Anda di halaman 1dari 45

Modul Matematika MTs/SMP

RELASI & FUNGSI

– KELOMPOK 4 –

PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG
DJATI BANDUNG 2021
Page | 1

DAFTAR ISI

A. PENDAHULUAN……………………………………………………………….. 2

1. Standar Kompetensi .................................................................................................. 2

2. Deskripsi ................................................................................................................... 2

3. Petunjuk Penggunaan Modul .................................................................................... 2

B. PEMBELAJARAN ……………………………………………………………… 3

1. Tujuan Materi............................................................................................................. 3

2. Uraian Materi..........................................................................................................… 3

C. EVALUASI ……………………………………………………………………….. 38

1. SOAL-SOAL DAN PEMBAHASAN................................................................…… 38

D. PENUTUP ………………………………………………………………………… 42

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 43


Page | 2

A. PENDAHULUAN
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi
modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya piker
manusia. Perkembangan pesatt di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini
dilandas oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, dan
teori matematika. Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan
pengasaan matematika yang kuat sejak dini. Fungsi dan relasi adalah bagian dari pelajaran
matematika, dimana fungsi dan relasi ini saling berhubungan satu dengan yang lain.
Leibniz (1646-1716) yang pertama kali menggunakan istilah " fungsi " pada tahun 1673.
Dia mengambil fungsi untuk menunjuk, dalam istilah yang sangat umum, ketergantungan
jumlah geometris seperti subtangents dan subnormals pada bentuk kurva.
Dia juga memperkenalkan istilah "konstan", "variabel", dan "parameter". Dalam banyak
hal, fungsi diterapkan dalam berbagai bidang untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
baik dalam bidang teknik, ekonomi dan bidang lain yang mempelajari hubungan-hubungan
antar variabel, dimana variabel satu sama lainnya saling mempengaruhi dan dapat diukur,
seperti jarak dan waktu dapat diukur, sehingga dapat dikatakan bahwa jarak adalah fungsi
dari waktu. Di dalam fungsi dan relasi ada yang namanya daerah asal, daerah kawan, dan
daerah hasil. Daerah asal disebut domain, daerah kawan disebut kodomain, sedangkan
daerah hasil disebut range.

➢ Standar Kompetensi
3.3 Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai
representasi (Kata-kata, table, grafik, diagram, dan persamaan).
4.4 Menyelesaikan Masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan
berbagai representasi.

➢ Deskripsi
Modul ini merupakan modul pembelajaran mata pelajaran Matematika untuk SMP. Modul
pembelajaran ini dapat mempermudah dalam proses pembelajaran. Modul ini berisi materi
pembelajaran yaitu Relasi dan Fungsi.

➢ Petunjuk Penggunaan Modul


~ Sebelum Pembelajaran ~
1. Sebelum masuk pada materi, disajikan pendahuluan sebagai pengantar menuju materi
utama.
2. Disajikan kompetensi dasar dan alokasi waktu sebagai pedoman bagi pengguna modul
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
~ Selama Pembelajaran ~
1. Mempelajari dan memahami materi pada modul.
2. Mempelajari dan mencatat contoh teks dan analisis.
3. Mengerjakan tugas yang terdapat pada bagian evaluasi.
4. Mengerjakan tes untuk mengukur kemampuan dalam memahami modul.
Page | 3

~ Setelah Pembelajaran ~
1. Mengevaluasi jawaban dengan pembahasan.
2. Mengetahui hasil evaluasi (sudah memenuhi kriteria ketuntasan atau belum)
3. Memutuskan untuk meneruskan belajar pada materi selanjutnya atau tetap pada materi
yang sama.

B. PEMBELAJARAN

➢ Tujuan Materi
Setelah kegiatan belajar mengajar, siswa diharapkan:
1. Dapat membedakan Membedakan relasi dan Fungsi.
2. Dapat menentukan domain, kodomain dan range dari suatu fungsi.
3. Mengidentifikasi jenis-jenis fungsi.
4. Membedakan jenis-jenis fungsi.

➢ Uraian Materi:
Page | 4

A. RELASI
a. PENGERTIAN RELASI
Perhatikan bagan silsilah keluarga berikut untuk memahami apa itu relasi?

Gambar 3.1 Bagan silsilah keluarga Gambar 3.1 menunjukkan


silsilah keluarga Bapak
Madhuri dan Ibu Marhawi.

Tanda panah menunjukkan hubungan


“mempunyai anak”. Empat anak Pak
Madhuri dan Bu Marhawi adalah Sulastri, Sedangkan cucu-cucu dari Pak Madhuri dan Bu
Idris, Halim, dan Tohir.Jika anak-anak Marhawi dapat dikelompokkan dalam
Pak Madhuri dan Bu Marhawi himpunan B, maka anggota himpunan B adalah
dikelompokkan menjadi satu dalam Wafi, Faisal, Alu’, Risqi’, Alvin, Najwa, dan
himpunan A, maka anggota himpunan A Suci.
adalah Sulastri, Idris, Halim, dan Tohir.
𝐵 = {𝑊𝑎𝑓𝑖, 𝐹𝑎𝑖𝑠𝑎𝑙, 𝐴𝑙𝑢′ , 𝑅𝑖𝑠𝑞𝑖, 𝐴𝑙𝑣𝑖𝑛, 𝑁𝑎𝑗𝑤𝑎, 𝑆𝑢𝑐𝑖}
𝐴 = {𝑆𝑢𝑙𝑎𝑡𝑟𝑖, 𝐼𝑑𝑟𝑖𝑠, 𝐻𝑎𝑙𝑖𝑚, 𝑇𝑜ℎ𝑖𝑟}

Hubungan anggota himpunan B ke anggota himpunan A memiliki hubungan keluarga


(relasi) “anak dari”. Sedangkan hubungan anggota himpunan B dengan pak Madhuri dan Bu
Marhawi memiliki relasi “cucu dari”. Kedua bentuk hubungan yang telah diuraikan,
merupakan salah satu bentuk hubungan yang dapat dibuat.
Page | 5

Jadi, Relasi adalah hubungan antara dua elemen dua himpunan.


Relasi juga dikatakan sebagai suatu aturan yang memasangkan
anggota himpunan satu ke himpunan lain. Suatu relasi dari
himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan atau
korespondensi dari anggota-anggota himpunan A ke anggota-
anggota himpunan B. relasi dari himpunan A ke himpunan B
adalah aturan yang memasangkan anggota himpunan A dan
anggota himpunan B dengan aturan tertentu.

b. CARA MENYAJIKAN RELASI


Cara-cara menyajikan relasi yang biasa digunakan di dalam matematika. Hasil
pengambilan data mengenai pelajaran yang disukai oleh lima siswa kelas VII diperoleh
seperti tabel berikut.

