Capaian Pembelajaran
MATEMATIKA DASAR 66
A. RELASI
MATEMATIKA DASAR 67
Gambar 5.1
Gambar 5.1 merupakan diagram panah yang menunjukkan
suatu cara untuk menyatakan hubungan atau relasi dari
himpunan A ke himpunan B. Perhatikanlah bahwa suatu relasi
mempunyai arah pada diagram panah ditunjukkan dengan anak
panah. Relasi tersebut adalah gemar bermain dan dapat ditulis:
P = {(Adam, catur), (Adam, sepak bola), (Abi, catur), (Upin,
sepak bola), (Ipin, sepak bola), (Ipin, tenis)}. Himpunan P
merupakan relasi antara himpunan A dengan himpunan B dan
dapat ditulis sebagai P = {(x,y) | x gemar bermain y, dimana x
ϵ A dan y ϵ B}.
Contoh:
Diketahui C = {0, 1, 2} dan D = {4, 5, 6}.
Dari kedua himpunan C dan D kita dapat membuat relasi antara
anggota-anggotanya, contohnya relasi “empat kurangnya dari”.
Berarti terdapat sebagai berikut.
0 empat kurangnya dari 4
1 empat kurangnya dari 5
2 empat kurangnya dari 6
MATEMATIKA DASAR 68
Apabila kita perhatikan dari contoh di atas, suatu relasi dapat
dinyatakan dengan kata-kata, misalnya gemar bermain, empat
kurangnya dari, faktor dari, kelipatan dari, dan sebagainya.
Relasi juga dapat Digambar dengan diagram panah, anggota
himpunan digambarkan dalam kurva tertutup sederhana
dengan noktah-noktah dan anak panah berfungsi untuk
memasangkan anggota himpunan yang satu dengan anggota
himpunan yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa:
Contoh:
Misalkan C = {2, 3, 4} dan D = {x, y}.
C × D = {(2,x), (2,y), (3,x), (3,y), (4,x), (4,y)}
D × C = {(x,2), (y,2), (x,3), (y,3), (x,4), (y,4)}
Banyaknya anggota himpunan hasil perkalian cartesian A× B
sama dengan hasil kali antara banyaknya anggota A dengan
banyaknya anggota B .
MATEMATIKA DASAR 69
n(A × B) = n(A ) × n(B)
3. PENYAJIAN RELASI
MATEMATIKA DASAR 70
himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu diagram
panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
Contoh:
Diketahui himpunan A = {2, 3, 4, 5,} dan himpunan B = {2, 4, 6,
8}. Relasi dari himpunan A ke himpunan B dinyatakan oleh
“faktor dari”.
Nyatakan relasi tersebut dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
a. Diagram panah
“Faktor dari”
A B
2 2
3 4
4 6
5 8
5
4
3
2
1
B
0 1 2 3 4 5 6 7 8
MATEMATIKA DASAR 71
4. KOMPOSISI RELASI
MATEMATIKA DASAR 72
Gambar 5.2
5. RELASI INVERS
MATEMATIKA DASAR 73
Contoh:
Misalkan A = {1, 2, 3}, B = {a, b} dan relasi R = {(1,a),(2,a),(2,b)
,(3,a)} merupakan relasi dari A pada B. Invers dari relasi R
adalah relasi R-1 = {(a,1) , (a,2) , (b,2) , (a,3)}.
Contoh:
Misalkan C = {a, b, c}, relasi R = {(a,b) , (a,c) , (c,c) , (c,b)}
merupakan relasi pada C. Invers dari relasi R adalah relasi R -1
= {(b,a) , (c,a) , (c,c) , (b,c)}.
6. SIFAT RELASI
a. Relasi Refleksif
Definisi:
Misalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan A.
Relasi R dikatakan bersifat refleksif jika untuk setiap a ϵ A
berlaku (a,a) ϵ R.
MATEMATIKA DASAR 74
Pada B didefinisikan relasi R2 = {(x,y) | x kelipatan y, x, y ϵ B}.
Maka R2 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi R2 tersebut bersifat
refleksif.
Contoh:
Diketahui C = {2, 4,5}.
Pada C didefinisikan relasi R3 = {(x,y)| x + y < 10, x, y ϵ A}. Maka
R3 = {(2,2), (2,4), (2,5), (4,2), (4,4), (4,5), (5,2), (5,4)}. Relasi R3
tersebut tidak bersifat refleksif karena (5,5) ∉R3.
b. Relasi Simetris
Definisi:
Relasi R bersifat simetris jika untuk setiap (a,b) ϵ R berlaku
(b,a) ϵ R.
