,
maka r(x) bernilai benar untuk x = 1, 2, 3, . . .
Dari contoh di atas terlihat bahwa fungsi pernyataan p(x) yang
didefinisikan pada suatu himpunan tertentu akan bernilai benar untuk semua
anggota semesta pembicaraan, beberapa anggota pembicaraan, atau tidak ada
anggota semesta pembicaraan yang memenuhi. (Sumber: Dra. Theresia M. H.
Titra Seputro M.Pd., Pengantar Dasar matematika Logika dan Teori
Himpunan : 38)
Suatu pernyataan tunggal dapat dianggap sebagai “substitution instance”
dari fungsi proposisi yang diperoleh dengan cara mensubtitusikan konstanta
individual terhadap variabel-variabel individualya dalam fungsi pernyataan
tersebut. Proses untuk memperoleh sebuah pernyataan dari fungsi proposisi
yang diperoleh dengan cara mensubtitusikan sebuah konstanta individual
pada variabel individualnya dinamakan instantiasi (instantiation).
Kita dapat melakukan instantiasi dari ungkapan Hx, misalnya:
1. Aryanti adalah bukan manusia
2. Bram adalah bukan manusia
3. Cicha adalah bukan manusia

Dengan simbol masing-masing: “~ Ma’, “~ Mb”, dan “~ Mc”

Pernyataan yang bersifat umum seperti “Semua manusia adalah fana”


(selanjutnya cukup kita sebut pernyataan umum saja) dan “Sesuatu adalah
fana”, berlainan dengan pernyataan tunggal biasa, karena pernyataan ini tidak
terdiri dari bagian-bagian subyek dan predikat seperti pada pernyataan
tunggal biasa. Meskipun demikian, pernyataan umum ini masih merupakan
hasil dari fungsi pernyataan. Prosesnya tidak dengan instantiasi, tapi melalui
proses yang dikenal dengan istilah generalisasi atau kuantifikasi. (Sumber :
Drs. Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer : 80 - 81)

B. KUANTOR UMUM (KUANTOR UNIVERSAL)


Pernyataan “Semua manusia adalah fana” dapat dinyatakan dengan
“Untuk setiap obyek, obyek itu fana”
Kata “obyek itu” adalah sebagai ganti “obyek” sebelumnya. Kata ini
dinamakan variabel individual, yang dapat kita ganti dengan lambang “x”,
sehingga kita peroleh:
“Untuk setiap x, x adalah fana”.
Lebih singkat lagi, sesuai dengan cara pemberian symbol pada pernyataan
tunggal, kita peroleh :
“Untuk setiap x, p(x)”.

Ungkapan “Untuk setiap (semua) x” disebut Kuantor Universal atau


Kuantor Umum (Universal Quantifier). (Sumber : Drs. Yaya S. Kusumah,
Logika Matematika Elementer : 81). Simbol ∀ yang dibaca “untuk semua”
atau “untuk setiap” disebut kuantor umum. Jika p(x) adalah fungsi
proporsional pada suatu himpunan A (himpunan A adalah semesta
pembicaraannya) maka (∀ 𝑥 ∈ 𝐴)𝑝(𝑥) atau ∀ 𝑥, 𝑝(𝑥) atau ∀ 𝑥 𝑝(𝑥) adalah
suatu pernyataan yang dapat dibaca sebagai “Untuk setiap x elemen A. p(x)
merupakan pernyataan yang benar”, atau “Untuk semua x, berlaku p(x)”.
Contoh:
1. P(x) = x tidak kekal
P(manusia) = Manusia tidak kekal
Maka ∀ 𝑥 𝑝(𝑥) = ∀ 𝑥, 𝑝(𝑥) = ∀ 𝑥 ∈ {Manusia} , 𝑝{𝑥} = Semua manusia
tidak kekal (Benar). (Sumber: Dra. Theresia M. H. Titra Seputro M.Pd.,
Pengantar Dasar matematika Logika dan Teori Himpunan : 38)
2. Semua siswa menganggap matematika sulit.
Pernyataan ini bernilai salah, karena ada siswa yang menganggap
matematika itu mudah. (Sumber : Matematika Dasar : 27)
3. Misalkan x adalah bilangan Real, maka (∀ 𝑥) [𝑥 2 + 2 > 0] mempunyai
nilai kebenaran B (benar) (Sumber : Drs. Yaya S. Kusumah, Logika
Matematika Elementer : 82).

C. KUANTOR KHUSUS (KUANTOR EKSISTENSIAL)


Seperti halnya dalam menyusun ungkapan pernyataan umum pada Kuantor
Umum di atas, kita pun dapat melakukan hal yang serupa untuk peryataan
“Sesuatu adalah fana”, dengan:
Ada paling sedikit satu yang fana.
Ada sekurang-kurangnya satu yang fana.
Ada paling sedikit satu obyek, sedemikian rupa sehingga obyek itu adalah
fana.
Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa sehingga x adalah fana.

Lebih singkat lagi, dapat kita tulis:


Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa sehingga p(x).