Permasalahan pada Tabel 3.2 di atas dapat dinyatakan dengan diagram panah, diagram
Kartesius, dan himpunan pasangan berurutan seperti berikut ini.
Misalkan 𝐴 {𝐴𝑏𝑑𝑢𝑙, 𝐵𝑢𝑑𝑖, 𝐶𝑎𝑛𝑑𝑟𝑎, 𝐷𝑖𝑛𝑖, 𝐸𝑙𝑜𝑘},
𝐵 {𝑚𝑎𝑡𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎, 𝐼𝑃𝐴, 𝐼𝑃𝑆, 𝐵𝑎ℎ𝑎𝑠𝑎 𝐼𝑛𝑔𝑔𝑟𝑖𝑠, 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑛𝑖𝑎𝑛, 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑚𝑝𝑖𝑙𝑎𝑛, 𝑂𝑙𝑎ℎ𝑟𝑎𝑔𝑎},
dan “pelajaran yang di sukai “ adalahh relasi yang menghubungkan himpunan A ke
Himpunan B.
Page | 6

Cara 1 : Diagram Panah

Gambar 3.5 menunjukkan


relasi “pelajaran yang
disukai” dari himpunan A ke
himpunan B. Arah panah
menunjukkan anggota-
anggota
himpunan A yang berelasi
dengan anggota-anggota
tertentu pada himpunan B.

Cara 2 : Diagram Kartesius


Gambar 3.6 menunjukkan diagram Kartesius dari relasi “pelajaran yang disukai” dari data
pada tabel 3.2.

Cara yang kedua untuk menyatakan


relasi antara himpunan A dan B adalah
menggunakan d iagram Kartesius.
Anggota-anggota himpunan A berada
pada sumbu mendatar dan anggota-
anggota himpunan B berada pada
sumbu tegak. Setiap pasangan anggota
himpunan A yang berelasi dengan
anggota himpunan B dinyatakan dengan
titik atau noktah.
Page | 7

Cara 3 : Himpunan Pasangan Berurutan

Apabila data pada Tabel 3.2 dinyatakan dengan pasangan berurutan, maka dapat
ditulis sebagai berikut. Himpunan pasangan berurutan dari himpunan A ke
himpunan B adalah {(Abdul, Matematika), (Abdul, IPA), (Budi, IPA), (Budi,
IPS), (Budi, Kesenian), (Candra, Keterampilan), (Candra, Olahraga), (Dini,
Bahasa Inggris), (Dini, Kesenian), (Elok, Matematika), (Elok, IPA), (Elok,
Keterampilan)} Uraian di atas menunjukkan macam-macam cara yang bisa
digunakan untuk menyatakan relasi dari himpunan A ke himpunan B.

B. FUNGSI
a. PENGERTIAN FUNGSI
Perhatikan uraian berikut.
Pengambilan data mengenai berat badan dari enam siswa kelas VIII disajikan pada
tabel berikut:

Tabel 1.2

Nama Siswa Berat Badan (kg)


Anik 35
Andre 34
Gita 30
Bayu 35,
Asep 33
Dewi 32
Page | 8

Gambar 1.4 merupakan diagram panah yang menunjukkan relasi berat badan
dari data pada Tabel 1.2.

Dari diagram panah pada Gambar 1.4 dapat diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Setiap siswa memiliki berat badan. Hal ini berarti setiap anggota A
mempunyai kawan atau pasangan dengan anggota B.
b. Setiap siswa memiliki tepat satu berat badan. Hal ini berarti setiap anggota
A mempunyai tepat satu kawan atau pasangan dengan anggota B.

Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa relasi dari himpunan A ke
himpunan B adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan tepat satu
anggota B. yang demikian dinamakan fungsi (pemetaan). Jadi, fungsi (pemetaan) dari
himpunan A ke himpunan B adalah relasi khusus yang memasangkan setiap anggota A dengan
tepat satu anggota B. Syarat suatu relasi merupakan pemetaan atau fungsi adalah :
a. Setiap anggota A mempunyai pasangan di B.
b. Setiap anggota A dipasangkan dengan tepat satu anggota B.

Fungsi adalah bentuk khusus dari relasi. Sebuah relasi


dikatakan fungsi jika xRy, untuk setiap x anggota A
memiliki tepat satu pasangan, y, anggota himpunan B.
Kita dapat menuliskan f(a) = b, jika b merupakan unsur
di B yang dikaitkan oleh f untuk suatu a di A. Ini berarti
bahwa jika f(a) = b dan f(a) = c maka b = c. Jika f adalah
fungsi dari himpunan A ke himpunan B, kita dapat
menuliskan dalam bentuk : f : A → B.
Page | 9

b. NOTASI FUNGSI

Suatu fungsi dinotasikan dengan huruf kecil,


seperti f, g, h, k, atau l. Jika x merupakan
anggota himpunan A dan fungsi f memetakan
himpunan A ke himpunan B, maka peta atau
bayangan x oleh f dinotasikan dengan f(x).

Gambar di atas memperlihatkan fungsi himpunan A ke himpunan B berdasarkan


aturan f :x → 5x + 1 (dibaca: fungsi f memetakan x ke 5x + 1). x merupakan anggota
daerah asal f dan 5x + 1 merupakan daerah hasilnya. Oleh karena itu, bayangan x oleh
fungsi f adalah 5x + 1, dapat dituliskan dengan f(x) = 5x + 1. f(x) = 5x + 1 inilah yang
merupakan rumus fungsi ftersebut. Jadi, dapat kita simpulkan bahwa rumus umum
fungsi f, dengan f : x → ax + b , xanggota domain f adalah f (x) = ax + b.

CONTOH

Diketahui fungsi f : x → 3x + 1. Tentukan rumus fungsi tersebut.


