Anda di halaman 1dari 20

FUNGSI

Makalah

Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendalaman Materi


Matematika Sekolah

Oleh:
• Ade Marganda (2123021013)
• M. Khusnudin (2123021020)
• Lilis Pebeyanti Simbolon (2123021018)
• Tatik Handayani (2123021005)
• Tutik Lestari (2123021019)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NEGERI LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berisi materi
“FUNGSI ”. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami materi dan
meluruskan miskonsepsi tentang materi ajar tentang Fungsi dan bermanfaat untuk
mata kuliah Pendalaman Materi Matematika Sekolah.

Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena


keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kepada para pembaca untuk memberikan saran dan masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini, sehingga kami dapat
kedepannya bisa lebih baik.

Bandar Lampung, September 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………….. 1
1.1 Latar Belakang……………………………………………….. 1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………… 2
1.3 Tujuan Penulisan…………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………. 3
I.1 Defenisi Fungsi……………………………………………… 3
I.2 Domain dan Range …………………………………………. 5
I.3 Jenis-Jenis Fungsi ………………………………………….. . 8

BAB III PENUTUP……………………………………………………15


DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………..iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Matematika merupakan suatu ilmu yang mempunyai obyek kajian
abstrak, universal, mendasari perkembangan teknologi modern, dan
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin, serta dapat
mengembangkan daya pikir manusia. Matematika memuat variabel–variabel
yang bermanfaat bagi disiplin ilmu lain. Sehingga memacu pengguna
matematika lebih berwawasan luas karena tidak dibatasi oleh suatu konsep
tertentu. Pola pikir matematika bersifat deduktif yaitu dari obyek yang umum
menuju pengambilan kesimpulan, sehingga dapat menjembatani menuju
langkah selanjutnya. Matematika juga merupakan salah satu disiplin ilmu
yang sangat erat dengan suatu bilangan. Matematika banyak memegang
peran penting dalam pemecahan masalah disetiap bidang kehidupan. 

Kemampuannya menerjemahkan berbagai fenomena kehidupan dalam


bahasa matematika sebagai ilmu dasar yang harus dikuasai oleh setiap orang.
Aplikasi matematika dapat diamati dalam proses penyelesaian suatu
permasalahan yang dimodelkan dalam konsep matematika. Dengan
memperhatikan semesta pembicaranya, konsep tersebut akan lebih mudah
diselesaikan dan dapat diambil suatu perkiraan yang mendekati kesimpulan.
Jika permasalahan itu kompleks, maka dapat dibentuk sistem matematika.
Aplikasi–aplikasi matematika seperti perkembangan pesat di bidang teknologi
informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
matematika yang menitikberatkan pada perbedaan aspek–aspek teori. Dari
sudut pandang aspek-aspek teori tersebut, ilmu matematika memperlebar
cakupan pemahamannya pada beberapa cabang, seperti matematika analisis,
statistik, dan pemrograman (Parzynski, 1982:149).

Analisis matematika modern atau kalkulus lanjutan tidak menekankan


pada perhitungan dan rumus atau aturan, tetapi pembahasannya didasarkan
pada pengembangan konsep dasar dan teori dengan menggunakan penalaran
untuk memperoleh prinsip–prinsip yang berupa definisi, aksioma, lemma,

1
corollary, dan teorema–teorema beserta pembuktiannya. Sedangkan
klasifikasi materi dan pendekatannya memang bersifat sangat abstrak dan
intuitif untuk memahami dan mengembangkan metode–metode dan teknik–
teknik yang dipergunakan dalam bukti–bukti. Sehingga suatu pemahaman
yang baik sangat diperlukan untuk kesuksesan dalam mempelajari analisis
matematika. Selain itu, analisis mendominasi wilayah dari matematika.
Karena ide–idenya merupakan dasar dan keutamaan yang tidak hanya
didefinisikan saja, tetapi artinya diterima secara universal.

