Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis
yang berjudul “Relasi”.

Tujuan penulisan ini untuk memenuhi tugas dari Ibu Desy Aprima,M.Pd.
Karya tulis ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi
pembaca serta bagi penulis sendiri.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Desy Aprima,M.Pd, pada


kuliah Aritmatika. yang sudah mempercayakan tugas ini kepada penulis,
sehingga sangat membantu penulis untuk memperdalam pengetahuan
pada bidang studi yang sedang ditekuni.

Terima kasih juga penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah berbagi
pengetahuannya kepada penulis, sehingga karya tulis ini dapat
diselesaikan tepat waktu.

Tidak ada gading yang tak retak, penulis menyadari jika makalah ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
serta saran demi kesempurnaan dari makalah ini.

Oku Timur,05 Oktober 2021

Penulis

Daftar Isi
HALAMAN JUDUL ………………………………..................................……. i
KATA PENGANTAR …………………………………….................………… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………..............…………. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1
 A. Latar Belakang …………………………………........................................……….. 1
 B. Rumusan Masalah …………………………......................................…………… 1
 C. Tujuan Penulisan ……………………………......................................….……….. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................2
 A. Kajian Teori........................................................................................................2
BAB III PEMBAHASAN 
 A. Pengertian Relasi………………………................................................………… 3
 B. Metode Untuk Menyatakan Rela………….......................................…….. 4
 C. Sifat-Sifat Relasi.....…………………………….........................................…….... 7
 D. Komposisi Relasi......................................................……………………………. 9
BAB III PENUTUP
 A. Simpulan ……………………………………....................................……………… 10
 B. Saran ………………………………………….....................................……………… 10
Daftar pustaka..................................................................................................................11

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Matematika sebagai ilmu sains yang dapat berbentuk ilmu terapan jika
diimplementasikan pada cabang ilmu lain. Relasi adalah salah satu bagian
dari ilmu matematika diskrit yang menarik untuk dipelajari. Dimana relasi
merupakan suatu hubungan.
Dalam kehidupan sehari-hari pasti ada suatu hubungan yang terjadi. Misal
“sekumpulan anak-anak kecil yang sedang bermain dan setiap anak
memegang balon berbagai warna”. Dari ini dapat diberikan pengertian
bahwa anak-anak kecil yang mempunyai hubungan dengan balon berbagai
warna yang mereka pegang. Sebelumnya telah dipelajari materi tentang
himpunan. Himpunan adalah sekumpulan benda atau obyek yang
dididefinisikan dengan jelas. Disini terdapat dua himpunan, yang pertama
adlah himpunan anak-anak kecil dan yang kedua adalah himpunan balon
berbagai warna.
Pengertian dasar tentang hubungan antar objek diskrit adalah relasi. Relasi
digunakan untuk menyatakan suatu hubungan antara dua himpunan. Relasi
sangat erat kaitanya dengan fungsi, di mana keduanya merupakan hal penting
dalam berbagai cabang ilmu matematika. Namun dalam makalah ini hanya
membahas tentang relasi.Relasi merupakan teori dasar dalam pembahasan
matematika diskrit. Maka perlu untuk membahas relasi. Baik dari definisi relasi,
representasi relasi dan sifat-sifat relasi biner.

Oleh karena relasi  tersebut menjadi salah satu dasar dalam


pembahasan matematika diskrit, maka penulis berkeinginan untuk
membuat makalah yang berjudul “Relasi” yang diharapkan dapat
menambah pengetahuan mengenai relasi serta dapat mengenal
relasi secara lebih jelas lagi
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian relasi?
2. Apa saja metode untuk menyatakan relasi?
3. Apa saja sifat-sifat relasi?
4. Apa saja komposisi relasi?
C. Tujun
1. Mengetahui pengertian relasi.
2. Mengetahui metode untuk menyatakan relasi.
3. Mengetahui sifat-sifat relasi.
4. Mengetahui komposisi relasi