Penyelesaian :
Berdasarkan aturan penulisan rumus fungsi, yaitu f : x → ax + b dapat
dituliskan dengan f (x) =ax + b, maka rumus fungsi dari fungsi f : x → 3x + 1
adalah f(x) = 3x + 1.

c. MENYAJIKAN FUNGSI
Misalkan fungsi f dari P = {1,2,3,4,5} ke Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} Relasi
yang didefinisikan adalah “Setengah kali dari”. Pernyataan ini bisa di selesaikan dengan
5 cara, yaitu sebagai berikut :
Cara 1 : Himpunan Pasangan Berurutan

Diketahui fungsi f dari P = {1,2,3,4,5} ke Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} Relasi yang


di definsikan adalah “setengah kali dari” Relasi ini dapat dinyatakan dengan
himpunan pasangan berurut sebagai berikut f {(1,2), (2,4), (3,6), (4,8), (5,10)}
Page | 10

Cara 2 : Diagram Panah

Diketahui fungsi f dari


P = {1,2,3,4,5} ke Q =
{1,2,3,4,5,6,7,8,9,10}
Relasi yang di
definsikan adalah
“setengah kali dari”
Relasi ini dapat
dinyatakan dengan
diagram panah,
disamping berikut:

Cara 3 : Dengan Persamaan Fungsi


Diketahui fungsi f dari P = {1,2,3,4,5} ke Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} Relasi yang di
definsikan adalah “setengah kali dari” Relasi ini dapat dinyatakan dengan rumus fungsi,
yaitu berikut :
Untuk menyatakan dengan rumus fungsi, coba perhatikan berikut ini. Dari
himpunan pasang berurutan {(1,2), (2,4), (3,6), (4,8), (5,10)} di dapat :

Kalau anggota P kita sebut x dan anggota Q kita sebut y,

maka x = ½ y. Dari x =1/2 y kita dapatkan y = 2x

Bentuk ini biasa ditulis dengan f (x) = 2x untuk setiap x ϵ p

Inilah yang dinyatakan sebagai persamaan fungsi


Page | 11

Cara 4 : Dengan Tabel

Diketahui fungsi f dari P = {1,2,3,4,5} ke Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} Relasi yang


di definsikan adalah “setengah kali dari” Relasi ini dapat dinyatakan dengan tabel,
sebagai berikut :

Cara 5 : Dengan Grafik


Diketahui fungsi f dari P = {1,2,3,4,5} ke Q = {1,2,3,4,5,6,7,8,9,10} Relasi yang di
definsikan adalah “setengah kali dari” Relasi ini dapat dinyatakan dengan grafik,
sebagai berikut :

Uraian di atas menunjukan macam-macam cara yang bisa digunakan untuk menyatakan
fungsi dari himpunan P ke himpunan Q.

d. DOMAIN, KODOMAIN, RANGE


Domain adalah daerah asal atau himpunan yang memuat elemen pertama
himpunan pasangan berurut relasi R.
Page | 12

Pada bagian sebelah kiri itulah yang disebut


dengan doimain. Jadi semua anggota yang
termasuk dalam lingkaran yang sebelah kiri
itulah yang disebut domain yaitu 5,6,7.

Kodomain adalah daerah himpunan kawan atau himpunan yang memuat


elemen kedua himpunan pasangan berurut relasi R.

Untuk kodomain yaitu daerah sebelah kanan.


Semua anggota yang sebelah kanan adalah
anggota kodomain yaitu 4,5,6, dan 7.

Range adalah daerah hasil atau himpunan


semua anggota himpunan B yang memiliki
pasangan anggota himpunan A. dari gambar di
atas yang termasuk range adalah 4,5, dan 6.

e. BANYAK PEMETAAN

Pemetaan adalah sebuah relasi khusus pada dua himpunan yang memasangkan
setiap anggota himpunan daerah asal (domain) ke himpunan daerah kawan
(kodomain). Pemetaan sering disebut juga dengan fungsi. Banyaknya pemetaan
yang mungkin dari A ke B tergantung dari banyaknya anggota himpunan A dan
anggota himpunan B. begitu juga untuk banyaknya pemetaan yang mungkin dari
himpunan B ke A.
Page | 13

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menentukan banyaknya pemetaan
yang mungkin dari dua himpunan yaitu dengan cara diagram panah dan dengan rumus.
1. Menggunakan Diagram Panah
Yang pertama adalah dengan menggunakan diagram panah. Untuk cara
diagram panah memerlukan waktu yang agak lama dalam pengerjaannya, karena
harus menggambar diagramnya satu persatu. Misalnya, diketahui dua buah
himpunan

A = {1, 2, 3}
B = { a, b}
maka n(A) = 3 dan n(B) = 2.
Berapakah banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B?

Jadi banyak pemetaan dari himpunan A ke himpunan B ada 8 cara.


Berapakah banyaknya himpunan dari B ke A?
Page | 14

Jadi, banyaknya pemetaan yang mungkin dari B ke A ada 9 cara.

Jadi apa yang dapat kalian simpulkan? Apakah banyaknya pemetaan dari A ke B
sama dengan banyaknya pemetaan dari B ke A? Hasil bahasan di atas menunjukkan
bahwa hasilnya tidak sama. Namun, hasilnya bisa jadi sama jika banyaknya anggota
himpunan A sama dengan anggota himpunan B. karena banyaknya pemetaan yang
mungkin tergantung pada banyaknya amggota pada kedua himpunan.

Kesimpulan : Banyaknya pemetaan dari A ke B tidak sama dengan banyaknya


pemetaan dari B ke A (untuk banyak anggota A tidak sama dengan banyak
anggota himpunan B)
Page | 15

2. Menggunakan Rumus

Mencari banyaknya pemetaan yang mungkin dengan cara menggambar


semua kemungkinan seperti cara yang dilakukan pada bahasan di atastentu
tidak dianjurkan. Kebetulan banyaknya anggotanyang yang dijadikan contoh
seperti di atas masih memungkinkan untuk dicari berapa banyaknya pemetaan
yang mungkin dengan mendaftar. Namun, untuk banyak anggota yang lebih
banyak tentu akan menjadi sebuah kendala tersendiri.

Tentu saja akan selalu ada solusiuntuk sebuah permasalahan. Begitu juga
dengan menentukan banyaknya pemetaan yang mungkin dari A ke B atau pementaan
yang mungkin dari B ke A. Terdapat rumus yang dapat digunakan untuk menentukan
banyaknya pemetaan yang mungkin. Berikut ini rumus yang dapat digunakan yaitu:

Rumus banyaknya pemetaan dari Rumus banyaknya pemetaan dari


A ke B : B ke A :

n(B) n(A) n(A) n(B)


keterangan : keterangan :

n(A) = banyaknya himpunan A


n(A) = banyaknya himpunan A

n(B) = banyaknya himpunan B


n(B) = banyaknya himpunan B

Perhatikan kembali contoh soal yang diberikan sebelumnya, yaitu diberikan


himpunan A dan himpunan B,
A = { 1, 2, 3} → n(A) = 3
B = { a, b} → n(B) = 2
Banyaknya pemetaan dari A ke B = n(B)n(A) = 23 = 8
Banyaknya pemetaan dari B ke A = n(A)n(B) = 32 = 9
Page | 16

C. KORESPONDEN SATU SATU

Merdeka.com

Apakah kalian memahami tentang korespondensi satu-satu?