Oleh karena itu penting dijelaskan tentang pehaman konsep Fungsi


dalam pembelajaran termasuk disekolah agar tidak terjadi miskonsepsi dalam
pemahaman siswa maupun guru.

1. 2 Rumusan Masalah

a. Apa Defenisi dari Fungsi?


b. Apa defenisi dari Domain dan Range sebuah Fungsi?
c. Apa saja jenis-jenis Fungsi?

1. 3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini:

a. Untuk memahami defenisi Fungsi secara benar


b. Untuk mengetahui Domain dan Range dari sbeuah Fungsi
c. Untuk mengetahui jenis-jenis Fungsi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Fungsi

Sebelum memahami tentang Fungsi terlebih dahulu memahami


tentang relasi. Perhatikan pernyataan berikut:
Pak Toto mempunyai lima orang anak, yaitu Andi, Budi,
Candra, Dira, dan Emi. Masing-masing anak mempunyai
kegemaran berolah raga yang berbeda-beda. Andi gemar berolah
raga bulutangkis dan renang. Budi gemar berolah raga sepak bola.
Candra gemar berolah raga sepak bola. Sedangkan Dira dan Emi
mempunyai kegemaran berolah raga yang sama yaitu basket dan
bulutangkis.
Jika anak-anak Pak Toto dikelompokkan menjadi satu dalam
himpunan A, maka anggota dari himpunan A adalah Andi, Budi, Candra,
Dira, dan Emi.
Himpunan A dituliskan A = { Andi, Budi, Candra, Dira, dan Emi }.
Sedangkan jenis olah raga yang digemari anak-anak Pak Budi dapat
dikelompokkan dalam himpunan B dituliskan B = {Bulutangkis, Renang,
Basket, Sepak bola}.
Terhadap kegemaran anak-anak pak Toto, terdapat hubungan antara
himpunan A dan himpunan B. Hubungan tersebut berkait dengan gemar
berolah raga dari anak-anak pak Toto. Andi gemar berolah raga
bulutangkis dan renang.
Budi gemar berolah raga sepak bola.
Candra gemar berolah raga sepak bola.
Dira dan Emi mempunyai kegemaran berolah raga yang sama yaitu
basket dan bulutangkis.
Apabila gemar berolah raga kita notasikan dengan tanda panah,
pernyataan-pernyataan di atas dapat digambarkan sebagai gemar berolah
raga.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan pernyataan berikut:


Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah aturan yang
menghubungkan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota
himpunan B.
3
Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu
menggunakan diagram panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram
Cartesius.
a. Menggunakan diagram panah

b. Himpunan pasangan berurutan


Relasi "gemar olahraga" pada gambar di atas dapat juga dinyatakan
dengan himpunan pasangan berurutan. Anggota-anggota himpunan A =
{Andi, Budi, Candra, Dira, dan Emi} dipasangkan dengan anggota-anggota
himpunan B = {Bulutangkis, Renang, Basket, Sepak bola} sebagai berikut :
Pernyataan "Andi gemar berola raga bulutangkis dan renang” ditulis (Andi,
Bulutangkis) dan (Andi, Renang).
Pernyataan “Budi gemar berolah raga sepak bola” ditulis (Budi, Sepak
Bola).
Pernyataan “Candra gemar berolah raga sepak bola” ditulis (Candra,
Sepakbola)
Pernyataan “Dira gemar berolah raga basket dan bulutangkis” ditulis (Dira,
basket) dan (Dira, Bulu tangkis)
Pernyataan “Emi gemar berolah raga basket dan bulutangkis” ditulis (Emi,
basket) dan (Emi, Bulu tangkis)

Himpunan pasangan berurutan untuk relasi ini ditulis: {(Andi,


Bulutangkis), (Andi, Renang), (Budi, Sepak Bola), (Candra, Sepakbola),
(Dira, basket), (Dira, Bulu tangkis), (Emi, basket) (Emi, Bulu tangkis)}.

