Anda di halaman 1dari 1

Kepadamu sang sumbu pusat dalam hatiku.

Setiap kali aku bertemu denganmu, hanya proposisi empirik yang ada
dalam logikaku.
Melihatmu menjadikan diriku seperti phi, yang tidak diketahui nilainya
secara mutlak.
Merasakan senyummu, hatiku berotasi dengan sangat cepat
Aku mengiginkanmu bagaikan 1 dibagi dengan 0 yaitu
Kamu telah berhasil mengambil 360 dari hari-hariku.
Aku tau kita berbeda, bagaikan sin2 dan cos2 , akan tetapi apabila
dijumlah, hasilnya adalah satu,
seperti kita yang bisa menjadi satu
Rasa sayangku padamu bagaikan lingkaran yang tidak berujung,
2
tetapi tidak bisa dihitung luasnya meski dengan rumus A= r
Cintaku padamu tidak seperti segitiga, yang memiliki sudut yang lain,
karena aku hanya menyayangi kamu, tidak ada yang lain
Jika kamu menjadi milikku, tak akan pernah aku keluarkan kalimat-kalimat
paradox
Aku pun berjanji untuk selalu terbuka denganmu bagaikan 2x + 4 = 12
Tidak akan ada hal-hal seperti angka 1,3,9 yang bisa membuatmu berpikir
seperti angka -1 kepadaku
Aku mau menjadikan dirimu seperti tanda =, sebab tanpa tanda penting
itu tidak akan pernah ada hasil mutlak
Dan aku, aku mau menjadikan diriku mutlak bersamamu
Setiap memori kita bersama, akan menjadi sebuah tautologi
Aku akan selalu berusaha agar hubungan kita tidak seperti p^p
yang penuh dengan kontradiksi
Aku, kamu dan cinta adalah phytagoras yang selalu terkait satu dengan
yang lainnya
Meskipun mungkin surat cinta ini bagaikan -1 tetapi ketahuilah,
Dirimu bagiakan - dalam hierarchi perangkai hidupku
seperti yang diteorikan oleh Piano Rossel
Jika kamu menerimaku maka kamu bagaikan dan ,
kamu yang pertama dan kamu yang terakhir menjadi penghuni hatiku

Anda mungkin juga menyukai