Perhatikan gambar di atas. Perhatikan deretan rumah di suatu
komplek. Setiap rumah memiliki nomor rumah tertentu yang
berbeda dengan nomor rumah yang lain. Mungkinkah satu
rumah memiliki dua nomor rumah? Atau mungkinkah dua
rumah memiliki nomor rumah yang sama? Tentu saja
jawabannya tidak. Hubungan antara rumah dan nomor rumah
merupakan suatu fungsi yang disebut korespondensi satu-satu.

Kasus lain yang menggambarkan korespondensi satu-satu sebagai berikut. Lima


orang siswa dengan nomor induk sekolah di SMP Tunas Bangsa adalah sebagai berikut:
✓ Aisyah memiliki nomor induk 290
✓ Yusuf memiliki nomor induk 214
✓ Zahra memilki nomor induk 196
✓ Fatimah memiliki nomor induk 150
✓ Ridwan memiliki nomor induk 300
Jika dimisalkan A himpunan siswa, maka A = {Aisyah, Yusuf, Zahra, Fatimah,
Ridwan}dan B = {290, 214, 196, 150, 300}. Maka relasi dari A ke B adalah “Memiliki
Page | 17

nomor induk” dan relasi dari B ke A adalah “Nama pemilik nomor induk”. Bagaimana
bentuk diagram panah dari kedua relasi tersebut?

Memiliki no.induk Pemilik no.induk

Kedua masalah di atas merupakan contoh dari kehidupan nyata yang berkaitan dengan
materi korespondensi satu-satu.

Tabel memahami korespondensi satu-satu

No. Contoh korespondensi satu-satu Contoh bukan korespondensi satu-satu


1 A B A B

1 a 1 a

2 b 2 b

3 c 3 c
Page | 18

2 A B A B

1 1 a
a
2 2 b
b
3 3 c
c
d

3 A B
A B
1
a 1 a
2
b 2 b
3
c 3 c
4
d d
5
e

4 A B A B

1 a 1 a

2 b 2 b

3 c 3 c

4 d 4 d

5 e 5

Untuk lebih memahami tentang korespondensi satu-satu, perhatikan uraian berikut ini.
Perhatikan contoh korespondensi dari himpunan A = { 1, 2, 3} dan B = {a, b, c}. Relasi dari
Page | 19

himpunan A ke himpunan B yang merupakan korespodensi satu-satu dapatdijabarkan sebagai


berikut.

Table banyaknya korespondensi satu-satu dari himpunan A ke himpunan B

(1) (2) (3)


A B A B A B

1 a 1 a 1 a
2 b 2 b 2
b
3 c 3 c 3 c

(4) (5) (6)


A B A B A B

1 a 1 a
1 a
2 b 2 b
2 b
3 c 3 c
3 c

Berdasarkan uraian table di atas, banyaknya korespondensi satu-satu yang


mungkin dari himpunan A ke himpunan B adalah sebanyak 6.
Page | 20

Apabila diperhatikan, ternyata banyaknya korespondensi satu-satu dari A ke B


berhubungan dengan banayknya anggota masing-masing himpunan tersebut. Silahkan
cermati table di bawah ini

Banyaknya anggota Banyaknya anggota Banyaknya korespondensi


himpunan A (n(A) himpunan B (n(B) satu-satu
1 1 1
2 2 2x1=2
3 3 3x2x1=6
4 4 4 x 3 x 2 x 1 = 24
5 5 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
……. …….. ………
n n n x …x 3 x 2 x 1

Jadi banyaknya korespondensi satu-satu dari A ke B jika n(A) = n(B) = n adalah


n x …x 3 x 2 x 1 atau n! (dibaca n faktorial). Selain itu dapat dimisalkan n(A) = n(B) =
n, maka korespondensi satu-satu yang mungkin antara himpunan A dan B adalah n! =
n x (n-1) x (n-2) x….x 3 x 2 x 1.

Kesimpulan : Korespondensi satu-satu merupakan relasi khusus yang


memasangkan setiap anggota himpunan A dengan tepat satu anggota himpunan B
dan begitpula sebaliknya. Dengan demikian, banyaknya anggota himpunan A dan
himpunan B harus sama.
Page | 21

SOAL LATIHAN

1. Diketahui himpunan A = {2, 4, 6, 8, 10, 12} dan himpunan B = {1, 3, 5, 7, 9, 11}. Maka
tentukanlah berapa banyak kemungkinan korespondensi satu satu yang dapat dibentuk
dari himpunan A ke himpunan B ?
Pembahasan:
Banyak anggota himpunan A dan Himpunan B adalah sama, yaitu 6 maka n = 6. Oleh
karena itu, banyak kemungkinan korespondensi satu satu yang dapat dibentuk adalah
sebagai berikut : 6 x 5 x 4 x 3 x 2x 1 = 720
Maka bisa disimpulkan bahwa terdapat 720 korespondensi satu satu yang dapat
dibentuk dari himpunan A ke himpunan B.

2. Berapakan banyaknya jumlah korespondensi satu-satu yang dapat dibentuk dari


himpunan C = (huruf vokal) dan juga D = (bilangan prima yang jumlahnya kurang dari
13) ?
Pembahasan:
Diketahui :
C = Huruf Vokal = a, i, u, e, o
D = Bilangan Prima yang Kurang dari 13 = 2, 3, 5, 7, 11
Karena n (C) dan n (D) = 5 maka untuk jumlah korespondensi satu-satu antara
himpunan C dengan D adalah sebagai berikut : 5? = 5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120
Maka dapat disimpulkan bahwa jumlah korespondensi satu-satu dari himpunan C
(huruf vokal) dan juga D (bilangan prima yang jumlahnya kurang dari 13) adalah 120.
Page | 22

D. MENGHITUNG NILAI FUNGSI


a. MENGHITUNG NILAI FUNGSI
Untuk fungsi f : x → ax + b , setiap nilai variabel x akan menghasilkan nilai y atau
f(x). Nilai yatau f(x) bergantung pada nilai variabel x.
• Variabel x disebut variabel bebas
• Variabel y atau f(x) disebut variabel tergantung.
Jika diketahui rumus fungsi f(x) , maka dapat ditentukan nilai fungsinya dengan cara
mensubstitusikan nilai x pada rumus fungsi tersebut, yaitu dengan mengganti setiap x
pada rumus fungsi dengan nilai x yang diketahui.
Untuk fungsi f : x → ax + b , setiap nilai variabel x akan menghasilkan nilai y atau
f(x). Nilai yatau f(x) bergantung pada nilai variabel x.
• Variabel x disebut variabel bebas
• Variabel y atau f(x) disebut variabel tergantung.
Jika diketahui rumus fungsi f(x) , maka dapat ditentukan nilai fungsinya dengan
cara mensubstitusikan nilai x pada rumus fungsi tersebut, yaitu dengan mengganti setiap
x pada rumus fungsi dengan nilai x yang diketahui.

