RELASI
Disusun oleh :
Muhammad Armanto
Della Suci Lestari
Fina ovianti
Luluk Nurhasanah
Lu’lu’il Karimatin
Veny Alissa susnita
Prodi : ( PGSD )
Mata Kuliah : Arimatika
penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika diskret atau diskrit adalah cabang matematika yangmembahas segala
sesuatu yang bersifat diskrit. Diskrit disini artinya tidak saling berhubungan (lawan
dari kontinyu). Objek yang dibahas dalam MatematikaDiskrit seperti bilangan bulat,
graf, atau kalimat logika tidak berubah secarakontinyu, namun memiliki nilai yang
tertentu dan terpisah. Beberapa hal yangdibahas dalam matematika ini adalah teori
himpunan, teori kombinatorial, permutasi, relasi, fungsi, rekursif, teori graf, dan lain-
lain.
Hubungan (relationship), antara elemen himpunan dengan elemenhimpunan
lainnya sering dijumpai pada banyak masalah. Misalnya hubungan antara mahasiswa
dengan mata kuliah yang diambil, hubungan antara bilangan genap dan bilangan yang
habis dibagi 2 dan sebagainya. Di dalam bidang ilmu komputer, dapat dicontohkan
hubungan antara program komputer dengan perubahan yang digunakan, hubungan
antara bahasa pemrograman dengan pernyataan(statement) yang sah, hubungan antara
plaintext dan chipertext pada bidang kriptografi dan sebagainya (Munir,2001).
Hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lain dinyatakan dengan
struktur yang disebut relasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari relasi ?
2. Apa saja sifat, dan jenis-jenis dari relasi ?
3. Untuk mengetahui representasi, dan operasi-oprasi dari relasi ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari relasi.
2. Untuk mengetahui sifat dan jenis-jenis dari relasi.
3. Untuk mengetahui representasi dan operasi-operasi dari relasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara elemen himpunan dengan
elemen himpunan yang lain.cara paling mudah untuk menyatakan
hubungan antara elemen 2 himpunan adalah dengan himpunan pasangan
terurut. himpunan pasangan terurut diperoleh dari perkalian kartesian.
Relasi juga di nyatakan memiliki hubungan atau kaitan yang khas antara
fungsi, di mana keduanya merupakan hal penting dalam berbagai cabang
ilmu matematika.
Fungsi dalam matematika berbeda dengan pengertian
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian sehari-hari, fungsi dapat
diartikan sebagai suatu guna atau manfaat. Seorang ahli matematika
bernama Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716), memperkenalkan
bahwa fungsi digunakan untuk menyatakan suatu hubungan. Terkait hal
tersebut, maka fungsi dapat diartikan sebagai hal yang istimewa dari
suatu relasi antara dua himpunan, seperti dikutip dari Modul Matematika
terbitan Kemendikbud yang disusun oleh Entis Sutisna, S.Pd.
Definisi 1
Perkalian kartesian ( cartesian produets) antara himpunan
A dan b ditulis : A x B di definisikan sebagai semua himpunan
pasangan terurut dengan komponen pertama adalah anggota himpunan
A dan komponen ke 2 adalah anggota himpunan B.
Notasi : AxB ={( x.y) / x∈A dan y∈B}
Definisi 2
Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari
A x B. A besar disebut daerah asal dari R ( domain0 dan B di sebut
daerah hasil (range) dari R.
Notasi : R⊆(A x B)
Definisi 3
Relasi pada A adalah relasi dari A ke A.
Contoh 1 : misalkan P= { 2,3,4} dan Q={2,4,8,9,15}. Jika kita
definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p.q) ∈ R jika p habis membagi
q maka kita peroleh R={(2,2),(2,4),(4,4),(2,8),(4,8),(3,9),(3,15)}
Contoh 2 : misal R adalah relasi pada A = {2,3,4,8,9} yang
didefinisikan oleh (x.y)IR jika x adalah faktor prima dari y. Maka :
R={(2,2),(2,4),(2,8),(3,3),(3,9)}.
B. Sifat-sifat Relasi
Suatu relasi yang didefinisikan dalam sebuah himpunan
mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :
Contoh 3 :
Relasi : “ kenal dengan” bersifat refleksi
Relasi: “mengagummi” bersifat Irrefleksi
Contoh 4 :
Misalkan A = {1,2,3,4}. Dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada
himpunan A,
Maka relasi R = {(1,1),(1,3),(2,1),(2,2), (3,3),(4,2),(4,3),(4,4)} bersifat
refleksi karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a,a). yaitu (1,1),
(2,2),(3,3), dan ( 4,4).
