Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

HIMPUNAN DAN LOGIKA


Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur
dalam Mata Kuliah Himpunan dan Logika

Dosen Pengampu
Faridawaty Marpaung, S.Si, M.Si.

Disusun Oleh :

Kelompok 6

 PUTRI SARAGIH
 FEBRIYANTI HASIBUAN
 NIA DEVI FRISKAULY
 PARTIKA SUCI
 FITRIYANI

PS MATEMATIKA 2022 A

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022/2023
KATA PENGANTAR

Kami mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat Nyalah tugas Critical Book Report ini dapat kami selesaikan dengan
baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Kami berterima kasih kepada
Ibu Faridawaty Marpaung, S.Si. M.Si. yang sudah memberikan bimbingan dan
arahan kepada kami sehingga tugas ini dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan.Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh
karena itu,kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan, dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki tugas ini.Akhir kata kami berharap semoga Critical Book Report ini
dapat memberikan manfaat bagi kami dan terlebih pembaca.Atas perhatiannya
saya ucapkan terimakasih.

Medan, 20 September 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1

1.3 Tujuan .........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku .............................................................................................................3

2.2 Isi Buku Utama............................................................................................................4

2.3 Isi Buku Pembanding..................................................................................................8

2.4 Kelebihan Dari Kedua Buku......................................................................................13

2.5 Kekurangan Dari Kedua Buku..................................................................................14

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan ...............................................................................................................15

3.2 Saran .........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................16

LAMPIRAN ...................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebelumnya, apakah kalian tahu apa yang dimaksud dengan aksioma? Definisi aksioma
adalah yang memiliki dianggap berharga atau juga sesuai atau bisa juga yang dianggap
terbukti dengan sendirinya. Dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), aksioma
adalah pernyataan yang dapat diterima sebagai kebenaran tanpa pembuktian. Kesimpulanya,
Aksioma yaitu suatu pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa
memerlukan pembuktian. Aksioma dasar dalam geometri antara lain:

1. Jika ada dua titik saling melalui, maka hanya akan dapat membuat garis.
2. Jika ada garis dan bidang, maka garis tersebuat ada pada bidang itu sendiri.
3. Jika ada tiga titik yang saling melalui, maka hanya akan membentuk bidang.

Teorema adalah suatu pernyataan matematika yang masih memerlukan pembuktian serta
pernyataanya dapat ditunjukkan nilai kebenarannya atau juga bernilai benar. Kemudian teorema
mempunyai sifat salah satu perwujudakn dari objek matematika yang disebut dengan prinsip.
Teorema ini haruslah dapat dibuktikan dengan aksioma-aksioma, definisi-definisi atau juga
teorema-teorema yang medahuluinya mungkin yang perlu diperhatikan dalah membahas
Teorema ini adalah untuk dapat membuktikan suatu teorema tertentu itu diperlukan adanya suatu
“teorema kecil” yang khusus dibutuhkan untuk dapat membuktikan teorema tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pendahuluan atau ilustrasi apa sajakah yang dapat dikatakan sebagai pengawalan konsep
yang dibahas pada kedua buku?
2. Konsep dan defenisi apa sajakah yang tercantum pada kedua buku tersebut?
3. Mengalisis kedalaman konsep dari materi yang dipaparkan oleh penulis pada kedua
buku?
4. Bagaimana persamaan dan perbedaan berbagai teorema atau dalil yang dibahas pada
kedua buku?
5. Bagaimana kelengkapan dan variasi soal latihan kedua buku?
6. Apa kekurangan atau kelebihan kedua buku?
1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui hal-hal yang dijadikan pendahuluan atau ilustrasi yang dapat
dikatakan sebagai pengawalan konsep yang dibahas pada kedua buku
2. Untuk memahami konsep dan defenisi yang tercantum pada kedua buku tersebut
3. Untuk menganalisis kedalaman konsep dari materi yang dipaparkan oleh penulis pada
kedua buku
4. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan berbagai teorema atau dalil yang dibahas
pada kedua buku
5. Untuk mengalisis kelengkapan dan variasi soal latihan kedua buku
6. Untuk mengetahui kekurangan atau kelebihan kedua buku
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Identitas Buku

Buku I

Judul Buku : HIMPUNAN & LOGIKA

Penulis :- Dr. Asrin Lubis, M.Pd


- Drs. Yasifati Hia, M.Si
- Andrea Arifsyah, S.Pd.,M.Sc

Penerbit : Desanta Muliavisitama

Tahun Terbit : 2019

Ukuran Buku : 28,8 x 20,6 cm

Buku II

Judul Buku : GEOMETRI DATAR

Penulis : Meilantifa,S.Pd.,M.Pd.