Pernyataan “Ada paling sedikit satu x, sedemikian rupa sehingga”, atau


“Ada sekurang-kurangnya satu x, sedemikian rupa sehingga” dinamakan
“Kuantor Khusus” atau “Kuantor Eksistensial” (Existential Quantifier), dan
diberi symbol “(∃𝑥)”. (Sumber : Drs. Yaya S. Kusumah, Logika Matematika
Elementer : 82 - 83).
Simbol ∃ dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk paling
sedikit satu” disebut kuantor khusus. Jika p(x) adalah fungsi pernyataan pada
himpunan tertentu A (himpunan A adalah semesta pembicaraanya) maka
( ∃𝑥 ∈ 𝐴)𝑝(𝑥) atau ∃𝑥! 𝑝(𝑥) atau ∃𝑥 𝑝(𝑥) adalah suatu pernyataan yang
dibaca “Ada x elemen A, sedemikian hingga p(x) merupakan pernyataan
benar” atau “Untuk beberapa x, p(x)”. ada yang menggunakan symbol ∃!
Untuk menyatakan “Ada hanya satu”. (Sumber: Dra. Theresia M. H. Titra
Seputro M.Pd., Pengantar Dasar matematika Logika dan Teori Himpunan :
38 - 39)
Contoh:
1. P(x) = x adalah wanita
P(perwira ABRI) = Perwira ABRI adalah wanita
∃𝑥 𝑝(𝑥) = ∃𝑥! 𝑝(𝑥) = ∃𝑥 ∈ {perwira ABRI}, p(x) = Ada perwira ABRI
wanita (benar). (Sumber: Dra. Theresia M. H. Titra Seputro M.Pd.,
Pengantar Dasar matematika Logika dan Teori Himpunan : 39)
2. Ada bilangan genap yang habis dibagi tiga
Pernyataan ini bernilai benar, karena ada bilangan genap yang habis
dibagi 3, misalnya 6. (Sumber : Afidah Khairunnisa, Matematika Dasar :
28)
3. (∃𝑥) [𝑥 2 + 1 = 0], dibaca “ada paling sedikit satu x, sehingga 𝑥 2 + 1 = 0”.
Nilai kebenaran pernyataan ini adalah salah (S). (Sumber : Drs. Yaya S.
Kusumah, Logika Matematika Elementer : 83)

Untuk menentukan nilai kebenaran pernyataan dengan kuantor eksistensial


ini cukup dengan menunjukkan bahwa ada satu anggota himpunan semesta
yang memenuhi pernyataan tersebut. (Sumber : Afidah Khairunnisa,
Matematika Dasar : 28)

D. NEGASI PERNYATAAN BERKUANTOR


Perhatikan 2 pernyataan dibawah ini :
1. Beberapa mahasiswa menganggap Kalkulus sukar.
2. Tak ada mahasiswa yang suka menyontek.

Pernyataan (1) merupakan negasi dari “Semua mahasiswa tak menganggap


Kalkulus sukar”, sedangkan pernyataan (2) merupakan negasi dari “Beberapa
mahasiswa suka menyontek”.

Pada pernyataan-pernyataan di atas, pernyataan (2), yakni “Tak ada


mahasiswa yang suka menyontek” sama dengan “Semua mahasiswa tak suka
menyontek”. Ini berarti pernyataan (2) sebenarnya masih mempunyai bentuk
kuantor (∀x) p(x).

Dari uraian di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa negasi Kuantor
mempunyai sifat-sifat berikut :

1. Negasi dari Kuantor Universal sebuah fungsi proposisi adalah logically


equivalent dengan Kuantor Eksistensial dari negasi fungsi proposisinya.
2. Negasi dari Kuantor Eksistensial dari sebuah fungsi proposisi adalah
logically equivalent dengan Kuantor Universal dari negasi fungsi
proposisinya.
Dalam bentuk lambang dapat kita nyatakan dengan :
1. ~ (∀x) p(x) ≡ (Ǝx) ~ p(x)
2. ~ (Ǝx) p(x) ≡ (∀x) ~ p(x)
(Sumber : Drs. Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer : 83-84)

Contoh :
1. Semua bilangan cacah adalah bilangan real.
Negasi: Beberapa bilangan cacah adalah bukan bilangan real.
2. Beberapa bilangan cacah adalah bukan bilangan real.
Negasi: Semua bilangan asli adalah bukan bilangan rasional.
3. (∃𝑥) (Cos xo + sin xo = 1).
Negasi: (∀𝑥) (Cos xo + sin xo ≠ 1). (Sumber : Drs. Yaya S. Kusumah,
Logika Matematika Elementer : 84)
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kuantor adalah pengukur kuantitas atau jumlah. Pernyataan berkuantor


artinya pernyataan yang mengandung ukuran kuantitas atau jumlah. Ada dua
macam kuantor yaitu kuantor universal dan kuantor eksistensial. Suatu fungsi
pernyataan adalah suatu kalimat terbuka di dalam semesta pembicaraanya
(semesta pembicaraannya diberikan secara eksplisit atau implisit).
Pernyataan yang menggunakan kata semua atau setiap disebut pernyataan
berkuantor universal. Kata semuaatau setiap disebut kuantor universal dan
disimbolkan dengan ∀ (dibaca “untuk semua” atau “untuk setiap”). Sedangkan
Pernyataan yang menggunakan kata beberapa atau ada disebut pernyataan
berkuantor eksistensial. Katabeberapa atau ada disebut kuantor eksistensial
yang disimbolkan dengan ∃ (dibaca “ada” atau “untuk beberapa” atau “untuk
paling sedikit satu”).

B. SARAN

Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai


kuantor dan pernyataan kuantor dapat dipahami dengan baik dan dapat
diaplikasikan dalam kehidupan atau dapat digunakan dalam banyak aspek
kehidupan.
DAFTAR PUSTAKA

Kanginan, Marthen. 2204. Matematika Untuk SMA Kelas 1 Semester 2. Bandung:


Grafindo Media Pratama.

Khairunnisa, Afidah. 2014. Matematika Dasar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Kusumah, Yaya S.1986. Logika Matematika Elementer. Bandung: Tarsito.

Theresia M. H. Tirta Seputro. 1992. Pengantar Dasar matematika Logika dan


Teori Himpunan. Jakarta: Erlangga.

https://ismimathskanda.files.wordpress.com/2012/01/pernyataan-berkuantor.pdf

Anda mungkin juga menyukai