Dosen Pengampu :
1. Cecil Hiltrimartin, M.Si., Ph.D.
2. Yovika Sukma, S.Pd., M.Pd.
Disusun Oleh :
Encang S. Farindi ( 06081182328057 )
Feryana Cahya Puspita ( 06081282328043 )
Hapsari Maharani ( 06081182328054 )
M. Abdi Gusti Negara ( 06081282328022 )
Naila Aqila Nur Dzakira ( 06081282328028 )
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Relasi dan fungsi merupakan konsep dasar dalam matematika yang digunakan untuk
memahami hubungan antara objek atau elemen dalam suatu himpunan. Relasi dan fungsi
memiliki peran penting dalam berbagai bidang matematika, ilmu komputer, ilmu sosial, ilmu
pengetahuan alam, dan banyak lagi.
Hubungan adalah hubungan antara dua atau lebih elemen dalam satu atau lebih himpunan;
contoh sederhana dari hubungan adalah "lebih besar dari", "sama dengan", "berhubungan
dengan", dan seterusnya. Dalam matematika, hubungan dapat diwakili sebagai himpunan
pasangan terurut (ordered pairs) atau matriks.
Fungsi adalah jenis relasi khusus yang memiliki properti bahwa setiap elemen dalam
himpunan asal (domain) memiliki tepat satu elemen dalam himpunan tujuan (kodomain).
Dengan kata lain, setiap masukan memiliki tepat satu keluaran. Fungsi memiliki berbagai jenis,
termasuk fungsi linier, kuadratik, eksponensial, logaritmik, dan sebagainya. Fungsi sering
ditunjukkan dengan persamaan seperti f(x) = y, di mana x adalah masukan, f adalah fungsi,
dan y adalah keluaran. Fungsi dapat digunakan untuk mensimulasikan berbagai fenomena
dalam berbagai disiplin ilmu.
Relasi dan fungsi memiliki peran yang penting dalam berbagai aspek, terutama
matematika, ilmu komputer, ilmu sosial dan ilmu alam. Dalam matematika relasi dan fungsi
berperan untuk membantu memahami konsep urutan, kesetaraan dan pemetaan elemen-
elemen. Di dalam ilmu komputer relasi dan fungsi berperan untuk dalam pemrograman untuk
mengatur dan mengubah data secara terstruktur.
Konsep relasi dan fungsi sangat dibutuhkan dalam pendidikan karena keduanya membantu
siswa memahami matematika dan berbagai aspek pembelajaran lainnya. Relasi dan fungsi
membantu mereka berpikir kritis, memecahkan masalah, dan menggunakan konsep
matematika dalam situasi dunia nyata.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian relasi dan fungsi?
2. Apa bentuk relasi dan fungsi?
3. Apa sifat-sifat relasi dan fungsi?
4. Apa jenis-jenis relasi dan fungsi?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari relsi dan fungsi.
2. Mengetahui bentuk-bentuk relasi dan fungsi.
3. Mengetahui sifat-sifat dari relasi dan fungsi.
4. Mengetahui jenis-jenis relasi dan fungsi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Relasi
A. Pengertian Relasi
Relasi menurut bahasa adalah suatu hubungan, ikatan, atau pertalian. Dalam matematika,
relasi diartikan sebagai hubungan dari dua atau lebih himpunan. Himpunan yang dimaksud
adalah kumpulan benda atau objek-objek atau lambang-lambang yang mempunyai arti yang
dapat didefinisikan dengan jelas mana yang merupakan anggota himpunan dan mana yang
bukan anggota himpunan.
Anggota suatu himpunan ditulis dalam kurung kurawal atau {}. Anggota aset dapat berupa
apa saja seperti; angka, orang, atau huruf abjad, dan lain-lain. Relasi adalah antara nilai- x dan
nilai- y dari pasangan terurut. Himpunan semua nilai x disebut domain, dan himpunan semua
nilai y disebut range.
Dalam relasi, setiap anggota himpunan daerah asal bisa mempunyai pasangan lebih dari
satu atau bisa juga tidak memiliki pasangan. Jadi dapat dikatakan bahwa tidak ada aturan
khusus untuk memasangkan setiap anggota himpunan daerah asal ke daerah kawan pada
relasi.
Relasi dalam pengertian relasi dan fungsi juga dapat didefinisikan dalam konteks yang
lebih umum, seperti dalam hubungan sosial antara individu, hubungan bisnis antara
perusahaan, atau hubungan antara konsep atau ide dalam suatu teori atau disiplin ilmu tertentu.