Jadi, relasi antara dua himpunan, misalnya himpunan A dan


himpunan B dapat dinyatakan sebagai pasangan berurutan (x, y) dengan x ∈
A dan y ∈ B.

c. Diagram Cartesius
Relasi pada gambar di atas dapat dinyatakan dalam diagram
Cartesius. Anggota-anggota himpunan A sebagai himpunan pertama
ditempatkan pada sumbu mendatar dan anggotaanggota himpunan B pada
sumbu tegak. Setiap anggota himpunan A yang berpasangan dengan
anggota himpunan B, diberi tanda noktah (•).

4
Salah satu jenis relasi yang akan dibahas dalam makalah ini adalah
Fungsi atau disebut juga pemetaan
Defenisi Fungsi
Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B, disebut fungsi jika dan
hanya jika setiap anggota himpunan A berpasangan tepat satu dengan
anggota himpunan B.

Gambar Fungsi/Pemetaan

Suatu Fungsi biasanya dinyatakan dengan huruf tunggal misalnya, f, g, h dan


sebagainya. Untuk menyatakan bahwa f adalah suatu fungsi atau pemetaan
dari himpunan A ke himpunan B dilambangkan dengan f : A  B

Jika x ϵ A dan y ϵ B maka lambang pernyataan fungsi tersebut dapat diganti


dengan:
y f : x
“y” adalah peta dari x oleh f atau “y” adalah fungsi dari x dan pada umumnya
digunakan lambang
y = f (x)
Bentuk terakhir ini yang disebut rumus fungsi.
x disebut variabel bebas dan y disebut variabel tak bebas, karena nilainya
tergantung pada x.

2.2 Domain dan Range Fungsi

Misalkan f sebuah fungsi yang memetakan tiap anggota himpunan A ke


himpunan B (f:A→ B), maka :
 Himpunan a dinamakan daerah asal ( domain ) fungsi f,
 Himpunan B dinamakan daerah kawan (kodomain) fungsi f, dan
 Himpunan semua anggota B yang dipasangkan dengan tiap anggota
himpunan A dinamakan wilayah hasil (range) fungsi f.

5
Misalnya, fungsi f (f:A→ B) yang disajikan berikut

Daerah asalnya adalah A :{ 1,2,3,4 }


Daerah kawannya adalah B: { 1,4,9,16,25 }
Daerah hasilnya adalah { 1,4,9,16 }
Contoh :
Diketahui fungsi f : x →2 x+ 1 dengan daerah asal
D= { x|1 ≤ x ≤3 , x ∈ R }
a. Carilah nilai fungsi untuk x=1 , x=2 , dan x=3
b. Gambarlah grafik fungsi f pada bidang cartesius
c. Tentukan wilayah hasil fungsi f

Penyelesaian :
a. Nilai fungsi f :
 Untuk x=1 adalah f ( 1 ) =2 ( 1 ) +1=3
 Untuk x=2 adalah f ( 2 ) =2 ( 2 ) +1=5
 Untuk x=3 adalah f ( 3 )=2 (3 )+ 1=7
b. Grafik fungsi f dinyatakan oleh persamaan y=2 x +1, yaitu suatu
persamaan garis lurus. Beberapa anggota dari f
adalah titik-titik dengan koordinat (1,3), (2,5), dan
(3,7). Titik-titik itu digambarkan pada bidang
cartesius, kemudian dihubungkan dengan ruas garis
lurus yang mulus seperti gambar di samping.
c. Berdasarkan grafik fungsi f pada
gambar di samping, wilayah hasilnya dengan
mudah dapat ditetapkan, yaitu
W ={ x|3≤ y ≤7 , y ∈ R }.