Herfa M.Dewi Sewardini S.Si, M.Pd

Prof.Dr.Mega Teguh Budiarto,M.Pd

Dr. Janet T. Many, M.Pd

Penerbit : Bahasa Dan Sastra Arab UIN Sunan Gunung Jati

Tahun Terbit : 2018

Ukuran Buku : 17,5 x 23 cm


2.2 Isi Buku Utama

A. Teori Himpunan Aksiomatik

Menganalisis Aksioma Himpunan, Relasi, Fungsi, dan Ketakhinggaan Himpunan

1) Skema Aksioma dari Abstraksi dan Paradoks Russell

 Cantor tidak bekerja dengan aksioma secara eksplisit. Namun, hampir semua teorema yang
dibuktikan dapat diturunkan dari tiga aksioma : (1) Aksioma ekstensionalitas (perluasan) untuk
himpunan, yang menegaskan bahwa dua himpunan adalah identik jika mereka memiliki anggota
yang sama. (2)Aksioma abstraksi, yang menyatakan diberikan sifat apapun, ada satu himpunan
yang anggotanya hanya entitas yang memiliki sifat yang diberikan. Sebagai contoh: ( ⱻy)(Ɐx)(x Ꞓ
y↔ -(x Ꞓ x)). (3) Aksioma pilihan.

 paradoks Russell
Paradoks lain yang ditemukan sebelum russell, yang pertama kali diterbitkan ternyata adalah
paradoks Burali-Forti [1897] dari ordinal (urutan) terbesar. paradoks sering juga disebut
antinomi dalam literatur, F . P . Ramsey [1926] yang nampaknya orang pertama secara eksplisit
dan jelas membagi paradoks menjadi dua kelas : paradoks secara matematika atau secara logika
dan bahasa linguistik dan semantik.

2) Aksioma pasangan dan pasangan terurut

Aksioma pasangan adalah aksioma yang menegaskan bahwa diberikan dua elemen, yaitu dari dua
himpunan atau individu, dapat dibentuk himpunan yang terdiri dari dua elemen.

Aksioma pasangan mengikuti pertimbangan gabungan dari dua himpunan satuan. namun, akan
ditunjukkan bahwa aksioma gabungan dapat diturunkan dari aksioma pasangan dan aksioma
penjumlahan

Rumus aksioma pasangan:

(ⱻ ꓮ)(Ɐz)(z Є ꓮ ↔ z = x v z = y)

3) Aksioma penjumlahan dan keluarga himpunan

Aksioma penjumlahan mempostulatkan keberadaan gabungan dari keluarga himpunan. misalkan


A={(1,2),(2,3),(4), odorlin}. maka UA={1,2,3,4} di sini A adalah keluarga dari himpunan secara bersama
dengan satu individu.

4) Aksioma himpunan kuasa

Berasal dari kenyataan bahwa jika sebuah himpunan A memiliki n elemen, maka himpunan kuasanya
(dalam simbol: PA) memiliki 2^n elemen.
5) Produk cartesian dari himpunan

Produk kartesian dari dua himpunan a dan b (dalam simbol: a x b) adalah himpunan semua pasangan
terurut [x, y] sedemikian rupa sehingga xEA dan yEB .

6) Aksioma regularitas (keteraturan)

Adalah karena Zermelo, meskipun pada dasarnya adalah ekivalen, tetapi aksiomanya yang lebih rumit
dari diberikan Von Neumann.

B. Relasi

1) Relasi terurut

Relasi yang mengurut 1 himpunan objek terjadi di semua domain matematika dan di banyak
cabang ilmu empiris. Mengenai generelisasi definisi: definisi berlaku untuk sembarang
himpunan, bukan hanya untuk relasi. namun, untuk meningkatkan konten intuitif langsung dari
teorema, secara sistematis akan digunakan huruf 'R' 'S' dan 'T' seperti variabel himpunan dalam
konteks konteks mana ide-ide ditangani secara alami mengacu pada relasi. tapi harus dipahami
secara ketat bahwa penggunaan variabel tidak memerlukan pembatasan formal apapun pada
definisi dan teorema.