4
Jadi, dapat disimpulkan bahwa diagram panah di atas merupakan relasi antara anak
dengan warna yang mereka sukai. Relasi antara kedua himpunan tersebut dapat dinyatakan
dengan panah-panah yang memasangkan anggota himpunan A dengan anggota himpunan
B.
4. Tabel
Dari contoh diatas dapat dibuat tabel seperti dibawah ini :
5
A B
Ali Merah
Siti Ungu
Amir Hitam
Rizki Merah
C. Sifat-Sifat Relasi
1. Relasi Refleksi
Suatu relasi disebut refleksi jika ia mereflesikan suatu unsur dengan dirinya sendiri.
Relasi pada himpunan disebut refleksif jika ia merelasikan himpunan itu dengan
himpunan itu sendiri.
Relasi R pada himpunan A disebut refleksif jika (a,a) ∈ R untuk setiap a∈A
Contoh: Misalkan A = {1, 2, 3, 4}
Maka, R1 = {(1, 1), (1, 2), (1, 3), (1, 4), (2, 2), (2, 3), (2, 4), (3, 3), (3, 4), (4, 4)} Terlihat
bahwa (1, 1), (2, 2), (3, 3), (4, 4) merupakan unsur dari R1. Dengan demikian R1 dinamakan
bersifat refleksif.
Tidak reflektif jika R2 = {(1,1), (2,2), (2,3), (4,2), (4,3), (4,4)}. Bukan merupakan relasi
reflektif karena tidak lengkap (a,a)∈R.
2. Relasi Transitif
Suatu relasi R pada himpunan A dinamakan bersifat transitif jika (a, b) ∈ R dan (b,
c) ∈ R, maka (a, c) ∈ R, untuk a, b, c ∈ A
Contoh : Misalkan A = {1,2,3,4}
R1= {(2,1), (3,1), (3,2), (4,1), (4,2), (4,3)} adalah transitif
R2 = {(1,1), (2,3), (2,4), (4,2)} bukan merupakan transitif
6
sifat tersebut sekaligus jika ia mengandung beberapa pasangan terurut berbentuk (a, b)
yang mana a ≠ b.
4. Relasi Invers
Suatu relasi bersifat invers jika dan hanya jika R-1 = {(b,a) | (a,b) ∈ R}
Contoh : P={2,3,4} dan Q={2,4,8,9,15}
(p,q) ∈ R jika p habis membagi q maka
R={(2,2), (2,4), (4,4), (2,8), (4,8), (3,9), (3,15)}
R-1 adalah kebalikan dari R dimana Q ke P
R-1={(2,2), (4,2), (4,4), (8,2), (8,4), (9,3), (15,3)}
D. Jenis-Jenis Relasi
1. Relasi Invers
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B. Invers dari R yang dinyatakan
dengan 𝑅 −1 adalah relasi dari B ke A yang mengandung semua pasangan terurut yang bila
dipertukarkan masih termasuk dalam R. Ditulis dalam notasi himpunan sebagai berikut :
𝑅 −1 = {(𝑏, 𝑎): (𝑎, 𝑏) ∈ 𝑅}
Contoh : Misalkan A = {1, 2} dan B = {a, b}, maka R = {(1,a), (1,b), (2,a), (2,b)}
merupakan suatu relasi dari A ke B. Tentukan relasi invers dari R !
Maka, Relasi invers dari R adalah 𝑅 −1= {(a,1), (b,1), (a,2), (b,2)}
2. Relasi Refleksi
Misalkan R = (A, A, P(x,y)) suatu relasi. R disebut relasi refleksif, jika setiap a ∈ A berlaku
(a,a) ∈ R. Dengan kata lain, R disebut relasi refleksif jika setiap anggota dalam A berelasi
dengan dirinya sendiri.
Contoh : Diketahui A = {1, 2, 3, 4} dan R = {(1,1), (2,3), (3,3), (4,2), (4,4)}
Apakah R relasi refleksif ?
Maka, R bukan relasi refleksif, sebab (2,2) tidak termasuk dalam R. Jika (2,2) termasuk
dalam R, yaitu 𝑅 −1= {(1,1), (2,2), (2,3), (3,3), (4,2), (4,4)} maka 𝑅 −1 merupakan relasi
refleksif.
