Anda di halaman 1dari 41

Bab V

RELASI DAN FUNGSI

Konsep fungsi merupakan


salah satu konsep penting di
matematika. Tahukah
Saudara, apa yang dimaksud
dengan fungsi? Misalnya,
pada kegaiatan donor darah,
setiap pendonor diminta untuk
menyebutkan jenis golongan
darahnya. Berdasarkan data, diketahui bahwa Oliv
bergolongan darah B. Susi golongan darahnya B. Pana
golongan darahnya A. Via golongan darahnya O. Danang
golongan darahnya AB. Wahyu golongan darahnya B.
Apabila suatu saat dibutuhkan pendonor golongan darah AB,
siapakah yang dapat jadi pendonor? Kasus tersebut
merupakan contoh permasalahan yang menerapkan konsep
fungsi. Jika kamu amati, setiap orang yang telah disebutkan
mempunyai satu jenis golongan darah saja. Tahukah
Saudara, apa yang dimaksud dengan fungsi? Konsep fungsi
merupakan salah satu konsep yang penting dalan
matematika. Pada bab ini, akan dibahas konsep relasi dan
fungsi.

Capaian Pembelajaran

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan mahasiswa dapat:


1. Menjelaskan konsep relasi dan fungsi.
2. Menyelesaikan masalah yang terkait dengan relasi dan fungsi.

MATEMATIKA DASAR 66
A. RELASI

1. Pengertian Relasi Dua Himpunan


Untuk menjelaskan pengertian relasi antara dua himpunan
perhatikan uraian berikut.
Misalnya ada empat mahasiswa, yaitu Adam, Abi,
Upin, dan Ipin. Mereka ditanya apakah mereka gemar
bermain catur, sepak bola, dan tenis. Jawaban mereka
sebagai berikut.
Adam gemar bermain catur dan sepak bola.
Abi gemar bermain catur.
Upin gemar bermain sepak bola.
Ipin gemar bermain sepak bola dan tenis.

Perhatikanlah bahwa sebenarnya terdapat dua himpunan, yaitu:


A= Himpunan mahasiswa yang bernama Adam, Abi, Upin, dan
Ipin.
B= Himpunan kegemaran, yaitu catur, sepak bola, dan tenis.
Kedua himpunan A dan B dihubungkan dengan hubungan
gemar bermain. Hubungan gemar bermain dari himpunan A ke
himpunan B dapat digambar sebagai berikut.

MATEMATIKA DASAR 67
Gambar 5.1
Gambar 5.1 merupakan diagram panah yang menunjukkan
suatu cara untuk menyatakan hubungan atau relasi dari
himpunan A ke himpunan B. Perhatikanlah bahwa suatu relasi
mempunyai arah pada diagram panah ditunjukkan dengan anak
panah. Relasi tersebut adalah gemar bermain dan dapat ditulis:
P = {(Adam, catur), (Adam, sepak bola), (Abi, catur), (Upin,
sepak bola), (Ipin, sepak bola), (Ipin, tenis)}. Himpunan P
merupakan relasi antara himpunan A dengan himpunan B dan
dapat ditulis sebagai P = {(x,y) | x gemar bermain y, dimana x
ϵ A dan y ϵ B}.
Contoh:
Diketahui C = {0, 1, 2} dan D = {4, 5, 6}.
Dari kedua himpunan C dan D kita dapat membuat relasi antara
anggota-anggotanya, contohnya relasi “empat kurangnya dari”.
Berarti terdapat sebagai berikut.
0 empat kurangnya dari 4
1 empat kurangnya dari 5
2 empat kurangnya dari 6

MATEMATIKA DASAR 68
Apabila kita perhatikan dari contoh di atas, suatu relasi dapat
dinyatakan dengan kata-kata, misalnya gemar bermain, empat
kurangnya dari, faktor dari, kelipatan dari, dan sebagainya.
Relasi juga dapat Digambar dengan diagram panah, anggota
himpunan digambarkan dalam kurva tertutup sederhana
dengan noktah-noktah dan anak panah berfungsi untuk
memasangkan anggota himpunan yang satu dengan anggota
himpunan yang lain. Dari uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa:

Suatu hubungan atau relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah


pemasangan anggota-anggota A dengan anggota-anggota B.

2. PERKALIAN CARTESIAN DAN RELASI

Misalkan A dan B adalah sembarang himpunan tidak kosong.


Perkalian Cartesian A × B adalah himpunan semua pasangan
terurut (x,y) dimana x ϵ A dan y ϵ B.

A × B = {(x,y) | untuk setiap x ϵ A dan y ϵ B}

Contoh:
Misalkan C = {2, 3, 4} dan D = {x, y}.
C × D = {(2,x), (2,y), (3,x), (3,y), (4,x), (4,y)}
D × C = {(x,2), (y,2), (x,3), (y,3), (x,4), (y,4)}
Banyaknya anggota himpunan hasil perkalian cartesian A× B
sama dengan hasil kali antara banyaknya anggota A dengan
banyaknya anggota B .