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori

Relasi adalah salah satu bagian dari pembelajaran matemtaika. Hal ini terkait
dalam jurnal karya Indah Mutiara Cahya dan Attin Warmi (2019) yang berjudul
“kemampuan penalaran matematis pada materi relasi”.matematika adalah
salah satu mata pelajaran yang dapat dikatakan penting bagi siswa,karena
memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai alat,pola fikir,ilmu dan
pengetahuan,sehingga fungsi tersebut bisa dijadikan acuan dalam
pembelajaran matematika di sekolah. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, salah satu tujuan
pembelajaran matematika adalah agar peserta didik memiliki kemampuan
pemahaman konsep matematik,menggunakan kemampuan
penalaran,kemampuan memecahkan masalah,dan kemapuan
mengkomunikasikan gagasan,serta memiliki sikap menghargai matematika.
Salah satu materi pembelajaran matematika yang berkaitan dengan
kemampuan penalaran matematis adalah relasi. Relasi merupakan salah satu
materi pembelajaran matematika dan materi ini sangat erat kaitaannya
dengan kehidupan sehari hari.

BAB 3
PEMBAHASAN
1. RELASI
A. Pengertian Relasi
Relasi adalah suatu yang menyatakan hubungan atau kaitan yang khas antara
dua himpunan. Atau Relasi adalah hubungan antara satu himpunan dengan
himpunan lainnya. Relasi dapat terbentuk apabila terdapat dua himpunan
atau kelompok yang memiliki anggota yang akan dipasangkan satu dengan
yang lain atau relasi dapat terbentuk apabila ada aturan yang mengaitkan
antara anggota himpunan yang satu dengan anggota himpunan yang
lain.Misalnya ada dua buah himpunan, yaitu himpunan A sebagai domain dan
bisa
B sebagai kodomain. Relasi menyatakan hubungan A dengan B. Atau
dikatakan sebagai relasi jika himpunan A dan himpunan B
memiliki anggota himpunan yang saling berpasangan.
Apa itu himpunan?

Himpunan adalah kumpulan anggota atau elemen yang berbeda atau


terdefinisi dengan baik. Dalam matematika, anggota suatu himpunan ditulis
dalam kurung kurawal atau kurung kurawal {}. Anggota aset dapat berupa
apa saja seperti; angka, orang, atau huruf abjad, dll.

Contoh:

Pak Bejo memiliki empat anak, yaitu Putri, Sella, Bayu, dan Anggi. Masing-masing
anak memiliki hobi yang berbeda-beda. Contohnya, Putri hobi berenang, Sella
hobi berenang dan menggambar, Bayu hobi bermain bola, dan Anggi hobi
bersepeda. 

Anak Pak Bejo dan hobinya bisa dijadikan suatu himpunan yang nantinya kedua
himpunan tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain. Misalnya, anak Pak Bejo
dikelompokkan dalam himpunan A dan hobi setiap anak dikelompokkan dalam
himpunan B.

A = {Putri, Sella, Bayu, Anggi}

B = {Berenang, Menggambar, Bermain Bola, Bersepeda}

Hubungan antara himpunan A dan B berkaitan dengan hobi anak-anak Pak Bejo.

 Putri hobi berenang

 Sella hobi berenang dan menggambar

 Bayu hobi bermain bola

 Anggi hobi bersepeda


Nah, jika kata hobi diganti dinyatakan dengan anak panah, akan diperoleh
bentuk berikut.
Bentuk diagram panah di atas menunjukkan adanya hubungan atau relasi
antara himpunan A dan B. Relasi antara keduanya adalah hobi. Dalam dunia
matematika, keadaan tersebut dinamakan sebagai relasi himpunan A ke
himpunan B.

Relasi dari himpunan A ke himpunan B artinya aturan yang


memasangkan/menghubungkan setiap anggota himpunan A dan anggota
himpunan B.