2) RELASI EKIVALEN DAN PARTISI


Sebuah relasi yang refleksi, simetris, dan transitif dalam suatu himpunan adalah relasi ekivalen
dalam himpunan tersebut. contoh yang paling banyak dijumpai adalah relasi identitas.

C. Fungsi

Suatu fungsi hanyalah sebuah relasi banyak-satu, yaitu sebuah relasi yang dengan setiap elemen
dalam domainnya berhubungan secara tepat ke satu elemen dalam range nya.

D. Himpunan Terhingga

Ekivalensi gagasan cantor tentang dua himpunan memiliki kuasa (power/kelipatan) yang sama
atau yang akan dikatakan ekivalen disebutkan sebagai hal yang mendasar. Sebuah himpunan
dikatakan terhingga hanya jika memiliki anggota n untuk beberapa bilangan bulat non negatif n.
jika tidak terhingga maka dikatakan tidak terhingga.Dedekind[1888] mengajukan definisi non-
numerik semacam itu. suatu himpunan terhingga adalah salah satu yang tidak ekivalen dengan
salah satu himpunan bagian yang tepat. seperti definisi dedekind diperlukan aksioma pilihan
untuk membuktikan bahwa setiap himpunan terhingga dedekind adalah terhingga dalam arti
biasa.
1) Bilangan Kardinal

Definisi frege_Russell tentang bilangan kardinal adalah indah dalam kesederhanaannya.


bilangan kardinal a dari himpunan a adalah kelas dari semua himpunan yang ekivalen
dengan a, yaitu A={B: B~A}

2) Kardinal Terhingga
Digabungkan hasil dari bagian himpunan terhingga dan bilangan kardinal untuk
menentukan bilangan kardinal terhingga dan menunjukkan bahwa mereka memiliki sifat
yang diharapkan dari bilangan asli yang diberikan secara intuitif yaitu bilangan bulat non
negative.

2.3 Isi Buku Pembanding

A. Sejarah Euclid Dan Sistem Aksiomatik

1) Sejarah Euclid

Euclid merupakan faktor penting bagi pertumbuhan ilmu pengetahuan modern. Ilmu
pengetahuan bukanlah sekedar kumpulan dari pengamatan-pengamatan yang cermat dan bukan
pula sekedar generalisasi yang tajam serta bijak. Hasil besar yang direnggut ilmu pengetahuan
modern berasal dari kombinasi antara kerja penyelidikan empiris dan percobaan-percobaan di
satu pihak, dengan analisa hati-hati dan kesimpulan yang punya dasar kuat di lain pihak.

Kemajuan ilmu pengetahuan manusia belakangan ini tidak mengurangi baik hasil upaya
intelektual Euclid maupun dari arti penting kedudukannya dalam sejarah. Menurut Bahasa,
istilah geometri merupakan ukuran bumi. Pada awalnyauntuk pengukuran praktis lahan pertanian
berkembang untuk pengukuran panjang, luas dan volume. Hasilnya dinyatakan sebagai deret
aritmetika yang secara empiris tidak benar.

Contoh 1.1:

c Luas daerah R = ¼(a+c)(b+d)


R segi empat dengan panjang sisi a, b,c,d

2) Penggolongan geometri

1. Berdasar bidang kajian

- Geobidang
- Georuang
- Geo n-dimensi
- Geo bola
- Geo segitiga
2. Berdasar bahasa yang digunakan

- Geo analitik (Bahasa aljabar)


- Geo murni (Bahasa gambar)
- Geo diferensial (Bahasa der ivative)

3. Berdasar sistem aksioma

- Geo Euclid
- Geo non Euclid

4. Berdasar transformasi

- Geo transformasi

5. Berdasar metode pendekatan

- Geo induktif
- Geo deduktif

3). Sistem Aksiomatik

Sistem aksiomatik adalah suatu cara atau prosedur untuk membuktikan bahwa suatu hasil (dapat
berupa teorema atau lainnya) yang didapat dari percobaan atau observasi atau pengamatan
intuitif itu benar.

B.Titik dan Garis

Garis terdiri dari banyak titik. Setiap garis dapat digambarkan secara vertikal, horizontal, dan
serong. Garis-garis sejajar adalah garis yang berarah sama. Gambar- gambar berikut merupakan
garis-garis diskret.