MATEMATIKA DASAR 69
n(A × B) = n(A ) × n(B)

Pada umumnya, A × B ≠ B × A . Akan tetapi n(A × B ) = n (B ×


A).
Sebuah relasi R yang memasangkan anggota himpunan A
kepada anggota himpunan B, ditulis R : A →B merupakan
sebuah himpunan bagian dari perkalian cartesian A × B, ditulis
R ⊆ A×B. Jika sebuah relasi R didefinisikan pada himpunan A,
ditulis R : A → A, maka R ⊆ A × A.
Contoh:
a. Misalkan C = {2, 3, 4} dan D = {x, y}.
C × D = {(2,x), (2,y), (3,x), (3,y), (4,x), (4,y)}
Sebuah relasi R1: C → D didefinisikan sebagai
R1 = {(2,y) , (3,x) , (4,x), (4,y)}.
Jelas bahwa R1 ⊆ C × D.
b. Relasi R2 : G → G didefinisikan pada himpunan G = {5, 7,
11}
sebagai R2 = {(x,y) |x < y, dimana x, y ϵ G}.
Relasi tersebut dapat dinyatakan sebagai R2 = {(5,7),(5,11),
(7,11)} dan jelas bahwa R2 ⊆ G × G.

3. PENYAJIAN RELASI

Suatu relasi (hubungan) dari himpunan A ke himpunan B adalah


pasangan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-
anggota himpunan B dengan aturan tertentu. Relasi antara dua

MATEMATIKA DASAR 70
himpunan dapat dinyatakan dengan tiga cara, yaitu diagram
panah, himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
Contoh:
Diketahui himpunan A = {2, 3, 4, 5,} dan himpunan B = {2, 4, 6,
8}. Relasi dari himpunan A ke himpunan B dinyatakan oleh
“faktor dari”.
Nyatakan relasi tersebut dalam bentuk diagram panah,
himpunan pasangan berurutan, dan diagram Cartesius.
a. Diagram panah
“Faktor dari”
A B
2 2
3 4
4 6
5 8

b. Himpunan pasangan berurutan


{(2, 2), (2, 4), (2, 6), (2, 8), (3, 6), (4, 4), (4, 8)}
c. Diagram Cartesius
A

5
4
3
2
1
B
0 1 2 3 4 5 6 7 8

MATEMATIKA DASAR 71
4. KOMPOSISI RELASI

Misalkan R relasi dari himpunan A ke himpunan B dan S relasi


dari himpunan B ke himpunan C. Didefinisikan relasi baru dari
himpunan A ke himpunan C, ditulis
R ∘ S yang beranggotakan semua pasangan terurut (a,c) yang
memenuhi (a,b) ϵ R dan (b,c) ϵ S, atau dapat dinyatakan
sebagai:

R ∘ S = {(a,c) | ∃ b ϵ B yang memenuhi (a,b) ϵ R dan (b,c) ϵ


S}
Contoh:
Misalkan A = {x,y,z}, B = {a,b,c,d}, C = {1,2,3,4,5}. R relasi dari
A ke B dan S relasi dari B ke C.
Misalkan R = {(x,a),(x,b),(y,b),(y,c),(y,d),(z,d)} dan
S = {(a,1),(a,3),(b,2),(b,3),(b,5),(d,3),(d,4)}maka
R ∘ S ={(x,1),(x,2),(x,3),(x,5),(y,2),(y,3),(y,5),(y,4),(z,3),(z,4)}.

MATEMATIKA DASAR 72
Gambar 5.2

5. RELASI INVERS

Setiap relasi R dari himpunan A kepada himpunan B memiliki


invers yang dinamakan R-1 dari himpunan B kepada himpunan
A, yang ditulis sebagai:

R-1 = {(y,x) | (x ,y) ϵ R}


Dengan kata lain, relasi invers R-1 dari R mengandung
pasangan-pasangan terurut yang bila dibalikkan akan
terkandung dalam relasi R.

MATEMATIKA DASAR 73
Contoh:
Misalkan A = {1, 2, 3}, B = {a, b} dan relasi R = {(1,a),(2,a),(2,b)
,(3,a)} merupakan relasi dari A pada B. Invers dari relasi R
adalah relasi R-1 = {(a,1) , (a,2) , (b,2) , (a,3)}.
Contoh:
Misalkan C = {a, b, c}, relasi R = {(a,b) , (a,c) , (c,c) , (c,b)}
merupakan relasi pada C. Invers dari relasi R adalah relasi R -1
= {(b,a) , (c,a) , (c,c) , (b,c)}.

6. SIFAT RELASI

a. Relasi Refleksif
Definisi:
Misalkan R sebuah relasi yang didefinisikan pada himpunan A.
Relasi R dikatakan bersifat refleksif jika untuk setiap a ϵ A
berlaku (a,a) ϵ R.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan suatu relasi R di dalam


himpunan A disebut bukan relasi refleksif jika dan hanya jika
∃aϵ A, dan (a,a) ∉ R.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}.
Pada A didefinisikan relasi R1 = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3),
(3,2)}. Relasi R1 tersebut bersifat refleksif.
Contoh:
Diketahui B = {2,4,5}.

MATEMATIKA DASAR 74
Pada B didefinisikan relasi R2 = {(x,y) | x kelipatan y, x, y ϵ B}.
Maka R2 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi R2 tersebut bersifat
refleksif.
Contoh:
Diketahui C = {2, 4,5}.
Pada C didefinisikan relasi R3 = {(x,y)| x + y < 10, x, y ϵ A}. Maka
R3 = {(2,2), (2,4), (2,5), (4,2), (4,4), (4,5), (5,2), (5,4)}. Relasi R3
tersebut tidak bersifat refleksif karena (5,5) ∉R3.

b. Relasi Simetris

Definisi:
Relasi R bersifat simetris jika untuk setiap (a,b) ϵ R berlaku
(b,a) ϵ R.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan suatu realasi R di dalam


himpunan A disebut bukan relasi simetris jika (a,b) ϵ R dan
(b,a) ∉ R.
Contoh:
Diketahui A = {1, 2, 3}. Pada A didefinisikan relasi R4 = {(1,1),
(1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}. Relasi R4 tersebut bersifat simetris.
Contoh:
Diketahui B = {2, 4, 5}. Pada B didefinisikan relasi R5 = {(x,y) |
x kelipatan y, x,y ϵ B} = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi R5
tersebut tidak bersifat simetris karena (4,2) ϵ R5 tetapi (2,4) ∉
R5.