Coba kalian amati nilai fungsi yang diperoleh pada tabel di atas. Jika nilai x
bertambah, dari x= 1 ke x = 2, maka nilai f(x) juga bertambah, dari 4 ke 7. Jika nilai
x bertambah, dari x = 2 ke x = 3 maka nilai f(x) juga bertambah, dari 7 ke 10. Artinya,
setiap penambahan satu nilai xmemberikan penambahan 3 pada nilai f(x) tersebut.
Page | 23

b. MENENTUKAN RUMUS FUNGSI


Jika nilai dan data fungsi diketahui, maka dapat ditentukan bentuk fungsi dengan
menggunakan rumus fungsi f : x → ax + b.
Contoh 3:
Diketahui f(1) = 4, f(2) = 7. Tentukan rumus fungsi tersebut jika fungsi f pada himpunan
riil ditentukan oleh rumus f(x) = ax + b , dengan a dan b bilangan bulat.
Penyelesaian :
Diketahui:
f(x) = ax + b
Oleh karena f(1) = 4, maka f(1) = a(1) + b = 4 → a + b = 4 ... (1)
Oleh karena f(2) = 7, maka f(2) = a(2) + b = 7 → 2a + b = 7 ... (2)
Dari persamaan (1), diperoleh:
a+b=4
⇔a = 4 - b
Subsitusikan nilai a ke persamaan (2), diperoleh:
2a + b = 7
⇔2(4 - b) + b = 7
⇔8 - 2b + b = 7
⇔-b = -1
⇔b = 1
Subsitusikan nilai b = 1 ke persamaan (1), diperoleh:
a+b=4
⇔a + 1 = 4
⇔a = 3
Diperoleh nilai a = 3 dan b = 1.
Jadi, rumus fungsinya adalah f (x) = 3x + 1.
Page | 24

SOAL LATIHAN

1. Diketahui rumus fungsi f (x) = -4x+7. Jika f(a) = 11 dan f (4) = b, nilai dari a+b
adalah…
Pembahasan:
• f (𝑎) = 11
f(𝑎) = -4𝑎 + 7 = 11
-4𝑎 = 4
𝑎 = -1
• f (4) = b
f (4) = -4 (4) + 7 = b
f (4) = -16 + 7 = b
b = -9

• 𝑎 + 𝑏 = −1 − 9 = −10
Jadi nilai 𝒂 + 𝒃 yaitu -10

2. Fungsi dinyatakan dengan rumus f(x) = ax + b. Jika f(3) = 12 dan f(7) = 20, maka
rumus fungsi f(x) adalah…
Pembahasan:
f(3) = 3x + b → 3x + b = 12
f(7) = 7x + b → 7x + b = 20

*Eliminasi kedua persamaan tersebut :


3x + b = 12
7x + b = 20

−4x = −8
x=2
*Substitusi x = 2 ke persamaan 3x + b = 12
3(2) + b = 12
6 + b = 12
b = 12 – 6
b = 6
Jadi rumus fungsinya adalah f(x) = 2x + 6
Page | 25

E. GRAFIK FUNGSI
a. Langkah-Langkah Dalam Menggambar Fungsi Linear Y = F(X) = ax + b
Berikut ini beberapa titik yang digunakan sebagai modal dalam membuat sketsa
grafik fungsi linear.
1. Tentukan nilai titik potong dengan sumbu X, yaitu y = 0
2. Tentukan nilai titik potong dengan sumbu Y, yaitu x = 0
3. Buat daftar nilai f dalam tabel :
X
Y
(x,y)

4. Pilihlah beberapa nilai x, kemudia carilah nilai y nya dengan mensubstitusikan nilai x
pada fungsi (jika diperlukan)
5. Gambarkan titik-titik pada bidang koordinat
6. Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis

Contoh 1 :

Gambarkan grafik fungsi y = x + 2


Penyelesaian
Diketahui fungsi y = x + 2
• mentukan titik potong sumbu x (y = 0) dan y (x = 0)

Titik potong sumbu x (y = 0) Titik potong sumbu y (x = 0)


y=x+2 y=x+2
⇔0=x+2 ⇔y=0+2
⇔ x = -2 ⇔y=2
∴ titik potong sumbu x adalah (-2,0) ∴ titik potong sumbu y adalah (0,2)

• Daftar nilai f dalam tabel


X 0 -2
Y 2 0
(x,y) (0,2) (-2,0)
Page | 26

• Gambar titik tersebut pada bidang koordinat


• Hubungkan titik tersebut dengan garis (perhatikan gambar di bawah)

x
Page | 27

SOAL LATIHAN

1. diketahui fungsi : x = x2 dari himpunan X = { -2, -1, 0, 1, 2 } kehimpunan bilangan cacah.


a) Tentukanlah domain, kodomain dan range dari fungsi tersebut!
b) Buatlah himpunan pasangan terurutnya!
c) Gambarlah grafik fungsi tersebut !
Pembahasan:
a) Domain (Df) = X = { -2, -1, 0, 1, 2 }
Kodomain = himpunan bilangan cacah = {0, 1, 2, 3, 4, . . .}
Range :
F(x) = x2
F(-2) = -22 = 4
F(-1) = -12 = 1
F(0) = 02 = 0
F(1) = 11 = 1
F(2) = 22 = 4

b) Himpunanpasanganterurut :
{(-2,4), (-1,1), (0,0), (1,1), (2,4)}

c) Grafik fungsi
Page | 28

2. Gambarkan grafik fungsi y = x + 2.


Pembahasan:
Diketahui fungsi y = x + 2.
Titik potong sumbu sumbu x (y = 0)
y=x+2
⇔0=x+2
⇔x=0–2
⇔ x = -2
∴ Titik potong sumbu x adalah (-2, 0).
Titik potong sumbu y (x = 0)
y=x+2
⇔y=0+2
⇔y=2

∴ Titik sumbu y adalah (0, 2).