3. Relasi Simetrik
Misalkan R = (A, B, P(x,y)) suatu relasi. R disebut relasi simetrik, jika setiap (a,b) ∈ R
berlaku (b,a) ∈ R. Dengan kata lain, R disebut relasi simetrik jika a R b berakibat b R a.
Contoh : Setiap kali menemukan pasangan, misalnya (a, b), carilah apakah ada (b, a) juga.
Kalau ternyata tidak ada, pasti relasi itu tidak simetrik.
4. Relasi Anti-Simetrik
Suatu relasi R bisa disebut relasi anti simetrik jika (a, b) ϵ R dan (b,a) ϵ R maka a = b.
Dengan kata lain, jika a, b A, a ≠ b, maka (a, b) ϵ R atau (b, a) ϵ R, tetapi tidak kedua-
duanya.
7
Contoh : Misalkan R suatu relasi dalam himpunan bilangan asli yang didefinisikan “y habis
dibagi oleh x”, maka R termasuk relasi anti simetrik karena jika b habis dibagi a dan a
habis dibagi b, maka a = b.
Misalkan A = {1, 2, 3} dan 𝑅 −1= {(1, 1), (2, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2)}, maka 𝑅 −1bukan relasi
anti simetrik, sebab (2, 3) ϵ 𝑅 −1dan (3, 2) ϵ 𝑅 −1.
5. Relasi Transitif
Relasi R disebut relasi transitif jika berlaku (a, b) ϵ R dan (b, c) ϵ R, maka (a, c) ϵ R. Dengan
kata lain, andai a berelasi dengan b dan b berelasi dengan c, maka a berelasi dengan c.
Contoh : Misalkan A = {a, b, c} dan R = {(a, b), (a, c), (b, a), (c, b)}, maka R bukan relasi
transitif, sebab (b, a) ϵ R dan (a, c) ϵ R tetapi (b, c) ∉ R.
R menjadi relasi transitif jika R = {(a, a), (a, b), (a, c), (b, a), (b, b), (b, c), (c, a), (c, b), (c,
c)}
6. Relasi Equivalen
Suatu relasi R dalam himpunan A disebut relasi equivalen jika memenuhi ;
1) Sifat Refleksif
2) Sifat Simetrik
3) Sifat Transitif
Contoh : Misalkan R suatu relasi dalam segitiga yang didefinisikan “x sama dan sebangun
dengan y”, maka R termasuk relasi equivalen karena :
a. Untuk setiap a pada himpunan tersebut, segitiga a sama dan sebangun dengan segitiga
a sendiri.
b. Jika a sama dan sebangun dengan b, maka b sama dan sebangun dengan a.
c. Jika a sama dan sebangun dengan b dan b sama dan sebangun dengan c, maka a sama
dan sebangun dengan c.
a. Domain
8
Daerah asal atau biasa disebut domain suatu relasi adalah himpunan tidak kosong dimana
sebuah relasi didefinisikan. Domain sendiri berfungsi untuk memetakan dirinya ke daerah
kawan (kodomain) karena domain merupakan daerah asal.
b. Kodomain
Daerah kawan atau biasa disebut kodomain suatu relasi adalah himpunan tidak
kosong dimana anggota domain memiliki pasangan sesuai relasi yang didefinisikan.
Kodomain memiliki fungsi sebagai yang dipetakan oleh domain.
c. Range
Daerah hasil atau biasa disebut range suatu relasi adalah sebuah himpunan bagian
dari daerah kawan (kodomain) yang anggotanya adalah pasangan anggota domain
yang memenuhi relasi yang didefinisikan. Range berfungsi untuk mengetahui apa saja yang
menjadi hasil dari pemetaan yang telah dilakukan sebelumnya.
Contoh : R adalah relasi A {1, 2, 3, 4} ke B {1, 3, 5}. R merupakan relasi “x kurang
dari y” dengan x adalah anggota himpunan A dan y adalah anggota himpunan B, maka
tentukanlah range relasi R?
Maka, Relasi R dalam bentuk himpunan pasangan berurut : R = {(1, 3),(1, 5),(2, 3),(2,
5),(3, 5),(4, 5)} Karena yang diminta adalah x kurang dari y, maka anggota himpunan B
yang memiliki pasangan himpunan A adalah (3,5), maka range-nya adalah 5.