MATEMATIKA DASAR 75
c. Relasi Transitif
Definisi:
Relasi R bersifat transitif, jika untuk setiap (a,b) ϵ R dan
(b,c) ϵR
berlaku (a,c) ϵ R.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan suatu relasi R di dalam
himpunan A disebut bukan relasi transitif jika (a,b) ϵ R dan (b,c)
ϵR tetapi (a,c) ∉ R.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}.
Pada A didefinisikan relasi R6 = {(1,1) , (1,2) , (2,2) , (2,1) , (3,3)}
Relasi R6 tersebut bersifat transitif.
Contoh:
Relasi R7 = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,3), (3,3), (3,2)} yang
didefinisikan pada himpunan A = {1, 2, 3 } tidak bersifat transitif,
karena terdapat (1,2) ϵ R7 dan (2,3) ϵ R7, tetapi (1,3) ∉ R7.

d. Relasi Anti simetris


Definisi:
Relasi R dikatakan bersifat antisimetris jika untuk setiap (a,b)
ϵ R dan (b,a) ϵ R berlaku a = b.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan suatu relasi R di dalam
himpunan A disebut bukan relasi anti simetris jika untuk setiap
(a,b) ϵ R dan (b,a) ϵ R berlaku a ≠ b.
Contoh:

MATEMATIKA DASAR 76
Himpunan B = {2,4,5} didefinisikan relasi R8 = {(x,y) | x kelipatan
y , x,y ϵ B}.
Dengan demikian R8 = {(2,2),(4,4),(5,5),(4,2)}.
Relasi R8 tersebut bersifat antisimetris.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}.
Pada A didefinisikan relasi R9 = {(1,1), (1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}
Relasi R9 tersebut tidak bersifat antisimetris karena terdapat
(1,2) ϵ R9 dan (2,1) ϵ R9, tetapi 1 ≠ 2.

e. Relasi Ekivalen
Definisi:
Relasi R disebut sebagai sebuah relasi ekivalen jika relasi
tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif.

Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}. Pada A didefinisikan relasi R1 = {(1,1),
(1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}. Relasi R1 tersebut bersifat refleksif,
simetris dan transitif. Oleh karena itu relasi R1 merupakan relasi
ekivalen.
Contoh:
Diketahui A = {0,2,4}, relasi R di dalam himpunan A dengan R1
= {(0,0), (2,2), (4,4)} berlaku syarat refleksif, simetris, dan
transitif. Oleh karena itu R1 merupakan relasi ekivalen.

Contoh:

MATEMATIKA DASAR 77
Diketahui B = {2,4,5}. Pada B didefinisikan relasi R2 = {(x,y) | x
kelipatan y, x,y ϵ B} maka R2 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}. Relasi
R2 tersebut tidak bersifat simetris, oleh karena itu relasi tersebut
bukan relasi ekivalen.

7. Partisi Himpunan

Pengertian partisi himpunan dapat dijelaskan melalui contoh


sebagai berikut.

Misalkan A = {1,2,3,4,...,10}, A1 = {1,2,3}, A2 = {4,5,6,7},


A3 = {8,9,10}.
Koleksi himpunan A = {A1, A2, A3} mempunyai dua sifat yaitu:
1. A1∪A2∪ A3 = A
2. A1∩A2 = ∅ , A1∩A3 = ∅ , A2∩ A3 = ∅ .
Koleksi himpunan tersebut disebut partisi A.
Contoh:
Diketahui N = {x | x bilangan asli}. N1 = {1,5,9,17,...},
N2 = {2,6,10,14,...}, N3 = {3,7,11,15,...), N4 = (4,8,12,16,...).
Apakah koleksi (N1, N2, N3, N4) partisi dari N.
Penyelesaian:
Koleksi {N1, N2, N3, N4} mempunyai sifat:
1. N1∪N2∪N3∪N4 = N
2. N1∩N2= ∅, N1∩N3 = ∅, N1∩N4 = ∅ .
N2∩N3 = ∅ , N2∩ N4 = ∅ , dan N3∩ N4 = ∅ .
Jadi, koleksi {N1,N2,N3,N4} merupakan partisi dari N.

MATEMATIKA DASAR 78
Contoh:
{{a,b},{c}} merupakan salah satu bentuk partisi terhadap
himpunan S={a,b,c}. Bentuk partisi yang lain dari himpunan S
tersebut ditunjukkan dalam diagram-diagram berikut.

Gambar.5.4 Bentuk-bentuk partisi pada himpunan S = {a,b,c}

Berdasarkan definisi tersebut, maka untuk menunjukkan


bahwa sebuah keluarga himpunan {A1, A2, A3, ... , An}
merupakan partisi dari himpunanA,maka harus dibuktikan
bahwa:

8. Relasi Pengurutan Sebagian

Definisi:
Relasi R disebut sebagai sebuah relasi pengurutan sebagian
(partial ordering),jika relasi tersebut bersifat refleksif, transitif,
dan antisimetris.