Daerah Asal Alamiah


Jika daerah asal suatu fungsi belum ditentukan, maka daerah asal fungsi
f dapat dicari dengan syarat bahwa wilayah hasilnya merupakan bilangan
real. Dalam hal demikian fungsi f dikatakan terdefinisi untuk daerah asal
tersebut. Daerah asal yang dicari dengan cara seperti ini dinamakan daerah
asal alamiah (natural domain).
6
Domain fungsi f ditulis dengan notasi Df , dan apabila tidak disebutkan
maka disepakati bahwa domain fungsi f adalah himpunan terbesar di dalam R
sehingga f terdefinisikan atau ada. Jadi:
Df ={x ∈ R : f ( x ) ada(terdefenisikan)}

Himpunan semua anggota B yang mempunyai kawan di A dinamakan range


atau daerah hasil fungsi f, ditulis Rf atau Im(f).
Beberapa bentuk daerah asal fungsi :
1. y=f ( x ) , xεR
f (x)
2. y= , g ( x ) ≠0
g(x)
3. y= √ f ( x ) , f ( x )> 0
f (x)
4. y= , g ( x ) >0
√ g (x )
5. y=
√ f ( x ) , f ( x )≥ 0 , g ( x) ≠ 0
g(x)
f (x) f (x)
6.

7.
y=

y=
√ ,
g ( x ) g ( x)
f ( x)
>0 , g ( x ) ≠ 0

log ( g ( x )) , f ( x ) >0 , f ( x ) ≠ 1 , g ( x ) >0


Contoh :
1. y=2 x−1
Df ={ x|x ∈ R }
7−3 x
2. y=
2 x−4
2 x−4 ≠ 0
2 x≠4
x≠2
Df ={ x|x ≠ 2 , x ∈ R }
3. y= √6−9 x
6−9 x> 0
−9 x >−6
2
x<
3
2
{|
Df = x x < , x ∈ R
3 }
4 x +2
4. y=
√ 2 x −8
2 x−8>0
2 x> 8
x >4
Df ={ x|x> 4 , x ∈ R }
x−1
5.
x −1
y=
√ 2 x −5
7
>0
2 x−5
x=1
5
x=
2

5
{|
Df = x x <1 atau x > , x ∈ R
2 }
x+2
6. y= ❑log( 2−x)
x +2>0
x >−2
x +2≠ 1
x ≠−1
2−x >0
−x >−2
x <2
Df ={ x|x>−2 atau x ≠−1 atau x< 2, x ∈ R }

2.3 Jenis-Jenis Fungsi

Berdasarkan gambar grafiknya jenis-jenis fungsi adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Konstan
Fungsi konstan adalah sebuah fungsi yang dirumuskan dengan f(x) = k,
dengan k adalah konstanta riil.
Grafiknya berupa sebuah garis mendatar yang berjarak k satuan dari sumbu
x. Jika k > 0 maka garis berada di atas sumbu x. Jika k < 0, maka garis
berada di bawah sumbu x dan jika k = 0 maka f(x) = 0, garis berimpit
dengan sumbu x.
8
2. Fungsi Identitas
Fungsi identitas adalah sebuah fungsi yang setiap anggota domain dipetakan
terhadap dirinya sendiri, dirumuskan dengan f(x) = x. Grafiknya berupa
sebuah garis lurus yang melalui titik asal yang semua absis dan ordinatnya
sama dengan gradien (tanjakan).

Dari kedua fungsi tersebut di atas dapat dibentuk atau dibangun banyak
fungsi. Sembarang fungsi yang dapat dibangun dari fungsi konstan dan
fungsi identitas dengan memakai operasi-operasi penambahan,
pengurangan, dan perkalian disebut fungsi Polinom.
3. Fungsi Linear
Fungsi linear adalah fungsi polinom berderajat satu. Bentuk umum fungsi
linear adalah: f(x) = ax + b; a dan b adalah konstanta riil. Grafiknya berupa
garis yang melalui titik-titik (a, 0) dan (0, b).