MATEMATIKA DASAR 75
c. Relasi Transitif
Definisi:
Relasi R bersifat transitif, jika untuk setiap (a,b) ϵ R dan
(b,c) ϵR
berlaku (a,c) ϵ R.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan suatu relasi R di dalam
himpunan A disebut bukan relasi transitif jika (a,b) ϵ R dan (b,c)
ϵR tetapi (a,c) ∉ R.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}.
Pada A didefinisikan relasi R6 = {(1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3)}
Relasi R6 tersebut bersifat transitif.
Contoh:
Relasi R7 = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3), (3,2)} yang
didefinisikan pada himpunan A = {1, 2, 3 } tidak bersifat transitif,
karena terdapat (1,2) ϵ R7 dan (2,3) ϵ R7, tetapi (1,3) ∉ R7.
MATEMATIKA DASAR 76
Himpunan B = {2,4,5} didefinisikan relasi R8 = {(x,y) | x kelipatan
y , x,y ϵ B}.
Dengan demikian R8 = {(2,2),(4,4),(5,5),(4,2)}.
Relasi R8 tersebut bersifat antisimetris.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}.
Pada A didefinisikan relasi R9 = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}
Relasi R9 tersebut tidak bersifat antisimetris karena terdapat
(1,2) ϵ R9 dan (2,1) ϵ R9, tetapi 1 ≠ 2.
e. Relasi Ekivalen
Definisi:
Relasi R disebut sebagai sebuah relasi ekivalen jika relasi
tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}. Pada A didefinisikan relasi R1 = {(1,1),
(1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}. Relasi R1 tersebut bersifat refleksif,
simetris dan transitif. Oleh karena itu relasi R1 merupakan relasi
ekivalen.
Contoh:
Diketahui A = {0,2,4}, relasi R di dalam himpunan A dengan R1
= {(0,0), (2,2), (4,4)} berlaku syarat refleksif, simetris, dan
transitif. Oleh karena itu R1 merupakan relasi ekivalen.
Contoh:
MATEMATIKA DASAR 77
Diketahui B = {2,4,5}. Pada B didefinisikan relasi R2 = {(x,y) | x
kelipatan y, x,y ϵ B} maka R2 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi
R2 tersebut tidak bersifat simetris, oleh karena itu relasi tersebut
bukan relasi ekivalen.
7. Partisi Himpunan
MATEMATIKA DASAR 78
Contoh:
{{a,b},{c}} merupakan salah satu bentuk partisi terhadap
himpunan S={a,b,c}. Bentuk partisi yang lain dari himpunan S
tersebut ditunjukkan dalam diagram-diagram berikut.
Definisi:
Relasi R disebut sebagai sebuah relasi pengurutan sebagian
(partial ordering),jika relasi tersebut bersifat refleksif, transitif,
dan antisimetris.
MATEMATIKA DASAR 79
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}. Pada A didefinisikan relasi R3 = {(1,1),
(1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}. Relasi R3 tersebut bersifat refleksif dan
transitif, tetapi tidak bersifat antisimetris. Oleh karena itu relasi
tersebut bukan merupakan relasi pengurutan sebagian.
Contoh:
Diketahui B = {2,4,5}. Pada B didefinisikan relasi R4 = {(x,y) | x
kelipatan y, x,y ϵ B} maka R4 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}.
Relasi R4 tersebut bersifat refleksif, antisimetris dan transitif.
Oleh karena itu relasi tersebut merupakan relasi pengurutan
sebagian.
UJI PEMAHAMANMU
MATEMATIKA DASAR 80
a. Tentukan R sebagai himpunan pasangan terurut.
b. Gambar R pada diagram koordinat C x D.
c. Tentukan relasi invers R-1.
MATEMATIKA DASAR 81
8. Misalkan W = {1, 2, 3, 4}. Perhatikan relasi-relasi R1, R2, dan
R3 pada W berikut.
R1= {(1, 2), (4, 3), (2, 2), (2, 1), (3, 1)}
R2= {(2, 2), (2, 3), (3, 2)}
R3={(1, 3)}
Tentukan relasi mana yang (a) Simetris, (b) Transitif.
9. Suatu relasi R = {(1,1), (2, 3), (3, 2)} pada X = {1, 2, 3}.
Tentukan apakah R mempunyai sifat (a) refleksif (b) Simetris,
ataukah (c) transitif.
MATEMATIKA DASAR 82
12. Misalkan V = {1, 2, 3, 4) dan relasi R pada V yang didefinisikan
sebagai R= {(1,2), (3, 4), (2, 1), (3, 3)}. Apakah R simetris?
13. Bilamana suatu relasi R dalam himpunan A tidak anti-
simetris?
14. Misalkan E = {1, 2,3}. Berikan sebuah contoh dari suatu relasi
R dalam E di mana R tidaklah simetris dan anti-simetris.
