Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TENTANG

RELASI

Disusun oleh :
Muhammad Armanto
Della Suci Lestari
Fina ovianti
Luluk Nurhasanah
Lu’lu’il Karimatin
Veny Alissa susnita

Prodi : ( PGSD )
Mata Kuliah : Arimatika

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


STKIP MUHAMMADIYAH OKU TIMUR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ilahi rabbi yang senantiasa memberikan nikmat-Nya berupa
kesehatan dan kesempatan kepada kita sehingga dalam penyusunan makalah yang
berjudul “Relasi” ini dapat terselesaikan sebagaimana mestinya.
Makalah ini kami susun sebagai pendukung dalam proses perkuliahan dan sebagai
bahan diskusi guna menyatakan pendapat dan saran dari teman-teman namun dalam
makalah ini pastilah terdapat kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran akan kami
terima demi kualitas penyusunan makalah selanjutnya.Semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua khususnya saya sendiri atau teman-teman pada umumnya.

Belitang .... Oktober 2023

penulis

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika diskret atau diskrit adalah cabang matematika yangmembahas segala
sesuatu yang bersifat diskrit. Diskrit disini artinya tidak saling berhubungan (lawan
dari kontinyu). Objek yang dibahas dalam MatematikaDiskrit seperti bilangan bulat,
graf, atau kalimat logika tidak berubah secarakontinyu, namun memiliki nilai yang
tertentu dan terpisah. Beberapa hal yangdibahas dalam matematika ini adalah teori
himpunan, teori kombinatorial, permutasi, relasi, fungsi, rekursif, teori graf, dan lain-
lain.
Hubungan (relationship), antara elemen himpunan dengan elemenhimpunan
lainnya sering dijumpai pada banyak masalah. Misalnya hubungan antara mahasiswa
dengan mata kuliah yang diambil, hubungan antara bilangan genap dan bilangan yang
habis dibagi 2 dan sebagainya. Di dalam bidang ilmu komputer, dapat dicontohkan
hubungan antara program komputer dengan perubahan yang digunakan, hubungan
antara bahasa pemrograman dengan pernyataan(statement) yang sah, hubungan antara
plaintext dan chipertext pada bidang kriptografi dan sebagainya (Munir,2001).
Hubungan antara elemen himpunan dengan elemen himpunan lain dinyatakan dengan
struktur yang disebut relasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari relasi ?
2. Apa saja sifat, dan jenis-jenis dari relasi ?
3. Untuk mengetahui representasi, dan operasi-oprasi dari relasi ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari relasi.
2. Untuk mengetahui sifat dan jenis-jenis dari relasi.
3. Untuk mengetahui representasi dan operasi-operasi dari relasi.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Relasi
Relasi adalah hubungan antara elemen himpunan dengan
elemen himpunan yang lain.cara paling mudah untuk menyatakan
hubungan antara elemen 2 himpunan adalah dengan himpunan pasangan
terurut. himpunan pasangan terurut diperoleh dari perkalian kartesian.
Relasi juga di nyatakan memiliki hubungan atau kaitan yang khas antara
fungsi, di mana keduanya merupakan hal penting dalam berbagai cabang
ilmu matematika.
Fungsi dalam matematika berbeda dengan pengertian
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian sehari-hari, fungsi dapat
diartikan sebagai suatu guna atau manfaat. Seorang ahli matematika
bernama Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716), memperkenalkan
bahwa fungsi digunakan untuk menyatakan suatu hubungan. Terkait hal
tersebut, maka fungsi dapat diartikan sebagai hal yang istimewa dari
suatu relasi antara dua himpunan, seperti dikutip dari Modul Matematika
terbitan Kemendikbud yang disusun oleh Entis Sutisna, S.Pd.
 Definisi 1
Perkalian kartesian ( cartesian produets) antara himpunan
A dan b ditulis : A x B di definisikan sebagai semua himpunan
pasangan terurut dengan komponen pertama adalah anggota himpunan
A dan komponen ke 2 adalah anggota himpunan B.
Notasi : AxB ={( x.y) / x∈A dan y∈B}
 Definisi 2
Relasi biner R antara A dan B adalah himpunan bagian dari
A x B. A besar disebut daerah asal dari R ( domain0 dan B di sebut
daerah hasil (range) dari R.
Notasi : R⊆(A x B)
 Definisi 3
Relasi pada A adalah relasi dari A ke A.
Contoh 1 : misalkan P= { 2,3,4} dan Q={2,4,8,9,15}. Jika kita
definisikan relasi R dari P ke Q dengan (p.q) ∈ R jika p habis membagi
q maka kita peroleh R={(2,2),(2,4),(4,4),(2,8),(4,8),(3,9),(3,15)}
Contoh 2 : misal R adalah relasi pada A = {2,3,4,8,9} yang
didefinisikan oleh (x.y)IR jika x adalah faktor prima dari y. Maka :
R={(2,2),(2,4),(2,8),(3,3),(3,9)}.