Grafik fungsi y = x + 2 adalah sebagai berikut.
Page | 29

F. FUNGSI KUADRAT
a. BENTUK UMUM FUNGSI KUADRAT
Fungsi kuadrat adalah pemetaan dari daerah asal (kodomain) ∈ R ke tepat satu
daerah hasil (range) yang dinyatakan dengan rumus;

𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐

Dimana 𝑎,𝑏, dan 𝑐 adalah konstanta bilangan riil, 𝑎 ≠ 0. Dengan 𝑓(𝑥) atau 𝑦
disebut dengan fungsi. Bila 𝑥1 dan 𝑥2 adalah absis titik potong pada sumbu x maka fugsi
kuadrat dapat ditulis sebagai berikut:

𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2)

Contoh 2 :
Akan ditunjukkan fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑦 = 𝑥 2 + 4𝑥 + 3 bahwa untuk setiap
nilai x memetakan ke satu nilai y
Penyelesaian
Untuk 𝑥 = −3 → 𝑓(𝑥) = (−3)2 + 4(−3) + 3 = 0
Untuk 𝑥 = −2 → 𝑓(𝑥) = (−2)2 + 4(−2) + 3 = −1
Untuk 𝑥 = −1 → 𝑓(𝑥) = (−1)2 + 4(−1) + 3 = 0
Untuk 𝑥 = 0 → 𝑓(𝑥) = (0)2 + 4(0) + 3 = 3
Untuk 𝑥 = 1 → 𝑓(𝑥) = (1)2 + 4(1) + 3 = 8
Untuk 𝑥 = 2 → 𝑓(𝑥) = (2)2 + 4(2) + 3 = 15

x f(x)

-3 .
. -1
-2 .
.0
-1 .
.3
0.
.8
1.
. 15
2.
Page | 30

b. Langkah-Langkah Menggambar Grafik Fungsi Kuadrat 𝒚 = 𝒇(𝒙) = 𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + c


1. Tentukan titik potong dengan sumbu x dan y (jika ada)

• Titik potong sumbu x dengan y = 0


• Titik potong sumbu y dengan x = 0
2. Tentukan titik puncak atau titik baliknya atau titik ekstrim :
Cara 1 :
𝑏
• Mencari nilai 𝑥𝑝 menggunakan rumus 𝑥𝑝 = − 2𝑎
𝑏
• Untuk mencari 𝑦𝑝 , substitusikan 𝑥𝑝 = − 2𝑎 ke 𝑦 = 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐

Cara 2 :

Menggunakan rumus untuk menentukan titik (𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 )

𝑏 𝑏 2 −4𝑎𝑐 𝑏 −𝐷
(𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 ) = (− 2𝑎 , − ) atau (𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 ) = (− 2𝑎 , 4𝑎 )
4𝑎

D adalah nilai diskriminan 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐

Cara 3 :

Menggunakan turunan (titik puncak = titik stasioner)

3. Pilihlah beberapa nilai x kemudian carilah nilai y-nya dengan mensubstitusikan nilai

x pada fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 (jika perlu)


4. Buat daftar nilai 𝑓 dalam table

X
Y
(x,y)

5. Gambarkan titik-titik pada bidang koordinat


6. Hubungkan titik-titik tersebut dengan garis
Page | 31

❖ Hubungan nilai diskriminan (D) dan nilai a dengan fungsi kuadrat

Dengan memperhatikan nilai a dan D dari suatu fungsi kuadrat (𝑥) = 𝑎𝑥 2 +


𝑏𝑥 + 𝑐 , terdapat 6 kemungkinan kedudukan fungsi kuadrat terhadap sumbu x

Contoh 3 :

Gambarkanlah grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 4𝑥 − 21 pada himpunan


bilangan nyata.

Penyelesaian

• Menentukan titik potong sumbu x (y = 0) dengan cara pemfaktoran


𝑥 2 + 4𝑥 − 21 = 0
(𝑥 + 7)(𝑥 − 3) = 0
𝑥1 = −7 dan 𝑥2 = 3
∴ Titik potong sumbu x adalah A(-7,0) dan B(3,0)
• Menentukan titik potong sumbu y (x = 0)
𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 4𝑥 − 21
𝑓(0) = 02 + 4(0)
− 21
∴ Titik potong sumbu y adalah (0,-21)
• Menentukan titik balik (𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 )
Page | 32

−𝐷 −(𝑏 2 − 4𝑎𝑐)
𝑦𝑝 = =
4𝑎 4𝑎
𝑏 −4
𝑥𝑝 = − = = −2
2𝑎 2.1
−(42 − 4.1. (−21))
𝑦𝑝 = = −25
4.1

∴ Titik baliknya adalah (-2,-25)


• Gambar tiitk-titik tersebut dalam bidang koordinat
• Hubungkan titik tersebut dengan garis

𝑦 = 𝑥 2 + 4𝑥 − 21

c. Menentukan Persamaan Fungsi Kuadrat


1. Jika diketahui titik balik (𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 ) dan melalui sebuah titik (𝑥, 𝑦) maka persamaan
fungsinya :

𝑓(𝑥) = 𝑦 = 𝑎(𝑥 − 𝑥𝑝 )2 + 𝑦𝑝

2. Jika diketahui memotong sumbu x di titik A(𝑥1 , 0) dan B(𝑥2 , 0) dan melalui sebuah
titik tertentu, maka persamaan fungsinya adalah:

𝑓(𝑥) = 𝑦 = 𝑎(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )

3. Jika hanya menyinggung sumbu x di titik (𝑥1 , 0) dan melalui sebuah titik tertentu,
maka persamaan fungsinya adalah :

𝑓(𝑥) = 𝑦 = 𝑎(𝑥 − 𝑥1 )2
Page | 33

4. Jika diketahui kurva melalui tiga buah titik, substitusikan ketiga titik tersebut ke dalam
persamaan :
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐

Contoh 4 :