A. Metode Untuk Menyatakan Relasi

s
Untuk menyatakan relasi, bisa menggunakan tiga cara, yaitu dengan diagram
panah, himpunan pasangan berurutan, dan koordinat Cartesius. Adapun bentuk
ketiganya adalah sebagai berikut.

1. Diagram Panah

Diagram panah adalah diagram yang membentuk pola dalam bentuk arah
panah dari suatu relasi, yang menyatakan hubungan antara anggota
himpunan A dengan anggota himpunan B. Atau bentuk diagram panah ini
adalah bentuk yang umum digunakan di soal-soal tentang relasi. Ciri
utama diagram panah adalah adanya dua kolom terpisah di mana
masing-masing kolom berisi himpunan yang bersesuaian. Lalu, kedua
kolom tersebut dihubungkan dengan anak panah. Perhatikan contoh di
bawah ini.

S = {Sapi, Kambing, Kera, Harimau}

P = {Rumput, Pisang, Daging}

Dua himpunan di atas memiliki relasi, yaitu makanan. Jika dinyatakan


dalam bentuk diagram panah, akan menjadi seperti berikut.

2. Himpunan Pasangan Berurutan


Sesuai dengan namanya, himpunan pasangan ini dapat dinyatakan dengan

cara memasangkan pasangan dari himpunan A dengan himpunan B secara

terurut atau berurutan.Himpunan pasangan berurutan menyatakan bahwa

setiap himpunan terdiri dari anggota himpunan S dan P secara berurutan

atau biasa dilambangkan (x, y) dengan x ∈ S, y ∈ P. Berikut ini contohnya.

S = {Sapi, Kambing, Kera, Harimau}

P = {Rumput, Pisang, Daging}

Relasi antara kedua himpunan tersebut adalah makanan. Jika dinyatakan

dalam bentuk himpunan pasangan berurutan, diperoleh:

Q = {(Sapi, Rumput), (Kambing, Rumput), (Kera, Pisang), (Harimau, Daging)}

3. Koordinat Cartesius

Diagram Cartesius merupakan bentuk diagram yang terdiri dari sumbu X dan

Y, untuk menyatakan dua himpunan dari pasangan terurut yang

menghubungkan himpunan A dan himpunan B, dituliskan dalam bentuk titik

(noktah/dot).

Setiap anggota himpunan kamu letakkan di titik yang bersesuaikan, dengan

ketentuan himpunan S berada di sumbu X dan himpunan P berada di sumbu Y,

seperti berikut ini.

Misalnya, seperti diketahui bahwa setiap orang tentu saja memiliki nomor sepatu
masing-masing. Sekelompok teman akan mencoba untuk membuat relasi dan fungsi
dari ukuran sepatu.

Berikut adalah daftar nama dan juga ukuran nomor sepatunya:


Ardi memiliki nomor sepatu 39

Dani memiliki nomor sepatu 40

Aqil memiliki nomor sepatu 42

Rano memiliki nomor sepatu 40

Dian memiliki nomor sepatu 34

4
2

Rani memiliki nomor sepatu 35

Dewi memiliki nomor sepatu 33

Dari daftar nama di atas, sebagian memiliki ukuran tunggal (tidak sama

dengan yang lainya) dan ada juga yang memiliki ukuran sepatu yang sama,

seperti Dani dan Rano. Dalam hal ini relasinya adalah 'nomor sepatu yang

digunakan'. Untuk menyatakan hubungan/relasi tersebut, maka relasi dapat

digambarkan sebagai diagram Cartesius

A. Sifat-Sifat Relasi

1. Refleksif (reflexive)
Suatu relasi R pada himpunan A  dinamakan bersifat refleksif jika (a, a)

∈ R untuk setiap a ∈ A. Dengan kata lain, suatu relasi R pada


himpunan A dikatakan tidak refleksif jika ada a ∈ A sedemikian sehingga

(a, a) ∉ R.