2. Fungsi
A. Definisi dan Notasi Fungsi
Fungsi atau pemetaan adalah suatu relasi dari himpunan A ke himpunan B dengan syarat
setiap anggota himpunan A dipasangkan tepat satu dengan anggota himpunan B. Fungsi juga
dapat diartikan relasi yang memasangkan setiap anggota domain (daerah asal) secara tepat ke
anggota kodomain (daerah kawan).
Perlu diketahui bahwa suatu fungsi dapat dikatakan sebagai relasi, namun tidak semua
relasi dapat dikatakan sebagai fungsi. Fungsi merupakan relasi khusus dari dua himpunan yang
dimana aturan khusus ini tidak ada relasi secara umum. Untuk lebih memahami pengertian
fungsi, perhatikan diagram panah berikut!
9
a. Relasi pada diagram (a) dan (d) merupakan fungsi karena setiap anggota himpunan A
dikawankan dengan tepat satu anggota di himpunan B.
b. Relasi pada diagram (b) bukan merupakan fungsi karena ada anggota himpunan A yang
memiliki dua pasangan di himpunan B.
c. Relasi pada diagram (c) bukan merupakan fungsi karena ada anggota himpunan A yang
tidak memiliki pasangan di himpunan B.
Fungsi yang memetakan himpunan A ke himpunan B ditulis dengan notasi 𝑓 : A→B. Jika
fungsi 𝑓 memetakan x ∈ A ke y ∈ B. Maka y merupakan peta dari x sehingga dapat ditulis
y=𝑓(x).
Dalam hal ini A disebut domain dinotasikan D, Bdisebut kodomain (daerah kawan)
dinotasikan dengan K, dan {y ϵ B | (x,y) ϵ R, x ϵ A} disebut range (daerah hasil), dinotasikan
dengan R.
Diagram Kartesius
B. Sifat-Sifat Fungsi
Sifat-sifat fungsi dikelompokkan menjadi tiga jenis berdasarkan kodomainnya, yaitu fungsi
injektif, fungsi surjektif, dan fungsi bijektif.
1. Fungsi Injektif
Fungsi pertama yang akan dibahas adalah fungsi injektif atau sering disebut dengan fungsi
into atau one to one atau satu-satu. Fungsi 𝑓 ∶ 𝑃 → 𝑄 dikatakan fungsi injektif jika anggota
kodomain hanya dipasangkan satu kali dengan anggota domain.
11
2. Fungsi Subjektif
Fungsi surjektif atau onto memiliki ciri yaitu anggota kodomainnya boleh memiliki
pasangan lebih dari satu, namun tidak boleh ada anggota kodomain yang tidak
berpasangan. Fungsi surjektif biasanya dipenuhi jika jumlah anggota kodomain sama atau
lebih banyak dari anggota domain.
C. Jenis-Jenis Fungsi
1. Fungsi Konstan (fungsi tetap)
Suatu fungsi 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵 ditentukan dengan rumus 𝑓(𝑥) disebut fungsi konstan apabila
untuk setiap anggota domain fungsi selalu berlaku 𝑓(𝑥) = 𝐶, di mana C bilangan konstan.
Contoh : 𝑓(𝑥) = 5
2. Fungsi Linear
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi linear apabila fungsi itu ditentukan oleh 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 +
𝑏, di mana 𝑎 ≠ 0, a dan b bilangan konstan dan grafiknya berupa garis lurus. Contoh
𝑓(𝑥) = 3𝑥 + 5
3. Fungsi Identitas
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota domain fungsi berlaku
𝑓(𝑥) = 𝑥 atau setiap anggota domain fungsi dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi
12
identitas berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis maupun ordinatnya
sama.
4. Fungsi Kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu ditentukan oleh 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 +
𝑏𝑥 + 𝑐, di mana 𝑎 ≠ 0 dan a, b, dan c bilangan konstan dan grafiknya berupa parabola.
Contoh : 𝑓(𝑥) = 2𝑥² + 3𝑥 – 1
5. Fungsi Tangga
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi tangga apabila grafik fungsi 𝑓(𝑥) berbentuk interval-
interval yang sejajar.
6. Fungsi Mutlak (Modulus)
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi ini memetakan setiap
bilangan real pada domain fungsi ke unsur harga mutlaknya.