MATEMATIKA DASAR 79
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3}. Pada A didefinisikan relasi R3 = {(1,1),
(1,2), (2,2), (2,1), (3,3)}. Relasi R3 tersebut bersifat refleksif dan
transitif, tetapi tidak bersifat antisimetris. Oleh karena itu relasi
tersebut bukan merupakan relasi pengurutan sebagian.

Contoh:
Diketahui B = {2,4,5}. Pada B didefinisikan relasi R4 = {(x,y) | x
kelipatan y, x,y ϵ B} maka R4 = {(2,2), (4,4), (5,5), (4,2)}.
Relasi R4 tersebut bersifat refleksif, antisimetris dan transitif.
Oleh karena itu relasi tersebut merupakan relasi pengurutan
sebagian.

UJI PEMAHAMANMU

Kerjakan tugas berikut dengan baik!


1. Misalkan A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7} , B = {4, 5, 6, 7, 8, 9} dan relasi
R dari A ke B diberikan oleh R = {(1,5),(4,5),(1
,4),(4,6),(3,7),(7,6)}.
Carilah: Domain, range dan R-1.
2. Misalkan R suatu relasi pada himpunan bilangan asli N yang
didefinisikan oleh R = {(x,y) | x,y ϵN, x + 3y = 12}. Tentukan:
a. Tulis R dalam bentuk himpunan pasangan terurut.
b. Carilah domain, range, dan R-1.

3. Suatu relasi R yang didefinisikan sebagai “x pembagi y”dari


himpunan C = {2, 3, 4, 5} ke himpunan D= {3, 6, 7, 10}

MATEMATIKA DASAR 80
a. Tentukan R sebagai himpunan pasangan terurut.
b. Gambar R pada diagram koordinat C x D.
c. Tentukan relasi invers R-1.

4. Suatu relasi R dari himpunan A ={1, 2, 3, 4} ke himpunan B


={1, 3, 5}, yang didefinisikan oleh "x lebih kecil dari y"
a. Tulis R sebagai himpunan pasangan terurut.
b. Gambarkan R pada diagram koordinat A x B
c. Tentukan relasi invers R-1

5. Masing-masing kalimat terbuka berikut mendefinisikan suatu


relasi R data bilangan-bilangan asli N. Nyatakan apakah
masing-masingnya adalah suatu relasi refleksif atau tidak,
berikan alasannya.
a. lebih kecil atau sama dengan y.
b. y habis dibagi oleh x
c. z + y = 10
d. x dan y secara relatif bilangan prima.
6. Misalkan R suatu relasi yang didefinisikan sebagai relasi “≤”
pada himpunan N = {1, 2, 3, .....} yaitu (a, b) ϵ R jika dan hanya
jika a ≤b. Tentukan apakah R:
(a) refleksif, (b) simetris, (c) transitif, ataukah (d) ekivalensi.

7. Misalkan R adalah relasi pada himpunan A = {2, 4, 8, 32}


dimana x R y menyatakan bahwa "x membagi y" untuk setiap
x,y ϵ A.
a. Tulis R sebagai pasangan terurut.
b. Selidiki apakah R mempunyai sifat refleksif, simetris dan
transitif.

MATEMATIKA DASAR 81
8. Misalkan W = {1, 2, 3, 4}. Perhatikan relasi-relasi R1, R2, dan
R3 pada W berikut.
R1= {(1, 2), (4, 3), (2, 2), (2, 1), (3, 1)}
R2= {(2, 2), (2, 3), (3, 2)}
R3={(1, 3)}
Tentukan relasi mana yang (a) Simetris, (b) Transitif.

9. Suatu relasi R = {(1,1), (2, 3), (3, 2)} pada X = {1, 2, 3}.
Tentukan apakah R mempunyai sifat (a) refleksif (b) Simetris,
ataukah (c) transitif.

10. Misalkan R adalah relasi dalam bilangan-bilangan asli N = {1,


2, 3, ...} yang didefinisikan oleh kalimat terbuka “2x + y = 10”,
yaitu R ={(x, y) | xϵN, y ϵ N, 2x + y = 10}. Carilah: (1) domain
dari R, (2) range dari R, (3) R-1.

11. Misalkan E = {1 , 2, 3}.


Pandang relasi-relasi berikut dalam E.
R1= {(1, 2),(3, 2),(2, 2),(2, 3)}
R2= {(1, 2),(2, 3),(1, 3)}
R3= {(1, 1), (2, 2), (2, 3), (3, 2), (3, 3)}
R4= {(1, 2)}
R5 = E x E
Nyatakan apakah masing-masing relasi berikut adalah
refleksif atau tidak.

MATEMATIKA DASAR 82
12. Misalkan V = {1, 2, 3, 4) dan relasi R pada V yang didefinisikan
sebagai R= {(1,2), (3, 4), (2, 1), (3, 3)}. Apakah R simetris?
13. Bilamana suatu relasi R dalam himpunan A tidak anti-
simetris?
14. Misalkan E = {1, 2,3}. Berikan sebuah contoh dari suatu relasi
R dalam E di mana R tidaklah simetris dan anti-simetris.
15. Misalkan himpunan W = {1, 2, 3, 4} dan relasi R = {(1, 2), (4,
3), (2, 2), (2, 1), (3, 1)}. Apakah R transitif?

B. FUNGSI
1. PENGERTIAN FUNGSI
Fungsi merupakan salah satu konsep penting dalam
matematika. Setelah mengenali fungsi atau hubungan
fungsional antar unsur-unsur matematika, kita bisa lebih mudah
memahami suatu permasalahan dan menyelesaikannya. Oleh
karena itu, memahami fungsi merupakan hal yang sangat
diharapkan dalam belajar matematika.Untuk memahami
pengertian fungsi, perhatikan diagram panah berikut.