15. Misalkan himpunan W = {1, 2, 3, 4} dan relasi R = {(1, 2), (4,
3), (2, 2), (2, 1), (3, 1)}. Apakah R transitif?
B. FUNGSI
1. PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi merupakan salah satu konsep penting dalam
matematika. Setelah mengenali fungsi atau hubungan
fungsional antar unsur-unsur matematika, kita bisa lebih mudah
memahami suatu permasalahan dan menyelesaikannya. Oleh
karena itu, memahami fungsi merupakan hal yang sangat
diharapkan dalam belajar matematika.Untuk memahami
pengertian fungsi, perhatikan diagram panah berikut.
A B
Golongan Darah
Alfha . .A
Danis. . AB
Desi . . B
Hestin..
. O
Gambar 5.5
MATEMATIKA DASAR 83
Diagram panah di atas menyatakan hubungan golongan
darahnya dari himpunan A ke himpunan B, dengan A = {Alfha,
Danis, Desi, Hestin} dan B = {A, AB, B, O} yang merupakan
golongan darah.
Setiap anak hanya mempunyai satu golongan darah sehingga
dapat dikatakan setiap anggota A dipasangkan dengan tepat
satu satu anggota B. Relasi yang mempunyai sifat seperti ini
disebut pemetaan atau fungsi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:
a 1 a 1 a 1 a 1
b 2 b 2 b 2 b 2
c 3 c 3 c 3 c 3
d 4 d 4 d 4 d 4
(i) (ii) (iii) (iv)
Gambar. 5.4
MATEMATIKA DASAR 84
Gambar (i) bukan pemetaan karena ada anggota A, yaitu d
memiliki lebih dari pasangan di B.
Gambar (ii) pemetaan karena masing-masing anggota A
memiliki tepat satu pasangan di B.
Gambar (iii) bukan pemetaan karena ada anggota A yaitu b
tidak memiliki pasangan di B.
Gambar (iv) pemetaan, karena masing-masing anggota A
memiliki tepat satu pasangan di B.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3,4} dan B = {3,4,5,6,7}. f: A→B adalah
fungsi dari A ke dalam B yang didefinisikan dengan f:
x→(2x+1). Tentukan bayangan dari 1,2, dan 3 oleh fungsi f.
Penyelesaian:
Bayangan dari 1 oleh fungsi f adalah f (1) = 2(1)+1=3
Bayangan dari 2 oleh fungsi f adalah f (2) = 2(2)+1=5
Bayangan dari 3 oleh fungsi f adalah f (3) = 2(3)+1=7
Secara umum bayangan dari a oleh fungsi f adalah f (a) =
2(a)+1.
MATEMATIKA DASAR 85
Contoh:
f: R → R dimana f(x) = x2
R = himpunan semua bilangan riil.
b. Cara Himpunan
Fungsi f dari A ke B dapat dipandang sebagai himpunan
bagian (khusus) dari A x B. Fungsif : R → R dimana f(x) =
x2 dapat juga disajikan sebagai suatu himpunan, yaitu
himpunan bagian dari R x R:
f = {(x,y) x R, y R, y = x2}
f = {(1,7),(2,7),(3,9),(4,10),(5,10)}
MATEMATIKA DASAR 86
Badalah himpunan image dari semua anggota A di
bawah fungsi f.
3. JENIS-JENIS FUNGSI
a. Fungsi Injektif, Surjektif, dan Bijektif
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B dikatakan satu-
satu jika setiap elemen di B memiliki paling banyak satu elemen
dari A yang dipetakan kepadanya dan onto jika setiap elemen
di B memiliki paling sedikit satu elemen dari A yang dipetakan
kepadanya. Dengan demikian teknis untuk menunjukkan kedua
predikat fungsi tersebut sebagai berikut.
MATEMATIKA DASAR 87
Perhatikan ilustrasi berikut.
MATEMATIKA DASAR 88
Contoh:
Diketahui f : R → R dengan rumus f(x) = 3 dengan domain: {x |
–3 ≤ x< 2}. Sketsalah grafik fungsi tersebut.
c. Fungsi Linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu
ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan
konstan dan grafiknya berupa garis lurus.
Contoh:
Diketahui f(x) = 2x + 3, Sketsalah grafik fungsi tersebut.
MATEMATIKA DASAR 89
d. Fungsi Kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu
ditentukan oleh f(x) = ax2 + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b, dan
c bilangan konstan dan grafiknya berupa parabola.
MATEMATIKA DASAR 90
Contoh:
Fungsi f ditentukan oleh f(x) = x2 + 2x – 3, gambar grafiknya.
e. Fungsi Identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota
domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain
fungsi dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas
berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis
maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x)
= x.