Contoh :

Misalkan A  = {1, 2, 3, 4}, dan relasi R adalah relasi ‘≤’ yang didefinisikan pada
himpunan A, maka

R = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)}

Terlihat bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R. Dengan
demikian R  dinamakan bersifat refleksif.

2. Transitif (transitive)
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat transitif jika (a, b) ∈ R  dan (b, c) ∈ R,
maka (a, c) ∈ R, untuk a, b,c ∈ A.

Contoh :

Misalkan A  = { 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, dan relasi R didefinisikan oleh :

a R b jika dan hanya jikan a membagi b, dimana a, b ∈ A,

Jawab :

Dengan memperhatikan definisi relasi R  pada himpunan A, maka :

R = {(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 3), (3, 6), (3, 9), (4, 4), (4, 8)}

Ketika (2, 4) ∈ R dan (4, 8) ∈ R terlihat bahwa (2, 8) ∈ R.

Dengan demikian R bersifat transitif.

3. Simetri (symmetric)

Misalkan R sebuah relasi pada himpunan P. Relasi R dikatakan


bersifat simetris, apabila untuk setiap (x, y) ∈ R berlaku (y,
x) ∈ R. Setiap kali menemukan pasangan, misalnya (a, b), carilah apakah ada (b, a) juga.
Kalau ternyata tidak ada, pasti relasi itu tidak simetrik.

Contoh:
Diberikan himpunan P = {1, 2, 3}. Didefinisikan relasi R pada
himpunan P dengan R = {(1,1) , (1,2), (1,3), (2,2), (2,1), (3,1),
(3,3)}. Jika kita amati, (1,2) pasti ada (2,1). (1,3) pasti ada (3,1). Dan seterusnya. Ini
menunjukkan himpunan R bersifat simetris. Relasi R bersifat simetris sebab
untuk setiap (x,y) ∈ R, berlaku (y,x) ∈ R

4. Anti Simetri (antisymmetric)

Misalkan R sebuah relasi pada sebuah


himpunan P. Relasi R dikatakan bersifat antisimetris, apabila
untuk setiap (x,y) ∈ R dan (y,x) ∈ R berlaku x = y.

Contoh:
Diberikan himpunan C = {2, 4, 5}. Didefinisikan relasi R pada
himpunan C dengan R = { (a,b) ∈ a kelipatan b, a,b ∈ C}
sehingga diperoleh R = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}.
Relasi Rtersebut bersifat antisimetris

A. KOMPOSISI RELASI
Cara lain mengkombinasikan relasi adalah mengkomposisikan dua buah relasi
atau lebih. Komposisi relasi analog dengan komposisi fungsi.
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B, dan S adalah relasi
dari himpunan B ke himpunan C. komposisi R dan S, dinotasikan dengan R o S,
adalah relasi dari A ke C yang didefinisikan oleh
R o S = { (a,c)}│ a A, c C, dan untuk beberapa b B, (a,b) R dan (b,c) S }
BAB 4

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Relasi adalah sebuah hubungan antara dua himpunan. Perkalian kartesian dari
himpunan A dan B adalah himpunan yang elemennya semua pasangan terurut
yang mungkin terbentuk dengan komponen pertama dari himpunan A dan
komponen kedua dari himpunan B.
Untuk menyatakan relasi ada tiga metode, yaitu : dengan himpunan pasangan
berurutan, dengan diagram panah, diagram rumus.
Saran
Dari makalah ini, saran penulis untuk menyatakan relasi dapat menggunakan
metode yang paling mudah antara ketiganya atau menggunakan tiga metode
tersebut .
DAFTAR PUSTAKA
Wibisono, Samuel. 2008. Matematika Diskrit Ed. 02. Jakarta : Graha Ilmu
Foter, Bob. 2006. Soal dan Pembahasan Relasi. Jakarta : Erlangga
Hariyono Rudi, Drs. 2005. Pintar Matematika SMA.
Jakarta : Gitamedia Press

Anda mungkin juga menyukai