A B
Golongan Darah

Alfha . .A
Danis. . AB
Desi . . B
Hestin..
. O
Gambar 5.5

MATEMATIKA DASAR 83
Diagram panah di atas menyatakan hubungan golongan
darahnya dari himpunan A ke himpunan B, dengan A = {Alfha,
Danis, Desi, Hestin} dan B = {A, AB, B, O} yang merupakan
golongan darah.
Setiap anak hanya mempunyai satu golongan darah sehingga
dapat dikatakan setiap anggota A dipasangkan dengan tepat
satu satu anggota B. Relasi yang mempunyai sifat seperti ini
disebut pemetaan atau fungsi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu aturan


yang menghubungkan setiap unsur a 𝜖 A dengan tepat satu unsur b
𝜖 B.

Misalkan f adalah fungsi dari A ke dalam B, maka dapat


ditulis f: A→B dibaca "f adalah fungsi dari A ke dalam B".
Himpunan A disebut daerah asal atau ranah atau domain dari
fungsi f. Himpunan B disebut daerah kawan atau ko ranah atau
codomain dari fungsi f.
Jika x 𝜖 A maka bayangan dari x oleh fungsi f dinyatakan
dengan f(x) dan dibaca "fx". Jika f: x→y dengan x 𝜖 A dan y 𝜖 B
maka y disebut bayangan dari x oleh fungsi dan dapat ditulis y
= f(x).
Contoh:

a 1 a 1 a 1 a 1
b 2 b 2 b 2 b 2
c 3 c 3 c 3 c 3
d 4 d 4 d 4 d 4
(i) (ii) (iii) (iv)

Gambar. 5.4

MATEMATIKA DASAR 84
Gambar (i) bukan pemetaan karena ada anggota A, yaitu d
memiliki lebih dari pasangan di B.
Gambar (ii) pemetaan karena masing-masing anggota A
memiliki tepat satu pasangan di B.
Gambar (iii) bukan pemetaan karena ada anggota A yaitu b
tidak memiliki pasangan di B.
Gambar (iv) pemetaan, karena masing-masing anggota A
memiliki tepat satu pasangan di B.
Contoh:
Diketahui A = {1,2,3,4} dan B = {3,4,5,6,7}. f: A→B adalah
fungsi dari A ke dalam B yang didefinisikan dengan f:
x→(2x+1). Tentukan bayangan dari 1,2, dan 3 oleh fungsi f.
Penyelesaian:
Bayangan dari 1 oleh fungsi f adalah f (1) = 2(1)+1=3
Bayangan dari 2 oleh fungsi f adalah f (2) = 2(2)+1=5
Bayangan dari 3 oleh fungsi f adalah f (3) = 2(3)+1=7
Secara umum bayangan dari a oleh fungsi f adalah f (a) =
2(a)+1.

2. CARA MENYATAKAN FUNGSI

Fungsi dapat dinyatakan dengan dua cara, yaitu notasi fungsi


dan himpunan.
a. Cara Notasi Fungsi
Fungsi tersebut disajikan dengan cara menyatakan
aturan yang menentukan relasi antara angggota-anggota
daerah asal dengan anggota-anggota daerah kawannya.

MATEMATIKA DASAR 85
Contoh:
f: R → R dimana f(x) = x2
R = himpunan semua bilangan riil.

b. Cara Himpunan
Fungsi f dari A ke B dapat dipandang sebagai himpunan
bagian (khusus) dari A x B. Fungsif : R → R dimana f(x) =
x2 dapat juga disajikan sebagai suatu himpunan, yaitu
himpunan bagian dari R x R:
f = {(x,y) x R, y  R, y = x2}

Fungsi f :A → B yang digambarkan dengan diagram panah


pada contoh diatas dapat juga disajikan sebagai berikut.

f = {(1,7),(2,7),(3,9),(4,10),(5,10)}

Jika f merupakan fungsi yang memasangkan kepada


setiap anggota A tepatsatu anggota B atau ditulisf : A →
B, maka A disebut sebagai domain dan B disebut
sebagai co-domain. Jika f(x) = y , maka y disebut image
dari x di bawah f dan x disebut preimagedari y .
Contoh:
Relasi R1 didefinisikan pada himpunan A={3,4,5} sebagai
R1 = {(3,4),(4,4), (5,3)}.
Himpunan A = {3, 4, 5} merupakan domain dan co-
domain dari fungsi R1 . Daerah hasil (range) dari f : A →

MATEMATIKA DASAR 86
Badalah himpunan image dari semua anggota A di
bawah fungsi f.

3. JENIS-JENIS FUNGSI
a. Fungsi Injektif, Surjektif, dan Bijektif
Suatu fungsi dari himpunan A ke himpunan B dikatakan satu-
satu jika setiap elemen di B memiliki paling banyak satu elemen
dari A yang dipetakan kepadanya dan onto jika setiap elemen
di B memiliki paling sedikit satu elemen dari A yang dipetakan
kepadanya. Dengan demikian teknis untuk menunjukkan kedua
predikat fungsi tersebut sebagai berikut.

Untuk menunjukkan f adalah satu-satu, harus ditunjukkan


bahwa (f(x) = f (y))  (x = y)

Untuk menunjukkan f adalah onto, harus ditunjukkan bahwa


bB, a A, f (a) = b.