C. Tempat kedudukan Titik

Matematikawan Yunani pada periode itu membuat kemajuan yang berarti pada teori bilangan
dan geometri. Mereka menganggap suatu titik bukan bentuk bundaran yang nyata, namun
bundaran tanpa ukuran. mengidentifikasi suatu titik pada garis dan setiap titik diidentifikasi
dengan tepat satu bilangan yang disebut koordinat titik. Garis tersebut dikatakan memiliki
koordinat.

contoh:

|6.2|= 6.2. Nilai mutlak dari suatu bilangan negative adalah lawan bilangan tersebut |–2500|
=2500. Nilai mutlak dari 0 adalah 0; |0| =0.
D. Himpunan Titik Sebagai Pasangan Terurut

Ketika suatu titik adalah suatu pasangan terurut, maka garis adalah himpunan pasangan
terurut (x,y) yang memenuhi persamaan Ax + By = C, dimana A, B, dan C adalah bilangan
tertentu.Empat karakteristik penting untuk membedakan deskripsi yang beragam dari titik dan
garis yaitu:

1. Garis tunggal. Apakah dua titik dapat membuat suatu garis?

2. Dimensi. Adakah titik tanpa ukuran? Adakah garis tanpa ketebalan? Apakah bidang memiliki
lebih dari satu garis?

3. Garis bilangan. Dapatkan titik dari suatu garis berkorespondensi satu-satu dengan bilangan
real?

4. Jarak. Adakah jarak tunggal diantara dua titik?

Titik sebagai lokasi yang tepat memiliki keempat karakteristik. k Karena suatu pasangan terurut
secara tepat menggambarkan titik, maka titik dalam bidang koordinat memiliki karakteristik
yang sama dengan titik sebagai lokasi yang tepat.

E. Titik sebagai Jaringan

Dalam suatu jaringan, hanya titik yang merupakan titik ujung busur. Titik ujung ini tidak
memiliki ukuran dan disebut node atau titik. Euler melihat bahwa jumlah busur dari setiap node
merupakan petunjuk apakah jaringan utu disebut daerah traversable‟ (dapat dilewati).

F. Undefined Terms

Suatu himpunan adalah suatu kumpulan objek yang disebut unsur. Jika unsur adalah titik, maka
himpunan tersebut berupa gambar. Himpunan dari seluruh titik yang merupakan bagian dari
gambar disebut ruang. Studi tentang gambar dalam ruang berdimensi dua dari suatu bidang
seperti polygon dan lingkaran disebut sebagai geometri bidang. Studi tentang gambar dalam
ruang berdimensi tiga seperti tabung dan piramida disebut sebagai geometri padat.

G. Postulat

Untuk memperjelas deskripsi titik dan garis maka asumsiasumsi atau postulat-postulat
dibentuk. Di bawah ini dinyatakan empat asumsi tentang titik dan garis. Keempatnya
dikelompokkan bersama dan disebut Postulat Titik-GarisBidang. Asumsi-asumsi ini diambil
untuk menyesuaikan deskripsi titik sebagai suatu lokasi dan suatu pasangan terurut, karena
deskripsi ini sering digunakan dalam matematika dan aplikasinya.

Postulat 1.1. Titik-Garis-Bidang

a. Asumsi garis tunggal.

Melalui sebarang dua titik, ada tepat satu garis.

b. Asumsi dimensi.

Terdapat suatu garis pada suatu bidang, ada titik pada bidang yang tidak terletak pada garis.
Terdapat suatu bidang pada suatu ruang, ada titik pada ruang yang tidak terletak pada bidang.

c. Asumsi garis bilangan.

Setiap garis adalah himpunan titik-titik yang berkorespondensi satu-satu dengan bilangan real,
dengan sebarang titik berkorespondensi dengan 0 dan sebarang titik yang lain berkorespondensi
dengan 1.

d. Asumsi jarak.

Pada suatu garis bilangan, ada jarak tunggal diantara dua titik.

H. Gambar satu dimensi

Suatu bilangan terletak diantara dua bilangan yang lain jika lebih besar dari satu bilangan
dan lebih kecil dari satu bilangan yang lain. Contohnya, 5 ada diantara -1 dan 6 karena 5 > -1 dan
5 < 6.