B. Sifat-sifat Relasi
Suatu relasi yang didefinisikan dalam sebuah himpunan
mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :

a. Sifat Refleksi dan Irrefleksi


Definisi : ( Sifat Refleksi )
Relasi R pada himpunan A disebut refleksi jika (a,a) ∈ R untuk setiap a
∈ A.
Kontraposisi : ( Sifat Irrefleksi)
Relasi R pada himpunan A tidak refleksi jika ada a∈A sedemikian
sehingga (a,a) ∈ R.

Contoh 3 :
Relasi : “ kenal dengan” bersifat refleksi
Relasi: “mengagummi” bersifat Irrefleksi

Contoh 4 :
Misalkan A = {1,2,3,4}. Dan relasi R dibawah ini didefinisikan pada
himpunan A,
Maka relasi R = {(1,1),(1,3),(2,1),(2,2), (3,3),(4,2),(4,3),(4,4)} bersifat
refleksi karena terdapat elemen relasi yang berbentuk (a,a). yaitu (1,1),
(2,2),(3,3), dan ( 4,4).
Relasi R = {(1,1),(2,2),(2,3),(4,2),(4,3),(4,4)} bersifat irrelfeksi karena
(3,3) ∈R.

Catatan :
 Relasi yang bersifat refleksi mempunyai matriks elemen diagonal
utamanya semua bernilai 1, atau mii = 1, untuk i =1,2,......n

 Graf berarah dari relasi yang bersifat refleksi dicirikan adanya


gelang pada setiap simpulnya.

b. Sifat simetrik dan Asimetrik


Definisi : ( Sifat Simetrik )
Relasi R pada himpunan A disebut simetrik jika untuk semua (a.b)
∈ R, maka (b,a) ∈ R.

Kontraposisi : ( Sifat Asimetrik )


Relasi R pada himpunan A asimetrik jika (a,b) ∈ R sedemikian
sehingga (b,a) ∈ R .
Contoh 5 :
Relasi “=“ pada Z bersifat simetrik, karena a,b ∈ Z ,, berlaku a=bb=a
Relasi “≤” pada Z tidak simetrik, karena
1≤ 2 =2 ≤1.

Catatan :
 Relasi yang bersifat simetrik mempunyai matriks yang elemen-elemen
di bawahdiagonal utama merupakan pencerminan dari elemen-elemen
di atas diagonal utama , atau mij=mji=1 untuk i=1,2,.....n.

 Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat simetrik dicikan oleh,
jika ada busur dari a ke b, maka juga ada busur b ke a.

c. Sifat-sifat Anti-simetri
Definisi :
Relasi R pada himpunan A di sebut anti-simetrik jika untuk semua a,b
∈ A, (a,b) ∈ R dan (b,a) ∈ R hanya jika a=b.