Fungsi yang sekaligus merupakan fungsi satu-satu (injektif) dan


onto (surjektif) disebut korespondensi satu-satu (bijektif).

MATEMATIKA DASAR 87
Perhatikan ilustrasi berikut.

Gambar 5.6 Jenis-Jenis fungsi


Dalam ilustrasi di atas, diagram (i) menunjukkan fungsi yang
satu-satu tetapi tidak onto, diagram (ii) menunjukkan fungsi
yang onto tetapi tidak satu-satu, dandiagram (iii) menunjukkan
fungsi yang satu-satu dan onto (korespondensi satu-satu).
Untuk himpunan A dan B yang berhingga, maka ada suatu
implikasi yangmenarik antara jenis fungsi yang memetakan A
ke B dengan relasi bilangan kardinal kedua himpunan:
1) Jika f: A→ B satu-satu, maka n ( A)  n (B).
2) Jika f: A→ B onto, maka n ( A)  n (B).
3) Jika f: A→ B korespondensi satu-satu, maka n ( A) = n
(B).

b. Fungsi Konstan (Fungsi Tetap)


Suatu fungsi f : A → B ditentukan dengan rumus f(x)disebut
fungsi konstan apabila untuk setiap anggota domain fungsi
selalu berlaku f(x)= C, di mana C bilangan konstan.

MATEMATIKA DASAR 88
Contoh:
Diketahui f : R → R dengan rumus f(x) = 3 dengan domain: {x |
–3 ≤ x< 2}. Sketsalah grafik fungsi tersebut.

c. Fungsi Linear
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi linear apabila fungsi itu
ditentukan oleh f(x) = ax + b, di mana a ≠ 0, a dan b bilangan
konstan dan grafiknya berupa garis lurus.
Contoh:
Diketahui f(x) = 2x + 3, Sketsalah grafik fungsi tersebut.

MATEMATIKA DASAR 89
d. Fungsi Kuadrat
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi kuadrat apabila fungsi itu
ditentukan oleh f(x) = ax2 + bx + c, di mana a ≠ 0 dan a, b, dan
c bilangan konstan dan grafiknya berupa parabola.

MATEMATIKA DASAR 90
Contoh:
Fungsi f ditentukan oleh f(x) = x2 + 2x – 3, gambar grafiknya.

e. Fungsi Identitas
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi identitas apabila setiap anggota
domain fungsi berlaku f(x) = x atau setiap anggota domain
fungsi dipetakan pada dirinya sendiri. Grafik fungsi identitas
berupa garis lurus yang melalui titik asal dan semua titik absis
maupun ordinatnya sama. Fungsi identitas ditentukan oleh f(x)
= x.
Fungsi pada R didefinisikan sebagai f(x) = x untuk setiap x.
1) Carilah f(-2), f(0), f(1), f(3).
2) Gambarlah grafiknya.

MATEMATIKA DASAR 91
Penyelesaian:
1) Nilai f(-2), f(0), f(1), dan f(3).
f(x) = x
f(-2) = -2
f(0) = 0
f(1) = -1
f(3) = 3
2) Gambar grafik.

f. Fungsi Tangga (bertingkat)


Suatu fungsi f(x) disebut fungsi tangga apabila grafik fungsi
f(x)berbentuk interval-interval yang sejajar.

MATEMATIKA DASAR 92
Contoh:
Diketahui fungsi:

Tentukan interval dari:


a. f(–2)
b. f(0)
c. f(3)
d. f(5)
e. gambar grafiknya
Penyelesaian:
a. f(-2) = -1
b. f(0) = 0
c. f(3) = 2
d. f(5) = 3
e. Gambar grafik

MATEMATIKA DASAR 93
g. Fungsi Modulus
Suatu fungsi f(x) disebut fungsi modulus (mutlak) apabila fungsi
ini memetakan setiap bilangan real pada domain fungsi ke unsur
harga mutlaknya. f : x → | x | atau
f : x → | ax + b |.
f(x) = | x | artinya:

Gambar grafiknya


4. OPERASI PADA FUNGSI

Fungsi bukanlah bilangan, tetapi seperti halnya dua bilangan a


dan b, maka kita dapat menjumlahkan, mengurangkan,
mengalikan, membagi, dan memangkatkan fungsi. Operasi-operasi
jumlah, kurang, kali, bagi, pangkat pada fungsi f dan g

MATEMATIKA DASAR 94
diperkenalkan dengan cara analog dengan operasi serupa pada
bilangan.
a. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan suatu Fungsi
(f+ g)(x) = f (x) + g(x)
(f− g)(x) = f (x) − g(x)

b. Operasi Perkalian dan Pembagian suatu Fungsi


( fg)(x) = f (x)g(x)
𝑓 𝑓 (𝑥)
[𝑔] (𝑥) = 𝑔 (𝑥)
, asalkan g(x)  0

Kita juga bisa memangkatkan suatu fungsi, dengan 𝑓 𝑛 dimaksudkan


sebagai fungsi yang menetapkan nilai [𝑓(𝑥)]𝑛 pada x. Satu-satunya
pengecualian pada aturan pemangkatan ini untuk n dalam 𝑓 𝑛
adalah n = -1.
Contoh:
Misalkan f dan g sebagai berikut:

x−5
f ( x) = dan g ( x) = x
2

Penyelesaian:

x −5
( f + g )( x) = f ( x) + g ( x) = + x
2

x −5
( f − g )( x) = f ( x) − g ( x) = − x
2

MATEMATIKA DASAR 95
x−5
( f  g )( x) = f ( x)  g ( x) = x
2

f f ( x) x − 5
 ( x) = =
g g ( x) 2 x

5. MEMBUAT SKETSA GRAFIK FUNGSI

Grafik fungsi f adalah himpunan pasangan berurutan


Keterhubungan yang teratur dari semua pasangan berurutan
pada fungsi disebut grafik fungsi. Grafik fungsi bisa berupa garis
lurus atau parabola.