Persamaan fungsi kuadrat grafik yang sesuai dengan gambar diatas adalah

Penyelesaian
Diketahui :
• 𝑥1 = 5
• 𝑥2 = −3
• 𝑦 = 15
Maka fungsi kuadrat dapat dibentuk dengan cara sebagai berikut :
𝑦 = 𝑎(𝑥 − 𝑥1 )(𝑥 − 𝑥2 )
𝑦 = 𝑎(𝑥 − 5)(𝑥 − (−3))
𝑦 = 𝑎(𝑥 − 5)(𝑥 + 3)
𝑦 = 𝑎(𝑥 2 + 3𝑥 + 5𝑥 + 15)
𝑦 = 𝑎(𝑥 2 + 8𝑥 + 15)
Selanjutnya menentukan nilai 𝑎 dengan mensubstitusi nilai x = 0 dan y =15 sehingga
didapat :
15 = 𝑎(02 + 8.0 + 15)
15 = 𝑎(15)
1=𝑎

∴ Fungsi kuadratnya adalah 𝑦 = 1(𝑥 2 + 8𝑥 + 15) atau 𝑦 = 𝑥 2 + 8𝑥 + 15


Page | 34

SOAL LATIHAN

1. Gambarkan sketsa grafik fungsi f(x) = 2x2 + x – 10


Pembahasan:
f(x) = 2x2 + x – 10 memiliki a = 2; b = 1; c = -10
kita ikuti langkah-langkah di atas ya:
Langkah pertama: Tentukan titik potong dengan sumbu X (y = 0)
f(x) = 2x2 + x – 10
2x2 + x – 10 = 0
Selanjutnya kita faktorkan, masih ingat pemfaktoran kan? Kalau lupa silahkan di
refresh ingatan kalian disini.

Jadi faktornya: (2x + 5) (x – 2) = 0


a) titik 1:
2x + 5 = 0
2x = -5
x = -5/2 = -2,5 karena y nya 0, maka titiknya (-2,5, 0) ..... Titik (A)
b) titik 2
x–2=0
x = 2 karena y nya 0, maka titiknya (2, 0) ..... Titik (B)

Langkah kedua: Tentukan titik potong dengan sumbu Y (x = 0)


f(x) = 2x2 + x – 10
y = 2x2 + x – 10
y = 2(0)2 + 0 – 10
y = -10 karena x = 0, maka titiknya (0, -10) .... titik (C)

Langkah ketiga: Tentukan titik balik atau titik puncak parabola


Page | 35
𝑏
𝑥 = − 2𝑎
1
𝑥 = − 2.2

X = -1/4 maka y bernilai:


f(x) = 2x2 + x – 10
y = 2x2 + x – 10
1 2 1
𝑦 = 2 (− 4) + (− 4) − 10
2 1
𝑦 = 16 − 4 − 10
1 2 80
𝑦 =8−8− 8
81 1
𝑦=− = −10 8
8
1 1
Maka titiknya adalah (− 4 , −10 8) .... titik (D)

Langkah keempat: Tentukan persamaan sumbu simetri


𝑏
𝑥 = − 2𝑎
1
𝑥 = − 2.2
1
𝑥 = −4
Sekarang, kita gambar titik (A) – (D) (yang berwarna merah) pada bidang cartesius.

2. Gambarkanlah sketsa grafik f(x) = -x2 + 4x + 12


Pembahasan:
𝑓(𝑥) = −𝑥 2 + 4𝑥 + 12 memiliki a = -1; b = 4; c = 12
kita ikuti langkah-langkah di atas ya:
Langkah pertama: Tentukan titik potong dengan sumbu X (y = 0)
Page | 36

𝑓(𝑥) = −𝑥 2 + 4𝑥 + 12
−𝑥 2 + 4𝑥 + 12 = 0
Selanjutnya kita faktorkan, masih ingat pemfaktoran kan?

jadi faktornya: (-x + 6) (x + 2) = 0


Titik 1:
a) -x + 6 = 0
x = 6 karena y nya 0, maka titiknya (6, 0) ..... Titik (A)
b) titik 2
x+2=0
x = -2 karena y nya 0, maka titiknya (-2, 0) ..... Titik (B)

Langkah kedua: Tentukan titik potong dengan sumbu Y (x = 0)


F (x) = -x2 + 4x + 12
y = -x2 + 4x + 12
y = - (0)2 + 4(0) + 12
y = 12 karena x = 0, maka titiknya (0, 12) .... Titik (C)

Langkah ketiga: Tentukan titik balik atau titik puncak parabola


𝑏
𝑥 = − 2𝑎
4
𝑥=− 2.(−1)
4
𝑥 = − −2

X = 2 maka y bernilai:
f (x) = -x2 + 4x + 12
y = -x2 + 4x + 12
y = -(2)2 + 4(2) + 12
y = -4 + 8 + 12
y = 16 maka titiknya adalah (2, 16) .... Titik (D)
Page | 37

Langkah keempat: Tentukan persamaan sumbu simetri.


𝑏
𝑥 = − 2𝑎
4
𝑥 = − 2.(−1)
4
𝑥 = − −2
𝑥=2

Sekarang, kita gambar titik (A) – (D) (yang berwarna merah) pada bidang cartesius.
Page | 38

C. EVALUASI

SOAL

1. Diketahui 𝐴 = {1,2,3,4,5} 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = {2,4,6,8,12}. 𝑡𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘𝑎𝑛:


a) Jika dari A ke B dihubungkan relasi “setengah dari”, tentukan himpunan anggota A
yang mempunyai kawan di B
b) Jika dari B ke A dihubungkan relasi “kuadrat dari”, tentukan himpunan anggota B
yang mempunyai kawan di A.
2. Jika f(2x + 3) = (x − 15) (x + 12), maka nilai dari f(29) adalah…
3. Fungsi f dinyatakan dengan rumus f(x) = ax + b. Jika f(4) = 8 dan f(9) = 23, maka rumus
fungsi dan nilai dari –2a + b adalah…
4. Sebuah perusahaan taksi menetapkan ketentuan bahwa tariff awal Rp 8.000,- dan tariff
setiap kilometer Rp 2.400,-
a) Berapakah tarif untuk 40 kilometer perjalanan ?
b) Berapa kilometer yang ditempuh jika uang yang dibayarkan Rp 80.000,- ?
5. Fatimah mengikuti les belajar bahasa arab dengan biaya wajib per bulan sebesar Rp
150.000,00 ditambah biaya per pertemuan sebesar Rp 30.000,00. Jika Fatimah
mengikuti 8 pertemuan selama sebulan
a. Berapa biaya les yang harus dibayarkan oleh Fatimah ?
b. Berapa biaya les yang harus dibayarkan Fatimah selama 1 tahun ?
c. Berapa pertemuan jika Fatimah membayar les sebesar Rp 750.000 ?