𝑓 ∶ 𝑥 → | 𝑥 | 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓 ∶ 𝑥 → | 𝑎𝑥 + 𝑏 |
𝑓(𝑥) = | 𝑥 | 𝑎𝑟𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 ∶ 𝑓(𝑥) = −𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 < 0 𝑑𝑎𝑛 𝑓(𝑥) = 𝑥 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝑥 ≥ 0
7. Fungsi ganjil dan fungsi genap
Suatu fungsi 𝑓(𝑥) disebut fungsi ganjil apabila berlaku 𝑓(– 𝑥) = – 𝑓(𝑥) dan disebut
fungsi genap apabila berlaku 𝑓(– 𝑥) = 𝑓(𝑥). 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑓(– 𝑥) ≠ – 𝑓(𝑥) maka fungsi ini
bukan genap dan bukan ganjil.
E. Komposisi Fungsi
Fungsi komposisi merupakan penggabungan operasi dua jenis fungsi f(x) dan g(x)
sehingga menghasilkan sebuah fungsi baru. Fungsi ini dilambangkan dengan o (komposisi atau
bundaran). Fungsi baru yang dapat terbentuk dari f(x) dan g(x) adalah:
13
(f o g) (x) artinya g dimasukkan ke f
(g o f) (x) artinya f dimasukkan ke g
“𝑓 𝑜 𝑔 ” (fungsi bundaran 𝑔 ). Fungsi “𝑓 𝑜 𝑔 ” adalah fungsi 𝑔 yang dikerjakan terlebih
dahulu kemudian dilanjutkan dengan 𝑓 . Sedangkan, untuk fungsi “𝑔 𝑜 𝑓 ” dibaca fungsi 𝑔
bundaran 𝑓. Jadi “𝑔 𝑜 𝑓” adalah fungsi dengan dikerjakan terlebih dahulu dari 𝑓 pada 𝑔.
Contoh :
Jika 𝑓(𝑥) = 2𝑥 + 3 dan (𝑓 𝑜 𝑔)(𝑥) = 2𝑥2 + 6𝑥 – 7
Maka berapakah hasil dari 𝑔(𝑥) ?
(𝑓 𝑜 𝑔)(𝑥) = 2𝑥2 + 6𝑥 – 7
𝑓(𝑔(𝑥)) = 2𝑥2 + 6𝑥 – 7
2(𝑔(𝑥)) + 3 = 2𝑥2 + 6𝑥 – 7
2(𝑔(𝑥)) = 2𝑥2 + 6𝑥 − 7 − 3
2(𝑔(𝑥)) = 2𝑥2 + 6𝑥 − 10
Jadi, 𝑔(𝑥) = 𝑥2 + 3𝑥 – 5
F. Fungsi Invers
Fungsi invers (fungsi kebalikan) jika fungsi 𝑓: 𝐴 → 𝐵 memiliki relasi dengan fungsi
𝑔: 𝐵 → 𝐴 maka fungsi 𝑔 merupakan invers dari 𝑓 dan ditulis 𝑓 −1 atau 𝑔 = 𝑓 −1 . Jika
𝑓 −1 dalam bentuk fungsi maka 𝑓 −1 disebut fungsi invers.
Menentukan invers suatu fungsi 𝑦 = 𝑓(𝑥) dapat ditempuh dengan cara berikut:
1. Ubah persamaan 𝑦 = 𝑓(𝑥) ke dalam bentuk 𝑥 = 𝑓 (𝑦)
2. Gantikan 𝑥 dengan 𝑓 −1 (𝑦) sehingga 𝑓 −1 (𝑦) = 𝑓(𝑦)
3. Gantikan y dengan x sehingga diperoleh invers berupa 𝑓 −1 = (𝑥)
14
DAFTAR PUSTAKA
Herawati, A. S. (2014). Kontruksi Konsep Relasi Dan Fungsi Dalam Sistem GUI MATLAB.
Prosiding Seminar Nasional Matematika, 268-271.
Munir, Renaldi. (2020). Bahan Kuliah Program Studi Teknik Informatika Matematika Diskrit.
Relasi dan Fungsi Bagian 2, 17-23.
Teguh, R. (2010). Matematika Diskrit (Edisi Ketiga). Bandung: Informatika Bandung.
Siregar, M. K. (2018). Matematika Diskrit. Padang: Perahu Litera.
Zaimah, H., Yasri, Setiawat, E., Ulya, N., & Kusmayanti, V. (2020). Unit Pembelajaran 08 :
RELASI DAN FUNGSI. Jakarta: Direktorat Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah.
15