Contoh:
Suatu fungsi ditentukan dengan rumus f (x) = 2x – 1 dari
himpunan {0, 1, 2, 3}.
a. Buatlah tabel untuk fungsi tersebut ke himpunan
bilangan bulat dan tentukan himpunan pasangan
berurutannya.
b. Gambarlah grafik fungsi f itu.

MATEMATIKA DASAR 96
Jawab:
a.
X 0 1 2 3
2x – 1 -1 1 3 5
Pasangan (0, -1) (1, 1) (2, 3) (3, 5)
berurutan
Himpunan pasangan berurutan:
{(0, -1), (1, 1), (2, 3), (3, 5)}

b. Grafik
y

1
x
-2 -1 0 1 2 3 4

-1

Contoh:

Lukislah grafik fungsi f(x) = x2 – 4x + 4, {0 <x< 4} x bilangan


real.

MATEMATIKA DASAR 97
Jawab:
Tabel:
x 0 1 2 3 4

f(x) 4 1 0 1 4

Grafik:
y

5
4
3
2
1
x
0 1 2 3 4

6. PEMANFAATAN FUNGSI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-


HARI

Konsep fungsi terdapat hampir dalam setiap cabang


matematika sehingga merupakan suatu yang sangat penting
artinya dan banyak sekali kegunaannya. Akan tetapi pengertian
dalam matematika agak berbeda dengan pengertian dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam pengertian sehari-hari, fungs adalah
guna atau manfaat. Kata fungsi dalam matematika sebagaimana
diperkenalkan oleh Leibniz (1646-1716) digunakan untuk
menyatakan suatu hubungan atau kaitan yang khas antara dua
himpunan.

MATEMATIKA DASAR 98
Galileo Galilei (1564-1642) merupakan salah satu
astronom terkenal dari Italia yang dikenal luas dengan
penemuannya tentang hubungan yang sangat teratur
antara tinggi suatu benda yang dijatuhkan dengan waktu
tempuhnya menuju tanah, sebagaimana ditunjukkan
dengan tabel berikut.
Waktu t (dalam 0 1 2 3 4 …
detik)
Jarak d (dalam 0 16 64 144 256 …
kaki)

Tabel di atas menunjukkan bahwa jarak yang ditempuh d


(dalam kaki) merupakan fungsi dari waktu (dalam menit)
dengan rumus d = (4t)2. Dengan rumus fungsi itu, nilai dari
suatu peubah akan dapat ditentukan jika nilai dari peubah
yang satunya diketahui.
Fungsi juga memiliki banyak aplikasi dalam kehidupan
sehari- hari. Pada bidang Fisika, kecepatan dari suatu benda
yang bergerak dinyatakan dalam fungsi jarak terhadap waktu,
atau lintasan dari bola yang dilambungkan dapat dinyatakan
sebagai fungsi ketinggian bola terhadap jarak. Pada bidang
kedokteran, kondisi kesehatan jantung seseorang dapat
dipantau melalui grafik fungsi jumlah detak jantung terhadap
satuan waktu. Pada bidang kependudukan, misalnya,
pertumbuhan penduduk dinyatakan dalam fungsi jumlah
penduduk terhadap waktu. Penambahan atau pengurangan

MATEMATIKA DASAR 99
jumlah penduduk di suatu daerah dapat dilihat dengan jelas
dalam grafik fungsi. Pada bidang ekonomi memanfaatkan fungsi
dalam mengekspresikan kajiannya. Analisis permintaan dan
penawaran suatu produk, fluktuasi nilai tukar rupiah dan indeks
harga saham, semuanya dinyatakan dalam suatu fungsi.
Melalui grafik fungsi ini dapat dilihat kondisi masing-masing
obyek kajian tersebut dari waktu ke waktu.
Contoh:
Sebidang tanah dengan harga perolehan Rp. 50.000.000,00
diperkirakan mengalami tingkat kenaikan konstan Rp.
200.000,00 per tahun dalam kurun waktu 5 tahun. Tentukan
persamaan garis harga tanah tersebut dan nilai tanah setelah
5 tahun.
Penyelesaian :
Misalkan x (tahun) sebagai kurun waktu dan y (Rp) sebagai
nilai harga. Dari data diketahui bahwa:
y = Rp. 50.000.000,00.
Jika x = 0.
Gradien = m = Rp. 200.000,00 (karena tiap tahun bertambah
Rp. 200.000,00), dengan demikian diperoleh persamaan
garis harga:
y = mx + b
y = 200.000x + 50.000.000
Lima tahun sejak perolehan, nilai tanah dapat diperoleh
dengan

MATEMATIKA DASAR 100


y = 200.000×5 + 50.000.000
= 1.000.000 + 50.000.000
= Rp. 51.000.000,00
Jadi, nilai tanah setelah 5 tahun adalah Rp. 51.000.000,00.