4. Fungsi Kuadrat
Fungsi kuadrat adalah fungsi polinom berderajat dua.
Bentuk umumnya adalah: f(x) = ax2 + bx + c
Grafiknya berbentuk parabola. Parabola terbuka ke atas jika a > 0 dan
terbuka ke bawah jika a < 0
5. Fungsi Modulus (Mutlak)
9
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini
memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga
mutlaknya.

Ditinjau dari kesimetrisan kurva, fungsi terbagi menjadi:

1. Fungsi Genap, jika dipenuhi: f(–x) = f(x)

2. Fungsi Ganjil, jika dipenuhi: f (–x) = –f(x)

Jika 1 dan 2 tidak dipenuhi dikatakan bahwa fungsi tak genap dan tak
ganjil.

Contoh

a. f(x) = x
f(x) = –x = –f(x)
Jadi f ganjil
b. f(x) = x2 – 4
f(-x) = (–x)2 – 4 = x 2– 4 = f(x)
Jadi f genap
c. f(x) = x3
f(–x) = (–x)3 =- x 3 = -f(x)
Jadi f ganjil

Berdasarkan sifatnya terdapat beberapa jenis fungsi yakni:

1. Fungsi Surjektif
Fungsi f : A  B disebut fungsi surjektif atau fungsi onto atau fungsi
kepada jika dan hanya jika daerah fungsi f sama dengan himpunan B atau
Rf = B
Fungsi f : A  B disebut fungsi into atau fungsi ke dalam jika dan hanya
jika daerah hasil fungsi f 10
merupakan himpunan bagian murni dari
himpunan B atau Rf atau Rf  B.
Contoh:
Himpunan A = {1, 2, 3, 4, 5} dan B = {a, b, c}

Fungsi f adalah fungsi into Rf = {a, b, c} ; Rf  B


2. Fungsi Injektif
Fungsi f : A  B disebut fungsi injektif atau fungsi satu-satu jika dan
hanya jika untuk tiap x1, x2  A dan x1  x2 berlaku f(x1)  f(x2)

Contoh :
Himpunan P = {1, 2, 3} dan Q = {p, q, r}.

Fungsi injektif bukan fungsi injektif

Untuk mengetahui fungsi injektif atau bukan, dapat dilihat melalui grafik
1) Gambarlah grafik fungsi y = f(x) pada bidang Cartesius
2) Ambillah nilai-nilai x1, x2 anggota daerah asal dan x1 ≠ x2
a) Jika f(x1) ≠ f(x2) maka f merupakan fungsi injektif
b) Jika f(x1) = f(x2) maka f bukan fungsi injektif
Contoh :
1. Manakah yang merupakan fungsi injektif di bawah ini :
a) y = f(x) = x2, x  R
b) y = f(x) = x3, x  R
Jawab:
a. Bukan fungsi injektif

b. 11 Merupakan fungsi injektif

3. Fungsi Bijektif
Fungsi f: A  B disebut sebagai fungsi bijektif jika dan hanya jika fungsi
f sekaligus merupakan fungsi surjektif dan fungsi injektif.
Contoh :
a. Fungsi f : A B
A = {0, 1, 2} dan B = {a, b, c}

merupakan fungsi bijektif


b. Fungsi f : A B
A = {0, 1, 2} dan B = {a, b, c, d}

bukan merupakan fungsi bijektif

4. Fungsi Komposisi
Operasi komposisi dilambangkan dengan o (dibaca : komposisi)
Fungsi baru dapat dibentuk dengan operasi komposisi
a. (f o g) (x), dibaca: f komposisi gx atau f g x
b. (g o f) (x), dibaca, g komposisi fx atau g f x
Fungsi g : A  B
Tiap x  A dipetakan ke y 12
 B Sehingga g : x  y ditentukan dengan
rumus : y = g(x)
Fungsi f : B  C
Tiap y  B dipetakan ke z  C, sehingga f : y  z ditentukan dengan
rumus : z = f (y)
Fungsi h : A  C
Tiap x A dipetakan ke z  C, sehingga h : x  z ditentukan dengan
rumus : z = h (x)