Contoh 6 :
Relasi “ <” pada Z bersifat antisimetri karena b,c ∈ Z berlaku b<c
^c<b => b =c.
Catatan :
 Matriks dari relasi anti-simetri mempunyai sifat yaitu jika m ij = 1
dengan i = j, maka mij = 0. Dengan kata lain, matriks dari relasi anti-
simetri adalah jika salah sati dari mij = 0 bila i = j

Gambar 6
 Sedangkan graf berarah dari relasi yang bersifat anti-simetri di cirikan
oleh: jika tidak pernah ada dua busur dalam arah berlawanan antara
dua simpul berbeda.

d. Sifat Transitif
Definisi :
Relasi R pada himpunan a berifat transitif jika (a,b) ∈ R dan (b,c) ∈ r,
maka (a,c) ∈ R, untuk a,b,c ∈ A.

Contoh 7 :
Misalkan A = {1,2,3,4} dan relasi R di bawah ini didefinisikan pada
himpunan A, maka R= { (2,1),(3,10),(3,2),(4,1),(4,2),(4,3),} bersifat
transitif.
Catatan :
Sifat transitif pada graf berarah ditunjukan oleh : jika ada busur dari a
ke b dan dari b ke c, maka juga terdapat busur berarah dari a ke c.

C. Representasi Relasi
Dalam penerapannya suatu relasi dallam direpresentasikan
dalam berbagai bentuk, sebagai berikut :

 Representasi Relasi Dengan Diagram Panah


Contoh 8 :

Relasi dalam digram panah yang diatas, dapat dinyatakan dalam


bentuk :
R={(x,y)| x menyukai y; x ∈ A dan y ∈ B

Contoh 9 :

Contoh di atas merupakan suatu bentuk representasi relasi dengan


digram panah sebab setiap anggota dalam himpunan A dihubungkan
dengan anggota dalam himpunan B dengan menggunakan panah.

 Representasi Relasi dalam sistem Koordinat


Suatu relasi dapat direpresentasikan kedalam sistem koordinat, sebagai
contoh :
R={( Microsoft, windows), ( IBM,OS/2), (Macintosh, MacOS)}
Relasi tersebut dapat dibuat dalam suatu sistem koordinat, sebagai
berikut :

Tanda titik pada gambar diatas mejelaskan bahwa pasangan tersebut


termasuk dalam relasi.
 Representasi Relasi dengan Tabel
Suatu relasi juga dapat direpresentasikan kedalam bentu-bentuk tabel,
sebagai contoh :
Diberikan suatu relasi :
R={(Via,permen),(Via,coklat),(Andre,coklat),(Andre,es krim),(Ita,es
krim), relasi di atas dapat dibuat dalam bentuk tabel, sebagai berikut :

Dimana, kolom pertama pada tabel tersebut menyatakan daerah asal


sedangkan kolom kedua menyatakan daerah hasil.

 Representasi Relasi pada Himpunan


Definisi :
Suatu relasi pada himpunan adalah relasi dari A ke A
Definisi :
Relasi pada himpunan A adalah subhimpunan dari AxA.
Contoh 10 :
Misalkan A={1,2,3,4], himpunan terurut manakah yang terdapat dalam
relasi R= {(a,b),|a<b}?
Jawab :
(1,2),(2,),(1,3),(3),(1,4),(4),(2,3),(3),(2,4),(4),(3,4),(4)}
Bentuk yang diperoleh di atas merupakan salah satu contoh penerapan
relasi dalam himpunan.
Banyaknya subhimpunan yang dapat dibentuk dari suatu himpunan
dengan m anggota adalah 2 m . sehingga, terdapat 2n2 subhimpunan
yang dapat dibentuk dari A x A.

 Representasi Relasi dengan Matriks


Definisi :
Sebagi contoh penerapan relasi dalam matriks, diberikan relasi :
R=[(Via,permen), (Via, coklat),(Andre,coklat),(Andre,es krim),
(Ita,es krim).
Relasi tersebut dapat diubah kedalam bentuk matriks, sebagai berikut :

Dimana, baris merupakan domainnya daln kolom merupakan


kodomainnya.
 Representasi Relasi dengan Graf Berarah
Graf berarah merupakan gambaran yang paling tetap untuk relasi
R⊆X2 dengan aturan-aturan sebagai berikut :
a. Setiap anggota himpunan X digambarkan dengan lingkaran.
b. Graf berarah antara lingkaran menggambarkan adanya relasi
antar anggota himpunan , jadi pasangan-pasangan anggota
himpunan tersebut termasuk dalam relasi.