Relasi R = {(1,1),(2,2),(2,3),(4,2),(4,3),(4,4)} bersifat irrelfeksi karena
(3,3) ∈R.
Catatan :
Relasi yang bersifat refleksi mempunyai matriks elemen diagonal
utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i =1,2,......n
Catatan :
Relasi yang bersifat simetrik mempunyai matriks yang elemen-elemen
di bawahdiagonal utama merupakan pencerminan dari elemen-elemen
di atas diagonal utama , atau mij=mji=1 untuk i=1,2,.....n.
Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat simetrik dicikan oleh,
jika ada busur dari a ke b, maka juga ada busur b ke a.
c. Sifat-sifat Anti-simetri
Definisi :
Relasi R pada himpunan A di sebut anti-simetrik jika untuk semua a,b
∈ A, (a,b) ∈ R dan (b,a) ∈ R hanya jika a=b.
Contoh 6 :
Relasi “ <” pada Z bersifat antisimetri karena b,c ∈ Z berlaku b<c
^c<b => b =c.
Catatan :
Matriks dari relasi anti-simetri mempunyai sifat yaitu jika m ij = 1
dengan i = j, maka mij = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi anti-
simetri adalah jika salah sati dari mij = 0 bila i = j
Gambar 6
Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat anti-simetri di cirikan
oleh: jika tidak pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara
dua simpul berbeda.
d. Sifat Transitif
Definisi :
Relasi R pada himpunan a berifat transitif jika (a,b) ∈ R dan (b,c) ∈ r,
maka (a,c) ∈ R, untuk a,b,c ∈ A.
Contoh 7 :
Misalkan A = {1,2,3,4} dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka R= { (2,1),(3,10),(3,2),(4,1),(4,2),(4,3),} bersifat
transitif.
Catatan :
Sifat transitif pada graf berarah ditunjukan oleh : jika ada busur dari a
ke b dan dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari a ke c.
C. Representasi Relasi
Dalam penerapannya suatu relasi dallam direpresentasikan
dalam berbagai bentuk, sebagai berikut :
Contoh 9 :
Contoh 11 :
a1 prasyarat untuk semua bagian lain
a3 prasyarat untuk a5 dan a6
a6 bukan prasyarat untuk semua bagian lain
Contoh 12 :
Misalkan R= {(a,a),(a,b),(b,a),(b,c),(b,d),(c,a),(c,d),(d,b)} adalah
relasi pada himpunan {a,b,c,d}
Relasi Inversi
Definisi :
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B Invers dari
relasi R,dilambangkan dengan R-1, adalah relasi dari B ke A yang
didefinisikan oleh : R-1 ={(b,a) | (a,b) ∈ R }.
Contoh 13 :
Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan
relasi R dari P ke Q dengan (p,q) ∈ R jika p habis membagi q, maka
kita peroleh;
R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
R-1 adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P dengan
(q,p) R – 1 jika q adalah kelipatan dari p, maka kita peroleh:
R-1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }
Komposisi RelasiDefinisi :
Misalkan : R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B
T adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C
Komposisi R dan T, dinotasikan dengan T ο R, adalah relasi dari A ke
C
yangdidefinisikan oleh : T ο R = {(a,c) | a ∈ A, c ∈ C, dan untuk suatu
b ∈ B sehingga (a,b) ∈ R dan (b,c) ∈ T }.
Contoh 14 :
Misalkan, A = {a,b,c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t , u}
Relasi dari A ke B didefinisikan oleh : R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4),
(c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh : T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t),
(8,u)}.Maka komposisi relasi R dan T adalah :
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
Definisi : (Komposisi dalam Matriks)
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1
dan MR2, makamatriks yang menyatakan komposisi dari kedua relasi
tersebut adalah : MR2 o R1 = MR1 o MR2, yang dalam hal ini operator
“.” sama seperti pada perkalianmatriks biasa, tetapi dengan mengganti
tanda kali dengan “^” dan tanda tambahdengan “v”.
Contoh 15:
Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh
matriks.
R1 1 0 1
1 1 0
0 0 0
R2 0 1 0
0 0 1
1 0 1
Maka diperoleh,
R1 o R2 = (1^0)v(0^0)v(1^1) (1^1)v(0^0)v(1^0) (1^0)v(0^1)v(1^1)
(1^0)v(1^0)v(0^1) (1^1)v(0^0)v(0^0) (1^0)v(1^1)v(0^1)
(0^0)v(0^0)v(0^1) (0^1)v(0^0)v(0^0) (0^0)v(0^1)v(0^1)
= 1 1 1
0 1 1
0 0 0
Tidak komulatif
PoQ=QoP
(P o Q)-1 = Q-1 o P-1
Mengkombinasikan Relasi