PEMBAHASAN

1. 𝐴 = {1,2,3,4,5} 𝑑𝑎𝑛 𝐵 = {2,4,6,8,12}


a) Jika dari A ke B dihubungkan relasi “setengah dari”, maka himpunan anggota A
yang mempunyai kawan di B adalah{1,2,3,4}
b) Jika dari B ke A dihubungkan relasi “kuadrat dari”, maka himpunan anggota B yang
mempunyai kawan di A adalah {2}
Page | 39

2. 𝑓(2𝑥 + 3) = 28
2𝑥 + 3 = 29
2𝑥 = 29 − 3
2𝑥 = 26
𝑥 = 13
Subsitusikan 𝒙 = 𝟏𝟑 ke (𝒙 − 𝟏𝟓) (𝒙 + 𝟏𝟐)
𝑓(29) = (𝑥 − 15) (𝑥 + 12)
= (13 – 15) (13 + 12)
= (– 2) (25)
= – 50
Jadi nilai dari 𝑓(29) adalah – 50

3. 𝑓(4) = 4𝑎 + 𝑏 → 4𝑥 + 𝑏 = 8

𝑓(9) = 9𝑎 + 𝑏 → 9𝑥 + 𝑏 = 23

*Eliminasi kedua persamaan tersebut :


4𝑎 + 𝑏 =8

9a + b = 23

−5a = −15

𝑎 = 3
*Substitusi 𝒙 = 𝟐 ke persamaan 𝟒𝒙 + 𝒃 = 𝟖
4(3) + 𝑏 = 8
12 + 𝑏 = 8
𝑏 = 8 – 12
𝑏 = –4
Masukan nilai 𝑎 dan 𝑏 ke rumus fungsi 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 + 𝑏
𝑓(𝑥) = 3𝑥 + (– 4)
= 3𝑥 – 4
Nilai dari – 2𝑎 + 𝑏 = – 2(3) + (– 4)
= –6 – 4
= – 10
Page | 40

Jadi rumus fungsinya adalah 3𝑥 – 4 dan nilai dari – 2𝑎 + 𝑏 𝑎dalah – 10

4. Rumus untuk menentukan tarif adalah


• 𝑇 (𝑥) = 8.000 + 2.400𝑥
• 8.000 adalah tarif awal sebelum taksi bergerak.
a) Jika 𝑥 = 40
Maka
𝑇(40) = 8.000 + 2.400 (40)
= 8.000 + 96.000
= 104.000
Jadi tarif untuk 40 km perjalanan adalah 𝑹𝒑 𝟏𝟎𝟒. 𝟎𝟎𝟎, −
b) 8.000 + 2.400𝑥 = 80.000
2.400𝑥 = 80.000 – 8000
2.400𝑥 = 72.000
72.000
𝑥 =
2.400
𝑥 = 30
Jadi jika uang yang dibayarkan 𝑹𝒑 𝟖𝟎. 𝟎𝟎𝟎, − maka menempuh
perjalanan sejauh 30 km

5. Misalkan :
𝑥 = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑎𝑛
𝑓(𝑥) = 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑒𝑠 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑎𝑦𝑎𝑟
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 𝑓(𝑥) = 30.000𝑥 + 150.000
a. Substitusikan 𝑥 = 8 (banyaknya pertemuan dalam sebulan)
𝑓(𝑥) = 30.000𝑥 + 150.000
𝑓(8) = 30.000(8) + 150.000
= 240.000 + 150.000
= 390.000
Jadi biaya les yang harus dibayarkan oleh Fatimah adalah 𝑅𝑝 390.000,00 / 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
b. 1 tahun = 12 bulan
Page | 41

Tiap 1 bulan Fatimah membayar 𝑅𝑝 390.000,00


𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑙𝑒𝑠 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 = 390.000 × 12 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛
= 4.680.000
Jadi biaya les Fatimah selama 1 tahun sebesar 𝑅𝑝 4.680.000,00
c. f(x) = 750.000
1 bulan (8 pertemuan) = 𝑅𝑝 150.000,00
2 bulan (16 pertemuan) = 𝑅𝑝 300.000,00
30.000𝑥 + 2(150.000) = 750.000
30.000𝑥 + 300.000 = 750.000
30.000𝑥 = 750.000 – 300.000
30.000𝑥 = 450.000
450.000
𝑥=
30.000
𝑥 = 15
Jadi Fatimah membayar les sebesar 𝑅𝑝 750.000 setelah 15 kali pertemuan
Page | 42

D. PENUTUP
Melalui pembelajaran berbasis modul, diharapkan akan membantu siswa akan dapat
belajar secara mandiri dan kelompok. untuk mengukur kemampuan diri sendiri, dan menilai
dirinya sendiri dalam memahami konsep relasi fungsi dan implementasinya. Semoga
modul ini dapat digunakan sebagai raferensi tambahan dalam proses belajar-mengajar pada
kegiatan pembelajaran, baik teori maupun praktik. Siswa lebih mendalami materi lain di
samping materi yang ada di modul ini melalui berbagai sumber, maupun internet. Semoga
modul ini bermanfaat bagi siswa khususnya untuk siswa sekolah menengah pertama. Tak
lupa dalam kesempatan ini, penyusun mohon saran dan kritik yang membangun terhadap
demi sempurnanya penyusunan modul ini di masa-masa yang akan datang. Semoga modul
ini memberikan manfaat bagi siswa dan pembaca budiman lainnya.
Page | 43

DAFTAR PUSTAKA

Cholik. Sugiyono. 2005. Matematika 2A Edisi Kedua untuk SMP Kelas VIII Semester
1.Jakarta: Erlangga
Dewi. Tri. 2008. Matematika Konsep dan Aplikasinya untuk Kelas VIII SMP dan MTs
2.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Safitri. Maya. 2021. Grafik fungsi SMP kelas 7.
https://www.dosenmatematika.co.id/grafik-fungsi-smp-kelas-viii/
Widi. 2020. Soal dan pembahasan cara menggambar grafik fungsi kuadrat.
https://www.ajarhitung.com/2020/11/soal-dan-pembahasan-cara-menggambar.html?m=1
Modul Matematika MTs/SMP
RELASI & FUNGSI

Disusun oleh:

Adinda Nurfajrina 1202050003


Arifia Fathonah 1202050016
As Syifa Tsabita S. 1202050018
Chindy Tri Amelia 1202050025

Anda mungkin juga menyukai