Fungsi pada R didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
1) Carilah f(-2), f(0), f(1), f(3).
2) Gambarlah grafiknya.
MATEMATIKA DASAR 91
Penyelesaian:
1) Nilai f(-2), f(0), f(1), dan f(3).
f(x) = x
f(-2) = -2
f(0) = 0
f(1) = -1
f(3) = 3
2) Gambar grafik.
MATEMATIKA DASAR 92
Contoh:
Diketahui fungsi:
MATEMATIKA DASAR 93
g. Fungsi Modulus
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi
ini memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur
harga mutlaknya. f : x → | x | atau
f : x → | ax + b |.
f(x) = | x | artinya:
Gambar grafiknya
4. OPERASI PADA FUNGSI
MATEMATIKA DASAR 94
diperkenalkan dengan cara analog dengan operasi serupa pada
bilangan.
a. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan suatu Fungsi
(f+ g)(x) = f (x) + g(x)
(f− g)(x) = f (x) − g(x)
x−5
f ( x) = dan g ( x) = x
2
Penyelesaian:
x −5
( f + g )( x) = f ( x) + g ( x) = + x
2
x −5
( f − g )( x) = f ( x) − g ( x) = − x
2
MATEMATIKA DASAR 95
x−5
( f g )( x) = f ( x) g ( x) = x
2
f f ( x) x − 5
( x) = =
g g ( x) 2 x
Contoh:
Suatu fungsi ditentukan dengan rumus f (x) = 2x – 1 dari
himpunan {0, 1, 2, 3}.
a. Buatlah tabel untuk fungsi tersebut ke himpunan
bilangan bulat dan tentukan himpunan pasangan
berurutannya.
b. Gambarlah grafik fungsi f itu.
MATEMATIKA DASAR 96
Jawab:
a.
X 0 1 2 3
2x – 1 -1 1 3 5
Pasangan (0, -1) (1, 1) (2, 3) (3, 5)
berurutan
Himpunan pasangan berurutan:
{(0, -1), (1, 1), (2, 3), (3, 5)}
b. Grafik
y
1
x
-2 -1 0 1 2 3 4
-1
Contoh:
MATEMATIKA DASAR 97
Jawab:
Tabel:
x 0 1 2 3 4
f(x) 4 1 0 1 4
Grafik:
y
5
4
3
2
1
x
0 1 2 3 4
MATEMATIKA DASAR 98
Galileo Galilei (1564-1642) merupakan salah satu
astronom terkenal dari Italia yang dikenal luas dengan
penemuannya tentang hubungan yang sangat teratur
antara tinggi suatu benda yang dijatuhkan dengan waktu
tempuhnya menuju tanah, sebagaimana ditunjukkan
dengan tabel berikut.
Waktu t (dalam 0 1 2 3 4 …
detik)
Jarak d (dalam 0 16 64 144 256 …
kaki)
MATEMATIKA DASAR 99
jumlah penduduk di suatu daerah dapat dilihat dengan jelas
dalam grafik fungsi. Pada bidang ekonomi memanfaatkan fungsi
dalam mengekspresikan kajiannya. Analisis permintaan dan
penawaran suatu produk, fluktuasi nilai tukar rupiah dan indeks
harga saham, semuanya dinyatakan dalam suatu fungsi.
Melalui grafik fungsi ini dapat dilihat kondisi masing-masing
obyek kajian tersebut dari waktu ke waktu.
Contoh:
Sebidang tanah dengan harga perolehan Rp. 50.000.000,00
diperkirakan mengalami tingkat kenaikan konstan Rp.
200.000,00 per tahun dalam kurun waktu 5 tahun. Tentukan
persamaan garis harga tanah tersebut dan nilai tanah setelah
5 tahun.
Penyelesaian :
Misalkan x (tahun) sebagai kurun waktu dan y (Rp) sebagai
nilai harga. Dari data diketahui bahwa:
y = Rp. 50.000.000,00.
Jika x = 0.
Gradien = m = Rp. 200.000,00 (karena tiap tahun bertambah
Rp. 200.000,00), dengan demikian diperoleh persamaan
garis harga:
y = mx + b
y = 200.000x + 50.000.000
Lima tahun sejak perolehan, nilai tanah dapat diperoleh
dengan
RANGKUMAN
1. Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
pemasangan anggota-anggota A dengan anggota-
anggota B.
2. Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan tiga
cara, yaitu diagram panah, himpunan pasangan berurutan,
dan diagram Cartesius.
3. Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah
suatu aturan yang menghubungkan setiap unsur a 𝜖 A
dengan tepat satu unsur b 𝜖 B.
4. Fungsi dapat dinyatakan dengan notasi fungsi dan
himpunan.