I. Ketidaksamaan Segitiga

Teorema Antara menyatakan bahwa B diantara A dan C, maka AB + BC =AC. Jika B tidak
terletak pada ⃡AC, maka A, B, dan C membentuk titik-titik dari suatu segitiga. Ini disebut
ketidaksamaan segitiga.
2.4 Kelebihan Buku

A. Buku Utama

1. Menyajikan para ahli matematika yang mengemukakan teori himpunan aksiomatik


seperti Bertrand Russell dan Ernest Zermelo.
2. Menyajikan pengertian dan asal mula teori himpunan asiomatik
3. Menyajikan beberapa pendekatan aksoiomatik terbatas tertentu, untuk menghindari
terjadinya paradoks
4. Memaparkan pengertian dan pembuktiannya
5. Sampul buku yang menarik sehingga dapat menarik minat pembaca
6. Adanya penebalan pada rumus dan kata kata penting tertentu sehingga memudahkan
pembaca untik mengerti
7. Adanya penjelasan mengenai simbol simbol tertentu sehingga mudah mengerti.

B. Buku Pembanding

1. Menyajikan data sejarah lengkap tentang Eudid yang merupakan seorang ilmuwan
pengarang buku the elements yang merupakan landasan pelopor Teorema aksiomatik.
2. Menyajikan pengertian serta contoh sistem aksiomatik.
3. Memaparkan materi tentang titik dan garis, tempat kedudukan titik secara singkat padat
dan jelas.
4. Adanya penjelasan tentang tokoh yang memperkenalkan penyelesaian untuk kemiringan
dan persamaan linear.
5. Terdapat sumber data pada halaman buku, yang membuat pembaca mempunyai referensi
sumber buku, walaupun dalam buku sudah terdapat daftar pustaka.
6. Adanya beberapa soal latihan yang dapat melatih kemampuan kepahaman pembaca.
7. Terdapat contoh soal dan penyelesaian yang dapat membantu pembaca lebih memahami
materi.
8. Cover buku( halaman depan buku) yang menarik yang mampu menarik minat baca
pembaca
2.5 Kekurangan Buku

A. Buku Utama

1. Minimnya gambar dalam buku sehinggga membuat buku kurang menarik.


2. Tidak terdapat contoh soal sehingga membuat pembaca kurang mengerti dengan
penjelasannya

B. Buku Pembanding

1. Minimnya penyertaan gambar, grafik yang sebenarnya dapat membuat buku lebih
menarik untuk dibaca.
2. Kurangnya kelengkapan materi tentang relasi.
3. Materi fungsi hanya dipaparkan secara garis besarnya saja.
4. Umumnya materi yang dibahas di dalam buku kurang mendalam, dan kurangnya
kelengkapan materi.
5. Materi hanya berupa Himpunan tanpa memasukkan materi himpunan terhingga.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Kedua buku telah diteliti masing-masing isi, konsep, kedalaman konsep, kelebihan dan
kekurangan buku dan lain sebagainya.Dari kedua buku, diperoleh bahwa buku pertama lebih
unggul. Dengan kata lain, buku pertama memiliki kelebihan yang lebih banyak dibandingkan
buku kedua. Buku pertama lebih cocok digunakan, karena memakai bahasa yang mudah untuk
dipahami bagi pembaca. Meskipun soal latihan yang disajikan tidak beragam seperti buku kedua,
namun sudah cukup memadai untuk dipelajari.

3.2 Saran

Bagi para pemula, sebaiknya menggunakan buku pertama.Karena buku pertama sangat
cocok untuk umum.Sedangkan untuk pembaca yang sudah mengerti atau paham mengenai
materi-materi tersebut, disarankan untuk menggunakan buku kedua.Buku yang menggunakan
bahasa yang agak sulit untuk dipahami dapat membantu pembaca yang sudah ditingkat teratas
untuk dapat belajar dengan defenisi-defenisi, teorrema-teorema, dan dalil-dalil yang begitu
beragam disajikan dalam buku kedua
DAFTAR PUSTAKA

 Munir, Rinaldi. 2014. Matematika Diskrit Edisi 3 Revisi 5. Bandung : Informatika Bandung.

 Rosen, Kenneth H. 2012. Descrete Mathematics and Its Applications 7th Edition. New York :
The Mc Graw Hill Company
LAMPIRAN SAMPUL BUKU
Sampul Buku Utama
Sampul Buku Pembanding

Anda mungkin juga menyukai