Fungsi h disebut komposisi dari fungsi f dan fungsi g. Komposisi fungsi f


dan g ditulis dengan notasi h = f o g atau h(x) = (f o g)(x)
Contoh :
1. Fungsi f : R  R dan g : R  R ditentukan f(x) = 4x – 1 dan g(x) = 2x.
Tentukan :
a) (f o g) (x)
b) (g o f) (x)
Jawab :
a) f(x) = 4x – 1
f(g(x)) = 4.g(x) – 1
(f o g)(x) = 4(2x) – 1
= 8x – 1
b) g(x) = 2x
g(f(x)) = 2.f(x)
(g o f) (x) = 2(4x –1)
= 8x – 2

5. Fungsi Invers
Suatu fungsi f : A  B mempunyai fungsi invers f-1 : B  A jika dan
hanya jika f merupakan fungsi bijektif atau himpunan A dan B mempunyai
korespondensi satu-satu.
Jika fungsi f : A  B pasangan terurut f : {(a, b) ǀ a  A dan b  B }
Maka invers fungsi f adalah f-1 : B  A adalah f –1 = {(b, a) I b  B dan a
 A}

Contoh :
13
1. A = {– 2, –1, 0, 1} dan B = {1, 3, 4}.
Fungsi : A  B ditentukan oleh f = {(– 2, 1), (–1, 1), (0, 3), (1, 4)}
Carilah invers fungsi f, kemudian selidikilah apakah invers fungsi f itu
merupakan fungsi
Jawab :
f -1: B  A ditentukan oleh f -1 = {(1, – 2), (1, –1), (3, 0), (4, 1)}

Dari gambar terlihat f–1 adalah relasi biasa (bukan fungsi) sebab terdapat
dua pasangan terurut yang mempunyai ordinat sama yaitu (1, – 2) dan

(1,-1)
2. A = {–1, 0, 1, 2} dan B = {1, 2, 3, 5}.
Fungsi h: A  B ditentukan oleh h = {(–1, 1), (0, 2), (1, 3), (2, 5)}.
Carilah invers fungsi h, kemudian selidikilah apakah invers fungsi h itu
merupakan fungsi.
Jawab :
h –1 : B  A ditentukan oleh h –1 = {(1, –1), (2, 0), (3, 1), (5, 2)}

Dari gambar tampak bahwa h –1 merupakan suatu fungsi.


Jadi, h –1 adalah fungsi invers.
3. Carilah fungsi inversnya f(x) = x + 1
Jawab :
y=x+1
x=y–1
f –1(y) = y – 1
x =f-1(y) 14
f –1(x) = x – 1
15
BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B, disebut fungsi jika dan
hanya jika setiap anggota himpunan A berpasangan tepat satu dengan
anggota himpunan B.
2. Misalkan f sebuah fungsi yang memetakan tiap anggota himpunan A ke
himpunan B (f:A→ B), maka :
- Himpunan a dinamakan daerah asal ( domain ) fungsi f,
- Himpunan B dinamakan daerah kawan (kodomain) fungsi f, dan
- Himpunan semua anggota B yang dipasangkan dengan tiap anggota
himpunan A dinamakan wilayah hasil (range) fungsi f.
3. Berdasarkan grafiknya terdapat beberapa jenis fungsi yakni fungsi
konstan, fungsi identitas, fungsi linear, fungsi kuadrat, dan fungsi polinom
lainnya.
4. Berdasarkan kesimetrisan kurva fungsi dibedakan menjadi dua jenis yakni
fungsi ganjil dan fungsi genap,
5. Berdasarkan sifat nya terdapat beberapa jenis fungsi yakni fungsi surjektif,
fungsi injektif, fungsi bijektif, fungsi komposisi, dan fungsi invers.
16
DAFTAR PUSTAKA

Parzynski & Zipse. 1982. Introduction to Mathematical Analysis. New York: Mc Grow–
Hill Book Company.

Anda mungkin juga menyukai