Contoh 11 :
a1 prasyarat untuk semua bagian lain
a3 prasyarat untuk a5 dan a6
a6 bukan prasyarat untuk semua bagian lain

Contoh 12 :
Misalkan R= {(a,a),(a,b),(b,a),(b,c),(b,d),(c,a),(c,d),(d,b)} adalah
relasi pada himpunan {a,b,c,d}

R direpresentasikan dengan graf berarah sbb :


D. Operasi dalam Relasi Biner

 Relasi Inversi
Definisi :
Misalkan R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B Invers dari
relasi R,dilambangkan dengan R-1, adalah relasi dari B ke A yang
didefinisikan oleh : R-1 ={(b,a) | (a,b) ∈ R }.
Contoh 13 :
Misalkan P = {2, 3, 4} dan Q = {2, 4, 8, 9, 15}. Jika kita definisikan
relasi R dari P ke Q dengan (p,q) ∈ R jika p habis membagi q, maka
kita peroleh;

R = {(2, 2), (2, 4), (4, 4), (2, 8), (4, 8), (3, 9), (3, 15) }
R-1 adalah invers dari relasi R, yaitu relasi dari Q ke P dengan
(q,p) R – 1 jika q adalah kelipatan dari p, maka kita peroleh:

R-1 = {(2, 2), (4, 2), (4, 4), (8, 2), (8, 4), (9, 3), (15, 3) }

 Komposisi RelasiDefinisi :
Misalkan : R adalah relasi dari himpunan A ke himpunan B
T adalah relasi dari himpunan B ke himpunan C
Komposisi R dan T, dinotasikan dengan T ο R, adalah relasi dari A ke
C
yangdidefinisikan oleh : T ο R = {(a,c) | a ∈ A, c ∈ C, dan untuk suatu
b ∈ B sehingga (a,b) ∈ R dan (b,c) ∈ T }.
Contoh 14 :
Misalkan, A = {a,b,c}, B = {2, 4, 6, 8} dan C = {s, t , u}
Relasi dari A ke B didefinisikan oleh : R = {(a, 2), (a, 6), (b, 4), (c, 4),
(c, 6), (c, 8)}
Relasi dari B ke C didefisikan oleh : T = {(2, u), (4, s), (4, t), (6, t),
(8,u)}.Maka komposisi relasi R dan T adalah :
T ο R = {(a, u), (a, t), (b, s), (b, t), (c, s), (c, t), (c, u)}
Definisi : (Komposisi dalam Matriks)
Jika relasi R1 dan R2 masing-masing dinyatakan dengan matriks MR1
dan MR2, makamatriks yang menyatakan komposisi dari kedua relasi
tersebut adalah : MR2 o R1 = MR1 o MR2, yang dalam hal ini operator
“.” sama seperti pada perkalianmatriks biasa, tetapi dengan mengganti
tanda kali dengan “^” dan tanda tambahdengan “v”.
Contoh 15:
Misalkan bahwa relasi R1 dan R2 pada himpunan A dinyatakan oleh
matriks.

R1 1 0 1
1 1 0
0 0 0

R2 0 1 0
0 0 1
1 0 1

Maka diperoleh,
R1 o R2 = (1^0)v(0^0)v(1^1) (1^1)v(0^0)v(1^0) (1^0)v(0^1)v(1^1)
(1^0)v(1^0)v(0^1) (1^1)v(0^0)v(0^0) (1^0)v(1^1)v(0^1)
(0^0)v(0^0)v(0^1) (0^1)v(0^0)v(0^0) (0^0)v(0^1)v(0^1)
= 1 1 1
0 1 1
0 0 0

 Sifat-Sifat Komposisi Relasi


 Asosiatif
(P o Q o R = P o Q o R)

 Tidak komulatif
PoQ=QoP
 (P o Q)-1 = Q-1 o P-1
 Mengkombinasikan Relasi

Anda mungkin juga menyukai