7. PENGGUNAAN KONSEP FUNGSI DALAM


PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SD

Konsep- konsep fungsi juga dipergunakan secara praktis dalam


mendukung pencapaian kompetensi mata pelajaran
matematika di SD. Konsep fungsi dalam kaitannya dengan
suatu himpunan bilangan yang diajarkan pada siswa SD lebih
difokuskan pada operasi hitung bilangan yang memetakan
setiap pasang bilangan dengan sebuah bilangan pada
himpunan tersebut.
Bilangan merupakan salah satu konsep materi matematika
yang diajarkan pada pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Salah satu kompetensi dasar dalam konsep materi bilangan
adalah melakukan operasi hitung bilangan dalam memecahkan
masalah. Sebelum memulai pembahasan tentang operasi
hitung bilangan, Pada kelas awal guru harus mengenalkan
konsep bilangan dan lambangnya. Bilangan juga merupakan
sebuah konsep abstrak tentang sifat suatu himpunan yang
terkait dengan banyaknya elemennya. Misalnya:

MATEMATIKA DASAR 101


Ilustrasi himpunan dan fungsi secara bersama-sama seringkali
dipergunakan untuk menjelaskan konsep bilangan, yakni
dengan memetakan suatu himpunan ke sebuah bilangan yang
menyatakan banyaknya elemen dalam himpunan tersebut,
karena ilustrasi semacam inilah yang paling dekat dengan
penjelasan hakekat bilangan.

MATEMATIKA DASAR 102


UJI PEMAHAMANMU
Kerjakan soal berikut dengan tepat!
1. Suatu fungsi didefinisikan dengan rumus f(x) = ax + b. Jika f(0) = 2
dan f(-3) = 23 maka tentukan:
a. nilai a dan b.
b. bentuk fungsinya.
2. Lukislah grafik fungsi f(x) = x2 – 3x + 2, {0 < x < 4} x bilangan real.
3. Jumlah dua buah bilangan sama dengan 20. Jika hasil kali kedua
bilangan itu sama dengan 75, tentukan bilangan-bilangan tersebut
dan penafsiran solusi masalahnya.

RANGKUMAN
1. Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah
pemasangan anggota-anggota A dengan anggota-
anggota B.
2. Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan tiga
cara, yaitu diagram panah, himpunan pasangan berurutan,
dan diagram Cartesius.
3. Suatu fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah
suatu aturan yang menghubungkan setiap unsur a 𝜖 A
dengan tepat satu unsur b 𝜖 B.
4. Fungsi dapat dinyatakan dengan notasi fungsi dan
himpunan.

MATEMATIKA DASAR 103


UJI KEMAMPUANMU
Kerjakan tugas berikut dengan benar!

1. Tentukan mana yang merupakan fungsi dan mana yang


merupakan relasi dari soal-soal berikut.
a. {(1,2), (2,3), (3,4)}
b. {(1,2), (1,3), (2,4)}
c. {(x,y) | y = 2x + 4}
d. {(x,y) | x + y2 = 1}
2. Suatu relasi dari A ke B dinyatakan dengan himpunan pasangan
berurutan {(6, 3), (8, 4), (10, 5)}
a. Nyatakan relasi yang mungkin dari himpunan A ke B.
b. Sebutkan anggota-anggota himpunan A.
c. Sebutkan anggota-anggota himpunan B.
d. Gambarlah diagram panah relasi tersebut.
e. Gambarlah diagram koordinatnya.

3. Diketahui himpunan C = {2, 3, 4, 5, 6, 7} dan D = {s, t}. Suatu


relasi dari himpunan C ke himpunan D mengawankan setiap
bilangan prima anggota C dengan s anggota D dan setiap
bilangan genap anggota C dengan t anggota D.
a. Tunjukkan relasi itu dengan diagram panah.
b. Apakah relasi itu suatu pemetaan? Mengapa demikian?

4. Gambarkan fungsi-fungsi berikut dalam koordinat Cartesius.


a. 2x – y = 1
b. f(x) = x – 2

MATEMATIKA DASAR 104


c. 5 – 2x = y
d. f(x) = 0,5 + 3x

5. Fungsi-fungsi berikut didefinisikan pada himpunan bilangan riil R.


Tentukan fungsi yang merupakan fungsi satu-satu, fungsi pada atau
fungsi bijektif.
a. f(x) = x
b. f(x) = x2
c. f(x) = x3
6. Suatu fungsi f: R→R ditentukan oleh f(x) =x2 + 2.
a. Tentukan f(-1), f(a), dan f(1).
b. Tentukan a jika f(a) = 27
c. Anggota manakah dari daerah asal yang mempunyai peta 18?

7. Diketahui f: A→R adalah fungsi dari A ke R yang ditentukan oleh


f(x) = x2 – 2x – 3. Jika R = himpunan bilangan real, A = {x|-2 ≤ x ≤
4, xR}.
a. Tentukan range dari fungsi f(x).
b. Apakah fungsi tersebut merupakan fungsi bijektif?
Mengapa?
8. Lukislah grafik fungsi f(x) = 2x2 – x + 1, {0 < x < 4} x bilangan real.

9. Lukislah grafik fungsi f(x) = 2x – 4 dengan 0 <x< 5.

MATEMATIKA DASAR 105


10. Suatu persegi panjang memiliki ukuran (4x + 1) cm × (x + 2) cm.
Tentukan:
a. rumus fungsi luas persegi panjang dalam x;
b. luas persegi panjang jika x = 5.

Tanpa matematika, tidak ada yang dapat


Anda lakukan. Segala sesuatu di sekitar
Anda adalah matematika. Segala sesuatu di
sekitar Anda adalah nomor.
(Shakuntala Devi)

MATEMATIKA DASAR 106

Anda mungkin juga menyukai